Anda di halaman 1dari 5

Model Pembelajaranku

Menyajikan beberapa model


pembelajaran untuk diaplikasikan

SINTAK MODEL DISCOVERY LEARNING


Posted on 20 Februari 2016

Pengertian Model Discovery Learning


Model discovery learning merupakan komponen dari praktik pendidikan yang meliputi metode
mengajar yang memajukan cara belajar aktif, berorientasi pada proses, mengarahkan sendiri, mencari
sendiri, dan reflektif.

Menurut Suwangsih dan Tiurlina model discovery learning adalah metode/model mengajar yang
mengatur pengajaran sedemikian rupa sehingga anak memperoleh pengetahuan yang sebelumnya
belum diketahuinya itu tidak melalui pemberitahuan; sebagian atau seluruhnya ditemukan sendiri.

Seorang siswa sedang mengamati – Model Pembelajaran Discovery

Selain itu, menurut Bruner dalam Winataputra, belajar bermakna hanya dapat terjadi melalui belajar
penemuan (discovery learning). Agar belajar menjadi bermakna dan memiliki struktur informasi yang
kuat,
Privasi siswa
& Cookie:harus aktif mengidentifikasi
Situs ini menggunakan prinsip-prinsip
cookie. Dengan melanjutkan kunci
menggunakan situs yang
web ini, Andaditemukannya
setuju dengan sendiri, bukan hanya
Tutup dan terima
penggunaan mereka.
sekedar menerima penjelasan dari guru saja.
Untuk mengetahui lebih lanjut, termasuk cara mengontrol cookie, lihat di sini: Kebijakan Cookie
REPORT THIS AD

Bruner yakin bahwa belajar penemuan (discovery learning) adalah proses belajar di mana guru harus
menciptakan situasi belajar yang problematik, menstimulus siswa dengan pertanyaan-pertanyaan,
mendorong siswa mencari jawaban sendiri, dan melakukan eksperimen.

Bentuk lain dari belajar penemuan (discovery learning) adalah guru menyajikan contoh-contoh dan
siswa bekerja dengan contoh tersebut sampai dapat menemukan sendiri hubungan antarkonsep.

J. Richard dalam Roestiyah, berpendapat bahwa discovery learning ialah suatu cara mengajar yang
melibatkan siswa dalam proses kegiatan mental melalui tukar pendapat, dengan diskusi, seminar,
membaca sendiri dan mencoba sendiri, agar anak dapat belajar sendiri.

Suryosubroto menyatakan bahwa model discovery learning diartikan sebagai suatu prosedur mengajar
yang mementingkan pengajaran, perseorangan, manipulasi objek dan lain-lain percobaan, sebelum
sampai pada generalisasi. Sebelum siswa sadar akan pengertian, guru tidak menjelaskan dengan kata-
kata.

Penggunaan metode discovery dalam proses belajar mengajar, memperkenankan siswa-siswanya


menemukan sendiri informasi yang secara tradisional biasa diberitahukan atau diceramahkan saja.

Sementara itu, Sani menyatakan bahwa, model discovery learning adalah menemukan konsep melalui
serangkaian data atau informasi yang diperoleh melalui pengamatan atau percobaan. Pembelajaran
discovery merupakan metode pembelajaran kognitif yang menuntut guru untuk lebih kreatif
menciptakan situasi yang dapat membuat peserta didik belajar aktif menemukan pengetahuan sendiri.

Berdasarkan pendapat para ahli tersebut, penulis menyimpulkan bahwa model discovery learning
merupakan proses belajar dimana siswa berperan aktif untuk menemukan informasi dan memperoleh
pengetahuannya sendiri dengan pengamatan atau diskusi dalam rangka mendapatkan pembelajaran
yang lebih bermakna.

Baca artikel ini juga >>>>  Model Pembelajaran

Jenis-jenis Metode/Model Discovery Learning


Proses pembelajaran atau proses belajar mengajar menggunakan model discovery learning dapat
melibatkan bimbingan guru secara penuh maupun tidak. Menurut Sapriati ada dua macam atau jenis
pembelajaran penemuan, yaitu pembelajaran penemuan murni (free discovery) danpem belajaran
Privasi & Cookie: Situs ini menggunakan cookie. Dengan melanjutkan menggunakan situs web ini, Anda setuju dengan
penemuan terarah atau penemuan terbimbing (guided discovery). Tutup dan terima
penggunaan mereka.
Untuk mengetahui lebih lanjut, termasuk cara mengontrol cookie, lihat di sini: Kebijakan Cookie
Pembelajaran penemuan murni (free discovery) merupakan pembelajaran penemuan tanpa adanya
petunjuk atau arahan. Sedangkan pembelajaran penemuan terarah/terbimbing (guided discovery)
merupakan pembelajaran yang membutuhkan peran guru sebagai fasilitator dalam proses
pembelajarannya.

Baca artikel ini juga >>>>  Model Pembelajaran jigsaw

Demikian juga menurut Suwangsih dan Tiurlina,metode penemuan


atau pengajaran penemuan dibagi menjadi dua jenis, yaitu:
(1) penemuan murni, pada pembelajaran dengan penemuan murni pembelajaran
terpusat pada siswa dan tidak terpusat pada guru, kegiatan penemuan ini hampir tidak
mendapatkan bimbingan guru; dan

(2) penemuan terbimbing, pada pengajaran dengan penemuan terbimbing guru


mengarahkan tentang materi pelajaran, berupa; petunjuk, arahan, pertanyaan atau
dialog, sehingga diharapkan siswa dapat menyimpulkan (menggeneralisasikan) sesuai
dengan rancangan guru.

Baca juga artikel ini >>> model pembelajaran nht

Tujuan Penggunaan Model Discovery Learning


Bell dalam Ratumanan (1978) mengemukakan beberapa tujuan spesifik dari model
discovery learning, yakni sebagai berikut:

a. Dalam penemuan siswa memiliki kesempatan untuk terlibat secara aktif dalam pembelajaran.
Kenyataan menunjukan bahwa partisipasi banyak siswa dalam pembelajaran meningkat ketika
penemuan digunakan.

b. Melalui pembelajaran dengan penemuan, siswa belajar menemukan pola dalam situasi konkrit
maupun abstrak, juga siswa banyak meramalkan (extrapolate) informasi tambahan yang diberikan.

c. Siswa juga belajar merumuskan strategi tanya jawab yang tidak rancu dan menggunakan tanya jawab
untuk memperoleh informasi yang bermanfaat dalam menemukan.

d. Pembelajaran dengan penemuan membantu siswa membentuk cara kerja bersama yang efektif, saling
membagi informasi, serta mendengar dan mneggunakan ide-ide orang lain.

e. Terdapat beberapa fakta yang menunjukan bahwa keterampilan keterampilan, konsep-konsep dan
prinsip-prinsip yang dipelajari melalui penemuan lebih bermakna.

f. Keterampilan yang dipelajari dalam situasi belajar penemuan dalam beberapa kasus, lebih mudah
ditransfer untuk aktifitas baru dan diaplikasikan dalam situasi belajar yang baru.

Baca artikel ini juga >>>>  Model Pembelajaran scramble

Karakteristik Model Discovery Learning


Privasi & Cookie: Situs ini menggunakan cookie. Dengan melanjutkan menggunakan situs web ini, Anda setuju dengan
Ciri utama
penggunaan Model Discovery Learning belajar menemukan yaitu:
mereka.
Tutup dan terima
Untuk mengetahui lebih lanjut, termasuk cara mengontrol cookie, lihat di sini: Kebijakan Cookie
(1) mengeksplorasi dan memecahkan masalah untuk menciptakan, menggabungkan dan
menggeneralisasi pengetahuan;

(2) berpusat pada siswa;

(3) kegiatan untuk menggabungkan pengetahuan baru dan pengetahuan yang sudah ada.

Baca juga artikel ini >>> model pembelajaran CIRC

Sintak atau Langkah – langkah Model Discovery Learning Menurut


Mulyatiningsih
1. Menjelaskan tujuan pembelajaran.
2. Membagi petunujuk praktikum / eksperimen.
3. Peserta didik melaksanakan eksperimen dibawah pengawasan guru.
4. Guru menunjukkan gejala yang diamati.
5. Peserta didik menyimpulkan hasil eksperimen.

Menurut Roestiyah Kelebihan model discovery learning ada 7 yaitu :


1. Teknik ini mampu membantu siswa untuk mengembangkan, memperbanyak
kesiapan,serta penguasaan keterampilan dalam proses kognitif/pengenalan siswa.

2. Siswa memperoleh pengetahuan yang bersifat sangat pribadi / individual sehingga


dapat kokoh / mendalam tertinggal dalam jiwa siswa tersebut.

3. Dapat membangkitkan kegairahan belajar siswa.

4. Teknik ini mampu memberikan kesempatan kepada siswa untuk berkembang dan
maju sesuai dengan kemampuannya masing-masing.

5. Mampu mengarahkan cara siswa belajar, sehingga lebih memiliki motivasi yang kuat
untuk belajar lebih giat.

6. Membantu siswa untuk memperkuat dan menambah kepercayaan pada diri sendiri
dengan proses penemuan sendiri.

7. Strategi itu berpusat pada siswa tidak pada guru.Guru hanya sebagai teman belajar
saja: membantu bila diperlukan.

Menurut Roestiyah Kelemahan model discovery learning ada 7 yaitu :


1. Pada siswa harus ada kesiapan dan kematangan mental untuk cara belajar ini. Siswa
harus berani dan berkeinginan untuk mengetahui sekitarnya dengan baik.
Privasi & Cookie: Situs ini menggunakan cookie. Dengan melanjutkan menggunakan situs web ini, Anda setuju dengan
Tutup dan terima
penggunaan mereka.
2. Bila kelas terlalu besar penggunaan teknik ini akan kurang berhasil.
Untuk mengetahui lebih lanjut, termasuk cara mengontrol cookie, lihat di sini: Kebijakan Cookie
3. Bagi guru dan siswa yang sudah biasa dengan perencanaan dan pengajaran tradisional
mungkin akan sangat kecewa bila diganti dengan teknik penemuan.

4. Dengan teknik ini ada yang berpendapat bahwa proses mental ini terlalu
mementingkan proses pengertian saja, kurang memperhatikan
perkembangan/pembentukan sikap dan keterampilan bagi siswa

5. Teknik ini mungkin tidak memberikan kesempatan untuk berpikir secara kreatif.
Iklan

REPORT THIS AD REPORT THIS AD

Bagikan ini:

 Twitter  Facebook

Suka

Jadilah yang pertama menyukai ini.

Terkait

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM LANGKAH-LANGKAH MODEL


JIGSAW SOLVING PEMBELAJARAN SCRAMBLE
dalam "Model Pembelajaran" dalam "Model Pembelajaran" dalam "Model Pembelajaran"

Pos ini dipublikasikan di Model Pembelajaran dan tag Model Pembelajaran. Tandai permalink.

3 Balasan ke SINTAK MODEL DISCOVERY LEARNING

Ping balik: PENGERTIAN, SINTAK, KELEBIHAN DAN KELEMAHAN MODEL PEMBELAJARAN STAD – modelpembelajaran1

Ping balik: Pengertian, Sintak, Kelebihan dan Kelemahan, Serta Manfaat Model Pembelajaran Problem Solving – modelpembelajaran1

Ping balik: MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF | Model Pembelajaranku

Model Pembelajaranku
Buat situs web atau blog gratis di WordPress.com.

Privasi & Cookie: Situs ini menggunakan cookie. Dengan melanjutkan menggunakan situs web ini, Anda setuju dengan
Tutup dan terima
penggunaan mereka.
Untuk mengetahui lebih lanjut, termasuk cara mengontrol cookie, lihat di sini: Kebijakan Cookie

Anda mungkin juga menyukai