Anda di halaman 1dari 11

IPTEK ILMIAH POPULER

PENGENALAN TEKNIK FISH


UNTUK DETEKSI ABERASI KROMOSOM
TRANSLOKASI AKIBAT
RADIASI PENGION

Yanti Lusiyanti, Iwiq Indrawati, dan Sofiati Purnami


Pusat Teknologi Keselamatan dan Metrologi Radiasi – BATAN
• Jalan Cinere Pasar Jumat, Jakarta – 12440
• PO Box 7043 JKSKL, Jakarta – 12070

PENDAHULUAN Selama proses penggunaan secara normal


maupun saat terjadi kecelakaan radiasi pengion
Perkembangan teknologi nuklir telah
maka tubuh dapat menerima sejumlah tertentu
menjadi salah satu penopang pembangunan. Oleh
dosis radiasi. Indikator biologik akibat pajanan
karena itu aplikasi teknologi nuklir dalam segala
radiasi pada tubuh meliputi kerusakan yang
bidang seperti energi listrik, industri, makanan
terjadi pada sistem hematopoetik, sel germinal
dan pertanian, kesehatan, perlindungan
atau sel dalam sistem imunitas, cairan tubuh,
lingkungan dan lain sebagainya merupakan topik
komponen biologik membran sel dan
yang sedang hangat dibicarakan. Di Jepang
karakteristik genetik atau sitologik. Di samping
misalnya, sumbangan ekonomi total dari aplikasi
itu terdapat gejala lain seperti epilasi, edema,
teknik nuklir non-energi adalah kurang lebih 45%
eritema, dan absces. Perubahan sitogenetik
dari 150 milyar dolar US pada tahun 2000 lalu.
merupakan indikator yang dapat diandalkan yang
Sedangkan di bidang pembangkit listrik, sebagai
dapat dikaji menggunakan sel limfosit darah tepi.
salah satu contoh, bahwa satu dari tiga lampu di
Penghitungan aberasi kromosom pada sel limfosit
Jepang berasal dari sumber energi nuklir. Di
merupakan suatu metode yang sangat sensitif
tingkat dunia, energi nuklir pun secara nyata ikut
untuk digunakan sebagai dosimeter biologi.
berperan dalam penyediaan listrik sebesar 25% di
Aberasi kromosom yang diinduksi oleh radiasi
17 negara penggunanya [1]. Pertumbuhan
pengion pada sel limfosit dibagi dalam dua
ekonomi terus bertambah di negara-negara
kelompok utama, yaitu aberasi tidak stabil
sedang berkembang, terutama negara dengan
(kromosom disentrik, fragmen asentrik dan
jumlah penduduk sangat besar seperti Indonesia,
kromosom cincin sentrik), dan aberasi stabil
yang akan terus bertambah kebutuhan ekonomi
(translokasi dan inversi). Kromosom disentrik
perkapitanya, juga biaya konsumsi untuk hidup
diyakini sebagai indikator kerusakan yang paling
yang lebih baik. Disamping besarnya
dapat diandalkan di antara aberasi tidak stabil dan
pemanfaatan teknologi nuklir untuk kesejahteraan
digunakan sebagai dosimeter biologi pada
manusia, segi keselamatannya pun harus
individu yang terpajan secara akut dalam kasus
diperhitungkan, bahkan selalu diutamakan
kecelakaan radiasi yang pemeriksaannya harus
sehingga perlu suatu tindakan pemantauan agar
dilakukan sesegera mungkin [2].
dosis radiasi yang diterima seseorang karena
pekerjaannya atau tindakan medik untuk Dalam studi aberasi kromosom, efek radiasi
diagnosis atau terapi tidak melebihi batas yang pengion dapat diamati kemunculannya jika
diijinkan. dilakukan pengkulturan sel pada metafase

Pengenalan teknik FISH untuk deteksi aberasi kromosom (Yanti L., dkk) 53
IPTEK ILMIAH POPULER

pertama setelah pajanan radiasi. Metafase ini untai kromatin, maka aberasi yang terjadi adalah
adalah waktu dimana struktur kromosom dapat aberasi kromatid [3]. Bentuk aberasi kedua ini
dilihat paling jelas. Studi kerusakan akibat radiasi tidak akan dibahas lebih lanjut dalam tulisan ini,
pada kromosom sel mamalia juga terhambat oleh namun diulas secara meluas mengenai aberasi
keperluan akan pengamatan terhadap sejumlah kromosom disentrik, translokasi, mikronuklei,
besar kromosom untuk setiap sel dan ukurannya teknik flourescence in situ hybridization (FISH)
pun sangat kecil. Ketika sel tubuh terkena radiasi dan pemanfaatannya serta hasil penelitian untuk
sinar-X misalnya, bergantung pada dosis radiasi, mendeteksi translokasi akibat radiasi dengan
dapat menyebabkan patahan kromosom. Ujung FISH.
patahan tersebut bersifat ”lengket” dan dapat
bergabung dengan ujung lain. Akan tetapi ujung
ini tidak dapat bergabung dengan ujung KROMOSOM DISENTRIK DAN
kromosom yang normal atau tidak patah. Sekali MIKRONUKLEI
patahan terbentuk, beberapa macam fragmen Frekuensi aberasi kromosom yang
dapat melakukan beberapa cara perbaikan antara terdeteksi dalam limfosit darah perifer telah
lain sebagai berikut [2] : digunakan untuk menentukan besarnya dosis
1. Patahan bergabung kembali sesuai dengan pajanan radiasi pengion, baik karena bekerja
bentuk konfigurasi semula yang tentunya dengan sumber radiasi atau kecelakaan. Beberapa
tidak akan ada kesalahan pada mitosis peneliti juga menyatakan bahwa para pengguna
berikutnya telepon genggam [4] maupun astronot setelah
2. Patahan gagal melakukan penggabungan dan kembali dari ruang angkasa [5] memiliki risiko
menyebabkan aberasi yang akan dihitung perubahan kromosom dalam darahnya. Di
sebagai delesi pada mitosis berikutnya samping itu, teknik yang handal ini digunakan
3. Ujung patahan melakukan kombinasi dan juga untuk menentukan besarnya dosis yang
bergabung dengan ujung patahan lain diterima oleh korban bom atom Hiroshima dan
menghasilkan kromosom yang ukurannya Nagasaki setelah 30 tahun oleh para peneliti di
lebih pendek ketika dilihat pada mitosis Jepang.
berikut.
Dalam kasus pajanan radiasi akut yang
Aberasi yang terjadi pada metafase dapat masih baru terjadi, metode yang paling sesuai
dibagi ke dalam dua kelompok yakni aberasi adalah menghitung kromosom disentrik dalam
kromosom dan aberasi kromatid. Aberasi metafase yang dipulas, kemudian mengekstra-
kromosom terjadi jika radiasi terhadap sel darah polasikannya ke kurva dosis-efek acuan
dilakukan pada awal interfase sebelum bahan (standard) [6]. Namun, penggunaan kromosom
kromosom melakukan duplikasi. Patahan akibat disentrik sebagai dosimeter biologi sangat
radiasi akan berada pada suatu untai tunggal terbatas oleh waktu karena frekuensi atau jumlah
kromatin, dan selama fase sintesis DNA sel yang mengandung kromosom ini akan terus
berikutnya untai kromatin ini akan mengarahkan menurun bersamaan dengan bertambahnya waktu
untai identik disampingnya dan melakukan pasca pajanan radiasi akibat dari proses seleksi
replikasi patahan. Ini akan menuju ke terhadap aberasi tidak stabil yang terjadi selama
pembentukan aberasi kromosom yang terlihat proliferasi sel. Dengan demikian penggunaan
pada mitosis berikutnya karena akan ada patahan kromosom disentrik pada individu yang terpajan
identik pada titik-titik yang sesuai dengan radiasi secara kronik, seperti pekerja radiasi, atau
pasangan untai kromatin. Sebaliknya, jika radiasi individu yang terpajan beberapa bulan atau tahun
diberikan setelah interfase yakni setelah materi yang lalu, menjadi suatu masalah karena tidak
DNA melipat dua dan kromosom terdiri dari dua akan memberikan hasil yang akurat [7,8].

54 Buletin Alara, Volume 8 Nomor 2, Desember 2006, 53 – 63


IPTEK ILMIAH POPULER

Penghitungan aberasi kromosom asimetris memiliki pelatihan untuk analisis kromosom.


seperti disentrik dalam limfosit darah perifer Akan tetapi karena mikronuklei berasal dari
merupakan pendekatan biologik yang sensitif fragmen asentrik atau seluruh kromosom, maka
untuk perkiraan besarnya pajanan radiasi pengion parameter ini dapat memberikan ukuran patahan
yang baru diterima oleh seseorang. Akan tetapi dan kehilangan kromosom yang mana spektrum
terdapat fenomena yang telah diketahui dengan kerusakannya dapat berbeda dari analisis
baik bahwa seleksi terhadap jenis aberasi kromosom. Karakteristik hubungan dosis-respon
disentrik terjadi selama pembelahan sel yang yang diperoleh dengan metode patahan
disebabkan karena anaphase bridging. Oleh kromosom untuk limfosit manusia yang diberi
karena itu sel yang membawa disentrik disebut pajanan secara in vitro terhadap radiasi pengion
tidak stabil. Akibatnya insidensi disentrik akan di telah banyak dievaluasi oleh para peneliti [3].
bawah perkiraan (underestimate) dalam analisis Mikronuklei telah banyak digunakan
kuantitatif yang tidak menggunakan seluruh sel sebagai indikator kerusakan radiasi dan
pada pembelahan pertama [3]. merupakan indeks kuantitatif kerusakan
Perhitungan respon/tanggapan radiasi yang kromosom dalam rangka mengkaji patahan dan
dapat dimanifestasikan dalam bentuk kromosom kehilangan seluruh kromosom (whole
disentrik dengan teknik yang sederhana dan chromosome). Efektivitasnya dipengaruhi oleh
informatif akan sangat berguna dalam beberapa faktor antara lain waktu penundaan
mempelajari risiko genetika setelah terpajan pembelahan sel akibat radiasi, fraksi sel yang
akibat kerja, terapi, atau kecelakaan radiasi yang membelah hanya sekali sejak pajanan radiasi, dan
dapat digunakan untuk menduga tingginya risiko pengamatan sel yang akan menghasilkan aberasi
seseorang untuk terjangkit kanker. Dosimetri baik kerusakan kromosom maupun kromatid.
biologi memiliki sejumlah aplikatif dan salah satu Hubungan antara mikronuklei dalam sel dengan
yang paling berguna adalah penentuan dosis sinar X, gamma atau beta diketahui bersifat linier
akibat kecelakaan radiasi yang seringkali tanpa hingga dosis 2 Gy, berbeda dengan hubungan
disertai dosimetri fisik. Kadangkala dosimetri yang linier kuadratik pada aberasi jenis-
fisik pun harus dilengkapi dengan dosimetri kromosom [10]. Dan satu hal paling penting
biologik, contohnya ketika terjadi pajanan radiasi adalah bahwa dosimeter biologik yang ideal harus
pada tubuh seseorang saat kecelakaan radiasi, dapat dilakukan dengan prosedur yang cepat,
ketidaksengajaan seseorang menempatkan mudah dan aplikatif untuk semua jenis radiasi
dosimeter fisiknya di dekat sumber atau dan kualitasnya baik. Mikronuklei memiliki
kesengajaan untuk mengklaim jaminan kesehatan. potensi untuk maksud ini dan melengkapi analisis
Satu metode biologik untuk maksud dosimetri metafase.
adalah analisa sitogenetik yakni aberasi
kromosom dalam sel darah limfosit yang
termasuk metode yang sensitif untuk perkiraan ABERASI KROMOSOM TRANSLOKASI
dosis, akan tetapi memerlukan waktu dan Seperti disebutkan di atas, dosimeter
prosedur yang cukup lama [9]. biologi yang didasarkan pada pengamatan aberasi
Teknik sitogenetik sederhana sebagai disentrik memiliki keterbatasan yang dapat
alternatif lain dalam mempelajari kelainan diatasi dengan pengamatan kromosom translokasi
kromosom adalah penghitungan frekuensi yang merupakan aberasi kromosom bersifat stabil
mikronuklei dalam kultur sel limfosit manusia. karena sel yang mengandung kromosom bentuk
Teknik ini relatif lebih sederhana dan ini tidak mati saat pembelahan sel. Dengan
memungkinkan penghitungan yang cepat demikian frekuensi kromosom translokasi sangat
terhadap sejumlah besar sel dan dapat dilakukan berguna sebagai indikator kerusakan genetik yang
oleh seseorang yang tidak harus trampil atau tetap ada meskipun dalam waktu yang lama

Pengenalan teknik FISH untuk deteksi aberasi kromosom (Yanti L., dkk) 55
IPTEK ILMIAH POPULER

setelah pajanan radiasi atau sebagai indikator PEMANFAATAN TEKNIK FISH


terjadinya akumulasi kerusakan akibat radiasi. Teknik FISH dikembangkan oleh Dr. R.
Analisis frekuensi translokasi lebih cocok untuk Amann di Jerman sebagai metode yang
pemeriksaan pajanan radiasi akut atau kronik digunakan untuk mendeteksi aberasi kromosom.
yang dapat dilakukan beberapa tahun kemudian Ini adalah teknik sitogenetik molekuler yang saat
setelah terpajan radiasi. ini digunakan secara luas untuk gene mapping,
Translokasi terjadi apabila patahan dua diagnosis penyakit keturunan dan deteksi
benang kromosom akibat radiasi bergabung perubahan jumlah kopi gen dalam sel malignan.
kembali dengan cara baru. Patahan yang satu Teknik ini digunakan dalam hal dimana analisis
berpindah atau bertukar pada kromosom lain sitogenetik konvensional tidak memungkinkan
sehingga terbentuk kromosom baru yang berbeda untuk mendeteksi atau meyakinkan ketidak
dengan aslinya. Translokasi dapat terjadi baik di normalan kromosom (Gambar 1). Teknik FISH
dalam satu kromosom (intra-chromosome) secara luas digunakan untuk studi kromosom dan
maupun antar kromosom (inter-chromosome). mutasi atau delesi gen serta banyak digunakan
Pada tanaman, translokasi seringkali dalam praktek di seluruh bidang onkologi dan
menyebabkan ketidak seimbangan gamet ilmu kedokteran lain seperti deteksi kekebalan
sehingga dapat menyebabkan kemandulan karena bakteri terhadap obat. Secara garis besar, teknik
terbentuknya kromatid dengan duplikasi dan FISH digunakan dalam prenatal screening,
penghapusan. Akibatnya pemasangan dan onkologi, diagnosa klinis dan pertanian.
pemisahan gamet menjadi tidak teratur sehingga
menyebabkan terbentuknya tanaman aneuploidi.
Translokasi juga menyebabkan beberapa tanaman
mengalami mutasi sehingga menghasilkan mutan
tanaman yang tahan terhadap suatu penyakit.
Translokasi pada masusia berperan dalam
perkembangan kelainan atau penyakit genetik dan
proses aktivasi onkogen yang menyebabkan sel
normal berkembang menjadi sel ganas. Dengan
demikian pendeteksian translokasi juga akan
menjadi sangat penting baik untuk keperluan
diagnostik maupun terapi [8]. Namun analisis
terhadap aberasi kromosom stabil sangat sulit bila
menggunakan tehnik pewarnaan (banding)
konvensional seperti yang digunakan untuk
pengamatan kromosom tidak stabil. Oleh karena Gambar 1. Prinsip dasar teknik FISH yang
itu telah dikembangkan suatu teknik yang lebih menunjukkan proses hibridisasi antara kromosom
praktis untuk memvisualisasi terjadinya yang diamati dengan whole chromosome probe
translokasi atau inversi pada kromosom yang berlabel biotin.
dikenal sebagai FISH atau teknik pengecatan
spesifik pada kromosom menggunakan whole-
chromosome probe (pelacak) yang dilabel dengan Selain digunakan untuk mengetahui
suatu pewarna seperti biotin atau kombinasi besarnya dosis radiasi yang diterima seseorang,
beberapa pewarna pada kromosom yang teknik FISH juga digunakan di berbagai bidang
diamati [11]. lain. Beberapa contoh penggunaan teknik FISH
adalah sebagai berikut.

56 Buletin Alara, Volume 8 Nomor 2, Desember 2006, 53 – 63


IPTEK ILMIAH POPULER

1. Skrining Prenatal/pre-implantasi kandung kemih dapat diketahui dengan


bantuan FISH yang lebih sensitif daripada
Teknik FISH dapat digunakan untuk
teknik sitologi (biopsi) dalam menentukan
menentukan jumlah kromosom misalnya nomor
stadium kanker [14].
4, 13, 18, 21 yang spesifik untuk penyakit
c. FISH juga dapat digunakan untuk uji
tertentu. Uji ini seringkali dilakukan pada sampel
ketidaknormalan genetik pada leukemia,
villi korion (chorionic villi), atau langsung pada
terutama chronic lymphocytic leukemia
sel janin/embrio. Untuk orang tua yang membawa
yang ditandai oleh mikrodelesi pada
suatu gen yang menyandi penyakit keturunan
kromosom 13 [15].
yang parah, maka sebaiknya dilakukan
d. Studi terbaru membuktikan penggunaan
pembuahan secara in-vitro dan kemudian
teknik FISH potensial untuk analisis lokus
implantasi selektif embrio yang sehat. Studi di
kromosom untuk mendeteksi panjang dan
Swedia [12] mengulas aplikasi teknik FISH untuk
jumlah kromosom pada leukemia myeloid.
mendeteksi delesi gen distrophin. Ketidak
Studi ini mampu mengidentifikasi mekanisme
normalan ini dapat mengarah ke kondisi herediter
baru hilangnya gen penekan tumor dalam sel
parah yang disebut Duchenne muscular
leukemia myeloid yang muncul dari
dystrophy.
neurofibromatosis [16].
e. Deteksi ketidak normalan genetik yang
2. Onkologi
membuat rendahnya respon sel terhadap
a. Keganasan kanker ditentukan oleh kemoterapi dapat membantu dalam
rearrangement kromosom yang spesifik dan memodifikasi pengobatan. Contohnya
delesi gen. Teknik FISH sangat bermanfaat beberapa kasus glioma yang kebal terhadap
dalam uji onkologi karena dapat digunakan terapi tumor necrosis factor-related
untuk memprediksi sifat sel tumor. Dalam apoptosis-inducing ligand (TRAIL). Analisis
onkologi, untuk mempertinggi sensitivitas, TRAIL pada kultur sel tunggal (cell lines)
FISH digunakan bersama-sama dengan teknik yang kebal terhadap obat menggunakan FISH
immunohistokimia fluoresensi. Kombinasi ini mampu mendeteksi hilangnya segmen
digunakan untuk menguuji sifat kanker ginjal, kromosom yang mengandung banyak gen,
pankreas dan kelenjar ludah serta payudara. terutama gen capsase-8. Para peneliti
FISH merupakan teknik yang sensitif untuk menyarankan perlunya skrining semua pasien
studi perubahan kromosom dalam tumor sel glioma untuk mendeteksi kelainan genetik
germinal. Di samping itu, FISH sering yang menunjukkan tanggapannya terhadap
digunakan untuk skrining penduduk berisiko pengobatan [17].
tinggi untuk terjangkit kanker. Untuk kanker f. Penemuan studi FISH dalam onkologi
payudara, studi FISH digunakan untuk bermanfaat untuk mengembangkan terapi
mengidentifikasi polisomi dan monosomi baru. Sebagai contoh kondrosarkoma adalah
pada kromosom nomor 1, 8, 11, 17, dimana kanker dengan jumlah kasus terbanyak kedua
polisomi pada kromosom tersebut seringkali pada tulang yang sangat agresif dan refraktif
berhubungan dengan progresif keganasan terhadap kemoterapi konvensional. Studi dari
[13]. City of Hope Medical Center di California
b. Teknik FISH semakin luas digunakan dalam Amerika Serikat menemukan bahwa paling
onkologi. Teknik ini dapat membantu tidak 50% kasus kondrosarkoma memiliki
menentukan stadium/fase tumor, prognosis delesi pada gen methylthioadenoside
progresif suatu penyakit dan menentukan phosphorylase (MTAP). MTAP adalah enzim
keputusan klinis. Sebuah studi menunjukan yang ditemukan di banyak tempat, dan
bahwa perubahan genetik pada kanker esensial untuk sintesis metionin [18].

Pengenalan teknik FISH untuk deteksi aberasi kromosom (Yanti L., dkk) 57
IPTEK ILMIAH POPULER

g. Teknik FISH bersama-sama dengan teknik 5. Pertanian


lain seperti analisis imunohistokimia berguna Teknik FISH digunakan untuk skrining
untuk mendeteksi sisa sel kanker setelah kolonisasi bakteri pada tumbuhan untuk
pengobatan. Sebagai contoh dalam studi membedakan antara bakteri yang bermanfaat dan
setelah pengobatan menggunakan sampel bakteri bersifat patogen serta mempertahankan
sumsum tulang untuk mendeteksi sisa sel kelangsungan pertanian. Studi di Australia [23]
myeloma, diketahui bahwa teknik FISH ini mengulas penggunaan teknik FISH untuk
mampu mendeteksi sisa sel myeloma pada mendeteksi bakteri yang bermanfaat dalam tanah
50% pasien [19]. untuk pengkulturan gandum. Studi lain di Rusia
mengulas penggunaan FISH untuk analisis
3. Diagnosis penyakit di laboratorium klinis genom dan mendeteksi panjang masing-masing
Analisis FISH berguna untuk mendeteksi gen dalam tanaman dari famili Brassica [24].
secara cepat infeksi bakteri serius seperti Informasi dari analisis genom tanaman dengan
Brucellosis [20]. FISH merupakan alat diagnosa FISH berguna untuk proses pengkulturan benih
cepat, tidak seperti kultur darah yang tanaman baru dan modifikasi genetik berbagai
memerlukan waktu paling tidak 24 jam untuk macam benih tanaman.
dapat tumbuh. Infeksi bakteri yang lain seperti H FISH adalah teknik genetika molekuler
pylori dapat dideteksi dengan cara ini sehingga yang cepat dan sensitif yang digunakan dalam
membantu memulai pengobatan yang diperlukan. berbagai bidang, tetapi teknik ini memiliki
Teknik FISH tidak hanya dipergunakan untuk keterbatasan dengan kenyataan bahwa teknik ini
mendeteksi kromosom translokasi, tetapi juga cukup panjang (labor-intensive) dan mahal.
digunakan dalam bidang mikrobiologi yakni Sehingga tujuan teknologi baru saat ini adalah
mendeteksi bakteri Helicobacter pylori penyebab mengembangkan teknik analisis yang lebih
gastritis, sekaligus kekebalannya terhadap obat. handal dan digunakan secara rutin yang hemat
Hal ini telah dilakukan dengan sukses oleh biaya (cost-effective) serta memberikan resolusi
Russmann H. dkk [21] di Universitas Munich yang lebih tinggi daripada FISH. Ada
Jerman tahun 2003 lalu dengan menggunakan kemungkinan teknik ini akan menggantikan FISH
preparat histologi. Dalam bidang ini diketahui sepenuhnya dalam beberapa tahun mendatang.
bahwa kelebihan utama dari teknik FISH adalah Namun saat ini FISH tetap menjadi pilihan untuk
ternyata pelacak oligonukleotida yang dilabel studi kelainan gen dan kromosom dalam dunia
fluoresen dengan sasaran DNA atau rRNA dapat kedokteran.
digunakan untuk menentukan secara akurat
kerentanan (susceptibility) makrolida sehingga
memungkinkan para ahli klinis menggunakan
PROSEDUR TEKNIK FISH
informasi penting dalam memberikan
rekomendasi pengobatan yang tepat. Untuk pemeriksaan translokasi dengan
teknik FISH, diperlukan 5 ml darah dari korban
4. Pencemaran lingkungan kecelakaan radiasi atau donor sehat dan kemudian
dimasukkan ke dalam tabung sentrifus steril yang
Ulsh, B.A dkk [22] di Colorado State mengandung heparin. Untuk donor sehat, sampel
University USA juga menguji kemungkinan darah selanjutnya diiradiasi sinar gamma dengan
pemanfaatan teknik FISH untuk mendeteksi dosis variasi dosis dari pesawat iradiator gamma atau
yang diterima oleh mikroorganisme T. Scripta di neutron pada laju dosis tertentu. Darah korban
lingkungan yang tercemar radioisotop. Teknik ini atau yang telah diiradiasi selanjutnya dimasukkan
juga berpotensi untuk studi biodosimetri ke dalam media biakan RPMI-1640 yang
lingkungan yakni pengkajian risiko ekologik dan diperkaya dengan Fetal Bovine Serum dan
program biomonitoring.

58 Buletin Alara, Volume 8 Nomor 2, Desember 2006, 53 – 63


IPTEK ILMIAH POPULER

stimulan pembelahan sel phytohemagglutinin DETEKSI TRANSLOKASI AKIBAT


(PHA) dan antibiotik serta disimpan dalam RADIASI
inkubator 37ºC selama 72 jam. Tiga jam sebelum Telah diketahui bahwa radiasi pengion
panen, ke dalam kultur ditambah dengan dapat menyebabkan perubahan molekuler untai
cholchisin untuk menghentikan pembelahan sel. DNA dan nukleotida yang dimanifestasikan
Selanjutnya biakan darah dipanen dengan larutan dalam bentuk kromosom translokasi. Kerusakan
fiksatif Carnoy (metanol : asam asetat = 3 : 1). atau perubahan molekuler tersebut dapat
Endapan kromosom diteteskan di atas slide diperbaiki oleh fungsi selluler yakni melalui
sebanyak 2 tetes dan dikeringkan di atas hot plate mekanisme sistem pertahanan seluruh tubuh yang
65ºC selama 1½ jam. disebut sistem immuno-supresi. Namun apabila
Secara umum, proses FISH diawali dengan kerusakan tersebut tidak diperbaiki atau
dehidrasi slide yang telah ditetesi larutan diperbaiki tidak dengan sempurna maka akan
kromosom metafase ke dalam larutan serial terbentuk kelainan kromosom yang bertindak
etanol 70%, 90 % dan 100 % selama waktu sebagai pemicu kode genetik abnormal berupa
tertentu. Selanjutnya slide dikeringkan (aged) di mutasi yang dapat mengarah ke pembentukan
atas hot-plate suhu 65ºC selama 1,5 jam. Di lain kanker [25,26]. Mekanisme dimana radiasi
pihak whole chromosome probe sebanyak 1 µl bersifat karsinogenik meliputi induksi mutasi
dalam buffernya divortex dan disentrifuse (perubahan struktur suatu gen atau kromosom),
kemudian didenaturasi pada suhu 65ºC dan perubahan ekspresi gen tanpa adanya mutasi, dan
disimpan dalam waterbath suhu 37ºC selama 45 virus onkogenik yang dapat menyebabkan
menit (30-60 menit). Slide berisi kromosom neoplasia. Namun demikian masih diperkirakan
didenaturasi dengan menginkubasinya dalam adanya mekanisme lain [27].
larutan formamida dalam water-bath suhu 65ºC Identifikasi aberasi kromosom dengan
selama 1,5 menit dan dicuci berturut-turut dengan teknik FISH memiliki tujuan utama untuk
serial alkohol 70% dingin, 90% dua kali dan menetapkan hubungan antara frekuensi aberasi
100 % selama 5 menit. kromosom stabil dalam limfosit darah perifer
Proses hibridisasi dilakukan dengan dengan dosis pajanan radiasi kumulatif pada
meneteskan probe pada slide yang telah seseorang. Sejumlah laboratorium di luar dan
didenaturasi kemudian ditutup dengan coverslip dalam negeri telah menggunakan teknik ini dan
serta bagian pinggir diolesi lem kuning untuk telah ditetapkan beberapa hal penting seperti
mencegah udara masuk (penguapan). Slide nomor kromosom yang dicat, jenis aberasi yang
diletakkan dalam lunch box berwarna gelap dan digunakan untuk pendugaan dosis, keberadaan
diinkubasi pada suhu 37 ºC selama 16 jam. translokasi terhadap waktu, jenis latar belakang
Setelah proses hibridisasi, coverslip dibuka dan (background) aberasi stabil sebagai pembanding
slide direndam dalam waterbath suhu 45ºC dan juga kehandalan teknik FISH untuk dosimetri
selama 30 menit. Selanjutnya direndam berturut- biologi.
turut dalam kopling jar berisi stringency wash Hasil pengecatan atau pemulasan (painting)
solution dua kali, larutan 1x SSC dua kali dan kromosom dengan teknik FISH mengikuti
akhirnya larutan detergen selama 4 menit. Setelah prosedur sesuai petunjuk pembuat probe yang
dikeringkan, slide ditetesi dengan DAPI dan dilakukan oleh para peneliti PTKMR BATAN
pengamatan translokasi dilakukan di bawah disajikan dalam Gambar 2, dimana terlihat bahwa
mikroskop epi-fluorescence. Prosedur teknik dua buah kromosom nomor 1 dari sampel darah
FISH dapat berbeda-beda tergantung dari kontrol (0 Gy) yang dicat dengan chromosome
produsen probe kromosom yang digunakan. probe berlabel biotin. Sejauh kemampuan para

Pengenalan teknik FISH untuk deteksi aberasi kromosom (Yanti L., dkk) 59
IPTEK ILMIAH POPULER

Gambar 3. Contoh hasil pengecatan kromosom


yang mengandung translokasi dengan warna
kombinasi kuning dan merah (tanda panah).

Gambar 2. Hasil pengecatan kromosom manusia


nomor 1 dari dengan teknik FISH terhadap darah FISH yang juga dikenal sebagai
yang tidak diiradiasi (warna lebih terang daripada chromosome painting merupakan suatu teknik
kromosom lainnya) hasil penelitian di PTKMR. pengujian yang dapat digunakan untuk analisis
sitogenetik rutin baik untuk deteksi perubahan
peneliti yang berkecimpung dalam struktur maupun jumlah kromosom secara
pengembangan teknik FISH, tidak terlihat adanya individual. Pengujian ini juga dapat digunakan
translokasi dalam Gambar tersebut. Sedangkan dalam menentukan tingkat radiosensitivitas sel
hasil pengecatan kromosom dengan translokasi normal atau sel kanker secara in vitro yang
disajikan dalam Gambar 3 dan 4. hasilnya akan berperan penting dalam optimasi
dosis radiasi pada radioterapi di tingkat individual.

normal abnormal (translokasi)


Gambar 4. Contoh hasil penelitian lain yang menunjukkan kromosom normal
nomor 1,2 dan 4 (kiri) dan kromosom mengandung translokasi (tanda panah, kanan).

60 Buletin Alara, Volume 8 Nomor 2, Desember 2006, 53 – 63


IPTEK ILMIAH POPULER

Dengan demikian FISH sangat bermanfaat untuk Seperti halnya dalam penentuan kurva
kuantifikasi kerusakan sitogenetik akibat radiasi dosis-respon untuk disentrik, dalam translokasi
dalam mengkaji efek radiasi segera dan tertunda, pun diharapkan adanya hubungan dengan rumus
maupun efek radiasi akibat pajanan radiasi kronik. Y= αD + βD2 dimana Y adalah jumlah translokasi,
Pada saat ini, masih sedikit laboratarium biologi D adalah dosis dan α dan β adalah koefisien yang
yang memberikan layanan analisis sitogenetik menunjukkan hubungan dosis-respon. Pilihan
kromosom, satu diantaranya Lembaga Eijkman jumlah warna kromosom (jumlah kromosom)
yang melayani uji kromosom trisomi. Oleh yang dicat bergantung pada tinjauan teknik yang
karena itu pendayagunaan hasil pengembangan digunakan dan pada kemampuan peneliti yang
teknik FISH di BATAN akan digunakan untuk bersangkutan dan peralatan meskipun pada
memberikan jaya layanan terhadap semua pekerja umumnya hingga tiga kromosom yang besar
radiasi baik di lingkungan BATAN, Rumah Sakit, untuk memaksimalkan proporsi perubahan total
klinik, industri maupun sektor pengguna radiasi yang dapat diamati. Jika radiasi menginduksi
lainnya. patahan secara random pada DNA maka
pembentukan aberasi akan proporsional dengan
Sejumlah laboratorium di luar negeri telah
panjangnya. Bothwell dkk [28] menganalisis
menggunakan teknik FISH untuk pemantauan
rutin dosis yang diterima oleh para pekerja radiasi. kromosom nomor 1, 3 dan 4 yang mengkontribusi
Bothwell et. al [28] telah menganalisis frekuensi lebih dari 70% dari seluruh genom [29]. Sejumlah
faktor sangat mempengaruhi hasil akhir teknik
translokasi dan disentrik pada kromosom nomor
FISH. Proses denaturasi dengan pemanasan yang
1, 3 dan 4 dari darah yang diiradiasi sinar-X
sampai 2 Gy. Hasil dari penelitian ini digunakan ditujukan untuk memisahkan dua untai DNA baik
dalam analisis aberasi kromosom spontan dan kromosom yang akan dicat maupun probe
berlabel pewarna fluoresen harus benar-benar
akibat radiasi untuk menetapkan teknik
sempurna sehingga proses penggabungan
biodosimetri yakni menentukan hubungan antara
variasi masing-masing pekerja radiasi berusia 51- (hibridisasi) keduanya dapat terjadi dan
82 tahun dengan faktor-faktor kebiasaan hidup pengecatan kromosom dapat diamati di bawah
mikroskop. Suhu dan lamanya denaturasi pun
sehari-hari. Frekuensi translokasi teramati sebesar
sangat menentukan terpisah tidaknya untai DNA.
14,33±0,87 X 10-3 per genome ekivalen. Untuk
Teknik pemotretan pun harus dikuasai dengan
dosis 1,961 Gy, jumlah disentrik yang dianalisis
baik karena hanya dengan pencahayaan yang
dengan pewarna Giemsa adalah 184 dari 500 sel,
cukup maka pemotretan dapat dilakukan.
sedangkan dengan teknik FISH menemukan 105
disentrik dan 98 translokasi dari 701 sel yang Untuk penggunaan rutin dengan jumlah
dihitung. Sentromer pun belum dapat diwarnai sampel yang besar, telah tersedia peralatan
dengan teknik FISH dan perlu juga dicat agar hybridizer untuk semi otomatis FISH dengan
lebih mudah dalam menentukan nomor menghilangkan langkah-langkah prosedur yang
kromosom menurut ukurannya dan intensitas time-intensive. Perkembangan FISH telah
pewarnaannya. Teknik menghitung (scoring) pun memungkinkan pengujian yang atraktif untuk
masih perlu dipelajari secara lebih mendalam berbagai keperluan yang luas termasuk untuk
dimana translokasi dibedakan ke dalam studi ekspresi suatu gen [30]. Analisis FISH dapat
“komplet” dan “tidak komplet” serta translokasi mengidentifikasi perubahan genetik dalam sel
“satu-langkah” (satu kali perpindahan antar interfase dan mendeteksi translokasi terselubung
kromosom) dan “dua-langkah”. Beberapa peneliti pada kromosom metafase. Akan tetapi FISH
juga menggunakan istilah translokasi ”reciprocal” bersifat informatif hanya untuk probe spesifik
(saling memberi antar kromosom) dan ”non yang digunakan sedangkan analisis sitogenetik
reciprocal”. dapat mendeteksi sejumlah besar ketidak
normalan dan memberikan informasi diagnostik

Pengenalan teknik FISH untuk deteksi aberasi kromosom (Yanti L., dkk) 61
IPTEK ILMIAH POPULER

dan prognostik pada pasien dengan berbagai Induced Genetic Damage, J. Radiat. Res. 33
macam keganasan. Sebagai contoh probe cosmid Supplement: 80-86, 1992.
sangat berguna untuk mendeteksi rearrangement 3. HALL, E.J., Radiobiology for the radiologist, Edisi ke
gen bcr/abl pada leukemia myeloid kronis atau empat, Lippincott Williams&Wilkins, PA USA, 1994.
pml/rara pada leukemia akut. 4. VIJAYALAKSMI, PICKARD, W.F., BHIST, K.S.,
LEAL, B.Z., MELTZ, M.L., ROTI ROTI, J.L.,
STRAUBE, W.L., and MOROS, E.G., Cytogenetic
studies in human blood lymphocytes exposed in vitro
PENUTUP to radiofrequency radiation at a cellular telephone
Penggunaan teknik FISH pada metafase frequency (835,62 MHz, FDMA), Radiation Research
155, 113-121, 2001.
merupakan pendekatan yang relatif mudah dan
sangat tepat untuk mengetahui perubahan 5. DURANTE, M., SNIGIRYOVA, G., AKAEVA, E.,
kromosom spesifik khususnya translokasi dan BOGOMAZOVA, A., DRUZHININ, S.,
FEDORENKO, B., GRECO, O., NOVITSKAYA, N.,
dapat juga digunakan untuk mengkaji klon sel RUBANOVICH, A., SHEVCHENKO, V., VON
tumor dengan berbagai petanda sitogenetik. FISH RECKLINGHAUSEN, U, and OBE, G., Chromosome
juga memungkinkan untuk penghitungan yang aberration dosimetry in cosmonauts after single or
cepat dan akurat induksi translokasi simetris atau multiple space flight, Cytogenetic and Genome
aberasi stabil akibat radiasi pengion. Frekuensi Research, 103, 40-46, 2003.
translokasi tetap konstan sampai beberapa tahun 6. FINNON, P., MOQUET, J.E., EDWARDS, A.A. and
pasca pajanan radiasi sehingga sangat bermanfaat LLOYD, D.C., The Co-60 Gamma ray Dose-Response
untuk memperkirakan besar dosis yang diterima for Chromosomal Aberrations in Human Lymphocytes
Analyzed by FISH; Applicability to Biological
seseorang pada waktu lalu. FISH juga digunakan Dosimetry, Int. J. Radiat. Biol., 75 (10), 1215-1222,
untuk menunjukkan terjadinya amplifikasi gen 1999.
pada kultur sel tunggal karsinoma baik pada sel 7. NAKANO, M., NAKASHIMA, E., PAWEL, D.J.,
interfase maupun metafase. FISH menjadi teknik KODAMA, Y. and AWA, A., Frequency of Reciprocal
yang berguna dan dapat mengatasi keterbatasan Translocations and Dicentrics Induced in Human
teknik lain dan menjanjikan data yang akurat Blood Lymphocytes by X-irradiation as Determined by
serta lebih unggul dibanding teknik lain seperti Fluorescence In Situ Hybridization, Int. J. Radiat. Biol.,
64 (5), 565-569, 1993.
Southern blot atau imunohistokimia. Analisis
FISH dapat digunakan untuk mengidentifikasi 8. COCO-MARTIN, J.M., SMEET, M.F.M.A.,
perubahan genetik terseleksi dalam sel interfase POGGENSEE, M., MOOREN, E., HOFLAND, I.,
VAN DE BRUG, M., OTTENHEIM, C.,
dan dapat mendeteksi translokasi tertutup pada BARTELINK, H. and BEGG, A.C., Use of
kromosom metafase. Akan tetapi, FISH hanya Fluorescence In Situ Hybridization to Measure
bersifat informatif untuk probe spesifik yang Chromosome Aberrations as A Predictor of
digunakan, sedangkan analisis sitogenetik dapat Radiosensitivity in Human Tumour Cells. Int. J. Radiat.
mendeteksi ketidak normalan yang lebih luas dan Biol., 66 (3), 297-307, 1994.
memberikan informasi diagnostik dan prognostik 9. KIM, S.H., CHO, C.K., KIM, T.H., YOO, S.Y., KOH,
pada pasien dengan berbagai macam keganasan. K.H., and YUN, H.G., Frequency of micronuclei in
lymphocyte following gamma and fast-neutron
irradiations, Anticancer Research, 13, 1587-1592, 1993.
DAFTAR PUSTAKA 10. PROSSER, J.S., MOQUET, J.E., LLOYD, D.C. and
EDWARDS, A.A., Radiation induction of micronuclei
1. MACHI, S., Nuclear technique serve mankind, Japan in human lymphocytes, Mutation Research 199, 37-45,
Atomic Industrial Forum (JAIF), Inc., 2002. 1988.
2. GRAY, J.W., LUCAS, J.N., PINKEL, D. and AWA, 11. RIED, T., SCHROCK, E., and WIENBERG, J.,
A., Structural Chromosome Analysis by Whole Chromosome painting : a useful art, Hum. Mol. Genet.,
Chromosome Painting for Assessment of Radiation- 7 (10), 1619-1626, 1998.

62 Buletin Alara, Volume 8 Nomor 2, Desember 2006, 53 – 63


IPTEK ILMIAH POPULER

12. MALMGREN, H., WHITE, I., JOHANSON, S., Detection of Helicobacter pylori in paraffin-embedded
LEVKOV, L., IWARSSON, E., FRIDSTROM, M., and in stock-frozen gastric biopsy samples by
and BLENNOW, E., PGD for distrophin gene deletions Fluorescent In Situ Hybridization, Journal of Clinical
using fluorescent in situ hybridization, Molecular Microbiology, 41, 813-815, 2003.
Human Reproduction, 2006 (published online on April
22. ULSH, B.A., WHICKER, F.W., HINTON, T.G.,
11, 2006).
CONGDON, J.D., and BEDFORD, J.S., Chromosome
13. SNEIGE, N., Correlation of cytologic findings and translocation in T. scripta: the dose-rate effect and in
chromosomal instability detected by fluorescent in situ vivo lymphocyte radiation response, Radiation
hybridization in breast fine-needle aspiration Research 155, 63-73, 2001.
specimens from women at high risk for breast cancer,
23. WATT, M., Numbers and locations of native bacteria
Modern Pathology, 19(5):622-629, 2006.
on field-grown wheat roots qualified by fluorescent in
14. KRAUSE, F.S., Clinical decisions for treatment of situ hybridization, Environmental Microbiology, 8(5),
different stages bladder cancer based on multi-target 871-84, 2006.
fluorescent in situ hybridization assays, World Journal
24. MALUSZYNSKA, J. and HASTEROK, R.
of Urology 4, 2006; May 4.
Identification of individual chromosome and parental
15. STOCKERO, K.J., Metaphase cells with normal G- genomes in Brassica juncea using GISH and FISH,
bands have cryptic deletions in 13q14 detectable by Cytogenetic and Genome Research, 109, 310-314,
fluorescent in situ hybridization in B-cell chronic 2005.
lymphocytic leukemia, Cancer genetics and
25. FINLAY, C.A., HINDS, P.W. and LEVINE, A.J., The
cytogenetics, 166(2), 9156-9160, 2006.
p53 proto-oncogene can act as a suppressor of
16. STEPHEN, K., Interstitial uniparental idiosomy at transformation, Cell, 57, 1083-1093, 1989.
clustered breakpoint intervals is a frequent mechanism
26. KONDO, S. Health effects of low-level radiation,
of NF-1 inactivation in myeloid malignancies, Blood,
Kinki University Press, Osaka, Japan and Medical
2006 (published online on May 11, 2006).
Physics Publishing, Madison USA, 1993.
17. LI, Y.C., Genomic alterations in human malignant
27. KULKA, U., HUBER, R., MULLER, P., KNEHR, S.,
glioma cells associate with the cell resistance to the
and BAUCHINGER, M., Combined FISH painting and
combination treatment with tumor necrosis factor
harlequin staining for cell cycle-controlled
related apoptosis inducing ligand and chemotherapy,
chromosome analysis in human lymphocytes, Int. J.
Clinical Cancer Research, 12(9), 2716-2729, 2006.
Radiat. Biol., 68, 25-27, 1995.
18. CHOW, W.A., Methylthioadenosine phosphorylase
28. BOTHWELL, AM, WHITEHOUSE, CA and TAWN,
gene deletions are frequently detected by FISH in
EJ., The application of FISH for chromosome
conventional chondrosarcomas, Cancer genetics and
aberration analysis in relation to radiation exposure,
Cytogenetics, 166(2), 95-100, 2006.
Radiation Protection Dosimetry, 88, 7-14, 2000.
19. ZHAO, X., Comparison of ancillary studies in the
29. MORTON, N., Parameters of the human genome, Proc.
detection of residual disease in plasma cell myeloma in
Natl. Acad. Sci. USA, 88, 7474-7476, 1991.
bone marrow, American Journal of Clinical Pathology,
125(6), 895-904, 2006. 30. RICHKIND, K., Dakocytomation automates in situ
hybridization, Carpinteria USA, 2004.
20. WELLINGHAUSEN, N., Rapid detection of Bruccella
pp. in blood cultures by FISH, Journal of Clinical
Microbiology, 44(5), 1828-1830, 2006.
21. RUSSMANN, H., SCHMIDT, A.F., ADLER, K.,
AUST, D., FISCHER, A., and KOLETZKO, S.,

Pengenalan teknik FISH untuk deteksi aberasi kromosom (Yanti L., dkk) 63

Anda mungkin juga menyukai