Pengenalan teknik FISH untuk deteksi aberasi kromosom (Yanti L., dkk) 53
IPTEK ILMIAH POPULER
pertama setelah pajanan radiasi. Metafase ini untai kromatin, maka aberasi yang terjadi adalah
adalah waktu dimana struktur kromosom dapat aberasi kromatid [3]. Bentuk aberasi kedua ini
dilihat paling jelas. Studi kerusakan akibat radiasi tidak akan dibahas lebih lanjut dalam tulisan ini,
pada kromosom sel mamalia juga terhambat oleh namun diulas secara meluas mengenai aberasi
keperluan akan pengamatan terhadap sejumlah kromosom disentrik, translokasi, mikronuklei,
besar kromosom untuk setiap sel dan ukurannya teknik flourescence in situ hybridization (FISH)
pun sangat kecil. Ketika sel tubuh terkena radiasi dan pemanfaatannya serta hasil penelitian untuk
sinar-X misalnya, bergantung pada dosis radiasi, mendeteksi translokasi akibat radiasi dengan
dapat menyebabkan patahan kromosom. Ujung FISH.
patahan tersebut bersifat ”lengket” dan dapat
bergabung dengan ujung lain. Akan tetapi ujung
ini tidak dapat bergabung dengan ujung KROMOSOM DISENTRIK DAN
kromosom yang normal atau tidak patah. Sekali MIKRONUKLEI
patahan terbentuk, beberapa macam fragmen Frekuensi aberasi kromosom yang
dapat melakukan beberapa cara perbaikan antara terdeteksi dalam limfosit darah perifer telah
lain sebagai berikut [2] : digunakan untuk menentukan besarnya dosis
1. Patahan bergabung kembali sesuai dengan pajanan radiasi pengion, baik karena bekerja
bentuk konfigurasi semula yang tentunya dengan sumber radiasi atau kecelakaan. Beberapa
tidak akan ada kesalahan pada mitosis peneliti juga menyatakan bahwa para pengguna
berikutnya telepon genggam [4] maupun astronot setelah
2. Patahan gagal melakukan penggabungan dan kembali dari ruang angkasa [5] memiliki risiko
menyebabkan aberasi yang akan dihitung perubahan kromosom dalam darahnya. Di
sebagai delesi pada mitosis berikutnya samping itu, teknik yang handal ini digunakan
3. Ujung patahan melakukan kombinasi dan juga untuk menentukan besarnya dosis yang
bergabung dengan ujung patahan lain diterima oleh korban bom atom Hiroshima dan
menghasilkan kromosom yang ukurannya Nagasaki setelah 30 tahun oleh para peneliti di
lebih pendek ketika dilihat pada mitosis Jepang.
berikut.
Dalam kasus pajanan radiasi akut yang
Aberasi yang terjadi pada metafase dapat masih baru terjadi, metode yang paling sesuai
dibagi ke dalam dua kelompok yakni aberasi adalah menghitung kromosom disentrik dalam
kromosom dan aberasi kromatid. Aberasi metafase yang dipulas, kemudian mengekstra-
kromosom terjadi jika radiasi terhadap sel darah polasikannya ke kurva dosis-efek acuan
dilakukan pada awal interfase sebelum bahan (standard) [6]. Namun, penggunaan kromosom
kromosom melakukan duplikasi. Patahan akibat disentrik sebagai dosimeter biologi sangat
radiasi akan berada pada suatu untai tunggal terbatas oleh waktu karena frekuensi atau jumlah
kromatin, dan selama fase sintesis DNA sel yang mengandung kromosom ini akan terus
berikutnya untai kromatin ini akan mengarahkan menurun bersamaan dengan bertambahnya waktu
untai identik disampingnya dan melakukan pasca pajanan radiasi akibat dari proses seleksi
replikasi patahan. Ini akan menuju ke terhadap aberasi tidak stabil yang terjadi selama
pembentukan aberasi kromosom yang terlihat proliferasi sel. Dengan demikian penggunaan
pada mitosis berikutnya karena akan ada patahan kromosom disentrik pada individu yang terpajan
identik pada titik-titik yang sesuai dengan radiasi secara kronik, seperti pekerja radiasi, atau
pasangan untai kromatin. Sebaliknya, jika radiasi individu yang terpajan beberapa bulan atau tahun
diberikan setelah interfase yakni setelah materi yang lalu, menjadi suatu masalah karena tidak
DNA melipat dua dan kromosom terdiri dari dua akan memberikan hasil yang akurat [7,8].
Pengenalan teknik FISH untuk deteksi aberasi kromosom (Yanti L., dkk) 55
IPTEK ILMIAH POPULER
Pengenalan teknik FISH untuk deteksi aberasi kromosom (Yanti L., dkk) 57
IPTEK ILMIAH POPULER
Pengenalan teknik FISH untuk deteksi aberasi kromosom (Yanti L., dkk) 59
IPTEK ILMIAH POPULER
Dengan demikian FISH sangat bermanfaat untuk Seperti halnya dalam penentuan kurva
kuantifikasi kerusakan sitogenetik akibat radiasi dosis-respon untuk disentrik, dalam translokasi
dalam mengkaji efek radiasi segera dan tertunda, pun diharapkan adanya hubungan dengan rumus
maupun efek radiasi akibat pajanan radiasi kronik. Y= αD + βD2 dimana Y adalah jumlah translokasi,
Pada saat ini, masih sedikit laboratarium biologi D adalah dosis dan α dan β adalah koefisien yang
yang memberikan layanan analisis sitogenetik menunjukkan hubungan dosis-respon. Pilihan
kromosom, satu diantaranya Lembaga Eijkman jumlah warna kromosom (jumlah kromosom)
yang melayani uji kromosom trisomi. Oleh yang dicat bergantung pada tinjauan teknik yang
karena itu pendayagunaan hasil pengembangan digunakan dan pada kemampuan peneliti yang
teknik FISH di BATAN akan digunakan untuk bersangkutan dan peralatan meskipun pada
memberikan jaya layanan terhadap semua pekerja umumnya hingga tiga kromosom yang besar
radiasi baik di lingkungan BATAN, Rumah Sakit, untuk memaksimalkan proporsi perubahan total
klinik, industri maupun sektor pengguna radiasi yang dapat diamati. Jika radiasi menginduksi
lainnya. patahan secara random pada DNA maka
pembentukan aberasi akan proporsional dengan
Sejumlah laboratorium di luar negeri telah
panjangnya. Bothwell dkk [28] menganalisis
menggunakan teknik FISH untuk pemantauan
rutin dosis yang diterima oleh para pekerja radiasi. kromosom nomor 1, 3 dan 4 yang mengkontribusi
Bothwell et. al [28] telah menganalisis frekuensi lebih dari 70% dari seluruh genom [29]. Sejumlah
faktor sangat mempengaruhi hasil akhir teknik
translokasi dan disentrik pada kromosom nomor
FISH. Proses denaturasi dengan pemanasan yang
1, 3 dan 4 dari darah yang diiradiasi sinar-X
sampai 2 Gy. Hasil dari penelitian ini digunakan ditujukan untuk memisahkan dua untai DNA baik
dalam analisis aberasi kromosom spontan dan kromosom yang akan dicat maupun probe
berlabel pewarna fluoresen harus benar-benar
akibat radiasi untuk menetapkan teknik
sempurna sehingga proses penggabungan
biodosimetri yakni menentukan hubungan antara
variasi masing-masing pekerja radiasi berusia 51- (hibridisasi) keduanya dapat terjadi dan
82 tahun dengan faktor-faktor kebiasaan hidup pengecatan kromosom dapat diamati di bawah
mikroskop. Suhu dan lamanya denaturasi pun
sehari-hari. Frekuensi translokasi teramati sebesar
sangat menentukan terpisah tidaknya untai DNA.
14,33±0,87 X 10-3 per genome ekivalen. Untuk
Teknik pemotretan pun harus dikuasai dengan
dosis 1,961 Gy, jumlah disentrik yang dianalisis
baik karena hanya dengan pencahayaan yang
dengan pewarna Giemsa adalah 184 dari 500 sel,
cukup maka pemotretan dapat dilakukan.
sedangkan dengan teknik FISH menemukan 105
disentrik dan 98 translokasi dari 701 sel yang Untuk penggunaan rutin dengan jumlah
dihitung. Sentromer pun belum dapat diwarnai sampel yang besar, telah tersedia peralatan
dengan teknik FISH dan perlu juga dicat agar hybridizer untuk semi otomatis FISH dengan
lebih mudah dalam menentukan nomor menghilangkan langkah-langkah prosedur yang
kromosom menurut ukurannya dan intensitas time-intensive. Perkembangan FISH telah
pewarnaannya. Teknik menghitung (scoring) pun memungkinkan pengujian yang atraktif untuk
masih perlu dipelajari secara lebih mendalam berbagai keperluan yang luas termasuk untuk
dimana translokasi dibedakan ke dalam studi ekspresi suatu gen [30]. Analisis FISH dapat
“komplet” dan “tidak komplet” serta translokasi mengidentifikasi perubahan genetik dalam sel
“satu-langkah” (satu kali perpindahan antar interfase dan mendeteksi translokasi terselubung
kromosom) dan “dua-langkah”. Beberapa peneliti pada kromosom metafase. Akan tetapi FISH
juga menggunakan istilah translokasi ”reciprocal” bersifat informatif hanya untuk probe spesifik
(saling memberi antar kromosom) dan ”non yang digunakan sedangkan analisis sitogenetik
reciprocal”. dapat mendeteksi sejumlah besar ketidak
normalan dan memberikan informasi diagnostik
Pengenalan teknik FISH untuk deteksi aberasi kromosom (Yanti L., dkk) 61
IPTEK ILMIAH POPULER
dan prognostik pada pasien dengan berbagai Induced Genetic Damage, J. Radiat. Res. 33
macam keganasan. Sebagai contoh probe cosmid Supplement: 80-86, 1992.
sangat berguna untuk mendeteksi rearrangement 3. HALL, E.J., Radiobiology for the radiologist, Edisi ke
gen bcr/abl pada leukemia myeloid kronis atau empat, Lippincott Williams&Wilkins, PA USA, 1994.
pml/rara pada leukemia akut. 4. VIJAYALAKSMI, PICKARD, W.F., BHIST, K.S.,
LEAL, B.Z., MELTZ, M.L., ROTI ROTI, J.L.,
STRAUBE, W.L., and MOROS, E.G., Cytogenetic
studies in human blood lymphocytes exposed in vitro
PENUTUP to radiofrequency radiation at a cellular telephone
Penggunaan teknik FISH pada metafase frequency (835,62 MHz, FDMA), Radiation Research
155, 113-121, 2001.
merupakan pendekatan yang relatif mudah dan
sangat tepat untuk mengetahui perubahan 5. DURANTE, M., SNIGIRYOVA, G., AKAEVA, E.,
kromosom spesifik khususnya translokasi dan BOGOMAZOVA, A., DRUZHININ, S.,
FEDORENKO, B., GRECO, O., NOVITSKAYA, N.,
dapat juga digunakan untuk mengkaji klon sel RUBANOVICH, A., SHEVCHENKO, V., VON
tumor dengan berbagai petanda sitogenetik. FISH RECKLINGHAUSEN, U, and OBE, G., Chromosome
juga memungkinkan untuk penghitungan yang aberration dosimetry in cosmonauts after single or
cepat dan akurat induksi translokasi simetris atau multiple space flight, Cytogenetic and Genome
aberasi stabil akibat radiasi pengion. Frekuensi Research, 103, 40-46, 2003.
translokasi tetap konstan sampai beberapa tahun 6. FINNON, P., MOQUET, J.E., EDWARDS, A.A. and
pasca pajanan radiasi sehingga sangat bermanfaat LLOYD, D.C., The Co-60 Gamma ray Dose-Response
untuk memperkirakan besar dosis yang diterima for Chromosomal Aberrations in Human Lymphocytes
Analyzed by FISH; Applicability to Biological
seseorang pada waktu lalu. FISH juga digunakan Dosimetry, Int. J. Radiat. Biol., 75 (10), 1215-1222,
untuk menunjukkan terjadinya amplifikasi gen 1999.
pada kultur sel tunggal karsinoma baik pada sel 7. NAKANO, M., NAKASHIMA, E., PAWEL, D.J.,
interfase maupun metafase. FISH menjadi teknik KODAMA, Y. and AWA, A., Frequency of Reciprocal
yang berguna dan dapat mengatasi keterbatasan Translocations and Dicentrics Induced in Human
teknik lain dan menjanjikan data yang akurat Blood Lymphocytes by X-irradiation as Determined by
serta lebih unggul dibanding teknik lain seperti Fluorescence In Situ Hybridization, Int. J. Radiat. Biol.,
64 (5), 565-569, 1993.
Southern blot atau imunohistokimia. Analisis
FISH dapat digunakan untuk mengidentifikasi 8. COCO-MARTIN, J.M., SMEET, M.F.M.A.,
perubahan genetik terseleksi dalam sel interfase POGGENSEE, M., MOOREN, E., HOFLAND, I.,
VAN DE BRUG, M., OTTENHEIM, C.,
dan dapat mendeteksi translokasi tertutup pada BARTELINK, H. and BEGG, A.C., Use of
kromosom metafase. Akan tetapi, FISH hanya Fluorescence In Situ Hybridization to Measure
bersifat informatif untuk probe spesifik yang Chromosome Aberrations as A Predictor of
digunakan, sedangkan analisis sitogenetik dapat Radiosensitivity in Human Tumour Cells. Int. J. Radiat.
mendeteksi ketidak normalan yang lebih luas dan Biol., 66 (3), 297-307, 1994.
memberikan informasi diagnostik dan prognostik 9. KIM, S.H., CHO, C.K., KIM, T.H., YOO, S.Y., KOH,
pada pasien dengan berbagai macam keganasan. K.H., and YUN, H.G., Frequency of micronuclei in
lymphocyte following gamma and fast-neutron
irradiations, Anticancer Research, 13, 1587-1592, 1993.
DAFTAR PUSTAKA 10. PROSSER, J.S., MOQUET, J.E., LLOYD, D.C. and
EDWARDS, A.A., Radiation induction of micronuclei
1. MACHI, S., Nuclear technique serve mankind, Japan in human lymphocytes, Mutation Research 199, 37-45,
Atomic Industrial Forum (JAIF), Inc., 2002. 1988.
2. GRAY, J.W., LUCAS, J.N., PINKEL, D. and AWA, 11. RIED, T., SCHROCK, E., and WIENBERG, J.,
A., Structural Chromosome Analysis by Whole Chromosome painting : a useful art, Hum. Mol. Genet.,
Chromosome Painting for Assessment of Radiation- 7 (10), 1619-1626, 1998.
12. MALMGREN, H., WHITE, I., JOHANSON, S., Detection of Helicobacter pylori in paraffin-embedded
LEVKOV, L., IWARSSON, E., FRIDSTROM, M., and in stock-frozen gastric biopsy samples by
and BLENNOW, E., PGD for distrophin gene deletions Fluorescent In Situ Hybridization, Journal of Clinical
using fluorescent in situ hybridization, Molecular Microbiology, 41, 813-815, 2003.
Human Reproduction, 2006 (published online on April
22. ULSH, B.A., WHICKER, F.W., HINTON, T.G.,
11, 2006).
CONGDON, J.D., and BEDFORD, J.S., Chromosome
13. SNEIGE, N., Correlation of cytologic findings and translocation in T. scripta: the dose-rate effect and in
chromosomal instability detected by fluorescent in situ vivo lymphocyte radiation response, Radiation
hybridization in breast fine-needle aspiration Research 155, 63-73, 2001.
specimens from women at high risk for breast cancer,
23. WATT, M., Numbers and locations of native bacteria
Modern Pathology, 19(5):622-629, 2006.
on field-grown wheat roots qualified by fluorescent in
14. KRAUSE, F.S., Clinical decisions for treatment of situ hybridization, Environmental Microbiology, 8(5),
different stages bladder cancer based on multi-target 871-84, 2006.
fluorescent in situ hybridization assays, World Journal
24. MALUSZYNSKA, J. and HASTEROK, R.
of Urology 4, 2006; May 4.
Identification of individual chromosome and parental
15. STOCKERO, K.J., Metaphase cells with normal G- genomes in Brassica juncea using GISH and FISH,
bands have cryptic deletions in 13q14 detectable by Cytogenetic and Genome Research, 109, 310-314,
fluorescent in situ hybridization in B-cell chronic 2005.
lymphocytic leukemia, Cancer genetics and
25. FINLAY, C.A., HINDS, P.W. and LEVINE, A.J., The
cytogenetics, 166(2), 9156-9160, 2006.
p53 proto-oncogene can act as a suppressor of
16. STEPHEN, K., Interstitial uniparental idiosomy at transformation, Cell, 57, 1083-1093, 1989.
clustered breakpoint intervals is a frequent mechanism
26. KONDO, S. Health effects of low-level radiation,
of NF-1 inactivation in myeloid malignancies, Blood,
Kinki University Press, Osaka, Japan and Medical
2006 (published online on May 11, 2006).
Physics Publishing, Madison USA, 1993.
17. LI, Y.C., Genomic alterations in human malignant
27. KULKA, U., HUBER, R., MULLER, P., KNEHR, S.,
glioma cells associate with the cell resistance to the
and BAUCHINGER, M., Combined FISH painting and
combination treatment with tumor necrosis factor
harlequin staining for cell cycle-controlled
related apoptosis inducing ligand and chemotherapy,
chromosome analysis in human lymphocytes, Int. J.
Clinical Cancer Research, 12(9), 2716-2729, 2006.
Radiat. Biol., 68, 25-27, 1995.
18. CHOW, W.A., Methylthioadenosine phosphorylase
28. BOTHWELL, AM, WHITEHOUSE, CA and TAWN,
gene deletions are frequently detected by FISH in
EJ., The application of FISH for chromosome
conventional chondrosarcomas, Cancer genetics and
aberration analysis in relation to radiation exposure,
Cytogenetics, 166(2), 95-100, 2006.
Radiation Protection Dosimetry, 88, 7-14, 2000.
19. ZHAO, X., Comparison of ancillary studies in the
29. MORTON, N., Parameters of the human genome, Proc.
detection of residual disease in plasma cell myeloma in
Natl. Acad. Sci. USA, 88, 7474-7476, 1991.
bone marrow, American Journal of Clinical Pathology,
125(6), 895-904, 2006. 30. RICHKIND, K., Dakocytomation automates in situ
hybridization, Carpinteria USA, 2004.
20. WELLINGHAUSEN, N., Rapid detection of Bruccella
pp. in blood cultures by FISH, Journal of Clinical
Microbiology, 44(5), 1828-1830, 2006.
21. RUSSMANN, H., SCHMIDT, A.F., ADLER, K.,
AUST, D., FISCHER, A., and KOLETZKO, S.,
Pengenalan teknik FISH untuk deteksi aberasi kromosom (Yanti L., dkk) 63