Bab II Optik Snellen
Bab II Optik Snellen
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Dasar Teori
a. Sejarah
uji penglihatan jauh yang sekarang dikenal dengan optotip Snellen atau
kartu Snellen. Kartu ini berupa huruf atau angka yang disusun
berdasarkan daya pisah konus di retina. Dua titik yang terpisah dapat
konus yang diselingi oleh 1 konus keluar bola mata, maka sinar ini
kedua sinar tadi adalah sama dengan diameter jari telunjuk (1,8 cm).
Apabila terus diperpanjang 300 meter di depan mata, maka jarak kedua
atau huruf dan sebagai patokan digunakan huruf “E”. diameter jari
telunjuk ini sesuai dengan lebar balok huruf snellen yang paling besar
(paling atas) yaitu 1,8 cm. Huruf Snellen ini semestinya diletakkan 60
lapangan sepak bola, supaya mudah dibuat 6 meter jaraknya, dan huruf
E-nya diperkecil jadi 1,8 mm. Kalau pasien bisa melihat huruf ini,
dikatakan visus 6/6. kalau pasien hanya bisa melihat huruf yang
visus yang besarnya 6/60 sampai 6/6, maka dibuatlah ukuran huruf
Snellen.
diminta untuk menghitung jari pada jarak 5m, 4m, 3m, 2m, 1m, dan
Apabila pasien tak bisa melihat jari pada jarak 1 m maka digunakan
gerak tangan dikatakan visusnya 1/500. Kalau masih tidak bisa juga,
dikatakan visusnya 1/8, tapi kalau tidak bisa melihat apa – apa, maka
visusnya nol atau buta. Untuk pasien yang tidak bisa membaca,
posisi arah kaki huruf “E” (atas, bawa, kanan, kiri). Pasien diminta
15
2007).
pada jarak 5 atau 6 meter, karena pada jarak ini mata akan melihat
sudut 5 menit pada jarak tertentu sehingga huruf pada baris tanda 60,
dan pada baris tanda 30, berarti huruf tersebut membentuk sudut 5
menit pada jarak 30 meter. Huruf pada baris tanda 6 adalah huruf yang
membentuk sudut 5 menit pada jarak 6 meter, sehingga huruf ini pada
V = Visus
1) Bila tajam penglihatan 6/6 maka berarti ini dapat melihat huruf
pada jarak 6 meter, yang oleh orang normal huruf tersebut dapat
6/30
17
6/50.
pada jarak 6 meter yang hanya oleh orang normal tersebut dapat
Snellen maka dilakukan uji hitung jari. Jari dapat dilihat terpisah
sampai 1/60, yang berarti hanya dapat menghitung jari pada jarak
1 meter.
300 meter. Bila mata hanya dapat melihat lambaian tangan pada
kedua mata anak dapat dilakukan dengan uji menutup salah satu mata.
Bila satu mata ditutup akan menimbulkan reaksi berbeda pada sikap
anak, yang berarti ia sedang memakai mata yang tidak disenangi atau
pinhole penglihatan lebih baik, maka berarti ada kelainan refraksi yang
penglihatan menurun.
meletihkan anak.
menyilaukan pada kartu. Suruh anak berdiri 6,1 meter dari kartu. Uji
kedua mata terlebih dahulu, kemudian mata kanan, dan mata kiri.
pemeriksaan dengan garis pada kartu yang cocok dengan dengan jarak
12,2 meter. Anak harus mampu melihat tiga dari empat atau empat dari
Alat :
a) Kartu Snellen
b) Balok huruf
e) Alat penunjuk
Langkah kegiatan
a) Persiapan
yang baik
21
dan tahun anak lahir. Bila umur anak 6 bulan atau lebih
buta warna)
dilihat.
pemeriksa.
disediakaan.
c) Interpretasi:
d) Intervensi :
lihat, minta anak datang lagi untuk periksa ulang. Bila pada
Alat :
d) Alat penunjuk
Langkah kegiatan :
a) Persiapan
yang baik
24
dan tahun anak lahir. Bila umur anak 6 bulan atau lebih
buta warna)
disediakaan.
c) Interpretasi:
d) Intervensi :
lihat, minta anak datang lagi untuk periksa ulang. Bila pada
26
a. Definisi pertumbuhan
ukuran, atau dimensi tingkat sel, organ maupun individu, yang bisa
b. Definisi perkembangan
dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang
(Soetjiningsih 1995).
suatu masa dimana mulai saat itu tumbuh kembang anak dapat
saraf.
1) Faktor internal :
b) Jenis kelamin.
c) Umur
d) Keluarga
e) Genetik
f) Kelainan kromosom
Turner’s.
30
2) faktor ekstrinsik :
a) Pranatal
adalah :
sebagainya.
(2) Mekanis
(4) Endokrin
(5) Radiasi
pada anaknya.
(6) Infeksi
32
(7) Stress
(8) Imunitas
b) Persalinan
tumbuh kembang.
c) Pasca salin
sendiri.
(1) Gizi
berkepanjangan.
(4) Psikologis
perkembangannya.
(5) Endrokin
pertumbuhan.
35
normal.
(8) Stimulasi
pertumbuhan.
1) Masa prenatal
b) Masa remaja :
badan anak akan bertambah rata – rata 6,75 – 7,5 centi meter setiap
tahunnya.
mampu menilai sesuatu berdasarkan apa yang mereka lihat dan anak
3. Mata
2005).
dari sklera atau bagian putih mata yang tidak tembus cahaya dan
kornea yang tembus cahaya. Lapisan di bawah kornea adalah iris, yang
agak gelap dan mengandung otot. Di tengah iris adalah pupil. Lensa
Lapisan terakhir, retina, mengandung sel batang dan sel kerucut, yang
40
optikus. Enam buah otot menahan mata pada posisinya di rongga mata.
Pada saat lahir mielinisasi serat – serat saraf sudah lengkap dan
sempurna pada umur satu tahun. Makula dan fovea sentralis secara
kecil, bayi melihat dengan baik pada rentang yang sempit. Ketajaman
pada beberapa anak tidak sampai 1 tahun. Lakrimasi mulai ada saat
b. Media penglihatan
yaitu :
1) Kornea
lapis jaringan yang menutup bola mata sebelah depan terdiri atas :
a) Epitel
42
(2) Pada sel batang sering terlihat mitosis sel, dan sel muda ini
merupakan barrier.
erosi rekuren.
b) Membran bowman
c) Stroma
43
d) Membran Descemet
e) Endotel
okluden.
44
2) Cairan Mata
lapis tipis ( lapis lemak, lapis air, lapis lendir ) yang menjaganya
seketika terjadi bila ada sesuatu didekatkan pada mata dengan tiba
lagi. Karena tak mengedip teratur, juga tak bisa memejam, matanya
(Mangoenprasodjo, 2005).
3) Lensa Mata
dalam bola mata terletak di belakang iris yang terdiri dari zat
dalam bilik mata belakang. Lensa akan dibentuk oleh sel epitel
merupakan serat lensa yang paling dahulu dibentuk atau serat lensa
terdapat serat lensa yang lebih muda dan disebut sebagai korteks
penglihatan
c) Terletak di depan
presbiopia
4) Badan Kaca
yang terletak antara lensa dengan retina. Badan kaca bersifat semi
sinar dari lensa ke retina. Badan kaca melekat pada bagian tertentu
disebut ora serata, pars plana, dan papil saraf optik. Kebeningan
sklera.
c. Perkembangan penglihatan
tahun.
bertahap. Secara normal, pada bayi yang baru lahir ke dunia, sampai
usia 4 minggu, mereka hanya dapat membedakan terang dan gelap. Hal
ini tampak bila anak terkena sinar akan segera mengedip. Ketika usia
berfungsi bersamaan. Dalam fase ini dia sudah bisa mengikuti gerakan
tahun.
berikut :
Negara seperti :
3 3 Buta :
Tajam penglihatan < 3/60
Lapang pandangan
< 10 derajat
4 4 Buta :
Tajam penglihatan < 1/60
Lapang pandangan
< 5 derajat
dan berat:
d. Kelainan refraksi
sekolah (biasanya anak suka duduk di depan, karena tidak jelas duduk
fokus sinar di bagian retina yang berfungsi sebagai fovea dengan cara
penglihatan yang terdiri atas kornea, cairan air mata, lensa, badan kaca,
dan panjangnya bola mata. Pada orang normal susunan pembiasan oleh
tepat di daerah makula lutea. Mata yang normal disebut sebagai mata
jauh.
mata.
Emetropi
Pada mata ini daya bias mata adalah normal, dimana sinar jauh
ametropia.
54
atau 100%. Bila media penglihatan seperti kornea, lensa, dan badan
kaca keruh maka sinar tidak dapat diteruskan ke makula lutea. Pada
atau 6/6.
atau adanya perubahan panjang (lebih panjang atau pendek) bola mata
maka sinar normal tidak dapat terfokus pada makula. Keadaan ini
astigmatisma.
1) Ambliopia
kelainan struktur yang tampak pada mata atau lintasan visus bagian
55
kanan dan kiri, sehingga terjadi gangguan fusi. Perbedaan mata kiri
kedua kehidupan.
2) Miopia
terlalu kuat.
57
dioptri
miopia lebih dari 6 dioptri disertai kelainan pada fundus okula dan
retina luar, dan dewasa akan terjadi degenerasi papil saraf optik.
sesuda dikoreksi.
3) Hipermetropia
lutea.
maksimal.
hipermetropia manifes.
hipermetropia fakultatif.
penglihatan dekat dan jauh kabur, sakit kepala, silau, dan kadang
normal ( 6/6 ).
positif kurang.
4) Astigmatisme
satu titik denagn tajam pada retina akan tetapi pada dua garis api
– jari pada satu meridian kornea lebih panjang dari pada jari - jari
atau lebih kuat atau jari – jarinya lebih pendek disbanding jari –
terjadi.
lazim).
120 derajat) atau dengan silinder positif subu horizontal (30 – 150
Bentuk astigmatisme :
lensa kontak keras bila epitel tidak rapuh atau lensa kontak
5) Presbiopia
64
6) Anisometropia
bisa kecil sampai besar. Meski ada perbedaan refraksi tetapi basih
hingga mata dipakai bergantian atau satu mata tidak diapakai sama
mata saat melihat lurus pada penglihatan binokular. Selain itu ada
7) Aniseikonia
66
untuk menyatukan dua bayangan ang tidak sama itu yang dapat
aniseikonia.
8) Afakia
jarak antara kacamata afakia ke retina adalah 2 kali jarak lensa asli
ke retina.
67
B. Kerangka Teori
Ambliopia, miopia,
hipermetropia,
astigmatisme,
presbiopia,
Ametropi
Visus menurun aniseikonia, afakia
(mata
ideal)
keluarga
Deteksi dini
tumbuh kembang
anak : Skrining Tenaga kesehatan
kartu Snellen
dan kartu
Snellen “E” Guru paud
Gambar 2.1
Kerangka Teori
68
C. Kerangka konsep
Deteksi dini
Tumbuh Ametropi (mata
tumbuh kembang
kembang ideal)
anak : Skrining
anak :
kartu Snellen
kemampu
dan kartu Snellen
an daya
“E” Visus
lihat
menurun
: tidak diteliti
Gambar 2.2
C. Hipotesis
Tahun 2010”.