Bab 1 Enuresis Edit2 PDF
Bab 1 Enuresis Edit2 PDF
PENDAHULUAN
prasekolah ini anak mempunyai rasa ingin tahu yang besar mengenai sesuatu yang
baru dan mulai belajar untuk berkomunikasi dengan orang lain, belajar
Hockenbery, 2012). Menurut Dewi, dkk 2015 Anak prasekolah adalah anak yang
berusia 3-6 tahun. Anak yang berusia 3-6 tahun ini sedang menjalani proses
pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat dan penting bagi proses
diperhatikan pada saat tumbuh kembang anak usia prasekolah, salah satunya
disadari dan sering dijumpai pada anak umur diatas tiga tahun karena seharusnya
pada usia empat tahun otak dan otot-otot kandung kemih sudah sempurna
sehingga dapat mengontrol dan membantu anak memperkirakan kapan BAK dan
terjadi pada anak usia 2-5 tahun dengan angka kejadian 5 juta anak diseluruh
dunia. Menurut data ASEAN terdapat sekitar 2 juta anak mengalami enuresis
yang terjadi pada usia sekitar 2-4 tahun. Semakin bertambah umur prevalensi
enuresis emakin menurun. Dari seluruh kejadian enuresis didapatkan 80% adalah
enuresis nocturnal, 20% enuresis diurnal dan sekitar 15%-20% anak yang
Di Indonesia diperkirakan jumlah balita mencapai 30% dari 250 juta jiwa
nasional diperkirakan jumlah balita yang sudah mengontrol buang air besar dan
buang air kecil di usia prasekolah mencapai 75 juta anak. Namun demikian,
masih ada sekitar 30% anak umur 3 tahun dan 10% anak umur 6 tahun yang
masih takut kekamar mandi apa lagi pada malam hari. Menurut Child
Association dilaporkan bahwa 10-25% anak usia 5 tahun, 10% anak usia 10 tahun,
hampir 2% anak usia 12-14 tahun dan 1% anak usia 18 tahun masih
penelitian di Kabupaten Pringsewu pada tahun 2014, ibu yang memiliki anak
usia 3-5 tahun sebagian besar kurang pengetahuan tentang toilet training yaitu
sebanyak 64%, sehingga masih banyak anak usia 3-5 tahun yang mengalami
kelainan pada kandung kemih dan faktor keturunan (Kurniawati, 2008). Menurut
lingkungan yang kurang baik juga dapat menjadi penyebab enuresis. Ahli lain
hormon anti diuretik (hormon antikencing) dan gangguan psikologis bisa juga
dan sosial yang menetap akibat ngompol akan mempengaruhi kualitas hidup anak
saat dewasa. Bila diabaikan, hal ini akan berpengaruh bagi anak. Biasanya
anak menjadi tidak percaya diri, malu dan hubungan sosial dengan teman
terganggu (Kurniawati, 2008). Selain itu, dampak dari enuresis akan mengalami
gangguan perilaku internal ataupun eksternal. Anak akan merasa rendah diri,
tidak percaya diri, atau lebih agresif. Walaupun sekitar 15% anak yang
mengalami enuresis dapat mengatasi sendiri atau remisi secara spontan tiap
tahunnya, namun jika enuresis tidak mendapatkan penanganan dini dan tepat akan
akupresure bertujuan untuk membangun kembali sel sel dalam tubuh yang
(Fengge,2012:70).
moksa yaitu cerutu yang terbuat dari daun Ngai (Arthemisia vulgaris) dengan cara
dibakar. Daya panas dari moksa tersebut melalui titik akupresur akan dialirkan
menembus permukaan kulit, otot dan kemudian sampai pada titik dan meridian
enuresis, hasilnya 85,4% sembuh, 12,4% membaik, dan 2,2% tidak ada hasil.
Tanah Bumbu tahun 2018 menyimpulkan bahwa ada efektivitas terapi akupresure
tahun 2015 didapatkan bahwa sebagian besar (27 anak) mengalami enuresis
Mengatasi Enuresis pada Anak Usia Prasekolah di wilayah kerja Poskeskel Tejo
Agung
Berdasarkan uraian yang terdapat pada latar belakang masalah, maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah ada pengaruh terapi akupresur dan
akupresur dan moksa terhadap penurunan frekuensi enuresis pada anak usia
moksibasi pada anak usia prasekolah di Poskeskel Tejo Agung Tahun 2018.
frekuensi enuresis pada anak usia prasekolah di Poskeskel Tejo Agung Tahun
2018.
terapi akupresur dan moksibasi terhadap penurunan frekuensi enuresis pada anak
pada anak usia prasekolah di Poskeskel Tejo Agung Tahun 2018, juga sebagai
penurunan frekuensi enuresis pada anak usia prasekolah, serta dapat menjadi
pembanding dalam penelitian lain dengan variabel yang lebih luas dan lebih
prasekolah.
1.5. Ruang Lingkup
pretest and posttest, dengan menilai Enuresis sebelum dan sesudah diberi