MTBS
MTBS
A. Pengertian
BALITA sakit dengan fokus kepada kesehatan anak usia0-5 tahun (balita)
secara menyeluruh.
Sasaran MTBS adalah anak umur 0-5 tahundan dibagi menjadi dua
pendekatan keterpaduan dalam tatalaksana bayi dan balita sakit yang datang
1
MTBS digunakan sebagai standar pelayanan bayi dan balita sakit
konseling (promotif).
upaya menurunkan kematian, kesakitan dan kecacatan pada bayi dan balita.
keluhan tunggal kemungkinan jarang terjadi, menurut data WHO, tiga dari
empat balita sakit seringkali memiliki banyak keluhan lain yang menyertai
dan sedikitnya menderita 1 dari 5 penyakit tersering pada balita yang menjadi
intervensi yang cost effective yang memberikan dampak terbesar pada beban
2
bagi seluruh lapisan masyarakat untuk memperoleh pelayanan kesehatan
yang terpadu.
Kementerian Kesehatan RI, WHO, Unicef dan IDAI (Ikatan Dokter Anak
1. Komponen I
2. Komponen II
lebih efektif
3. Komponen III
3
pemberdayaan keluarga dan masyarakat, yang dikenal sebagai
D. Tujuan MTBS
timbul
pengetahuan bagi ibu – ibu dalam merawat anaknya dirumah serta upaya
kesehatan anak.
4
Praktek MTBS memiliki 3 komponen khas yang menguntungkan
yaitu:
tahun.
5
bukan sebagai diagnose spesifik penyakit. Menentukan tindakan dan
dilakukan di rumah.
makan anak, member anjuran pemberian makan yang baik untuk anak
dan tindak lanjut pada bayi umur kurang dari 2 bulan baik sehat
muda umur kurang dari 2 bulan tidak berbeda dengan anak sakit umur
2 bulan tidak berbeda dengan anak sakit umur 2 bulan sampai 5 tahun.
dengan cara 'lihat dan dengar' atau 'lihat dan raba'. Kemudian akan
pemeriksaan.
6
Contoh begitu sistematis dan terintegrasinya pendekatan MTBS,
ketika anak sakit datang berobat, petugas kesehatan akan menanyakan kepada
utama lain:
6. Memeriksa anemia
7
2. Mengajari ibu cara mengobati infeksi lokal di rumah
lain
Pada penilaian tanda dan gejala, yang dinilai adalah ada atau tidaknya
1. Penilaian pertama,
Keluhan batuk atau sukar bernafas, tanda bahaya umum, tarikan dinding
2. Penilaian kedua,
Keluhan dan tanda adanya diare, seperti letargis atau tidak sadar, mata
cekung, tidak bisa minum atau malas makan, turgor jelek, gelisah, rewel,
3. Penilaian ketiga,
Tanda demam, disertai dengan adanya tanda bahaya umum, kaku kuduk,
dan adanya infeksi local seperti kekeruhan pada kornea mata, luka pada
mulut, mata bernanah, adanya tanda pre syock seperti nadi lemah
8
4. Penilaian keempat.
dan lain-lain.
5. Penilaian kelima.
Tanda status gizi seperti badan kelihatan bertambah kurus, bengkak pada
kedua kaki, telapak tangan pucat, status gizi dibawah garis merah pada
9
Berikut klasifikasi dan tingkat kegawatan pada BALITA berdasarkan
penilaian MTBS :
1. Klasifikasi Pneumonia
cepat.
keluhan batuk.
2. Klasifikasi Dehidrasi
a. Dehidrasi berat, apabila ada tanda dan gejala seperti letargis atau tidak
a. Diare persisiten berat, diare lebih dari 14 hari dan adanya tanda
dehidrasi.
4. Klasifikasi Disentri
10
Klasifikasi penyakit berat dengan demam(suhu 37,5 derajat celcius
kaku kuduk.
c. Klasifikasi malaria
Apabila tidak ditemukan tanda bahaya umum dan tidak ada kaku
kuduk
6. Klasifikasi Campak
c. Campak,
11
Apabila hanya tanda khas campak yang tidak disertai tanda klasifikasi
diatas.
a. DBD
b. Mungkin DBD
Apabila adanya tanda nyeri ulu hati atau gelisah, bintik perdarahan
a. Klasifikasi mastoiditis
telinga.
Apabila adanya cairan atau nanah yang keluar dari telinga dan telah
Apabila ditemukan adanya cairan atau nanah yang keluar dari telinga
12
Apabila BB sangat kurus, adanya bengkak pada kedua kaki serta pada
1. Pneumonia
2. Dehidrasi
13
1) Berikan cairan intravena secepatnya, berikan oralit, berikan 100
minum.
pada anak.
dehidrasi.
3. Diare Persisten
14
4. Disentri
5. Risiko Malaria
jam dan ulangi suntikan kina pada 4 dan 8 jam kemudian. Selanjutnya
12 jam sampai anak mampu meminum obat malaria secara oral dan
dan pada risiko rendah jangan berikan pada anak usia kurang dari 4
bulan.
pemberian klorokuin.
15
f. Pemberian parasetamol apabila terjadi demam tinggi (≥ 38,5 derajat
celcius).
6. Campak
diberikan vitamin A.
Pada demam berdarah dengue, tindakan yang dapat dilakukan antara lain
kadar gula darah. Bila dijumpai demam tingg , maka berikan parasetamol
dalam ringer laktat melalui intravena atau apabila tidak berikan oralit
16
c. Pantau selama setelah 30 menit dan bila nadi teraba, berikan cairan
apabila ada ifeksi akut pada telinga, maka pengobatan sama seperti
penyerap.
anak kelihatan sangat kurus dan bengkak pada kedua kaki dan dijumpai
adanya anemia, maka dapat dilakukan pemberian tablet zat besi. Jika
dan pirantel pamoat hanya diberikan untuk anak usia 4 bulan atau lebih
17
DAFTAR PUSTAKA
Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret. 2013. Modul Field Lab Edisi Revisi.
http://jurnalbidandiah.blogspot.com/2012/06/mtbs-manajemen-terpadu-balita-
sakit.html#ixzz2pT4oetBN
http://wulandaryputri.blogspot.com/2013/05/manajemen-terpadu-balita-
sakitmtbs.html
18