Laporan Praktikum Suhu Dan Kalor
Laporan Praktikum Suhu Dan Kalor
Telah dilakukan praktikum unit 1 yang berjudul “ Suhu dan Kalor”. Tujuan dilakukan
praktikum ini adalah mahasiswa dapat memahami hubungan antara jumlah kalor dengan
kenaikan suhu, mahasiswa dapat memahami hubungan antara massa zat dengan jumlah kalor,
mahasiswa dapat merumuskan persamaan kalor, mahasiswa dapat menentukan kalor lebur es.
Praktikum ini terdiri atas 3 kegiatan, yaitu kegiatan pertama: hubungan antara jumlah kalor (Q)
dengan perubahan kenaikan suhu (ΔT), kegiatan kedua: hubungan antara massa zat cair (m)
dengan jumlah kalor (Q), dan kegiatan ketiga menentukan kalor lebur es. Berdasarkan hasil
praktikum diperoleh jumlah kalor berbanding lurus dengan kenaikan suhu (Q ̴ ∆T), massa zat
berbanding lurus dengan jumlah kalor (Q ̴ m), persamaan kalor diperoleh Q ̴ m.∆T , agar setara
dikalikan dengan konstanta (c) sehingga diperoleh persamaan matematis Q = m.c.∆T. Nilai kalor
lebur es (Les)=│ 133,3 ± 0,6│102 kal/Kg.
Kata kunci: jumlah kalor, kalor lebur, kenaikan suhu, dan massa.
RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana hubungan antara jumlah kalor (Q) dengan kenaikan suhu (ΔT) ?
2. Bagaimana hubungan antara massa zat (m) dengan jumlah kalor (Q) ?
3. Bagaimana rumusan persamaan kalor ?
4. Bagaimana kalor lebur es yang digunakan dalam praktikum?
TUJUAN
1. Mahasiswa dapat memahami hubungan antara jumlah kalor (Q) dengan
kenaikan suhu (ΔT).
2. Mahasiswa dapa memahami hubungan antara massa zat (m) dengan jumlah
kalor (Q).
3. Mahasiswa dapat merumuskan persamaan kalor.
4. Mahasiswa dapat menentukan kalor lebur es.
METODOLOGI EKSPERIMEN
Teori Singkat
Air yang dipanaskan dalam panci akan mulai panas dan lama-kelamaan
akan mendidih. Peristiwa ini sering dijumpai dalam keseharian. Proses air
menjadi panas dan mendidih melibatkan perpindahan kalor dari sumber kalor ke
lingkungan sekitarnya. Sumber kalor adalah api,sehingga dapat dikatakan bahwa
semakin besar nyala api,maka berarti makin besar kalor yyang dimiliki,atau
semakin lama dipanaskan maka semakin banyak kalor yang dilepaskan. Akibat
pemberian kalor tersebut,maka suhu air akan mengalami kenaikan dimana
semakin lama dipanaskan maka semakin besar kenaikan suhu pada air. Dua
wadah berisi air yang massanya berbeda,jika dipanaskan dengan waktu yang
sama maka suhu yang terukur pada kedua wadah tersebut akan berbeda. Suhu air
dalam wadah yang memiliki air yang massanya lebih kecil akan mengalami suhu
yang lebih tinggi dibandingkan wadah yang berisi air lebih banyak. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara banyak kalor (Q), kenaikan
suhu (∆T), dan massa air (m) (Herman, 2015: 1-2).
Temperatur (suhu) kita kenal sebagai ukuran panas atau dinginnya suatu
benda. Secara lebih tepat,temperatur merupakan ukuran energi kinetik molekuler
internal rata-rata sebuah benda. Bila sebuah benda dipanaskan atau didinginkan,
sebagian dari sifat fisisnya berubah. Sebagai contoh, kebanyakan padatan dan
cairan memuai bila dipanaskan. Gas bila diijinkan,juga akan memuai bila
dipanaskan atau jika volumenya dijaga konstan (Tipler, 1991: 560-561).
Menurut Hallidai dan Resnik (1978: 722), kalor adalah sesuatu yang
dipindahkan diantara sebuah sistem dan sekelilingnya sebagai akibat dari hanya
perbedaan temperatur.
Identifikasi Variabel
Kegiatan 1. Hubungan jumlah kalor (Q) dengan perubahan kenaikan suhu (ΔT)
Variabel kontrol : volume, dan jenis zat cair
Variabel manipulasi : jumlah kalor (Q)
Variabel respon : kenaikan suhu (ΔT)
Kegiatan 2. Hubungan massa zat cair (m) dengan jumlah kalor (Q)
Variabel kontrol : kenaikan suhu (ΔT)
Variabel manipulasi : massa zat (m)
Variabel respon : jumlah kalor (Q)
Kenaikan 3. Menentukan kalor lebur es
Variabel yang diukur: massa calorimeter beserta pengaduknaya, massa kalori
meter + pengaduk + air panas, suhu air panas dan kalori
meter, suhu es batu, suhu campuran, massa kalori meter
+ pengaduk + air panas + air ( es batu yang mencair).
Prosedur Kerja
Kegiatan 1. Hubungan jumlah kalor (Q) dengan kenaikan suhu (ΔT)
1. Menuangkan air ke dalam gelas ukur secukupnya.
2. Mengukur suhu awal air dengan zat cair yang akan dipanaskan.
3. Memanaskan air tersebut diatas kaki tiga yang dilapisi dengan asbesdengan
menggunakan pembakar spritus.
4. Mengamati penunjukan suhu pada selang waktu tertentu (digunakan selang
waktu yang sama untuk setiap data).
5. Mencatat hasilnya pada tabel hasil pengamatan.
6. Melakukan kegiatan yang sama dengan suhu mula-mula yang berbeda.
7. Mencatat dalam tabel pengamatan waktu yang dibutuhkan setiap selang
kenaikan suhu.
Kegiatan 2. Menyelidiki hubungan rapat massa tali dengan kecepatan
gelombang
1. Memasukkan air ke dalam gelas ukur sehingga menunjukkan volume tertentu,
catat volume air yang digunakan (digunakan volume terkecil pada gelas ukur
yang digunakan) dan perhatikan penunjukan suhu dengan termometer.
2. Menentukan suhu acuan (lebih besar dari suhu mula-mula sekitar 30 ℃) dan
besar kenaikan suhu yang diinginkan.
3. Memanaskan air tersebut diatas kaki tiga yang dilapisi dengan asbes dengan
menggunakan pembakar spritus.
4. Mengamati kenaikan suhu pada termometer dan menyalakan stopwatch tepat
ketika termometer menunjukkan suhu acuan. Diukur waktu yang dibutuhkan
untuk menaikkan suhu air sebesar nilai kenaikan suhu yang telah ditentukan.
Dicatat hasilnya dalam tabel pengamatan.
5. Mengganti air yang digunakan, dan mengulangi langkah 3 dan 4 untuk
volume air yang berbeda (lebih besar dari volume sebelumnya). Ulangi
sampai memperoleh minimal 6 data.
ANALISIS DATA
Kegiatan 1 hubungan antara jumlah kalor dengan kenaikan suhu(∆T)
Tabel 4. Hubungan antara jumlah kalor (Q)dengan kenaikan suhu(∆T)
No (T0 – Tc) (s)
1 |1,0 ± 1,0| |30,0 ± 0,1|
2 |2,5 ± 1,0| |60,0 ± 0,1|
3 |4,0 ± 1,0| |90,0 ± 0,1|
4 |6,0 ± 1,0| |120,0 ± 0,1|
5 |8,5 ± 1,0| |150,0 ± 0,1|
6 |11,0 ± 1,0| |180,0 ± 0,1|
250
Kenaikan suhu (0C)
200 y = 14.392x + 25.845
R² = 0.9732
150
100
50
0
0 2 4 6 8 10 12 14
Lama Pemanasan (s)
Grafik 1.. Hubungan antara jumlah kalor dengan kenaikan suhu (∆T)
Kegiatan 2. Hubungan antara massa zat (m) dengan jumlah kalor (Q)
Diasumsikan lama pemanasan sebagai jumlah kalor (Q)
Grafik 2. Hubungan antara jumlah kalor (Q) dengan massa zat (m)
c = J/kgK
= │130,000 ± 0,010│gram
= │5,330 ± 0,010│gram
a. Kalor untuk menaikkan 5,330 gram es dari -100C ke 00C
Q1 = mes × ces × ∆T
Q1 = 5,330 × 10-3 kg × 2100 J/kgoC × (0 – (-10)oC
Q1 = 45,633 J/oC × 10 oC
Q1 = 111,93 J
Adapun ketidakpastian mutlak hasil perhitungan jumlah kalor 1 (Q1)
Q1 = mes × ces × ∆T
Karena ces bernilai konstan jadi,
Q1 = mes × ∆T
∂Q1 ∂Q
dQ1 = | | dmes + | 1 | d∆T
∂mes ∂∆T
dQ1 =|∆T|dmes + |mes |d∆T
dQ1 ∆T mes
= | | dmes + | | d∆T
Q1 Q1 Q1
dQ1 dmes d∆T
=| | + | |
Q1 mes ∆T
∆Q1 ∆mes ∆∆T
=| | + | |
Q1 mes ∆T
∆mes ∆∆T
∆Q1 = | + | Q1
mes ∆T
0,010× 10-3 kg 1,0 ℃
∆Q1 = | -3 + | 111,93 J
5,330 × 10 kg 10 ℃
∆Q1 =|0,000188 + 0,1|111,93 J = 11,403 J
∆Q1 11,403 J
KR = × 100 % = × 100 % = 10,2 % (2 AB)
Q1 111,93 J
Q1 = │Q1 ± ∆Q1 │= │0,11 ± 0,01│103J
b. Kalor untuk menaikkan 5,3300 gram air 00C sampai suhu campuran (Tc =
55,00C)
Q2 = mes × cair × ∆T
Q2 = 5,330 × 10-3 kg × 4200J/kgoC × (50,0 – 0) oC
Q2 = 1119,3 J
Adapun ketidakpastian mutlak hasil perhitungan jumlah kalor 2 (Q2)
∆mes ∆∆T
∆Q2 = | + | Q2
mes ∆T
0,010× 10-3 kg 1,0 ℃
∆Q2 = | -3 + | 1119,3 J
5,330 × 10 kg 50,0 ℃
∆Q2 =|0,00188 + 0,02|1119,3 J
∆Q2 = 24,490 J
∆Q2 24,490 J
KR = × 100 % = × 100 % = 2,2 % (3 AB)
Q2 1119,3 J
Q2 = │Q2 ± ∆Q2 │= │1,12 ± 0,02│103 J
c. Kalor yang hilang dari 130,000 gram air dengan mendingin dari 62,00C
sampai suhu campuran(Tc = 55,0 0C)
Q3 = mair × cair × ∆T
Q3 = 130,000 × 10-3 kg × 4200 J/kgoC× (62,0 – 55,0) oC
Q3 = 3822 J
Adapun ketidakpastian mutlak hasil perhitungan jumlah kalor 3 (Q3)
∆mair ∆∆T
∆Q3 = | + | Q3
mair ∆T
0,010 × 10-3 kg 1,0 ℃
∆Q3 = | -3 + | 3822 J
130,000 × 10 kg 7,0 ℃
∆Q3 =|0,00008 + 0,14286|3822 J
∆Q3 = 546,317 J
∆Q3 546,317 J
KR = × 100 % = × 100 % = 14,2 % (2 Angka Berarti)
Q3 3822 J
Q3 = │Q3 ± ∆Q3│=│3,8 ±0,6│103J
d. Kalor yang hilang dari kalorimeter dengan mendingin dari 62,00C sampai
suhu campuran(Tc = 55,0 0C)
Q4 = mkalorimeter × caluminium × ∆T
Q4 = 60,880× 10-3 kg × 900J/kgoC × (62,0 – 55,0) oC
Q4 = 383,544 J
Adapun ketidakpastian mutlak hasil pengukuran jumlah kalor 4 (Q4)
∆mkalorimeter ∆∆T
∆Q4 = | + | Q4
mkalorimeter ∆T
0,010 × 10-3 kg 1℃
∆Q4 = | -3 + | 383,544 J
62,0× 10 kg 7,0 ℃
∆Q4 =|0,00016 + 0,14286 |383,544 J
∆Q4 = 0,14302 × 383,544 J
∆Q4 = 54,854 J
∆Q4 54,854 J
KR = × 100 % = × 100 % = 14,3 % (2 AB)
Q4 383,544 J
Q4 = │Q4 ± ∆Q4│= │0,30 ± 0,05│103J
Dalam menentukan kalor lebur es digunakan persamaan dari azaz black yaitu:
Qterima = Qlepas
Q1 + Qes-air + Q2 = Q3 + Q4
Q1 + mes × Les+ Q2= Q3 + Q4
111,93 J + mes × Les + 1119,3 J = 3822,1314 J + 383,544 J
5,330 × 10-3 kg × Les + 1231,23 J = 4205,6754 J
5,330× 10-3 kg × Les= 4205,6754 J – 1231,23 J
5,330× 10-3 kg × Les = 2974,4454 J
2974,4454 J
Les = 5,330× 10−3 kg
PEMBAHASAN
Praktikum unit 1 dengan judul “Suhu dan Kalor” terdiri atas 3 kegiatan,
yaitu kegiatan pertama, hubungan antara jumlah kalor dengan perubahan
kenaikan suhu (ΔT). Dalam melakukan praktikum ini dilakukan pengambilan
data sebanyak 6 kali dengan variabel manipulasinya adalah jumlah kalor (Q).
Adapun lama pemanasan diasumsikan sebagai jumlah kalor. Hal ini dikarenakan
kegiatan ini menggunakan massa yang sama besar untuk setiap data, sehingga
semakin lama dipanaskan maka semakin banyak jumlah kalor yang dibutuhkan.
Berdasarkan grafik 1 dan garfik 2 menggunakan massa zat cair dapat diketahui
jumlah kalor berbanding lurus dengan kenaikan suhu (∆T), semakin besar jumlah
kalor yang diberikan maka semakin besar kenaikan suhu, begitu pula sebaliknya.
Pada kegiatan ini dimana kenaikan suhu yang tetap sebesar ∆T = 30C dapat
membuktikan bahwa jumlah kalor dengan kenaikan suhu berbanding lurus .
secara matematis dapat dituliskan Q ~ ∆T.
Pada kegiatan kedua, hubungan antara massa zat cair (m) dengan jumlah
kalor. Kenaikan suhu yang digunakan adalah ΔT = |3,0 ± 1,0| 0C, lama
pemanasan diasumsikan sebagai jumlah kalor dan massa yang digunakan
dimanipulasi. Berdasarkan grafik diperoleh bahwa lama pemanasan berbanding
lurus dengan massa zat cair, sehingga dapat dikatakan bahwa semakin banyak
massa zat cair yang digunakan maka semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk
mencapai kenaikan suhu, dengan kata lain hubungan antara massa zat cair dengan
jumlah kalor (Q) adalah berbanding lurus. Secara matematis hubungan tersebut
dapat dituliskan Q ~ m.
Berdasarkan hasil analisis kegiatan 1 dan 2 diperoleh bahwa Q ̴ ∆T dan Q ̴
m sehingga dapat dirumuskan persamaan: Q ̴ m. ∆T, agar persamaan tersebut
setara, maka persamaan tersebut dikalikan dengan konstanta (c) sehingga
diperoleh persamaan matematis Q = m . c . ∆T. Konstanta (c) merupakan kalor
jenis zat cair.
Kegiatan ketigan adalah menentukan kalor lebur es. Pada kegiatan ini
dengan menggunakan es batu yang bersuhu -10°C dimasukkan kedalam
kalorimeter yang berisi air panas. Keadaan yang terjadi selanjutnya adalah serah
terima energi. Berdasarkan rumus azas black maka diperoleh nilai kalor lebur es
sebesar Les = 98 kal/gr atau Les = │133,3 ± 0,6│ kal/kg. Adapaun menurut teori
nilai kalor lebur es Les = 80 kal/gr. Berdasarkan hal tersebut persen perbedaan
antara kedua data tersebut:
𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖−𝑝𝑟𝑎𝑘𝑡𝑖𝑘𝑢𝑚 80−0,133
| 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖+𝑝𝑟𝑎𝑘𝑡𝑖𝑘𝑢𝑚 | × 100% = | 80+0,133 | × 100% = 199%
2 2
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dapat ditarik suatu
kesimpulan sebagai berikut:
1. Jumlah kalor berbanding lurus dengan kenaikan suhu, dimana secara
matematis dapat ditulis 𝑄~∆𝑇
2. Massa zat berbanding lurus dengan jumlah kalor, dimana secara matematis
dapat ditulis 𝑚~𝑄
3. Formulasi persamaan kalor yang diperoleh berdasarkan praktikum adalah
𝑄 = 𝑚𝑐∆𝑇.
4. Kalor lebur yang diperoleh berdasarkan hasil praktikum adalah Les=│133,3 ±
0,6│ kal/kg.
SARAN
Dalam melakukan praktikum ini sebaiknya praktikan teliti dan cekatan
dalam memperhatikan penunjukan skala termometer dan neraca ohauss yang
digunakan. Kepada asisten diharapkan memberikan pengawasan dan bimbingan
yang lebih baik lagi. Hal ini dilakukan agar dalam melakukan praktikum, ketika
praktikan menemui kesulitan praktikan dapat segera menanyakan kepada asisten
pendamping sehingga praktikum dapat selesai tepat waktu.
DAFTAR PUSTAKA
Halliday,Resnik.1978.Fisika Jilid 1 Edisi Ketiga.Jakarta:Erlangga.
Herman & Asisten LFD. 2015. Penuntun Praktikum Fisika Dasar 2. Makassar:
Universitas Negeri Makassar
Tippler. Paul A. 1991. Fisika Untuk Sains dan Tehnik Jilid 1. Jakarta: Erlangga.