Anda di halaman 1dari 2

Nama : Nurul Fitriyani

Kelas : B

Nbi : 1151800092

REFLECTIVE ESSAY

Peran televisi sebagai media komunikasi yang menampilkan visual tentunya sangat
mempengaruhi opini pemirsanya. Sering kali masyarakat menganggap apa yang ditayangkan
di televisi ya itulah realita yang terjadi. Padahal belum tentu demikian. Didalam televisi ada
istilah framing atau pembingkaian. Framing adalah cara media mengemas sebuah informasi
atas peristiwa yang terjadi. Secara sederhananya adalah pemilihan sudut pandang. Framing
bertujuan antara lain adalah menjaga citra baik. Framing tidak bohong, akan tetapi ada
penyeleksian informasi atau yang biasa disebut agenda setting. Agenda setting adalah
kemampuan media untuk memilih dan menyeleksi issue mana yang akan diberitakan. Oleh
karena itu sering kali saat saya menonton televisi, diberbagai stasiun televisi seperti tvone,
metrotv, transtv dll mengangkat berita yang sama. Namun dari judul berita, pengambilan
gambar, bahkan durasi pemberitaan tersebut berbeda. Sebagai fungsi media sebagai gate
keeper, media dapat memilih suatu topik tertentu yang telah melalui proses seleksi.

Tak hanya itu, Media terutama televisi sekarang banyak dimiliki oleh elite politik.
Seperti contoh saja yang sering kita lihat di pandangan kita, misalnya para petinggi elite politik
seperti Aburizal bakrie sebagai elite politik dari partai golkar yang mempunyai stasiun televisi
yang hampir selalu di jumpai masyarakat dari berbagai golongan, yaitu ANTV dan TV One,
kemudian selanjutnya ketua umum dari partai Nasdem Surya paloh yang memiliki Metro TV
dan harian cetak Media Indonesia Group , dan yang terakhir MNC MEDIA Group yang
meliputi MNCTV, RCTI, Global TV, dan harian cetak sindo yang dimiliki ketua umum partai
Perindo Hary tanoesoedibjo. Mereka akan cenderung memiliki pemberitaan atau citra positive
di medianya. Contohnya : setiap saya menonton mnctv, selalu mendengarkan mars perindo.
Saya tidak dengan sengaja menghafal setiap baitnya. Namun karena mars perindo tersebut
diputar berulang-ulang di mnctv, lama kelamaan saya menjadi hafal. Dan pada saat saya
bermain dengan teman, tidak sengaja saya menyanyikan lagu mars perindo dan rata-rata teman
saya juga hafal lagu tersebut. Contoh yang lain, di jalan banyak saya jumpai pedagang kaki
lima menggunakan gerobak bertuliskan partai perindo. Menurut saya ini juga akan membentuk
citra positive partai perindo bahwa partai ini adalah partai yang merakyat, karena telah
membagikan gerobak secara gratis Oleh karena itu sadar atau tidak sadar, Propaganda politik
seperti ini yang tentunya akan berpengaruh juga kepada masyarakat.

Namun, di Indonesia ada lembaga independen yang bertugas sebagai pengawas


penyiaran, yaitu Komisi Penyiaran Indonesia. Eksistensi KPI adalah bagian dari peran serta
masyarakat dalam hal penyiaran, baik sebagai wadah aspirasi maupun mewakili kepentingan
masyarakat. KPI berkoordinasi dengan pemerintah dan lembaga negara lainnya, karena saling
berkaitan. Selain itu, KPI juga berhubungan dengan masyarakat dalam menampung dan
menindaklanjuti segala bentuk apresiasi masyarakat terhadap lembaga penyiaran maupun
terhadap dunia penyiaran pada umumnya. Namun belakangan ini, KPI kerap menjadi
perbincangan di berbagai media karena kinerja nya yang buruk. Hal itu ditandai dengan tidak
maksimalnya pengawasan konten televisi dan gagalnya KPI menyusun PS3PS (Pedoman
Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran) baru yang beripihak pada publik. Sanksi-
sanksi yang dikeluarkan KPI dianggap hanya basa-basi belaka. Hal ini jika dikaitkan dalam
kehidupan sehari-hari adalah di keluarga saya, beralih menggunakan TV berlangganan karena
program acaranya lebih banyak dan tidak ada pemotongan adegan maupun sensor, sehingga
lebih banyak di minati.

Anda mungkin juga menyukai