Anda di halaman 1dari 17

Perencanaan Asuransi (Insurance Plan)

Perencanaan Asuransi (Insurance Plan) adalah salah satu laporan (output) dari aktifitas anda melakukan
perencanaan keuangan. Walaupun kita mengenal bahwa asuransi terbagi menjadi asuransi jiwa (life
insurance) dan asuransi kerugian (general insurance), fokus perlindungan asuransi dalam perencanaan
keuangan adalah perlindungan (asuransi) terhadap jiwa dari pada individu terkait (insured).

Tujuan dari perencanaan asuransi adalah untuk memastikan apabila terjadi sesuatu yang tidak
diharapkan terhadap diri kita, setidaknya tujuan atau impian kita dapat tetap tercapai (yang dimaksud
tujuan dan impian bagi orang - orang yang menjadi tanggung jawab kita atau orang - orang yang kita
cintai)

Selain jangka waktu atau masa pertanggungan asuransi jiwa yang kita inginkan, beberapa variabel yang
digunakan oleh para ahli perencanaan keuangan untuk menghitung jumlah Uang Pertanggungan (UP)
dari asuransi jiwa :

Penghasilan (Income)

Potensial penghasilan yang dapat dihasilkan menjadi salah satu variabel yang digunakan dalam metode
perhitungan jumlah uang pertanggungan asuransi.

Kewajiban Hutang yang belum Lunas (Outstanding Liabilities)

Tanggung jawab tertanggung atas hutang yang belum lunas wajib diperhitungkan ke dalam perhitungan
jumlah uang pertanggungan asuransi.

Asuransi Jiwa yang telah dimiliki (Any Existing Insurance)

Umumnya golongan karyawan telah diasuransikan oleh perusahaan tempat bekerjanya, jumlah
pertanggungan asuransi yang telah dibiayai oleh perusahaan tempat bekerja menjadi pengurang jumlah
uang pertanggungan yang diperlukan, sehingga tidak terjadi kelebihan asuransi (over-insured) yang
mengakibatkan premi asuransi yang dibayarkan menjadi tidak berlebihan.
Biaya lain yang diharapkan (Other Expected Costs)

Biaya keluarga dan tanggungan yang diharapkan seperti biaya pendidikan, biaya hidup sampai dengan
periode mandiri.

Metode perhitungan jumlah uang pertanggungan asuransi dibagi berdasarkan variabel yang digunakan
untuk memperhitungkan jumlah tersebut.

Metode Pengganti Penghasilan (Income Replacement Approach)

Metode Analisa Kebutuhan (Needs Analysis Approach)

Metode Campuran (Human Life Value Approach)

Metode Pengganti Penghasilan (Income Replacement Approach)

Metode Pengganti Penghasilan (Income Replacement Approach) adalah perhitungan uang


pertanggungan asuransi paling sederhana dengan hanya memperhitungkan penghasilan tahunan anda
saat ini.

Jangka waktu produktif adalah memperkirakan jangka waktu tertanggung (insured) dalam keadaan
mampu memproduksi penghasilan sampai dengan masa pensiunnya. Metode ini mengasumsikan
walaupun tertanggung telah meninggal, keluarga yang ditinggalkan akan menerima uang pertanggungan
sebesar apabila tertanggung bekerja sampai dengan usia pensiun yang diharapkannya.
Metode Analisa Kebutuhan (Needs Analysis Approach)

Dasar perhitungan uang pertanggungan asuransi dengan menggunakan metode ini berfokus kepada
pemenuhan biaya – biaya kehidupan dan biaya yang diharapkan (impian) daripada individu – individu
yang menjadi tanggungan tertanggung (insured).

Total biaya hidup keluarga tertanggung :

apabila anak – anak umumnya dihitung menggunakan asumsi sampai dengan usia tamat pendidikan
tinggi sekitar usia 22 tahun dan dewasa di hitung menggunakan rata- rata masa perkiraan hidup,
umumnya untuk pria 72 tahun, wanita 70 tahun.

Total biaya yang diharapkan :

Umumnya kita mengetahui biaya saat ini, untuk menghitung biaya masa yang akan datang dapat
menggunakan formula Time of Money – Future Value.

Sebagai ilustrasi, kondisi Tuan A (sebagai tertanggung) adalah sebagai berikut :

Tuan A memiliki istri (usia 37 tahun, tidak bekerja) dan anak lelaki (usia 8 tahun)

Kebutuhan hidup bulanan keluarga Tuan A sebesar Rp. 6,000,000

Perkiraan biaya pendidikan tinggi anak lelaki 10 tahun mendatang sebesar Rp. 850,000,000

Tuan A saat ini belum memiliki perlindungan asuransi jiwa sama sekali dan tidak memiliki hutang apapun

*dalam regulasi hutang – piutang beberapa kasus tidak mewajibkan pelunasan hutang apabila terjadi
kematian pada pihak kreditur
Berapa jumlah uang pertanggungan sewajarnya dari asuransi jiwa Tuan A dengan kondisi sesuai dengan
ilustrasi di atas ?

Pertama, kita hitung dahulu total kebutuhan biaya hidup keluarga yang ditinggalkan Tuan A adalah
menggunakan asumsi perkiraan hidup. Keseluruhan biaya dari 3 orang adalah Rp. 6.000.000, maka biaya
perorang (istri dan anak lelaki) adalah Rp. 2.000.000 perbulan.

perkiraan total kebutuhan hidup istri adalah Rp. 2,000,000 * 12 bulan * (70 tahun – 37 tahun) sebesar
Rp. 792,000,000

perkiraan total kebutuhan anak lelaki (sampai dengan usia mandiri) adalah Rp. 2,000,000 * 12 bulan *
(22 tahun – 10 tahun) sebesar Rp. 144,000,000

Total kebutuhan hidup keluarga tertanggung adalah Rp. 936,000,000.

Total biaya yang diharapkan sebagai biaya pendidikan tinggi anak lelaki 10 tahun mendatang adalah Rp.
850,000,000.

Tuan tidak memiliki kewajiban hutang yang belum terlunasi dan perlindungan asuransi dari tempatnya
bekerja.

Anda benar apabila anda menjawab total jumlah uang pertanggungan asuransi yang sewajarnya adalah
Rp. 1,786,000,000.

Perhitungan uang pertanggungan asuransi yang umumnya atau paling banyak digunakan adalah Metode
Pengganti Penghasilan (Income Replacement Approach) dan Metode Analisa Kebutuhan (Needs Analysis
Approach).

Metode Campuran (Human Life Value Approach)


Menghitung uang pertanggungan asuransi menggunakan metode Campuran (Human Life Value
Approach) adalah menghitung selisih penghasilan tertanggung dikurangi biaya pribadi dan biaya pajak
hanya dari tertanggung pribadi (penghasilan bersih / net income).

Metode Campuran (Human Life Value Approach) mirip dengan Metode Pengganti Penghasilan (Income
Replacement Approach), tetapi variabel yang digunakan adalah penghasilan bersih (Net Income).

Kesimpulan

Asuransi bersifat sebagai jaring pengaman (safety net). Perhitungan uang pertanggungan dihitung
dengan asumsi tertanggung meninggal dunia setelah perhitungan selesai dibuat. Jumlah uang
pertanggungan asuransi menggunakan 3 (tiga) metode di atas tidak bersifat mutlak

Cara Menghitung Uang Pertanggungan Asuransi Jiwa

Sebelum membahas bagaimana cara menghitung uang pertanggungan, ada baiknya sebagai calon
pemegang polis asuransi jiwa, Anda sudah memiliki poin-poin berikut ini.

Nilai ekonomis yaitu suatu nilai dimana hasil pendapatan setahun Anda rata-ratakan dalam setiap
bulannya. Atau bagi seorang pegawai adalah besarnya gaji bersih yang dibawa pulang ke rumah. Untuk
kepentingan uang pertanggungan, fokusnya hanya pada nilai ekonomis bukan cukup atau tidaknya gaji
tersebut.

Adanya individu selain Anda yang sangat bergantung dengan nilai ekonomis tersebut, misal istri, suami,
anak, kakak, adik atau orang tua yang sudah pensiun.
Sangkutan dana pihak lain di dalam aktivitas bisnis, misal pinjaman personal di luar utang bank atau
lembaga pembiayaan lain yang tidak memiliki asuransi jiwa.

Lalu, bagaimana cara menghitung uang pertanggungan yang optimal? Berikut kami berikan
penjabarannya.

Metoda Human Life Value

Pada metoda ini, uang pertanggungan mutlak dihitung berdasarkan pendapatan bulanan dikali dengan
lama dana tersedia untuk menopang hidup, tanpa memperhatikan faktor bunga maupun pertumbuhan
dana jika uang pertanggungan disimpan dalam produk perbankan.

Metoda Income Based Value

Metoda ini menghitung uang pertanggungan dengan memperhitungkan besarnya bunga atau return jika
uang pertanggungan yang diterima disimpan dalam produk perbankan.

Metoda Financial Needs Based Value

Besar uang pertanggungan memiliki kisaran minimal sama dengan besarnya uang kebutuhan tertentu
saat ini (present value) dikali dengan 150%. Sedangkan uang pertanggungan maksimal adalah sebesar
uang di masa mendatang (future value) dikali dengan 80%.

Metoda ini mutlak dikombinasikan dengan investasi yang dilakukan (baik secara bulanan atau tahunan)
untuk mencapai kebutuhan keuangan di masa mendatang (future value) dari kebutuhan keuangan
tersebut.

Metoda ini juga dapat dipakai bagi mereka yang berpenghasilan bulanan sangat besar.

Sehingga kedua metoda lain diatas tidak mungkin digunakan lagi, karena akan memberikan jumlah uang
pertanggungan yang terlalu besar (kecil kemungkinan uang pertanggungan disetujui oleh perusahaan
asuransi).

Contoh Kasus Uang Pertanggungan Asuransi Jiwa


Untuk lebih jelasnya, kami akan berikan contoh kasus berikut ini.

Seorang ayah 35 tahun memiliki penghasilan bersih Rp 5 juta setiap bulannya, istri ibu rumah tangga
mereka memiliki 1 orang anak usia 9 tahun. Jika sang ayah meninggal maka besarnya uang
pertanggungan adalah sebagai berikut.

1. Jika menggunakan metoda Human Life Value, maka uang pertanggungan asuransi jiwa adalah:

Rp 5.000.000 x 12 x 5 =Rp 300.000.000

Ini berarti, jika diambil sebesar Rp 5 juta setiap bulannya akan bertahan selama 5 tahun (tanpa
menghitung bunga atau pertumbuhan dana).

2. Jika menggunakan metoda Income Based Value, maka uang pertanggungan asuransi jiwa adalah:

(Rp 5.000.000 x 12) / 6% = Rp 1 miliar

Mengapa dibagi dengan 6 persen? Karena jika uang pertanggungan diterima, maka dana tersebut
ditempatkan pada instrumen investasi pendapatan tetap seperti ORI (Obligasi Ritel Indonesia),
reksadana pendapatan tetap, bukan pada deposito.

Secara historis memiliki kinerja setahun pada kisaran 6 persen s/d 8 persen. Jadi, uang sebesar Rp 1
miliar akan menghasilkan Rp 5 juta setiap bulannya karena Rp 1 miliar x (6% / 12) = Rp 5 juta.

3. Jika menggunakan metoda Financial Needs Based Value, maka pertanggungan asuransi jiwa adalah:
Nah metoda ini untuk memproteksi biaya pendidikan kelak jika sang ayah meninggal. Misalkan biaya
pendidikan di universitas sekarang adalah Rp 200 juta, maka 9 tahun lagi biaya pendidikan menjadi
sekitar Rp 550 juta dengan perkiraan kenaikan 12% setiap tahunnya.

Jadi, uang pertanggungan untuk memproteksi biaya pendidikan adalah sebesar Rp 550 juta.

Atau kalau ingin lebih murah bisa dengan uang pertanggungan Rp 275 juta, namun wajib dengan
melakukan kombinasi investasi pada reksadana saham sebanyak Rp 250 ribu setiap bulannya, dengan
target return sebesar 18% minimal per tahun.

Selanjutnya, bagaimana cara terbaik untuk memilih produk asuransi jiwa paling sesuai? Dalam hal
pemilihan produk, tentu Anda akan memilih produk paling optimal.

Dalam kasus di atas, tentunya Anda harus mengetahui kisaran premi untuk masing-masing uang
pertanggungan yang ada. Sehingga Anda dan keluarga mendapatkan manfaat terbaik yakni uang
pertanggungan tinggi namun dengan pembayaran premi minimal.

HUKUM PERTANGGUNGAN

BAB I

HAL-HAL UMUM HUKUM PERTANGGUNGAN

1. Pengertian Pertanggungan

Pertanggungan adalah suatu perjanjian timbal balik , dimana seorang penanggung mengikatkan
diri kepada seorang tertanggung, dengan menerima premi sebagai pengganti karena karena kerugian
yang dideritanya akibat suatu perisriwa tak tentu. Dari pengertian ini ada tiga unsur mutlak dalam suatu
pertanggungan , yaitu :

1. adanyan kepentingan.

2. adanya peristiwa tertentu

3. adanya kerugian.

2. Pembedaan jenis pertanggungan

Ada beberapa pembedaan jenis pertanggungan, yaitu :

a. pembedaan menurut pasal 247 KUHD

b. Pertanggungan kerugian dan pertanggungan jumlah

c. pertanggungan dengan premi dan perkumpulan saling menanggung.

a. Pembedaan menurut pasal 247 KUHD :

1. pertanggungan terhadap bahaya kebakaran

2. pertanggungan terhadap bahaya yang mengancam hasil pertanian

3. pertanggungan jiwa

4. pertanggungna terhadap bahaya laut

5. pertanggungan terhadap bahaya yang mengancam pengangkutan didarat dan

diperairan darat.

b. pertanggungan kerugian dan pertanggungan jumlah

pertanggungan kerugian adalah mengganti kerugian yang timbul pada harta kekayaan tertanggung.

Pertanggungan jumlah adalah membayar sejumlah uang tertentu, tidak tergantung pada persoalan
apakah evenemen menimbulkan kerugian apa tidak.
Perbedaan antara pertanggungan kerugian dan pertanggungan jumlah.

MENGENAI PARA PIHAK

pada pertanggungan kerugian ada dua pihak, yaitu penanggung dan tertanggung, sedangkan dalam
pertanggungan jumlah pihak tertanggung di bagi menjadi dua :

1. pengambil / penutp asuransi ; berkewajiban membayar premi dan menerima

polis.

2. penikmat, yaitu orang yang ditunjuk untuk menerima prestasi penanggung oleh

penutup / pengambil.

MENGENAI YANG DIPERTANGGUNGKAN

pada pertanggungan kerugian adalah barang, sedangkan pertanggungan jumlah adalah jiwa.

MENGENAI KEPENTINGAN

pada pertanggungan kerugian adalah mengenai kewajiban yang bernilai uang, sedangkan pertanggungan
pada pertanggungan jumlah adalah hubungan kekeluargaan.

EVENEMENT DAN GANTIRUGI

pada pertanggungan kerugian terwujud bila terjadi peristiwa tertentu yang berakibat kerugian pada
tertanggung, sedangkan pada pertanggungan jumlah ialah hilangnya nyawa seseorang atau lampaunya
suatu tenggang waktu tertentu tanpa meniggalnya badan tertanggung.

ASAS INDEMNITAS

Asas indemnitas artinya ada keseimbangan antara kerugian yang diderita dengan sejumlah ganti rugi.

a. sangat penting apabila terjadi evenemen yang mangakibatkan kerugian.

b. asas nemo plus berlaku artinya tidak menerima melebihi apa yang menjadi

haknya atau tidak memberi melebihi kewajibannya.


PERTANGGUNGAN CAMPURAN

Pertanggungan campuran adalah pertanggungan jumlah yang bercampur dengan pertanggungan


kerugian, misalnya : pertanggungan kecelakaan.

Dalam pertanggungan kecelakaan mengandung dua unsur yaitu unsur pertanggngan kerugian
( perawatan dirumah sakit, biaya obat-obatan, biaya dokter ) dan pertanggungan jumlah ( cacat tetap ;
kehilangan tangan, kaki, mata, telinga dsb ).

JENIS-JENIS PERTANGGUNGAN

1. Pertanggungan dibawah nilai penuh

Adalah pertanggungan yang nilai kepentingannya tidak dipertanggungkan

secara penuh.misal : kepentingan yang nilainya Rp 43.000.000,-

dipertanggungkan hanya dengan nilai Rp 20.000.000,-

2. Pertanggungan Primer-risque

Adalah pertanggungan yang nilai pertanggungannya penuh tetapi tetapi tidak

dipertanggungkan secara penuh namun apabila terjadi suatu evenemen

penanggung diwajibkan mengganti maksimal sama dengan jumlah

pertanggungan.

3. Reasuransi

Adalah benda pertanggungan diertanggungkan lagi oleh penanggung kepada

penanggung lain / disebut pertanggungan ulang.

SYARAT SAHNYA PERJANJIAN PERTANGGUNGAN

a. Kesepakatan antara para pihak.

b. kecakapan berbuat bagi para pihak.

c. adanya objek tertentu.

d. tujuan yang diperbolehkan.

3
UNSUR-UNSUR PENTING DALAM PERJANJIAN PERTANGGUNGAN

a. para pihak ; penanggung dan tertanggung.

b. kepentingan.

c. jumlah pertanggungan.

d. bahaya yang ditanggung oleh penanggung.

e. premi

Peristiwa tak tentu dalam pasal 249 dan 276, sehingga penanggung tidak bertanggung jawab :

a. Karena Kebusukan

b. Cacat Asli

c. Kesalahan sendiri

PRINSIP INDEMNITAS

Artinya prinsip ganti rugi, yakni seimbang antara kerugian yang diderita oleh tertanggung dengan jumlah
ganti ruginya.

POLIS

Perjanjian pertanggungan bersifat konsensual. Merupakan tanda bukti adanya perjanjian pertanggungan,
dan bukan syarat mutlak bagi adanya perjanjian pertanggungan.

ISI POLIS

Semua macam pertanggungan kecuali pertanggungan jiwa :

a. Hari ditutupnya perjanjian

b. nama orang ; nama sendiri, nama pihak ketiga.

c. uraian yang jelas mengenai benda pertanggungan.


d. kesepakatan ganti rugi dalam bentuk sejumlah uang

e. bahaya apa saja yang ditanggung oleh penanggung

f. kapan mulai dan berakhirnya bahaya tersebut.

g. keterangan tambahan bagi penanggung dan janji-janji khusus.

POLIS ADALAH SALAH SATU ALAT PEMBUKTIAN

Polis bukan merupakan syarat mutlak bagi adanya perjanjian pertanggungan. Polis itu adalah alat
pembuktioan bagi kepentingan tertanggung untuk kepentingan penanggung, sebab polis ditandatangani
oleh penanggung bukan tertanggung. Juga disebut alat perikatan.

KERUGIAN

Satu syarat mutlak dalam suatu perjanjian pertanggungan , kerugian adalah akibat dari suatu peristiwa
tak tentu. Peristiwa yang berhubungan dengan kerugian adalah :

a. Causa proxima

sebab dari suatu kerugian ialah suatu peristiwa yag dalam hubungan dengan peristiwa-peristiwa
tersebut, suatu peristiwa yang sangat dekat dengan peristiwa tersebut. Missal nya : A sebuah kapal yang
telah dipertanggungkan, telah dirampas oleh penguasa di Spanyol, karena Nakhoda telah melakukan
penyelundupan. Dalam hal ini bukan bukan perbuatan penyelundupan yang di lakukan oleh Nakhoda.
Jadi kalau bahay yang dipertanggungkan itu melawan hukum hukum nakhoda maka penanggung bebas
mengganti kerugian.

b. Causa adequate

adalah suatu peristiwa yang mengakibatkan suatu kerugian, disebabkan oleh suatu peristiwa yang jauh
maka kejadian itu dikesampingkan.

REASURANSI

Reasuransi adalah Pertanggungan ulang. Missal A mendapat objek pertanggungan maka sebagian objek
itu diberikan kepada B. Macam-macam bentuk reasuransi adalah :
5

a. Bentuk pertama ialah sederajat artinya penanggung pertama dan penanggung

berikutnya sama tingkatannya.

b. bentuk kedua adalah penanggung pertama kepenanggung ulamg dalam negri.

c. bentuk ketiga adalah penanggung pertama dalam negri kepenanggung ulang

luar negri.

KEPENTINGAN PADA REASURANSI

Kepentingan dalam perasuransian adalah hak dan kewajiban tertanggung terhadap benda
pertanggungan.

Pengertian reasuransi adalah perjanjian timbal balik antara penanggung pertama dengan penanggung
berikutnya, dimana penanggung reasuransi itu menerima uang premi yang sudah disepakati, bersedia
mengganti rugi pada penanggung pertama dasar hukumnya pasal 271 KUHD.

PRINSIP-PRINSIPDALAM REASURANSI

1. Prinsip Itikad Baik

Setiap perjanjian harus dilaksanankan dengan itikad baik .

2. Prinsip Indemnitas

Prisip ganti rugi adalah keseimbangan ganti rugi dengan kerugian yang benar-

benar diderita oleh tertanggung.

3. Prinsip Subrogasi

adalah penyerahan hak menuntut dari dari tertanggung kepada penanggung ,

mana kala jumlah ganti rugi sudah ditanggung oleh penanggung.

4. prinsip Kontribusi

Terjadi apbila ada “ double insurance “ bila dalam satu-satunya polis

ditandatangani lebih dari satu penanggung ulang.

5. prinsip follow the fortunes

Penanggung ulang mengikuti penanggung pertama , menghendaki bahwa


penanggung ulang tidak boleh mempertimbangkan secara tersendiri terhadap

objek pertanggungan.

HUKUM PERTANGGUNGAN KERUGIAN

A. Pertanggungan Kebakaran

Pertanggungan bahaya kebakaran diatur dalam pasal 287-298 buku pertama KUHD. Polis pertanggungan
kebakaran diatur dalam pasal 256-287, syarat-syaratnya adalah :

a. letak dan batas benda yg di asuransikan.

b. pemakainya.

c. sifat dan pemakain gedung yang berbatasan.

d. letak dan perbatasan gedung dan tempat bergerak yang diasuransikan.

HUKUM PERTANGGUNGAN TERHADAP BAHAYA YANG MENGANCAM HASIL PERTANIAN SEBELUM DI


PANENI

Diatur dalam pasal 299-301 KUHD, Polis pertanggungannya adalah :

a. letak dan batas tanah yang penghasilannya dipertangguhkan.

b.pemakaian tanah itu.

Pertanggungan macam ini dapat berlangsung dalam jangka 1 tahun lebih.Bila tidak disebutkan tetap
berlaku satu tahun.

PERTANGGUNGAN KERUGIAN DILUAR KUHD

Diatur dlm pasal 247 KUHD, jenisnya : Pertanggungan terhadap pencurian, terhadap kehilangan,
terhadap keselamatan perusahaan, terhadap pertanggung jawaban pihak ketiga.
JURU TAKSIR

Sangat diperlukan apabila terjadi peristiwa evenemen dan dibutuhkan seorang ahli disebut juru taksir
yang bertugas menghitung jumlah asuransi kerugian berdasarkan asas Indemnitas.

JENIS-JENIS ASURANSI KERUGIAN

Jenis-jenis asuransi yang lazim di Indonesia adalah :

a. Pengankutan laut

b. Kebakaran

c. aneka

d. Jiwa

A. Pengangkutan laut

Dibagi menurut benda pertanggungan, yaitu : asuransi rangka kapal dan barang muatan.

Pertanggungan rangka kapal meliputi :

1. rangka dan mesin-mesin

2. pengeluaran pembayaran

3. uang angkutan

4. uang premi

5. pertanggung jawaban pengusaha kapal.

Pertanggungan barang muatan meliputi :

1. barang muatan itu sendiri

2. biaya mengangkut.

3. keuntungan yang diharapkan.

4. uang premi
Asuransi pengankutan laut menurut sifatnya :

1. pengangkutan samudra

2. pengangkutan local

3. pengangkutan darat

4. pengangkutan udara

Asuransi pengangkutan laut menurut buku tarip :

1. pengangkutan barang Impor

2. pengangkutan barang ekspor

Anda mungkin juga menyukai