Anda di halaman 1dari 8

1.

Walau manajemen risiko dan asuransi bisa dikaitkan dalam penanggulangan risiko individu
maupun perusahaan, keduanya bukanlah hal yang sama. Manajemen risiko dan asuransi
memiliki ruang lingkup yang berbeda terkait fungsi, wewenang, dan kebijakannya terutama
di sebuah perusahaan. Berikut perbedaan antara manajemen risiko dengan asuransi:
 Manajemen Risiko
 Lebih menekankan pada menemukan dan menganalisis risiko yang terjadi.
 Bertugas dalam memberikan penilaian terhadap teknik atau cara menanggulangi
risiko, termasuk risiko.
 Dalam melaksanakan programnya, maka akan melibatkan kerjasama antara
sejumlah individu dan bagian-bagian lainnya dari perusahaan.
 Keputusan yang diambil di dalam manajemen risiko akan memberikan pengaruh
cukup besar terhadap operasi perusahaan.

 Asuransi
 Merupakan salah satu cara yang bisa dilakukan dalam menanggulangi suatu risiko
tertentu.
 Bertugas dalam menangani seluruh proses pengalihan risiko.
 Melibatkan sejumlah orang serta kegiatan-kegiatan yang lebih kecil.
 Keputusan yang diambil di bidang asuransi memiliki pengaruh yang lebih terbatas.

Berdasarkan perbedaan manajemen risiko dan asuransi di atas, maka dapat diketahui bahwa
antara kedua hal tersebut memang memiliki kesinambungan. Sehingga, asuransi bisa kita
temukan di dalam bagian dari manajemen risiko, begitu pula sebaliknya.

Selain itu, dapat dikatakan pula bahwa manajemen risiko juga merupakan salah satu
manfaat yang bisa kita dapatkan dari asuransi, karena risiko yang terjadi akibat peristiwa-
peristiwa yang tak diinginkan sejatinya dapat diminimalisir dengan manajemen risiko yang
baik, salah satunya seperti dengan memiliki asuransi.

2. Contohnya:
• Pemilik bangunan berkonstruksi kelas III akan membayar iuran yang lebih besar
daripada yang dibayar oleh pemilik bangunan berkonstruksi kelas I atau kelas II, dengan
okupasi (penggunaan) dan harga pertanggungan yang sama.
• Seseorang yang berusia 40 tahun akan membayar kontribusi premi yang lebih besar
daripada seseorang yang berusia 25 tahun, dengan harga pertanggungan yang sama

2. Diketahui:
Dari 100 buah rumah, kemungkinan terbakarnya satu rumah adalah 37%.
Rata-rata kerugian untuk setiap kebakaran adalah Rp 10.000.000.-
Ditanyakan:
a. Berapakah Expected loss satu rumah ?
b. Apabila kemungkinan terbakarnya dua rumah sebesar 20 % berapa expected lossnya

Jawab:
a. expected loss satu rumah = 37% x 1 x 10.000.000
= 3.700.000
sehingga expected loss untuk satu rumah sebesar Rp 3.700.000,-.
b. expected loss dua rumah = 20% x 2 x 10.000.000
= 4.000.000
sehingga expected loss untuk dua rumah sebesar Rp 4.000.000,-.
3
a. Meski sama-sama bertindak sebagai penyelenggara program pensiun, DPPK memiliki
perbedaan yang signifikan dari DPLK. Berikut perbedaannya.
 Pendiri atau penyelenggara
DPPK didirikan oleh perorangan atau perusahaan yang mempekerjakan karyawan
(Pemberi Kerja). Sementara DPLK didirikan oleh bank umum atau perusahaan
asuransi jiwa. Bank atau perusahaan asuransi jiwa dimungkinkan untuk mendirikan
DPLK sekaligus DPPK, dengan catatan manajemen, kegiatan operasional, dan
pengelolaannya dilakukan secara terpisah.

 Jenis program pensiun


Pendirian DPPK guna menyelenggarakan program pensiun untuk para pekerja atau
karyawan sifatnya tidaklah wajib. Meski demikian, pendiriannya dianjurkan oleh
pemerintah mengingat manfaat positif yang bisa diperoleh karyawan atau pekerja
dari program pensiun tersebut.

Berkenaan dengan hal itu, DPPK dapat menyelenggarakan program pensiun


manfaat pasti dan iuran pasti, tergantung pada kemampuan pemberi kerja terhadap
dana pensiun. Artinya, DPPK dapat memilih jenis program pensiun yang akan
diselenggarakannya, apakah program manfaat pasti atau iuran pasti.

Berbeda dengan DPPK, DPLK hanya dapat menyelenggarakan program pensiun


iuran pasti saja. Program pensiun iuran pasti merupakan program pensiun yang
besar iuran karyawan dan perusahaan pemberi kerja sudah ditetapkan. Keuntungan
dari program pensiun ini yaitu adanya hasil pengembangan dana atau investasi yang
dikelola untuk kemudian ditambahkan pada dana peserta.
 Kepesertaan
Peserta DPPK adalah karyawan atau pekerja dari pemberi kerja yang
menyelenggarakan program pensiun. Meski demikian tak menutup kemungkinan
karyawan atau pekerja dari perusahaan lain juga bisa menjadi peserta DPPK yang
diselenggarakan pemberi kerja tertentu. Sementara peserta DPLK lebih beragam
yakni perorangan, karyawan, dan pekerja mandiri.
 Pembayar iuran
Dalam operasionalnya, dana pensiun baik DPPK maupun DPLK menetapkan
sejumlah iuran yang harus dibayarkan setiap bulannya. Namun, pembayaran iuran
ini dibebankan kepada siapa? Pada DPPK, iuran dibayarkan oleh karyawan dan
pemberi kerja. Artinya, beban pembayaran iuran program pensiun sebagian
ditanggung oleh karyawan, sebagian lainnya ditanggung oleh pemberi kerja atau
perusahaan.

Berbeda dengan DPLK, iuran program pensiun sepenuhnya menjadi tanggungan


peserta baik perorangan, karyawan, maupun pekerja mandiri. Pemberi kerja sama
sekali tidak dibebani tanggung jawab untuk membayar iuran program pensiun
karyawannya.

b. Fungsi dana pensiun adalah tidak hanya bermanfaat untuk peserta saja, namun bagi
perusahaan dan penyelenggara dana pensiun itu sendiri. Berikut penjelasan lengkapnya.

 Fungsi dana pensiun bagi peserta


Fungsi dana pensiun bagi pekerja yakni memberikan jaminan saat dirinya sudah
tidak produktif lagi. Peserta dapat memperoleh hak berupa manfaat pensiun yang
besarannya tergantung dari iuran yang telah dilakukan sebelumnya.

Dana pensiun memberikan rasa aman bagi pekerja mengenai masa depannya
sehingga tidak perlu khawatir jika tidak lagi bekerja dan motivasi kerja saat masa
muda bisa terus dipertahankan. Manfaat dana pensiun juga dapat dijadikan sebagai
warisan untuk keluarga. Sehingga, rasa aman juga didapatkan oleh keluarga
penerima.

 Fungsi dana pensiun bagi perusahaan


Bagi perusahaan, fungsi dana pensiun ini merupakan bentuk apresiasi dan
komitmen perusahaan pada kesejahteraan para pekerjanya. Dana pensiun
merupakan bentuk perhargaan yang diberikan pada karyawan yang telah sekian
tahun bekerja dan memberikan manfaat bagi perusahaan. Menciptakan rasa aman
untuk karyawan agar mampu menurunkan tingkat karyawan yang berhenti bekerja.
Meningkatkan citra sebuah perusahaan ketika menjalankan bisnis. Meningkatkan
motivasi kerja karyawan, sehingga produktivitas perusahaan juga meningkat.

Dengan memberikan dana pensiun, perusahaan memiliki nilai tambah tersendiri


dibandingkan dengan perusahaan yang tidak memberikan dana pensiun.

b. Fungsi dana pensiun bagi penyelenggara


Bagi penyelenggara, dana pensiun dapat dikelola agar menghasilkan keuntungan,
sebab iuran dana hari tua dapat digolongkan ke dalam investasi. Mendukung
program pemerintah dalam pengadaan dana hari tua. Penyelenggara dana pensiun
juga membantu negara upaya mensejahterakan seluruh warga negara termasuk
bagi pekerja yang telah pensiun.

Contohnya:
DPLK BRI Equity Life Indonesia
DPLK BNI Asuransi Jiwa Tugu Mandiri
DPLK BCA AIG Lippo
DPLK Bank Jateng Askrida Jiwa
DPLK Muamalat Miralife
DPLK Jiwasraya BPD Jawa Barat
DPLK Manulife Bringin Jiwa Sejahtera
DPLK Axa Mandiri Bumiputera
DPLK Indolife Indolife Pensiontama
DPLK AIA PT Bank Muamalat Indonesia
DPLK Bringin Life Winterthur Life Indonesia
DPLK Allianz BPD Jawa Tengah
Panin Life Pasaraya
Bank Maspion

4
Jawab:
Nilai Tunai = (Nilai Nominal) x 360__________
360 + {(Tingkat Diskonto) x (Jangka Waktu)}

= _______Rp1.000.000.000,- x 360_________
360 + {(15%)x(28)}

= Rp988.467.875,-

5
A. Profesi Penunjang Pasar Modal (PPPM) terdiri dari akuntan, konsultan hukum,
perusahaan penilai, dan notaris.
a. akuntan merupakan profesi yang memastikan bahwa laporan keuangan emiten
disajikan secara benar dan sesuai dengan standar akuntansi di Indonesia.
b. konsultan hukum merupakan profesi yang di antaranya memastikan bahwa emiten
telah berdiri sesuai dengan hukum yang berlaku dan seluruh transaksi yang dilakukan
oleh emiten telah memenuhi persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi, serta
harta-harta (aset) yang dimilikinya adalah sah secara hukum.
c. Perusahaan penilai harus memastikan bahwa nilai harta emiten telah sesuai dengan
transaksi sehingga tidak akan menyebabkan terjadinya pembengkakkan nilai serta
berperan dalam menentukan nilai wajar dari harta pemilik perusahaan.
d. Notaris berperan:
c. dalam emisi saham, notaris membuat akta perubahan anggaran dasar emiten,
notaris juga berperan dalam membuat perjanjian penjaminan emisi efek dan
perjanjian agen penjual.
d. dalam emisi obligasi, notaris berperan dalam pembuatan perjanjian
perwaliamanatan dan perjanjian penanggungan.

B. Lembaga Penunjang Pasar Modal terdiri dari biro administrasi efek (BAE), Kustodian,
dan Wali Amanat.
Lembaga Penunjang Pasar Modal ini berfungsi sebagai penunjang atau pendukung
beroperasinya pasar modal. Keberadaan lembaga penunjang pasar modal merupakan
salah satu faktor penting untuk dapat berkembangnya pasar modal.

6
Jawab:
a. Perbedaan antara pasar modal dan pasar uang dilihat dari
1) Instrumen yang Diperjual belikan
Untuk instrumen yang ditawarkan pada pasar uang berupa Sertifikat Bank Indonesia
(SBI), sertifikat deposito, Surat Berharga Pasar Uang (SBPU), Surat Berharga Komersial
(CPs), Banker’s Acceptance (BA), Surat Perbendaharaan Negara (SPN). Sedangkan,
instrumen yang ditawarkan di pasar modal diantaranya, surat utang (obligasi), ekuiti
(saham), reksa dana, instrumen derivatif, dan instrumen lainnya.

2) Pasar Tempat Pelaksanaan Transaksi


Perbedaan pasar modal dan pasar uang yang paling umum adalah pasar uang
biasanya menjadi tempat transaksi surat berharga untuk jangka pendek. Sedangkan,
pasar modal adalah pasar transaksi untuk surat berharga yang dilakukan pada jangka
panjang.
3) Struktur Organisasinya
Struktur Pasar Modal Indonesia tertulis pada Undang-undang No. 08 tahun 1995
tentang pasar modal yang menjelaskan bahwa kebijakan di bidang pasar modal
mengikuti ketetapan dari Menteri Keuangan. Secara umum, struktur pasar modal di
Indonesia seperti pada gambar berikut ini:

Sedangkan Pasar Uang Pasar uang diatur oleh bank sentral dan di Indonesia yang
memiliki otoritas atas pasar uang adalah Bank Indonesia. Untuk meningkatkan
efektivitas kebijakan moneter, makroprudensial, sistem pembayaran dan
pengelolaan uang rupiah yang dilakukan oleh Bank Indonesia, diperlukan
pendalaman pasar keuangan guna mencapai pasar uang domestik yang efisien, likuid,
dan dalam.

Pasar uang yang efisien, likuid, dan dalam tidak hanya akan mendukung efektivitas
kebijakan moneter, makroprudensial, sistem pembayaran dan pengelolaan uang
rupiah, tapi juga dapat memberikan fleksibilitas bagi Pelaku Pasar dalam rangka
pengelolaan dana, baik untuk kegiatan pendanaan, investasi, maupun kegiatan
ekonomi lainnya. Oleh karena itu, Bank Indonesia perlu mempercepat proses
pendalaman Pasar Uang melalui pengaturan, perizinan, pengembangan, dan
pengawasan yang komprehensif terhadap berbagai transaksi dan instrumen di Pasar
Uang.

Pengaturan Pasar Uang juga dilakukan dengan memperhatikan peraturan perundang-


undangan mengenai perbendaharaan negara terkait penggunaan instrumen Surat
Utang Negara sebagai instrumen moneter melalui operasi moneter yang dilakukan
antara lain dengan transaksi repurchase agreement (repo). Pengaturan Pasar Uang
dimaksudkan untuk memberikan landasan hukum sehingga dapat menjadi pedoman
dan memberikan kepastian hukum bagi Pelaku Pasar dalam bertransaksi di Pasar
Uang.

4) Tujuan Para Penjual atau Pihak yang Mengeluarkan Surat-surat Berharga


Di Indonesia, tujuan dari adanya pasar uang tidak lain untuk investasi jangka
pendek, pengelolaan likuiditas, melindungi nilai suku bunga dan nilai tukar.
Sedangkan, tujuan dari pasar modal adalah untuk investasi jangka panjang
dengan rincian sebagai berikut:
 Untuk memperluas usaha, dimana modal yang didapatkan dari investor
digunakan untuk perluasan bidang usaha, perluasan pasar, peningkatan
kapasitas produksi.
 Memperbaiki struktur modal, yaitu dengan menyeimbangkan antara modal
sendiri dengan modal asing.
 Melakukan pengalihan pemegang saham dari yang lama ke pemegang saham
baru.

b. Hasil penelitian rolling correlation menunjukkan sebagian besar data pada periode
penelitian menunjukkan hubungan negatif yang kuat diantara keduanya, pada metode
Granger’s causality ditemukan bahwa pasar modal (IHSG) mempengaruhi pasar uang
(nilai tukar riil Rp/UsD), sedangkan untuk rolling regression ditemukan bahwa faktor IHSG
berpengaruh negatif kuat dalam mempengaruhi nilai tukar riil Rp/UsD, walaupun masih
terdapat banyak faktor yang dapat mempengaruhi pasar modal dan pasar uang seperti
tingkat suku bunga, risk, trust, dan keterkaitan antar bursa regional.

Sumber:
Lestari, Murti. 2022. Bank dan Lembaga Keuangan Non Bank. Tangerang Selatan: Universitas
Terbuka.
https://www.cekaja.com/info/perbedaan-manajemen-risiko-dan-asuransi-yang-perlu-diketahui
https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-5852760/dana-pensiun-kenali-pengertian-
jenis-fungsi--perhitungannya
https://www.modalrakyat.id/blog/tabungan-pensiun
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/lexprivatum/article/view/15865/15376
https://www.cimbniaga.co.id/id/inspirasi/perencanaan/apa-itu-emiten-pengertian-fungsi-dan-
tujuannya
https://www.finansialku.com/struktur-organisasi-pelaku-pasar-modal/
https://www.bi.go.id/id/fungsi-utama/moneter/pasar-keuangan/default.aspx
https://www.cimbniaga.co.id/id/inspirasi/perencanaan/pahami-pasar-uang-dan-pasar-modal-
sebelum-berinvestasi

Anda mungkin juga menyukai