Segala puji bagi Tuhan yang telah menolong hamba-Nya sehingga penulisdapat
menyelesaikan makalah ini dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolonganyamungkin
penyusun tidak akan sanggup menyelesaikan tepat pada waktunya, Makalahini disusun agar
pembaca dapat mengetahui, Untuk mengaplikasikan
keperawatan pada pasien hemophilia, Untuk agar lebih mengerti tentang hemophilia, Untuk
pedoman menjalankan peran perawat khususnya dalam menangani pasienhemophilia.
Sebagai hamba Allah yang tidak pernah luput dari kesalahan dan kekurangan, penulis
menyadari sedalam-dalamnya bahwa apa yang penulis sajikanini bukanlah merupakan suatu
bentuk penulisan yang sempurna, meskipun
pada prinsipnya penulis telah berupaya semaksimal mungkin dengan segenap modal pengetah
uan, pengalaman dan keterampilan yang dimiliki untuk mewujudkan penulisan makalah ini
sebagai bentuk penulisan yang sempurna.
Dalam penulisan makalah ini, tidak sedikit hambatan yang penulis dapatkan,namun
berkat rahmat dan hidayah-Nya melalui hamba-hamba yang berhati muliadengan niat tulus
dan ikhlas memberikan bimbingan serta arahan kepada penulis,sehingga tantangan
dan hambatan yang penulis temukan dapat teratasi dengan baik.Untuk itu melalui kesempatan
ini, penulis menyampaikan ucapan terimah kasih yangsebesar-besarnya kepada Dosen
Pembimbing memberikan bimbingan, arahan dan petunjuk yang bermanfaat bagi penulis.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada
pembaca.Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan.penulis menyadari
bahwa penulisan makalah ini kurang sempurna Oleh karena itu, Kritik yang membangundari
pembaca sangat penulis harapkan Terima kasih.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hemofilia termasuk penyakit yang tidak populer dan tidak mudah didiagnosis. Karena
itulah para penderita hemofilia diharapkan mengenakan gelang atau kalung penanda
hemofilia dan selalu membawa keterangan medis dirinya. Hal ini terkait dengan
penanganan medis, jika penderita hemofilia terpaksa harus menjalani perawatan di rumah
sakit atau mengalami kecelakaan. Yang paling penting, penderita hemofilia tidak boleh
mendapat suntikan kedalam otot karena bisa menimbulkan luka atau pendarahan,
Hemofilia memiliki dua tipe, yakni tipe A dan B. Hemofilia A terjadi akibat kekurangan
faktor antihemofilia atau faktor VIII. Sedangkan hemofilia B muncul karena kekurangan
faktor IX.
Penyakit ini diturunkan orang tua kepada seorang anak melalui kromosom X yang tidak
muncul. Saat wanita membawa gen hemofilia, mereka tidak terkena penyakit itu. Jika
ayah menderita hemofilia tetapi sang ibu tidak punya gen itu, maka anak laki-laki mereka
tidak akan menderita hemofilia, tetapi anak perempuan akan memiliki gen itu. Jika
seorang ibu adalah pembawa dan sang ayah tidak, maka anak laki-laki akan berisiko
terkena hemofilia sebesar 50 persen, dan anak perempuan berpeluang jadi pembawa gen
sebesar 50 persen. (www penyakit hemofilia pada anak.com)
Darah pada seorang penyakit hemofilia tidak dapat menbeku dengan sendirinya.secara
normal.proses pembekuan darah pada seorang penderita hemofilia tidak secepat dan
sebanyak orang lain yang normal.ia akan lebih banyak membutuhkan waktu untuk proses
pembekuan darahnya.
C. Tujuan.
a. Tujuan umum
Tujuan umum dari pembuatan makalah ini adalah untuk memberi tahu kepada
pembaca khususnya bagi kalangan perawat agar mengetahui apa itu hemofilia
dan apa saja tindakan yang harus dilakukan.
b. Tujuan khusus
Secara khusus dalam menyusun makalah ini adalah penulis bertujuan untuk
memenuhi tugas dalam mata kuliah system imun & haematologi yang telah
diberikan oleh dosen pembimbing.
BAB II
KONSEP DASAR
A. Definisi
· Hemofilia adalah suatu kelainan perdarahan akibat kekurangan salah satu faktor
pembekuan darah. (Nurcahyo, 2007)
B. Etiologi
Hemofilia disebabkan oleh mutasi genetik. Mutasi gen yang melibatkan kode untuk
protein yang penting dalam proses pembekuan darah. Gejala perdarahan timbul
karena pembekuan darah terganggu.
Hemofilia A disebabkan oleh gen yang defek yang terdapat pada kromosom X.
Hemofilia B (juga disebut Penyakit Natal ) hasil dari kekurangan faktor IX karena
mutasi pada gen yang sesuai. Hemofilia C adalah hemofilia yang disebabkan karena
kekurangan faktor XI diwariskan sebagai penyakit resesif autosom tidak lengkap yang
mengenai pria dan wanita. Kondisi ini lebih jarang daripada hemofilia A dan B dan
biasanya menyebabkan gejala ringan.
C. Tanda & Gejala
Perdarahan terjadi pada periode neonatal (karena factor VIII tidak melewati plasenta)
Kelainan diketahui setelah tindakan sirkumsisi atau suntikan.
Pada usia anak-anak sering terjadi memar atau hematom.
Laserasi kecil (luka di lidah atau bibir)
Gejala khasnya : hematrosis (perdarahan sendi) yang nyeri dan menimbulkan keterbatasan gerak.
Persendian yang bengkak, nyeri atau pembengkakan pada tungkai atau lengan (terutama lutut atau
siku) bila perdarahan terjadi.
Perdarahan hebat karena luka potong yang kecil.
Darah dalam urin (kadang-kadang).
D. Pemeriksaan Diagnostik
E. Penatalaksanaan
1. Pada hemofilia A pengobatan dilakukan dengan meningkatkan kadar factor anti
hemofili sehingga perdarahan berhenti. Factor anti hemofili terdapat di dalam plasma
orang sehat tetapi mudah rusak bila disimpan di dalam darah sehingga untuk
menghentikan perdarahan pada hemofili A perlu ditranfusikan plasma segar.
Penatalaksanaan secara umum perlu dihindari trauma, pada masa bayi lapisi tempat
tidur dan bermain dengan busa. Awasi anak dengan ketat saat belajar berjalan. Saat
anak semakin besar perkenalkan denga aktivitas fisik yang tidak beresiko trauma.
Hindari obat yang mempengaruhi fungsi platelet dan dapat mencetuskan perdarahan
(seperti : aspirin). Therapy pengganti dilakukan dengan memberikan kriopresipitat
atau konsentrat factor VIII melalui infus.
F. Komplikasi
G. Pathway
H. Proses keperawatan
1. Pengkajian
a. TTV
- Nadi
- Pernafasan
b.Tampilan Umum
- Tanda-tanda gagal jantung kongesti
- Gelisah
c. Kulit
- Warna pucat, ikterus
- Petekia
- Memar / hematom
- Perdarahan dari membran mukosa / dari luar suntikan / pungsi vena.
d. Abdomen
- Pembesaran hati
- Pembesaran limpa
e. Kaji anak terhadap perilaku verbal dan non verbal yang mengindikasikan nyeri.
f. Kaji tempat tempat terkait untuk menilai luasnya perdarahan dan luasnya kerusakan sensori, saraf
dan motoris.
g.Kaji kemampuan anak untuk melakukan aktivitas perawatan diri (missal : menyikat gigi).
h.Kaji tingkat perkembangan anak.
i. Kaji kesiapan anak dan keluarga untuk pemulangan dan kemampuan penatalaksanaan program
pengobatan di rumah.
j. Tanyakan riwayat keluarga mengenai kelaina perdarahan.
k.Tanyakan perdarahan yang tak biasanya.
l. Pemeriksaan fisik selama periode eksaserbasi :
Pembentukan hematoma (subkutan / intramuskular)
Neuropati perifer.
Hemorragi intrakranial : sakit kepala, gangguan penglihatan, perubahan tingkat kesadaran,
peningkatan TD, nadi lemah, ketidaksamaan pupil.
Hemrthrosis : perdarahan pada sendi
Hematuria
Epistaksis.
m. kaji kemampuan pasien dan keluarga tentang kondisi dan tindakan.
n. Kaji dampak kondisi pada gaya hidup baru.
- Engram Barbara 1998. ASUHAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH VOL. 2, Buku Kedokteran
EGC. Jakarta.
- L. Betz Ceciely, A. Sowden Linda. 2002. BUKU SAKU KEPERAWATAN PEDIATRI, Buku Kedokteran EGC.
Jakarta.
- KAPITA SELEKTA Edisi 3 Jilid 2, 2000. Media Aesculapius. Fakultas Kedokteran UI. Jakarta.
- H. Winter Griffith M. D. 1994. BUKU PINTAR KESEHATAN 769 GEJALA 520 PENYAKIT 160
PENGOBATAN, Arcan.
- PENYAKIT & PENANGGULANGANNYA, PT. Gramedia. Jakarta.
- Swearing. 2000. KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH EDISI 2. Buku Kedokteran EGC. Jakarta.
https://id.scribd.com/doc/185313886/Pathway-Hemofilia
http://elsaherlindanrs.blogspot.co.id/2015/03/askep-hemofilia.html
http://free-asuhan-keperawatan.blogspot.co.id/2012/01/laporan-pendahuluan-asuhan-
keperawatan_5209.html