NAMA KELOMPOK :
- ASMAWIYAH
- AZKA AMALINA
- FATMAWARNI
- YENI KAMELIANA
Cerita Sejarah
“ISTANA KUNING”
Kesultanan Banjar dipimpin oleh Sultan Musta’inubillah namanya, adalah Raja yang
sangat bijaksana dan adil dalam memerintah rakyatnya. Beliau memiliki empat orang putera
dan seorang puteri, usia mereka hanya terpaut satu tahun. Raja selalu mengasihi dan
menyayangi semua anaknya tanpa membeda-bedakan kasih sayang. Ketika usia anak-
anaknya beranjak remaja dan mulai mengerti kekuasaan, takhta, dan harta, Raja khawatir
putera dan puterinya akan berebut kekuasaan. Namun raja hanya memikirkannya dalam hati
tanpa sempat terucap.
Setelah putera dan puteri raja menginjak usia dewasa, barulah sang Raja
menyadarinya. Seandainya ia telah membagi kekuasaan untuk putera puterinya sejak
mereka remaja. Kini, terlambat sudah, mereka mulai dikuasai nafsu serakah untuk berkuasa.
Kesultanan Banjar hanya cukup untuk empat generasi, sedangkan putera dan puteri
Raja berjumlah lima orang. Salah satu dari mereka harus mengikhlaskan diri untuk tidak
mendapat jabatan ataupun kekuasaan. Namun, mana mungkin diantara putera puteri Raja
ada yang ingin mengalah. Akan terjadi pertumpahan darah jika akan seperti itu
kenyataannya. Semakin hari, semakin kelam. Siang bagaikan kelam meski cahaya mentari
benderang. Langit enggan menyapa rakyat Kesultanan Banjar. Bahkan, ombak berdebur-
debur pertanda sulitnya waktu mendatang. Kini hari sangat menakutkan dan mencekam.
Ibarat, manusia disana mati rasa dan tiada cahaya untuk mengobati luka.
Kabar telah tersebar kemana-mana. Perang akan segera terjadi. Perang perebutan
takhta. Perang saudara.
Sang Raja menunjuk anak pertamanya yaitu Pangeran Adipati Anta Kusuma.
Sebagai Putera dan Raja baru dalam mendirikan kerajaan baru di Sampit atau Kotawaringin.
Sebelum berangkat, Sang Raja mengamanatkan bahwa Kesultanan Banjar harus
dibagi rata pada ketiga puteranya dan seorang puterinya. Sedangkan Sang Raja dan Sang
Pangeran akan mendirikan kerajaan baru dan entah kapan kembali.
Sang Raja dan Sang Pangeran pun bertolak ke barat dan memutuskan untuk
menjelajah Kotawaringin daripada Sampit. Kemudian rombongan Raja dan Pangeran
singgah di Desa Pandau yang mayoritas penduduknya adalah suku Dayak. Rombongan
diterima oleh tetua adat dan diperbolehkan untuk menginap.
Sang raja setuju, dan meminta Pangeran Adipati Anta Kusuma untuk memimpin.
Dan Pangeran menamai kerajaannya yaitu Kerajaan Kotawaringin.
Selama Pangeran Adipati Anta Kusuma menjadi Raja, beliau tidak menginzinkan
satu pun rakyatnya untuk menyembah dirinya. Dia memberi kebebasan bagi rakyatnya
untuk memeluk agama nenek moyang mereka atau memeluk agama Islam. Dan kala itu,
hampir separuh dari rakyatnya memilih untuk menganut agama Islam.
Pangeran Adipati Anta Kusuma adalah raja yang sangat mengerti dan memahami
keinginan rakyatnya. Sebagai ucapan rasa syukur dan cintanya kepada rakyat, maka
Pangeran memilih warna kuning untuk lambang kemakmuran rakyatnya. Dan sejak
ditetapkannya warna tersebut, seluruh kerajaan harus mengikuti warna yang telah
ditentukan.