Anda di halaman 1dari 8

Pengkajian terkait Perubahan Kognitif pada Lansia

Nurul Miftahul Jannah, 1506690183


Gerontik –Kelas B

Teori-teori tentang penuan sudah banyak di kembangkan dan menjadi landasan


teori yang mendukung perubahan fisiologis dan psikososial pada manusia. Pada bahasan
kali ini akan dibahas mengenai perubahan fungsi psikososial pada lansia yaitu aspek
kognitif. Memori merupakan sebuah sistem yang memproses informasi layaknya
komputer, informasi yang diperoleh akan dirasakan, disimpan, dan akan diambil kembali
saat dibutuhkan atau diinginkan (Miller, 2012). Menurut beberapa penelitian dan teori
dikatakan bahwa pada lansia, mereka akan cenderung mengingat peristiwa yang lebih lama
lebih dari pada kejadian yang baru-baru ini terjadi, meskipun beberapa penelitian juga
mengatakan memori jangka pendek dan jangka panjang juga mengalami penurunan secara
bersamaan (Miller, 2012). Oleh karenanya selain mengetahui teori perubahan kemampuan
otak dalam mengingat, faktor-faktor yang dapat mempengaruhi penurunan daya ingat, serta
aktivitas dan nutrisi yang harus dipertahankan, perlu dilakukan pengkajian untuk menilai
tingkat kemampuan kognitif pada lansia.
Perubahan atau penurunan memori pada lansia dapat menganggu kinerja karena
proses recall informasi yang gagal, kemampuan konsentrasi yang berkurang, dan hal lain
terkait proses kognitif dapat menghambat individu lansia dalam melakukan kegiatan
sehari-hari. Kemampuan kognitif yang baik pada seseorang dapat mempengaruhi mental
orang tersebut. Jika terjadi penurunan memori secara episodik dalam proses penuaan dapat
mempengaruhi kemampuan mental seseorang (Stockholm University, 2013). Berbagai
gangguan kognitif dapat mempengaruhi memori, orientasi perhatian, dan konsentrasi.
Selain itu juga dapat mempengaruhi kecerdasan, penilaian, kemampuan belajar, presepsi,
pemecahan masalah, kemampuan psikomotor, dan kemampuan dalam bersosialisasi
(Touhy & Jett, 2014). Sehingga jika terdapat tanda gejala dari gangguan fungsi kognitif
seperti demensia, delirium, dan depresi perlu dilakukan pengkajian lebih lanjut untuk
mengetahui tingkat keparahan, dan selanjutnya dapat memilih intervensi yang sesuai
dengan tingkat perubahan fungsi kognitif individu lansia.
Skrining menentukan permasalahan yang terjadi atau masalah fokus sebelum
menentukan rencana keperawatan. Serta intervensi yang sesuai dengan masalah utama dan
aktual yang harus di atasi lebih dulu. Skrining terkait gangguan kognitif bermacam-
macam. Pada pembahasan kali ini akan fokus pada dua instrumen terkait fungsi kognitif
yaitu, MMSE (Mini-Mental State Examination) Terlampir 1 dan CDR Terlampir 2
(Clinical Dementia Rating). MMSE merupakan instrumen tes skrining untuk mengevaluasi
gangguan kognitif pada lansia (The Independent Hospital Pricing Authority (IHPA), 2017).
Terdapat tiga interpretasi hasil dari skrining MMSE, yaitu jika nilai akhir yang diperoleh
>23 maka, aspek kognitif dari fungsi mental baik, jika nilai akhir 18-22 kemungkinan
terjadi kerusakan aspek fungsi mental ringan, dan jika nilai akhir <17 dapat terjadi
kerusakan aspek fungsi mental berat .
Skrining kedua yaitu CDR, CDR digunakan untuk melihat fungsi keenam domain
kognitif dan fungsional pada penyakit Alzheimer dan demensia terkait memori, orientasi,
judgemental & pemecahan masalah, hubungan sosial, rumah & hobi, dan perawatan diri
(Knight Alzheimer's Disease Research Center, 2018). Kedua tes skrining tersebut
digunakan untuk memnentukan fungsi kognitif lansia. Terdapat lima interpretasi terhadap
nilai akhir yang diperoleh, yaitu jika nilai akhir bernilai 0 disebut normal, jika bernilai 0,5
mengalami demensia sangat ringan, 1 : demensia ringan, 2 : demensia sedang, dan 3 :
demensia berat.
Proses kognitif mendukung pemikiran seseorang dalam pemecahan masalah,
mengingat, menafsirkan, dan berkomunikasi. Normalnya, penuaan yang sehat tidak
ditandai dengan gangguan kognitif dan mental (Tabloski, 2014). Maka setelah skrining
tersebut, terdapat hal-hal yang harus dikaji lebih lanjut antara lain pertimbangan budaya,
kepuasan hidup dan peristiwa kehidupan, serta stress dan koping (Tabloski, 2014). Melalui
hal-hal tersebut dapat dilihat manakah hal yang belum tercapai klien. Karena menurut teori
Maslow semakin bertambah usia seseorang maka pencapaian kebutuhan dasarnya semakin
tinggi, seperti pada lansia yang idealnya dapat terpenuhi kebutuhan akutualisasi dirinya.
Aktulisasi diri pada lansia berarti, lansia sebagai individu dapat menggunakan kemampuan
dirinya untuk mencapai sifat-sifat yang diinginkan seperti otonomi, kreativitas,
kemandirian, serta memiliki hubungan interpersonal yang positif (Potter, Perry, Stockert,
& Hall, 2013; Miller, 2012). Jika hal tersebut tidak tercapai maka dapat menimbulkan
masalah fungsi psikososial pada lansia. Salah satu fungsi psikososial yang dapat terganggu
adalah fungsi kognitif.
Pertama pengalaman hidup, nilai-nilai dan keyakinan individu tentu berbeda satu
sama lain. Hal tersebut juga dapat dipengaruhi oleh etnis, ras, dan kebudayaan setempat .
Kelompok minoritas menanggung beban yang lebih besar sehingga kebutuhan kesehatan
mental yang tidak terpenuhi yang berdampak negatif terhadap kesehatan dan produktivitas.
Contohnya di beberapa negara maju dengan berbagai macam penduduk, seperti di U.S.,
penduduk minoritas dari luar negara tersebut yang mengalami hambatan dalam bahasa
inggris, tidak memiliki asuransi kesehatan, dan sosioekonomi yang miskin sehingga sulit
untuk mengakses kebutuhan hidupnya dan pelayanan kesehatan (Fuentes & Aranda, 2012).
Sehingga risiko terjadi gangguan mental semakin tinggi jika kebutuhannya tidak terpenuhi
dan diatasi.
Kedua kepuasan hidup, dapat didefinisikan sebagai refleksi perasaan tentang masa
lalu, sekarang, dan masa depan. Kepuasan hidup adalah penilaian kognitif mengenai
kesejahteraan, dan kebahagiaan (Tabloski, 2014). Apabila seseorang merasa sejahtera
maka dapat menggambarkan kebahagiaan, jika merasa bahagia dapat menimbulkan
harapan-harapan positif. Jika kedua hal ini tercapai dan seimbang pada lansia maka dapat
menjaga kesehatan mental dan menumbuhkan sikap positif dalam setiap permasalahan
yang dialami. Melalui pencapaian ini maka lansia mempunyai presepsi yang baik, mampu
memecahkan masalah, dan dapat bersosialisasi dengan orang lain dengan baik. Sehingga
meskipun mengalami penurunan fungsi kognitif karena proses penuaan, namun tetap bisa
mempertahakan fungsi kognitif dengan baik.
Ketiga stress koping, stress merupakan respon terhadap suatu tekanan. Ketika
seseorang stress terhadap suatu tekanan atau stressor maka akan tubuh akan merespon
dengan mengeluarkan hormone-hormon tertentu yang dapat meningkatkan nadi, tekanan
darah, gula darah, dan kontraksi otot. Jika hal tersebut terus terjadi dan terakumulasi maka
akan menjadi faktor presipitasi terhadap penyakit tertentu (Tabloski, 2014). Jika seseorang
dengan penyakit tertentu dan tidak memiliki pertahanan atau koping yang baik dalam
mengatasi stressor maka dampak dari stress yang tidak diatasi dapat memicu masalah lain
yang tidak hanya melibatkan gangguan fisik tubuh, namun bisa mempengaruhi psikologis
dan mental seseorang dalam mempertahankan kesehatannya.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam penurunan fungsi kognitif pada lansia
normal terjadi namun tidak sampai menimbulkan gangguan. Gangguan yang dapat terjadi
terkait fungsi kognitif pada lansia adalah demensia, delirium, dan depresi. Gangguan
kognitif dapat mempengaruhi memori, orientasi perhatian, dan konsentrasi dapat
mempengaruhi kecerdasan, penilaian, kemampuan belajar, presepsi, pemecahan masalah,
kemampuan psikomotor, dan kemampuan dalam bersosialisasi. Maka diperlukan skrining
untuk menentukan gangguan kognitif yang terjadi pada lansia, skrining yang dilakukan
dapat menggunakan instrument MMSE atau CDR. Setelah dilakukan skrining perlu
dilakukan pengkajian lanjutan untuk intervensi yang diberikan sesuai kebutuhan klien. Jika
klien mengalami masalah terkait stress dan kopingnya maka hal yang harus diperbaiki dan
ditingkatkan kemampuannya dimulai dari aspek tersebut, sehingga intervensi yang akan
dilakukan terkait mempertahankan fungsi kognitif pada lansia dapat di maksimalkan.

Daftar Pustaka

Fuentes, D., & Aranda, M. P. (2012). Depression Interventions among Racial and
Ethnic Minority Older Adults: A Systematic Review across 20 Years. The
American Journal of Geriatric Psychiatry : Official Journal of the American
Association for Geriatric Psychiatry, 20(11), 915–931.
http://doi.org/10.1097/JGP.0b013e31825d091a
Independent Hospital Pricing Authority (IHPA). (2017). Standardised Mini-Mental State
Examination (SMMSE). Diakses dari https://www.ihpa.gov.au/what-we-
do/standardised-mini-mental-state-examination-smmse (14 Mei 2018)
Knight Alzheimer's Disease Research Center. (2018). CDR™ The Clinical Dementia Rating.
Diakses dari https://knightadrc.wustl.edu/cdr/cdr.html (14 Mei 2018)
Miller, C. A. (2012). Nursing for Wellness in Older Adults. Philadelphia: Lippincott Williams
& Wilkins.
Potter, P. A., Perry, A. G., Stockert, P. A., & Hall, A. M. (2013). Fundamental Nursing :
Concept, Process, and Practice. 6th ed. St. Louis Mosby: Elsevier.
Stockholm University. (2013). Brain Characteristics of Memory Decline and Stability in
Aging. Sweden : Department of Psychology, Stockholm University
Tabloski, P. A. (2014). Gerontological Nursing. New Jersey: PEARSON Education.
Touhy, T. A., & Jett, K. F. (2014). Ebersole and Hess’ Gerontological Nursing & Healthy
Aging . St. Louis, Missouri: ELSEVIER MOSBY.
Lampiran 1
MMSE (mini mental status exam)

No. Aspek Kognitif Nilai Nilai klien Kriteria


Maks
1. ORIENTASI 5 Menyebutkan dengan benar:
- Tahun
- Musim
- Tanggal
- Hari
- Bulan
2. Orientasi 5 Dimana kita sekarang ?
- Negara Indonesia
- Provinsi….
- Kota ….
- Panti werda…
- Wisma…
3. Registrasi 3 Sebutkan 3 objek (oleh pemeriksa ) 1 detik
untuk mengatakan masing –masing objek,
kemudian tanyakan kepada klien ketiga objek,
tadi (untuk disebutkan )
- Objek….
- Objek….
- Objek ….
4. Perhatian dan 5 Minta klien untuk memulai dari angka 100
Kalkulasi kemudian dikurangi 7 sampai 5 kali
- 92
- 86
- 79
- 72
- 65
5. Mengingat 3 Minta klien untuk mengulangi ke 3 objek pada
nomer 2 (registrasi) tadi, bila benar 1 poin untuk
masing – masing objek.
6. Bahasa 9 Tunjukkan pada klien suatu benda dan tanyakan
namannya pada klien (misal jam tangan atau
pensil)

Minta kepada klien untuk mengulang kata berikut


“ tak ada jika ,dan , atau,tetapi” bila benar, nilai 1
poin.

Pernyataan benar 2 buah : tidak ada tetapi

Minta klien untuk mengikuti perintah berikut ini


yang terdiri dari 3 langkah: “ ambil kertas di
tangan anda ,lipat 2 dan taruh di lantai “.
- Ambil Kertas
- Lipat dua
- Taruh di lantai
Perintahkan pada klien untuk hal berikut (bila
aktivitas sesuai perintah nilai 1 poin)

Tutup Mata Anda.


Perintah pada klien untuk menulis satu kalimat
dan menyalin gambar
Tulis Satu Kalimat
Menyalin Gambar
Copying: Minta klien untuk mengcopy gambar
dibawah. Nilai 1 point jika seluruh 10 sisi ada dan 2
pentagon saling berpotongan membentuk sebuah
gambar 4 sisi

Total Nilai 30 ….
Interpretasi hasil

>23 : aspek kognitif dari fungsi mental baik

18-22 : kerusakan aspek fungsi mental ringan

<17 : terdapat kerusakan aspek fungsi mental berat

………,………..20…

Pemeriks
a,
Lampiran 2

CDR™ Scoring Table Inisial Subjek : ____________________

Clinical
Dementia 0 0,5 1 2 3
Rating (CDR™)

Impairment
None Questionable Mild Moderate Severe
0 0.5 1 2 3

No memory loss Consistent slight Severe memory loss; Severe memory


Moderate memory loss; more
or slight forgetfulness; partial only highly learned loss; only
Memory marked for recent events; defect
inconsistent recollection of events; material retained; new fragments
interferes with everyday activities
forgetfulness "benign" forgetfulness material rapidly lost remain

Moderate difficulty with time


Severe difficulty with
Fully oriented except relationships; oriented for place
time relationships; Oriented to
Orientation Fully oriented for slight difficulty at examination; may have
usually disoriented to person only
with time relationships geographic disorientation
time, often to place
elsewhere

Judgment & Solves everyday Slight impairment in Moderate difficulty in handling Severely impaired in Unable to make
Problem problems & solving problems, problems, similarities, and handling problems, judgments or
Solving handles business similarities, and differences; social judgment similarities, and solve problems
& financial affairs differences usually maintained differences; social
well; judgment judgment usually
good in relation to impaired
past performance

No pretense of independent function outside


Independent home
function at usual Unable to function independently
Community level in job, Slight impairment in at these activities although may Appears too ill
Affairs shopping, these activities still be engaged in some; appears Appears well enough to to be taken to
volunteer and normal to casual inspection be taken to functions functions
social groups outside a family home outside a family
home

Life at home, Mild but definite impairment of


Life at home, hobbies, Only simple chores
hobbies, and function at home; more difficult No significant
Home and and intellectual preserved; very restricted
intellectual chores abandoned; more function in
Hobbies interests slightly interests, poorly
interests well complicated hobbies and interests home
impaired maintaned
maintained abandoned

Requires much
Requires assistance in
help with
Personal dressing, hygiene,
Fully capable of self-care Needs prompting personal care;
Care keeping of personal
frequent
effects
incontinence
Score only as decline from previous usual level due to cognitive loss, not impairment due to other factors.
0 = Normal 0.5 = Very Mild Dementia 1 = Mild Dementia 2 = Moderate Dementia 3 = Severe Dementia

Anda mungkin juga menyukai