Anda di halaman 1dari 12

PERCOBAAN I

PENENTUAN KELARUTAN ZAT PADAT

I. TUJUAN

1.1. Menentukan kelarutan zat padat dan sifat zat.

1.2. Menggunakan tetapan fisika zat sebagai kriteria identifikasi dan

kemurnian zat.

II. LANDASAN TEORI

Kelarutan diartikan sebagai konsentrasi bahan terlarut dalam suatu larutan

jenuh pada suatu suhu tertentu. Larutan sebagai campuran homogen bahan yang

berlainan. Untuk dibedakan antara larutan dari gas, cairan dan bahan padat

dalam cairan. Disamping itu terdapat larutan dalam keadaan padat (misalnya

gelas, pembentukan kristal campuran).

Kelarutan dalam Farmakope Indonesia, diartikan dengan kelarutan pada

suhu 200C (FI III) atau 250C (FI IV) dinyatakan dalam satu bagian bobot

zatpadat atau 1 bagian volume zat cair dalam bagian volume tertentu pelarut,

kecuali dinyatakan lain.

Perubahan kelarutan dengan tekanan tak mempunyai arti penting yang

praktis dalam analisis anorganik kualitatif, karena semua pekerjaan dilakukan

dalam bejana terbuka pada tekanan atmosfer, perubahan yang sedikit

daritekanan atmosfer tak mempunyai pengaruh yang berarti atas kelarutan.

Terlebih penting adalah perubahan kelarutan dengan suhu.


Suhu merupakan faktor yang penting dalam menentukan kelarutan suatu

obat dan dalam mempersiapkan larutannya. Kebanyakan bahan kimia menyerap

panas bila dilarutkan dan dikatakan mempunyai panas larutan negative, yang

menyebabkan meningkatnya kelarutan dengan menaikkan suhu. Segolongan

kecil bahan kimia mempunyai panas larutan positif dan menunjukkan

berkurangnya kelarutan dengan suatu kenaikan suhu. Disamping suhu, faktor-

faktor lain juga mempengaruhi kelarutan. Ini meliputi bermacam-macam bahan

kimia dan sifat-sifat fisika lainnya dari zat terlarut dan pelarut, faktor tekanan,

keasaman atau kebasaan dari larutan, keadaan bagian dari zat terlarut, dan

pengadukan secara fisik yang dilakukan terhadap larutan selama

berlangsungnya proses melarut. Kelarutan suatu zat kimia murni pada suhu dan

tekanan tertentu adalah tetap; tetapi, laju larutnya yaitu kecepatan zat itu

melarut, tergantung pada ukuran partikel dari zat dan tingkat pengadukan.

Makin halus bubuk makin luas permukaan kontak dengan pelarut, makin cepat

proses melarut. Juga makin kuat pengadukan, makin banyak pelarut yang tidak

jenuh bersentuhan dengan obat, makin cepat terbentuknya larutan.

Kelarutan suatu senyawa dinyatakan dalam gr/lt. Besarnya kelarutan suatu

senyawa adalah jumlah maksimal senyawa bersangkutan yang larut dalam

sejumlah pelarut tertentu pada suatu suhu tertentu dan merupakan larutan jenuh

yang ada dalam kesetimbangan dengan bentuk padatnya.

Kelarutan suatu bahan dalam suatu pelarut tertentu menunjukkan

konsentrasi maksimum larutan yang dapat dibuat dari bahan dan pelarut
tersebut. Bila suatu pelarut pada suhu tertentu melarutkan semua zat terlarut

sampai batas daya melarutnya, larutan ini disebut larutan jenuh. Agar supaya

diperhatikan berbagai kemungkinan kelarutan diantara dua macam bahan kimia

yang menentukan jumlah masing-masing yang diperlukan untuk membuat

larutan jenuh, disebutkan dua contoh sediaan resmi larutan jenuh dalam air,

yaitu larutan Topical Kalsium HIdroksida, USP (Calcium Hydroxide Topical

Solution, USP), dan larutan oral Kalium Iodida, USP (Potassium Iodida Oral

Solution, USP). Larutan yang pertama dibuat dengan mencampur

kalisihidroksida dalam jumlah yang tepat dengan air murni, mengandung hanya

140 mg zat terlarut yang larut per 100 ml. Lrutan pada suhu 250 C, sedangkan

larutan yang berikutnya mengandung kira-kira 100 g zat terlarut per 100 ml

larutan, lebih dari 700 kali sebanyak zat terlarut yang terdapat dalam larutan

topikal kalsium hidroksida.

Larutan Jenuh adalah suatu larutan di mana zat terlarut berada dalam

kesetimbangan dengan fase padat (zat terlarut). Larutan tidak jenuh atau hampir

jenuh adalah suatu larutan yang mengandung zat terlarut dalam konsentrasi di

bawah konsentrasi yang dibutuhkan untuk penjenuhan sempurna pada

temperatur tertentu. Suatu larutan lewat jenuh adalah suatu larutan yang

mengandung zat terlarut dalam konsentrasi lebih banyak daripada yang

seharusnya ada pada temperatur tertentu, terdapat juga zat terlarut yang tidak

larut. Keadaan lewat jenuh mungkin terjadi apabila inti kecil zat terlarut yang
dibutuhkan untuk pembentukan kristal permulaan adalah lebih mudah larut

daripada kristal besar sehingga menyebabkan sulitnya inti terbentuk.

Kelarutan obat sebagian besar disebabkan oleh poaritas dari pelarut, yaitu

oleh dipol momennya. Pelarut polar melarutkan zat terlarut ionik dan zat polar

lainnya. Sesuai dengan itu, air bercampur dengan alkohol dalam segala

perbandingan dan melarutkan gula dan senyawa polihidroksi yang lain.


III. ALAT DAN BAHAN

3.1. Alat

No. Nama alat Ukuran Jumlah

1. Buret - 1 buah

2. Erlenemeyer 250 ml 5 buah

3. Beker gelas 250 ml 1 buah

3.2. Bahan

No. Nama bahan Jumlah Pelarut

1. Asam salisilat 100 mg Aqua destilata

2. NaCl 100 mg Aqua destilata

3. Laktosa 100 mg Aqua destilata

4. Parasetamol 100 mg Aqua destilata

5. Asam benzoat 100 mg Aqua destilata


IV. PROSEDUR KERJA

1. Timbang zat yang telah ditentukan.

2. Masukkan kedalam erlenemeyer.

3. Tambahkan pelarut secara terukur melalui buret sambil diaduk perlahan-

lahan.

4. Kelarutan dapat dihitung dengan membaca skala pada buret, hitung

jumlah pelarut yang terpakai sampai zat terlarut sempurna.

5. Masukkan dalam tabel pengolahan data dan tentukan klasifikasi

kelarutannya.
V. TUGAS SEBELUM PRAKTIKUM

1. Carilah monografi dari bahan yang tercantum diatas beserta dengan

kelarutannya didalam farmakope indonesia edisi III ?

Jawaban

Monografi :

a. Kelarutan asam saalisilat (FI edisi III hal : 56)

b. Kelarutan NaCl (FI edisi III hal : 403)

c. Kelarutan laktosa (FI edisi III hal : 338)

d. Kelarutan paracetamol (FI edisi III hal : 37)

e. Kelarutan asam benzoat (FI edisi III hal : 49)


VI. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

6.1. hasil pengamatan

No.
Nama zat (sampel) Volume Klasaifikasi Kelarutan

pelarut kelarutan berdasarkan

farmakope

Sukar larut Larut dalam


1. Asam salisilat 35, 4 ml
550 bagian air

Agak sukar Larut dalam


2. Paracetamol 13,5 ml
larut 70 bagian air

Mudah larut Larut dalam


3. Laktosa 4,5 ml
10 bagian air

Sukar larut Larut dalam


4. Asam benzoat 14,2 ml
350 bagian air

Mudah larut Larut dalam


5. NaCl 2 ml
2,8 bagian air

6.2. Pembahasan

Larutan adalah campuran homogen antara zat pelarut dan zat

terlarut. Kelarutan adalah kemampuan suatu zat melarut dalam pelarut

tertentu, pada percobaan kali ini kami mengamati kelarutan yang dialami

oleh asam salisilat, asam benzoat, laktosa, paracetamol dan NaCl. Sedian
sampel yang digunakan sebanyak 100 mg, masing-masing kedalam

erlenemeyer lalu tetesi dengan pelarut air yang telah dimasukkan kedalam

buret, goncang sediaan yang telah dimasukkan kedalam erlenemeyer

sambil digoncang. Setelah itu akan didapat hasilnya. Dari percobaan yang

telah kami lakukan ini didapatkan hasil bahwa asam salisilat dan asam

benzoat kelarutan didalam air sukar larur didalam air, paracetamol

kelarutan didalam air agak sukar larut sedangkan laktosa dan NaCl

kelarutan didalam air mudah larut.

Kenapa pada pengujian ini ada beberapa kelarutan yang susah untuk

larut, hal ini disebabkan karena :

1. pH

2. Suhu

3. Jenis pelarut

4. Bentuk dan ukuran partikel zat

5. Konstanta dielektrik bahan pelarut.

6. Adanya zat-zat lain seperti sufaktan, pembentuk komplek, ion

sejenis, dll.

Data kelarutan dalam air ini sangat penting untuk diketahui dalam

pembuatan sediaan farmasi. Sediaan farmasi cairan seperti sirup dan lain

lain nya dibuat menggunakan pembawa air, begitupun dengan sediaan

tablet, kapsul dan lain-lain karena obat akan diberikan secara oral. Hal ini
tetap dilarutkan karena dalam saluran cerna, obat harus dapat melarut

dalam cairan saluran cerna yang komponen utamanya adalah air, agar

dapat diaborsi. Obat baru dapat diaborsi dari saluran cerna dalam keadaan

terlarut. Oleh karena itu salah satu cara untuk meningkatkan kelarutan zat

aktifnya didalam air.


VII. KESIMPULAN

Dari praktikum kali ini dapat disimpulkan bahwa :

1. Asam salisilat sukar larut dalam pelarut nono polar, sedikit larut dalam

pelarut semi polar, dan larut dalam pelarut polar.

2. Asam salisilat dan asam benzoat kelarutannya sukar larut didalam air.

3. Paracetamol kelarutannya agak sukar larut dalam air.

4. Paracetamol dan NaCl kelarutannya mudah larut didalam air.


DAFTAR PUSTAKA

Elmitra. 2019. modul praktikum kimia fisika. Padang : Sekolah Tinggi Faarmasi

Indonesia

Dikjen POM . 1979. Farmakope indonesian edisis III. Depkes RI.Jakarta

Moechtar. 1989. Farmasi fisika bagian larutan dan dispersi. Yogyakarta :

Universitas Gajah Mada

Oxtoby, david, W. 2001. Prinsip-prinsip kimia modern. Erlangga : Surabaya

Sukardjo. 1997. Kimia fisika. Yogyakarta : Rineka Cipta

Anda mungkin juga menyukai