Makalah Kinematika Enzim
Makalah Kinematika Enzim
Oleh: Kelompok 4
Febria Ayu
Ferina Tiara Safitri
Jihan Nada Salsabila
Citra Divinaura Hadi
Yubi Vebiona Hartono 185100601111010
Shafiyah Firyal
PENGERTIAN ENZIM
Enzim adalah golongan protein yang paling banyak terdapat dalam sel hidup dan
mempunyai fungsi penting sebagai katalisator reaksi biokimia yang secara kolektif membentuk
metabolisme perantara (intermedietary metabolism) dari sel. Molekul enzim biasanya berbentuk
bulat (globular), sebagian terdiri atas satu rantai polipeptida dan sebagian lain terdiri dari lebih
dari satu polipeptida (Wirahadikusumah, 1989). Menurut Poedjiadi (1994), fungsi suatu enzim
adalah sebagai katalis untuk proses biokimia yang terjadi di dalam sel maupun di luar sel. Suatu
enzim dapat mempercepat reaksi 108 sampai 1011 kali lebih cepat daripada apabila reaksi
tersebut dilakukan tanpa katalis. Enzim dapat berfungsi sebagai katalis yang sangat efisien, di
samping itu mempunyai derajat kekhasan yang tinggi. Seperti juga katalis lainnya, enzim dapat
menurunkan energi aktivasi suatu reaksi kimia.
Kelebihan enzim sebagai katalis dibandingkan dengan katalisator sintetik antara lain:
(1) enzim mempunyai spesifitas tinggi,
(2) enzim bekerja secara spesifik (hanya mengkatalisis substrat tertentu),
(3) tidak terbentuk produk samping yang tidak diinginkan,
(4) mempunyai produktivitas tinggi,
(5) produk akhir pada umumnya tidak terkontaminasi sehingga mengurangi biaya purifikasi dan
mengurangi efek kerusakan terhadap lingkungan (Chaplin and Bucke, 1990).
Keunggulan lain dari enzim adalah dapat bekerja pada kondisi yang ramah (mild), sehingga dapat
menekan konsumsi energi (suhu dan tekanan tinggi). Hal ini menyebabkan reaksi yang dikatalisis
enzim menjadi lebih efisien dibandingkan dengan reaksi yang dikatalisis oleh katalisis kimia.
Enzim sebagai biokatalis telah dapat diaplikasikan secara komersil untuk proses–proses industri,
antara lain industri pangan, medis (diagnosis), kimia, dan farmasi (Junita, 2002). Enzim dapat
bekerja secara efektif pada suhu dan pH tertentu, namun aktivitasnya akan berkurang dalam
keadaan di atas atau di bawah titik tertentu. Aktivitas enzim tidak hanya dipengaruhi oleh suhu
dan pH, tetapi juga faktor lain seperti konsentrasi.
1) Konsentrasi enzim
Konsentrasi enzim secara langsung mempengaruhi kecepatan laju reaksi enzimatik. Pada
suatu konsentrasi substrat tertentu, laju reaksi bertambah dengan bertambahnya konsentrasi
enzim (Poedjiadi, 1994).
2) Konsentrasi substrat
Laju reaksi enzimatik akan meningkat dengan bertambahnya konsentrasi substrat rendah,
bagian aktif enzim hanya menampung substrat sedikit. Bila konsentrasi substrat diperbesar,
makin banyak substrat yang berhubungan dengan enzim pada bagian aktif, sehingga konsentrasi
enzim-substrat makin besar dan menyebabkan besarnya laju reaksi. Namun pada batas
konsentrasi substrat tertentu, semua bagian aktif telah dipenuhi substrat. Dalam kondisi ini,
bertambahnya konsentrasi enzim–substrat, sehingga jumlah hasil reaksinya pun tidak bertambah
(Poedjiadi, 1994). Hubungan antara konsentrasi substrat dengan laju reaksi enzim ditunjukkan
dalam Gambar 1.
Suhu dapat meningkatkan laju reaksi enzimatik sampai batas tertentu. Suhu yang terlalu
tinggi (jauh dari suhu optimum suatu enzim) akan menyebabkan enzim terdenaturasi. Bila enzim
terdenaturasi, maka bagian aktifnya akan terganggu dan dengan demikian konsentrasi efektif
enzim menjadi berkurang. Hal ini menyebabkan laju reaksi enzimatik menurun (Poedjiadi, 1994).
4) pH
Struktur ion enzim bergantung pada pH lingkungan. Enzim dapat berbentuk ion positif
dan ion negatif (zwitter ion). Dengan demikian perubahan pH akan mempengaruhi efektivitas
bagian aktif enzim dalam membentuk kompleks enzim–substrat. Selain itu, pH yang tinggi dapat
menyebabkan terjadinya proses denaturasi dan ini akan menghakibatkan menurunnya aktivitas
enzim. Enzim menunjukkan aktivitas maksimum pada kisaran pH antara 4,5–8,0 (Winarno,
1986).
Inhibitor merupakan molekul atau ion yang menghambat reaksi enzimatik (Poedjiadi,
1994). Inhibitor akan menyerang sisi aktif enzim sehingga enzim tidak dapat berikatan dengan
substrat sehingga fungsi katalitiknya terganggu (Winarno, 1986).
5) Kofaktor Logam
Kofaktor adalah suatu faktor yang membantu keaktifan enzim. Ikatan antara kofaktor dan
enzim dapat sangat kuat dan ada pula yang tidak terikat kuat (Poedjiadi, 1994).
6) Pelarut organik
Penggunaan pelarut dalam reaksi enzimatik memberikan keuntungan antara lain ialah
kelarutan substrat-organik dan enzim lebih tinggi dibandingkan dengan air serta meningkatkan
kestabilan enzim dengan pelarut (Kwon and Rhee, 1986).