INTISARI
Teknologi pembersihan dengan ultrasonik yang sering dimanfaatkan untuk membersihkan
peralatan industri maupun rumah tangga yang sulit dibersihkan dengan cara pembersihan biasa
atau manual. Frekuensi ultrasonik yang digunakan berkisar lebih kurang 40 kHz, dimana kavitasi
dan ledakan yang dihasilkan gelombang ultrasonik bersifat tidak merusak. Karena bersifat tidak
merusak maka perlu dicoba untuk pembersihan untuk Anak Timbangan (AT). Pengujian ini akan
memperlihatkan tingkat kebersihan tanpa ultrasonik maupun dengan ultrasonik dan juga akan
memperlihatkan hasil dari beberapa variasi media cairannya. Hasil pengujian ini menunjukkan
bahwa dengan menggunakan ultrasonik pembersihan akan lebih bersih, karena dengan
menggunakan ultrasonik mampu membersihkan lebih bersih sekitar 101,9% dari pada
pembersihan tanpa ultrasonik sekitar 98,32%.
ABSTRACT
The cleaning technology using ultrasonic is widely used to clean industrial equipment as well as
household appliances those are very difficult to be cleaned using usual technique such as the
manual method. The used ultrasonic frequency is around 40 kHz, this ultrasonic wave generates
non destructive cavitation and implosion. Since it is not destructive, it is necessary to make an
experiment on cleaning weight applying ultrasonic. This experiment will show the level of
cleanliness when using with the ultrasonic and without the ultrasonic, and also showing the
results obtained from some fluid media variations. The results of experiment show that the
cleaning technique applying ultrasonic is cleaner since this technique can clean cleaner around
101.9% compared to the cleaning technique without applying ultrasonic can clean around
98.32%.
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan Teknologi pembersihan ultrasonik di industri sangat cepat seiring
dengan kebutuhan dan inovasi penggunaannya dalam beberapa tahun terakhir ini. Saat
ini dunia industri sedang mengembangkan pengganti pelarut kimia ke pelarut yang
ramah lingkungan. Dimana energi ultrasonik yang digunakan industri dilakukan secara
ekstensif dikarenakan akan meningkatkan efek pembersihan dan variasi proses
pembersihan.[4] Ultrasonik saat ini telah banyak digunakan dimasyarakat sebagai
pembersih seperti kacamata, jam tangan water proof, perhiasan dll.
Ultrasonik merupakan sebuah sensor yang memancarkan gelombang frekuensi
tertentu yaitu 20 kHz hingga 20 MHz. Penggunaan sensor ultrasonik sangat luas baik
sebagai alat ukur, pendeteksi kerusakan, pendeteksi umur bahan, pembersihan peralatan
dsb. Frekuensi yang digunakan sebagai pembersih yang tidak merusak berkisar di
frekuensi 40 kHz.[4]
Anak timbangan (AT) merupakan alat ukur standar massa yang memiliki
tingkatan ketelusuran. Dimana perlakukan tiap AT diperlakukan sesuai dengan
tingkatannya, seperti penyimpanan, tata letak saat pengujian serta pembersihan AT.
Didalam pembersihan AT sudah diatur oleh OIML R111, B.4 dimana AT harus
dibersihkan dengan kuas, lap, jika kotoran membandel maka AT dibersihkan dengan
alkohol, air destilasi atau pelarut lainnya.[3]
Penguji akan menganalisa tingkat kebersihan dari AT dengan pembersihan
ultrasonik serta membandingkan hasil pembersihannya dengan pembersihan tanpa
ultrasonik. Bahwa Hasil yang diharapkan adalah pembersihan AT dengan ultrasonik
yang lebih baik disbanding tanpa ultrasonik dalam penerapannya.
2. TEORI DASAR
2.1 Teori pembersihan ultrasonik
Proses pembersihan dengan menggunakan ultrasonik terdiri dari beberapa
proses yaitu:
1. Pembersihan terjadi di seluruh permukaan benda yang telah terkontaminasi dengan
cairan pembersih kimia
2. Lapisan jenuh akan terbentuk di permukaan semua permukaan benda yang terendam
cairan pembersih
3. Gelombang ultrasonik yang dihasilkan tranduser akan meledakan kotoran diseluruh
permukaan benda yang terendam cairan
4. Beberapa kontaminasi yang tidak larut akan terikat membentuk ion/partikel. Partikel
ini akan tertarik dan patah
5. Akibat kavitasi dan ledakan gelombang ultrasonik, maka kontaminasi akan lepas
Gambar 1. Proses pembersihan benda dengan ultrasonic[1]
3. METODOLOGI
Cara Pengujian Pembersihan Anak Timbangan:
1. Persiapkan peralatan-peralatan sesuai dengan kebutuhan
2. Kondisikan Ruang Pengujian Sesuai dengan Kondisi Pengujian Anak Timbangan
3. Timbang terlebih dahulu AT nya, setelah ditimbang maka AT dikotori dengan
minyak di timbang
4. AT di bersihkan dengan pembersihan biasa (cairan air destilasi, wash benzene
dan alkohol)
5. Timbang AT kembali, Lakukan Pengujian dengan 10 kali
6. Buat data di cerapan dan Analisa data tersebut
7. Lakukan pengujian yang sama dengan pembersihan ultrasonik (cairan air
destilasi, wash benzene dan alkohol)
Gambar 4. Grafik pembersihan ultrasonik dan air destilasi dengan air destilasi
Tabel 1. Pengujian AT dengan ultrasonik dan tanpa ultrasonik
Gambar 5. Grafik pembersihan ultrasonik dan wash benzene dengan wash benzene
Tabel 2. Pengujian AT setelah dan sebelum dicuci dengan ultrasonik dengan cairan wash
benzene
Gambar 6. Grafik pembersihan ultrasonik dan alkohol 95% dengan alkohol 95%
Tabel 3. Pengujian AT ultrasonik dan alkohol 95% dengan alkohol 95%
5. KESIMPULAN
Kesimpulan
Hasil dari pengujian pembersihan dengan ultrasonik dengan menggunakan cairan
yang berbeda-beda dimana, persentase hilangnya pengotor tanpa ultrasonik dan dengan
ultrasonik sebagai berikut:
- Dengan cairan Aquades : Tanpa Ultrasonik Pengotor yang hilang 98,28% sedangkan
dengan ultrasonik Pengotor yang hilang 98,72%
- Dengan cairan Wash Benzene : Tanpa Ultrasonik Pengotor yang hilang 98,70%,
sedangkan dengan ultrasonik Pengotor yang hilang 104,99%
- Dengan cairan Alkohol 95% : Tanpa Ultrasonik Pengotor yang hilang 98%,
sedangkan denga ultrasonik Pengotor yang hilang 101,99%
Untuk persentase hilangnya pengotor pada AT melebihi 100% yang menandakan
adanya pengotor lain ikut terbersihkan selain pengotor tambahan (minyak). Pembersihan
dengan ultrasonik dengan media cairan akan dapat menghilangkan pengotor lebih
banyak daripada tanpa ultrasonik.
Saran
1. Agar tidak terjadi jumlah pengotor yang hilang melebihi 100%, sebaiknya AT
dibersihkan terlebih dahulu dengan ultrasonik, sehingga diyakinkan tidak ada
pengotor yang lain ikut terbawa
2. Perlu dilakukan variasi frekuensi ultrasonik untuk mendapatkan korelasi antara
frekuansi dengan tingkat kebersihan
7. DAFTAR PUSTAKA
[1] Fuchs F.Jhon : Ultrasonic cleaning : Fundamental Theory and Aplication,
Blackstone-Ney Ultrasonic,2002, NY.
[2] Hesson R. James : Fundamentals of Ultrasonic Cleaning, Photomacrography
documentation purposes at the http://extreme-macro.co.uk. 2013, UK.
[3] Keputusan DIRJEN PDN No. 40/PDN/KEP/3/2010 tentang Syarat Teknis Anak
Timbangan Ketelitian Biasa dan Khusus.
[4] Recommendation Organisation Internationale de Metrologie Legale (OIML) No.111
2004 “Weights of kelases E1, E2, F1, F2, M1, M1–2, M2, M2–3 and M3”.
[5] Surat Edaran Direktur Metrologi no 4599/Dirmet-1.1/VI/1999 tentang Syarat-syarat
teknik khusus anak timbangan ketelitian biasa dan ketelitian khusus.
[6] Timothy J. Mason, Journal Ultrasonic cleaning: An historical perspective,
Sonochemistry Group, James Starley Building, Faculty of Health and Life Sciences,
Coventry University, Coventry CV1 5FB, 2015, UK.
[7] www.technowash.com “Introduction Ultrasonic Cleaning”.
HASIL DISKUSI
1. Pertanyaan : Pengotornya sampai 104, apakah ada pengotor lain?
Jawaban : Selama ini Anak timbangan dianggap sudah bersih, perlu adanya
pengujian lain yang mendukung penelitian ini. Dari hasil pembersihan yang
berulang-ulang, tidak ada penurunan massa AT, massanya setelah dibersihkan
massanya tetap.
2. Pertanyaan : Bagaimana mengetahui tingkat kekotoran anak timbangan, bagaimana
perbedaan antara 2 metode oiml dengan ultrasonic?
Jawaban : Di OIML tidak ada pernyataan pembersihan dengan ultrasonik tetapi
dibersihkan dengan kuas atau lap,jika noda memvandel maka dibersihkan dengan
cairan alkohol,aquades atau pelarut lainnya. Kalau pembersihan menggunakan
ultrasonik, hanya membuktikan apakah lebih efektif atau tidak. Untuk mengetahui
ada kotoran perlu adanya foto mikro sebelum dan setelah pembersihan