Anda di halaman 1dari 6

Asesmen fungsi bicara, resonansi, dan velofaring

Menurut An ad Hoc Committee of the american Cleft palate - Craniofacial Association


standar minimal untuk evaluasi bicara, resonansi dan velofaring yaitu asesmen persepsi dan
asesmen dengan menggunakan minimal satu iinstrumentasi selama connected speech (misal
nasofaringendoskopi atau fluoroscopy atau pressure flow)

Asesmen resonansi dan fungsi velofaring dapat dilakukan secara tidak langsung maupun langsung

Asesmen Langsung

1. Nasofaringendoskopi

2. Videofluoroskopi

Saat hipernasalitas atau emisi udara nasal diidentifikasi melalui evaluasi bicara persepsi, maka
diperlukan asesmen fungsi velofaring lebih lanjut. Walaupun disfungsi velofaring dapat
diidentifikasi dari asesmen persepsi, pemeriksaan ini penting dilakukan untuk menetapkan
karakteristik gerakan serta menentukan ukuran pembukaan velofaring. Nasofaringendoskopi
dapat membantu menilai abnormalitas anatomis dan fisiologis yang menyebabkan disfungsi
velofaring. Nasofaringendoskopi dapat menjadi alat yang sangat berguna untuk evaluasi fungsi
velofaring menentukan penyebab disfungsi velofaring. Nasofaringendoskopi dapat ditoleransi
dengan baik oleh anak mulai usia 3 tahun. Tujuan daro asesmen dan evaluasi kemampuan bocara
dan bahasa anak adalah menetapkan tahap perkembangan bicara bahasa menetapkan jenis
gangguan bicara pada aspek resonansi, artikulasi dan fonasi serta modal yang masih dimilik pasien
sehingga dapat ditentukan prognosis fungsional maupun rekomendasi tatalaksana tindakan.

Asesmen tidak langsung

1. Asesmen persepsi

asesmen persepsi adalah untuk menentukan fungsi bicara, resonansi dan velofaring

sehingga bila terdapat gangguan selanjutnya dapat ditetapkan tipe, derajat, keparahan dan
penyebabnya. Hasil yang ditemukan pada asesmen persepsi dapat dilanjutkan dengan pemeriksaan
instrumen untuk menentukan penyebab spesifik dari gangguan tersebut dan rencana tatalaksana
yang tepat.
Asesmen persepsi harus dilakukan oleh praktisi yang memiliki kompetensi dan berpengalaman.
Pemeriksa harus menggunakan fungsi pendengaran dan penglihatannya untuk mengevaluasi
komunikasi verbal subjek yang diperiksa. Anak dengan riwayat sumbing bibir dan/atau Ielangit
atau anomali kraniofasial harus mendapatkan evaluasi keterampilan bicara dan bahasa setahun
sekali hingga usia 4 tahun. Sekitar usia 3 tahun, anak harus mendapatkan evaluasi komprehensif
bicara dan bahasa.

Kelebihan asesmen persepsi adalah dapat menetapkan standar kualitas bicara dan

dapat pula menetapkan skala penilaian resonansi oro—nasal, pelepasan udara nasal,

tekanan intraoral dan artikulasi yang menjadi standar evaluasi hasil pembedahan. Kekurangan
asesmen persepsi adalah asesmen ini bersifat kuantitatif dan memerlukan pemeriksa yang terlatih.

Pada saat melakukan asesmen persepsi, sangat penting untuk menetapkan speech

sample yang dapat memberikan informasi mengenai fungsi resonansi, artikulasi,

fungsi velofaring, dan fonasi. Hendaknya, setiap institusi memiliki speech sample yang

memenuhi kriteria:

 Memiliki connected speech dan Single word articulation test

 Paling baik adalah speech sample yang mengandung connected speech yang konsonannya
membutuhkan penutupan velofaring atau kalimat yang didominasi oleh suara oral

 Single word articulation test harus memiliki pengulangan kata dengan Pressure sensitive
phonemes, dan berhitung satu sampai sepuluh

 Speech sample harus berupa kata atau kalimat mengandung fonem yang memiliki point of
articulation yang sama serta rentang bicara yang optimal

 Speech sample disesuaikan dengan perkembangan bicara bahasa

2. Nasometer

Nasometer merupakan metode untuk mengukur korelasi akustik resonansi dan fur,
velofaring, melalui alat berbasis komputer. Pemeriksaan nasometer memberikan nasalance score,
suatu persentase energi akustiknasaldarienergitotal(nasaldan

oral).Nasometertidak mencakupvisualisasi dari struktur velofaring, sehingga disebut

sebagai alat ukur tidak langsung (indirect measure). Kelebihan dari nasometer yaitu

menyediakan data objektif yang dapat dibandingkan dengan nilai standar untuk

interpretasi. Nasometer berguna untuk evaluasi resonansi karena melengkapi apa

ggyang didengar melalui evaluasi persepsi dan apa yang dilihat melalui alat pengukur

flangsung (direct instrumental measures).

3. Pressure Flow

Tekhnik pressure-flow dapat memberikan informasi objektif mengenai fungsi velofaring dan
parameter pernapasan. Beberapa faktor harus diperhatikan selama pemeriksaan dan interpretasi
pressure—flow.

TUJUAN TATALAKSANA

Tujuan utama tatalaksana adalah anak mampu berkomunikasi sesuai dengan modal yang
dimilikinya. Tujuan tatalaksana sebelum tindakan operatif yaitu untuk menstimulasi produksi
bicara melalui aktivitas bermain vokal berbagai variasi suara, mendorong imitasi suara serta
menstimulasi produksi konsonan oral stop.

Secara spesifik tujuan dari tatalaksana yaitu :

 Meningkatkan kesempatan berkomunikasi

 Meningkatkan perbendaharaan konsonan, terutama konsonan yang membutuhkan tekanan


intraoral optimal

 Meningkatkan variasi vokalisasi dengan permainan suara dan produksi kata-kata

 Meningkatkan kosakata, dengan berfokus pada kata-kata fungsional


 Mengeliminasi misartikulasi kompensasi karena cenderung memiliki dampak yang besar pada
intelligibility dan fungsi velofaring dibandingkan kesalahan produksi suara lainnya.

 Menstimulasi ketepatan penempatan konsonan apabila terdapat misartikulasi konsonan


(misalnya mengarahkan backed oral articulation dari posterior menuju anterior dan
membentuk tekanan intraoral optimal)

 Menstimulasi arah aliran udara oral dan penutupan katup pada tempat yang tepat selama
produksi suara

Strategi dan teknik yang dapat digunakan adalah:

 Teknik penempatan fonem, dimulai dengan bilabial kemudian menuju alveolar

 Mengenalkan cara berbisik atau menggunakan /h/ yang diperpanjang untuk mengubah pola
glottal dan mengajarkan aliran udara oral yang mudah dengan pembukaan glotis

 Menambahkan /h/ setelah konsonan stop pada oral untuk mengurangi Penggunaan glotal stop
sebelum vokal

 Mengajarkan diskriminasi auditorik antara produksi suara benar dengan produksi suara
kompensasi untuk memfasilitasi pemantauan diri sendiri

 Memberikan visual cues, dengan cara :

- Menggunakan model mulut untuk memvisualisasikan penempatan artikulasi

- Menggunakan kaca untuk mengobservasi posisi artikulasi, pemeriksa duduk bersebelahan


sehingga anak dapat melihat refleksi dirinya dan pemeriksa memberikan verbal cues seperti
instruksi untuk penempatan organ artikulasi yang benar dan manner atau aliran udara yang tepat,
memberikan tactile cues seperti :

- Merasakan otot-otot leher untuk membantu identifikasi penempatan yang salah pada glottal
stop, pharyngeal stopm dan frikatif

- Merasakan aliran udara yang terlepas pada saat produksi plosif


- Menggunakan satu jari untuk merasakan penutupan bilabial dan tekanan udara intraoral
pada plosif

- Menggunakan penutup hidung atau menekan hidung (nasal oklusi) untuk memberikan
sensasi tekanan oral atau menghilangkan kesalahan aliran udara nasal
Sumber :

Sumbing Bibir dan Lelangit Manajemen Fungsi Bicara, dr.Luh K. Wahyuni, Sp.KFR-K, 2018 CV.
Read Octopus, Juli 2018.

Residen IKFR :

1. Ayu Lidya Rahmah

2. Mayrovi Dewi Nyuyorike. D

3. Irsalina Savirah Sarebni

Anda mungkin juga menyukai