Anda di halaman 1dari 25

SEJARAH DAN PERKEMBANGAN ADMINISTRASI NEGARA

Sejarah dan Perkembangan Administrasi Negara

A. Definisi Administrasi Negara

Administrasi mempunyai banyak definisi. Dari berbagai definisi yang ada, dapat dikelompokkan bahwa
administrasi merupakan proses, tata usaha, dan pemerintahan atau administrasi negara. Selain itu,
administrasi juga memiliki tiga unsur yang berfungsi sebagai pembeda sebuah kegiatan, apakah kegiatan
tersebut merupakan kegiatan administrasi atau tidak. Di tinjau dari segi ilmu, administrasi mempunyai
banyak cabang dan salah satunya adalah administrasi negara. Administrasi negara pun memiliki banyak
definisi, secara umum dibagi sebagai berikut ;

1. Definisi yang melihat administrasi negara hanya dalam lingkungan lembaga eksekutif saja.

2. Definisi yang melihat cakupan administrasi negara meliputi semua cabang pemerintahan dan hal-hal
yang berkaitan dengan publik.

Administrasi Negara memiliki keterkaitan yang erat dengan lingkungan sosial, unsur budaya yang
terkandung dalam lingkungan sosial merupakan unsur yang dominan dalam memberikan pengaruhnya
terhadap penampilan administrasi negara.

B. Sejarah Pertumbuhan Administrasi Negara

Ide mengenai administrasi bukanlah hal yang baru, ide semacam ini pernah muncul dalam ajaran
Confisius dalam pidatonya pada saat pemakaman Pericles. Selain itu, hal yang berkenaan dengan
administrasi juga muncul dalam kehidupan bangsa Mesir kuno. Berbagai bukti sejarah juga menunjukkan
bahwa ada upaya-upaya secara sistematis yang dikobarkan oleh berbagai tokoh seperti Cicero dan
Casiodorus. Hasil dari perjuangan Cicero dapat ditemukan dalam kode etik publik dari kerajaan- kerajaan
lama. Di Jerman dan Austria, sejak abad ke-16 – 18, tonggak administrasi telah berdiri kokoh ditangan
kaum Kameralis yang memandang administrasi sebagai suatu teknologi. Di Amerika, sejak peristiwa
kemerdekaan, administrasi juga mendapat perhatian yang cukup penting. Secara umum, administrasi
yang ada diharapkan dapat memberikan pelayanan terhadap kepentingan umum dan kesejahteraan
rakyat, bukan sebaliknya, yaitu untuk mengeruk keuntungan demi kepentingan pribadi.

Di Indonesia sendiri, tegak dan berdirinya administrasi negara dimulai sejak tahun 1957 yang diprakarsai
dengan berdirinya Lembaga Administrasi Negara ( LAN ). Hingga kini LAN tetap memberikan
kontribusinya terhadap birokrasi Indonesia. Kemudian pada tahun 1962 dibentuklah Panitia Retooling
Aparatur Negara ( PARAN ), menyusul pada tahun 1964 pendirian Komando Tertinggi Retooling Aparatur
Revolusi ( KOTRAR ). Pada dua dasawarsa pertama berdirinya birokrasi Indonesia, birokrasi tersebut
bersifat spoil system. Tahun 1958, berdasarkan politik negerinya yang berusaha membangun solidaritas
regional Asia Tenggara, Indonesia mengikuti konferesi di Manila dan kemudian membentuk Eastern
Regional Organisation For Public Administration ( EROPA ), Selain itu, Indonesia juga menjalin hubungan
dengan International Institute For Administrative Science ( IIAS ) di Brussel.

C. Pendekatan Administrasi Negara Modern

Pendekatan administrasi negara diuraikan menjadi pendekatan tradisional, pendekatan perilaku,


pendekatan pembuatan keputusan (desisional) dan pendekatan ekologis. Pendekatan tradisional berisi
pengungkapan tentang berbagai pengaruh ilmu politik. Administrasi yang terdiri dari berbagai disiplin
ilmu juga memiliki cara pendekatan dan metode yang beragam, oleh karena itu, kajian yang terdapat
dalam administrasi negara bersifat dinamis.

D. Pentingnya Study Administrasi Negara

a. Kekhususan Administrasi Negara

Keberadaan administrasi negara dibandingkan dengan berbagai organisasi sosial yang ada, dapat
diketahui bahwa administrasi negara memiliki suatu kekhususan tersendiri. Menurut Caiden (1982),
administrasi negara memiliki tujuh kekhususan, yaitu ;

1. Kehadiran administrasi negara tidak bisa dihindari.

2. Administrasi negara mengharapkan kepatuhan.

3. Administrasi negara mempunyai prioritas.

4. Administrasi negara mempunyai kekecualian.

5. Manajemen puncak administrasi negara adalah politik.

6. Penampilan administrasi negara sulit diukur.

7. Lebih banyak harapan yang diletakkan pada administrasi negara.

b. Identifikasi Administrasi Negara

Berikut identifikasi administrasi negara menurut Gerald E. Caiden;

a. Identifikasi administrasi pemerintahan.


b. Identifikasi organisasi publik.

c. Identifikasi orientasi sikap administrasi.

d. Identifikasi proses yang bersifat khusus.

e. Identifikasi aspek publik.

Lima identifikasi tersebut mengandung unsur yang bersifat umum, yakni : administrasi negara
menunjukkan aktivitas komunal yang diorganisasikan secara publik, dalam arahan politik, dan beroperasi
berdasarkan kaidah-kaidah publik.

E. Peranan Administrasi Negara

Berbagai peranan penting dari administrasi negara tidak lepas dari kegiatan-kegiatan yang bersifat
publik. Di bidang pembangunan, selain berperan dalam bidang prosedur, teknik, dan mekanik,
administrasi juga memberikan bekal mengenai pengorganisasian dalam kegiatan sosial. Selain itu,
peranan administrasi negara juga sangat diperlukan dalam perkembangan globalisasi yang sangat erat
dengan persaingan bebas. Secara politis, administrasi negara berperan memelihara stabilitas negara,
sedangkan secara ekonomi, administrasi negara bertujuan menjamin kemampuan ekonomi nasional
untuk menghadapi dan mengatasi persaingan global.

F. Krisis Identitas

Menurut Henry (1995:21), krisis yang terjadi pada administrasi negara merupakan persoalan internal
bagaimana administrasi memandang dirinya sendiri. Secara rinci krisis identitas dimaksud menunjukkan
bahwa:

1. Krisis identitas yang dihadapi administrasi negara bertumpu pada tiadanya kesepakatan tentang
administrasi negara sebagai ilmu atau bukan.

2. Suatu pengetahuan dapat dipandang sebagai ilmu apabila memenuhi dua ukuran berikut:

a. mempunyai paradigma teoritis;

b. mempunyai teori-inti.

3. Nicholas Henry mengemukakan lima paradigma administrasi negara, yakni;

a. Dikhotomi politik-administrasi (1900-1927);

b. Prinsip-prinsip adiministrasi (1927-1937);

c. Administrasi negara sebagai ilmu politik (1950-sampai sekarang);


d. Administrasi negara sebagai ilmu administrasi (1956-1970);

e. Administrasi negara sebagai administrasi negara (1970-sampai sekarang)

4. Administrasi negara dapat dipandang sebagai studi multidisipliner yang bersifat eklektis karena banyak
konsep yang dipinjam dari ilmu-ilmu lain.

G. Hubungan Administrasi Negara dengan Ilmu-ilmu Lain

1. Administrasi negara merupakan salah satu cabang ilmu sosial, karena itu, setiap kegiatannya selalu
berkaitan dengan berbagai ilmu sosial lainnya seperti ilmu sejarah, antropologi budaya, ilmu ekonomi,
administrasi niaga, ilmu jiwa, sosiologi dan ilmu politik.

2. Perspektif administrasi negara akan lebih mudah diungkapkan menggunakan analisis sejarah dan
antropologi budaya. Penggunaan analisis antropologi budaya akan melengkapi analisis sejarah.

3. Ilmu ekonomi membantu dalam analisis biaya dan manfaat, administrasi niaga dengan konsep PPBS
dan makna Gerakan Manajemen Ilmiahnya. Sementara ilmu jiwa membantu memahami individu dalam
situasi administrasi.

4. Sosiologi membantu dalam pembahasan mengenai birokrasi dan kooptasi, yang merupakan hal-hal
yang menonjol dalam studi administrasi negara.

H. Hubungan Administrasi Negara dengan Ilmu Politik

1. Administrasi negara dan ilmu politik memiliki keterkaitan yang telah berjalan lama, karena tidak ada
pembatas yang tegas antara kedua ilmu ini.

2. Administrasi negara dipandang sebagai salah satu aspek dari proses politik dan merupakan salah satu
elemen dalam sistem pemerintahan.

3. Munculnya dikhotomi politik-administrasi yang sebenarnya merupakan gerakan koreksi terhadap


buruknya karakter pemerintah.

I. Masalah Focus dan Locus dari Administrasi Negara

 Menurut Nicholas Henry, administrasi negara mengenal lima paradigma berikut:

Paradigma 1 : Dikhotomi politik-administrasi (1900-1926).


Paradigma 2 : Prinsip – prinsip administrasi negara (1927-1937).

Paradigma 3 : Administrasi negara sebagai ilmu politik (1950-1970)

Paradigma 4 : Administrasi Negara sebagai ilmu administrasi (1956-1970).

Paradigma 5 : Administrasi negara sebagai administrasi negara (1970 – sampai sekarang).

 Kelima paradigma tersebut saling tumpang tindih, dimana paradigma 1 dan 3 merupakan locus dan
paradigma 2 dan 4 merupakan focus, sedangkan paradigma 5 merupakan perwujutan dari locus dan
focus dari administrasi negara.

J. Fungsi-Fungsi P.O.S.D.Co.R.B. dalam Administrasi Negara

Fungsi ini dikembangkan oleh Luther H. Gullick. Adapun yang dimaksud dengan POSDCoRB adalah
planning, organizing, staffing, directing, coordinating, reporting, budgeting.

1. Perencanaan ( Planning ) adalah kegiatan yang berkaitan dengan penyusunan garis-garis besar dari
suatu yang akan dikerjakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan organisasi. Dalam pemerintahan, ada
tiga macam perencanaan, yakni: perencanaan jangka panjang, menengah, dan pendek.

2. Pengorganisasian ( Organizing ) adalah kegiatan yang berkaitan dengan penyusunan struktur yang
dirancang untuk membantu pencapaian tujuan-tujuan yang telah ditentukan. Dalam administrasi negara,
organisasi dan personalia merupakan dua faktor utama.

3. Staffing adalah proses pengarahan dan latihan sekelompok orang yang mengerjakan suatu tugas, dan
memelihara kondisi kerja yang menyenangkan. Adapun metode dalam staffing adalah : latihan jabatan,
penugasan khusus, simulasi, permainan peran, satuan tugas penelitian, pengembangan diri dan lainnya.
Selain itu, ada tiga tipe program dalam staffing, yakni : presupervisory programs, middle management
programs, dan executive development programs.

4. Pengarahan ( Directing ) adalah pembuatan keputusan-keputusan dan menyatukannya dalam aturan


yang bersifat khusus dan umum. Fungsi ini melibatkan pembimbing dan supervisi terhadap usaha
bawahan dalam rangka mencapai sasaran-sasaran organisasi.

5. Pengkoordinasian ( Coordinating ) adalah kegiatan-kegiatan yang bertujuan untuk mempertalikan


berbagai bagian pekerjaan dalam suatu organisasi. Keberhasilan koordinasi tergantung pada
keberhasilan atau efektivitas dari fungsi-fungsi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan
pengawasan.

6. Pelaporan ( Reporting ) adalah fungsi yang berkaitan dengan pemberian informasi kepada manajer,
sehingga yang bersangkutan dapat mengikuti perkembangan dan kemajuan kerja. Pentingnya pelaporan
terdapat dalam konsep sistem informasi manejemen yaitu dalam pembuatan keputusan oleh manajer.
7. Penganggaran ( Budgeting ) adalah fungsi yang berkaitan dengan pengendalian organisasi melalui
perencanaan fiskal dan akutansi. Anggaran, baik APBN maupun APBD, menunjukkan dua hal, yaitu
sebagai pernyataan fiskal dan sebagai mekanisme. Menurut Allen Schick, ada tiga tujuan anggaran:
pengawasan, manajemen, dan perencanaan. Sedangkan fungsinya ada empat, yaitu: fungsi kontrol,
fungsi manajemen, fungsi perencanaan, dan fungsi evaluasi.

K. BIROKRASI

 Pengertian Birokrasi

Ada beberapa rumusan mengenai definisi birokrasi, yakni: pendekatan struktural, pendekatan behavioral
(perilaku) dan pendekatan pencapaian tujuan.

 Tipe Ideal Birokrasi dari Max Weber

1. Birokrasi merupakan kebutuhan pokok peradaban modern. Masyarakat modern membutuhkan satu
bentuk organisasi birokratik. Pembahasan mengenai birokrasi mempunyai kemiripan dengan teori
organisasi klasik.

2. Mengenai otorita. Weber mengajukan 3 tipe idealnya, yakni:

1. Otorita tradisional berdasarkan pada pola pengawasan dimana legimitasi diletakkan pada loyalitas
bawahan kepada atasan.

2. Otorita kharismatik menunjukkan legimitasi yang berdasarkan sifat-sifat pribadi yang luar biasa.

3. Otorita legal rasional kepatuhan bawahan berdasarkan atas legalitas formal dalam yurisdiksi resmi.

3. Kelemahan teori Weber adalah keengganan untuk mengakui adanya konflik di antara otorita yang
disusun secara hirarkis dan sulit menghubungkan proses birokratisasi dengan modernisasi yang
berlangsung di negara-negara berkembang.

4. Tipologi yang diajukan oleh Weber, selanjutnya dikembangkan oleh para sarjana lain, seperti oleh Fritz
Morztein Marx, Eugene Litwak, Textor dan Banks.

 Pentingnya Birokrasi

1. Penting dalam berbagai kegiatan yang berhubungan dengan tahapan dan proses kebijakan publik.

2. Menurut Robert Presthus, birokrasi berperan penting sebagai delegated legislation, initiating policy
dan internal drive for power, security and loyalty.
3. Dalam birokrasi, ada tiga pertanyaan pokok yang harus diperhatikan, yaitu :

1. Bagaimana para birokrat dipilih ?

2. Apakah peranan birokrat dalam pembuatan keputusan ?

3. Bagaimana para birokrat diperintah ?

4. Di negara-negara berkembang, birokrasi berperan penting dalam meningkatkan penyelenggaraan


pembangunan nasionalnya.

 Kelemahan dan Problema dalam Birokrasi

Kelemahan-kelemahan birokrasi adalah sebagai berikut:

a. penetapan standar efisiensi yang dapat dilaksanakan secara fungsional

b. terlalu menekankan aspek-aspek rasionalitas, impersonalitas dan hirarki

c. kecenderungan birokrat untuk menyelewengkan tujuan-tujuan organisasi

d. berlakunya pita merah dalam kehidupan organisasi

Kelemahan yang terdapat dalam birokrasi lebih mengarah kepada disfungsi birokrasi, hal ini sesuai
dengan apa yang dikemukakan oleh K. Merton, yakni bureaucratic dysfunction dengan ciri utamanya
trained incapacity.

L. Studi Perilaku dan Sumber Daya

1. Studi perilaku administrasi bertujuan:

a. menunjukkan apa yang harus dilakukan pada satu situasi tertentu;

b. memberikan deskripsi lingkungan di mana organisasi bergerak;

c. memberikan kerangka konseptual untuk memecahkan masalah-masalah organisasi

2. Pandangan filosofi mengenai administrasi negara terbagi menjadi dua, yaitu: pandangan makro dan
pandangan mikro.

3. Etika administrasi bertujuan mendorong agar birokrat berperilaku benar dan berguna.

4. Kecenderungan dalam administrasi kepegawaian adalah dorongan menumbuhkan partisipasi para


pekerja dalam proses pembuatan keputusan.

5. Administrasi keuangan pada tingkat nasional dipandang sebagai isu politik dan sosial. Administrasi
keuangan juga berfungsi sebagai alat koordinasi.
M. Studi Perbandingan dan Pengembangan

1. Administrasi Negara sebagai pendatang baru dalam dunia akademik didorong untuk mencapai dua
tujuan sekaligus, yakni: untuk memberikan bobot ilmiah bagi administrasi negara, dan untuk membuat
agar semua program bantuan teknis berhasil.

2. Kegiatan-kegiatan dalam rangka studi Organisasi dan Metode meliput tiga hal berikut: penyelidikan
organisasi, penyempurnaan metode, dan penelaahan tata ruang..

3. Perkembangan masyarakat yang kompleks mendorong lahirnya study administrasi dibidang-bidang


khusus yang bertujuan meningkatkan efektivitas dan efisiensi organisasi.

N. Masalah Teori Administrasi Negara

 Pengertian Teori Administrasi Negara

1. Teori administrasi negara adalah serangkaian usaha untuk melakukan konseptualisasi mengenai
apakah yang dimaksudkan dengan administrasi negara, bagaimana caranya memperbaiki hal-hal yang
dikerjakan oleh administrasi negara, bagaimana menentukan apa yang harus dikerjakan oleh
administrator publik, mengapa orang berperilaku tertentu dalam suatu situasi administrasi, dan dengan
cara apakah aparatur pemerintah disusun dan dikoordinasi untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah
ditentukan sebelumnya.

 Jenis-jenis Teori Administrasi Negara

1. Berikut teori administrasi menurut beberapa ahli:

a) William L Morrow, yang menyebutkan teori administrasi negara terdiri dari:

1. teori deskriptif

2. teori preskriptif

3. teori normatif

4. teori asumtif

5. teori instrumental

b) Stephen P. Robbins, yang mengajukan lima teori administrasi, sebagai berikut:

1. teori hubungan manusia


2. teori pengambilan keputusan

3. teori perilaku

4. teori sistem

5. teori kontingensi

c) Stephen K. Bailey, mengajukan empat teori administrasi negara, teori ini berisi upaya-upaya yang
dilakukan untuk memperbaiki pemerintahan. Berikut teori dari K. Bailey:

1. teori deskriptif ( berkaitan dengan “apa” dan “mengapa” )

2. teori normatif ( berkaitan dengan “apa yang seharusnya” dan “apa yang baik” )

3. teori asumtif ( berkaitan dengan “prekondisi” dan “kemungkinan-kemungkinan” )

4. teori instrumental ( berkaitan dengan “bagaimana”dan “kapan” )

 Mazhab-mazhab Teori Administrasi Negara

1. Menurut C.L. Sharma ada enam mazhab teori administrasi negara, yakni: mazhab proses administrasi,
empirik, perilaku manusia, sistem sosial, matematika, dan teori keputusan.

2. Menurut Gerald Caiden ada delapan mazhab teori administrasi negara, yakni: mazhab proses
administrasi, empirik, perilaku manusia, analisis birokratik, sistem sosial, pembuatan keputusan,
matematika, dan integrasi.

3. Mazhab yang dikemukakan oleh Caiden dapat dikelompokkan lagi menjadi dua, yakni : mazhab
reduksi proses administrasi dan mazhab sistem holistik administrasi. Pada akhirnya mazhab ini
melahirkan mazhab integrasi.

O. Kebijaksanaan Publik dan Akuntabilitas Administrasi

• Dasar-dasar Kebijaksanaan Publik

1. Ada tiga faktor yang menghubungkan kebijaksanaan publik dengan institusi pemerintah:

a. Pemerintah yang memberikan legitimasi pada kebijaksanaan publik

b. Kebijaksanaan publik mengandung aspek yang bersifat universal

c. Pemerintah merupakan satu-satunya lembaga yang dapat melakukan pemaksaan kepada masyarakat.
2. Dasar pembentukan kebijaksanaan publik adalah kepentingan publik. Kepentingan publik adalah
kepentingan-kepentingan yang menyangkut kepentingan masyarakat. Kebijaksanaan publik tidak hanya
dibuat oleh pemerintah, tapi dapat juga oleh organisasi-organisasi lain.

3. Model-model analisis kebijaksanaan publik menurut Thomas R. Dye adalah:

a. Sistem

b. Massa Elit

c. Kelompok

d. Rasional

e. Inkremental

f. Institusional.

Sedangkan menurut Robert Presthus adalah sebagai berikut:

a. Kebijaksanaan sebagai Proses Hasil

b. Studi Kasus

c. Strategi Inkremental Terpisah

d. Kebijaksanaan sebagai, variabel Independen.

• Proses Kebijaksanaan Publik

1. Menurut Anderson tahap kebijaksanaan publik terdiri dari: formasi masalah, formulasi kebijaksanaan,
adopsi kebijaksanaan, implementasi kebijaksanaan, dan evaluasi kebijaksanaan.

2. Menurut Jones proses kebijaksanaan publik terdiri dari: persepsi, definisi, agregasi, organisasi,
evaluasi, dan terminasi kebijaksanaan.

3. Menurut Brewer tahap-tahap dalam proses kebijaksanaan publik adalah: estimasi, seleksi,
implementasi, evaluasi dan terminasi kebijaksanaan

4. Menurut Mc Nichols proses kebijaksanaan publik terdiri dari: tahap formulasi, tahap implementasi,
tahap organisasi, tahap interpretasi, dan tahap reformulasi..

5. Formulasi kebijaksanaan membahas cara masalah publik memperoleh perhatian dari pembuat
kebijaksanaan, cara perumusan usul kebijaksanaan, dan cara memilih salah satu usul kebijaksanaan di
antara alternatif-alternatif.
6. Implementasi kebijaksanaan menunjuk pada pelaksanaan kebijaksanaan publik secara etektif.

7. Evaluasi kebijaksanaan bertujuan mengukur efektifitas dan dampak kebijaksanaan. Alat bantu yang
dapat dipergunakan antara lain performance budgeting, program budgeting dan PPBS.

8. Terminasi kebijaksanaan merupakan proses penyelesaian terhadap suatu kebijakan.

• Akuntabilitas Administrasi

1. Akuntabilitas administrasi merupakan hal pokok dalam pikiran-pikiran negara demokratik modern.

2. Ada dua macam pendekatan yang digunakan untuk menilai system administrasi, yaitu: pertama
memusatkan perhatiannya pada keseluruhan sistem. Kedua berfokus pada pertanggungan jawab
individual.

3. Ada beberapa sarana yang berguna dalam menjamin administrasi yang bertanggung jawab, yakni :
sarana legal/institusional, moral dan politik.

P. Sistem Administrasi Negara Indonesia

1. Sistem administrasi negara Indonesia haruslah diterjemahkan sebagai bagian integral dari sistem
nasional.

2. Landasan, tujuan, dan asas sistem administrasi negara sama dengan landasan, tujuan, dan asas sistem
nasional, yang tertera dalam Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, dan Garis-Garis Besar Haluan
Negara.

3. Penyempurnaan dan perbaikan terhadap sistem administrasi negara diarahkan untuk memperkuat
kapasitas administrasi. Kegiatan ini merupakan satu proses rasionalisasi terhadap sistem administrasi,
agar dapat memenuhi fungsinya sebagai instrumen pembangunan dan sebagai alat untuk mencapai
tujuan-tujuan yang telah ditentukan.

4. Selama Orde Baru telah dilakukan usaha-usaha yang konsisten untuk memperbaiki sistem administrasi
negara.
PARADIGMA ADMINISTRASI NEGARA

DEFINISI PARADIGMA

Paradigma menjadi konsep yang menarik perhatian ilmuwan sejak Thomas Kuhn menulis buku ”The
Structure of Scientific Revolution”. Sungguh pun latar belakang Kuhn adalah bidang ilmu alam, namun
pandangan paradigmatik Kuhn banyak mempengaruhi pengamat dalam berbagai bidang ilmu
pengetahuan sosial, termasuk ilmu administrasi negara.

Untuk memahami perkembangan paradigma dalam ilmu administrasi negara, perlu diketahui terlebih
dahulu apa makna dari paradigma. Secara etimologis, kata “paradigm” berasal dari bahasa Yunani
“paradeigma” yang berarti pola ( pattern) atau contoh (example). Oxford English Dictionary merumuskan
paradigma sebagai “ a pattern or model, an exemplar”.
Secara umum paradigma diartikan sebagai :

Cara kita memandang sesuatu (point of view), sudut pandang, atau keyakinan (belief).

Cara kita memahami dan menafsirkan suatu realitas.

Paradigma seperti ‘peta’ atau ‘kompas’ di kepala. Kita melihat atau memahami segala sesuatu
sebagaimana yang seharusnya .

American Heritage Dictionary merumuskan paradigma sebagai :

Serangkaian asumsi, konsep, nilai-nilai, dan praktek-praktek yang diyakini oleh suatu komunitas dan
menjadi cara pandang suatu realitas ( A set of assumptions, concepts, and values, and practices that
constitutes a way of viewing reality for the community that shares them)

Thomas Kuhn :

Paradigma adalah suatu cara pandang , nilai-nilai, metode-metode, prinsip dasar, atau cara memecahkan
sesuatu masalah , yang dianut oleh suatu masyarakat ilmiah pada masa tertentu.

Menurut Thomas Kuhn , krisis akan timbul apabila suatu permasalahan yang dihadapi masyarakat tidak
dapat dijelaskan atau tidak dapat dipecahkan secara memuaskan dengan menggunakan pendekatan
suatu paradigma. Krisis ini akan mendorong suatu “scientific revolution” di kalangan masyarakat ilmuwan
untuk melakukan penilaian atau pemikiran kembali paradigma yang ada dan mencoba menemukan
paradigma baru yang dapat memberikan penjelasan dan alternatif pemecahan yang dihadapi secara
lebih memuaskan.

PERKEMBANGAN PARADIGMA ADMINISTRASI NEGARA


Dalam hubungannya dengan perkembangan ilmu administrasi publik, krisis akademis terjadi beberapa
kali sebagaimana terlihat dari pergantian paradigma yang lama dengan yang baru. Nicholas Henry
melihat perubahan paradigma ditinjau dari pergeseran locus dan focus suatu disiplin ilm. Fokus
mempersoalkan “what of the field” atau metode dasar yang digunakan atau cara-cara ilmiah apa yang
dapay digunakan untuk memecahkan suatu persoalan. Sedang locus mencakup “where of the field” atau
medan atau tempat dimana metode tersebut digunakan atau diterapkan.

Berdasarkan locus dan focus suatu disiplin ilmu, Henry membagi paradigma administrasi negara menjadi
lima, yaitu :

Paradigma Dikotomi Politik dan Administrasi (1900-1926)

Paradigma Prinsip-Prinsip Administrasi (1927-1937)

Paradigma Administrasi Negara sebagai Ilmu Politik (1950-1970)

Paradigma Administrasi Negara sebagai Ilmu Administrasi (1956-1970)

Paradigma Administrasi Negara sebagai Administrasi Negara (1970an)

PARADIGMA ADMINISTRASI NEGARA LAMA

Paradigma Administrasi Negara Lama dikenal juga dengan sebutan Administrasi Negara Tradisional atau
Klasik. Paradigma ini merupakan paradigma yang berkembang pada awal kelahiran ilmu administrasi
negara. Tokoh paradigma ini adalah antara lain adalah pelopor berdirinya ilmu administrasi negara
Woodrow Wilson dengan karyanya “The Study of Administration”(1887) serta F.W. Taylor dengan
bukunya “Principles of Scientific Management”

Dalam bukunya ”The Study of Administration”, Wilson berpendapat bahwa problem utama yang
dihadapi pemerintah eksekutif adalah rendahnya kapasitas administrasi. Untuk mengembangkan
birokrasi pemerintah yang efektif dan efisien, diperlukan pembaharuan administrasi pemerintahan
dengan jalan meningkatkan profesionalisme manajemen administrasi negara. Untuk itu, diperlukan ilmu
yang diarahkan untuk melakukan reformasi birokrasi dengan mencetak aparatur publik yang profesional
dan non-partisan. Karena itu, tema dominan dari pemikiran Wilson adalah aparat atau birokrasi yang
netral dari politik. Administrasi negara harus didasarkan pada prinsip-prinsip manajemen ilmiah dan
terpisah dari hiruk pikuk kepentingan politik. Inilah yang dikenal sebagai konsep dikotomi politik dan
administrasi. Administrasi negara merupakan pelaksanaan hukum publik secara detail dan terperinci,
karena itu menjadi bidangnya birokrat tehnis. Sedang politik menjadi bidangnya politisi.
Ide-ide yang berkembang pada tahun 1900-an memperkuat paradigma dikotomi politik dan administrasi,
seperti karya Frank Goodnow ”Politic and Administration”. Karya fenomenal lainnya adalah tulisan
Frederick W.Taylor ”Principles of Scientific Management (1911). Taylor adalah pakar manajemen ilmiah
yang mengembangkan pendekatan baru dalam manajemen pabrik di sector swasta – Time and Motion
Study. Metode ini menyebutkan ada cara terbaik untuk melaksanakan tugas tertentu. Manajemen ilmiah
dimaksudkan untuk meningkatkan output dengan menemukan metode produksi yang paling cepat,
efisien, dan paling tidak melelahkan.Jika ada cara terbaik untuk meningkatkan produktivitas di sector
industri, tentunya ada juga cara sama untuk organisasi public.Wilson berpendapat pada hakekatnya
bidang administrasi adalah bidang bisnis, sehingga metode yang berhasil di dunia bisnis dapat juga
diterapkan untuk manajemen sektor publik.

Teori penting lain yang berkembang adalah analisis birokrasi dari Max Weber. Weber mengemukakan
ciri-ciri struktur birokrasi yang meliputi hirarki kewenangan, seleksi dan promosi berdasarkan merit
system, aturan dan regulasi yang merumuskan prosedur dan tanggungjawab kantor, dan sebagainya.
Karakteristik ini disebut sebagai bentuk kewenangan yang legal rasional yang menjadi dasar birokrasi
modern.

Ide atau prinsip dasar dari Administrasi Negara Lama (Dernhart dan Dernhart, 2003) adalah :

Fokus pemerintah pada pelayanan publik secara langsung melalui badan-badan pemerintah.

Kebijakan publik dan administrasi menyangkut perumusan dan implementasi kebijakan dengan
penentuan tujuan yang dirumuskan secara politis dan tunggal.

Administrasi publik mempunyai peranan yang terbatas dalam pembuatan kebijakan dan
kepemerintahan, administrasi publik lebih banyak dibebani dengan fungsi implementasi kebijakan publik

Pemberian pelayanan publik harus dilaksanakan oleh administrator yang bertanggungjawab kepada
”elected official” (pejabat/birokrat politik) dan memiliki diskresi yang terbatas dalam menjalankan
tugasnya.

Administrasi negara bertanggungjawab secara demokratis kepada pejabat politik

Program publik dilaksanakan melalui organisasi hirarkis, dengan manajer yang menjalankan kontrol dari
puncak organisasi

Nilai utama organisasi publik adalah efisiensi dan rasionalitas

Organisasi publik beroperasi sebagai sistem tertutup, sehingga partisipasi warga negara terbatas

Peranan administrator publik dirumuskan sebagai fungsi POSDCORB


HUBUNGAN ADMINISTRASI DENGAN ILMU-ILMU LAINNYA

Hubungan Administrasi Negara dengan Ilmu Antropologi

Antropologi berasal dari kata antropo “manusia” dan logos “ilmu”. Antropologi adalah ilmu yang
mempelajari tentang manusia baik secara phisik ataupun budayanya.Bagaimana kita berperilaku adalah
suatu fungsi dalam kebudayaan kita dan hal ini merupakan sumbangan para ahli antropologi untuk
bidang administrasi. Seperti kita ketahui bersama, perbedaan – perbadaan kebudayaan ada didalam
bangsa juga antarbangsa. Ada perbedaan dalam asas penilaian, sikap-sikap dan norma-norma dalam
penerimaan perilaku. Sistem penilaian yang bersifat individu yang merupakan prioritas terhadap apa
yang penting akan mempengaruhi sikap kita dan juga perilaku kita dalam kerja.

Antropologi, yang sebagaimana diketahui mempelajari tindak-tanduk individu dalam masyarakat.


Telah berulang kali ditekankan bahwa manusia merupakan unsur terpenting didalam suatu organisasi
dalam rangka usaha pencapaian tujuan. Jika demikian halnya secara logis jelas terlihat adanya
persamaan objek kedua ilmu pengetahuan ini, hanya approach dan metode analisis yang berbeda.

Hubungan administrasi dengan ilmu antropologi:


a. Ilmu admisnistrasi pada umumnya akan mempelajari hal-hal yang hampir sama dengan masalah-
masalah yang dikaji dalam ilmu ekonomi. Misalnya saja tentang agraria yang dibahas dalam administrasi,
masalah ini dapat dikaji dengan penelitian berdasarkan metode-metode antropologi.

b. ilmu antropologi mempelajari budaya yang ada di dalam suatu masyarakat. Dengan demikian,
budaya di dalam masyarakat tersebut akan mempengaruhi sistem administrasi negara. Misalnya,
masyarakat di negara maju, di mana lebih mengutamakan budaya profesionalisme. Budaya profesional
ini akan turut mempengaruhi sistem administrasi negara sehingga para aparat di dalamnya menganut
budaya profesional.

c. Antropologi mempelajari tentang budaya maka, dapat ditarik kesimpulan jika dikaitkan dengan
administrasi yaitu, bagaimana sebuah implementasi dari ilmu administrasi beradaptasi dengan keadaan
kebudayaan sekitar.

C. Hubungan Administrasi Negara dengan Ilmu Ekonomi

Ekonomi berasal dari kata Yunani oikos yang berarti "keluarga, rumah tangga" dan nomos, atau
"peraturan, aturan, hukum," dan secara garis besar diartikan sebagai "aturan rumah tangga" atau
"manajemen rumah tangga". Menurut seorang ahli ekonomi dari Massachusetts Institute of Technology
(MIT), ilmu ekonomi atau ekonomi politik (politicale conomy) adalah suatu studi tentang kegiatan-
kegiatan yang dengan atau tanpa menggunakan uang, mencakup atau melibatkan transaksi-transaksi
pertukaran antarmanusia.

Ilmu Ekonomi, suatu ilmu yang mempelajari kebutuhan manusia yang selalu tidak terbatas dengan
alat-alat pemuasan yang selalu terbatas. Administrasi pun bergerak atas prinsip yang sama karena tujuan
organisasi pada hakikatnya tidak terbatas sedangkan sumber-sumber yang tersedia atau mungkin
tersedia selalu terbatas. Ditinjau dari segi tujuan dan alat ini, antara ilmu ekonomi dan ilmu administrasi
berbeda hanya ditinjau dari segi objeknya saja.

Hubungan administrasi negara dengan ilmu ekonomi yaitu efisiensi merupakan tujuan
administrasi Negara. Efisiensi dapat dicapai dengan cooperation (kerjasama) dan competition
(kompetisi). Dalam ilmu ekonomi dikemukakan bahwa dalam memenuhi kebutuhannya, manusia selalu
berkompetisi dan membutuhkan kerjasama.

Berdasarkan definisi-definisi ilmu administrasi Negara, bahwa administrasi negara berfungsi melakukan
penataan dan pengaturan sistem ekonomi dalam suatu otoritas/pemerintahan agar terwujud efisiensi
dalam tata kelola perekonomian. Sedangkan keadaan ekonomi suatu negara menunjukkan indikator
keberhasilan penerapan administrasi Negara oleh pemerintah Negara tersebut.

Administrasi Negara juga bertujuan untuk mencapai kesejahteraan umum. Kesejahteraan umum
sangat berkaitan dengan ekonomi. Bagaimana manusia berlomba-lomba untuk memenuhi kebutuhannya
dengan sumber daya/alat pemuas kebutuhan yang terbatas.
Pada hakekatnya administrasi Negara berarti keterlibatan Negara dalam masyarakat. Orientasi
administrasi Negara adalah non-profit. Di sini terlihat bahwa pelaku administrasi Negara berusaha
menciptakan pengaturan agar suatu lembaga non-profit oriented mampu menciptakan kemakmuran
pada masyarakat tanpa menghasilkan kerugian bagi lembaga itu sendiri, contohnya Puskesmas dan
Kantor Pos. Kesinergian ilmu ekonomi dan ilmu administrasi Negara sangat berperan di sini.

Hubungan antara ilmu ekonomi dan ilmu administrasi Negara juga terjadi dalam penyusunan
anggaran belanja suatu Negara. Di Indonesia disebut APBN (Anggaran Pembiayaan dan Belanja Negara).
Administrasi Negara berperan sebagai pengambil kebijakan dalam rancangan dan persetujuan APBN.
Begitu pula sebaliknya, ilmu ekonomi menentukan para alat administrasi Negara dalam menentukan
APBN karena APBN harus dibuat berdasarkan keadaan ekonomi Negara dan kebutuhan-kebutuhan
Negara, mulai skala prioritas kecil sampai besar.

Antara Ilmu Administrasi dengan Ilmu Ekonomi juga memperlihatkan hubungan yang sangat etar,
saling melengkapi dan bahkan kadang – kadang sering overloping (tumpang tindih) antara yang satu
dengan yang lain. Administrasi bisa menjadi alat ekonomi untuk mencapai sasaran yang diinginkan dan
sebaliknya, ekonomi dapat digunakan sebagai alat administrasi sehingga tercapainya tujuan yang
direncanakan.seorang pemimpin bisa memberikan solusi bagi masyarakatnya dalam mengatur
management publik dalam hal ini kebutuhan masyarakat akan barang dan jasa, karena peran pemerintah
tak lepas dari yang namanya penstabil perekonomian negara.

D. Hubungan Administrasi Negara dengan Ilmu Hukum

Ilmu hukum dalam perpustakaan hukum dikenal dengan nama “Jurisprudence” yang berasal dari
kata “Jus”, Juris” yang artinya hukum atau hak. “Prudence” berarti melihat kedepan atau mempunyai
keahlian, dan arti umum dari Jurisprudence adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari hukum.

Ilmu hukum, yaitu suatu cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari norma- norma
dan kaidah-kaidah yang hidup di dalam masyarakat. Kelangsungan hidup yang teratur serta
perkembangan yang dinamis dari administrasi, hanya dapat dijamin apabila ia taat pada hukum
tertulis atau tidak tertulis yang berlaku. Ilmu hukum yang mempelajari norma-norma dan kaidah-
kaidah hidup di dalammasyarakat memberi input yang besar dalam perkembangan studi administrasi.
Salah satucabang ilmu hukum yang mempererat huubungan antara administrasi dengan ilmu
hukum ialahdalam disiplin ilmu Hukum administrasi Negara.

Hukum Administrasi Negara itu merupakan hukum khusus hukum tentang organisasi
negara dan hukum perdata sebagai hukum umum. Pandangan ini mempunyai dua asas yaitu pertama,
negara dan badan hukum publik lainnya dapat menggunakan peraturan-peraturan dari hukum perdata,
seperti peraturan-peraturan dari hukum perjanjian. Kedua, adalah asas Lex Specialis derogaat Lex
generalis, artinya bahwa hukum khusus mengesampingkan hukum umum, yaitu bahwa apabila
suatu peristiwa hukum diatur baik oleh Hukum Administrasi Negara maupun oleh hukum Perdata,
maka peristiwa itu diselesaikan berdasarkan Hukum Administrasi negara sebagai hukum khusus, tidak
diselesaikan berdasarkan hukum perdata sebagai hukum umum.Terjadinya hubungan antara Hukum
Administrasi Negara dengan Hukum Perdata apabila :

1) saat atau waktu terjadinya adopsi atau pengangkatan kaidah hukum perdata menjadi
kaidah hukum Administrasi Negara.

2) Badan Administrasi negara melakukan perbuatan-perbuatan yang dikuasasi oleh hukum


perdata .

3) Suatu kasus dikuasai oleh hukum perdata dan hukum administrasi negara maka kasus itu
diselesaikan berdasarkan ketentuan-ketentuan Hukum Administrasi Negara.

E. Hubungan Administrasi Negara dengan Ilmu Sejarah

Istilah Sejarah berasal dari bahasa Arab yaitu Syajaratun yang berarti Pohon. Penggunaan kata
tersebut dalam konteks masa lalu mengacu pada pohon silsilah. Dalam hal ini arti sejarah itu hanya
mengacu pada masalah asal usul atau keturunan seseorang. Kata Sejarah yang lebih dekat dengan
pengertian, terkandung dalam bahasa Yunani yaitu Historia yang berarti Ilmu atau Orang pandai.
Sedangkan dalam bahasa Inggris, History yaitu masa lampau umat manusia dan dalam bahasa Jerman,
Moh. Yamin, mengatakan bahwa: sejarah adalah suatu ilmu pengetahuan yang disusun atas hasil
penyelidikan beberapa peristiwayang dapat dibuktikan dengan kenyataan.Sedangkan Administrasi secara
luas dan sempit adalah Proses kerja sama dua orang atau lebih untuk mencapai suatu tujuan
bersama dan atau suatu kegiatan catat mencatat,surat menyurat, pembukuan, pengetikan dll.

Jadi, hubungan antara administrasi dengan sejarah begitu erat kaitanya, sebab
administrasi selalu mengalami perubahan dari waktu ke waktu,hal ini yang menyebabkan adanaya
perubahan dalam administtrasi dari zaman dahulu sampai sekarang. Dan telah mebuktikan bahwa
perubahan administrasi pada zaman dahulu itulah yang di sebut sejarah perkembangan administrasi
dan sesuai dengan pengertian sejarah sebagai suatu kejadian yang terjadi pada masa lalu’.

Sejarah,yaitu suatu ilmu yang menyelidiki keseluruhan dari tindakan- tindakan manusia
di masa-masa yang lalu.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan, bahwa terdapat tali sejarah yang merakit perkemba

ngan administrasi negara. Apa yang dicapai dan diberikan oleh administrasi negara sekarang, tidak lepas
dari upaya-upaya yang tidak kenal lelah yang telah dilakukan oleh para peletak dasar dan pembentuk
administrasi yang dahulu. Administrasi modern penuh dengan usaha untuk lebih menekan jabatan publik
agar mempersembahkan segala kegiatannya untuk mewujudkan kemakmuran dan melayani kepentingan
umum.Karena itu, administrasi negara tidak dipandang sebagai administrasi “of the public”,tetapi
sebaliknya adalah administrasi “for the public”.
F. Hubungan Administrasi Negara dengan Ilmu Agama

Administrasi adalah suatu kegiatan kerja sama antara dua orang atau lebih yang dilakukan
secara rasional untuk mencapai tujuan tertentu yg positif. Administrasi atau dikenal sekarang adalah
administrasi publik atau public adminstration adalah suatu proses mengelola kepentingan-
kepentingan atau masalah masyarakat/publik. Proses ini mencakup 3 hal mendasar : formulasi
(perumusan/pembuatan) kebijakan, implementasi (pelaksanaan) kebijakan, dan evaluasi (penilaian)
terhadap perumusan dan pelaksanaan kebijakan tersebut dilapangan.

Formulasi menghasilkan norma-norma atau aturan yang harus dilaksanakan atau


diimplementasikan oleh seluruh lapisan masyarakat termasuk juga si pembuat kebijakan. Isi dari
kebijakan yang dibuat ini tentunya akan menuntun kepada kemajuan sosial dan menjaga tata tertib
masyarakat kalau ia merujuk pada kebenaran, keadilan, dan nilai-nilai lainnya. Karena itu proses
administrasi itu sangat erat dengan nilai dimana konsekuensinya proses administrasi selalu menuntut
pertanggungjawaban etis (etika).Etika yang biasanya sangat mempengaruhi adalah agama. Dalam
agama banyak sekali norma-norma dan nilai yg harus dipatuhi.

Menurut Geertz, agama adalah "sebuah simbol yang berlaku untuk menetapkan suasana
hati dan motivasi-motivasi yg kuat, yang meresap, dan yang tahan lama dalam diri manusia dengan
merumuskan konsep-konsep mengenai suatu tatanan umum eksistensi dan membungkus. Jadi ada
5 poin penting menurut Geertz yaitu:

(1) Agama itu simbol yg berlaku,

(2) Tujuannya menetapkan suanana hati dan motivasi-motivasi yg kuat,

(3) caranya merumuskan konsep-konsep mengenai suatu tatanan umum eksistensi,

(4) kemudian konsep tersebut dibungkus dengan pancaran faktualitas,

(5) akibatnya suasana hati dan motivasi-motivasi itu tampak khas dan nyata.

Berdasarkan definisi tersebut agama itu bukan sesuatu yang hanya imajinasi yang tidak nyata, tetapi
merupakan suatu aturan kerja yang harus dikerjakan.Dengan demikian agama itu sesuatu yang harus
dipraktekkan bukan untuk kita-kita aja tapi juga kehidupan bersama, termasuk administrasi publik.

G. Hubungan Administrasi Negara dengan Ilmu Politik

Ilmu Politik, yaitu suatu ilmu yang mempelajari percaturan kekuatan dan kekuasaan dalam
masyarakat. Pada dasarnya administrasi adalah “policy execution”. Dengan demikian administrasi harus
meletakkan dirinya kapada politik karena yang satu merupakan kontinuasi dari yang lain.

Hubungannya ada 4 yaitu :


Hubungan antara administrasi negara dan ilmu politik telah berjalan lama, karena secara praktis tidak
ada batas yang tegas antara politik dan administrasi.

Orientasi politik dalam studi administrasi negara meletakkan administrasi negarasebagai satu elemen
dalam proses pemerintahan. Administrasi negara dipandangsebagai satu aspek dari proses politik dan
sebagai bagian dari sistem pemerintahan.

Munculnya dikhotomi politik-administrasi sebenarnya merupakan gerakan koreksi terhadap buruknya


karakter pemerintah

Dalam perkembangannya, orientasi politik dalam studi administrasi negara dikombinasikan dengan
orientasi manajerial yang dikenal dengan orientasi politik-manajerial, dan orientasi sosio-psikologis yang
dikenal dengan orientasi politik-sosio-psikologis.

Administrasi negara dapat menempati tempat di jantung gerakan demokratisasi politik, asal memenuhi
paling tidak tiga persyaratan :

a. Mampu melakukan perencanaan strategis yang menyeluruhseperti yang dilakukan di Taiwan seperti
yang dikemukakan Sun dan Gargan.

b. mempunyaistrukturorganisasi yang tidakterlaluhirarkisdanparokialseperti yang dikemukakan


O’Toole.

c. membebaskan diri dari pendekatan dan kulturmiliteristik dalam melakukan pelayanan publik.
Mengenai perencanaan strategis, Indonesia mempunyai pengalaman dan institusi perencanaan seperti
Bappenas di tingkatpusat, dan Bappeda di tingkatdaerah.

Salah satu konsep Ilmu Politik adalah negara, dan negara merupakan objek studi bagi Ilmu
Administrasi Negara yang memandang bahwa negara adalah organisasi modern yang membutuhkan
sistem administrasi (pengorganisasian) secara profesional demi mengatur kehidupan masyarakat agar
menjadi lebih baik. Berbagai solusi cerdas sebaga iupaya memecahkan persoalan masyarakat di godok
agar dapat dirumuskan serangkaian alternatif kebijakan yang dapat dipilih oleh para policy maker melalui
proses politik yang sudah dijelaskan dalam bagan di atas. Serangkaian alternatif kebijakan tersebutlah
yang kitakenal dengan nama Kebijakan Publik yang dalam teknis pelaksanaannya, Ilmu Administrasi
Negaralah yang berperan sangat penting.

Ahli-ahli ilmu politik memberikan sumbangan dalam pengalokasian kekuasaan dan wewenang,
juga penyusunan konflik. Pandangan mereka yang paling diperhatikan adalah tentang bagaimana
seseorang memanipulasi kekuasaan (to manipulate power) untuk kepentingan diri sendiri. Semakin
banyak kitabelajar tentang politik (politics), kekuasaan (power) dankonflik (conflict) merupakan realitas
dalam aktivitas organisasi. Hubunga nantara keduanya sangat erat sekali bahkan sangat sulit dibedakan,
sebab kebanyakan apa yang dilakukan administrasi negara dimulai dengan konsep-konsep ilmu Politik.
Namun ada perbedaan administrasi negara yang dapat kita lihat disini adalah Ilmu politik merupakan
teori dan pihak lain sebagai suatu penerapan (praktek).
Ilmu politik memberikan sumbangan objektif dari sisi teori dan prakteknya, salah satunya
bagaimana pengalokasian wewenang, politik dan penyusunan konflik, hal ini lah yang memberikan
sumbangan pemahaman teori dalam ilmu administrasi untuk menelaah lebih dalam realitas sebuah
organisasi. Dalam sisi prakteknya bisa kita lihat pada bagaimana suatu birokrasi dan metode metode
yang diberlakukan pada suatu adminstrasi dalam suatu pemerintahan, dari kedua hal tersebut ilmu
administrasi bisa kita artikan bahwa ilmu administrasi memiliki essensial dengan ilmu hukum.

H. Hubungan Administrasi Negara dengan Ilmu Seni

Administrasi sebagai ilmu (Science) atau ilmu terapan, karena kemanfaatannya dapat dirasakan
apabila prinsip-prinsip, rumus-rumus, dalil-dalil diterapkan untuk meningkatkan mutu pelbagai
kehidupan masyarakat, bangsa dan negara. Sedangkan administrasi sebagai seni (Art) merupakan karya
seseorang yang dipraktekkannya dengan baik yang diperolehnya dari pengalaman tanpa sebelumnya
mempelajari teori-teori administrasi. la berhasil dan sukses melaksanakan tugasnya tanpa memperoleh
pendidikan tentang teori-teori dan asas-asas yang berkenaan dengan administrasi. Walaupun demikian
ia memperoleh kemahiran di dalam bidang administrasi berdasarkan pengalaman di dalam
melaksanakan tugasnya.

Jadi dapat disimpulkan bahwa Administrasi itu sebagai Ilmu dan juga sebagai Seni. Administrasi
merupakan seni yang memerlukan bakat, dan Administrasi juga merupakan ilmu yang memerlukan
pengetahuan ataupun pengalaman.

I. Hubungan Administrasi Negara dengan Ilmu Psikologi

Sedemikian sempurnanya manusia diciptakan oleh Allah SWT, sehingga selain jasmani di
lengkapi pula dengan jiwa. Jiwa inilah yang memiliki emosi dalam berbagai rasa ( taste) .

Jiwa adalah daya hidup rohani yang bersifat abstrak, yang menjadi penggerak dan
pengatur bagi sekalian perbuatan-perbuatan pribadi (personal behavior). Karena jiwa tersebut tidak
kelihatan maka yang di pelajari adalah gejala jiwa, yaitu apa yang keligatan dan dirasakan
berupa tingkah laku sehari-hari.

Perbedaan-perbedaan individu yang tidak begitu mudah di ukur tetapi sering


merupakan karakteristik-karateristik, atau sifat-sifat individu yang mudah terlihat yaitu apa yang
mudah terlihat,yaitu apa yang kita namakan watak( character ) dan kepribadian ( personality ) .

Mempelajari watak dan kepribadian setiap orang berarti mempelajari berbagai jenis
watak kepribadian manusia yang multikompleks ragamnya. Douglas Mac Gregor dalam teori
X dan Ynya membagi manusia, atau jenis manusia yang perlu di dorong dan jenis manusia yag
berinisiatif.

Dengan kajian ilmu jiwa ( psikologi) seperti ini membuat kemajuan administrasi Negara
semakin mapan karena akan dapat lebih mengetahui bagaimana memotivasi seorang bawahan.
Misalnya seorang yang tidak memiliki kemauan bekerja apabila tidak ada yang membimbing adalah
kelompok yang tidak mempunyai inisiatif. Menurut teori X, mereka adalah kelompok yang perlu
system komando.

Oleh karena itu, para admistraror Negara dapat memotivasinya dengan briefing walaupun akan
mealkukan one way traffic . sebaliknya, mereka yang termasuk kelompok teori Y maka inisiatifnya perlu
didukung dengan cara para administrator Negara memberikan keleluasaan berkarya.

J. Hubungan Administrasi Negara dengan Ilmu Sosiologi

Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara manusia dalam kelompok-
kelompok (RouckdanWarren ) merupakan penelitian secara ilmiah terhadap interaksi sosial dan
hasilnya, yaitu organisasi social ( William F. Ogburn dan Meyer F. Nimkoff )

Sosiologi juga merupakan ilmu pengetahuan tentang struktur-struktur dan proses-proses


kemasyarakatan yang bersifat stabil ( J.A.A. Van Doorndan C.J Lemmers ) . ilmu kemasyarakatan ini
juga ilmu yang mempelajari struktur social dan proses social, termasuk perubahan-perubahan social
( Selo Soermardjansoermardi ).

Tanggapan para ahli sosiologi terhadap Ilmu Administrasi Negara adalah gejala-gejala
yang timbul dalam pelayanan dari satu kelompok orang yang menyelenggarakan public terhadap
berbagai kelompok rakyat banyak yang diam di layani , di pandang sebagai usaha penataan
masyarakat.

Dalam hal ini perlu dilihat bahwa sejauh mana para administrator mampu dalam
menganadaan teknik pendekatan masyarakat. Sebaliknya juga perlu di lihat sejauh mana yang di
perintah ( rakyat ) bersedia di pimpin, di urus , dan di atur dalam perhubungan antar manusia dalam
masyrakat Negara.

Jadi dalam hal ini pemerintah juga di anggap salah satu dari beberapa kelompok
manusia. Hanya bedanya pemerintah merupakan kelompok masyarakat yang memiliki kekuasaan
untuk mengatur dan memerintah.

Kekuasaan ini dapat di jumpai ada interaksi social antar manusia ataupun antar
kelompok, Karena mempunyai beberapa unsur pokok, yaitu:
Adanya rasa takut,

Adanyapemujaan

Adanya rasa cinta, dan

Adanyakepercayaan

Anda mungkin juga menyukai