Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA

“UJI SENYAWA KARBOHIDRAT”

Dosen Pengampu :
Tatik Indayanti, M.Pd

Disusun oleh kelompok 2 :


1. Imro’atus Sholikah (D0A2180)
2. Rizky Perdana Ardiansyah (D0A2180)
3. Tiara Harindarputri (D0A2180)
4. Yeni Arifah Khofshoh (D0A2180)

MATA KULIAH BIOKIMIA


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL
SURABAYA
2019
UJI SENYAWA KARBOHIDRAT

A. Tujuan Percobaan
1. Mengenal reaksi umum dari senyawa golongan karbohidrat
B. Dasar Teori
Karbohidrat sangat dibutuhkan didalam tubuh kita. Karbohidrat adalah
senyawa makromolekul yang terdapat pada bahan pangan yang terdiri dari unsur
karbon, hidrogen dan oksigen. Karbohidrat terdiri atas empat bagian yaitu
monosakarida, disakarida, oligosakarida dan polisakarida. Monosakarida terdiri atas
satu gugus gula, disakarida terdiri atas dua gugus gula, oligosakarida terdiri atas tiga
sampai sepuluh gugus gula, polisakarida terdiri atas sepuluh atau lebih gugus gula.
Setiap gugus gula dihubungan oleh ikatan gliosidik.
Karbohidrat berfungsi sebagai penghasil energi utama di dalam tubuh. Untuk
beraktivitas kita membutuhkan energi, energi diperoleh dari bahan-bahan makanan
yang mengandung karbohidrat. Sumber utama karbohidrat yang sangat sering kita
tahu seperti beras, jagung, kentang, ubi, sagu. Analisa karbohidrat dapat dilakukan
secara kualitatif maupun kuantitatif. Analisa kuantitatif digunakan untuk menganalisa
jumlah karbohidrat didalam bahan pangan. Contoh analisa kuantitatif adalah metode
lowry. Analisa kualitatif di gunakan untuk menganalisa ada tidanya karbohidrat dalam
bahan pangan. Conto analisa kualitatif adalah metode iodin.
Analisa karbohidrat secara kualitatif dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya
karbohidrat dalam bahan pangan. Metode iodin dapat digunakan untuk menganalisa
karbohidrat secara kualitatif. Jenis karbohidrat yang di uji dengan metode karbohidat
adalah karbohidrat jenis polisakarida. Polisakarida ditambahkan iodin akan
membentuk warna berbeda sesuai dengan jenis karbohidratnya.
Hidrolisis adalah proses dekomposisi kimia dengan menggunakan air untuk
memisahkan ikatan kimia dari substansinya. Hidrolisis pati merupakan proses
pemecahan molekul amilum menjadi bagian-bagian penyusunnya yang lebih
sederhana seperti dekstrin, isomaltosa, maltosa dan glukosa (Purba, 2009).
Hidrolisa pati dapat dilakukan dengan 2 metode, yaitu :
1. Hidrolisa Asam
Hidrolisa asam juga dapat dikenal hidrolisa secara non enzimatik. Hidrolisa ini
menggunakan asam sebagai katalisnya, biasana yang di pakai adalah asam kuat,
misalnya HCI. Pada hidrolisa pati dengan asam, diperlukan suhu tinggi yaitu
140°C- 160°C. Pada pembuatan glukosa, hidrolisa asam menghasilkan konversi
yang cukup rendah jika dibandingkan dengan hidrolisa enzim. Di samping itu
metode ini juga mempunyai beberapa kelemahan, antara lain diperlukan peralatan
yang tahan korosi, menghasilkan sakarida dengan spektra-spektra tertentu saja
karena kuatalis asam menghidrolisa secara acak. Kelemahan yang lain, hidrolisa
asam juga dapat menyebabkan terjadinya degradasi karbohidrat maupun
rekombinasi produk degradasi yang dapat mempengaruhi warna, rasa, bahkan
menimbulkan masalah teknis.
2. Hidrolisa Enzim
Hidrolisa enzim dilakukan menggunakan bantuan enzim α-amilase dan enzim
glukoamilase (amiloglukosidase). Enzim α-amilase digunakan pada proses
likuifikasi, sedangkan glukoamilase digunakan pada proses sakarifikasi. Hidrolisa
enzim lebih banyak memberikan keuntungan dibandingkan dengan hidrolisa asam.
Hidrolisa enzim menghasilkan konversi yang lebih besar jika dibandingkan dengan
hidrolisa asam. Hidrolisa enzim juga dapat mencegah adanya reaksi efek samping
karena sifat katalis enzim sangat spesifik, sehingga dapat mempertahankan flavor
dan aroma bahan dasar (Risnoyatiningsih, 2011).
C. Metodologi
1. Alat dan Bahan
 Tabung reaksi  Hot Plate
 Rak tabung reaksi  Aquades
 Pipet tetes  Larutan amilum
 Penangas air  Larutan glukosa
 Penjebit tabung  Larutan sukrosa
 Gelas ukur  Larutan iodine 0,01 N
 Tabung ukur  Larutan HCl 2 N
2. Langkah Kerja
 Uji Iodium
a. Masukkan 2 ml larutan uji (amilum, glukosa, sukrosa) ke dalam tabung
reaksi
b. Tambahkan dua tetes larutan iodium ke setiap larutan uji.
c. Amati warna spesifik yng terbentuk
 Uji Hidrolisis Pati
a. Masukkan amilum dengan volume 5 ml 1% ke dalam tabung reaksi
kemudian tambahkan 2,5 ml HCl 2 N
b. Campurkan dengan baik dan masukkan ke dalam penangas air
mendidih
c. Setelah 3 menit, uji dengan iodium dengan mengambil 2 tetes larutan
dalam porselin tetes. Kemudian catat perubahan warna yang terjadi.
d. Lakukan uji iodium setiap 3 menit sampai hasilnya berwarna kuning
pucat
D. Hasil dan Analisis Data
1. Uji Iodium
No Sampel Hasil pengamatan Polisakarida (+/-)
1 Amilum Putih menjadi ungu pekat +
2 Glukosa Bening menjadi kuning -
bening
3 Sukrosa Bening menjadi oranye -
bening

2. Hidrolisis Pati
No Hidrolisis (menit ke- Hasil Uji Iodium Hasil Senyawa
)
1 3 Ungu pekat Polisakarida (Amilum)
2 6 Ungu pekat Polisakarida (Amilum)
3 9 Ungu kecoklatan Polisakarida (Amilum)
4 12 Ungu kecoklatan Polisakarida (Amilum)
5 15 Ungu kecoklatan Polisakarida (Amilum)
6 18 Coklat Terhidrolisis sebagai
(campuran amilum &
glukosa)
7 21 Coklat keorangean Terhidrolisis sebagai
(campuran amilum &
glukosa)
8 24 Orange Monosakarida
(glukosa)
9 27 Orange Monosakarida
(glukosa)
10 30 Kuning Monosakarida
(glukosa)
E. Pembahasan
Pada praktikum kali ini kita melakukan 2 percobaan yaitu uji iodin untuk
mengetahui kandungan polisakarida. Dan hidrolisis pati dengan metode hidrolisis
asam menggunakan asam kuat HCl
Uji yang pertama adalah uji iodin. Sampel yang digunakan adalah amilum,
glukosa, dan sukrosa. Pada ketiga sampel ini diberi 2 tetes larutan iodin pada masing-
maing sampel dan diamati perubahan warna apa yang terjadi. Pada sampel amilum.
Ketika amilum diberi iodin, amilum yang awalnya berwarna putih keruh berubah
menjadi ungu pekat hal ini menandakan amilum merupakan senyawa polisakarida.
Pada sampel glukosa, ketika glukosa diberi larutan iodin, glukosa yang awalnya tidak
berwarna (bening) berubah warna menjadi kuning (bening). Hal ini menandakan pada
uji iodin glukosa negatif senyawa polisakarida dengan artian glukosa merupakan
senyawa monosakarida. Dan yang terakhir pada sampel sukrosa hampir sama dengan
glukosa. Ketika sukrosa diberi larutan iodin, sukrosa yang awalnya tidak berwarna
(bening) berubah warna menjadi warna orange. Hal ini menandakan bahwasannya
sukrosa bukan termasuk senyawa polisakarida tetapi senyawa monosakarida.
Uji yang kedua adalah uji hidrolisis pati. Sampel yang digunakan adalah
amilum. Karena hidrolisis merupakan pemecahan zat ari molekul yang besar menjadi
molekul yang lebih kecil. Amilum merupakan senyawa polisakarida yang mana
terbentu atas monosakrida-monosakrida. Pada percobaan kali ini amilum dihidrolisis
menggunakan asam kuat yakni HCl. Amilum diberi 2 tetes HCl dan dicampur dengan
baik lalu dimasukkan ke penangas air diamati disetiap 3 menit dan 3 menit berikutnya
dengan cara 2 tetes amilum yang sudah dimasukkan ke penangas air ditetesi iodium
sebanyak 1 tetes di tempat porselin tetes. Amati perubahan warna yang terjadi disetiap
3 menitnya. Pada saat menit ke 3 yang pertama hingga menit ke 3 yang kedua (total 6
menit) amilum yang awalnya putih keruh berubah menjadi ungu pekat. Hal ini
menandakan amilum belum terhodrolisis dan masih berupa senyawa polisakarida.
Pada saat menit ke 3 yang yang ketiga hingga menit ke 3 yang kelima (total 15 menit)
amilum yang ditetesi larutan iodin berubah warna menjadi ungu kecoklatan. Hal ini
menandakan bahwasanya amilum masih sedikit yang terhidrolisis dan masih berupa
senyawa polisakarida. Pada saat menit ke 3 yang keenam hingga menit ke 3 yang
ketujuh (total 21 menit) amilum yang ditetesi senyawa iodin berubah warna menjadi
coklat dan coklat keoramgean. Hal ini menandakan amilum yang berupa senyawa
polisakarida telah terhidrolisis tetapi tidak sepenuhnya. Senyawa yang dihasilkan
masih berupa amilum dan sebagian telah menjadi glukosa. Pada saat menit ke 3
yanng kedelapan hingga menit ke 3 yang kesepuluh (total 30 menit) amilum yang
ditetesi lauran iodin berubah warna menjadi orange dan kuning. Hal ini menandakan
bahwasannya amilum yang berupa senyawa polisakarida telah terhidrolisis
sepenuhnya menjadi senyawa yang lebih kecil yakni glukosa.
F. Simpulan dan Saran
1. Simpulan
1) Metode iodin dapat digunakan untuk menganalisa karbohidrat secara
kualitatif. Jenis karbohidrat yang di uji dengan metode karbohidat adalah
karbohidrat jenis polisakarida.
2) Hidrolisis adalah proses dekomposisi kimia dengan menggunakan air
untuk memisahkan ikatan kimia dari substansinya.
3) Hidrolisis pati merupakan proses pemecahan molekul amilum menjadi
bagian-bagian penyusunnya yang lebih sederhana seperti dekstrin,
isomaltosa, maltosa dan glukosa (Rahmayanti, 2010).
4) Hidrolisa pati dapat dilakukan dengan 2 metode, yaitu hidrolisa asam dan
hidrolisa enzim
5) Larutan yang merupakan senyawa polisakarida pada uji iodin adalah
larutan amilum
6) Pada saat uji hidrolisis pati, amilum dapat terhidrolisis ketika dimasukkan
ke penangas air pada menit yang ke 30. Amilum terhidrolisis menjadi
senyawa monosakarida yakni glukosa.
2. Saran
Kurangnya teliti ketika praktikum. Dan kurangnya jurnal yang dapat digunakan
referensi. Atas kekurangannya kami harap Bapak/Ibu Dosen pembimbing dan
asisten laboratorium dapat lebih membimbing kami.
G. Daftar Pustaka
Sulistiyo, Agus. 2014. Penentuan Jenis Karbohidrat Dengan Uji Kualitatif
Menggunakan Reagen Pada Sampel Mie Instan. Jurnal Biokimia. Tanggal akses
1 Desember 2019
Nasrulloh, dkk. 2013. Hidrolisis asam dan enzimatis pati ubi jalar (Ipomoea batatas)
menjadi glukosa sebaga substrat fermentasi etanol. Jurnal Biokimia.
Bioteknologi 10 (2): 51-59
Rahmayanti, dian. 2010. Pemodelan Dan Optimasi Hidrolisa Pati Menjadi Glukosa
Dengan Metode Artificial Neural Network-Genetic Algorithm. Ann-Ga.
Universitas Diponegoro
H. Lampiran

Bahan dan alat praktikium

Hasil percobaan uji iodin

Hasil percobaan hidrolisis pati

Anda mungkin juga menyukai