Pariwisata 1 PDF
Pariwisata 1 PDF
BAB I
PENDAHULUAN
DKI Jakarta telah ditetapkan sebagai salah satu dari 50 destinasi wisata
nasional oleh pemerintah Indonesia (Kemensetneg, 2011). Kemudian, konsep
perencanaan pariwisata di area tersebut ditetapkan di dalam Peraturan Daerah
Provinsi DKI Jakarta Nomor 6 Tahun 2012 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Daerah Tahun 2005-2025 yang disusun melalui pendekatan
komprehensif berkaitan dengan seluruh aspek, termasuk elemen sosial-ekonomi,
lingkungan, dan kelembagaan (Pemprov DKI Jakarta, 2012). Pola pemanfaatan
ruang untuk jalur wisata terdiri dari tiga jalur, yaitu jalur barat, jalur tengah dan
jalur timur. Jalur barat meliputi Kepulauan Seribu, Teluk Jakarta, Kota Tua, Gajah
Mada-Hayam Wuruk, Taman Merdeka, Kebun Jeruk, Thamrin-Sudirman,
Senayan, Kebayoran, Tanah Abang. Jalur tengah meliputi Menteng-Kuningan,
Hal | 1
MODEL STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN PARIWISATA YANG BERDAYA SAING DAN
BERKELANJUTAN : DKI JAKARTA
SADAR PAKARTI BUDI
Universitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
Masalah penting lain yang dihadapi DKI Jakarta adalah dalam lima tahun,
rata-rata pertumbuhan kunjungan wisatawan DKI Jakarta hanya mencapai 1,2%.
Pertumbuhan ini lebih rendah dibandingkan rata-rata pertumbuhan kunjungan
wisata nasional sebesar 2,02% (BPS, 2011), dan lebih rendah dari rata-rata
pertumbuhan kunjungan wisatawan dunia sebesar 6,51% (UNWTO, 2011). Di
samping itu, DKI Jakarta juga menemui masalah dalam mencapai sasaran
pertumbuhan ekonomi sektor pariwisata sebesar 7% sampai 8% (Pemprov DKI
Jakarta, 2012). Untuk itu, rata-rata pertumbuhan 1,2% tersebut tergolong masih
sangat rendah.
Hal | 2
MODEL STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN PARIWISATA YANG BERDAYA SAING DAN
BERKELANJUTAN : DKI JAKARTA
SADAR PAKARTI BUDI
Universitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
dengan destinasi wisata lain (Murphy, Pritchard, dan Smith, 2000). Daya saing
destinasi wisata sangat penting karena pada tingkat lebih luas, aspek ini
berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi (Alina dan Catalina, 2009).
Kurangnya kualitas dan daya saing pelayanan di dalam kota Jakarta menyebabkan
buruknya citra destinasi wisata kota tersebut, hal ini sesuai dengan pendapat
Murphy, Pritchard, dan Smith (2000) bahwa kualitas pelayanan merupakan
elemen penting dari citra dan daya saing kawasan pariwisata. Studi empiris
menyatakan bahwa citra pariwisata merupakan indikator penting dari tinggi
rendahnya kualitas pelayanan kawasan pariwisata (Lee, 2009).
Daya saing destinasi wisata DKI Jakarta rendah juga disebabkan oleh kualitas
pelayanan sumber daya manusia yang kurang memuaskan. Kemacetan lalu lintas
kota yang terjadi dikarenakan oleh pelayanan aksesibilitas yang tidak memenuhi
kebutuhan penduduk dan wisatawan. Banyaknya polusi di wilayah kota Jakarta
karena tidak tegasnya pelaksanaan peraturan pembangunan termasuk peraturan
lingkungan hidup. Lembaga pemerintah, swasta dan masyarakat kurang terlibat
dalam peningkatan daya saing kawasan pariwisata dan iklim usaha pariwisata.
Untuk mewujudkan kawasan pariwisata yang mempunyai daya saing secara
berkelanjutan, diperlukan keseimbangan pengembangan permintaan dan
penawaran. Menurut Organsisasi Pariwisata Dunia atau United Nations World
Tourism Organization, pariwisata berkelanjutan didefinisikan sebagai suatu
pengembangan pariwisata yang seimbang antara aspek lingkungan, ekonomi,
sosial budaya dari pengembangan pariwisata, sehingga dapat menjamin manfaat
jangka panjang bagi masyarakat (UNWTO, 2007). Daya saing dan keberlanjutan
sebuah kawasan pariwisata ini mempunyai hubungan timbal balik yang saling
mendukung iklim usaha dan keberlanjutan lingkungan (WEF, 2014; Alina dan
Catalina, 2009; Kline, 2007) serta berkontribusi terhadap kesejahteraan
masyarakat (Ritchie dan Crouch, 2000; Dwyer dan Kim, 2003; Gomezelj dan
Mihalic, 2008; Hassan, 2000; Yoon, 2002; Goffi, 2013).
Hal | 3
MODEL STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN PARIWISATA YANG BERDAYA SAING DAN
BERKELANJUTAN : DKI JAKARTA
SADAR PAKARTI BUDI
Universitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
Hal | 4
MODEL STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN PARIWISATA YANG BERDAYA SAING DAN
BERKELANJUTAN : DKI JAKARTA
SADAR PAKARTI BUDI
Universitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
Persoalan yang ada di DKI Jakarta sebagian besar berada di wilayah kota.
Kepulauan Seribu memiliki karakter daya tarik wisata yang tidak mencerminkan
DKI Jakarta sebagai kota bisnis dan pariwisata. Kepulauan Seribu memiliki
karakter yang sangat jauh berbeda, yaitu sebagai destinasi wisata kepulauan
ataupun wisata bahari.
Berdasarkan kriteria tersebut, bila ditinjau dari seluruh 50 DPN dan 222
KPPN di Indonesia, kawasan pariwisata DKI Jakarta khususnya dalam kota
Jakarta dipilih sebagai lokasi penilitian berdasarkan pertimbangan sebagai berikut:
Hal | 5
MODEL STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN PARIWISATA YANG BERDAYA SAING DAN
BERKELANJUTAN : DKI JAKARTA
SADAR PAKARTI BUDI
Universitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
(1) kota Jakarta memiliki kompleksitas yang sangat tinggi, sehingga diharapkan
dapat mencakup sebagian besar kriteria komponen pariwisata yang ada di
Provinsi DKI Jakarta dan kota lain di Indonesia;
(2) kota Jakarta mewakili potensi daya tarik provinsi DKI Jakarta sehingga lokasi
penelitian tidak termasuk Kepulauan Seribu mempunyai karakter bisnis dan
pariwisata. Kepulauan Seribu mempunyai karakter daya tarik wisata
kepulauan dan wisata bahari yang sangat berbeda dengan mayoritas daya
tarik wisata Provinsi DKI Jakarta;
(3) hasil penelitan berdasarkan kriteria yang dimiliki kota Jakarta diharapkan
dapat dijadikan model untuk dicontoh di berbagai kota berkarakter bisnis dan
pariwisata di Indonesia.
Dilihat dari sudut pandang metode penelitian, lokasi penelitian yaitu kota
Jakarta dipilih secara purposive agar tujuan penelitian dapat tercapai.
Hal | 6
MODEL STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN PARIWISATA YANG BERDAYA SAING DAN
BERKELANJUTAN : DKI JAKARTA
SADAR PAKARTI BUDI
Universitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
Konsep daya saing banyak diadaptasi dari teori ekonomi untuk industri atau
perusahaan (Porter, 1980, 1990; Alina dan Catalina, 2009) yang mendefinisikan
daya saing secara umum sebagai kemampuan bersaing perusahaan atau industri
atau negara secara berkelanjutan untuk meningkatkan produk dan proses dalam
rangka menciptakan keunggulan bersaing. Untuk pariwisata, daya saing destinasi
wisata adalah kemampuan penyediaan barang dan jasa yang lebih baik dibanding
destinasi lain (Murphy, Pritchard, dan Smith, 2000). Definisi lain adalah daya
saing adalah faktor-faktor yang mempu menciptakan penambahan nilai produk
(Alina dan Catalina, 2009; Dwyer dan Kim, 2003).
Hal | 7
MODEL STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN PARIWISATA YANG BERDAYA SAING DAN
BERKELANJUTAN : DKI JAKARTA
SADAR PAKARTI BUDI
Universitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
Hal | 8
MODEL STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN PARIWISATA YANG BERDAYA SAING DAN
BERKELANJUTAN : DKI JAKARTA
SADAR PAKARTI BUDI
Universitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
Hal | 9
MODEL STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN PARIWISATA YANG BERDAYA SAING DAN
BERKELANJUTAN : DKI JAKARTA
SADAR PAKARTI BUDI
Universitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
- Lingkungan,
- Kelembagaan, dan
- Iklim usaha,
Untuk mencapai tujuan pengembangan kawasan pariwisata yang berdaya saing
dan berkelanjutan, dibutuhkan strategi. Definisi strategi adalah alat yang sangat
penting untuk mencapai tujuan yang diinginkan unit bisnis (Kotler dan Keller,
2012), keunggulan bersaing (Porter, 2007), berupa keputusan penawaran produk
atau jasa di pasar tertentu (Mintzberg, 1994). Dalam konteks pariwisata, strategi
adalah alat yang sangat penting untuk mencapai tujuan terwujudnya
pengembangan kawasan pariwisata yang berdaya saing di pasar pariwisata. Dalam
penelitian ini, klaster strategi terdiri atas strategi alternatif, yaitu :
1) Peningkatan kualitas sumber daya manusia,
2) Peningkatan komitmen pemangku kepentingan,
3) Peningkatan kualitas pelayanan prima,
4) Peningkatan pemasaran, dan
5) Pengembangan pariwisata berkelanjutan.
Hal | 10
MODEL STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN PARIWISATA YANG BERDAYA SAING DAN
BERKELANJUTAN : DKI JAKARTA
SADAR PAKARTI BUDI
Universitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
pariwisata, dibutuhkan kemudahan izin usaha, dana usaha pariwisata, kerja sama
pariwisata, sarana dan prasaran usaha pariwisata, informasi dan promosi usaha
pariwisata.
Sisi penawaran pariwisata meliputi daya tarik wisata alam, buatan, dan
budaya. Untuk mendukung pengembangan kawasan pariwisata, diperlukan sarana
dan prasarana transportasi udara, laut, dan darat. Sedangkan untuk mendukung
penawaran kualitas pelayanan kawasan pariwisata, sangat perlu dikembangkan
sumber daya manusia termasuk kompentensi, sikap, keramahan, etika, dan
kesopanan. Salah satu cara meningkatkan SDM adalah memerhatikan
pengembangan jumlah dan mutu sekolah ataupun kursus pariwsata.
Dalam pengembangan kawasan pariwisata daerah, diperlukan model strategi
pengembangan kawasan pariwisata yang berdaya saing dan berkelanjutan. Baik
masalah maupun usulan solusinya dapat dikelompokkan ke dalam delapan aspek,
yaitu objek dan daya tarik wisata, aksesibilitas, SDM, regulasi, pemasaran,
lingkungan, kelembagaan, dan iklim usaha. Ditinjau dari segi penawaran, Jakarta
merupakan pusat kebudayaan dan pusat wisata buatan. Dari aksesibilitas atau
transportasi nasional dan internasional, kawasan-kawasan pariwisata di Jakarta
menjadi salah satu pusat singgah wisatawan. Sumber daya manusia merupakan
aspek yang memengaruhi peningkatan permintaan dan penawaran kawasan
pariwisata.
Pelestarian dan keberlanjutan pengembangan kawasan pariwisata dijaga
dengan penerapan regulasi lingkungan. Pemasaran sebagai unsur penentu
permintaan menjadi aspek kunci peningkatan citra dan kunjungan wisatawan.
Kelembagaan dan iklim usaha juga mendukung kelangsungan pengembangan
kawasan pariwisata. Dengan demikian, kawasan-kawasan pariwisata DKI Jakarta
ini mempunyai fungsi sebagai salah satu model kawasan pariwisata di dalam kota
dengan berbagai masalah sarana dan prasarana, lingkungan hidup, sumber daya
manusia, dan kualitas atraksi wisata dan citra. Peningkatan kebijakan dan
pengembangan kawasan pariwisata memerlukan strategi utama dan pendukung.
Model hasil penelitian secara lebih luas diharapkan menjadi peluang replikasi
model pengembangan kawasan pariwisata untuk kota-kota lain yang mempunyai
Hal | 11
MODEL STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN PARIWISATA YANG BERDAYA SAING DAN
BERKELANJUTAN : DKI JAKARTA
SADAR PAKARTI BUDI
Universitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
karakter dan permasalahan yang mirip dengan kota Jakarta yaitu sebagai kota
bisnis dan pariwisata. Kota yang saat ini telah mempunyai persoalan ataupun
dikemudian hari diprediksi akan mempunyai persoalan yang mirip dengan
persoalan kota Jakarta seperti kurangnya ketersediaan prasarana dan prasarana,
rendahnya kesadaran lingkungan hidup, dan rendahnya komitmen pemangku
kepentingan (stakeholder) diharapkan dapat menerapkan model hasil penelitian
ini.
Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) tahun 2030 DKI Jakarta
yang telah ditetapkan dalam Peraturan Daerah Provinsi DKI Jakarta Nomor 1
Tahun 2012, kawasan pariwisata mempunyai pengaruh penting dalam aspek
pertumbuhan ekonomi, sosial dan budaya, pemberdayaan sumber daya alam, dan
daya dukung lingkungan hidup, serta keamanan. Strategi penataan ruang antara
lain pengembangan kawasan pariwisata dalam skala regional, nasional, dan
internasional dengan membangun prasarana bertaraf internasional dan revitalisasi
kawasan Kota Tua, kawasan wisata belanja, kawasan pariwisata terbuka untuk
umum.
Hal | 12
MODEL STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN PARIWISATA YANG BERDAYA SAING DAN
BERKELANJUTAN : DKI JAKARTA
SADAR PAKARTI BUDI
Universitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
Hal | 13
MODEL STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN PARIWISATA YANG BERDAYA SAING DAN
BERKELANJUTAN : DKI JAKARTA
SADAR PAKARTI BUDI
Universitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
Hal | 14
MODEL STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN PARIWISATA YANG BERDAYA SAING DAN
BERKELANJUTAN : DKI JAKARTA
SADAR PAKARTI BUDI
Universitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
Hal | 15
MODEL STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN PARIWISATA YANG BERDAYA SAING DAN
BERKELANJUTAN : DKI JAKARTA
SADAR PAKARTI BUDI
Universitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
Gambar 1.3 Hubungan Pariwisata Jakarta, Daya Saing dan Model Simbolik
Hal | 16
MODEL STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN PARIWISATA YANG BERDAYA SAING DAN
BERKELANJUTAN : DKI JAKARTA
SADAR PAKARTI BUDI
Universitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
Hal | 17
MODEL STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN PARIWISATA YANG BERDAYA SAING DAN
BERKELANJUTAN : DKI JAKARTA
SADAR PAKARTI BUDI
Universitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
Hal | 18
MODEL STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN PARIWISATA YANG BERDAYA SAING DAN
BERKELANJUTAN : DKI JAKARTA
SADAR PAKARTI BUDI
Universitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
sosial, budaya dan lingkungan yang sangat berkaitan dengan strategi peningkatan
kualitas sumber daya manusia dan pengembangan pariwisata berkelanjutan.
Yang dimaksud dengan berpengaruh positif dalam penelitian ini adalah satu
atribut berpengaruh terhadap atribut lain dalam pengembangan kawasan
pariwisata yang berdaya saing dan berkelanjutan.
Hal | 19
MODEL STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN PARIWISATA YANG BERDAYA SAING DAN
BERKELANJUTAN : DKI JAKARTA
SADAR PAKARTI BUDI
Universitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
Dari sisi permintaan, hipotesis diusulkan dan model struktural diuji untuk
menentukan pengaruh daya tarik wisata, prasarana dan sarana, serta sumber daya
manusia terhadap kualitas pelayanan kawasan pariwisata.
Daya tarik wisata menarik untuk dikunjungi karena memengaruhi kualitas
kawasan pariwisata. Sediaan sumber daya alam, buatan, dan budaya yang ada
memengaruhi penyediaan produk berupa jasa atau pelayanan daya tarik wisata.
Prasarana, sarana pariwisata dan transportasi yang tersedia memengaruhi
kualitas pelayanan kawasan pariwisata dalam hal kemudahan wisatawan
melakukan perjalanan wisata. Prasarana dan sarana merupakan produk pelayanan
yang mendukung kualitas pelayanan dari sisi kemudahan wisatawan dalam
melakukan perjalanan wisata.
Sumber daya manusia memberi pengaruh terhadap kualitas pelayanan
terutama di dalam kawasan pariwisata. Jasa pariwisata dilayani langsung oleh
sumber daya manusia.
Kualitas pelayanan kawasan pariwisata yang holistik adalah terintegrasinya
kualitas pelayanan daya tarik wisata, sarana dan prasarana, serta sumber daya
Hal | 20
MODEL STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN PARIWISATA YANG BERDAYA SAING DAN
BERKELANJUTAN : DKI JAKARTA
SADAR PAKARTI BUDI
Universitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
manusia. Dengan kata lain, kualitas pelayanan kawasan pariwisata dalam hal ini
bukan hanya kualitas pelayanan sumber daya manusia saja tetapi kualitas
pelayanan kawasan pariwisata dalam arti yang lebih luas yaitu kualitas pelayanan
daya tarik wisata, prasarana dan sarana, aksesibilitas, dan sumber daya manusia.
Kualitas pelayanan yang diharapkan oleh pengunjung termasuk kualitas daya tarik
wisata yang ingin dikunjungi, aksesibilitas sampai dengan pelayanan sumber daya
manusianya.
Pelayanan kawasan pariwisata yang terintegrasi memengaruhi daya saing
usaha pariwisata dan citra. Diduga semakin berkualitas pelayanan kawasan
pariwisata, semakin tinggi daya saing usaha dan citra pariwisata. Secara umum
daya saing usaha dipengaruhi oleh citra produknya. Dalam konteks kawasan
pariwisata, daya saing usaha pariwisata dipengaruhi oleh citra produk wisata yang
disediakan oleh kawasan pariwisata. Kerangka kerja penelitian dapat dilihat pada
Gambar 1.5.
Hal | 21
MODEL STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN PARIWISATA YANG BERDAYA SAING DAN
BERKELANJUTAN : DKI JAKARTA
SADAR PAKARTI BUDI
Universitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
H7: Ada bobot strategi alternatif peningkatan kualitas sumber daya manusia,
peningkatan komitmen pemangku kepentingan, peningkatan kualitas
pelayanan prima, peningkatan pemasaran, dan pengembangan
pariwisata berkelanjutan terhadap pengembangan kawasan pariwisata
yang berdaya saing dan berkelanjutan.
Hal | 22
MODEL STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN PARIWISATA YANG BERDAYA SAING DAN
BERKELANJUTAN : DKI JAKARTA
SADAR PAKARTI BUDI
Universitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
Hal | 23
MODEL STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN PARIWISATA YANG BERDAYA SAING DAN
BERKELANJUTAN : DKI JAKARTA
SADAR PAKARTI BUDI
Universitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
Hal | 24
MODEL STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN PARIWISATA YANG BERDAYA SAING DAN
BERKELANJUTAN : DKI JAKARTA
SADAR PAKARTI BUDI
Universitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
antar negara dengan kelemahan bahwa skor indikatornya tidak objektif dan dapat
diperdebatkan.
Model struktural strategi daya saing destinasi wisata (Yoon, 2002)
ditentukan bedasarkan variabel dampak pengembangan pariwisata, sikap terhadap
lingkungan, identitas tempat wisata, preferensi pengembangan atraksi wisata, dan
dukungan terhadap daya saing destinasi wisata. Metode yang digunakan adalah
sebuah metode kuantitatif yaitu structural equation modeling. Hasil analisis
menyatakan bahwa ada hubungan positif antara persepsi pemangku kepentingan
terhadap manfaat dampak pariwisata dengan pengembangan atraksi wisata, ada
hubungan positif antara sikap pemangku kepentingan dengan pengembangan
atraksi wisata, dan ada hubungan positif antara identitas tempat wisata dengan
pengembangan atraksi wisata. Elemen daya saing yang mempunyai nilai
kontribusi terbesar terhadap pengembangan atraksi wisata adalah dampak
pengembangan pariwisata disusul oleh sikap terhadap lingkungan, dan identitas
tempat wisata. Hasil penelitian berfokus pada pengembangan atraksi wisata untuk
mendukung strategi daya saing wisata. Penelitian Yoon tidak menganalisis
berbagai aspek, permasalahan, solusi dan strategi pengembangan daya saing
kawasan pariwisata. Strategi pengembangan daya saing destinasi wisata berkaitan
dengan aspek kuantitatif dan aspek kualitatif yang kompleks.
Penelitian ini bertujuan untuk membangun model strategi pengembangan
kawasan pariwisata yang berdaya saing dan berkelanjutan. Dua metode penelitian
yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode kuantitatif SEM pada tahap
pertama, dan metode kualitatif ANP pada tahap kedua penelitian. Kelemahan
metode kuantitatif SEM dapat ditutupi dengan metode kuanlitatif ANP. Penelitian
tahap pertama digunakan untuk mengidentifikasi dan menganalisis elemen
pengembangan daya saing kawasan pariwisata berdasarkan perspektif pengunjung
yang mencerminkan pelayanan yang diharapkan oleh sisi permintaan yang
hasilnya digunakan sebagai masukan penelitian tahap kedua. Penelitian tahap
kedua untuk mengidentifikasi dan menganalisis aspek, baik kuantitatif maupun
kualitatif yang mencakup sisi permintaan dan penawaran berdasarkan evaluasi
pakar pariwisata. Penelitian ini juga menentukan besarnya nilai relatif elemen
Hal | 25
MODEL STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN PARIWISATA YANG BERDAYA SAING DAN
BERKELANJUTAN : DKI JAKARTA
SADAR PAKARTI BUDI
Universitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
daya saing kawasan pariwisata dalam membentuk model yang akan dihasilkan.
Penelitian ini menganalisis berbagai aspek, permasalahan, solusi dan strategi
pengembangan daya saing kawasan pariwisata. Aspek bersifat kuantitatif dan
kualitatif yang kompleks dianalisis dalam penelitian ini untuk membangun model
strategi pengembangan kawasan pariwisata yang berdaya saing dan berkelanjutan.
Berdasarkan penelitian terdahulu, penelitian ini mengisi kesenjangan
penelitian (research gap) terkait besarnya nilai kontribusi setiap elemen atau
indikator daya saing serta nilai kontribusi setiap alternatif strategi dalam
perumusan model strategi pengembangan kawasan pariwisata dengan mengambil
kasus spesifik yang belum pernah ada yaitu pengembangan kawasan pariwisata
yang berdaya saing dan berkelanjutan Jakarta. Metode penelitian yang digunakan
adalah metode kuantitatif SEM dan metode kualitatif ANP. Pemilihan strategi
dengan pendekatan alternatif strategi pengembangan kawasan pariwisata dengan
metode pengambilan keputusan multi kriteria ANP. Sedangkan kriteria diambil
berdasarkan indeks daya saing pariwisata WEF dan elemen-elemen penelitian
terdahulu tersebut.
Hal | 26
MODEL STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN PARIWISATA YANG BERDAYA SAING DAN
BERKELANJUTAN : DKI JAKARTA
SADAR PAKARTI BUDI
Universitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
peningkatan daya saing kawasan pariwisata di dalam kota yang padat penduduk
dan sebagai satu kota pusat transportasi nasional. Hasil penelitian
mempertimbangkan elemen-elemen daya saing yang kompleks baik berdasarkan
kajian literatur, perspektif wisatawan, penilaian profesional, evaluasi akademisi,
perspektif asosiasi pariwisata sehingga metode yang digunakan mampu
menganalisis kompleksitas variabel peningkatan daya saing sebuah kawasan
pariwisata.
Untuk memperoleh kebaruan, diperlukan penelitian state of the art yang
didefinisikan sebagai penelitian sesuai dengan perkembangan seperti perangkat,
prosedur, proses, teknik yang modern pada waktu tertentu (Merriam webster,
2015) serta memiliki tinjauan pustaka dan analisis penelitian menggunakan data
primer dan desk-top survey (Avellino, 2012; Le, 2014). Dalam penelitian ini,
teknik dan prosedur pengambilan data permintaan pasar adalah teknik purposive
sampling untuk metode penelitian Structural Equation Modeling (SEM) yang
relatif baru dan mulai sering digunakan untuk bidang pariwisata. Kemudian,
dilakukan wawancara mendalam serta diskusi terfokus untuk metode penelitian
kualitatif Analytic Network Procces (ANP). Untuk menganalisis data penelitian,
digunakan perangkat keras komputer, dan perangkat lunak LISREL 8.81 untuk
analisis SEM dan perangkat lunak Super Decision versi 2.0 untuk analisis ANP;
kedua perangkat lunak tersebut relatif masih baru. Dengan kata lain, prosedur dan
proses penelitian sesuai dengan metode penelitian yang saat disertasi ini disusun
masih relatif baru. Selain itu, dokumen-dokumen yang dijadikan referensi
meliputi hasil penelitian berupa disertasi, tesis, skripsi, buku, jurnal, laporan, dan
statistik.
Model pengembangan daya saing dan keberlanjutan destinasi pariwisata
terdahulu tidak menunjukkan urutan prioritas pengembangan, uji kecocokan
model, dan uji hubungan antar variabel. Di samping itu, model terdahulu kurang
dapat diaplikasikan untuk menentukan strategi pengembangan kawasan
pariwisata. Persoalan lain adalah masih sedikit model yang memberikan nilai
pada elemen pengembangan kawasan pariwisata. Besarnya nilai elemen daya
saing sangat diperlukan dalam mendapatkan urutan prioritas dalam menentukan
Hal | 27
MODEL STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN PARIWISATA YANG BERDAYA SAING DAN
BERKELANJUTAN : DKI JAKARTA
SADAR PAKARTI BUDI
Universitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
Sebagai contoh, penelitian yang dilakukan pada tahun 1970 sampai 1980
berfokus pada manajemen (WTO, 1973), identifikasi fase pengembangan
(Thurot,1973; Miossec,1977), kawasan berdasarkan karakter wisatawan
(Plog,1973), daur hidup kawasan pariwisata (Butler, 1980), dan persyaratan
pengembangan (Reime dan Hawkins, 1979). Dari tahun 1981 sampai 1990
sebagai contoh, penelitian hanya memfokuskan pada konsep batas kegiatan dalam
Hal | 28
MODEL STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN PARIWISATA YANG BERDAYA SAING DAN
BERKELANJUTAN : DKI JAKARTA
SADAR PAKARTI BUDI
Universitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
Hal | 29
MODEL STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN PARIWISATA YANG BERDAYA SAING DAN
BERKELANJUTAN : DKI JAKARTA
SADAR PAKARTI BUDI
Universitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
Suatu state of the art review tentang keberlanjutan pariwisata berfokus pada
pengembangan, keberlanjutan pariwisata, penerapannya pada lingkungan manusia
dan lingkungan fisik. Suatu proses state of the art tinjauan pengetahuan dan
penelitian hendaknya berfokus pada perbedaan, persoalan, aplikasi dan
kekurangannya (Butler, 2007). Untuk mendapatkan penelitian yang state of the
art, penilitian harus mencakup perkembangan terkini tentang topik yang relevan,
menentukan kontribusi penelitian, menentukan novelty penelitian, memastikan
tidak ada duplikasi dan plagiarisme, dan menggunakan sumber jurnal
(Dharmawan, 2015). Sejalan dengan hal tersebut, penelitian ini berfokus pada
perkembangan terkini dari topik yang relevan, menentukan kontribusi penelitian
berupa pengembangan model, menentukan kebaruan model strategi
pengembangan kawasan pariwisata yang berdaya saing dan berkelanjutan. Dalam
mencapai tujuan penelitian, dipastikan tidak ada duplikasi, plagiarism penelitian
Hal | 30
MODEL STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN PARIWISATA YANG BERDAYA SAING DAN
BERKELANJUTAN : DKI JAKARTA
SADAR PAKARTI BUDI
Universitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
dan dengan merujuk pada sumber jurnal, prosiding, buku, dan sumber luar
jaringan maupun dalam jaringan.
Pemodelan struktural daya saing Koleksi data menggunakan teknik Hubungan dan kontribusi antar
kawasan pariwisata berdasarkan purposive sampling dengan variabel laten (tak teramati) dan
sisi permintaan yaitu perspektif instrumen kuesioner indikatornya
pengunjung
Uji model struktural, t-test, Data dan penyajian data siap Analisis hasil dan pembahasan
Goodness of Fit (GOF) dianalisis model struktural SEM
Analisisi Benefits, Opportunities, Data dan penyajian data siap di Digunakan analisis ANP BOCR
Cost, and Risk (BOCR) strategi analisis
pengembangan kawasan
pariwisata
Hal | 31
MODEL STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN PARIWISATA YANG BERDAYA SAING DAN
BERKELANJUTAN : DKI JAKARTA
SADAR PAKARTI BUDI
Universitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
Hal | 32
MODEL STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN PARIWISATA YANG BERDAYA SAING DAN
BERKELANJUTAN : DKI JAKARTA
SADAR PAKARTI BUDI
Universitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
(1) sebagai referensi perencanaan dan pengembangan daya saing destinasi wisata
yang berdaya saing dan berkelanjutan;
(2) menjadi sumber yang reliabel bagi para praktisi untuk perencanaan strategis
dan penyusunan program demi memperkuat daya saing destinasi wisata;
(3) sebagai acuan penyempurnaan kebijakan pengambangan kawasan pariwisata
dalam kota, pembinaan sosial, budaya, ekonomi, hukum, lingkungan hidup,
dan kelembagaan, sehingga dapat mendukung daya saing dan keberlanjutan
kawasan pariwisata.
Hal | 33