Anda di halaman 1dari 14

Pendidikan Bahasa Arab

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

2019

PENGGUNAAN BAHAN AJAR SEDERHANA BERBASIS TEKNIK BERPIKIR


INDUKTIF UNTUK PEMBELAJARAN QOWA’ID DI KELAS VII B MTS YAPIKA
TANJUNGSARI KEBUMEN

1
Ani Durotun Nafisah
NIM : 16420006

1.
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta
Email : aninafisa54@gmail.com

Abstrak:
Bahan ajar memiliki peran yang penting bagi guru maupun bagi siswa karena
bahan ajar yang baik dapat membantu pembelajaran berjalan dengan efektif. Penelitian
ini bertujuan untuk mengembangkan bahan ajar sederhana berbasis teknik berpikir
induktif serta menguji tingkat keefektifitasannya terhadap pembelajaran qowa’id.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan (research and
development) dengan tahapan singkat mulai dari potensi dan masalah, mengumpulkan
informasi, desain produk, dan uji coba pemakaian. Subjek penelitian ini adalah kelas
VII B. hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan hasil belajar siswa
kelas VII B dengan penggunaan bahan ajar sederhana ataupun dengan penggunaan buku
Lembar Kerja Siswa. Maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan bahan ajar sederhana
berbasis teknik berpikir induktif untuk pembelajaran qowa’id di kelas VII B tidak
efektif. Hal tersebut terlihat pada uji normalitas data yang menunjukkan nilai
signifikansi pretest P = 0,000 < 0,05 dan nilai signifikansi posttest P = 0,004 < 0,05
hasil tersebut menunjukkan bahwa sebaran data tidak normal. Karena tidak normal,
sehingga untuk menguji hipotesis menggunakan wilcoxon signed rank test. Hasilnya
menunjukkan nilai signifikansi adalah P = 0,307>0,05. Dengan demikian Ho diterima
yang berarti tidak terdapat perbedaan hasil belajar antara sesudah dan sebelum
penggunaan bahan ajar sederhana. Ada banyak faktor yang mempengaruhi
ketidakefektifan bahan ajar ini, salah satunya adalah adanya beberapa langkah penting
yang harusnya dilaksanakan tetapi dilewatkan oleh peneliti, akibatnya bahan ajar yang
dihasilkan pun belum memadai. Hal ini tentu tidak lepas dari keterbatasan peneliti
dalam memahami proses pembuatan bahan ajar serta waktu yang belum memadai untuk
melaksanakan penelitian.
2 Ani. Penggunaan Bahan Ajar Sederhana Berbasis Teknik Berpikir Induktif Untuk
Pembelajaran Qowa’id

Kata Kunci: bahan ajar sederhana, teknik berpikir induktif, pembelajaran qowa’id

A. Pendahuluan
Proses pembelajaran bahasa Arab pada pendidikan di Indonesia masih
menyisakan banyak problematika. Hal tersebut dapat dilihat dari beberapa faktor,
diantaranya: kurang siapnya siswa mengikuti pembelajaran bahasa, kompleksitas materi
bahasa Arab yang menjadikan tingkat kesulitan tinggi pada teknik, strategi, dan metode
penyampaiannya. Akibatnya muncul problematika dari beberapa komponen seperti
kurikulum, metodologi, guru, strategi, bahan ajar, media pembelajaran dan lain
sebagainya. Dari sekian komponen pembelajaran bahasa Arab, salah satu komponen
penting yang patut menjadi perhatian adala bahan ajar. Kedudukan bahan ajar yang
penting mengharuskan pengambangan bahan ajar yang inovatif secara berkelanjutan.1

Bahan ajar memiliki peran yang penting baik bagi guru maupun bagi siswa. Bagi
guru, bahan ajar dapat membantu menjelaskan pelajaran kepada siswa sehingga
pembelajaran terlaksana dengan efektif. Namun pada kenyataanya masih banyak guru
yang belum memiliki kompetensi mengembangkan materi ajar dengan baik. Bahkan
masih banyak dijumpai guru yang menggunakan bahan ajar konvensional yang tinggal
pakai, tinggal beli, instan serta tanpa perencanaan, persiapan, dan penyusunan sendiri.2

Bahan ajar yang digunakan oleh guru kelas VII di MTs Yapika Tanjungsari
adalah buku paket kurikulum 2013 serta Lembar Kerja Siswa (LKS). Menurut hasil
observasi, kedua bahan ajar tersebut belum mampu mengurangi kesuliatan siswa dalam
memahami materi yang disampaikan khususnya pada materi qowa’id. Pemaparan

1 Andi Prastowo, Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif (Menciptakan Metode Pembelajaran
yang Menarik dan Menyenangkan), (Yogyakarta: Diva Pres, 2011), hlm. 14

2 Ibid, hlm 06
Pendidikan Bahasa Arab 3

materi qowaid dalam kedua buku tersebut masih sangat singkat dan latihan-latihan
terkait materi qowa’id juga tidak bervariasi.

Berdasarkan fakta lapangan yang terjadi di madrasah tersebut, peneliti tertarik


untuk membuat bahan ajar sederhana berpikir induktif untuk materi qowa’id sebagai
bahan ajar tambahan. Bahan ajar ini dikhususkan pada materi mubtada khobar yang
diajarkan di kelas VII. Pembuatan bahan ajar sederhana ini menggunakan teknik
induktif. Sesuai dengan pendapat effendi dalam bukunya yang berjudul Metodologi
Pengajaran Bahasa Arab “pada dasarnya pengajaran tata bahasa dalam pengenalan
kaidah-kaidah bahasa dapat dilakukan dengan cara induktif, yaitu dilaksanakan dengan
cara: pertama guru menyajikan contoh-contoh, setelah mempelajari contoh-contoh yang
diberikan, siswa dengan bimbingan guru menarik kesimpulan sendiri kaidah-kaidah
bahasa berdasarkan contoh-contoh tersebut”. Dengan adanya contoh-contoh tersebut,
selain diharapkan dapat memahami materi mubtada dan khobar dengan baik siswa juga
mendapat tambahan wawasan mufrodat baru.

Setelah mencari penelitian-penilitian berkaitan dengan pengembangan bahan


ajar serta teknik berpikir induktif, penulis menemukan beberapa penelitian yang telah
dilakukan dengan perbedaan-perbedaan dalam berbagai hal. Pertama, penelitian yang
berjudul “Pengembangan Bahan Ajar Qowa’id Berbasis Pendekatan Analisis Konstrastif
untuk Siswa Kelas XI MAN 1 Sijunjung Padang Tahun Ajaran 2017/2018” penelitian
ini dilakukan oleh Masliah mahasiswa Program Studi Pendidikan Islam Konsentrasi
Bahasa Arab Pasca Sarjana Universitas Islam Negri Sunan Kalijaga Yogyakarta. Fokus
penelitian ini adalah untuk menghasilkan bahan ajar qowa’id sebagai penunjang
pembelajaran bahasa Arab kelas XI MA yang sesuai dan layak. Hasil menunjukkan
validasi ahli media terhadap bahan ajar qowaid sangat baik, sedangkan hasil validasi
ahli materi baik, respon siswa juga baik. Sedangkan penggunaan bahan ajar qowa’id
berbasis pendekatan analisis kontrastif sangat efektif dalam pembelajaran. Relevansi
penelitian tersebut dengan penelitian yang penulis lakukan adalah sama-sama
mengembangkan bahan ajar untuk materi qowaid. Sedangkan bedanya, pada penelitian
ini menggunakan pendekatan analisis kontrastif sedangkan penulis menggunakan teknik
berpikir induktif.
4 Ani. Penggunaan Bahan Ajar Sederhana Berbasis Teknik Berpikir Induktif Untuk
Pembelajaran Qowa’id

Kedua, penelitian yang berjudul “Pengembangan Bahan Ajar Bahasa Arab


Sebagai Penunjang Pembelajaran Tarakib (Qowaid) Kelas VII MTs Negeri 1
Semarang”. Penelitian ini dilakukan oleh Khotimatun Nafiah, mahasiswi jurusan
Pendidikan Bahasa Arab Bahasa dan Sastra Asing Fakultas Bahasa dan Seni Universitas
Negeri Semarang. Fokus penelitian ini berupa pengembangan bahan ajar yang memuat
materi tarakib dengan lebih lengkap termasuk didalamnya contoh-contoh dan latihan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa seluruh guru dan siswa menyamapaikan
kebutuhan terhadap modul penunjang pembelajaran tarakib. Penilaian ahli terhadap
modul penunjang pembelajaran tarakib sangat baik pada setiap aspek. Berdasarkan hasil
uji coba menyatakan bahwa modul penunjang pembelajaran tarakib efektif digunakan.
Relevansi penelitian tersebut dengan penelitian yang penulis lakukan berupa
pengembangan bahan ajar qowa’id. Bedanya pada penelitian tersebut tidak
menggunakan teknik berpikir induktif.
Ketiga, penelitian yang berjudul “Pengaruh Penggunaan Teknik Pembelajaran
Induktif Terhadap Pemahaman Kitab Al-Jurumiyyah” yang ditulis oleh Yayat Nurhayati.
Penelitian ini dilakukan dilakukan di SMP Laboratorium Percontohan Universitas
Pendidikan Indonesia dan hasil penelitian diunggah dalam jurnal Alsuiyyat, Vol.1 No 1
April 2018. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh teknik pembelajaran
induktif pada pemahaman salah satu kitab nahwu yang berjudul al-jurumiyah. Hasil
penelitian menunjukkan adanya pengaruh teknik pembelajaran induktif terhadap
pemahaman kitab al-jurumiyyah santri.

Rumusan Masalah

1. Bagaimana prosedur pembuatan dan pengembangan bahan ajar


sederhana berbasis teknik berbikir induktif untuk materi qowa’id siswa kelas VII
MTs Yapika Tanjungsari?
2. Bagaimana efektivitas pengguanan bahan ajar sederhana berbasis teknik
berpikir induktif untuk materi qowaid siswa kelas VII MTs Yapika Tanjungsari.

Landasan Teori
A. Bahan ajar
1. Definisi Bahan Ajar
Pendidikan Bahasa Arab 5

Menurut Nasional Center For Competency Based Training 2017 bahan ajar
adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru atau instruktur dalam
melaksanakan proses pembelajaran di kelas. Bahan yang dimaksud dapat berupa bahan
ajar tertulis maupun tak tertulis.3

Bahan ajar menurut Widodo dan Jasmadi sebagaimana yang dikutip Masliah
adalah seperangkat sarana atau alat pembelajaran yang berisikan materi pembelajaran,
metode, batasan-batasan, dan cara mengevaluasi yang didesain secara sistematis dan
menarik dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan, yaitu mencapai kompetensi
atau subkompetensi dengan segala kompleksitasnya.4

Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa bahan ajara adalah bagian
dari sumber belajar yang dipilih dan disusun secara sistematis. Memiliki sasaran
serta alokasi waktu untuk mencapai tujuan pembelajaran

2. Fungsi dan manfaat bahan ajar


Bagi guru, fungsi dan manfaat bahan ajar diantaranya adalah; (1) menghemat
waktu guru dalam mengajar, (2) mengubah peran guru dari seorang pengajar menjadi
seorang fasilitator, (3) meningkatkan proses pembelajran menjadi lebih efektif dan
efisien. 5
Sedangkan peran bahan ajar bagi siswa yaitu: (1) siswa dapat belajar tanpa ada
guru atau teman siswa yang lainnya; (2) siswa dapat belajar kapan saja dan dimana saja
ia kehendaki; (3) siswa dapat belajar menurut kecepatannya sendiri; (4) siswa dapat
belajar menurut urutan yang dipilihnya sendiri; (5) membantu potensi siswa untuk
belajar mandiri.
3. Prinsip-prinsip pengembangan bahan ajar6
Prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan dalam pengembangan bahan ajar ialah
a. Relevansi.
3 Ibid., hlm 16

4 Masliah. Tesis. Pengembangan Bahan Ajar Qowa’id Berbasis Pendekatan Analiis Kontrastif Untuk
Siswa Kelas XI MAN 1 Sijunjung Padang Tahun Ajaran 2017/2018. (Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga,
2017) hlm. 19

5 Khotimatun Nafiah. Skripsi. Pengembangan Bahan Ajar Bahasa Arab Sebagai Penunjang
Pembelajaran Tarakib (qawaid) Kelas VII MTs Negeri 1 Semarang. (Semarang: UNNES, 2014) hlm. 16

6 Abdul Gafur, Pedoman Penyusunan Marteri Pembelajaran Instrucctional Material, (Jakarta:


Depdiknas, 2004), hlm 59
6 Ani. Penggunaan Bahan Ajar Sederhana Berbasis Teknik Berpikir Induktif Untuk
Pembelajaran Qowa’id

Materi yang dipilih hendaknya berkaitan dengan kompetensi yang ditetapkan


sehingga menunjang tercapainya kompetensi. Dengan prinsip ini, seorang guru
hendaknya akan mengetahui kompetensi apa yang hendak diajarkan, sehingga guru
akan terhindar dari kesalahan pemilihan jenis materi yang tidak relevan dengan
pencapaian standar kompetensi dan kompetensi dasar.
b. Konsistensi.
Kesesuaian jumlah antara banyaknya kompetensi dengan bahan ajar.
c. Kecukupan
Bahan ajar hendaknya memadai untuk mencapai kompetensi yang dirumuskan.
Materi yang dikembangkan tidak terlalu sedikit dan juga tidak terlalu banyak.
B. Pembelajaran Qowa’id
1. Pengertian Qowa’id
Qowa’id merupakan jama’ dari kata qaaidah yang berarti aturan, undang-
7
undang. secara istilah qowa’id adalah aturan-aturan atau kaidah-kaidah yang
digunakan untuk penyusunan kalimat bahasa Arab. Cabang dari ilmu qowa’id ini sangat
banyak diantaranya adalah ilmu nahwu dan sharaf.
2. Tujuan pembelajaran ilmu qowa’id
1. Mencegah ucapan dari kesalahan, menjaga tulisan dari kekeliruan,
membiasakan berbahasa dengan benar.
2. Membiasakan siswa memiliki kekuasaan dalam memperhatikan,
memiliki cara berpikir yang logis dan teratur.
3. Membantu memahami perkataan secara benar dengan mengerti makna
dengan tepat dan cepat.
4. Menajamkan akal, mengasah perasaan, menambah perbendeharaan
kosakata bagi siswa.
5. Agar siswa memperoleh kemampuan memperagakan kaidah-kaidah
nahwu dalam menggunakan kalimat yang berbeda-beda.
3. Teknik Berpikir Induktif
Teknik induktif adalah menyampaikan materi atau bahan pelajaran diolah mulai
dari yang khusus (sifat, ciri, atau atribut) ke yang umum, generalisasi atau rumusan.
Strategi induktif dapat digunakan dalam mengajarkan konsep konkkret, baik konsep
maupun terdefinisi.8 Teknik pembelajaran yang disampaikan dari khusus ke umum ini
sangat sesuai digunakan dalam pembelajaran bahasa, diantaranya bahasa Arab,

7 Munawwir, Ahmad Warsan, Kamus Al-Munawir Arab-Indonesia. cet. Kedua (Surabaya: Pustaka
Progressif, 2002) hlm. 1138

8 Hermawan, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab. (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011) Hlm 63
Pendidikan Bahasa Arab 7

sebagaimana menurut Uno9 bahwa strategi pembelajaran induktif sangat sesuai


digunakan untuk social study, juga dalam semua mata pelajaran seperti sains, bahasa
dan lain-lain. Selain itu, model ini secara tidak langsung dapat mengembangkan
kemampuan berpikir kreatif.
Kelebihan penggunaan teknik berpikir induktif yaitu siswa secara aktif
berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran, yakni dalam menyimpulkan kaidah-kaidah.
Selain itu juga siswa dapat menguasai tata bahasa secara fungsional tidak sekedar
teoriti, artinya berfungsi untuk mengontrol kebenaran ujarannya.10
Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan (research and


development) dengan tahapahan singkat mulai dari potensi dan masalah, mengumpulkan
informasi, desain produk, dan uji coba pemakaian. Pengambangan bahan ajar ini
difokuskan pada penyusunan bahan ajar materi qowa’id berbasis teknik berpikir
induktif. Bahan ajar yang dikembangakan dalam pengembangan ini adalah materi
mubtada khobar.

Pengumpulan data pada penelitian ini masih terbatas pada observasi dan
wawancara serta pretest postes. Data yang diperoleh dari penelitian dan pengembangan
ini adalah data kualitatif dan kuantitatif. Hasil kualitatif diperoleh dari hasil wawancara
terhadap guru tentang kebutuhan bahan ajar untuk penunjang pembelajaran bahasa
Arab. Sedangkan data kuantitatif berupa skor pre-test dan post-test siswa kelas VII C.
Adapun teknik analisis data menggunakan analisis efektivitas pembelajaran.

9 Yulianti, Keefektifan Model Pembelajaran Berpikir Induktif Yang Berorientasi Kecerdasan Naturalis
Melalui Media Foto Dalam Meningkatkan Kemampuan Menulis Puisi Pada Siswa SMA 1 Garut. Jurnal
Penelitian Pendidikan. Vol. 14/ hlm73

10 Effendy, Metodologi Pengajaran Bahasa Arab. (Malang: Misykat, 2003) hlm 83


8 Ani. Penggunaan Bahan Ajar Sederhana Berbasis Teknik Berpikir Induktif Untuk
Pembelajaran Qowa’id

Hasil Penelitian dan Pembahasan


A. Pengembangan Bahan Ajar
Menurut Borg dan Gall penelitian dan pengembangan idealnya terdiri dari
sepuluh langkah yaitu: potensi dan masalah, pengumpulan data, desain produk, validasi
desain, revisi desain, uji coba produk, revisi produk, uji coba pemakaian, revisi produk
akhir, dan produksi masal. Namun mengingat penelitian dan pengembangan yang
dilakukan penulis masih sangat sederhana karena kurangnya persiapan dan waktu yang
dimiliki hanya sedikit, maka penelitian dan pengembangan bahan ajar kelas VII MTs
Yapika Tanjungsari hanya melalui beberapa langkah yang masih sangat jauh dari kata
sempurna. Langkah tersebut ialah :
1. Potensi dan Masalah
Potensi adalah segala sesuatu yang bila didayagunakan akan memiliki nilai
tambah, sedangkan masalah adalah penyimpangan antara yang diharapkan dengan yang
11
terjadi. hasil dari observasi yang dilakukan oleh peneliti di MTs Yapika Tanjungsari
menunjukkan bahwa adanya masalah terkait dengan pembelajaran bahasa Arab. Salah
satu diantaranya adalah terkait dengan buku pelajaran yang digunakan. Pembelajaran
qowa’id masih terpaku pada buku paket dan Lembar Kerja Siswa. Akibatnya
pembelajaran dalam kelas terjadi secara teacher centered dengan ceramah sebagai
metodenya. Siswa kelas VII mengutarakan bahwa buku yang digunakan dalam
pembelajaran bahasa Arab kurang menarik dan kurang menumbuhkan semangat belajar
mereka.Masalah ini kemudian dipandang sebagai potensi yang dapat didayagunakan
oleh peneliti melalui pengembangan bahan ajar sederhana berbasis teknik berpikir
induktif untuk pembelajaran qowa’id.
2. Pengumpulan data
Pengembangan bahan ajar sederhana pada materi qowaid didasarkan pada
analisis kebutuhan siswa melalui studi lapangan. Peneliti melihat adanya kesulitan pada
siswa dalam memahami materi qowa’id. Selain pada dasarnya karena materi qowa’id
yang susah dipahami, kesulitan ini juga ditambahi dengan kurang memadainya bahan
ajar yang digunakan oleh siswa. Pada buku paket yang diterbitkan oleh Kementrian

11 Masliah. Tesis. Pengembangan Bahan Ajar Qowa’id Berbasis Pendekatan Analiis Kontrastif Untuk
Siswa Kelas XI MAN 1 Sijunjung Padang Tahun Ajaran 2017/2018. (Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga,
2017) hlm. 110
Pendidikan Bahasa Arab 9

Agama serta pada Lembar Kerja Siswa, penjelasan tentang materi qowa’id hanya
sedikit. Selain itu contoh-contoh yang dipaparkan juga kurang bervariasi. Hal ini
menjadi acuan bagi peneliti untuk membuat bahan ajar sederhana sebagai tambahan
pelengkap buku pelajaran dalam memberikan contoh-contoh materi.
3. Desain produk
Desain produk pada bahan ajar ini sangatlah sederhana mengingat waktu
pembuatannya yang begitu singkat. Materi yang digunakan pun hanya satu bab yaitu
mubtada khobar. Pada bahan ajar sederhana ini juga tidak dicantumkan kompetensi inti,
kompetensi dasar, indikator serta tujuan pembelajaran. meskipun tidak dicantumkan,
tetapi materi yang ada didalamnya mengarah pada terwujudnya tujuan pembelajaran
mubtada khobar.
Desain produk meliputi: (1) bacaan. Pada tahap pertama siswa diperkenalkan
langsung dengan bacaan dari contoh mubtada khobar, (2) kata kunci. Pada tahap ini
siswa diberikan pengertian dan arti dari contoh sebelumnya, (3) pengayaan. Siswa
diberikan contoh-contoh terkait dengan jenis-jenis mubtada dan jenis-jenis khobar.
Selain itu juga disajikan terjemah dari contoh-contoh tersebut. (4) latihan. Latihan ini
terdiri dari empat tahapan. Pertama, siswa mengisi latihan-latihan pembuatan mubtada
khobar sesuai dengan apa yang telah dicontohkan. Kedua, siswa mengkategorikan
contoh-contoh mubtada khobar kedalam jenisnya masing-masing. Ketiga, siswa
menggabungkan dua kata menjadi satu kesatuan berbentuk mubtada khobar. Keempat,
siswa mencari susunan mubtada khobar dalam suatu teks bacaan.
4. Uji coba pemakaian
Uji coba pemakaian bahan ajar dilaksanakan sesuai dengan tempat dan waktu
penelitian yaitu kelas VII B pada tahun ajaran 2018/2019. Adapun jumlah keseluruhan
subjek yaitu 33 siswa. Teknik pengambilan subjek uji coba tidak menggunakan sampel
karena sedikitnya populasi yang diteliti.

B. Efektivitas Penggunaan Bahan Ajar Sederhana Berbasis Teknik


Berpikir Induktif untuk Pembelajaran Qowa’id
Peneliti melakukan tes berupa pretest dan posttest kemudian membandingkan
hasil dari keduanya untuk mengetahui efektivitas penggunaan bahan ajar sederhana ini.
Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara pembelajaran dengan menggunakan
bahan ajar sederhana dengan menggunakan buku Lembar Kerja Siswa. Adapun
prosedur dalam pengambilan data sebagai berikut:
10 Ani. Penggunaan Bahan Ajar Sederhana Berbasis Teknik Berpikir Induktif Untuk
Pembelajaran Qowa’id

a. Pemberian materi qowa’id dengan menggunakan buku Lembar Kerja


siswa sebagai bahan ajar siswa.
b. Pengambilan data melalui pretest untuk mengetahui kemampuan awal
siswa
c. Proses pembelajaran materi qowa’id dengan menggunakan bahan ajar
sederhana
d. Pengambilan data melalui posttest yang bertujuan untuk mengetahui
hasil belajar siswa setelah menggunakan bahan ajar sederhana.
Berikut ini data hasil penilaian pretest dan posttest kelas VII B
No Nama Pre-test Post-test

1. Akid Wafiudin Ammar 30 75

2.
Akbar Dwi Saputra 30 60

3.
Ahmad Berkah R 60 50

4.
M. Azizan Hakiman 30 65

5. Fatih Jangkau Dauzatil


Huda 100 60

6.
Dimas Hardiansyah 90 60

7.
Nael Al Huda 30 75

8.
Yasman Adi 30 60

9.
Dani Adi Saputra 30 30

10.
Ahmad Rizki Akbar 95 70

11.
Zaty Abdul Majid 95 75

12.
Muhammad Ammar 30 65

13.
M. Syaiful Mujab 90 60
Pendidikan Bahasa Arab 11

14.
Fikri Fajrul Falah 30 65

15.
Abas Al jawari 100 65

16.
M. Riski Subagyo 70 75

17.
Akhmad Mutamakin 40 65

18.
M. Rizqi Akutfi 100 70

19.
Ibnu Aryad 80 65

20.
Hamdan Nafis 95 70

21.
Ahmad Mujahid 30 75

22.
Anam Fauzi 100 90

23.
Muhammad Ali 80 75

24.
Mundzir Nadzir 30 75

25.
Fatih Abdul Haq 90 60

26.
Ahmad Zainur R 40 60

27.
Ahmad Arif 30 60

28.
M Lubabul 30 75

29.
Baharul At'o 80 75

30.
M. Ali Busyro 90 80

31.
M. Musta'in Hanif Arifin 100 80

32. Ahmad Dian Sidiq 30 95


12 Ani. Penggunaan Bahan Ajar Sederhana Berbasis Teknik Berpikir Induktif Untuk
Pembelajaran Qowa’id

33.
Akmal Danish H. T 100 60

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic Df Sig. Statistic Df Sig.

Pre .253 33 .000 .770 33 .000


Post .189 33 .004 .908 33 .008

a. Lilliefors Significance Correction

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa nilai signifikasi pretest adalah P = 0,000
dan posttest adalah P = 0,004. Oleh karena nilai signifikansi pretest P = 0,000 < 0,05
dan nilai signifikansi posttest P = 0,004 < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa sebaran
data tidak normal.
Karena hasil normalitas menunjukkan bahwa sebaran data tidak normal,
sehingga untuk menguji hipotesis menggunakan wilcoxon signed rank test.

Ranks

N Mean Rank Sum of Ranks

Negative Ranks 17a 12.32 209.50


b
Positive Ranks 15 21.23 318.50
post - pre
Ties 1c

Total 33

a. post < pre


b. post > pre
c. post = pre

Test Statisticsa

post –
pre

Z -1.021b
Asymp. Sig. (2-
.307
tailed)

a. Wilcoxon Signed Ranks


Test
Pendidikan Bahasa Arab 13

b. Based on negative
ranks.

Dari output data diatas dapat diinterpretasikan sebagai berikut


a. Hipotesis
Ho : tidak terdapat perbedaan hasil belajar siswa kelas VII B dengan
penggunaan bahan ajar sederhana
Ha : terdapat perbedaan hasil belajar siswa kelas VII B dengan penggunaan
bahan ajar sederhana.
b. Statistik uji
Ho diterima apabila nilai signifikansi P>5
Ha diterima apabila nilai signifikansi P<5
c. Kesimpulan
berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai signifikansi adalah P =
0,307>0,05. Dengan demikian Ho diterima yang berarti tidak terdapat perbedaan hasil
belajar siswa kelas VII B dengan penggunaan bahan ajar sederhana. Maka dapat
disimpulkan bahwa penggunaan bahan ajar sederhana berbasis teknik berpikir induktif
untuk pembelajaran qowa’id di kelas VII B tidak efektif.

Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, dapat
disimpulkan sebagai berikut. Pertama, dibutuhkan bahan ajar yang memadai dan
mampu membantu siswa dalam materi pembelajaran khususnya qowa’id. Kedua, proses
pembuatan bahan ajar sederhana yang dilakukan peneliti masih belum memenuhi
langkah-langkah ideal pembuatan bahan ajar. Ada beberapa langkah penting yang
harusnya dilaksanakan tetapi dilewatkan oleh peneliti, akibatnya bahan ajar yang
dihasilkan pun belum memadai. Hal ini tentu tidak lepas dari keterbatasan peneliti
dalam memahami proses pembuatan bahan ajar serta waktu yang belum memadai untuk
melaksanakan penelitain. Ketiga, karena bahan ajar yang dihasilkan belum memadai,
sehingga menjadikan penggunaan bahan ajar sederhana berbasis teknik berpikir induktif
untuk pembelajaran qowa’id belum mampu meningkatkan pemahaman siswa.
Saran
Sebagai penulis, saya memberikn saran bahwa guru perlu menciptakan bahan
ajar yang disesuaikan dengan kebutuhan siswa dan mampu membantu siswa dalam
14 Ani. Penggunaan Bahan Ajar Sederhana Berbasis Teknik Berpikir Induktif Untuk
Pembelajaran Qowa’id

memahami materi yang sulit seperti materi qowa’id. Selain itu juga hendaknya bahan
ajar yang dibuat dapat mendorong siswa untuk aktif dalam kegiatan pembelajaran.

Daftar Pustaka
Effendy. 2003. Metodologi Pengajaran Bahasa Arab. Malang: Misykat

Gafur, Abdul. 2004. Pedoman Penyusunan Marteri Pembelajaran Instrucctional


Material, Jakarta: Depdiknas.

Hermawan. 2011. Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab. Bandung: Remaja


Rosdakarya

Masliah. Tesis. 2017. Pengembangan Bahan Ajar Qowa’id Berbasis Pendekatan


Analiis Kontrastif Untuk Siswa Kelas XI MAN 1 Sijunjung Padang Tahun Ajaran
2017/2018. Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga.

Munawwir, Ahmad Warsan. 2002. Kamus Al-Munawir Arab-Indonesia. cet. Kedua.


Surabaya: Pustaka Progressif

Nafiah, Khotimatun. Skripsi. 2014. Pengembangan Bahan Ajar Bahasa Arab Sebagai
Penunjang Pembelajaran Tarakib (qawaid) Kelas VII MTs Negeri 1 Semarang.
Semarang: UNNES

Prastowo,Andi. 2011. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif (Menciptakan


Metode Pembelajaran yang Menarik dan Menyenangkan). Yogyakarta: Diva Pres

Yulianti, Keefektifan Model Pembelajaran Berpikir Induktif Yang Berorientasi


Kecerdasan Naturalis Melalui Media Foto Dalam Meningkatkan Kemampuan Menulis
Puisi Pada Siswa SMA 1 Garut. Jurnal Penelitian Pendidikan. Vol. 14/ hlm73

Anda mungkin juga menyukai