2019
1
Ani Durotun Nafisah
NIM : 16420006
1.
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta
Email : aninafisa54@gmail.com
Abstrak:
Bahan ajar memiliki peran yang penting bagi guru maupun bagi siswa karena
bahan ajar yang baik dapat membantu pembelajaran berjalan dengan efektif. Penelitian
ini bertujuan untuk mengembangkan bahan ajar sederhana berbasis teknik berpikir
induktif serta menguji tingkat keefektifitasannya terhadap pembelajaran qowa’id.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan (research and
development) dengan tahapan singkat mulai dari potensi dan masalah, mengumpulkan
informasi, desain produk, dan uji coba pemakaian. Subjek penelitian ini adalah kelas
VII B. hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan hasil belajar siswa
kelas VII B dengan penggunaan bahan ajar sederhana ataupun dengan penggunaan buku
Lembar Kerja Siswa. Maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan bahan ajar sederhana
berbasis teknik berpikir induktif untuk pembelajaran qowa’id di kelas VII B tidak
efektif. Hal tersebut terlihat pada uji normalitas data yang menunjukkan nilai
signifikansi pretest P = 0,000 < 0,05 dan nilai signifikansi posttest P = 0,004 < 0,05
hasil tersebut menunjukkan bahwa sebaran data tidak normal. Karena tidak normal,
sehingga untuk menguji hipotesis menggunakan wilcoxon signed rank test. Hasilnya
menunjukkan nilai signifikansi adalah P = 0,307>0,05. Dengan demikian Ho diterima
yang berarti tidak terdapat perbedaan hasil belajar antara sesudah dan sebelum
penggunaan bahan ajar sederhana. Ada banyak faktor yang mempengaruhi
ketidakefektifan bahan ajar ini, salah satunya adalah adanya beberapa langkah penting
yang harusnya dilaksanakan tetapi dilewatkan oleh peneliti, akibatnya bahan ajar yang
dihasilkan pun belum memadai. Hal ini tentu tidak lepas dari keterbatasan peneliti
dalam memahami proses pembuatan bahan ajar serta waktu yang belum memadai untuk
melaksanakan penelitian.
2 Ani. Penggunaan Bahan Ajar Sederhana Berbasis Teknik Berpikir Induktif Untuk
Pembelajaran Qowa’id
Kata Kunci: bahan ajar sederhana, teknik berpikir induktif, pembelajaran qowa’id
A. Pendahuluan
Proses pembelajaran bahasa Arab pada pendidikan di Indonesia masih
menyisakan banyak problematika. Hal tersebut dapat dilihat dari beberapa faktor,
diantaranya: kurang siapnya siswa mengikuti pembelajaran bahasa, kompleksitas materi
bahasa Arab yang menjadikan tingkat kesulitan tinggi pada teknik, strategi, dan metode
penyampaiannya. Akibatnya muncul problematika dari beberapa komponen seperti
kurikulum, metodologi, guru, strategi, bahan ajar, media pembelajaran dan lain
sebagainya. Dari sekian komponen pembelajaran bahasa Arab, salah satu komponen
penting yang patut menjadi perhatian adala bahan ajar. Kedudukan bahan ajar yang
penting mengharuskan pengambangan bahan ajar yang inovatif secara berkelanjutan.1
Bahan ajar memiliki peran yang penting baik bagi guru maupun bagi siswa. Bagi
guru, bahan ajar dapat membantu menjelaskan pelajaran kepada siswa sehingga
pembelajaran terlaksana dengan efektif. Namun pada kenyataanya masih banyak guru
yang belum memiliki kompetensi mengembangkan materi ajar dengan baik. Bahkan
masih banyak dijumpai guru yang menggunakan bahan ajar konvensional yang tinggal
pakai, tinggal beli, instan serta tanpa perencanaan, persiapan, dan penyusunan sendiri.2
Bahan ajar yang digunakan oleh guru kelas VII di MTs Yapika Tanjungsari
adalah buku paket kurikulum 2013 serta Lembar Kerja Siswa (LKS). Menurut hasil
observasi, kedua bahan ajar tersebut belum mampu mengurangi kesuliatan siswa dalam
memahami materi yang disampaikan khususnya pada materi qowa’id. Pemaparan
1 Andi Prastowo, Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif (Menciptakan Metode Pembelajaran
yang Menarik dan Menyenangkan), (Yogyakarta: Diva Pres, 2011), hlm. 14
2 Ibid, hlm 06
Pendidikan Bahasa Arab 3
materi qowaid dalam kedua buku tersebut masih sangat singkat dan latihan-latihan
terkait materi qowa’id juga tidak bervariasi.
Rumusan Masalah
Landasan Teori
A. Bahan ajar
1. Definisi Bahan Ajar
Pendidikan Bahasa Arab 5
Menurut Nasional Center For Competency Based Training 2017 bahan ajar
adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru atau instruktur dalam
melaksanakan proses pembelajaran di kelas. Bahan yang dimaksud dapat berupa bahan
ajar tertulis maupun tak tertulis.3
Bahan ajar menurut Widodo dan Jasmadi sebagaimana yang dikutip Masliah
adalah seperangkat sarana atau alat pembelajaran yang berisikan materi pembelajaran,
metode, batasan-batasan, dan cara mengevaluasi yang didesain secara sistematis dan
menarik dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan, yaitu mencapai kompetensi
atau subkompetensi dengan segala kompleksitasnya.4
Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa bahan ajara adalah bagian
dari sumber belajar yang dipilih dan disusun secara sistematis. Memiliki sasaran
serta alokasi waktu untuk mencapai tujuan pembelajaran
4 Masliah. Tesis. Pengembangan Bahan Ajar Qowa’id Berbasis Pendekatan Analiis Kontrastif Untuk
Siswa Kelas XI MAN 1 Sijunjung Padang Tahun Ajaran 2017/2018. (Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga,
2017) hlm. 19
5 Khotimatun Nafiah. Skripsi. Pengembangan Bahan Ajar Bahasa Arab Sebagai Penunjang
Pembelajaran Tarakib (qawaid) Kelas VII MTs Negeri 1 Semarang. (Semarang: UNNES, 2014) hlm. 16
7 Munawwir, Ahmad Warsan, Kamus Al-Munawir Arab-Indonesia. cet. Kedua (Surabaya: Pustaka
Progressif, 2002) hlm. 1138
8 Hermawan, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab. (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011) Hlm 63
Pendidikan Bahasa Arab 7
Pengumpulan data pada penelitian ini masih terbatas pada observasi dan
wawancara serta pretest postes. Data yang diperoleh dari penelitian dan pengembangan
ini adalah data kualitatif dan kuantitatif. Hasil kualitatif diperoleh dari hasil wawancara
terhadap guru tentang kebutuhan bahan ajar untuk penunjang pembelajaran bahasa
Arab. Sedangkan data kuantitatif berupa skor pre-test dan post-test siswa kelas VII C.
Adapun teknik analisis data menggunakan analisis efektivitas pembelajaran.
9 Yulianti, Keefektifan Model Pembelajaran Berpikir Induktif Yang Berorientasi Kecerdasan Naturalis
Melalui Media Foto Dalam Meningkatkan Kemampuan Menulis Puisi Pada Siswa SMA 1 Garut. Jurnal
Penelitian Pendidikan. Vol. 14/ hlm73
11 Masliah. Tesis. Pengembangan Bahan Ajar Qowa’id Berbasis Pendekatan Analiis Kontrastif Untuk
Siswa Kelas XI MAN 1 Sijunjung Padang Tahun Ajaran 2017/2018. (Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga,
2017) hlm. 110
Pendidikan Bahasa Arab 9
Agama serta pada Lembar Kerja Siswa, penjelasan tentang materi qowa’id hanya
sedikit. Selain itu contoh-contoh yang dipaparkan juga kurang bervariasi. Hal ini
menjadi acuan bagi peneliti untuk membuat bahan ajar sederhana sebagai tambahan
pelengkap buku pelajaran dalam memberikan contoh-contoh materi.
3. Desain produk
Desain produk pada bahan ajar ini sangatlah sederhana mengingat waktu
pembuatannya yang begitu singkat. Materi yang digunakan pun hanya satu bab yaitu
mubtada khobar. Pada bahan ajar sederhana ini juga tidak dicantumkan kompetensi inti,
kompetensi dasar, indikator serta tujuan pembelajaran. meskipun tidak dicantumkan,
tetapi materi yang ada didalamnya mengarah pada terwujudnya tujuan pembelajaran
mubtada khobar.
Desain produk meliputi: (1) bacaan. Pada tahap pertama siswa diperkenalkan
langsung dengan bacaan dari contoh mubtada khobar, (2) kata kunci. Pada tahap ini
siswa diberikan pengertian dan arti dari contoh sebelumnya, (3) pengayaan. Siswa
diberikan contoh-contoh terkait dengan jenis-jenis mubtada dan jenis-jenis khobar.
Selain itu juga disajikan terjemah dari contoh-contoh tersebut. (4) latihan. Latihan ini
terdiri dari empat tahapan. Pertama, siswa mengisi latihan-latihan pembuatan mubtada
khobar sesuai dengan apa yang telah dicontohkan. Kedua, siswa mengkategorikan
contoh-contoh mubtada khobar kedalam jenisnya masing-masing. Ketiga, siswa
menggabungkan dua kata menjadi satu kesatuan berbentuk mubtada khobar. Keempat,
siswa mencari susunan mubtada khobar dalam suatu teks bacaan.
4. Uji coba pemakaian
Uji coba pemakaian bahan ajar dilaksanakan sesuai dengan tempat dan waktu
penelitian yaitu kelas VII B pada tahun ajaran 2018/2019. Adapun jumlah keseluruhan
subjek yaitu 33 siswa. Teknik pengambilan subjek uji coba tidak menggunakan sampel
karena sedikitnya populasi yang diteliti.
2.
Akbar Dwi Saputra 30 60
3.
Ahmad Berkah R 60 50
4.
M. Azizan Hakiman 30 65
6.
Dimas Hardiansyah 90 60
7.
Nael Al Huda 30 75
8.
Yasman Adi 30 60
9.
Dani Adi Saputra 30 30
10.
Ahmad Rizki Akbar 95 70
11.
Zaty Abdul Majid 95 75
12.
Muhammad Ammar 30 65
13.
M. Syaiful Mujab 90 60
Pendidikan Bahasa Arab 11
14.
Fikri Fajrul Falah 30 65
15.
Abas Al jawari 100 65
16.
M. Riski Subagyo 70 75
17.
Akhmad Mutamakin 40 65
18.
M. Rizqi Akutfi 100 70
19.
Ibnu Aryad 80 65
20.
Hamdan Nafis 95 70
21.
Ahmad Mujahid 30 75
22.
Anam Fauzi 100 90
23.
Muhammad Ali 80 75
24.
Mundzir Nadzir 30 75
25.
Fatih Abdul Haq 90 60
26.
Ahmad Zainur R 40 60
27.
Ahmad Arif 30 60
28.
M Lubabul 30 75
29.
Baharul At'o 80 75
30.
M. Ali Busyro 90 80
31.
M. Musta'in Hanif Arifin 100 80
33.
Akmal Danish H. T 100 60
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa nilai signifikasi pretest adalah P = 0,000
dan posttest adalah P = 0,004. Oleh karena nilai signifikansi pretest P = 0,000 < 0,05
dan nilai signifikansi posttest P = 0,004 < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa sebaran
data tidak normal.
Karena hasil normalitas menunjukkan bahwa sebaran data tidak normal,
sehingga untuk menguji hipotesis menggunakan wilcoxon signed rank test.
Ranks
Total 33
Test Statisticsa
post –
pre
Z -1.021b
Asymp. Sig. (2-
.307
tailed)
b. Based on negative
ranks.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, dapat
disimpulkan sebagai berikut. Pertama, dibutuhkan bahan ajar yang memadai dan
mampu membantu siswa dalam materi pembelajaran khususnya qowa’id. Kedua, proses
pembuatan bahan ajar sederhana yang dilakukan peneliti masih belum memenuhi
langkah-langkah ideal pembuatan bahan ajar. Ada beberapa langkah penting yang
harusnya dilaksanakan tetapi dilewatkan oleh peneliti, akibatnya bahan ajar yang
dihasilkan pun belum memadai. Hal ini tentu tidak lepas dari keterbatasan peneliti
dalam memahami proses pembuatan bahan ajar serta waktu yang belum memadai untuk
melaksanakan penelitain. Ketiga, karena bahan ajar yang dihasilkan belum memadai,
sehingga menjadikan penggunaan bahan ajar sederhana berbasis teknik berpikir induktif
untuk pembelajaran qowa’id belum mampu meningkatkan pemahaman siswa.
Saran
Sebagai penulis, saya memberikn saran bahwa guru perlu menciptakan bahan
ajar yang disesuaikan dengan kebutuhan siswa dan mampu membantu siswa dalam
14 Ani. Penggunaan Bahan Ajar Sederhana Berbasis Teknik Berpikir Induktif Untuk
Pembelajaran Qowa’id
memahami materi yang sulit seperti materi qowa’id. Selain itu juga hendaknya bahan
ajar yang dibuat dapat mendorong siswa untuk aktif dalam kegiatan pembelajaran.
Daftar Pustaka
Effendy. 2003. Metodologi Pengajaran Bahasa Arab. Malang: Misykat
Nafiah, Khotimatun. Skripsi. 2014. Pengembangan Bahan Ajar Bahasa Arab Sebagai
Penunjang Pembelajaran Tarakib (qawaid) Kelas VII MTs Negeri 1 Semarang.
Semarang: UNNES