Teori Pelapisan
Teori Pelapisan
BAGIAN I:
PRA INSTRUKSIONAL
Topik ini merupkan topik ke dua dalam matakuliah perlakuan panas dan permukaan.
Pembahasan pelapisan logam, dalam paket pembelajaran ini, difokuskan untuk electroplatting.
Sedangkan pelapisan logam dengan cara lain dibahas secara garis besar.
B. STRATEGI PEMBELAJARAN
Perkuliahan matakuliah pelapisan logam mengikuti pendekatan yang mengacu berbasis
projek. Aktivitas belajar matakuliah ini dirancang sebagai berikut:
Paket belajar ini dilengkapi dengan BUKU KERJA, sebagai salah satu dokumen hasil
belajar.
C. EVALUASI
Aspek yang dinilai meliputi kognitif, sikap, dan skill. Paparan aspek yang dinilai tersebut
adalah sebagai berikut:
3
Tabel 2 Aspek yang Dievaluasi
Aspek Skill
Aspek Affektif Aspek Kognitif
No. (Bobot (30%)
(Bobot 30%) (Bobot 40%)
1. Keberanian mengemukakan Pemahaman terhadap Praktik
pendapat materi pembelajaran penggunaan
alat
2. Kemampuan mempertahankan Paparan prosedur, Penerapan
argumen prosedur
perlakuan
panas
3. Orsinalitas argumen Pemaparan hasil,
9. Kemampuan mengemukakan
ide yang tidak lazim namun
mengacu pada penyelesaian
masalah (kreativitas)
10. Kontribusi dalam penyelesaian
masalah
BAGIAN II:
JENIS PELAPISAN PADA LOGAM
Ikhtisar materi pelapisan logam ini menguraikan tentang teori dasar pelapisan logam.
Pembahasan difokuskan pada pelapisan logam dengan bantuan arus listrik (electroplatting),
sedangkan pelapisan logam dengan cara selain electroplating dibahas secara garis besar dan
konseptual.
2. SEMENTASI (CEMENTATION)
5
Pelapisan smentasi dilakukan dengan cara mengguling-gulingkan logam induk ke dalam
campuran logam pelapis dan fluks yang tepat pada suhu tinggi. Mekanisme pelapisan terjadi
akibat terjadinya defuse atom logam pelapis ke dalam logam (melalui) permukaan logam induk.
a. Pelapisan Katodik
Pelapisan katodik adalah pelapisan logam yang menempatkan logam induk (yang dilapisi)
pada kutup negatip (-) atau katoda dan logam pelapis pada kutup positip (+) sebagai anoda.
b. Pelapisan anodik
Pelapisan katodik adalah pelapisan logam yang menempatkan logam induk (yang dilapisi)
pada kutup positip (+) atau anoda dan logam pelapis pada kutup negatip (-) sebagai katoda.
6
BAGIAN III:
PELAPISAN LOGAM DENGAN BANTUAN ARUS LISTRIK
(ELECTROPLATTING)
A. POTENSIAL ELEKTRODA
Beda potensial, dimaknai sebagai energi yang diperlukan unsur untuk menguraikan ion-
ionnya. Potensial elektroda dapat diukur berdasarkan perbedaan potensial unsur tertentu terhadap
hidrogen. Jika diekspose dlam elektrolit, unsur yang memiliki beda potensial besar cenderung
menjadi katoda (acceptor ion). Sebaliknya, unsur yang memiliki beda potensial elektroda rendah
cenderung menjadi anoda (donor ion). Ilustrasi pengukuran perbedaan elektroda tersebut adalah
sebagai berikut:
-0,44 V
- -
H+ H+ Fe+ H-+ H2-
Fe+ H+ - -
H+ Fe2+ H+ - H2 -
Fe+ - -
+2e-
- -
- -
-
7
Potensial Elektroda
No. Reaksi Unsur
(V)
1 Au = Au 2+ + 2e +1,50
2 2H2O = 02 + 2 H2O + 4e +1,23
3 Pt = Pt4+ + 4e +1,20
4 Ag = Ag+ + e +0,80
5 Fe = Fe3+ + 3e +0.77
6 Cu = Cu2e + 2e +0,34
7 H2 = 2H+ + 2e 0,00
8 Pb = Pb 2+ + 2e -0,13
9 Sn = Sn2+ + 2e -0,14
10 Ni = Ni2+ + 2e -0,25
11 Fe = Fe2+ + 2e -0,44
12 Cr = Cr2+ + 2e -0,74
13 Zn = Zn2+ + 2e -0,76
14 Al = Al3+ + 3e -1,66
15 Mg = Mg2+ + 2e -2,36
16 Na = Na2+ + 2e -2,71
17 K = K+ + e -2,92
18 Li = Li+ + e -2,96
Pelapisan katodik adalah pelapisan logam yang menempatkan logam induk (yang dilapisi)
pada kutup negatip (-) atau katoda dan logam pelapis pada kutup positip (+) sebagai anoda.
8
1. MEKANISME ELEKTROLISA DALAM PELAPISAN KATODIK
Larutan elektrolit asam, garam, alkali, yang dicampur dengan air murni akan terjadi
peristiwa elektrolisa, salah satunya adalah ionisasi, yakni terurainya elekron menjadi ion positip
(kation) dan ion negatif (anion). Ada dua macam reaksi dalam mekanisme ionisasi pelapisan,
yakni reaksi katodik dan anodik, yang keduanya merupakan kebalikan. Untuk menjelaskan
mekanisme ionisasi dalam pelapisan dan korosi lazim digunakan kedua mekanisme tersebut.
Pelapisan elektro : M + + ne M
1) Pelapisan Elektro
e
e
M e
e
M+ mM M+
elektrolit
2) Generasi Hidrogen
__
H2
–
–
+
M _
H+ _
+
H _
H+
H2SO4 H+ + SO4-
3) Dekomposisi Air
10
+ _
M+ –
_
H2O H2O
e _
e
H++ + 2e H2 2(OH) + H2
d) Pembentukan Hidroksil
Pembentukan hidroksil adalah roses pembentukan molekul (OH), yang mekanismenya
diilustrasikan sebagai berikut:
+
O2
–
H2O H2O
+
M H2O
– H2O
_
_
4 (OH)
O2
–
H2
_ H2
–
M+ H2 _ H2
_
2 H2O
Dalam peristiwa reaksi tersebut, reaksi kaoda (logam yang dilapisi/penerima ion) identik
dengan pelapisan, sedangkan reaksi anoda (logam yang dilapisi/melepaskan ion) identik dengan
korosi.
Untuk keperluan komersial, maka tidak hanya mengandalkan ion negatif dari reaksi katodik
tersebut, tetapi dipasangkan ‘POMPA ELEKTRON’, yakni sumber arus searah. Ilustrasinya
adalah sebgai berikut:
POMPA ELEKTRON
12
+ -
Fe
–
_
Cu2+
Cu –
_
_
Cu2+
_
_
Cu SO4 Cu2+ + SO4 - Cu 2+ + 2e Cu
Larutan elektrolit yang diuraikan dalam ikhtisar materi ini dimaksudkan untuk keperluan
penjelasan migrasi ion material pelapis (donor) ke material yang dilapisi (acceptor). Dalam
praktik, komposisi larutan untuk keperluan pelapisan sebenarnya lebih kompoleks. Meskipun
demikian, kompleksitas larutan elektolit, dalam praktik sebenarnya, tetap berprinsip pada larutan
asam, alkali, dan garam dari logam donornya. Secara umum, dalam instalasi pelapisan dengan
elektro memerlukan:
a) Larutan garam dari logan donor
b) Asam penguat
c) Larutan untuk maintenance larutan
d) Air murni
e) Anoda (logam donor)
f) Katoda (logam acceptor)
g) Bak (batch) dari material isolator
h) Sumber arus searah
Karakeristik instalasi pelapisan sangat menentukan hasil. Karakteristik tersebut ditentukan
oleh parameter pelapisan sebagai berikut:
a) Voltase listrik
13
b) Arus listrik
c) Keasaman larutan (besaran pH terukur)
d) Viskositas larutan
e) Temperatur larutan
f) Tingkat kemurnian logam donor ion
g) Kualitas pengerjaan pendahuluan logam acceptor ion
Besaran parameter pelapisan ini tergantung pada logam pelapis dan yang dilapisi.
Penjelasan dan prosedur praktis tentang beberapa metode pelapisan diuraikan dalam buku
tersendiri (pengembangan materi buku ini).
Dalam praktik, reaksi katodik ini digunakan untuk pelapisan krom (Cr), nikel (Ni), Cu, dan
sebagainya.
2. JENIS ANODA
Ada dua macam anoda dalam pelapisan logam dengan listrik, yakni anoda habis dan tidak
habis. Anoda habis adalah anoda yang ion-ionnya diserahkan kepada katoda, sedangkan anoda
tidak habis adalah anoda yang ion-ionnya tidak diserahkan kepada katoda. Anoda habis akan
menyebabkan anoda logam anoda twrkikis, sedangkan larutan elektrolit tidak kehilangan unsur
logam pelapis, selama anoda masih ada.
Anoda tidak habishabis akan menyebabkan unsur logam pelapis dalam larutan elektrolit,
karena logam pelapis diambil dari larutan elektrolit.
Ni2+
Ni2+ Ni
Pelapisan besi (Fe) dengan Cr merupakan contoh pelapisan anodik yang menggunakan
jenis anoda tidak habis. Ilustrasi instalasi pelapisan yang menghunakan anoda habis adalah
sebagai berikut:
Fe
–
_
Cu –
_
_
_
_
15
+ _
Cr2+
Cr2+ Cr
Cr2+
Cr2+
CrSO4 Cr2+ + So42e
Pembersi
h
an
mekanis
Setiap tahap pembersihan permukaan, benda kerja dibersihkan (rinsing) dengan air suling
(aquades)
+ -
Logam Logam
yang
Loga pelapis
dilapisi
m
pelapi
s
Larutan elektolit
Pemanas + -
kompresor
Larutan elektolit
Logam
Logam Logam
yang
pelapis pelapis
dilapisi
4. KOMPOSISI ELEKTROLIT
Bagia ini akan menyajikan komposisi elektrolit untuk pelapisan nikel (Ni) dan krom (Cr)
yang lazim digunakan industri pelapisan. Namun demikian industry pelapisan juga akan mengacu
pada produk material komponen larutan yang ditawarkan oleh pembuatnya. Setiap jenis kompoen
yang ditawarkan produsen industry kimia memiliki parameter yang berbeda.
Berikut ini disajikan komposisi larutan untuk pelapisan dengan nkel (Ni) dengan material
komponen larutan yang diproduksi oleh Oxy MetalFinishing International USA, sebagai berikut:
Tabel 4 Komposisi Larutan Elektrolit untuk Pelapisan Nikel berbasis Produk Jenis The
Efco Udylite N2E dari Udylite USA
a. Cromylite K-15
Metal Industry Asia menawarkan Cromylite K-15 untuk pelapisan logam dengan krom (Cr)
dengan komposisi elektrolit sebagai berikut:
Tabel 4 Komposisi Larutan Elektrolit untuk Pelapisan dengan Krom (Cr) berbasis Produk
Jenis The Efco Udylite N2E dari Metal Industry Asia Udylite USA
Tabel 4 Komposisi Larutan Elektrolit untuk Pelapisan dengan Krom (Cr) berbasis Produk
Jenis The Cromylite K-35 dari Metal Industry Asia Udylite USA
22
Nama Komponen Komposisi
Larutan/Parameter
Asam kromat 270 g/l
Asam sulfat 1,63 g/l
Asam cromat/ asam sulvat 165 : 1
Temperatur 460 C (1150 F)
Rapat arus 16,0—21,5 Amp./dm2
(150—200 ASF)
Zero-Mist HT-Make up 0,6 g/l (6 lbs/100 galon)
3. REAKSI ANODIK
Reaksi anodik merupakan kebalikan dari reaksi katodik. Dalam reaksi katodik, logam
yang dilapisi ditempatkan pada kutup positip (anoda), sehingga logam tersebut akan teroksidasi.
Reaksi-reaksi elektrolit lainnya seperti reaksi katodik. Reaksi ini banyak digunakan dalam proses
anodizing. Pada reaksi ini masa logam yang bertindak sebagai katoda tidak berkurang.
Contoh dari reaksi anodik adalah pada anodizing aluminium, sebagai berikut:
Dalam elektolisa terjadi
2Al 2Al3+ + 6e
2Al3+ + 3O2 Al2O3
O2 diperoleh dari reaksi terbalik 2H2O O2 + 4H+ + 4e atau
4(OH) O2 + 2H2O + e
2Al3+ + 3(OH) Al2O3 + 3H+
OH diperoleh dari reaksi O2 + 2H2O + e 4(OH). Elektron negatif akan diikat oleh
ion hidrogen menjadi reaksi berikut.
6H+ + 6e 6H2
Terbentuknya oksida Al2 O3 yang melapisi permukaan benda kerja ini menjadi ujuan
anodizing.
Dalam praktik reaksi anodik ini dimanfaatkan untuk anodasi aluminium, crom, tattalium,
dan sebagainya. Visualisasi oksidasi Al dalam batch anodizing adalah sebagai berikut:
24
_ +
M Mn+
(Mn+ +
ne) MnOm
Om
Mn+ + nOm MnOm
Pembersi
h
an
mekanis
Setiap tahap pembersihan permukaan, benda kerja selalu dibersihkan (rinsing) dengan air
suling (aquades)
Al
2Al
(2Al3+ +
6e)
27
_ +
Al3+
Al2O3
O2
Proses pemberian warna (colorising) pada logam dilakukan dengan memanaskan logam
tersebut kedalam air yang dicampur dengan zat pewarna pada temperatur 70 0 C sampai dengan
900 C.
28
Proses sealing adalah dengan meletakkan benda kerja pada uap air selama 5 menit.
Prposes ini bertujuan untuk memperkuat oksida logam yang terbentuk di permukaan,
merapatakan permukaan, menguatkan warna yang ada di pori-pori oksida.
Proses dying adalah proses pengeringan, yakni dengan cara mengusap benda kerja dengan
kain halus dan mengeringkannya pada tempat yang panas dan kering.
Untuk keperluan praktik, materi pelapisan dan pewarnaan ini diuraikan dalam buku
pendamping buku ini.
- +
Logam Logam
anoda
Loga katoda
m
katoda
Larutan elektrolit
Air
Air Air
Air suli
suli suli
suli ng
ng ng
ng PRO
DUK
Tujuan
Degreasing : Langkah pertama untuk proses pre-treatment. Degreasing bertujuan untuk
menghilangkan minyak atau lemak di permukaan aluminium sebelum proses
anodizing
Etching : Bertujuan untuk mengholangkan lapisan oksida aluminium (Al2O3) di
permukaan aluminium.
Desmuting : Bertujuan untuk membersihkan noda hitam akibat reaksi dari paduan
aluminium dengan soda api saat proses etching.
Rinsing : Bertujuan untuk menghilangkan sisa-sisa zat kimia yang terbawa oleh proses
sebelumnya. Rinsing menggunakan air murni (destilated water) dan
dilakukan untuk setiap akhir pre- treatment (degreasing, eatching,
desmuting, aksidizing)
Calorising : Pemberian warna pada pori-pori lapisan oksida yang terbentuk akibat proses
oksidizing.
30
Sealing : Meningktkan ketahanan korosi, menahan warna agar tetap di dalam pori,
meningkatkan kerataan warna.
Catode (-)
Anode (+)
Batttery Charger