Fts Effer

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 10

TUGAS FTS PADAT

“FORMULASI DAN EVALUASI TABLET EFFERVESCENT EKSTRAK JAHE


MERAH”

DISUSUN OLEH :
AMALIYA ULYA ROHIM K1A017004
DIANTAMA HIRASWARI RAHMADARI K1A017012
HELEN NABILA K1A017022
M.TAUPIN YANUAR K1A017030
NOVITA ELIYA WARDANI K1A017036

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MATARAM
2019
1. Zat aktif : Gingerol dari Ekstrak Jahe Merah (Zingiber officinale Rosc.Var. Rubrum)
 Uraian tanaman : Jahe merah adalah salah satu bumbu dapur yang sudah lama dimanfaatkan
sebagai tanaman obat. Jahe merah yang dikenal di Indonesia hanya satu jenis, namun di beberapa
daerah termasuk di Bengkulu ditemukan jahe merah dengan ukuran rimpang sangat kecil dan
sangat pedas, sehingga diduga di Indonesia terdapat 2 macam jahe merah, yaitu rimpang besar dan
rimpang kecil seperti yang dilaporkan Rumpfius dan Valeton . Seiring dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi dan dilengkapi dengan penelitian yang mendukung, pemanfaatan jahe
merah berkembang secara komersial dengan pengolahan yang menggunakan teknologi yang tepat.
Kegunaan jahe antara lain mengobati penyakit reumatik, asma, stroke, diabetes, sakit otot, sakit
tenggorokan, kram, hipertensi, mual, demam dan infeksi (Herlina,2002).

 Taksonomi Jahe Merah (Zingiber officinale Rosc.Var. Rubrum)


Klasifikasi tumbuhan jahe merah menurut Herlina (2002) adalah sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledoneae
Ordo : Zingiberales
Famili : Zingiberaceae
Genus : Zingiber
Spesies : Zingiber officinale Rosc.

 Morfologi Jahe Merah


Jahe termasuk tanaman tahunan, berbatang semu dan berdiri tegak dengan ketinggian
mencapai 0,75 m. Secara morfologi, tanaman jahe terdiri atas akar, rimpang, batang, daun dan
bunga. Perakaran tanaman jahe merupakan akar serabut yang muncul dari rimpangnya, dari
rimpang muncul tunas-tunas yang akan tumbuh menjadi tanaman baru. Akar tumbuh dari bagian
bawah rimpang, sedangkan tunas akan tumbuh dari bagian atas rimpang. Batang pada tanaman
jahe merupakan batang semu yang tumbuh tegak lurus, berbentuk bulat pipih,tidak bercabang
tersusun atas seludang-seludang dan pelepah daun yang saling menutup sehingga membentuk
seperti batang. Helaian daun tersusun berseling,tipis berbentuk bangun garis sampai lanset,
berwarna hijau gelap pada bagian atas dan lebih pucat pada bagian bawah, tulang daun sangat jelas,
tersusun sejajar. Panjang daun sekitar 5-25 cm dan lebar 0,8-2,5 cm. Bagian ujung daun agak
tumpul dengan panjang lidah 0,3-0,6 cm. Permukan atas daun terdapat bulu-bulu putih. Ujung daun
meruncing, pangkal daun membulat atau tumpul. Batas antara pelepah dan helaian daun terdapat
lidah daun (Dalimartha, 2006).

 Zat Aktif : Senyawa gingerol mempunyai aktivitas sebagai antipiretik, antitusif, hipotensif
antiinflamasi, analgesik, antitumor, antikanker, antioksidan, antifungal (Sari, 2013).

 Metode Ekstraksi
Ekstraksi adalah pemisahan zat target dan zat yang tidak berguna dimana teknik pemisahan
berdasarkan perbedaan distribusi zat terlarut antara dua pelarut atau lebih (Harbone, 1987).
Diketahui senyawa aktif yang dikandung simplisia akan mempermudah pemilihan pelarut dengan
cara ekstraksi yang tepat. Ekstrak adalah sediaan yang diperoleh dengan mengekstraksi zat aktif
dari simplisia nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut yang sesuai, kemudian semua
atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang tersisa diperlakukan sedemikian
hingga memenuhi baku yang telah ditetapkan (Kemenkes RI, 2013).
Pembuatan ekstrak dilakukan dengan cara maserasi menggunakan pelarut etanol 96%. Cara
kerja : Sebanyak 1500 g serbuk simplisia dimaserasi dengan 75 bagian pelarut (11,25 liter) etanol
96%, dimasukkan ke dalam bejana bertutup dan dibiarkan pada suhu kamar selama 5 hari
terlindung dari cahaya sambil sering diaduk, kemudian setelah 5 hari hasil maserasi disaring dan
diperas. Ampas ditambah dengan cairan penyari etanol 96% hingga diperoleh 100 bagian (15 liter)
maserat kemudian dibiarkan di tempat sejuk dan terlindung dari cahaya selama 2 hari dan
diendaptuangkan atau saring. Seluruh maserat digabungkan lalu diuapkan dengan alat rotary
evaporator pada temperatur kurang lebih 40º C dan diperoleh ekstrak etanol kental. Rendemen dari
ektrak kemudian dihitung dengan rumus:

𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑒𝑘𝑠𝑡𝑟𝑎𝑘 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ


% Rendemen = 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑒𝑘𝑠𝑡𝑟𝑎𝑘
x 100 %

 Metode Fitokimia rimpang jahe merah


Skrining fitokimia terhadap rimpang jahe merah dilakukan untuk mengetahui golongan
senyawa kimia yang terkandung di dalam ekstrak rimpang jahe merah (Zingiber officinale Rosc.
Var. Rubrum). Hasil uji KLT ekstrak etanol jahe merah dengan fase gerak toluene : asam format
(90:8:2) membentuk pemisahan bercak yang baik. Penyinaran kromatogram menggunakan lampu
UV 366 nm terbentuk spot dengan nilai Rf 0,29. Dari Rf yang dihasilkan, senyawa yang terkandung
dalam ekstrak yaitu gingerol (Febriani, 2018).

 Monografi Bahan Tambahan


Asam Sitrat
BM : 210.14 gr/mol
Pemerian : hablur tidak berwarna atau serbuk putih tidak berbau. Rasa sangat asam, agak
higroskopis, merapuh dalam udara kering dan panas.
Kelarutan : larut dalam kurang 1 bagian air dan dalam 1,5 bagian etanol (95%) P, sukar larut dalam
eter.
Stabilitas : asam sitrat dapat kehilangan Kristal pada udara kering atau dipanaskan
Melebur pada suhu : 153ºC
Hidrolisis : -
Kestabilan terhadap cahaya :
Alasan penambahan bahan : sebagai sumber asam dalam pembuatan effervescent karena lebih
memiliki kelarutan yang tinggi dan mudah didapatkan dalam bentuk granular.
Range konsentrasi : -

Natrium Bikarbonat
BM : 105,99 gr/mol
Pemerian : hablur tidak berwarna, atau serbuk hablur putih, dan tidak berbau
Kelarutan : tidak larut dalam etanol, mudah larut dalam air, lebih mudah larut dalam air mendidih
Stabilitas : stabil dibawah kondisi normal penggunaan. Higroskopis, menyerap kelembaban dari
udara.
Melebur pada suhu : -
Hidrolisis : -
Kestabilan terhadap cahaya : -
Alasan penambahan bahan : Natrium bikarbonat merupakan sumber basa yang paling umum
digunakan dalam formulasi tablet effervescent karena sangat reaktif. Natrium bikarbonat akan
bereaksi dengan sumber asam dan membentuk gas.
Range konsentrasi : -

Dekstrin
BM : -
Pemerian : berbentuk bubuk dan berwarna putih sampai kuning keputihan
Kelarutan : dekstrin dalam 1% suspensi yang akan larut dalam air destilata pada suhu 72ºF
Stabilitas : -
Melebur pada suhu : -
Hidrolisis : dekstrin merupakan karbohidrat yang dibentuk selama hidrolisis pati menjadi glukosa
oleh panas, asam dan enzim.
Kestabilan terhadap cahaya : -
Alasan penambahan bahan : Dekstrin sebagai bahan pengikat tambahan yang larut dalam air dengan
konsentrasi sebesar 1%. Berdasarkan Handbook Of Pharmaceutical Excipients 5 edition yang
menyebutkan penggunaan dekstrin sebagai pengikat tablet cetak langsung adalah sebesar 0,1 – 1%.
Range konsentrasi : 0,1 – 1%

PEG 6000
BM : -
Pemerian : serbuk yang mudah mengalir ; putih; bau manis yang sedikit
Kelarutan : larut dalam air dan dapat bercampur dalam semua proporsi dengan polietilen, glikol
lainnya ; larut dalam aseton,diklorometana,etanol,dan metanol; tidak larut dalam lemak dan minyak
mineral.
Stabilitas : PEG secara kimia stabil di udara dan dalam larutan, walaupun PEG>2000 higroskopis.
PEG tidak rentan terhadap pertumbuhan mikroba dan tidak mudah menjadi tengik. PEG (padat atau
cair) dapat disterilisasi dengan autoklaf, filtrasi atau gama irasiasi. Sterilisasi PEG yang padat
dengan pemanasan pada suhu 150ºC selama 1 jam dapat menyebabkan oksidasi, penggelapan
warna dan pembentukan degradasi asam. Idealnya sterilisasi dilakukan pada lingkungan yang inert.
Melebur pada suhu : 35-63ºC
Hidrolisis : -
Kestabilan terhadap cahaya : -
Alasan penambahan bahan : PEG 6000 digunakan sebagai lubrikan pada formula dengan
konsentrasi sebesar 2%. Bahan ini larut dalam air. Menurut buku Handbook Of Pharmaceutical
Excipients 5th edition penggunaan PEG sebagai pelican berada dalam rentang kosentrasi antara 2-
5%.
Range konsentrasi : 2-5%
Laktosa
BM : 342,30 gr/mol
Pemerian : berupa serbuk atau massa hablur, keras, putih, tidak berbau, dan rasa sedikit manis.
Kelarutan : mudah larut dalam air,lebih mudah larut dalam air mendidih,sukar larut pada
etanol,kloroform,dan eter
Stabilitas : Pada kondisi lembab (RH>80%) dapat terjadi pertumbuhan kapang. Selama disimpan,
laktosa dapat berubah warna menjadi kecoklatan. Reaksi ini dipercepat oleh panas dan kondisi
lembab. Harus disimpan dalam wadah tertutup baik pada tempat sejuk dan kering.
Melebur pada suhu: 202,8ºC
Hidrolisis : -
Kestabilan terhadap cahaya :
Alasan penambahan bahan : sebagai bahan pengisi
Range konsentrasi : 65-85% b/b

2. Alasan pembuatan tablet effervescent gingerol dari ekstrak jahe merah


Jahe merah (Zingiber officinale Rosc. Var. Rubrum) merupakan salah satu bahan alami yang dapat
dikembangkan untuk mengobati berbagai penyakit seperti penyakit reumatik, asma, stroke, diabetes,
sakit otot, sakit tenggorokan, hipertensi, mual, demam dan infeksi. Senyawa utama dalam jahe merah
adalah gingerol dan gingerdiol. Kandungan gingerol jahe merah lebih tinggi dibandingkan dengan
jahe lainnya. Jahe merah sebagai minuman penyegar umumnya dikonsumsi dengan cara menyeduh
langsung rimpangnya, namun pada kali ini formulasi sediaan rimpang jahe merah dapat dilakukan
dalam bentuk tablet effervescent karena akan cepat larut dalam air, serta memberikan rasa segar dari
reaksi asam basa sehingga akan disukai masyarakat. Saat ini banyak juga pemanfaatan jahe merah
yang berkembang secara komersial dengan pengolahan menggunakan teknologi tepat guna.
Penyulingan minyak jahe merah dan oleoresin jahe merah yang berasal dari rimpang juga semakin
berkembang untuk dijadikan bahan baku pembuatan obat di perusahaan farmasi.
3. Formula

R/ Ekstrak jahe merah 300 mg


Vitamin C 100 mg
Laktosa 1300 mg
Asam Sitrat 189,1 mg
Asam tartrat 378,1 mg
Natrium bikarbonat 642,8 mg
Dekstrin 30 mg
PEG 6000 60 mg
Amilum q.s
m.f tab dtd No.L
Perhitungan Asam Sitrat :
3 NaHCO3 + C6H8O7.H2O → 4 H2O + 3 CO2 + Na3C6H5O7
3 x 84 210
1 𝑔 NaHCO3
=
210 3 × 84
Natrium bikarbonat = 1,2 g
Asam sitrat =1g

Perhitungan Asam Tartrat :


2 NaHCO3 + C4H6O6 → 2 H2O + 2 CO2 + Na2C4H4O6
2x 84 150
2 𝑔 NaHCO3
=
150 2 × 84
Natrium bikarbonat = 2,24 g
Asam tartrat =2g
Berat komponen penyusun asam dan basa = 3000 mg - total berat bahan
= 3000 mg - 1790 mg
= 1210 mg
1 + 2 + (1,2+2,24) = 6,4
1 + 2 + 3,4 = 6,4

1/6,4 x 1210 mg = 189,1 mg


2/6,4 x 1210 mg = 378,1 mg
3,4/6,4 x 1210 mg = 642,8 mg

4. Flow chart pembuatan sediaan tablet effervescent gingerol dari ekstrak jahe merah

Ditimbang ekstrak jahe merah yang


telah di keringkan dan laktosa sesuai
formula maisng-masing

Dicampur ekstrak jahe merah


dengan amilum dan laktosa sesuai
dengan yang dibutuhkan
Dicampur ekstrak jahe merah
dengan amilum dan laktosa sesuai
dengan yang dibutuhkan

Ditambahkan pengikat mucilage


amili 10% hingga terbentuk masa
yag kempal, diayak dengan
ayakkan mesh 12

Dikeringkan granul dengan almari


pengering, setelah kering diayak
dengan ayakan mesh 20

Ditimbang asam sitrat,natrium


bikarbonat, dekstrin, vitamin c, dan
polietilenglikol 6000

Ditambahkan dekstrin, vitamin C,


dan polietilenglikol 6000, dicampur
hingga homogen

Ditimbang asam sitrat dan natrium


bikarbonat, dicampur hingga
homogen

Diaduk semua bahan hingga


tercampur homogen
Dilakukan uji preformulasi yang
terdiri dari indeks tap, waktu alir
dan sudut diam

Dicetak bahan dengan mesin


pencetak tablet dengan bobot
3000 mg dan diameter 20 mm

5. Evaluasi sediaan tablet effervescent gingerol dari ekstrak jahe merah


Evaluasi sediaan tablet effervescent meliputi :
a. Uji kekerasan tablet
Penetapan kekerasan tablet menggunakan alat hardness tester. Syarat kekerasan tablet yaitu : 4-
8 kg (Matthew, 2004). Cara :
- Diambil tablet , masing-masing diletakkan pada alat dengan posisi tidur
-Alat diatur kemudian ditekan tombol start
-Dicatat angka yang tertera pada layar digital saat tablet pecah
b. Uji friabilitas tablet
Penetapan friabilitas (kerapuhan) menggunakan alat Roche Friabilator. Persyaratan friabilitas
maksimal yaitu maksimal 1 % untuk tablet konvensional (Siregar, 2010). Cara :
-Ditimbang 20 tablet yang telah dibersihkan
-Dimasukkan kedalam alat dan diputar selama 4 menit (100 putaran)
-Dikeluarkan dan dibersihkan tablet dari debu kemudian ditimbang (Lachman, 1994).
Friabilitas dapat dihitung dengan rumus :

c. Uji waktu larut


Persyaratan waktu larut tablet effervescent adalah kurang dari 2 menit (Mohrle, 1989).
Cara :
-Diambil 3 tablet kemudian diuji satu persatu dalam suatu gelas berisi air sekitar 200 ml pada
suhu 250C
-Ditentukan waktu larut mulai dari tablet dimasukkan dalam gelas hingga tablet habis larut
d. Uji keseragaman bobot
Persyaratan penyimpangan bobot rata-rata sesuai tabel dibawah, dimana tidak boleh lebih dari 2
tablet yang masing-masing bobotnya menyimpang dari bobot rata-rata dari harga yang
ditetapkan kolom A dan tidak boleh satu pun tablet yang menyimpang dari bobot rata-rata yang
ditetapkan kolom B (Anonim, 1979). Cara :
-Ditimbang 20 tablet
-Ditimbang satu persatu
-Dihitung bobot rata-rata pada tablet
e. Uji pH
Dilarutkan tablet effervescent dalam 200 ml air pada suhu 20-250C. Uji dilakukan dengan
memasukkan pH meter kedalam larutan. Pegujian ini perlu untuk dilakukan karena jika larutan
effervescent yang terbentuk telalu asam dapat mengiritasi lambung, sedangkan jika terlalu basa
menimbulkan rasa pahit dan tidak enak. Hasil pengukuran dikatakan baik apabila pH larutan
effervescent mendekati netral.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim.1979. Farmakope Indonesia, Edisi III.Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia.


Anonim.1995. Farmakope Indonesia, Edisi IV. Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI. 2013. Riset Kesehatan
Dasar. Jakarta: Institusi.
Dalimartha, S. 2006. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia. Jilid 5. Jakarta : Pustaka Bunda.
Dash, K.A., Fausett, H., and Gayser, C. 2000. Evaluation of Quick Desintegration Calcium Carbonate
Tablets, http:// www.pharmascitech.com . diakses tanggal 15 November 2019.
Febriani, Y., dkk. 2018. Potensi Pemanfaatan Ampas Jahe Merah (Zingiber officinale Roscoe) sebagai
Obat Analgesik. Indonesian Journal of Pharmaceutical Science and Technology. 1(1) : 59-60
Guyot, J.C. 1978. Criteres Technology ques choix des excipients de compression directe, diterjemahkan
oleh Fudoli, A., 1993, Metodologi Formulasi dalam Kompresi Direk, 590, Medika No. 7, th ke-9.
Herlina R., Murhananto, Endah J.H, Listyarini T.,Pribadi S.T. 2002. Khasiat dan Manfaat Rimpang
Jahe Merah. Jakarta: Agromedia Pustaka.
Lachman, L., Lieber, H.A., dan Kanig, J.L. 1994. Teori dan Praktek Farmasi Industri II. Diterjemahkan
oleh Suryani, S., dan Aisyah, L. Jakarta : UI Press.
Matthew, K., and Abu-izza . 2004. Fast Dissolving Tablet. USA : US Patent, hal 790-798.
Mohrle, R. 1989. Effervescent Tablets in Liberman, H., Lachman, L. (Eds), Pharmaceutical Dosage Form
: Tablet, Vol 1, 285-303, New York : Marcel Dekker inc.
Sari, K.I.P., Periadnadi, Nasir, N. 2013. Uji antimikroba ekstrak segar jahe- jahean (Zingiberaceae)
terhadap Staphylococcus aureus, Escherichia coli dan Candida albicans. Jurnal Biologi
Universitas Andalas. 2(1): 20-4.
Siregar, C.J.P., dan Wikarsa, S. 2010. Teknologi Farmasi Sediaan Tablet : Dasar-dasar Praktis. Jakarta :
EGC.

Anda mungkin juga menyukai