Anda di halaman 1dari 39

ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN KONSEP DIRI : HARGA DIRI

RENDAH PADA TN. A DI RUANG GRAHA IRAWAN


RSJD DR. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG

DISUSUN OLEH :
1. ARDIYANTO
2. FIKA PUSPITA RINI
3. GALIH WULANDARI
4. HANDAYANI
5. INGE SUGIARTO

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SEMARANG
2007
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji Allah SWT yang telah melimpahkan karunia-Nya,


sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul : ASUHAN
KEPERAWATAN GANGGUAN KONSEP DIRI : HARGA DIRI RENDAH
PADA TN. A DI RUANG GRAHA IRAWAN RSJD DR. AMINO
GONDOHUTOMO SEMARANG, guna memenuhi tugas.
Penulis menyadari bahwa makalah ini dapat terselesaikan atas peran serta
dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih pada :
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i


KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .......................................................................... 1
B. Tujuan Penulisan ....................................................................... 2
C. Metode Penulisan ...................................................................... 2
D. Sistematika Penulisan ............................................................... 2
BAB II KONSEP DIRI
A. Pengertian ................................................................................. 4
B. Pengkajian ................................................................................. 6
C. Fokus Intervensi ........................................................................ 9
BAB III TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian .................................................................................
B. Diagnosa Keperawatan .............................................................
C. Rencana Tindakan .....................................................................
D. Implementasi .............................................................................
E. Evaluasi .....................................................................................
BAB IV PEMBAHASAN
A. Pengkajian .................................................................................
B. Diagnosa Keperawatan .............................................................
C. Rencana Tindakan .....................................................................
D. Implementasi .............................................................................
E. Evaluasi .....................................................................................
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ...............................................................................
B. Saran .........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perkembangan kebudayaan dalam masyarakat dan kemajuan IPTEK (Ilmu
Pengetahuan, Teknologi dan Seni) akan sangat membawa pengaruh dan
perubahan dalam kehidupan manusia. Setiap perubahan yang terjadi baik yang
sifatnya positif maupun negatif pada status kesehatan seseorang, baik itu
kesehatan fisik, sosial maupun kesehatan mental.
Individu yang dapat menyaring dan beradaptasi dengan perkembangan dan
kemajuan tidak akan mengalami stress. Justru akan memanfaatkannya untuk
meningkatkan status kehidupannya, sehingga dengan perkembangan dan
kemajuan tersebut individu juga ikut berkembang. Tetapi sebaliknya, jika
individu dengan adanya perkembangan kebudayaan dan kemauan IPTEK tidak
mampu memanfaatkannya, individu tersebut akan mengalami stress dan jika
koping yang digunakan tidak efektif hal tersebut dapat menyebabkan individu
mengalami gangguan jiwa.
Sampai saat ini gejala dari gangguan jiwa kurang diperhatikan bahkan
mungkin tidak dirasakan sama sekali oleh masyarakat. Hal ini disebabkan karena
kurangnya pengetahuan masyarakat tentang tanda dan gejala dari gangguan jiwa,
terutama gangguan konsep diri khususnya harga diri rendah, padahal jika
individu mengalami gangguan konsep diri rendah dapat menyebabkan gangguan
jiwa yang lebih berat. Jika seseorang individu megnalmai harga diri rendah, dia
tidak akan berkembang dalam kehidupannya, dia akan merasa terkucil dan tidak
mau berhubungan dengan orang lain atau menarik diri karena merasa rendah diri
dan tidak mempunyai kepercayaan diri. Karena dia selalu menyendiri maka dia
kan berhalusinasi dan bisa menyebabkan depresi bahkan mungkin akan merusak
lingkungan dan melakukan kekerasan pada orang lain.
Adapun tanda dan gejala gangguan konsep diri harga diri rendah antara lain
yaitu selalu merasa bersalah dan khawatir, bersifat destruktif, gangguan
berhubungan dengan orang lain (menarik diri), mempunyai perasaan tidak
mampu bersikap negatif pada diri sendiri, selalu merasa bersalah, dan lain-lain
(Muji Ana Keliat, 1992).

B. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengaplikasikan teori dan pengalaman nyata pada lahan praktek
keperawatan dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan
2. Untuk mengetahui hambatan-hambatan dari permasalahan-permasalahan
yang muncul dari pelaksanaan asuhan keperawatan pada klien dengan
gangguan konsep diri : harga diri rendah, serta berusaha untuk menemukan
cara yang tepat sebagai upaya pencegahannya dengan menggunakan proses
keperawatan.
3. Untuk mengetahui sejauh mana peran serta keluarga dalam proses
keperawatan klien dengan gangguan konsep diri harga diri rendah
4. Untuk membantu klien dengan gangguan konsep diri : harga diri rendah
dalam proses penyembuhan.

C. Metode Penulisan
Dalam penulisan makalah ini, penulisan menggunakan metode destruktif
yaitu suatu cara yang digunakan untuk mengetahui suatu gambaran tentang
masalah yang ada dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan yang
terdiri dari lima tahap yaitu pengkajian menentukan masalah keperawatan,
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi dan teknik penulisan yang digunakan
dalam pengumpulan data adalah dengan menggunakan studi kepustakaan,
observasi, wawancara dan studi dokumentasi.

D. Sistematika Penulisan
Penulisan makalah ini disusun dalam lima bab, yaitu :
Bab I Pendahuluan, yang terdiri dari latar belakang, tujuan penulisan, metode
penulisan dan sistematika penulisan.
Bab II yaitu konsep diri yang terdiri dari pengertian, etiologi, tanda dan gejala,
pohon masalah, diagnosa keperawatan dan perencanaan.
Bab III yaitu tinjauan kasus yang terdiri dari pengkajian diagnosa keperawatan,
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
Bab IV yaitu pembahasan teori dari kasus beserta analisa dan solusinya.
Bab V yaitu penutup yang berisi kesimpulan dan saran.
BAB II
KONSEP DIRI

A. Pengertian
Harga diri rendah adalah evaluasi diri dan perasaan tentang diri atau
kemampuan diri yang negatif, dapat secara langsung atau tidak langsung
diekspresikan (Townsend, M.C., 1998).
Harga diri rendah adalah penilaian individu tentang pencapaian diri dengan
menganalisa seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal diri (Budi Ana Kelliat,
1999).
Gangguan harga diri atau harga diri rendah adalah suatu perasaan yang
negatif terhadap diri sendiri, kurang kepercayaan diri, merasa gagal mencapai
keinginan.
Gangguan harga diri yang disebut sebagai harga diri rendah dapat terjadi
secara :
1. Situasional : yaitu terjadi trauma yang tiba-tiba, misalnya harus operasi,
kecelakaan, dicerai suami, putus sekolah, putus kerja, perasaan malu karena
sesuatu terjadi (korban perkosaan), dituduh KKN, dipenjara / ditahan tiba-
tiba.
Pada klien yang dirawat dapat terjadi harga diri rendah, karena :
a. Privacy yang kurang diperhatikan, misalnya : pemeriksaan fisik yang
sembarangan, pemasangan alat yang tidak sopan (pemasangan kateter,
pemeriksaan perineum, dll).
b. Harapan akan struktur, bentuk dan fungsi tubuh yang tidak sesuai harapan
karena penyakit / dirawat
c. Perlakuan petugas kesehatan yang tidak menghargai, misalnya berbagai
pemeriksaan yang dilakukan tanpa penjelasan, berbagai tindakan yang
dilakukan tanpa persetujuan.
2. Kronik : yaitu perasaan negatif terhadap diri telah berlangsung lama, sebelum
sakit dan dirawat. Klien ini mempunyai cara negatif. Kejadian sakit dan
dirawat akan menambah persepsi negatif terhadap dirinya.
Tanda-tanda gejala / ciri-ciri yang dapat dikaji :
1. Mengejek dan mengkritik diri
2. Merendahkan martabat / kurang percaya diri
3. Merasa bersalah dan khawatir, menghukum diri sendiri, menolak diri sendiri
4. Menunda keputusan
5. Sulit bergaul
6. Menarik diri dari realitik, cemburu, cerewet, curiga, halusinasi
7. Merusak diri : harga diri yang rendah menyokong klien untuk bunuh diri

Rentang Respon Diri


Konsep diri adalah cara individu memandang dirinya secara utuh, fisikal,
emosional, intelektual, sosial dan spiritual.
Konsep diri berkembang secara bertahap, pada saat bayi mulai mengenal
dan membedakan dirinya dengan aspek bahasa yang utama dalam pembentukan
perkembangan identitas.
Konsep diri atas komponen : citra diri, harga diri, pesan dan identitas diri
yaitu dari respon adaptif sampai mal adaptif.

Rentang Respon Konsep Diri

Respon adaptif Respon mal adaptif

Aktualisasi Konsep diri Harga diri Keracunan Depersonalisasi


diri positif rendah identitas

Citra diri adalah : sikap, persepsi, keyakinan, dan pengetahuan individu


secara sadar / tidak sadar terhadap tubuhnya, yaitu ukuran, bentuk, struktur
fungsi, keterbatasan baik masa lalu maupun masa sekarang.
Ideal diri adalah : persepsi individu tentang bagaimana dia harus
berperilaku berdasarkan standar, tujuan, keinginan / nilai pribadi tertentu (cita-cit
tentang harapan diri sendiri).
Harga diri adalah : penilaian individu tentang pencapaian diri dengan
menganalisa seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal.
Peran adalah seperangkat perilaku yang diharapkan secara sosial yang
berhubungan dengan fungsi individu pada beberapa kelompok sosial.
Identitas diri adalah : kesadaran akan diri sendiri yang bersumber dari
observasi dan penilaian, yang merupakan sisi fase dari semua aspek konsep diri
sebagai suatu kesatuan yang utuh.

B. Pengkajian
1. Faktor Predisposisi
Beberapa faktor yang menunjang perubahan konsep diri seseorang yaitu :
a. Faktor yang mempengaruhi harga diri
Meliputi : penolakan orang tua, harapan orang tua yang tidak realistic,
kegagalan yang berulang kali, kurang mempunyai tanggung jawab
personal, ketergantungan pada orang lain dan ideal diri yang tidak
realistik.
b. Faktor yang mempengaruhi penampilan peran
Adalah peran yang sesuai jenis kelamin, tuntutan peran kerja, harapan
peran kultural.
c. Faktor yang mempengaruhi identitas personal
Meliputi : kepercayaan orang tua, tekanan dari kelompok dan perubahan
dalam struktur sosial.

2. Faktor Presipitasi
a. Trauma
Contoh : penganiayaan seksual dan psikologis atau menyaksikan kejadian
yang mengancam kehidupan.
b. Ketegangan peran
Berhubungan dengan peran atau posisi yang diharapkan dimana individu
yang mengalaminya sebagai frustasi.
Ada 3 jenis frustasi peran :
1. Transisi peran perkembangan
Adalah : perubahan normatif yang berkaitan dengan pertumbuhan
perubahan ini termasuk tahap perkembangan dalam kehidupan
individu atau keluarga dan norma-norma budaya, nilai-nilai dan
tekanan untuk menyesuaikan diri.
2. Transisi peran situasi
Terjadi dengan bertambah atau berkurangnya anggota keluarga
melalui kelahiran atau kematian.
3. Transisi peran sehat-sakit
Sebagai akibat pergeseran dari keadaan sehat ke sakit. Transisi ini
dicetuskan oleh :
a. Kehilangan bagian tubuh
b. Perubahan bentuk, ukuran, penampilan dan fungsi tubuh
c. Perubahan fisik berhubungan dengan tumbuh kembang normal
d. Prosedur medis dan keperawatan
(Stuart and Sudden, 1998 hal 229 – 233).

3. Manifestasi Klinik
Perilaku yang berhubungan dengan harga diri rendah adalah :
a. Mengkritik diri sendiri atau orang lain
b. Destruktif yang diarahkan pada orang lain
c. Gangguan dalam berhubungan
d. Perasaan tidak mampu
e. Rasa bersalah
f. Mudah tersinggung atau marah berlebihan
g. Perasaan negatif mengenai tubuhnya sendiri
h. Ketergantungan peran yang dirasakan
i. Pandangan hidup pesimis
j. Keluhan fisik
k. Pandangan hidup yang bertentangan
l. Penolakan terhadap kemampuan personal
m. Destruktif terhadap diri sendiri
n. Menarik diri secara sosial
o. Penyalahgunaan zat
p. Menarik diri secara realitas

4. Masalah Keperawatan
Masalah keperawatan yang muncul adalah :
a. Gangguan konsep diri : harga diri rendah
b. Kerusakan isolasi sosial : menarik diri
c. Tidak efektifnya koping individu

5. Peran Masalah
Isolasi sosial : menarik diri

Care problem
Gangguan konsep diri : harga diri rendah (masalah utama)

Tidak efektifnya koping individu

6. Diagnosa Keperawatan
a. Isolasi sosial menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah
b. Gangguan konsep diri : harga diri rendah berhubungan dengan tidak
efektifnya koping individu.
C. Fokus Intervensi
1. Isolasi sosial : menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah
TUM : klien dapat membina hubungan dengan orang lain secara optimal
TUK 1 : klien dapat membina hubungan saling percaya
KH : ekspresi wajah bersahabat, menunjukkan rasa sayang, ada kontak
mata, mau berjabat tangan, mau menyebutkan nama, mau
menjawab salam, klien mau berdampingan dengan perawat, klien
mau mengutarakan masalah yang dihadapi.
Intervensi :
Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan penerapan komunikasi
terapeutik :
1. Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun non verbal
2. Perkenalkan diri dengan sopan
3. Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai klien
4. Jelaskan tujuan pertemuan
5. Jujur dan menepati janji
6. Terima klien apa adanya dan tunjukkan sikap empati
7. Beri perhatian kepada klien dan perhatikan kebutuhan dasar klien
Rasional : hubungan saling percaya merupakan dasar untuk kelancaran
hubungan interaksi selanjutnya

TUK 2 : klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang


dimiliki
KH : klien mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang
dimiliki : kemampuan yang dimiliki klien, aspek positif
keluarga, aspek positif lingkungan yang dimiliki klien
Intervensi :
1. Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki oleh pasien
Rasional : diskusikan tingkat kemampuan klien seperti menilai, melihat
kontrol diri dan integritas ego diperlukan sebagai dasar menentukan
keperawatannya.
2. Setiap bersama klien hindarkan diri memberi penilaian negatif
Rasional : reinforcement positif akan meningkatkan harga diri klien
3. Utamakan memberikan pujian yang realistik
Rasional : pujian realistik tidak menyebabkan klien melakukan kegiatan
untuk mendapatkan pujian

TUK 3 : klien dapat menilai kemampuan yang digunakan


KH : klien dapat menilai kemampuan yang digunakan
Intervensi :
1. Diskusikan dengan klien kemampuan yang masih dimiliki oleh klien
Rasional : diskusikan tingkat kemampuan klien seperti menilai realitas
kontrol diri dan integritas ego diperlukan sebagai dasar menentukan
keperawatannya.
2. Setiap bersama klien hindarkan diri memberi penilaian negatif
Rasional : pujian realistik menyebabkan klien melakukan kegiatan hanya
ingin mendapatkan pujian
3. Diskusikan dengan klien kemampuan yang masih dapat digunakan selama
sakit
Rasional : keterbukaan dan kemampuan yang dimiliki adalah pra syarat
untuk berubah
4. Diskusikan kemampuan yang dapat dilanjutkan penggunaannya
Rasional : pengertian tentang kemapuan yang dimiliki dan motivasi untuk
tetap mempertahankan penggunaannya

TUK 4 : klien dapat (menetapkan) merencanakan kegiatan sesuai dengan


kemampuan yang dimiliki
KH : klien dapat membuat rencana kegiatan harian
Intervensi :
Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari sesuai
dengan kemampuan.
- Kegiatan mandiri
- Kegiatan dengan bantuan sebagian
- Kegiatan dengan bantuan total
Rasional : contoh peran yang dilihat klien dapat memotivasi klien untuk
melaksanakan kegiatan

TUK 5 : klien melakukan kegiatan sesuai kondisi sakit dan kemampuan


dirinya
KH : klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi dan
kemampuannya
Intervensi :
1. Beri kesempatan pada klien untuk mencoba kegiatan yang dapat
dilaksanakan.
Rasional : memberi kesempatan pada klien mandiri dan dapat
meningkatkan motivasi harga diri klien
2. Beri pujian atas keberhasilan klien
Rasional : reinforcement positif akan meningkatkan harga diri klien
3. Diskusikan kemungkinan pelaksanaan di rumah
Rasional : memberi kesempatan pada klien untuk tetap melakukan
kegiatan yang bisa dilakukan

TUK 6 : klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada


KH : klien memanfaatkan sistem pendukung yang ada di keluarga
Intervensi :
1. Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat klien
dengan harga diri rendah
Rasional : mendorong keluarga untuk mampu merawat klien mandiri di
rumah
2. Bantu keluarga memberikan dukungan selama klien dirawat
Rasional : support sistem keluarga akan sangat berpengaruh dalam
mempercepat penyembuhan klien
3. Bantu keluarga menyiapkan lingkungan di rumah
Rasional : meningkatkan peran serta keluarga dalam merawat klien di
rumah

2. Gangguan konsep diri : harga diri rendah berhubungan dengan tidak


efektifnya koping individu
TUM : klien dapat melakukan cara pengambilan keputusan yang efektif
untuk mengendalikan situasi kehidupannya dengan demikian
menurunkan perasaan rendah diri.
TUK 1 : klien dapat membina hubungan terapeutik dengan perawat
Intervensi :
1. Lakukan pendekatan yang hangat, menerima klien apa adanya dan
bersifat empati
2. Mawas diri dan cepat mengendalikan perasaan dan reaksi diri perawat
misal (rasa marah, frustasi dan empati)
3. Sediakan waktu untuk berdiskusi dan bina hubungan yang sifatnya
supportif
4. Beri waktu klien untuk berespon

TUK 2 : klien dapat mengenali dan mengekspresikan emosinya


Intervensi :
1. Tunjukkan respon emosional dan menerima klien
2. Gunakan teknik komunikasi terapeutik terbuka, eksplorasi, klarifikasi
3. Bantu klien untuk mengekspresikan emosinya
4. Bantu klien untuk mengidentifikasikan situasi kehidupannya yang tidak
teratur dalam kemampuannya untuk mengontrol, dorong untuk
menyatakan secara verbal perasaan-perasaannya yang berhubungan
dengan ketidakmampuan
TUK 3 : klien dapat memodifikasi pola kognitif yang negatif
Intervensi :
1. Diskusikan tentang masalah yang dihadapi klien tanpa memintanya untuk
menyimpulkan
2. Identifikasi pemikiran yang negatif dan bantu untuk menurunkan malajus
interupsi dan substitusi
3. Bantu klien untuk meningkatkan pemikiran yang positif
TUK 4 : klien dapat mengetahui tentang manfaat mekanisme koping
Intervensi :
1. Terima klien apa adanya dan jangan menentang keyakinannya
2. Kenalkan realitas nyeri yang berhubungan dengan mekanisme koping
klien dengan tidak memfokuskan pada rasa cemas, takut/keluhan fisik
lainnya
3. Beri klien umpan balik tentang perilaku, stressor, penilaian stressor
4. Kuatkan ide-ide bantuan kesehatan fisik berhubungan dengan kesehatan
emosional
5. (Pada saat yang tepat) beri batasan perilaku yang mal adaptif dengan cara
yang mendukung

TUK 5 : klien dapat melakukan kegiatan yang menarik dan aktivitas yang
terdaftar
Intervensi :
1. Beri klien aktivitas yang bersifat mendukung dan menguatkan perilaku
sosial yang produktif
2. Beri klien latihan fisik yang sesuai dengan bakatnya
3. Bersama klien buat jadwal aktivitas yang dapat dilakukan sehari-hari
4. Libatkan anggota keluarga dan sistem pendukung lainnya
BAB III
TINJAUAN KASUS

A. Pengkajian
Pengkajian dilakukan pada tanggal 10 Januari 2007 pukul 14.15 di Ruang
VIII Graha Irawan
1. Identitas Pasien
Nama : Tn. A, umur 21 tahun, agama Islam, alamat : Pedurungan, Semarang,
masuk tanggal 28 Desember 2006, nomor register : 043523, pendidikan
terakhir : STM, diagnosa medis : skizofrenia paranoid.
Identitas penanggung jawab :
Nama : Tn. J, umur : 48 tahun, pekerjaan swasta, alamat : Pedurungan,
Semarang, hubungan dengan pasien : bapak.
2. Alasan masuk
Mengamuk, memecah barang-barang / perabotan rumah.
3. Faktor predisposisi
Pernah dirawat 1 x pada tahun 2005 dengan keluhan mengamuk. Klien
merasa dirinya tidak diberi kasihs ayang seperti saudara yang lain dan
keinginannya untuk memiliki sepeda motor tidak dituruti. Pasien merasa
malu, sedih dengan teman di kampungnya.
4. Pemeriksaan fisik
TD : 120/80 mmHg RR : 20 x/mnt BB : 55 kg
N : 80 x/mnt TB : 165 cm
5. Psikososial
a. Genogram

Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Klien
: yang tinggal serumah
- Tidak ada keluarga yang sakit seperti ini
- Pola asuh : klien merasa kurang mendapat kasih sayang dari orang
tuanya.

b. Konsep diri
1) Citra tubuh : klien menyukai seluruh anggota tubuhnya
2) Identitas : klien adalah anak laki-laki, anak ke-2 dari 5 bersaudara
3) Peran : klien tidak bekerja, klien di rumah tidak mau membantu orang
tua
4) Ideal diri : klien ingin bekerja di bengkel
5) Harga diri : klien malu karena tidak bekerja, padahal kawan-kawan di
kampungnya sudah bekerja semua
Masalah keperawatan : gangguan konsep diri : HDR

c. Hubungan sosial
1) Orang terdekat : keluarga
2) Peran serta dalam kegiatan kelompok / masyarakat klien kurang
bersosialisasi dalam kelompok masyarakat di daerahnya dan jarang
terlibat dengan kegiatan-kegiatan di masyarakat.
3) Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain klien kesulitan
dalam berkomunikasi karena tidak bisa memulai pembicaraan. Klien
selama ini hanya diam dan cuma tersenyum dengan orang lain, klien
jarang memulai pembicaraan. Klien hanya bicara dengan orang lain
di saat ada keperluan dengan dirinya.
Masalah keperawatan : isolasi sosial : menarik diri

d. Spiritual
1) Nilai dan keyakinan
Klien adalah seseorang yang beragama Islam.
2) Kegiatan ibadah
Klien jarang menjalankan ibadah.
6. Status Mental
a. Penampilan
Klien berpenampilan cukup rapi.
b. Pembicaraan
Nada bicara dan suara pasien pelan, komunikasi non verbal + verbal (jika
“ya” cuma mengangguk-angguk, jika “tidak” cuma menggeleng), kontak
mata kurang.
c. Aktivitas motorik
Klien kelihatan sedih dan gelisah dalam melakukan aktivitas motorik.
Cara berjalan pasien lambat, pandangan kadang menunduk, begitu juga
saat pasien diajak berbicara / berbicara dengan teman.
d. Alam perasaan
Sikap klien wajar, senang karena banyak teman dan sedih jika tahu
dirinya berada di RSJ.
e. Afek
Dalam interaksi klien sering berpaling dan menunduk, sedikit-sedikit
menatap.
Masalah keperawatan : gangguan konsep diri : harga diri rendah.
f. Proses pikir
Klien menjawab pertanyaan berbelit-belit walaupun pada akhirnya
sampai pada jawaban sebenarnya.
g. Tingkat kesadaran
Kesadaran klien baik, tidak ada gangguan orientasi terhadap waktu,
tempat dan orang.
h. Memori
Klien tidak mengalami gangguan daya ingat jangka panjang (klien masih
ingat kalau dulu pernah dirawat di RSJ), jangka pendek (klien masih
ingat penyebab dia masuk RSJ, masalahnya bertengkar dengan adiknya
karena klien merasa dirinya kurang dapat perhatian keluarga).
i. Tingkat konsentrasi dan berhitung
Klien dalam berkonsentrasi kurang dan butuh waktu untuk dapat
menjawab pertanyaan.
j. Kemampuan penilaian
Klien tidak mengalami gangguan penilaian, klien dapat mengambil
keputusan sendiri.
k. Persepsi
Klien tidak mengalami gangguan persepsi.
l. Insight (tilikan)
Buruk (klien mengingkari kalau dirinya sakit jiwa)
m. Interaksi selama wawancara
Kontak mata klien kurang, klien jarang menatap lawan bicara. Jika
menatap hanya sekilas lalu menunduk, klien banyak memenunduk dan
melihat sekitarnya saat diajak bicara.

7. Data Penunjang
Therapi : per oral : Clorpromazin 2 x 100 mg
Halloperidol 2 x 5 mg
Trihexipenydil 2 x 2 mg
Therapi ECT : 5 x
D. Analisa Data
No Data Maladaptif Problem
1. DO: Klien sering berpaling dalam Gangguan konsep diri : harga
interaksi, kontak mata kurang, diri rendah
pembicaraan berbelit-belit, suara
pelan, pandangan menunduk, klien
bicara seperlunya.
DS: Klien mengatakan malu karena dia
tidak bekerja, tidak mampu.
2. DO: - Klien jarang berkomunikasi Isolasi sosial : menarik diri
dengan teman
- Klien lebih sering menyendiri
dan diam
- Kontak mata klien kurang saat
berkomunikasi
- Menghindari bila diajak bicara
DS: - Klien mengatakan lebih suka
menyendiri
- Klien mengatakan sulit bila
memulai pembicaraan
- Klien mengatakan bingung bila
mau ngomong dengan orang
lain
3. DO: - Klien tidak bekerja dan di Perubahan penampilan peran.
rumah tidak membantu orang
tua
DS: - Klien mengatakan dirinya tidak
bekerja
4. DO: - Klien menyendiri, pendiam, Resti PSP : halusinasi
menarik diri
DS: -
8. Daftar Masalah
a. Gangguan konsep diri : harga diri rendah
b. Isolasi sosial : menarik diri
c. Perubahan penampilan peran

9. Pohon Masalah

Resti PSP halusinasi

Isolasi sosial : menarik diri

Gangguan konsep diri : harga diri rendah Core problem

Perubahan penampilan peran

10. Diagnosa Keperawatan

1. Isolasi sosial:menarik diri b.d HDR

2. Gg. konsep diri:HDR b,d perubahan penampilan peran


E. Fokus Intervensi
Tgl No. Diagnosa Perencanaan Intervensi
Tujuan Kriteria Evaluasi
Dx Keperawatan
1 2 3 4 5 6
Isolasi sosial : TUM: 1.1 Ekspresikan wajah 1.1.1 Bina hubungan saling percaya dengan
menarik diri Klien dapat berhubungan bersahabat, menunjukkan rasa mengungkapkan prinsip komunikasi
berhubungan dengan dengan orang lain secara senang, ada kontak mata, mau terapeutik. Sapa klien dengan ramah baik
harga diri rendah optimal. berjabat tangan, mau verbal maupun non verbal :
TUK 1: menyebutkan nama, mau a. Perkenalkan diri dengan sopan
Klien dapat membina menjawab salam, klien mau b. Tanyakan nama lengkap klien dan
hubungan saling percaya. duduk berdampingan dengan nama panggilan disukai klien
perawat, mau mengutarakan c. Jelaskan tujuan pertemuan
masalah yang dihadapi. d. Jujur dan menepati janji
e. Tunjukkan sikap empati dan menerima
klien apa ada
f. Beri perhatian kepada klien dan
perhatian kebutuhan dasar klien.
TUK 2: 2.1 Daftar kemampuan yang 2.1.1 Diskusikan kemampuan dan aspek
Klien dapat mengidentifikasi dimiliki klien di rumah sakit, positif yang dimiliki buat daftarnya
kemampuan dan aspek positif rumah, sekolah dan tempat 2.1.2 Setiap bertemu klien dihindarkan dari
yang dimiliki. kerja memberi penilaian negatif
2.2 Daftar positif keluarga klien 2.1.3 Utamakan memberi pujian yang realistik
2.3 Daftar positif lingkungan pada kemampuan dan aspek positif klien
klien
TUK 3: 3.1 Klien menilai kemampuan 3.1.1 Diskusikan dengan klien kemampuan
Klien dapat menilai yang dapat digunakan di yang masih dapat digunakan selama
kemampuan yang digunakan rumah sakit sakit
3.2 Klien menilai kemampuan 3.1.2 Diskusikan kemampuan yang dapat
yang digunakan di rumah dilanjutkan penggunaannya di rumah
sakit
3.1.3 Berikan pujian.

TUK 4: 4.1 Klien memiliki kemampuan 4.1.1 Meminta klien untuk memilih satu
Klien dapat menetapkan dan yang akan dilatih kegiatan yang mau dilakukan di rumah
merencanakan kegiatan 4.2 Klien mencoba sakit
sesuai dengan kemampuan 4.3 Susunan jadwal harian 4.1.2 Bantu klien melakukannya jika perlu
yang dimiliki. beri contoh
4.1.3 Beri pujian atas keberhasilan klien
4.1.4 Diskusikan jadwal kegiatan harian atas
kegiatan yang telah dilatih.
Catatan : ulangi untuk kemampuan lain sampai
semua selesai.
TUK 5: 5.1 Klien melakuakn kegiatan 5.1.1 Beri kesempatan pada klien untuk
Klien dapat melaksanakna yang telah dilatih (mandiri, mencoba kegiatan yang telah
kegiatan sesuai kondisi sakit dengan bantuan atau direncanakan
dan kamampuannya. tergantung) 5.1.2 Beri pujian atas keberhasilan klien
5.2 Klien mampu melakukan 5.1.3 Diskusikan kemungkinan pelaksanaan di
beberapa kegiatan secara rumah
mandiri
TUK 6: 6.1 Keluarga memberi dukungan 6.1.1 Beri pendidikan kesehatan pada keluarga
Klien dapat memanfaatkan dan pujian tentang cara merawat klien dengan
sistem pendukung yang ada. harga diri rendah
6.1.2 Bantu keluarga memberikan dukungan
salama klien di rawat

6.2 Keluarga memahami jadwal 6.2.1 Bantu keluarga menyiapkan lingkungan


kegiatan harian klien. di rumah
6.2.2 Jelaskan cara pelaksanaan jadwal
kegiatan klien di rumah
6.2.3 Anjurkan memberi pujian pada klien
setiap berhasil
Perubahan sensori TUM:
persepsi: halusinasi Klien dapat berinteraksi
berhubungan dengan dengan orang lain sehingga
menarik diri. tidak terjadi halusinasi
TUK 1: 1.1 Ekspresikan wajah 1.1.1 Bina hubungan saling percaya dengan
Klien dapat membina bersahabat, menunjukkan rasa mengungkapkan prinsip komunikasi
hubungan saling percaya. senang, ada kontak mata, mau terapeutik
berjabat tangan, mau 1.1.2 Sapa klien dengan ramah baik verbal
menyebutkan nama, mau maupun non verbal
menjawab salam, klien mau 1.1.3 Perkenalkan diri dengan sopan
duduk berdampingan dengan 1.1.4 Tanyakan nama lengkap klien dan nama
perawat, mau mengutarakan panggilan yang disukai klien
masalah yang dihadapi. 1.1.5 Jelaskan tujuan pertemuan
1.1.6 Jujur dan menepati janji
1.1.7 Tunjukkan sikap empati dan menerima
klien apa adanya
1.1.8 Beri perhatian kepada klien dan
perhatikan kebutuhan dasar klien
TUK 2: 2.1 Klien dapat menyebutkan 2.1.1 Kaji pengetahuan klien tentang perilaku
Klien dapat menyebutkan penyebab menarik diri yang menarik diri dan tanda-tandanya
penyebab menarik diri. berasal dari : 2.1.2 Beri kesempatan kepada klien untuk
- Diri sendiri mengungkapkan perasaan penyebab
- Orang lain menarik diri atau tidak mau bergaul
- Lingkungan 2.1.3 Diskusikan bersama klien tentang
perilaku menarik diri, tanda-tanda serta
penyebab yang muncul
2.1.4 Beri pujian terhadap kemampuan klien
mengungkapkan perasaannya
TUK 3: 3.1 Klien dapat menyebutkan 3.1.1 Kaji pengetahuan klien tentang manfaat
Klien dapat menyebutkan keuntungan berhubungan dan keuntungan
keuntungan berhubungan dengan orang lain. Misalnya : 3.1.2 Beri kesempatan kepada klien utnuk
dengan orang lain dan - Banyak teman mengungkapkan perasan tentang
kerugian tidak berhubungan - Tidak sendiri keuntungan berhubungan dengan orang
dengan orang lain - Bisa diskusi, dll lain
3.1.3 Diskusikan bersama klien tentang
manfaat berhubungan dengan orang lain
3.1.4 Beri reinforcement positif tentang
kemampuan mengungkapkan perasaan
tentang keuntungan berhubungan
dengan orang lain.
3.2 Klien dapat menyebutkan 3.2.1 Kaji pengetahuan klien tentang kerugian
kerugian tidak berhubungan bila tidak berhubungan dengan orang
dengan orang lain. Misalnya : lain
- Sendiri 3.2.2 Beri kesempatan kepada klien untuk
- Tidak punya teman mengungkapkan perasaan tentang
- Sepi, dll kerugian bila tidak berhubungan dengan
orang lain
TUK 4 : 4.1 Klien dapat 4.1.1 Kaji kemampuan klien membina
Klien dapat melaksanakan mendemonstrasikan hubungan dengan orang lain
hubungan sosial secara hubungan sosial secara 4.1.2 Dorong dan bantu kilen untuk
bertahap bertahap antara : berhubungan dengan orang lain melalui
- K-P tahap :
- K-P-P lain - K-P
- K-P-P lain –K lain - K-P-P lain
- K-kel/Klp/Masy - K-P-P lain –K lain
- K-kel/Klp/Masy
4.1.3 Beri reinforcement positif terhadap
keberhasilan yang telah dicapai
TUK 5 : 5.1 Klien dapat mengungkapkan 5.1.1 Dorong klien untuk mengungkapkan
Klien dapat mengungkapkan perasaannya dengan orang perasaannya bila berhubungan dengan
perasaannya setelah lain untuk orang lain
berhubungan dengan orang - Diri sendiri 5.1.2 Diskusikan denganklien tentang
lain. - Orang lain perasaan manfaat berhubungan dengan
orang lain
5.1.3 Beri reinforcement perasaan manfaat
berhubungan dengan orang lain
TUK 6: 6.1 Keluarga dapat 6.1.1 Bina hubungan saling percaya dengan
Klien dapat memberdayakan - Menjelaskan perasaannya keluarga :
sistem pendukung atau - Menjelaskan cara klien a. Salam, perkenalkan diri
keluarga. menarik diri b. Jelaskan tujuan
- Mendemonstrasikan cara c. Buat kontrak
perawatan klien menarik d. Eskplorasi perasaan klien
menarik diri 6.1.2 Diskusikan dengan anggota keluarga
- Berpartisipasi dalam tentang:
perawatan klien menarik a. Perilaku menarik diri
diri b. Penyebab perilaku menarik diri
c. Akibat yang akan terjadi jika
perilaku menarik diri ditanggapi
d. Cara keluarga menghadpai klien
menarik diri
6.1.3 Dorong anggota keluarga untuk memberi
dukungan kepada klien untuk
berkomunikasi dengan orang lain
6.1.4 Anjurkan anggota keluarga secara rutin
dan bertahap bergantian menjenguk klien
minimal satu kali seminggu
6.1.5 Beri reinforcement positif atas hal yang
telah dicapai oleh keluarga.
F. Implementasi dan Evaluasi
Tgl/ No.
TUK Implementasi Evaluasi
Wkt Dx
10/1 ‘07 1 1 Klien dapat membina hubungan saling S: Klien mengatakan “nama
14.15 percaya dengan perawat. saya A,” terima kasih mbak
s/d 1. Menyapa klien dengan ramah biak mau membantu saya, saat ini
14.45 verbal maupun non verbal, salam saya merasa biasa-biasa saja.
terapeutik O: - Klien mau mengatakan
2. Memperkenalkan diri dengan namanya kepada perawat
sopan dan menanyakan nama klien, - Klien mau
nama panggilan yang disukai mengungkapkan
sambil berjabat tangan perasaannya kepada
3. Menjelaskan tujuan interaksi perawat
4. Menciptakan lingkungan yang - Kontak mata klien saat
tenang, membuat kontrak dengan berbicara kurang, klien
jelas (waktu, tempat dan topik menatap lawan bicara
pembicaraan) hanya sekilas
5. Memberikan kesempatan pada - Klien sedang menunduk
klien untuk mengungkapkan - Suara klien pelan
perasaannya - Klien bicara seperlunya
6. Menyediakan waktu untuk A: Tujuan tercapai (klien tampak
mendengarkan klien. membina hubungan saling
7. Mengatakan pada klien bahwa ia percaya dengan perawat)
adalah seorang yang berharga serta P: Lanjutkan intervensi :
mampu menolong dirinya sendiri. Klien (menganjurkan pada
klien untuk mengingat nama
perawat)
Perawat (melanjutkan TUK
2: mengindetifikasi
kemampuan dan aspek positif
yang dimiliki)
Tgl/ No.
TUK Implementasi Evaluasi
Wkt Dx
10/1 ‘07 1 2 Klien dapat mengidentifikasi S: Klien mengatakan “saya dulu
15.00 kemampuan dan aspek positif yang sekolah tamat STM jadi saya
s/d dimiliki sedikit-sedikit bisa
15.45 1. Mendiskusikan kemampuan dan membetulkan sepeda motor
aspek positif yang dimiliki klien orang lain, pokoknya yang
2. Menghindarkan memberi penilaian berhubungan dengan mesin”
negatif pada saat bertemu klien O: - Klien mengatakan
3. Mengutamakan memberi pujian kelebihan yang dimiliki
yang realistis - Klien tidak menyebutkan
4. Klien dapat menilai kemampuan kekurangannya
dan aspek positif yang dimiliki A: Tujuan tercapai (klien
mampu mengidentifikasi
kemampuan dan aspek positif
yang dimiliki)
P: Lanjutkan intervensi :
Klien (menganjurkan pada
klien untuk mengingat
kembali kemampuan yang
dimiliki)
Perawat (melanjutkan TUK
3, dapat menilai kemampuan
yang digunakan)
Tgl/ No.
TUK Implementasi Evaluasi
Wkt Dx
10/1 ‘07 2 2 Klien mampu mengenal perasaan S: Klien mengatakan “MD itu
16.00 yang menyebabkan perilaku menarik tidak mau bergaul dengan
s/d diri dari lingkungan sosial. teman”,”tandanya ya…,
17.00 1. Mengkaji pengetahuan klien nggak mau berkumpul sama
tentang perilaku MD dan tanda- teman, sering menyendiri,
tandanya melamun, saya malu karena
2. Memberi kesempatan pada klien tidak bekerja”.
untuk mengungkapkan O: - Klien mengatakan
perasaannya penyebab klien tidak pengertian MD
berhubungan dengan orang lain - Klien tidak menyebutkan
dan MD tanda-tanda MD
3. Mendiskusikan bersama klien - Klien kadang menunduk
tentang perilaku MD, tanda-tanda - Suara klien pelan
dan penyebab yang mungkin - Kontak mata kilen kurang
4. Memberi pujian terhadap saat komunikasi
kemampuan klien A: Tujuan tercapai
mengungkapkan perasannya P: Lanjutkan intervensi :
Klien (menganjurkan pada
klien untuk mengingat
penyebab dia menarik diri
dan tanda-tandanya)
Perawat (melanjutkan TUK
3, klien dapat berhubungan
dengan orang lain secara
bertahap)
Tgl/ No.
TUK Implementasi Evaluasi
Wkt Dx
2 3 Klien dapat berhubungan sosial S: Klien mengatakan
dengan orang lain secara bertahap “keuntungan jika
1. Mendiskusikan keuntungan dari berhubungan dengan orang
berhubungan dan kerugian dari lain, yaitu punya teman
perilaku MD abnyak dan kerugiannya jika
2. Memberikan motivasi kepada tidak mau berhubungan
klien untuk mengikuti aktivitas di dengan orang lain, temannya
ruangan sedikti, kesepian dan tidak
3. Mendiskusikan jadwal harian bisa berbagi cerita dengan
yang dapat dilakukan oleh klien orang lain.
dalam mengisi waktunya O: - Klien mengatakan
keuntungan dan kerugian
jika berhubungan dengan
oranglain dan tidak
berhubungan dengan orang
lain.
- Klien mau bercerita
dengan perawat
A: Tujuan tercapai
P: Lanjutkan intervensi
Klien (menganjurkan pada
klien untuk berhubungan
sosial dengan orang lain
secara bertahap)
Perawat (optimalkan TUK 3)
Tgl/ No.
TUK Implementasi Evaluasi
Wkt Dx
10/1 ’07 1 3 Klien dapat menilai kemampuan yang S: Klien mengatakan daftar
18.00 digunakan : kegiatannya sehari-hari
s/d 1. Diskusikan dengan klien O: Klien membuat daftar /
18.45 kemampuan yang masih dapat jadwal kegiatan sehari
digunakan saat sakit A: Masalah teratasi
2. Diskusikan kemampuan yang P: Lanjutkan intervensi :
dapat dilanjutkan penggunannya Klien (menganjurkan pada
di rumah sakit klien untuk menilai
- Berikan pujian kemampuan yang digunakan)
Perawat (melanjutkan TUK
4, klien dapat memilih
kemampuan yang akan
digunakan, mencoba
kemampuan yang dipilih,
menyusun jadwal harian
11/1 ‘07 1 4 Klien dapat menetapkan dan S: Klien mengatakan bisa
10.00 merencanakan kegiatan yang sesuai melakukan kegiatan yang
s/d dengan kemampuan yang dimiliki dipilih (merapikan tempat
10.30 1. Bantu klien untuk memilih suatu tidur dan menyapu lantai)
kegiatan yang ada di RS O: Klien melakukan kegiatan
2. Bantu klien melakukan bila perlu tersebut tapi masih perlu
dicontohkan dicotohkan dulu
3. Beri pujian A: Masalah teratasi sebagaian
Tgl/ No.
TUK Implementasi Evaluasi
Wkt Dx
P: Lanjutkan intervensi :
Klien (menganjurkan pada
klien untuk mengulang
kembali kegiatan yang telah
dilakukan)
Perawat (ulangi TUK 4,
menetapkan dan
merencanakan kegiatan yang
sesuai dengan kemampuan
yang dimiliki)
11/1 ‘07 1 4 Klien dapat menetapkan dan S: Klien mengatakan bisa
16.00 merencanakan kegiatan yang sesuai melakukan kegiatan yang
s/d dengan kemampuan yang dimiliki dipilih (merapikan tempat
17.00 1. Bantu klien untuk memilih suatu tidur dan menyapu lantai)
kegiatan yang ada di RS O: Klien melakukan kegiatan
2. Bantu klien melakukan bila perlu yang direncanakan tapi
dicontohkan diberi contoh
3. Beri pujian A: Masalah teratasi
P: Lanjutkan intervensi :
Klien (menganjurkan pada
klien untuk melakukan
kegiatan tersebut setiap hari/
kegiatan harian)
Perawat (lanjutkan TUK 5,
klien dapat melakukan
kegiatan sesuai kondisi sakit
dan kemampuannya)
Tgl/ No.
TUK Implementasi Evaluasi
Wkt Dx
11/1 ‘07 1 5 Klien dapat melakukan kegiatan S: Klien mengatakan mau
16.00 sesuai kondisi sakit dan mencoba kegiatan (mengisi
s/d kemampuannya air untuk minum)
17.00 1. Memberikan kesempatan pada O: Klien melakukan kegiatan
klien untuk mencoba kegiatan tersebut tanpa diberi contoh
yang telah direncanakan A: Masalah teratasi
2. Memberikan pujian atas P: Lanjutkan intervensi :
keberhasilan klien Klien (menganjurkan pada
3. Mendiskusikan kemungkinan klien untuk mempertahan-kan
pelaksanaan di rumah kegiatan tersebut selama di
RS ataupun di rumah)
Perawat (mendelegasikan
kepada perawat)
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan RI. 1998. Penggolongan Gangguan Jiwa di Indonesia. Edisi


II. Jakarta.

Keliat, 13, A. 1995. Gangguan Konsep Diri. Jakarta. Penerbit Buku Kedokteran
EGC.

Keliat, 13, A. 1995. Proses Keperawatan Diri. Jakarta. Penerbit Buku Kedokteran
EGC.

Townsend, M.C. 1996. Psychiatric Mental Health Nursing. Concept of Care, Second
Edition, Philadelphia, FA Davis Company.

Stuart, GW dan Studdent, SJ. 1995. Principles and Psychiatric Nursing. St. Louis,
Mosby, New York.
SURAT PENDELEGASIAN

Kami mahasiswa UNIMUS kelompok VI telah melakukan intervensi pada klien.

Nama : Tn. A

Masalah keperawatan : gangguan konsep diri : harga diri rendah

Intervensi yang telah dilakukan dari TUK 1 – 5

Masalah yang belum selesai adalah TUK 6

Untuk ditindak lanjuti pelaksanaan implementasinya.

Semarang, 12 Januari 2007

Perawat Ruang VIII Kelompok VI


1. Ardiyanto
2. Fika Puspita Rini
3. Galih Wulandari
(Juriyanto)
4. Handayani
5. Inge Sugiarto

Anda mungkin juga menyukai