Abstrak
Ayurveda , the science of life, prevention and longevity is the oldest and
most holistic medical system available on the planet today. It was placed in
written form over 5,000 years ago in India, it was said to be a world medicine
dealing with both body and the spirit.
Ayurveda has basic principles that called three doshas or primary forces
of prana or vata (air), agni or pitta (fire) and soma or kapha (water and earth).
One branch of Indian philosophy—Sankhya states that there are 24 elements, all
of which constitute the foundation of the gross world: earth, water, fire, air and
ether. These five elements in different combinations constitute the three body
types/doshas—vata dosha (air and ether), pitta dosha (fire) and kapha dosha
(earth and water). The panchamahabhut and the dosha theories are the guiding
factors of ayurveda as a therapeutic science.
Oh Tuhan, bimbinglah aku dari kegelapan menuju terang, bimbinglah aku dari
ketidakbenaran menuju kebenaran, dan bimbinglah aku dari kematian menuju
keabadian. Inilah tujuan dari Ayurveda, untuk mencapai usia panjang , dan
mencapai keabadian. Pada zaman dahulu , para Rsi yang ingin mengajarkan
Veda tidak serta merta memberikan pengetahuan Veda itu sendiri pada
siswanya. Sebelum siswanya diajarkan Veda, yang terpenting diajarkan terlebih
dahulu adalah pengetahuan kesehatan. Hal ini sangat penting diberikan pada
siswa agar para siswa terbebas dari penyakit. Dengan demikian diharapkan para
siswa dapat mempelajari Veda dengan baik, dan dapat menyerap Veda dengan
pikiran sehat dan benar. Veda telah menganjurkan pada umat manusia untuk
menempuh pola – pola hidup sederhana dalam berbagai kehidupan , termasuk
aspek kesehatan.
Walaupun tidak semua orang ingin mencapai umur panjang dan keabadian,
tapi keadaan tubuh ini tidak bisa menghindari kondisi yang kadang datangnya
berubah – ubah. Umumnya setiap orang pasti akan dihadapkan pada penyakit,
dan setiap orang pernah mengalami penyakit sekali waktu dalam mengarungi
hidup ini. Itulah sebabnya para Rsi di zaman dahulu memberikan warisan
pengetahuan untuk memelihara kesehatan agar panjang umur, dengan terapi
yang bisa disesuaikan dengan kondisi tiap orang yang dimulai dari yoga
ayurveda, tantra dan aghora.
Kehidupan ini memiliki kesatuan raga, pikiran dan jiwa. Bila salah satu dari
tiga unsur ini tidak ada, maka kehidupan itu tidak dapat diwujudkan. Pengobatan
ini biasanya menyangkut salah satu asfek dari ketiganya, dan kadang penyakit
itu hanya tercermin dari salah satu aspek saja. Ayurveda adalah bagian dari seni
penyembuhan yang lebih condong dan mengkhusus untuk penyembuhan
seseorang dengan mengamati pikiran dan rohani seseorang dari sudut keadaan
lahiriah , fisik atau raganya. Sedangkan yoga lebih condong pada jiwa sebagai
pusat penyembuhan penyakit, dan aghora lebih condong menggunakan pikiran
sebagai terapi penyembuhan. Dalam prakteknya pengetahuan itu sebetulnya
satu, dan tidak berdiri sendiri. Ini sangat tergantung pada kemampuan atau
keakhlian yang dimiliki sebagai seorang penyembuh. Untuk membantu
masyarakat luas dalam memelihara kesehatannya, para rsi membuat kumpulan
pengetahuan yang sistematis , yang salah satu dasarnya utamanya adalah
hubungan antara makrokosmos , alam semesta dengan mikrokosmos, tubuh
atau raga ini. Bahwasanya apapun yang ada pada alam semesta, jagad raya
( makrokosmos ) ini, akan ada juga pada tubuh , raga ( mikrokosmos ) ini.
Karena itu semua kekuatan alam dan obyek – obyeknya, seperti matahari,
bulan , bintang, planet – planet, hujan, angin, api, bumi dan angkasa sebetulnya
juga hadir dalam badan kita. Dasar kedua, para rsi menggunakan pengetahuan
tiga azas yang dikenal dengan tri dosa, yaitu angin, api dan air yang selanjutnya
dikenal sebagai vata, pitta, dan kapha. Tiga azas inilah yang dikembangkan
untuk penyembuhan sesuai hukum alam, dan hubungan antara manusia dan
alam ( kosmos ). Konsep ini adalah bentuk kesucian dari warisan pengetahuan
Ayurveda, dimana kesadaran akan saling berhubungan dengan azas – azas
universal.
Alam semesta memiliki kecendrungan yang disebut triguna, yaitu
keseimbangan (sattva ), energik cenderung bergerak (rajas), dan malas (tamas)
atau inertia. Bila seseorang selalu energik, dan punya kecendrungan aktif terus
menerus dalam tingkatan fisik, dan ini dipengaruhi oleh unsur vata. Bila terjadi
keseimbangan pada diri ini, maka faktor yang paling berpengaruh adalah pitta.
Demikian juga , bila seseorang dipengaruhi oleh kapha, maka seseorang akan
cenderung malas ( inertia ). Kecendrungan tiga azas inilah yang mengendalikan
kesehatan pikiran seseorang, yaitu analog dengan vata, pitta, dan kaphanya
badan.
Pikiran seseorang disebut sehat, bila dipenuhi oleh unsur sattva, sehingga
terjadi keseimbangan mental. Sebaliknya pikiran dikatakan sakit, bila dipenuhi
oleh unsur rajas atau tamas. Pada tubuh , vata inilah yang mewakili semua
kekuatan yang menyebabkan badan bergerak . Vata ini secara umum terkumpul
pada paru – paru, jantung, usus, tulang persendian, alat kelamin dan sistem
syaraf. Azas badan pitta, berkaitan dengan panas terpusat pada cairan
pencernaan, mata, hati, empedu, kulit halus, dan otak. Sedangkan azas dingin,
kapha mencerminkan cairan – cairan pada sistem syaraf, otak, tulang belakang,
lendir, usus, air liur dan pelumas yang lain. Tiga azas ini, pada pada alam,
maupun pada tubuh tidaklah tetap sehingga kondisinya mudah berubah – ubah
sesuai kondisi yang dialaminya. Karena itu tridosa ( vata, pitta, dan kapha ) akan
bergerak terus menerus sehingga akan dapat dirasakan pada denyut nadi. Bila
unsur – unsur tersebut tidak seimbang, maka keadaan itu bisa dideteksi melalui
denyut nadi. Keadaan organisme tubuh bisa diketahui dari iramanya,
kepenuhannya, intensitasnya, dan Ayurveda bisa membedakan hingga 108 pola
denyut yang berbeda , yang dibentuk oleh permutasi dari irama tridosa.
Pengobatan Ayurveda
Despres et al, 2001 dalam Wardhana, 2004). Dengan demikian konsep sehat
tersebut telah mencakup semua komponen manusia secara holistik. Hal ini
sebagai “pengetahuan tentang hidup”. Dan terjemahan yang lebih tepat adalah
maha butha harus dilihat dari penyebabnya. Sebab dan akibat bukan suatu
aksioma berikut :
Hukum makrokosmos dan mikrokosmos, panca tanmatra, vata, pitta dan kapha
raga akan mempengaruhi pikiran juga. Makanan adalah obat, obat adalah
makanan.
dan obat adalah alat untuk mengembalikan harmoni ini. Penyakit adalah
tiadanya keseimbangan vata (angin), pitta (api) dan kapha (air) atau pada pikiran
Bereau of the Census USA (1993), dilaporkan bahwa Indonesia pada tahun
1990-2025 akan mempunyai kenaikan jumlah lanjut usia sebesar 414%, suatu
diri atau mengganti diri dan mempertahankan struktur dan fungsi normalnya
aksi reaksi. Tindakan apapun yang kita lakukan, sudah pasti akan menimbulkan
reaksi pada organisme kita. Tindakan – tindakan yang tidak sehat akan
kapha ). Karena itu pengobatan yang dilakukan dalam konsep ayurveda adalah
menyeimbangkan kembali unsur tridosa ini. Bila tridosa ( vata, pitta dan kapha )
ini seimbang maka disebut tridhatu. Dengan menyeimbangkan unsur tridosa ini,
maka penyakit tidak dapat berkembang biak. Sebagai contoh, bila seseorang
mengalami sakit encok karena tercemarnya unsur vata yang disebabkan oleh
makanan juga sangat perlu diketahui sifat makanan itu sendiri. Apakah ia asam,
1. Jika seseorang yang kondisinya adalah pitta, dan memakan pisang secara
teratur, maka dia akan terganggu karena terjadi penambahan pitta. Tetapi
bila dimakan sekali – sekali saja tidak apa, sebab pisang ini dasarnya
2. Memakan delima, dimana delima ada dua jenis ( yang manis dan yang
asam ). Yang asam akan mengganggu pitta, sedangkan yang manis dapat
4. Seledri bersifat diuretic, menambah aliran air seni dan dingin, dan ini tidak
vata kalau disantap dalam bentuk juice dan dalam bentuk kombinasi.
5. Putih telor adalah dingin dan mengurangi pitta, sedangkan kuning telor
panas dan menambah pitta. Karena itu kondisi telor ini tergantung cara
menghidangkannya. Misalnya , putih telor mentah lebih panas sifatnya
dibandingkan kalau dimasak. Telor rebus lebih dingin dari telor goreng
karena dimasak pada temperatur yang lebih rendah, dan memiliki lemak
yang juga lebih sedikit. Demikian juga makanan – makanan lain juga harus
diperhatikan kandungan vata, pitta , dan kaphanya agar kita dapat
memelihara kesehatan itu sendiri.
Dari semua ini, enema khusus dilakukan untuk vata, purgasi untuk pitta, dan
emesis untuk kapha. Proses purifikasi harus dibawah pengawasan orang yang
akhli untuk itu agar terhindar dari munculnya benih penyakit baru.
Ayurveda Bukan Semata Pengobatan Jamu
Dalam proses pengobatan Ayurveda , obatan – obatan yang paling banyak
digunakan adalah obat yang berasal dari ramuan seperti jamu. Karena itu
banyak orang mengatakan bahwa Ayurveda adalah pengobatan dengan sarana
jamu . Sebenarnya ayurveda bukanlah pengobatan sekedar jamu. Walaupun
naskah ayurveda mengulas sifat dan manfaat dari ratusan pohon jamu dan
menjelaskan secara terprinci cara – cara penyimpanannya, pengawetannya,
persiapan dan kegunaannya. Tanah dan iklim ikut berpengaruh terhadap
manfaat dari tumbuhan, karena itu tumbuhan yang sama akan memberi manfaat
yang berbeda manakala tumbuhan itu tumbuh pada tanah dan iklim yang
berbeda. Ayurveda memiliki delapan pengobatan yang dikenal dengan delapan
kaki antara lain :
1. Pengobatan internal
2. Bedah
3. Mata, telinga, hidung dan tenggorokan
4. Kebidanan termasuk penyakit anak
5. Ilmu racun
6. Paralel dengan pengobatan modern
Sedangkan pengobatan yang berkaitan dengan psikologi Ayurveda adalah
bagian yang lebih luas dari apa yang disebut dengan Demonology, yaitu
pengobatan bagi mereka yang kerasukan. Yang terakhir ini sebetulnya sudah
termasuk dalam Tantra. Tetapi karena ayurveda dan tantra sumbernya sama
( hanya berbeda dalam penekanannya saja ) sehingga beberapa keterangan
yang terkait dengan Demonology juga dimasukkan dalam Ayurveda. Dari
delapan kaki ini, dua kaki terakhir tidak memiliki kesamaan dengan pengobatan
modern, baik dalam rasayana , pemudaan ( rejuvenation ) maupun yang
berhubungan dengan pemeliharaan dan nutrisi dari jaringan – jaringan yang
membentuk seluruh badan.
Dasar Pengobatan Ayurveda
Sebenarnya Ayurveda dan Tantra berasal dari kitab suci yang sama yaitu
Atharvaveda. Penekanan Ayurveda terletak pada penekanan astrologi, prana
dan penggunaan logam dalam pengobatannya mempunyai akar dalam Tantra.
Kemudian Ayurveda mengumpulkan berbagai tanaman yang akan digunakan
untuk pengobatan fisik, sedangkan Tantra menggunakan metode pengumpulan
dan ritual yang sama untuk memperoleh tanaman untuk tujuan – tujuan alkustik.
Akibat pengaruh tantra tersebut, ayurveda mengajarkan konsep bahwasanya
madu bisa menjadi racun, dan sebaliknya racun bisa berubah menjadi madu. Ini
sangat tergantung dari keterampilan yang dimiliki seseorang . Kekuatan yang
tersembunyi dari racun ini, membuatnya menjadi bahan obat yang bagus apabila
dipersiapkan dengan benar. Sebagai contoh, bahwa tembakau digunakan pada
zaman ini hanya dirasakan efek sampingnya. Sedangkan dalam konsep tantra
dan Ayurveda , tembakau itu bisa digunakan sebagai obat yang baik.
Pengobatan modern sebenarnya sudah diketahui sejak lama, seperti
pengobatan internis, bedah, mata – telinga – hidung, tenggorokan, ilmu
kebidanan dan anak – anak, ilmu racun ( toxicology ), ilmu jiwa ( psychology ) ,
peremajaan ( rejuvenation ), membuat bergairah kembali ( virilization ). Hal ini
bisa kita ketahui, bahwa Caraka adalah ahlinya dalam pengobatan internis
menurut konsep ayurveda ( treatise ayurveda ), Sushruta adalah penulis
masalah ilmu bedah yang paling baik, dan Vagbhata dianggap sebagai empu
dari sutra mengenai pengetahuan umum atas semua segi dari ayurveda.
Ayurveda merupakan falsafah Samkya, demikian tersirat dalam Ayurveda, The
Science of Self Healing .
Lebih jauh Ayurveda menjabarkan dasar – dasar hukumnya agar lebih
mudah dipahami sebagai berikut :
1. Segala sesuatu yang berada pada jagat luar ini, mempunyai kesamaan (
counterpart) pada dunia yang ada di dalam , yaitu komplek raga – pikiran ,
jiwa, panca maha bhuta dan panca tan matra ( makrokosmos dan
mikrokosmos )
2. Api , angin dan air adalah tiga azas yang paling penting dari hidup, yang
dalam tubuh akan muncul sebagai vata, pitta dan kapha, dan dalam bentuk
yang lebih halus berupa prana, teja dan oja.
3. Menganut konsep gema ( like increase like, by the principle of resonance ),
dimana dalam keadaan tertentu yang sama akan menyembuhkan yang
sama, dan pada keadaan lain, yang sama akan menyebabkan yang sama.
4. Makanan adalah obat, dan obat adalah makanan. Makanan adalah apa
yang dicerna, dan obat adalah sesuatu yang membantu untuk mencerna.
5. Apapun yang mempengaruhi raga, juga akan mempengaruhi pikiran dan
sebaliknya.
Kesimpulan
1. Ayurveda berasal dari kata Sansekerta yang diartikan sebagai
pengetahuan panjang umur. Bila seseorang dapat mencapai usia
panjang, ini berarti seseorang telah melangkah pada jalur keabadian.
2. Ayurveda adalah bagian dari seni penyembuhan yang lebih condong dan
mengkhusus untuk penyembuhan seseorang dengan mengamati pikiran
dan rohani seseorang dari sudut keadaan lahiriah , fisik atau raganya.
3. Konsep tri dosa, yaitu angin, api dan air yang selanjutnya dikenal sebagai
vata, pitta, dan kapha. Tiga azas inilah yang dikembangkan untuk
penyembuhan sesuai hukum alam, dan hubungan antara manusia dan
alam ( kosmos ). Pengetahuan tiga azas ini adalah bentuk kesucian dari
warisan pengetahuan Ayurveda, dimana kesadaran akan saling
berhubungan dengan azas – azas universal.
4. Penyakit adalah tiadanya keseimbangan vata (angin), pitta (api) dan
5. Api , angin dan air adalah tiga azas yang paling penting dari hidup, yang
dalam tubuh akan muncul sebagai vata, pitta dan kapha, dan dalam
bentuk yang lebih halus berupa prana, teja dan oja.
DAFTAR PUSTAKA
Anonimus. 2009. Hubungan Antara Yoga dan Ayurveda. Majalah Yoga Edisi 13.
Focus Production. Denpasar.
Anonimus. 2008. Makanan Vegetarian. Majalah Yoga Edisi 3. Focus
Production. Denpasar.
Govindan,M. 2001. Babaji. Protona Findo Universal. Jakarta.
Jendra,IW dan G Arsa Dana. 2007. Makanan Satwik dan Kesehatan. Paramita.
Surabaya.
Maswinara, IW. 2007. Awet Muda dan Pajang Umur dengan Ayurveda.
Paramita. Surabaya.
Nala,IGN. 1993. Usada Bali. Upada Sastra. Denpasar
Nala,IGN. 2001. Ayurveda, Ilmu Kedokteran Hindu. Upada Sastra.
Swami Maheshwarananda. 2001. Sai Baba dan Ashram Gufa Nara Narayana.
Protona Findo U.E. Jakarta.
Vasant Lad dan RE Svoboda. 2000. Ayurveda. Paramita. Surabaya.
Wardhana, M. 2005. Kehidupan dalam Konsep Veda, dan Relevansinya di
Bidang Kedokteran. Majalah Kedokteran Udayana. Unud.
Denpasar.
Penulis adalah dosen Unhi yang
sedang mengikuti S3, program
doctor pada Fakultas Kedokteran
Universitas Udayana Denpasar