Anda di halaman 1dari 18

AYURVEDA PENGETAHUAN KESEHATAN HINDU

Oleh : Ir. I G.A. Ari Agung, S.Ag, M.Kes


Dosen Fakultas Kesehatan Ayurveda Universitas Hindu Indonesia

Abstrak

Ayurveda , the science of life, prevention and longevity is the oldest and
most holistic medical system available on the planet today. It was placed in
written form over 5,000 years ago in India, it was said to be a world medicine
dealing with both body and the spirit.
Ayurveda has basic principles that called three doshas or primary forces
of prana or vata (air), agni or pitta (fire) and soma or kapha (water and earth).
One branch of Indian philosophy—Sankhya states that there are 24 elements, all
of which constitute the foundation of the gross world: earth, water, fire, air and
ether. These five elements in different combinations constitute the three body
types/doshas—vata dosha (air and ether), pitta dosha (fire) and kapha dosha
(earth and water). The panchamahabhut and the dosha theories are the guiding
factors of ayurveda as a therapeutic science.

Key Words : Ayurveda, vata, pitta dan kapha

Umat Hindu belum banyak yang mengetahui adanya warisan pengetahuan


kesehatan yang dikenal dengan Ayurveda. Ayurveda berasal dari kata
Sansekerta, yang diartikan sebagai pengetahuan panjang umur (Maswinara,
2007). Menurut Nala (1993) Ayurveda terdiri atas kata ayur atau ayus yang
berarti hidup, vitalitas, kesehatan atau usia lanjut, sedangkan Veda artinya ilmu
pengetahuan. Sehingga Ayurveda dapat diartikan sebagai ilmu pengetahuan
tentang upaya manusia agar dapat hidup sehat sampai usia lanjut. Kemudian
dipertegas oleh Jendra dan Arsa Dana (2007) bahwa Ayurveda tidak bisa
menerima perawatan kesehatan tanpa melibatkan spiritual. Dikatakan bahwa
perawatan kesehatan yang terbaik adalah disiplin spiritual, beristirahat dan diam,
mengatur pola makanan, melakukan olah raga yang sederhana (yoga asanas)
adalah obat.
Ayurveda adalah kitab suci Hindu yang memuat tentang berbagai macam
pengetahuan yang erat kaitannya dengan masalah pengobatan. Kitab ini telah
ditulis lebih dari 5000 tahun yang lalu di India dan ajarannya menyebar sampai
ke Indonesia, khususnya ke Bali, dimana sebagian besar penduduknya
beragama Hindu (Nala, 1993 dan Anonimus, 2009). Bila kita membaca lontar
usada yang ada di Bali isinya kebanyakan bersumber dari Kitab Ayurveda.
Kitab Ayurveda yang paling utama saat ini adalah Kitab Charaka dan
Susruta Sambita. Charaka diperkirakan sebagai tabib hidup pada tahun 30-110
Masehi. Beliau banyak menulis tentang ilmu pengobatan berdasarkan Kitab
Ayurveda, kemudian banyak diperbaharui oleh penulis Dridhabala. Sedangkan
kitab yang kedua, yakni kitab Susruta Samhita ditulis oleh Susruta. Menurut
Susruta, Dewa Indra menyerahkan Ayurveda kepada Dhavantari. Dan
kemudian diperbaharui oleh Nagarjuna. Tetapi menurut Charaka, Ayurveda
diturunkan oleh Dewa Indra kepada Bharadvaja. Dan Bharadvaja mengajarkan
isi kitab ini kepada Atreya Purnavasu, selanjutnya diturunkan kepada Agnivesa
untuk diberikan kepada Charaka. Karena itu Kitab Ayurveda Charaka sering
disebut kitab Agnivesatantra (Nala, 1993).
Bila seseorang dapat mencapai usia panjang, ini berarti seseorang telah
melangkah pada jalur keabadian. Sebagaimana yang dialami oleh seorang yogi
sidha, Babaji yang mengatasi kematian dimana tubuh beliau mengalami keadaan
immortal sebagaimana yang diungkapkan oleh Marshall Govindan, M.A dalam
bukunya , Babaji And The 18 Siddha Kriya Yoga Tradition (Govindan, 2001)
Dalam Veda ada doa yang sangat populer , sebagaimana yang dimuat
dalam Brhadaranyaka Upanisad b. III.28 (Swami Maheshwarananda, 2001)
sbb:
Om asato ma sad gamaya
Tamaso ma jyotir gamaya
Mrtyor mamrtan gamaya

Oh Tuhan, bimbinglah aku dari kegelapan menuju terang, bimbinglah aku dari
ketidakbenaran menuju kebenaran, dan bimbinglah aku dari kematian menuju
keabadian. Inilah tujuan dari Ayurveda, untuk mencapai usia panjang , dan
mencapai keabadian. Pada zaman dahulu , para Rsi yang ingin mengajarkan
Veda tidak serta merta memberikan pengetahuan Veda itu sendiri pada
siswanya. Sebelum siswanya diajarkan Veda, yang terpenting diajarkan terlebih
dahulu adalah pengetahuan kesehatan. Hal ini sangat penting diberikan pada
siswa agar para siswa terbebas dari penyakit. Dengan demikian diharapkan para
siswa dapat mempelajari Veda dengan baik, dan dapat menyerap Veda dengan
pikiran sehat dan benar. Veda telah menganjurkan pada umat manusia untuk
menempuh pola – pola hidup sederhana dalam berbagai kehidupan , termasuk
aspek kesehatan.
Walaupun tidak semua orang ingin mencapai umur panjang dan keabadian,
tapi keadaan tubuh ini tidak bisa menghindari kondisi yang kadang datangnya
berubah – ubah. Umumnya setiap orang pasti akan dihadapkan pada penyakit,
dan setiap orang pernah mengalami penyakit sekali waktu dalam mengarungi
hidup ini. Itulah sebabnya para Rsi di zaman dahulu memberikan warisan
pengetahuan untuk memelihara kesehatan agar panjang umur, dengan terapi
yang bisa disesuaikan dengan kondisi tiap orang yang dimulai dari yoga
ayurveda, tantra dan aghora.
Kehidupan ini memiliki kesatuan raga, pikiran dan jiwa. Bila salah satu dari
tiga unsur ini tidak ada, maka kehidupan itu tidak dapat diwujudkan. Pengobatan
ini biasanya menyangkut salah satu asfek dari ketiganya, dan kadang penyakit
itu hanya tercermin dari salah satu aspek saja. Ayurveda adalah bagian dari seni
penyembuhan yang lebih condong dan mengkhusus untuk penyembuhan
seseorang dengan mengamati pikiran dan rohani seseorang dari sudut keadaan
lahiriah , fisik atau raganya. Sedangkan yoga lebih condong pada jiwa sebagai
pusat penyembuhan penyakit, dan aghora lebih condong menggunakan pikiran
sebagai terapi penyembuhan. Dalam prakteknya pengetahuan itu sebetulnya
satu, dan tidak berdiri sendiri. Ini sangat tergantung pada kemampuan atau
keakhlian yang dimiliki sebagai seorang penyembuh. Untuk membantu
masyarakat luas dalam memelihara kesehatannya, para rsi membuat kumpulan
pengetahuan yang sistematis , yang salah satu dasarnya utamanya adalah
hubungan antara makrokosmos , alam semesta dengan mikrokosmos, tubuh
atau raga ini. Bahwasanya apapun yang ada pada alam semesta, jagad raya
( makrokosmos ) ini, akan ada juga pada tubuh , raga ( mikrokosmos ) ini.
Karena itu semua kekuatan alam dan obyek – obyeknya, seperti matahari,
bulan , bintang, planet – planet, hujan, angin, api, bumi dan angkasa sebetulnya
juga hadir dalam badan kita. Dasar kedua, para rsi menggunakan pengetahuan
tiga azas yang dikenal dengan tri dosa, yaitu angin, api dan air yang selanjutnya
dikenal sebagai vata, pitta, dan kapha. Tiga azas inilah yang dikembangkan
untuk penyembuhan sesuai hukum alam, dan hubungan antara manusia dan
alam ( kosmos ). Konsep ini adalah bentuk kesucian dari warisan pengetahuan
Ayurveda, dimana kesadaran akan saling berhubungan dengan azas – azas
universal.
Alam semesta memiliki kecendrungan yang disebut triguna, yaitu
keseimbangan (sattva ), energik cenderung bergerak (rajas), dan malas (tamas)
atau inertia. Bila seseorang selalu energik, dan punya kecendrungan aktif terus
menerus dalam tingkatan fisik, dan ini dipengaruhi oleh unsur vata. Bila terjadi
keseimbangan pada diri ini, maka faktor yang paling berpengaruh adalah pitta.
Demikian juga , bila seseorang dipengaruhi oleh kapha, maka seseorang akan
cenderung malas ( inertia ). Kecendrungan tiga azas inilah yang mengendalikan
kesehatan pikiran seseorang, yaitu analog dengan vata, pitta, dan kaphanya
badan.
Pikiran seseorang disebut sehat, bila dipenuhi oleh unsur sattva, sehingga
terjadi keseimbangan mental. Sebaliknya pikiran dikatakan sakit, bila dipenuhi
oleh unsur rajas atau tamas. Pada tubuh , vata inilah yang mewakili semua
kekuatan yang menyebabkan badan bergerak . Vata ini secara umum terkumpul
pada paru – paru, jantung, usus, tulang persendian, alat kelamin dan sistem
syaraf. Azas badan pitta, berkaitan dengan panas terpusat pada cairan
pencernaan, mata, hati, empedu, kulit halus, dan otak. Sedangkan azas dingin,
kapha mencerminkan cairan – cairan pada sistem syaraf, otak, tulang belakang,
lendir, usus, air liur dan pelumas yang lain. Tiga azas ini, pada pada alam,
maupun pada tubuh tidaklah tetap sehingga kondisinya mudah berubah – ubah
sesuai kondisi yang dialaminya. Karena itu tridosa ( vata, pitta, dan kapha ) akan
bergerak terus menerus sehingga akan dapat dirasakan pada denyut nadi. Bila
unsur – unsur tersebut tidak seimbang, maka keadaan itu bisa dideteksi melalui
denyut nadi. Keadaan organisme tubuh bisa diketahui dari iramanya,
kepenuhannya, intensitasnya, dan Ayurveda bisa membedakan hingga 108 pola
denyut yang berbeda , yang dibentuk oleh permutasi dari irama tridosa.

Pengaruh Makanan Terhadap Kesehatan


Bahwa vata, pitta, dan kapha ini berubah kapasitasnya karena dipengaruhi
oleh berbagai hal seperti waktu ( pagi, siang, malam ), musim ( panas, hujan,
semi, gugur ), umur ( anak – anak, remaja, dewasa, tua ), pengaruh planet,
pengaruh rutinitas yang dapat mempengaruhi alamiah badan , dan yang paling
banyak berpengaruh adalah jenis makanan yang dimakan seseorang. Makanan
dapat berfungsi sebagai obat, dan sebaliknya obatpun bisa berfungsi sebagai
makanan. Makanan yang dimakan dengan aturan yang tepat akan membuat
badan terpelihara kesehatannya, sebaliknya makanan yang memiliki gizi
sehatpun akan bisa menjadi penyakit manakala seseorang memakannya tanpa
aturan yang tepat. Karena itu, makanan dalam konsep Ayurveda menjadi
perhatian penting untuk memelihara kesehatan. Dalam Ayurveda disajikan
penolakan atas penyantapan yang teratur atas daging, karena daging banyak
mengandung vata. Dengan memilih makanan yang sehat dan tepat, akan
membantu pula keadaan mental seseorang. Jenis makanan yang mempengaruhi
pikiran sangat tergantung dari jumlah nisbi dari triguna ( sattva, rajas, dan
tamas ) di dalam makanan itu. Susu dan produk susu, nasi, gandum, kacang
mung, dan sebagian besar buah adalah contoh makanan yang umumnya
membuat tenang pikiran yang seimbang, kecuali seseorang mengalami alergi
dari makanan tadi. Garam, rempah, makanan asam, daging, ikan, bawang putih,
bawang merah, dan sebagian besar kacang – kacangan merangsang pikiran.
Makanan yang berat, kaku dan sulit dicerna serta beracun menyebabkan
kemalasan mental dan membuat pikiran berkabut. Memakan makanan daging
yang beracun akan jauh lebih buruk dari makanan vegetarian yang beracun.
Karena makanan begitu penting bagi kesehatan tubuh, maka juru masakpun
harus memegang peranan penting dalam hal menyediakan makanan ini.
Makanan yang dipersiapkan dengan kasih sayang, tulus selalu bermanfaat
terhadap raga dan pikiran jika dibandingkan dengan maknan yang dipersiapkan
secara komersial, atau yang dipersiapkan seseorang yang masa bodoh, tegang,
sedih ataupun marah.. Kesehatan makanan juga dipengaruhi oleh unsur
ritualnya, dan bagaimana makanan itu dimasak, apakah yang memasak itu
marah – marah, atau hanya ada untung didalam pikirannya, atau pemasaknya
sedang sedih, dan semua kondisi itu akan berpengaruh pada kesehatan badan
yang memakannya. Untuk menjaga keseimbangan tridosa tersebut , ada
beberapa aturan yang mestinya dipertimbangkan dalam hal makanan sebagai
berikut :
1. Sebelum makan seseorang mestinya mandi terlebih dahulu, dan paling
tidak mencuci muka, tangan dan kaki.
2. Posisi makan harus diusahakan duduk, dan diupayakan menghadap ke
Timur kalau memungkinkan.Hal ini untuk menyesuaikan badan dengan
medan magnet bumi dan gaya berat matahari ( karena Sang Surya adalah
api yang dapat mempengaruhi pencernaan ).
3. Hindari makanan restaurant, catering, dan fast food, dan mereka yang
sering mendapat tugas masak haruslah berupaya berdoa dengan ketulusan
hati sebelum memasak agar makanan yang dihidangkan memiliki
kesehatan yang baik.
4. Pada saat makanan sudah siap dimakan, berdoalah pada alam, ucapkan
terima kasih pada dewata mana saja yang anda puja atau sembah.
5. Janganlah makan sampai kenyang, ini juga akan bisa menyebabkan salah
satu unsur tridosa terganggu.
6. Wanita haid sebaiknya jangan memasak, sebab biasanya wanita yang
mengalami haid akan memiliki perubahan keseimbangan mental akibat
adanya perubahan hormon. Jika kondisi ini terjadi wanita yang sedang haid
harus menyadarinya dan berhati – hati membuat masakan.
7. Menghindari makan daging. Walaupun ayurveda menganjurkan makan
daging pada keadaan kondisi gawat, ada beberapa sebab mengapa daging
itu seharusnya dihindari :
a. Daging sangat berat untuk mencernanya
b. Daging hanya membantu kecepatan daripada ketahanan ( lihat
harimau yang makan daging dibandingkan gajah yang makan
tumbuhan ).
c. Daging lebih banyak mengandung antibiotic, dan lebih cepat rusak
dibandingkan bahan makanan lain.
d. Kondisi binatang yang ketakutan pada saat disembelih, akan
menyebabkan struktur dagingnya tercemari sehingga yang
memakannya akan terpengaruh juga.
e. Memakan daging juga terjadi penimbunan lemak
f. Ayurveda percaya dengan hukum karma, hukum sebab akibat, dimana
makanan yang dikumpulkan dengan kekerasan akan menambah
kekerasan dalam hidup.

Menurut Nala (2001) makanan bagi manusia merupakan sumber untuk


pertumbuhan, perkembangan, perkembangbiakan, pergantian jaringan yang
rusak, tenaga untuk bergerak dan banyak lagi manfaatnya bagi badan fisik (raga
sarira) maupun badan mental (suksma sarira). Oleh sebab itu untuk hidupnya
manusia perlu mengkonsumsi makanan yang memenuhi berbagai persyaratan
yang sesuai dengan tujuan penggunaannya. Diantaranya Rtu atau musim,
besar pengaruhnya terhadap makanan apa yang cocok untuk dikonsumsi pada
saat itu. Pada musim panas, dengan suhu udara tinggi, unsur pitta yang
didominasi di dalam tubuh. Dianjurkan untuk tidak tidak mengkonsumsi
makanan yang panas, pedas dan berbumbu rempah-rempah, karena akan
meningkatkan unsur tri dosha pitta. Bila disertai dengan angin yang kencang
dan kering, maka unsur vatta yang dominant di dalam tubuh. Hindari makan
buah kering, daging, dan ikan yang dapat meningkatkan unsur tri dosha vatta.
Pada musim hujan, unsur kapha yang dominant di dalam tubuh. Hindari
mengkonsumsi makanan dingin, sebab akan meningkatkan unsur kapha. Itulah
sebagai contoh, bahwa musim perlu juga diperhitungkan makanan apa yang
harus dikonsumsi agar sesuai dengan musim yang dihadapi, dengan tujuan
supaya tidak menimbulkan gangguan pada kesehatan.
Selain makanan (perthivi) dan minuman (apah), unsur Panca Mahabhuta
lainnya perlu juga diperhatikan. Setelah mengkonsumsi unsur perthivi
(makanan padat) dan meminum air (apah) sebagai menu utama, menghirup
udara segar (vayu), mendapat sinar matahari yang cukup (teja) dan akasa
(ether, rongga, ruang) yang memadai, merupakan ahara juga yang amat
dibutuhkan untuk meningkatkan derajat kesehatan tubuh manusia.

Pengobatan Ayurveda

Paradigma konsep sehat menurut WHO sejak 1984 sudah ditambah

dengan aspek spiritual, yang oleh American Psychiatric Association (APA)

dikenal dengan rumusan Biopsychosocial – Spiritual Model (Anonimus, 2000 dan

Despres et al, 2001 dalam Wardhana, 2004). Dengan demikian konsep sehat

tersebut telah mencakup semua komponen manusia secara holistik. Hal ini

sesuai dengan konsep Ayurveda, disebutkan bahwa dalam menghadapi badan

dalam hubungannya dengan jiwa, keseluruhannya adalah pendekatan yang

bersifat holistik terhadap hidup (Vasant Lad, 2000).

Vasant Lad (2000) menegaskan bahwa “Ayurveda” sering diterjemahkan

sebagai “pengetahuan tentang hidup”. Dan terjemahan yang lebih tepat adalah

“pengetahuan tentang panjang umur”. “Ayurveda” adalah pengetahuan holistic

tertinggi sebab di dalamnya dicoba untuk diperhitungkan semua kekuatan alam

yang berpengaruh kepada umat manusia. Pengobatan terhadap penyakit panca

maha butha harus dilihat dari penyebabnya. Sebab dan akibat bukan suatu

dialektika melainkan sesuatu yang terus menerus, sesuai dengan aksioma-

aksioma berikut :
Hukum makrokosmos dan mikrokosmos, panca tanmatra, vata, pitta dan kapha

sebagai azas yang mengatur keberadaan lahiriah. Apapun yang mempengaruhi

raga akan mempengaruhi pikiran juga. Makanan adalah obat, obat adalah

makanan.

Sebagaimana disebutkan dalam “Ayurveda” bahwa sakit adalah tiada

harmoninya pada perseorangan dalam hubungannya dengan lingkungan luarnya

dan obat adalah alat untuk mengembalikan harmoni ini. Penyakit adalah

tiadanya keseimbangan vata (angin), pitta (api) dan kapha (air) atau pada pikiran

tiadanya keseimbangan dari tiga kecenderungan semesta, memahaminya

adalah melalui diagnose, melalui metode pemeriksaan denyut nadi, dan

pengobatan adalah pengembaliannya kepada keadaan normal, dengan

berimbangnya vata, pitta dan kapha.

Dari laporan data demografi penduduk internasional yang dikeluarkan oleh

Bereau of the Census USA (1993), dilaporkan bahwa Indonesia pada tahun

1990-2025 akan mempunyai kenaikan jumlah lanjut usia sebesar 414%, suatu

angka paling tinggi di seluruh dunia (Kinsella dan Taeuber, 1993)

Menurut Constantinides (1994), menua adalah suatu proses

menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki

diri atau mengganti diri dan mempertahankan struktur dan fungsi normalnya

sehingga tidak dapat bertahan terhadap jejas (termasuk infeksi) dan

memperbaiki kerusakan yang diderita. Sehingga manusia secara progresif akan

menyebabkan kerusakan metabolik dan struktural sehingga terjadi penyakit

degeneratif (seperti aterosklerosis, diabetes mellitus, hipertensi dan kanker).


Penyakit timbul karena adanya sebab dan akibat, yang merupakan hukum

aksi reaksi. Tindakan apapun yang kita lakukan, sudah pasti akan menimbulkan

reaksi pada organisme kita. Tindakan – tindakan yang tidak sehat akan

menyebabkan hilangnya keseimbangan pada azas tridosa ( vata , pitta, dan

kapha ). Karena itu pengobatan yang dilakukan dalam konsep ayurveda adalah

menyeimbangkan kembali unsur tridosa ini. Bila tridosa ( vata, pitta dan kapha )

ini seimbang maka disebut tridhatu. Dengan menyeimbangkan unsur tridosa ini,

maka penyakit tidak dapat berkembang biak. Sebagai contoh, bila seseorang

mengalami sakit encok karena tercemarnya unsur vata yang disebabkan oleh

seringnya seseorang melakukan hubungan badan ( sex ), maka cara yang

ditempuh untuk mengobatinya adalah mengurangi gairah birahinya. Dari sisi

makanan juga sangat perlu diketahui sifat makanan itu sendiri. Apakah ia asam,

asin, manis ataukah pahit. Beberapa contoh makanan yang berakibat

terganggunya vata, pitta dan kapha antara lain :

1. Jika seseorang yang kondisinya adalah pitta, dan memakan pisang secara

teratur, maka dia akan terganggu karena terjadi penambahan pitta. Tetapi

bila dimakan sekali – sekali saja tidak apa, sebab pisang ini dasarnya

manis, dan manis itu dapat mengendalikan pitta.

2. Memakan delima, dimana delima ada dua jenis ( yang manis dan yang

asam ). Yang asam akan mengganggu pitta, sedangkan yang manis dapat

mengendalikan semua dosa, tetapi bisa mengganggu vata secara ringan,

dan bila dimakan secara teratur akan menyebabkan sembelit.


3. Pepaya maupun nanas adalah basah dan manis, tidak baik untuk kapha.

Tetapi karena memiliki enzim pencernaan , maka kalau dimakan dalam

jumlah kecil akan dapat mengurangi kapha

4. Seledri bersifat diuretic, menambah aliran air seni dan dingin, dan ini tidak

baik untuk vata. Tetapi karena kandungan mineralnya, bisa mengurangi

vata kalau disantap dalam bentuk juice dan dalam bentuk kombinasi.

5. Putih telor adalah dingin dan mengurangi pitta, sedangkan kuning telor
panas dan menambah pitta. Karena itu kondisi telor ini tergantung cara
menghidangkannya. Misalnya , putih telor mentah lebih panas sifatnya
dibandingkan kalau dimasak. Telor rebus lebih dingin dari telor goreng
karena dimasak pada temperatur yang lebih rendah, dan memiliki lemak
yang juga lebih sedikit. Demikian juga makanan – makanan lain juga harus
diperhatikan kandungan vata, pitta , dan kaphanya agar kita dapat
memelihara kesehatan itu sendiri.

Pembersihan( purifikasi ) Penyakit


Bila suatu penyakit tidak dapat berbuat apa lagi pada sang pasien , maka
penyakit yang tidak berdaya itu harus dibuang dengan purifikasi. Proses
purifikasi secara bersama – sama disebut pancakarma yaitu :
1. Emesi , membuat pasien muntah
2. Purgasi ( purgation ) , pengosongan perut dengan urus – urus
3. Enema, memasukan cairan melalui dubur untuk membersihkan perut,.
4. Phlebotomy , mengeluarkan darah dari salurannya.
5. Pengobatan melalui hidung.

Dari semua ini, enema khusus dilakukan untuk vata, purgasi untuk pitta, dan
emesis untuk kapha. Proses purifikasi harus dibawah pengawasan orang yang
akhli untuk itu agar terhindar dari munculnya benih penyakit baru.
Ayurveda Bukan Semata Pengobatan Jamu
Dalam proses pengobatan Ayurveda , obatan – obatan yang paling banyak
digunakan adalah obat yang berasal dari ramuan seperti jamu. Karena itu
banyak orang mengatakan bahwa Ayurveda adalah pengobatan dengan sarana
jamu . Sebenarnya ayurveda bukanlah pengobatan sekedar jamu. Walaupun
naskah ayurveda mengulas sifat dan manfaat dari ratusan pohon jamu dan
menjelaskan secara terprinci cara – cara penyimpanannya, pengawetannya,
persiapan dan kegunaannya. Tanah dan iklim ikut berpengaruh terhadap
manfaat dari tumbuhan, karena itu tumbuhan yang sama akan memberi manfaat
yang berbeda manakala tumbuhan itu tumbuh pada tanah dan iklim yang
berbeda. Ayurveda memiliki delapan pengobatan yang dikenal dengan delapan
kaki antara lain :
1. Pengobatan internal
2. Bedah
3. Mata, telinga, hidung dan tenggorokan
4. Kebidanan termasuk penyakit anak
5. Ilmu racun
6. Paralel dengan pengobatan modern
Sedangkan pengobatan yang berkaitan dengan psikologi Ayurveda adalah
bagian yang lebih luas dari apa yang disebut dengan Demonology, yaitu
pengobatan bagi mereka yang kerasukan. Yang terakhir ini sebetulnya sudah
termasuk dalam Tantra. Tetapi karena ayurveda dan tantra sumbernya sama
( hanya berbeda dalam penekanannya saja ) sehingga beberapa keterangan
yang terkait dengan Demonology juga dimasukkan dalam Ayurveda. Dari
delapan kaki ini, dua kaki terakhir tidak memiliki kesamaan dengan pengobatan
modern, baik dalam rasayana , pemudaan ( rejuvenation ) maupun yang
berhubungan dengan pemeliharaan dan nutrisi dari jaringan – jaringan yang
membentuk seluruh badan.
Dasar Pengobatan Ayurveda
Sebenarnya Ayurveda dan Tantra berasal dari kitab suci yang sama yaitu
Atharvaveda. Penekanan Ayurveda terletak pada penekanan astrologi, prana
dan penggunaan logam dalam pengobatannya mempunyai akar dalam Tantra.
Kemudian Ayurveda mengumpulkan berbagai tanaman yang akan digunakan
untuk pengobatan fisik, sedangkan Tantra menggunakan metode pengumpulan
dan ritual yang sama untuk memperoleh tanaman untuk tujuan – tujuan alkustik.
Akibat pengaruh tantra tersebut, ayurveda mengajarkan konsep bahwasanya
madu bisa menjadi racun, dan sebaliknya racun bisa berubah menjadi madu. Ini
sangat tergantung dari keterampilan yang dimiliki seseorang . Kekuatan yang
tersembunyi dari racun ini, membuatnya menjadi bahan obat yang bagus apabila
dipersiapkan dengan benar. Sebagai contoh, bahwa tembakau digunakan pada
zaman ini hanya dirasakan efek sampingnya. Sedangkan dalam konsep tantra
dan Ayurveda , tembakau itu bisa digunakan sebagai obat yang baik.
Pengobatan modern sebenarnya sudah diketahui sejak lama, seperti
pengobatan internis, bedah, mata – telinga – hidung, tenggorokan, ilmu
kebidanan dan anak – anak, ilmu racun ( toxicology ), ilmu jiwa ( psychology ) ,
peremajaan ( rejuvenation ), membuat bergairah kembali ( virilization ). Hal ini
bisa kita ketahui, bahwa Caraka adalah ahlinya dalam pengobatan internis
menurut konsep ayurveda ( treatise ayurveda ), Sushruta adalah penulis
masalah ilmu bedah yang paling baik, dan Vagbhata dianggap sebagai empu
dari sutra mengenai pengetahuan umum atas semua segi dari ayurveda.
Ayurveda merupakan falsafah Samkya, demikian tersirat dalam Ayurveda, The
Science of Self Healing .
Lebih jauh Ayurveda menjabarkan dasar – dasar hukumnya agar lebih
mudah dipahami sebagai berikut :
1. Segala sesuatu yang berada pada jagat luar ini, mempunyai kesamaan (
counterpart) pada dunia yang ada di dalam , yaitu komplek raga – pikiran ,
jiwa, panca maha bhuta dan panca tan matra ( makrokosmos dan
mikrokosmos )
2. Api , angin dan air adalah tiga azas yang paling penting dari hidup, yang
dalam tubuh akan muncul sebagai vata, pitta dan kapha, dan dalam bentuk
yang lebih halus berupa prana, teja dan oja.
3. Menganut konsep gema ( like increase like, by the principle of resonance ),
dimana dalam keadaan tertentu yang sama akan menyembuhkan yang
sama, dan pada keadaan lain, yang sama akan menyebabkan yang sama.
4. Makanan adalah obat, dan obat adalah makanan. Makanan adalah apa
yang dicerna, dan obat adalah sesuatu yang membantu untuk mencerna.
5. Apapun yang mempengaruhi raga, juga akan mempengaruhi pikiran dan
sebaliknya.

Hubungan Antara Yoga dan Ayurveda


Konsep Yoga dan Ayurveda telah dikenal sampai sekarang. Semakin
manusia modern semakin ia memerlukan konsep-tradisional seperti Yoga dan
Ayurveda. Para Yogi memperkenalkan konsep yoga serta Ayurveda bukan untuk
satu zaman tertentu melainkan sepanjang zaman. Konsep kesehatan secara
filsafat tidak begitu berbeda dengan yoga. Yoga membuat manusia hidup secara
alamiah yang lebih menekankan dan mengobati jiwa, pikiran melalui konsentrasi
pada pernafasan dan memakan makanan yang cocok dan sehat untuk tubuh kita
(Anonimus, 2009).
Dua konsep ini tidak bisa dipisahkan, karena siapapun yang ingin belajar
yoga semakin lama ia memerlukan resep-resep Ayurveda untuk makan dan
pengobatan alami. Demikian juga seorang yang sudah menerapkan konsep
Ayurveda dalam hidupnya, ia juga memerlukan yoga terutama untuk
menenangkan pikiran, jiwa dan pernafasan.
Ayurveda terdiri dari tiga unsur yaitu angin, api dan air. Dan badan
manusia terbentuk dari tiga unsur tersebut. Setiap manusia memiliki salah satu
unsure yang paling dominant, sedangkan yang lain tidak begitu. Seperti contoh,
umumnya orang yang berbadan kurus, dominant memiliki unsur angin.
Sedangkan bila bentuk badan bagus, dominant adalah unsure api. Dan bila
badan besar atau gemuk dominant mempunyai unsure air (Anonimus, 2009).
Semua jenis ramuan-ramuan Ayurveda tidak ada efek sampingnya,
kecuali ada alergi dengan salah satu buah atau bijia-bijian. Akan tetapi
pengobatan dengan Ayurveda selalu dicampur dengan salah satu unsu yg lain
dan tidak perlu khawatir karena tidak berbahaya. Penyembuhan penyakit-
penyakit dengan konsep yoga maupun Ayurveda sangat alami dan perlahan-
lahan bekerjanya. Bila dilakukan dalam tiga bulan, seseorang bisa merasakan
manfaatnya yang luar biasa dari Yogs mapun Ayurveda. Pengobatan Ayurveda
ini juga bisa diikutsertakan bahkan bisa berjalan beriringan dengan resep-resep
modern dan bahan kimia yang tidak ada efek sampingnya (Anonimus, 2009).

Ayurveda, Pengetahuan Awet Muda dan panjang Umur


Kitab-kitab Veda menyatakan bahwa jangka kehidupan manusia dapat
menjadi 116 tahun, dengan sehat dan bahagia. Penuaan dini dan tahap
kulminasinya, kepikunan dan juga penyakit-penyakit seperti kanker, pembuluh
darah, rematik dan penyakit pencernaan serta sistem syaraf (Maswinara, 2007),
disebabkan oleh :
1. Stress dan pandangan hidup yang salah
2. Merokok, minum-minuman keras dan pemakaian obat terlarang.
3. Kelebihan makan
4. Menyantap daging, lemak hewani, ikan, makanan olahan dan makanan
yang dimasak.
5. Gula poles, roti tawar, macaroni, spaghetti, beras putih dan terlalu
banyak hasil padi-padian
6. Lemak tengik dan minyak goreng yang telah dipakai menggoreng
berulang kali.
7. Terlalu sedikit menyantap buah-buahan, sayuran dan kacang-kacangan.
8. Terlalu sedikit menyerap antioksidan (vitamin C, E, dan mineral selenium,
seng
9. Kemunduran dini dari sistem pencernaan, sistem syaraf, sistem endokrine
dan sistem kekebalan. Akibat timbunan limbah jasmaniah dalam sel-sel
tubuh, khususnya dalam sel-sel sistem syaraf, otot jantung, hati dan kulit.
Fungsi paling penting dari sistem kekebalan adalah untuk mengendalikan
pertumbuhan dan perbaikan seluruh jaringan tubuh. Fungsi kedua adalah
bertahan terhadap mikroorganisme, seperti bakteri, jamur, virus, racun dan sel-
sel kanker. Dalam kaitan dengan penuaan, organ kunci adalah hipotalamus,
kelenjar adrenal, kelenjar tiroid, kelenjar timus, hati. Stress membawa pada
pengkerutan kelenjar-kelenjar tersebut di atas. Untuk mencegah terjadinya
penuaan dini memerlukan system kekebalan tubuh yang kuat dan sehat.
Pemikiran positif, perasaan dan emosi, vitamin A, β – karotene, B-kompleks, C,
D, dan E, asam linolenat, asam linoeat dan mineral seperti magnesium, besi,
seng, selenium, mangan, kromium dan iodine yang memperkuat sistem
kekebalan tubuh.
Dengan makan makanan vegetarian organic, membuat badan semakin
sehat dan pikiran menjadi lebih tenang, menumbuhkan rasa cinta kasih dalam
diri, dan menyayangi semua makhluk.

Kesimpulan
1. Ayurveda berasal dari kata Sansekerta yang diartikan sebagai
pengetahuan panjang umur. Bila seseorang dapat mencapai usia
panjang, ini berarti seseorang telah melangkah pada jalur keabadian.
2. Ayurveda adalah bagian dari seni penyembuhan yang lebih condong dan
mengkhusus untuk penyembuhan seseorang dengan mengamati pikiran
dan rohani seseorang dari sudut keadaan lahiriah , fisik atau raganya.
3. Konsep tri dosa, yaitu angin, api dan air yang selanjutnya dikenal sebagai
vata, pitta, dan kapha. Tiga azas inilah yang dikembangkan untuk
penyembuhan sesuai hukum alam, dan hubungan antara manusia dan
alam ( kosmos ). Pengetahuan tiga azas ini adalah bentuk kesucian dari
warisan pengetahuan Ayurveda, dimana kesadaran akan saling
berhubungan dengan azas – azas universal.
4. Penyakit adalah tiadanya keseimbangan vata (angin), pitta (api) dan

kapha (air) atau pada pikiran tiadanya keseimbangan dari tiga


kecenderungan semesta, memahaminya adalah melalui diagnose,

melalui metode pemeriksaan denyut nadi, dan pengobatan adalah

pengembaliannya kepada keadaan normal, dengan berimbangnya vata,

pitta dan kapha.

5. Api , angin dan air adalah tiga azas yang paling penting dari hidup, yang
dalam tubuh akan muncul sebagai vata, pitta dan kapha, dan dalam
bentuk yang lebih halus berupa prana, teja dan oja.

DAFTAR PUSTAKA
Anonimus. 2009. Hubungan Antara Yoga dan Ayurveda. Majalah Yoga Edisi 13.
Focus Production. Denpasar.
Anonimus. 2008. Makanan Vegetarian. Majalah Yoga Edisi 3. Focus
Production. Denpasar.
Govindan,M. 2001. Babaji. Protona Findo Universal. Jakarta.
Jendra,IW dan G Arsa Dana. 2007. Makanan Satwik dan Kesehatan. Paramita.
Surabaya.
Maswinara, IW. 2007. Awet Muda dan Pajang Umur dengan Ayurveda.
Paramita. Surabaya.
Nala,IGN. 1993. Usada Bali. Upada Sastra. Denpasar
Nala,IGN. 2001. Ayurveda, Ilmu Kedokteran Hindu. Upada Sastra.
Swami Maheshwarananda. 2001. Sai Baba dan Ashram Gufa Nara Narayana.
Protona Findo U.E. Jakarta.
Vasant Lad dan RE Svoboda. 2000. Ayurveda. Paramita. Surabaya.
Wardhana, M. 2005. Kehidupan dalam Konsep Veda, dan Relevansinya di
Bidang Kedokteran. Majalah Kedokteran Udayana. Unud.
Denpasar.
Penulis adalah dosen Unhi yang
sedang mengikuti S3, program
doctor pada Fakultas Kedokteran
Universitas Udayana Denpasar

Anda mungkin juga menyukai