Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN PENDAHULUAN STUDIO

KAJIAN STUDI KAPASITAS WILAYAH DALAM MENGATASI PERENCANAAN


PERMASALAHAN DISPARITAS PEMBANGUNAN ANTAR WILAYAH
WILAYAH KOTA BUKITTINGGI 2019

3.1 Analisis Kesiapan Sistem dalam Pengembangan SDM


Berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)
Kota Bukit tinggi tahun 2005-2025 Sarana pendidikan merupakan sarana
penting untuk mendukung kemajuan suatu kota. Salah satu keberhasilan
pembangunan di suatu daerah adalah apabila didukung oleh sumber daya
manusia yang berkualitas melalui jalur pendidikan. Pemerintah berupaya
untuk menghasilkan dan meningkatkan sumber daya manusia yang
berkualitas. Ketersediaan fasilitas pendidikan baik sarana maupun prasarana
akan sangat berpengaruh dalam meningkatkan mutu pendidikan. Strategi
dalam bidang pendidikan yakni peningkatan kualitas penyelenggaraan
pendidikan secara merata. Selain itu, upaya meningkatkan kesadaran
masyarakat tentang harapan lama sekolah dan kesadaran akan pentingnya
informasi dan ilmu pengetahuan harus terus digalakkan. Kesadaran akan
pentingnya pendidikan berimbas pada peningkatan rata-rata lama sekolah
masyarakat sehingga kualitas SDM secara otomatis akan membaik. Dalam
keterkaitan pembangunan, meningkatnya prioritas pendidikan yakni
harapan lama sekolah dan rata-rata lama sekolah akan medorong
peningkatan IPM Kota Bukit Tinggi.
Analisis kesiapan pendidikan dalam pengembangan SDM di Kota Bukit
Tinngi antara lain dengan mengidentifikasi sejauh mana kebijakan pengembangan
sistem pendidikan yang ada dalam meningkatkan daya saing SDM di Kota Bukit
Tinggi, melalui identifikasi pemerataan, mutu, efisiensi serta relevansi pendidikan
sebagai berikut :
3.2 Analisis Pemerataan Pendidikan
Sarana pendidikan merupakan /salah satu fasilitas penunjang dalam
kegiatan belajar mengajar di Kota Bukit Tinggi. Sarana pendidikan ini menjadi
sangat penting diperhatikan karena merupakan faktor penting dalam
mengembangkan SDM di Kota Bukit Tinggi. Jenis sarana pendidikan yang terdapat
di masing-masing Kecamatan yang ada di Kota Bukit Tinggi yaitu TK, SD, SMP,
SMA, dan SMK.

PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
Hal
UNIVERSITAS ISLAM RIAU I-1
LAPORAN PENDAHULUAN STUDIO
KAJIAN STUDI KAPASITAS WILAYAH DALAM MENGATASI PERENCANAAN
PERMASALAHAN DISPARITAS PEMBANGUNAN ANTAR WILAYAH
WILAYAH KOTA BUKITTINGGI 2019

Untuk mengukur tingkat pelayanan eksisting sarana pendidikan, dalam


analisis ini acuan yang digunakan adalah SNI 03-1733-2004 tentang Tata Cara
Perencanaan Kawasan Perumahan di Perkotaan. Standar pelayanan minimal sarana
pendidikan sesuai dengan acuan ini adalah sebagai berikut :
 Taman Kanak-Kanak, standard jumlah penduduk pendukung yang
ditetapkan adalah 1.250 jiwa/unit dengan luas lahan adalah 216 m2/unit.
 Sekolah Dasar, standard jumlah penduduk pendukung yang ditetapkan
adalah 1.600 jiwa/unit dengan luas lahan adalah 633 m2/unit.
 SLTP, standard jumlah penduduk pendukung yang ditetapkan adalah 4.800
jiwa/unit dengan luas lahan adalah 2.282 m2/unit.
 SLTA, standard jumlah penduduk pendukung yang ditetapkan adalah 4.800
jiwa/unit dengan luas lahan adalah 3.835 m2/unit.
Dari perhitungan berdasarkan SNI tersebut, tingkat pelayanan sarana dan
prasarana pendidikan dapat dilihat Berikut tabel 5.3 tentang Tingkat Pelayanan
Sarana Pendidikan di Wilayah Kota Bukittinggi Tahun 2018 dan peta di bawah ini.
Tabel 5.6 Tingkat Pelayanan Sarana Pendidikan Di Wilayah Kota
Bukittinggi Tahun 2018
Jenis Sekolah
Kecamatan Ket Interval
TK SD SMP SMA
0,41 0,72 0,99 0,69 tinggi 2,8-3,6
Guguk Panjang
Mandiangin Koto 0,41 0,72 0,30 0,20 rendah 1-1,8
Selayan
Aur Birugo Tigo 0,55 0,76 0,33 0,49 sedang 1,9-2,7
Baleh
Sumber: Hasil Analisis, 2019

Dengan acuan SNI 03-1733-2004 tentang Tata Cara Perencanaan


Perumahan, maka kebutuhan akan sarana pendidikan di masa yang akan datang
(sampai 20 tahun ke depan) dapat diproyeksikan. Hasil proyeksi sarana pendidikan
pada akhir tahun perencanaan (2038). Dari tabel 3.28 diatas maka dapat dilakukan
analisis pemerataan pendidikan di Kota Bukit Tinggi. Berikut Tabel 3.29 hasil
analisis sarana pendidikan :

PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
Hal
UNIVERSITAS ISLAM RIAU I-2
LAPORAN PENDAHULUAN STUDIO
KAJIAN STUDI KAPASITAS WILAYAH DALAM MENGATASI PERENCANAAN
PERMASALAHAN DISPARITAS PEMBANGUNAN ANTAR WILAYAH
WILAYAH KOTA BUKITTINGGI 2019

Tabel 3. 1 Hasil Analisis Sarana Pendidikan di Kota Padang tahun 2018


Jenis Sekolah
TK SD SMP SMA
Kecamatan Su De De Su De De Su De De Su De De
ppl man fisi ppl man fisi ppl man fisi ppl man fisi
y d t y d t y d t y d t
Guguk
16 62 46 22 49 27 10 16 6 7 16 9
Panjang
Mandiangin
16 35 19 22 27 5 3 9 6 2 9 7
Koto Selayan
Aur Birugo
13 39 26 14 30 16 2 10 8 3 10 7
Tigo Baleh
Sumber : Hasil dan Analisis, 2019

Berdasarkan tabel 3.29 dapat diketahui bahwa sarana Pendidikan di Kota


Bukit Tinggi dari tingkat SD sampai SMA belum cukup memenuhi kebutuhan
sarana pendidikan setiap Kecamatan di Kota Bukit tinggi. Hasil analisis
menyatakan bahwa jumlah sarana Pendidikan tingkat SD sampai SMA yang ada di
Kota Bukit Tinggi belum mencukupi kebutuhan akan sarana Pendidikan. Sehingga
siswa dari dalam Kota Bukit Tinggi mengalami kurangnya efisiensi untuk dapat
melanjutkan Pendidikan di Kota Bukit Tinggi karena sarana Pendidikan yang ada
di Kota Bukit Tinggi belum mencukupi kebutuhan jumlah penduduk. Untuk tingkat
Pendidikan TK , SD , SMA masih membutuhkan penambahan sarana Pendidikan
di setiap Kecamatan. Namun, pemerataan Pendidikan di Kota Bukit Tinggi dapat
dikatakan belum merata untuk setiap kecamatan, sehingga masyarakat yang berada
di kecamatan tertentu melanjutkan pendidikan diluar kecamatan nya.
3.1.1 Efesiensi Pendidikan
Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru Pasal
17 menetapkan bahwa guru tetap pemegang sertifikat pendidik berhak
mendapatkan tunjangan profesi apabila mengajar di satuan pendidikan yang rasio
minimal jumlah peserta didik terhadap gurunya sebagai berikut:
a. Untuk TK, RA, Atau Yang Sederajat 15:1
b. Untuk SD Atau Yang Sederajat 20:1
c. Untuk MI Atau Yang Sederajat 15:1
d. Untuk SMP Atau Yang Sederajat 20:1
e. Untuk Mts Atau Yang Sederajat 15:1

PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
Hal
UNIVERSITAS ISLAM RIAU I-3
LAPORAN PENDAHULUAN STUDIO
KAJIAN STUDI KAPASITAS WILAYAH DALAM MENGATASI PERENCANAAN
PERMASALAHAN DISPARITAS PEMBANGUNAN ANTAR WILAYAH
WILAYAH KOTA BUKITTINGGI 2019

f. Untuk SMA Atau Yang Sederajat 20:1


g. Untuk MA Atau Yang Sederajat 15:1
h. Untuk SMK Atau Yang Sederajat 15:1
i. Untuk MAK Atau Yang Sederajat 12:1
Berdasarkan Badan Pusat Statistik Kota Padang, dapat diketahu bahwa rasio
siswa-guru di Kota Padang. Berikut Tabel 3.30 Rasio Siswa-Guru Berdasarkan
Kecamatan di Kota Padang :
Tabel 3. 2 Rasio Siswa-Guru di Kota Padang Tahun 2016
No. Kecamatan Rasio Siswa-Guru
1 Guguk Panjang 76
2 Mandiangi Koto Selayan 36.3
3 Aur Birugo Tigo Baleh 15.5
Sumber: Kota Padang dalam Angka, 2016
Berdasarkan Tabel 3.30 dapat diketahui bahwa Kecamatan Aur Birugo Tigo
baleh merupakan kecamatan dengan rasio guru dan siswa paling rendah yaitu 15,5
sedangkan Kecamatan Guguk Panjang merupakan kecamatan dengan rasio paling
tinggi yaitu 76.

PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
Hal
UNIVERSITAS ISLAM RIAU I-4

Anda mungkin juga menyukai