Anda di halaman 1dari 7

KEPERAWATAN JIWA

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN


DENGAN GANGGUAN KECEMASAN

OLEH :
GEK DIAH APRILLIA
1902621025

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN DAN PROFESI NERS


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS UDAYANA
2019
I. MASALAH UTAMA
Kecemasan
II. PROSES TERJADINYA MASALAH
a. Pengertian
Kecemasan merupakan suatu perasaan subjektif mengenai ketegangan mental
yang menggelisahkan sebagai reaksi umum dari ketidakmampuan mengatasi
suatu masalah atau tidak adanya rasa aman. Perasaan yang tidak menentu
tersebut pada umumnya tidak menyenangkan yang nantinya akan menimbulkan
atau disertai perubahan fisiologis dan psikologis (Budi, 2017).
b. Penyebab atau Etiologi
Secara umum, ansietas terjadi ketika seseorang mengalami kesulitan
menghadapi situasi, masalah, dan tujuan hidup (Puspitasari, 2016).
Faktor Predisposisi
Terdapat beberapa teori yang dapat menjelaskan ansietas, diantaranya:
1) Teori Biologis
Setiap orang mempunyai potensi mengalami kecemasan yang kemungkinan
besar dipengaruhi oleh ketidakseimbangan senyawa kimia di dalam otak yang
membuat kecemasan atau ketakutan menjadi abnormal. Hal ini terjadi karena
seseorang mengalami abnormalitas elektroensefalografik pada lobus temporal
yang biasanya berespons terhadap karbamazepin (suatu antikonvulsan) atau
obat-obatan lain. (Sullivan & Coplan, 2000 dalam Puspitasari, 2016). Selain
itu, asam gama-amino butirat (GABA) merupakan neurotransmiter asam
amino yang diyakini tidak berfungsi pada gangguan ansietas. GABA, suatu
neurotransmiter inhibitor, berfungsi sebagai agens antiansietas alami tubuh
dengan mengurangi eksitabilitas sel sehingga megurangi frekuensi bangkitan
neuron. Adanya masalah pengaturan neurotransmitter ini menimbulkan
gangguan ansietas (Puspitasari, 2016).

2) Teori Psikologis:
a. Teori Perilaku
Ansietas merupakan sesuatu yang diperlajari melalui pengalaman
individu. Pola-pola perilaku tertentu mengajarkan seseorang bertindak
dengan cara berbeda. Misalnya, jika sejak kecil seringkali diterapkan
perilaku main sendiri atau jarang bersosialisasi, maka kondisi tersebut
bisa terbawa hingga dewasa yang membuatnya menjadi takut atau cemas
untuk berhadapan dengan orang lain.
b. Psikodinamik (Pandangan Psikoanalitik)
Teori psikodinamik berpendapat bahwa beberapa ketakutan berakar dari
trauma atau kekerasan di masa kecil seperti pernah diejek atau
dipermalukan. Ketakutan ini bisa dilupakan tapi dapat muncul kembali di
kemudian hari (Puspitasari, 2016).
c. Pandangan Interpersonal
Ansietas timbul dari perasaan takut terhadap tidak adanya penerimaan
dan penolakan interpersonal. Ansietas berhubungan dengan
perkembangan trauma, seperti perpisahan dan kehilangan, yang
menimbulkan kelemahan spesifik. Orang yang mengalami harga diri
rendah terutama mudah mengalami perkembangan ansietas yang berat
(Puspitasari, 2016).

III. MASALAH KEPERAWATAN DAN DATA YANG PERLU DIKAJI


1. Masalah keperawatan
a. Koping individu tidak efektif
b. Anxietas
c. Isolasi sosial : menarik diri
d. Tidak efektifnya koping keluarga
e. Harga diri rendah : Gangguan konsep diri
f. Perilaku kekerasan
g. Tidak efektifnya pelaksanaana regimen terapeutik
2. Data yang perlu dikaji :
1) Mekanisme koping individu dan keluarga
2) Ancaman terhadap integritas fisik. Ketegangan yang mengancam
integritas fisik meliputi:
a) Sumber internal, mrliputi kegagalan mekanisme fisiologis system
imun, regulasi suhu tubuh, perubahan biologis normal
(mis.hamil).
b) Sumber eksternal, meliputi paparan terhadapinfeksi virus dan
bakteri, polutan lingkungan, kekurangan nutrisi, tidak
adekuatnya tempat tinggal.
3) Ancaman terhadap harga diri meliputi sumber internal dan eksternal.
a) Sumber internal: kesulitan dalam berhubungan interpersonal
dirumah dan di tempat kerja, penyesuaian terhadap peran baru.
Berbagai ancaman terhadap integritas fisik juga dapat
mengancanm harga diri
b) Sumber eksternal: kehilangan orang yang dicintai, perceraian,
perubahan status pekerjaan, tekanan kelompok, social budaya
IV. POHON MASALAH

Risiko
Risiko ganguan Risiko Bunuh gangguan isi Isolasi Risiko Perilaku
persepsi seonsorik dan Diri pikiran: Waham Sosial Kekerasan
auditori: halusinasi
Ansietas

Koping intividu Harga Diri


tidak efektif Rendah
V. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Ansietas berhubungan dengan adanya berbagai macam stressor yang timbul baik
secara internal maupun eksternal yang ditandai dengan adanya perubahan sikap
(behavioral), afektif, fisiologis serta kognitif.

VI. RENCANA TINDAKAN

Rencana Keperawatan
Tujuan Intervensi Rasional
Setelah diberikan NIC Label : Anxiety Reduction Anxiety Reduction
intervensi selama 1x… 1. Gunakan teknik yang lembut 1. Untuk meningkatkan rasa aman
jam pasien dapat untuk berkomunikasi dengan dan nyaman kepada pasien serta
terhindar dari cemas pasien dengan menggunakan teknik yang
dengan kriteria hasil : 2. Identifikasi hal yang dapat lembut diharapkan akan
NOC Label : Anxiety menyebabkan rasa cemas pasien mengurangi rasa cemas pasien,
Self – Control muncul 2. Pasien dapat mengungkapkan
1. Pasien mampu 3. Jelaskan semua prosedur penyebab kecemasannya sehingga
mengontrol rasa tindakan yang akan dilakukan perawat dapat menentukan tingkat
cemas 4. Temani pasien selama prosedur kecemasan pasien.
2. Pasien mampu dilakukan 3. Pasien tau tindakan apa saja yang
menggunakan teknik 5. Amati perubahan kecemasan akan dilakukan perawat untuk
koping yang baik yang dirasakan pasien mengurangi rasa cemas yang
3. Pasien mampu NIC Label : Distraction dirasakan pasien.
melakukan 1. Bantu pasien memilih teknik 4. Menemani pasien agar pasien
hubungan sosial distraksi yang akan dilakukan merasa aman dan mengurangi takut
dengan tetangga atau 2. Intruskikan pasien melakukan pasien
kerabat distraksi yang menguntungkan 5. Untuk mengetahui hasil intervensi
4. Pasien mendapatkan dan disukai seperti yang dilakukan efektif atau tidak
waktu tidur yang mendengarkan music, bercerita dan memudahkan menentukan
adekuat atau melakukan pekerjaan yang intervensi selanjutnya
disukai NIC Label : Distraction
3. Ajarkan pasien cara mengurangi 1. Agar bisa mengetahui apakah
kecemasan yang dirasakannya pasien mampu melakukan tindakan
seperti menarik nafas dalam, tersebut atau tidak
distraksi, terapi musik, hipnotis, 2. Agar Pasien tau tindakan distraksi
relaksasi otot progresif dll. dengan mendengarkan music yang
4. Minta pasien maupun keluarga akan dilakukan dan pasien bisa
untuk segera melapor apabila merasa nyaman saat melakukan
kecemasan yang dirasakan tindakan yang lain
semakin meningkat. 3. Mengajarkan klien cara
5. Minta keluarga untuk mengurangi kecemasan yang dapat
memberikan dukungan serta dilakukan secara mandiri.
perhatian kepada klien 4. Meningkatkan peran aktif pasien
dan keluarga dalam manajemen
6. Sarankan pasien untuk
kesehatan pasien.
melakukan distraksi sebelum
5. Menjadikan keluarga sebagai salah
tingkat kecemasan meningkat
satu support system pasien untuk
7. Nasehati pasien agar melakukan
membantu membentuk mekanisme
distraksi sesuai dengan
koping yang adaptif
kemampuan energi
6. Agar pasien bisa mengetahui
8. Evaluasi dan dokumentasikan
tindakan tersebut sebelum pasien
kegiatan distraksi
merasa lagi tingkat kecemasannya
meningkat
7. Agar pasien bisa mengetahui
tentang cara mengontrol
kemampuan energinya untuk
melakukan tindakan distraksi
dengan teratur
8. Untuk mengetahui hasil intervensi
yang dilakukan efektif atau tidak
dan memudahkan menentukan
intervensi selanjutnya

DAFTAR PUSTAKA

Budi, Y.S. (2017). Gambaran tingkat kecemasan dan hubungannya dengan berbagai
faktor pada pasien rawat jalan puskesmas (Studi Deskriptif Analitik di
Puskesmas Halmahera Semarang). Skripsi. Jawa Tengah: Universitas
Diponegoro.

Bulechek, Gloria M., Butcher, Howard K., Dochterman, Joanne M. and Wagner, Cheryl
M. (2013). Nursing Interventtions Classification (NIC), Sixth Edition.USA :
Mosby Elsevier

Herdman, T.H. and Kamitsuru, Shigemi. (2018). Nursing Diagnoses Definitions and
Classification (NANDA) 2018-2020. Oxford: Wiley Blackwell

Moorhead, Sue., Jonson, Marion., Mass, Meridean L. and Swanson, Elizabeth. (2013).
Nursing Outcomes Classification (NOC), Fifth Edition. St. Louis Missouri:
Mosby Elsevier

Puspitasari, S. (2016). Perbedaan kecemasan terhadap menopause pada wanita pra dan
pasca menopause di Perumahan Ardimulyo Desa Singosari Malang. Skripsi.
Jakarta: Universitas Indonesia

Anda mungkin juga menyukai