Motor Diesel
Motor Diesel
MECHANIC DEVELOPMENT
PT PAMAPERSADA NUSANTARA
2004
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, Sehingga dapat
tersusun buku “ MOTOR DIESEL “ Buku ini disusun untuk melengkapi
bahan pelatihan di lingkungan PT Pamapersada Nusantara khususnya Plant
Departement.
Buku ini disajikan dalam bentuk yang sederhana, dengan harapan dalam
pemahamannya akan lebih mudah, khususnya bagi Calon Mekanik atau Junior
Mekanik dibidang Alat-alat Berat.
Dengan segala kerendahan hati penyusun menyadari bahwa buku ini masih
jauh dari sempurna, maka dengan keterbatasan yang ada penyusun sangat
mengharap kritik dan saran dari para pembaca untuk meningkatkan
kesempurnaan buku ini sehingga tidak terjadi salah persepsi untuk pemahaman
dari isi dan makna terhadap buku ini.
Akhirnya penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu sehingga terselesaikannya buku ini.
Penyusun
Mechanic Development
Mechanic Development.
PT Pamapersada Nusantara
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
BAB IV. P E N G U K U R A N
A. SISTEM SATUAN………………………………………. IV - 1 - 11
B. PENGUKURAN…. …………………………………….. IV - 1 - 11
C. PEMBACAAN VERNIER CALIPER……………………IV - 4 - 11
D. MICROMETER…………………………………………..IV - 6 - 11
E. DIAL INDICATOR……………………………………… IV - 9 - 11
F. BORE GAUGE………………………………………….. IV - 10 - 11
G.TORQUE WRENCH…………………………………….. IV - 11 - 11
H.FEELER GAUGE……………………………………….. IV - 11 - 11
Mechanic Development.
PT Pamapersada Nusantara
PENGETAHUAN DASAR BAB I
Mechanic Development.
PT Pamapersada Nusantara
PENGETAHUAN DASAR I - 1 - 16
1. Motor Diesel.
2. Motor Bensin.
Mechanic Development.
PT Pamapersada Nusantara
PENGETAHUAN DASAR I - 2 - 16
Mechanic Development.
PT Pamapersada Nusantara
PENGETAHUAN DASAR I - 3 - 16
Mechanic Development.
PT Pamapersada Nusantara
PENGETAHUAN DASAR I – 4 – 16
Pada dasarnya prinsip kerja motor bensin dan diesel adalah sama, proses
intake, compresi, power, exhaust dilakukan secara lengkap dalam 2 langkah
( upward dan downward ) piston.
Mechanic Development.
PT Pamapersada Nusantara
PENGETAHUAN DASAR I - 5 - 16
Kesimpulan : dua kali langkag piston atau satu kali putaran crank shaft
menghasilkan satu kali tenaga.
Mechanic Development.
PT Pamapersada Nusantara
PENGETAHUAN DASAR I - 6 - 16
C. RUANG PEMBAKARAN.
Ada bermacam - macam tipe ruang bakar sesuai dengan bentuk ruang bakar,
letak valve intake, exhaust dan busi dengan tujuan agar diperoleh thermal
efficiency yang maksimal.
Umumnya, klasifikasi berikut ini disesuaikan dengan letak intake valve dan
exhaust valve.
Mechanic Development.
PT Pamapersada Nusantara
PENGETAHUAN DASAR I - 7 - 16
3. F - head type.
Intake dan exhaust valve masing - maing dipasang pada silinder head dan
pada sisi silinder block. Tipe ini adalah gabungan ( perpaduan ) dari tipe over
head valve dan tipe side valve. Bentuk ruang bakar agak mirip dengan tipe
side valve. Bagimanapun juga, mekanisme gerakan valve lebih komplek
dibanding dengan tipe side valve. Sehingga tipe ini jarang digunakan.
4. T - head type.
Intake dan exhaust valve masing - masing dipasang secara terpisah di sisi
dari silinder block. Tipe ini memudahkan udara masuk dan keluar.
Sebaliknya, diperlukan waktu yang lebih lama untuk meratakan pembakaran
dan pendinginan permukaan juga lebih besar sehingga efisiensi panas
( thermal efficiency ) lebih buruk. Karena itu, ruang bakar tipe ini sangat
jarang digunakan.
Bentuk ruang bakar pada motor diesel sangat menetukan terhadap kemampuan
mesin, sebab itu ruang bakar direncanakan sedemikian rupa agar secepatnya
campuran dara dan bahan bakar menjadi homogen dan mudah terbakar
sekaligus. Berikut ini diterangkan tipe ruang bakar yang digunakan pada mesin
diesel.
Mechanic Development.
PT Pamapersada Nusantara
PENGETAHUAN DASAR I - 8 - 16
Keuntungan :
~ Efisiensi panas lebih tinggi dan pemakaian bahan bakar lebih hemat
karena bentuk ruang bakar yang sederhana.
~ Start dapat dilakukan dengan mudah pada waktu mesin dingin tanpa
menggunakan alat pemanas.
~ Cocok untuk mesin - mesin besar ( high power ) karena konstruksi dari
kepala silinder sederhana dan kerugian kecil.
Kerugian :
~ Sangat peka terhadap mutu bahan bakar dan membutuhkan mutu bahan
bakar yang baik.
~ Sering terjadi gangguan pada nozzle dan umur nozzle lebih pendek
karena menggunakan multiple hole nozzle ( nozzle lubang banyak ).
Mechanic Development.
PT Pamapersada Nusantara
PENGETAHUAN DASAR I - 9 - 16
Keuntungan :
1. Jenis bahan bakar yang dapar digunakan lebih luas, dikarenakan
turbulensi sangat baik untuk mengabutkan bahan bakar.
Kerugian :
1. Biaya pembuatan lebih mahal sebab perencanaan silinder head lebih
rumit.
Mechanic Development.
PT Pamapersada Nusantara
PENGETAHUAN DASAR I - 10 - 16
Seperti yang ditunjukkan pada gambar dibawah, ruang bakar model pusar
( swirl chamber ) berbentuk bundar. Piston memempatkan udara, sehingga
udara tersebut masuk ke dalam ruang bakar pusar dan membuat aliran
turbulensi. Bahan bakar diinjeksikan ke dalam udara turbulensi dan
terbakar didalam ruang bakar pusar. Tetapi sebagian bahan bakar yang
belum terbakar masuk ke dalam ruang bakar utama melaluii saluran untuk
selanjutnya terbakar seluruhnya bakar utama.
Keuntungan :
1. Dapat menghasilkan putaran tinggi karena turbulensinya yang sangat
baik pada saat kompresi.
Kerugian :
1. Konstruksi silinder head rumit.
Mechanic Development.
PT Pamapersada Nusantara
PENGETAHUAN DASAR I - 11 - 16
1.Firing Order.
Firing Order adalah urutan pembakaran yang terjadi pada engine yang
mempunyai jumlah silinder lebih dari 1 ( satu ).
Contoh :
Engine dengan 4 silinder, mempunyai firing order ( F.O ) = 1 - 2 - 4 - 3, maka
proses pembakaran dimulai dari silinder No.1, dilanjutkan silinder No.2, No.4
dan No.3.
Tujuannya adalah untuk eratakan hasil power, agar gaya yang ditimbulkan
oleh piston seimbang ( balance ). Baik pada saat kompresi, maupun
pembakaran, tidak menimbulkan puntiran pada getaran yang tinggi.
2.Table Squence.
Adalah suatu table yag menyatakan urutan langkah dan urutan pembakaran
yang terjadi pada engine, baik engine dengan satu silinder atau lebih.
Mechanic Development.
PT Pamapersada Nusantara
PENGETAHUAN DASAR I - 12 - 16
720
Beda langkah setiap silinder = = 180
4
Mechanic Development.
PT Pamapersada Nusantara
PENGETAHUAN DASAR I - 13 - 16
720
Beda langkah setiap silinder = = 120
6
Mechanic Development.
PT Pamapersada Nusantara
PENGETAHUAN DASAR I - 14 - 16
3.Valve Timing.
Adalah saat membuka dan menutup valve intake dan valve exhaust.
FO = 1 - 5 - 3 - 6 - 2 - 4.
Dari data tersebut, dapat diketahui panjang langkah dari engine 6 D 125
series.
Mechanic Development.
PT Pamapersada Nusantara
PENGETAHUAN DASAR I - 15 - 16
Untuk silinder 2 dan seterusnya, dihitung dengan cara yang sama setelah
perhitungan tersebut dibuat, dapat dibuat table sebagai berikut :
Mechanic Development.
PT Pamapersada Nusantara
PENGETAHUAN DASAR I - 16 - 16
Kesimpulan :
Dilihat dari putaran crank shaft, maka terjadi over lapping power, yaitu power
silinder 1 belum berakhir sudah disusul dengan power silinder 5 dan
seterusnya.
Table squence dapt digunakan untuk embuat table adjusment valve dengan 2
putaran crank shaft.
Mechanic Development.
PT Pamapersada Nusantara
KONSTRUKSI KOMPONEN UTAMA BAB II
Mechanic Development.
PT Pamapersada Nusantara
KONSTRUKSI KOMPONEN UTAMA II - 1 - 21
1. Cylinder Head.
Struktur dari cylinder head tergantung pada metode pembakaran. Bentuk dari
cylinder head dan lain - lainnya sehingga kondisi tersebut menyebabkan
perbedaan struktur dari cylinder head antara lain seperti dibawah ini :
Pre combustion type di dalam cylinder head dibutuhkan tempat yang bebas
untuk menempatkan pre combustion chamber dengan demikian strukturnya
lebih komplit dan membutuhkan perencanaan yang khusus untuk pendinginan
dari cylinder head.
Mechanic Development.
PT Pamapersada Nusantara
KONSTRUKSI KOMPONEN UTAMA II - 2 - 21
b. Two valve type cylinder head dan four valve type cylinder head.
Two valve cylinder head, hanya mempunyai satu intake valve dan satu
exhaust valve. Untuk four valve type cylinder head mempunyai dua intake
vaklve dan dua exhaust valve.
Solid type cylinder head adalah suatu istilah dari cylinder head, bila satu
cylinder head digunakan untuk menutupi seluruh bagian atas cylinder block.
Sectional type cylinder head satu istilah bila satu cylinder head hanya
menutupi satu atau lebih bagian atas dari cylinder block ( atau cylinder head
yang terpisah ). Sectional type cylinder head juga dapat digunakan engine
yang berbeda jumlah cylinder yang ukuran head yang sama.
Mechanic Development.
PT Pamapersada Nusantara
KONSTRUKSI KOMPONEN UTAMA II - 3 - 21
Mechanic Development.
PT Pamapersada Nusantara
ITEM COMBUTION SISTEM VALVE SISTEM CONSTRUCTION FUEL INJECTION SISTEM
Mechanic Development.
PT Pamapersada Nusantara
DIRECT PRE TWO FOUR
KLASIFIKASI SOLID SECTIONAL SOLID SECTIONAL
INJECTION COMBUSTION VALVE VALVE
ENGINE SERIES
92 SERIES O O O O
94 SERIES O O O O
95 SERIES O O O O
105 SERIES O O O O
120 SERIES O O O O
125 SERIES O O O O
135 SERIES O O O O
KONSTRUKSI KOMPONEN UTAMA
155 - A SERIES O O O O
170 SERIES O O O O
CUMMINS O O O O
II - 4 - 21
KONSTRUKSI KOMPONEN UTAMA II - 5 - 21
Dibawah ini digambarkan lokasi head yang harus diperiksa dan diukur :
3. Nozzle holder.
5. Valve guide.
6. Cylinder head.
Mechanic Development.
PT Pamapersada Nusantara
KONSTRUKSI KOMPONEN UTAMA II - 6 - 21
a. Valve.
b. Valve Guide.
Valve insert adalah suatu ring yang than panas dan benturan yang dipasang
diantara permukaan valve yang bersentuhan dengan cylinder head. Bila terjadi
kerusakan pada valve insert dengan mudah dilepas dan diganti tanpa
mengganti cylinder head.
Mechanic Development.
PT Pamapersada Nusantara
KONSTRUKSI KOMPONEN UTAMA II - 7 - 21
3. Valve Spring.
Valve spring mengangkat valve sampai valve merapat pada valve seat apabila
valve sedang menutup. Valve spring juga bekerja mengambalikan rocker arm,
push rod dan tappet atau cam follower secara keseluruhan ke posisi normal
dengan cepat.
Gambar dibawah ini sebagai gambaran valve spring yang bergetar. Spring coil
akan berosilasi kearah axial dari gulungan spring. Puncak osilasi yang terbesar
terdapat di bagian tengah spring tetapi jarak coil bisa hampir tidak berubah
pada kedua ujung spring kemudian bila terjadi stress yang besar pada spring,
jarak coil akan berubah karena disebabkan getaran pada spring coil .
Mechanic Development.
PT Pamapersada Nusantara
KONSTRUKSI KOMPONEN UTAMA II - 8 - 21
Cylinder head gasket berfungsi sebagai penyakit gas pembakar dan air
pendingin dan oil pelumas yang bersikulasi anatar cylinder head dan cylinder
block
Cylinder head gasket tidak hanya terhadap pressure tinggi dan tahan terhadap
panas tetapi juga tahan terhadap oil dan air. Juga ketebalan gasket dalam
waktu tertentu dapat mempertahankannya ketebalannya setelah bolt pengikat
dikencangkan ( jika ketebalan gasket berubah akan membuat kekencangan
bolt pengikat berubah ).
Kebocoran air, gas dan oil bisa terjadi tidak hanya bocor keluar tetapi dapat
bocor ke dalam engine.
Mechanic Development.
PT Pamapersada Nusantara
KONSTRUKSI KOMPONEN UTAMA II - 9 - 21
Seluruh rocker arm terpasang dirocker arm shaft diatas cylinder head dan
kemudian dihubungkan dengan push rod serta dihubungkan juga dengan
valve intake dan exhaust. Pergerakan vertikal dari push rod yang mengikuti
gerak putar cam shaft, ditransfer melalui rocker arm ke valve stem dengan
arah yang berlawanan.
Mechanic Development.
PT Pamapersada Nusantara
KONSTRUKSI KOMPONEN UTAMA II - 10- 21
Oil dari cylinder block mengalir melalui lubang tembusan yang ada pada
cylinder dan rocker arm bracket kemudian masuk ke rocker arm shaft dan
melumasi seluruh rocker arm.
Lubang oil yang terdapat pada rocker arm adalah untuk mengalirkan
sebagian oil dari rocker arm shaft ke valve stem, valve guide dan bushing.
Mechanic Development.
PT Pamapersada Nusantara
KONSTRUKSI KOMPONEN UTAMA II - 11 - 21
Saluran oil pelumas dan saluran air pendingin juga dilengkapi di dalam cylinder
block.
Wet type liner, efesiensi pendinginan lebih tinggi dibanding dengan dry type
liner. Dan wet type lebih banyak dipakai pada diesel engine.
1. Cylinder block.
2. Cylinder liner.
3. Piston.
4. Connecting rod.
5. Crankshaft
6. Fuel pump gear.
7. Idle gear.
8. Crank gear.
7. Cam gear.
Mechanic Development.
PT Pamapersada Nusantara
KONSTRUKSI KOMPONEN UTAMA II - 12 - 21
1. Cylinder Liner.
Seal Ring.
Liner seal rings for Komatsu engines.
1. Clevis seal.
2. O-ring ( Nit rile rubber ).
3. O-ring ( Silicon rubber ).
Ring seal liner harus mampu menyekat dengan baik dan kuat memegang
serta tahan terhadap temperatur yang bervariasi. Disamping itu ring – ring
seal tahan terhadap oil dan air yang selalu berhubungan dengan linier serta
tahanan terhadap tekanan yang disebabkan oleh naiknya / turunnya piston.
Mechanic Development.
PT Pamapersada Nusantara
KONSTRUKSI KOMPONEN UTAMA II - 13 - 21
Main journal dan pin journal ( crank pin ). Selalu menerima beban maximal
dan bervariasi dengan gesekan kecepatan tinggi. Dengan demikian
crankshaft membutuhkan tenaga yang kuat dan mempunyai ketahanan
terhadap gesekan. Kebanyakan crankshaft dibuat dari besi tempa dengan
carbon tinggi dan pengerasan degan chrome ditambah molybdenum.
Permukaan journal dikeraskan dengan induksi frekwensi tinggi.
3. Thrust Bearing.
Mechanic Development.
PT Pamapersada Nusantara
KONSTRUKSI KOMPONEN UTAMA II - 14 - 21
1. Cylinder block.
2. Housing ( Flywheel housing )
3. Seal ( Rear seal ).
4. Wear ring.
5. Main bearing.
6. Crankshaft.
Permukaan shaft yag kotor akan merusak seal lip dan membuat oil engine
bocor.
Mechanic Development.
PT Pamapersada Nusantara
KONSTRUKSI KOMPONEN UTAMA II - 15 - 21
92 series O O
94 series O O
105 series -- --
120 series -- --
130 series -- --
155-4 series O O
Cummins engine -- --
5. Balance Crankshaft.
1. C = Shaft
2. P = Crank Pin.
3. F = Combustion Pressure.
4. W = Counter weight.
Mechanic Development.
PT Pamapersada Nusantara
KONSTRUKSI KOMPONEN UTAMA II - 16 - 21
Crankshaft selalu menerima gaya puntir pada saat tekanan pembakaran yang
dihasilkan di dalam cylinder diteruskan ke crankshaft. Dalam keadaan
demikian raksi gaya dan kekakuan crankshaft menyebabkan bergetarnya
crankshaft oleh sebab itu perlu dipasang vibration damper guna meredam
getaran tersebut.
A. Rubber damper
1. Crankshaft.
2. Elastic rubber.
3. Hub
B. Viscous damper.
4. Damper case
5. Inertia ring
4. Silicon oil
7. Camshaft
Camshaft terdiri dari cam gear sebagai penggerak, journal yang didukung
oleh bushing dan cam sebagai pengontrol terbuka dan tertutupnya valve.
Jadi camshaft berfungsi untuk membuka dan menutup valve intake dan
valve exhaust sesuai waktu pemasukan udara, kompresi udara, expansi
dan langkah pembuangan.
Pada cummin engine cam shaftnya dilengkapi dengan injector cam untuk
mengontrol penyemprotan bahan bakar.
Mechanic Development.
PT Pamapersada Nusantara
KONSTRUKSI KOMPONEN UTAMA II - 17 - 21
a. Valve Timing.
Injection timing yang digambar diatas menunjukkan waktu yang terbaik dari
injection plunger yang disesuaikan dengan sudut crankshaft yang mana
bahan bakar diinjeksikan dari injector. Pergerakkan plunger dikontrol oleh
camshaft dan timing gear.
Tappet dan push rod kedua - duanya diangkat oleh cam dan turunnya
dengan tenaga spring. Pergerakan tappet dan push rod sesuai dengan
permukaan cam lift. Pada umumnya cam lift kurang lebih 10 mm.
Mechanic Development.
PT Pamapersada Nusantara
KONSTRUKSI KOMPONEN UTAMA II - 18 - 21
Mechanic Development.
PT Pamapersada Nusantara
KONSTRUKSI KOMPONEN UTAMA II - 19 - 21
1. Piston.
2. Top ring.
3. Second ring.
4. Oil ring.
5. Piston ring.
6. Snap ring.
7. Connecting rod bushing.
8. Connecting rod.
9. Connecting rod bearing.
10. Connecting rod bearing.
11. Crankshaft.
12. Connecting rod cap.
Mechanic Development.
PT Pamapersada Nusantara
KONSTRUKSI KOMPONEN UTAMA II - 20 - 21
Fungsi.
Fungsi dari piston ring adalah menahan tekanan gas kompresi di dalam
cylinder, menjaga ketebalan oil film pada dinding cylinder dan mentransfer
panas dari piston ke cylinder liner.
Ring bagian atas disebut ring kompresi yang bekerja mencegah kebocoran
gas kompresi. Dan ring bagian bawah disebut ring oil yang bekerja menjaga
oil film.
13. Flywheel
Fly wheel terpasang di belakang carnkshaft yang diikat dengan bolt untuk
mentransfer putaran engine ke power train atau lainnya. Awalnya engine power
dihasilkan hanya di dalam combustion strock pada masing - masing cylinder,
yang menyebabkan terjadinya torque yang bervariasi pad crankshaft dan
ditrasnfer ke fly wheel.
Dengan adanya inertia yag besar pada flywheel, torque yang tidak sama
diterima dari crankshaft akan menjadi hampir sama dan rata pada putaran fly
wheel atau dengan inertia putar dari fly wheel dapat mengisi kekosongan gerak
putar dari crankshaft.
Mechanic Development.
PT Pamapersada Nusantara
KONSTRUKSI KOMPONEN UTAMA II - 21 - 21
Mechanic Development.
PT Pamapersada Nusantara
ENGINE SYSTEM BAB III
Mechanic Development.
PT Pamapersada Nusantara
ENGINE SYSTEM III - 1 - 31
A. LUBRICATION SYSTEM.
Fungsi sistem pelumasan pada saat engine adalah mengurangi terjadinya
gesekan dan mencegah berkaratnya bagian – bagian engine yang bergerak
tranlasi maupun rotasi
Mechanic Development.
PT Pamapersada Nusantara
ENGINE SYSTEM III - 2 - 31
1. Scavenging Oil.
Saat posisi engine yang dioperasikan miring, oil mengalir dan berada di
ujung oil pan. Sehingga oil yang bersikulasi tidak sempurna dan
menyebabkan keausan pada komponen - komponen yang bergesekan.
Scavenging oil sirkuit mempunyai strainer sendiri yang lketaknya disisi
berlawanan dengan strainer utama. Sehingga il yng berada diujung oil
pan dihisap oleh scavenging pump melalui strainernya dan dikirimkan
ke sisi lawannnya
1. Oil pan.
2. Oil pump.
3. Oil filter.
4. By pass filter.
A. To various engine parts.
Oil pelumas di oil pan secara normal mengalir melalui oil pump dan oil
filter ke berbagai macam komponen dalam. Dengan adanya tambahan
bypass filter sirkuit. Oil terjaga bersih dan memperkecil kebuntuan filter
oil.
Engine Komatsu membagi dua tipe yaitu :
Mechanic Development.
PT Pamapersada Nusantara
ENGINE SYSTEM III - 3 - 31
3. Katup Pengatur.
1. Bracket.
2. Element ( cartridge ). Gbr. III - 5. Filter.
3. Safety valve ( relief valve ).
A. Oil inlet
B. Oil outlet
Fungsinya untuk menyaring oil untuk memisahkan adanya kotoran yang ikut
mengalir bersama oil.
Mechanic Development.
PT Pamapersada Nusantara
ENGINE SYSTEM III - 4 - 31
5. Oil Cooler.
6. Oli Pelumas.
Fungsi oli :
~ Membentuk lapisan minyak ( film ).
~ Pendingin ( cooling ).
~ Penyekat ( sealing ).
~ Pembersih ( cleaning ).
~ Anti karat.
Mechanic Development.
PT Pamapersada Nusantara
ENGINE SYSTEM III - 5 - 31
B. FUEL SYSTEM.
Sistem penyaluran bahan bakar setiap engine pada dasarnya sama, tapi
dengan kebutuhan dan fungsi yang berbeda, sehingga terdapat dua macam
cara untuk menyalurkan bahan bakar.
Fuel tank.
Sebagai tempat penyimpanan bahan bakar.
Float tank.
a. Tempat penampungan bahan bakar dari fuel tank maupun
pengembalian fuel dari injector.
b. Mencegah over fuelling pada saat mati.
c. Mengendapkan kotoran atau air yang terkandung di dalam bahan bakar
tersebut.
Mechanic Development.
PT Pamapersada Nusantara
ENGINE SYSTEM III - 6 - 31
Fuel filter.
Untuk menyaring kotoran yang terkanduug di dalam bahan bakar.
PT pump.
PT pump adalah mensuplai fuel ke injector dan menentukan quantity fuel
yang disuplay. Karena adanya hambatan yang konstan, maka perubahan
quantity supplay ( debit ) akan menyebabkan tekanan bervariasi.
Injector.
Berfungsi untuk menyemprotkan dan mengabutkan bahan bakar ke dalam
silinder, serta menentukan timing penyemprotannya. Bahan bakar yang
disuplai dari PT Pump dengan tekanan yang bervariasi akan masuk ke
dalam cup melalui “ Matering Orifice
Mechanic Development.
PT Pamapersada Nusantara
ENGINE SYSTEM III - 7 - 31
Keterangan :
~ Start up stroke : Pada l;angkah ini meterinmg orifice masih
tertutup, tapi plunger mulai bergerak naik.
~ Metering orifice : Plunger terus naik, metering orifice mulai
terbuka, bahan bakar mulai mengalir dan mengisi injector.
~ Injection plunger : Plunger metering orifice tertutup sehingga
bahan bakar yang terdapat pada cup injector terjebak, plunger
turun menekan bahan bakar, sehingga bahan bakar menyemprot
ke ruang bakar.
~ Injection complete : Ujung plunger pada cup injector, sampai
langkah selanjutnya mulai lagi.
Mechanic Development.
PT Pamapersada Nusantara
ENGINE SYSTEM III - 8 - 31
Pada langkah intake, roller pada cam follower berputar dan turun
mengikuti kurva pada cam shaft menyebabkan push rod turun dan
plunger naik. Pada 44º sesudah titik mati atas ( ATDC ), metering
orifice terbuka dan bahan bakar masuk ke dalam cup.
Pada 62º sebelum titik mati atas ( BTDC ) langkah kompresi, roller
mulai bergerak naik dan plunger mulai bergerak turun. Pada 28º BTDC,
metering orifice tertutup.
Mechanic Development.
PT Pamapersada Nusantara
ENGINE SYSTEM III - 9 - 31
Sistem bahan bakar pada engine komatsu terdiri atas komponen utama :
Mechanic Development.
PT Pamapersada Nusantara
ENGINE SYSTEM III - 10 - 31
Dalam hal ini terjadinya peristiwa berpindahnya bahan bakar dari inner
chamber ke outer chamber.
Mechanic Development.
PT Pamapersada Nusantara
ENGINE SYSTEM III - 11 - 31
~ Posisi Discharging.
Gbr. III – 13. Posisi Discharging. Gbr. III – 14. Posisi Idling.
~ Posisi Idling.
Apabila tekanan yang dibangkitkan pad bagian pengeluaran (discharge line)
tinggi, maka tekanan ini akan menahan gerakan piston sehingga “ Floating “.
Apabila tekanan pada discharge line menurun, maka kekutan spring akan
mendorong piston sehingga piston bisa mengikuti gerakan dari push rod.
Mechanic Development.
PT Pamapersada Nusantara
ENGINE SYSTEM III - 12 - 31
Feed Pump.
1. Camshaft.
2. Oil seal.
3. Piston (main ).
4. Priming pump.
5. Sprig ( priming ).
6. Piston ( Priming ).
7. Check valve ( Outer side ).
8. Gauge filter.
9. Plug.
10. Spring ( main ).
11. Check valve ( inlet side ).
A. Inlet port.
B. Pouter port.
Mechanic Development.
PT Pamapersada Nusantara
ENGINE SYSTEM III - 13 - 31
Mechanic Development.
PT Pamapersada Nusantara
ENGINE SYSTEM III - 14 - 31
8 Prinsip kerjanya :
Plunger naik karena dorongan poros kam, sedangkan turunnya
karena dorongan spring. Langkah plunger keseluruhan disebut
dengan Constan Stroke.
Ketika plunger bergerak naik, pada saat mana lubang ( port ) yang
terletak pada plunger barrel mulai tertutup, maka saat itu disebut
dengan mulai injeksi ( start of injection ). Dimana bahan bakar nosel
siap menyemprot. Apabila plunger bergerak terus, maka bahan
bakar pada nosel akan meyemprot.
Semprotan bahan bakar pada nosel akan berhenti ketika posisi alur
pada plunger mulai bertemu dengan lubang pada plunger barrel.
Langkah penyemprotan disebut efective stroke, langkah tersebut
dimulai dari posisi start of injection sdampai alur ketemu dengan
lubang masuk pada barrel. Posisi langkah efective ( efective stoke ),
berubah - ubah tergantung dari beban dabn pengeluaran pengaturan
operator secara manual.
Mechanic Development.
PT Pamapersada Nusantara
ENGINE SYSTEM III - 15 - 31
~ Delivery valve.
Mechanic Development.
PT Pamapersada Nusantara
ENGINE SYSTEM III - 16 - 31
~ Governor.
Fungsinya :
Mengatur putaran engine sesuai dengan bahan bakar dan putaran.
Kalsifikasi governor :
Governor untuk pompa injeksi tipe bosch dapat diklasifkasikan sebagai
berikut :
1. Minimum dan maksimum speed governor. Umumnya tipe ini
digunakan untuk otomobil.
2. All speed governor. Umunya tipe ini dipakai untuk mesin - mesin
konstruksi dan engine generator.
1. Cover.
2. Start spring.
3. Floating lever.
4. Guide lever.
5. Idling sub spring.
6. Shifter.
7. Sleeve.
8. Angleich spring.
9. Flyweight.
10. Full load stopper.
Mechanic Development.
PT Pamapersada Nusantara
ENGINE SYSTEM III - 17 - 31
1. Inlet connector.
2. Nozzle holder.
3. Nozzle spring.
4. Nozzle.
5. Needle valve.
Fungsinya :
Untuk mengabutkan atau menyemprotkan bahan bakar yang dikirim
dari FIP.
• Baik tidaknya pengabutan ditentukan dengan kekuatan spring
nozzle.
• Untuk menaikkan atau menurunkan kekuatan spring dapat dengan
menambah atau mengurangi shim.
Mechanic Development.
PT Pamapersada Nusantara
ENGINE SYSTEM III - 18 - 31
C. COOLING SYSTEM.
Water pump digerakkan oleh putaran carnk shaft melalui V belt untuk
mensirkulasikan air dengan tekanan tertentu ke sirkuit pendingin setelah dari
pompa, air pertama - tama menuju ke oil cooler untuk mendinginkan oli
pelumas engine dan oil - oil sistem lainnya. Kemudian, air tersebuit mengalir
ke silinder block.
Di dalam silinder block, air pendingin tersebut mengalir ke sekitar silinder
liner dan mendinginkan silinder liner dan ruang bakar. Setelah ini air tersebut
masuk ke water jacket selinder head. Untuk mendinginkan nozzle atau
injector, intake dan exhaust valve dan permukaan silinder head.
Mechanic Development.
PT Pamapersada Nusantara
ENGINE SYSTEM III - 19 - 31
1. Radiator. 9. Piston.
2. Thermostat. 10. Cylinder block.
3. Water pump. 11. Oil cooler
4. Water temperature gauge. 12. Air compressor.
5. Water manifold ( integrated with cylinder block ).
6. Corrosion resistor. A. Lubrication oil.
7. Cylinder head. B. Cooling water ( water manifold to
8. Cylinder liner. cylinder block ).
Mechanic Development.
PT Pamapersada Nusantara
ENGINE SYSTEM III - 20 - 31
2. Water Pump.
A. From Thermostat.
B. To engine.
C. From radiator.
3. Thermostat.
Adalah untuk mengatur saat membuka dan menutup aliran air pendingin ke
radiator, sehingga temparetur air pada sistem tetap pada batas - batas yang
sudah ditentukan ( 70 º C - 90 ºC ).
Mechanic Development.
PT Pamapersada Nusantara
ENGINE SYSTEM III - 21 - 31
Operation
Cool ( full close ) Warm ( full open )
Gbr. III - 25. Cool ( full close ) Gbr. III - 26. Warm ( full open )
Function
Opening temperature : 74.5 - 78.5 ºC.
Full opening temperature : 90 ºC.
Valve lift : Minimum 10 mm.
Prinsip Kerja :
Besar kecilnya aliran air yang ke radiator maupun yang ke pmpa, tergantung
dari besar kecilnya valve terbuka. Terbukanya valve tersebut berdasarkan
kenaikan temperatur dari air pendingin.
Valve mulai terbuka pada temperatur 74.5 - 78.5 ºC dan terbuka penuh pada
90 ºC.
Mechanic Development.
PT Pamapersada Nusantara
ENGINE SYSTEM III - 22 - 31
4. Radiator.
Fungsi buffle plate adalah untuk memisahkan bubles yag terjadi di dalam
sistem / radaitor. Bubles adalah peristiwa pecahnya gelembung udara.
Mechanic Development.
PT Pamapersada Nusantara
ENGINE SYSTEM III - 23 - 31
Di dalam upper tank dari radiator terdapat buffle plate yang memisahkan
antara air yang boleh berhubungan dengan udara luar dengan air yang tidak
berhubungan dengan udara ( ruang A dengan ruang B ). C adalah saluran
pembuangan udara dari dalam core pada saat pengisian air. D juga adalah
saluran pembuangan udara dari dalam engine block [pada saat pengisian
air.
Pada sistem pendinginan ini tidak boleh berhuibungan langsung dengan
udara luar, yang maksudnya untuk menaikkan titik didih air pada sistem dari
100 ºC menjadi 110 ºC.
Pressure valve.
Karena panas tekana udara di dalam radiator naik, apabila tekanan
udara dalam radiator naik sebesar 0.75 kg/cm2 lebih tinggi dari tekanan
udara luar maka kelebihan tekanan tersebut akan mampu mendorong
pressure valve melawan spring, sehingga kelebihan tekanan akan keluar
melalui lubang K.
Mechanic Development.
PT Pamapersada Nusantara
ENGINE SYSTEM III - 24 - 31
Vacuum valve.
Berfungsi utuk mencegah kevakuman di dalam radiaotr, jadi apabila
tekanan di dalam lebih kecil dari tekanan udara luar ( 1atm ) maka
vacuum valve akan terbuka.
5. Corrosion Resistor.
1. Bracket. 5. Spring.
2. Cartridge.
3. Element ( paper ). A. Water inlet.
4. Element ( chemicals ). B. Water outlet.
Mechanic Development.
PT Pamapersada Nusantara
ENGINE SYSTEM III - 25 - 31
1. Naturally aspirated.
2. Supercharged aspirated.
a. Naturally Aspirated.
Udara yang masuk ke dalam silinder terjadi akibat hisapan piston dari
engine itu sendiri.
Mechanic Development.
PT Pamapersada Nusantara
ENGINE SYSTEM III - 26 - 31
b. Supercharged Aspirated.
Pada sistem ini udara yang masuk ke dalam silinder dibantu oleh
hembusan turbo yang digerakkan oleh gas buang.
1. Pre cleaner.
2. Air cleaner.
3. Intake valve.
4. Piston.
5. Cylinder liner.
6. Exhaust valve.
7. Muffler.
8. Exhaust pipe.
9. Dust indicator.
10. Turbocharger.
A. Combustion chamber.
2. Mechanical supercharger.
Pada tipe ini udara yang dimasukkan ke dalam silinder dibantu oleh
hembusan blower. Blower ini digerakkan oleh roda gigi ataupun tali
kipas. Tipe macam ini banyak dipergunakan pada engine 2 ( dua )
langkah.
Mechanic Development.
PT Pamapersada Nusantara
ENGINE SYSTEM III - 27 - 31
2. Air Cleaner.
Berfungsi sebagai alat pembersih udara, sehingga debu dan kotoran dapat
dipisahkan terlebih dahulu sebelum mauk ke ruang bakar. Untuk engine
yang beroperasi ditempat yang berdebu, maka harus dilengkapi dengan pre
-cleaner, sehingga sebagian debu sudah tersaring lebih dahulu.
A. Tipe basah.
B. Tipe kering.
8 Paper element.
8 Paper element with centrifugal type pre - cleaner.
1. Pre cleaner.
2. Air cleaner body.
3. Outer element.
4. Inner element.
A. To cylinder ( intake air ).
Gbr. III - 34. Air cleaner type paper Gbr. III - 35. Centrifugal type pre-
element. Cleaner.
Mechanic Development.
PT Pamapersada Nusantara
ENGINE SYSTEM III - 28 - 31
3. Vacuator Valve.
Fungsinya adalah untuk membuang debu pada air cleaner pada saat engine
mati. Vacuator valve ini tertutup pada saat engine hidup dan terbuka pada
saat engine dimatikan, sehingga debu dapat keluar secara otomatis.
4. Dust Indicator.
5. Turbo Charger.
Turbo charger ini mempunyai dua impeller yaitu turbin dan blower. Turbin
impeller diputar oleh gas buang dengan kecepatan yang sangat tinggi. Pada
ujung poros turbin ini dipasangkan blower impeller dengan ikatan mur,
sehingga putaran blower impeller akan sama dengen putaran turbin
impeller. Putaran dari turbo charger ini berkisar antara 50.000 - 150.000
rpm.
Untuk menahan putaran tinggi tersebut poros turbin di support oleh journal
bearing dan thrust bearing. Pada tengah - tengah rumah turbin dilengkapi
dengan saluran oli untuk pelumasan bearing - bearing. Untuk pelumasan ini
dipergunakan oil engine. Dan untuk menghindari kebocoran oli ke sisi hisap
maupun sisi turbin dipasang seal ring.
Mechanic Development.
PT Pamapersada Nusantara
ENGINE SYSTEM III - 29 - 31
Mechanic Development.
PT Pamapersada Nusantara
ENGINE SYSTEM III - 30 - 31
6. After Cooler.
Mechanic Development.
PT Pamapersada Nusantara
ENGINE SYSTEM III - 31 - 31
7. M u f f l e r.
Fungsinya :
8 Peredam suara.
8 Menghilangkan percikan api.
8 Menurunkan temperatur gas buang.
Macamnya :
1. Horizontal type.
2. Tube type.
3. Vertical type.
3. Catalytic muffler
Dari type - type di atas hanya ada 2 type yang kebanyakan digunakan yaitu
horizontal Type dan Vertical Type..
Mechanic Development.
PT Pamapersada Nusantara
PENGUKURAN BAB IV
Mechanic Development.
PT Pamapersada Nusantara
PENGUKURAN IV - 1 - 11
A. SISTEM SATUAN.
1. Satuan Panjang :
2. Satuan Gaya :
1 Lb = 0,4536 Kg.
1 Kg = 9,81 Newton.
3. Satuan Tekanan :
1 HP = 0,746 KW.
1 HP = 0,1782 K..Cal.
1 HP = 1,0413 PS.
5. Satuan Moment :
1 Kg m = 7,233 Ft lb.
B. PENGUKURAN.
Mechanic Development.
PT Pamapersada Nusantara
PENGUKURAN IV - 2 - 11
Mechanic Development.
PT Pamapersada Nusantara
PENGUKURAN IV - 3 - 11
Mechanic Development.
PT Pamapersada Nusantara
PENGUKURAN IV - 4 - 11
Step I : Dalam gambar vernier scale, terlihat bahwa titik nol berada antara 43
mm dengan 44 mm, maka dibaca pada step I = 43 mm.
Step II : Dalam gambar vernier scale, terlihat bahwa garis yang bertemu,
diangka 6, jadi ditambah 0,6 mm.
Contoh : ( A )
(B)
Mechanic Development.
PT Pamapersada Nusantara
PENGUKURAN IV - 5 - 11
Contoh Latihan :
Perhatikan baik – baik, dan isi pada kolom sebelah kiri :
Mechanic Development.
PT Pamapersada Nusantara
PENGUKURAN IV - 6 - 11
D. MIKROMETER.
Biasanya dipakai untuk pengukuran dimater luar dan dalam, serta hasil
pengukuran lebih teliti dari vernier caliper.
OUTSIDER MIKROMETER.
Contoh pengukuran :
Catatan : Tanda O untuk pengukuran yang benar.
Tanda X untuk pengukuran yang salah.
Mechanic Development.
PT Pamapersada Nusantara
PENGUKURAN IV - 7 - 11
Mechanic Development.
PT Pamapersada Nusantara
PENGUKURAN IV - 8 - 11
Step I : Dalam gambar micrometer scale, terbaca pada thimble garis terbesar
di angka 56 mm.
Step II : Terlihat bahwa akhir thimble lebih 0,5 pada tanda garis.
Step IV: Pada thimble scale terlihat teapt pada garis, jadi pembacaan tepat =
0 mm. Jadi total pembacaan = 56 + 0,5 + 0,000 = 56,970
Contoh latihan :
Standard micrometer
( 0,01 mm discrimination )
Sleeve reading
Thimble reading +
Total reading 7.373 mm
Sleeve reading
Thimble reading +
Total reading 7.873 mm
Sleeve reading
Thimble reading
Vernier reading +
Total reading 6.213 mm
Mechanic Development.
PT Pamapersada Nusantara
PENGUKURAN IV - 9 - 11
E. DIAL INDICATOR.
Contoh pengukuran :
Catatan : Tanda O untuk pengukuran yang benar.
Tanda X untuk pengukuran yang salah.
Mechanic Development.
PT Pamapersada Nusantara
PENGUKURAN IV - 10 - 11
F. BORE GAUGE.
Cara Pemakaian :
Step I : Ukur micrometer pada posisi yang diinginkan, misalkan kita setting
pada 73,00 mm
Step II : Ukur bore gauge pada micrometer yang telah diset, yang sebelumnya
Anvil sudah disediakan ukurannya dan diset pada Dial Gauge pada
posisi nol.
Mechanic Development.
PT Pamapersada Nusantara
PENGUKURAN IV - 11 - 11
Step III : Anvil bore gauge masukkan ke dalam silinder dan goyangkan ke kiri
dan kekanan, maka akan terjadi penyimpangan. Pada penyimpangan
yang maximum, maka disini pembacaan pengukuran yang paling
tepat. Misalkan :
Penyimpangan maximum terbaca, pada posisi bertambah 0,09 mm,
jadi dibaca 73,00 + 0,09 = 73,09 mm.
Penyimpangan maximum terbaca, pada posisi berkurang 0,09 mm,
jadi dibaca 73,00 - 0,09 = 72,91 mm.
G. TORQUE WRENCH.
H. FEELER GAUGE.
Mechanic Development.
PT Pamapersada Nusantara
TROUBLE SHOOTING V-1-2
1. Hal – hal yang harus diingat pada saat melakukan trouble shooting.
a. Ketika melakukan troble shooting jangan terburu – buru untuk
membongar komponen, apabila komponen dibongkar, maka kerusakan
lain akan terjadi pula.
b. Tanyakan hal – hal berikut kepada si operator :
• Apakah ada problem yang terjadi sebelum problem ini dilaporkan ?
• Apakah terdengar suara – suara aneh sebelum kerusakan terjadi ?
• Apakah kerusakan ini terjadi secara tiba – tiba atau bagaimana
kondisi engine ini sebelumnya ?
• Pada kondisi bagaimana kerusakan ini terjadi ?
• Pernahkah engine ini direparasi sebelumnya ?
c. Periksa hal berikut sebelum melakukan truble shooting :
• Periksa permukaan oli ?
• Periksa kebocoran – kebocoran oli / yang terjadi ?
• Periksa juga komponen – komponen lainnya secara visual ?
d. Tegaskan kerusakan.
Tentukan dulu tingkat kerusakan oleh kita sendiri dan putuskan
“ apakah kerusakan ini merupakan kerusakan nyata atau sebagai
problem dalam operasi saja ?”.
• Ketika mengetes unit untuk menentukan kembali gejala kerusakan,
jangan lakukan pengetesan atau pengukuran – pengukuran yang
dapat menyebabkan timbulnya kerusakan yang lebih parah lagi.
e. Trouble shooting.
Gunakan hasil penyelidikan dan pengukuran pada point 2 - 4 untuk
memperkecil penyebab kerusakan, kemudian gunakan chart trouble
shooting untuk melokalisir posisi penyebab kerusakan secara akurat.
f. Tindakan untuk menghilangkan sumber kerusakan.
Walaupun kerusakan telah direparasi, jika sumber kerusakan belum
ditemukan, maka sudah dipastikan kerusakan yang sama pasti
terjadi. Untuk mencegah hal in! selalu harus diselidiki “ Mengapa
kerusakan itu terjadi " kemudian hilangkan sumber kerusakan.
Mechanic Development.
PT Pamapersada Nusantara
TROUBLE SHOOTING V-2-2
Penjelasan :
• Question.
A + B berhubungan dengan hal – hal, dimana jawabannya dapat diperoleh
dari sipemakai.
• Check item.
~ Mekanik melakukan simple inspection untuk mempertegas penyebabnya.
~ Item dibawah C berhubungan dengan maksud ini
~ Mekanik mempertegas lagi penyebab kerusakan dari informasi pada A
yang didapatkan dari sipemakai dan hasilnya pada C didapat dari
inspeksinya sendiri.
• Trouble shooting.
Trouble shooting dilakukan dalam urutan kemungkinan, dimulai dengan
penyebab yang telah diberi tanda sebagai kemungkinan yang paling
memungkinkan dari informasi yang diperoleh.
Cara pembacaannya adalah sebagai berikut :
Item – itme yag sudah ditulisakan pada “ Question “ dan “ Check Item “ yang
mempunyai hubungan dengan item – item penyebab ( cause ) ditandai
dengan dan semua penyebab yang kemungkinannya besar ditandai
dengan O.
Periksalah setiap hal pada question dan check item kemudian ditandai
dengan O atau untuk item – item dimanan problem muncul di kolom
vertikal ( cause = penyebab ).
Mulailah trouble shooting untuk item – item tersebut agar keputusan akhir
bisa didapakan.
~ Point – point yang paling tinggi adalah penyebab yang paling mungkin
dengan demikian :
1.Untuk ( confirm recent repair history ) pada bahagian ( question ),
tanyakan pada sipemakai dan tandailah pada kolom cause, untuk
digunakan sebagai referensi untuk meng-alokasikan penyebab
kerusakan. Oleh sebab itu, Jangan gunakan ini ketika membuat
kaikulasi untuk mempersempit masalah.
2. Gunakan pada kolom CAUSE sebagai referensi untuk ( Degree of
use Î Operated For Long Periode ) pada kolom question sebagai
referensi. Jangan gunakan kolom ini, ketika sedang membuat kalkulasi
penyempitan masalah, tapi bisa juga dipakai kalau diperlukan untuk
menentukan urutan trouble shooting.
Mechanic Development.
PT Pamapersada Nusantara
LAMPIRAN VI - 1 - 6
Mechanic Development.
PT Pamapersada Nusantara
LAMPIRAN VI - 2 - 6
1 5 3
4 6 2
Mechanic Development.
PT Pamapersada Nusantara
LAMPIRAN VI - 3 - 6
• Pasang Push Rod ( intake, exhaust dan injector ) pada push rod insert di
cam follower.
1. Cam follower
2. Cam shaft
3. Push rod
4. Silinder block
5. Gasket / Shim
6. Cam follower housing
• Pasang timing fixture pada silinder head, sedemikian rupa sehingga gerak /
travel piston dan injector push rod akan terbaca pada dial gauge.
Pemasangan timing fixture pada silinder head adalah sesuai dengan
pemasangan cam follower, yaitu pada piston yang akan diadjust
penyemprotan fuelnya.
Mechanic Development.
PT Pamapersada Nusantara
LAMPIRAN VI - 4 - 6
• Putar crank shaft , hingga mendapat posisi 19º BTDC ), terbaca pada
timing fixture.
Pada langkah ini, baca dial gauge untuk injector push rod, ada 3
kemungkinan, yaitu bila jarum pada dial gauge menunjukkan angka :
1. (0,749) berarti penyemprotan fuel tepat.
2. (0,699) berarti penyemprotan fuel terlalu awal.
3. (0,800) berarti penyemprotan fuel terlalu lambat.
Penyetelan tak selamanya pada posisi 19º BTDC tetapi dapat juga dilakkan
pada posisi 12º BTDC dan 5º BTDC.
Ketepatan penyetelan dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
3. Penyetelan injector.
Pasang injector pada silinder head ( connecting pipes dipasang ), dengan
ketentuan :
• Securing bolt torque = 12 – 14 Ft lb
• Connecting pipe torque = 20 – 25 Ft lb
Mechanic Development.
PT Pamapersada Nusantara
LAMPIRAN VI - 5 - 6
• Atur adjusting screw hingga saat thicness gauge digerakkan tidak longgar
dan tidak keras.
• Adjusting screw ditahan, lock nut ditorque sebesar :
Dengan adaptor 60 – 70 Ft lb
Tanpa adaptor 70 – 80 Ft lb
Mechanic Development.
PT Pamapersada Nusantara
LAMPIRAN VI - 6 - 6
Mechanic Development.
PT Pamapersada Nusantara