HYDRAULIC
MAINTENANCE DEVELOPMENT
BMC-JRN Basic Hydraulic
1. PENJELASAN MODUL
Judul Modul
Basic Mechanic Course – Basic Hydraulic
Uraian Modul
Modul ini memberikan pengetahuan dasar dan element penunjang dalam sebuah hydraulic system.
Penjelasan dari modul ini memudahkan partisipant untuk mampu mengidentifikasi, menjelaskan tujuan dan
fungsi element dasar system hydraulic sebagai bahan analisa permasalahan & langkah-langkah perbaikan
Sumber Referensi
CAT hydraulic Fundamental HandBook
FOWAG HandBook UT
BMC PT UT HandBook
BMC PT Intracopenta
Metode Penilaian
Kelas dan Workshop
Untuk memberikan hasil kerja yang memuaskan dari modul ini, anda harus menunjukkan bahwa anda
sudah mampu dalam semua materi pelajaran. Sebagai konsekwensinya, setiap hasil pekerjaan dan penilaian
akan menjadi ukuran dari penilaian modul tersebut.
Dalam modul ini, anda diharuskan untuk berpartisipasi di dalam kelas dan tempat kerja dengan melengkapi
ketentuan-ketentuan berikut ini:
Activity Workbook
Knowledge Assesment
Tempat kerja
Untuk mempraktekkan dengan baik modul ini anda diharuskan melengkapi faktor-faktor yang
diperlukan dalam workplace assesment. Petunjuk pelaksanaan workplace assesment terdapat pada activity
workbook.
Daftar isi
1. Penjelasan Modul .................................................................................... i
2. Petunjuk Penggunaan ............................................................................. ii
3. Penilaian Pengetahuan & Ketrampilan .................................................... iii
4. Daftar Isi .................................................................................................. iv
TOPIK 1
Pengertian Fluida Dasar
I.1. Dasar-Dasar Hidrolik
Sistem hidrolik mempunyai peran sangat penting dalam operasi alat berat. Prinsip-prinsip dasar
hidrolik digunakan ketika merancang dan mengoperasikan sistem hidrolik untuk implement, sistem steering,
sistem brake, dan sistem power train. Bahkan dalam kehidupan sehari-hari, tidak terlepas dari peralatan
yang memanfaatkan prinsip-prinsip dasar hidrolik, misalnya: dongkrak dll.
Prinsip-prinsip hidrolik berlaku ketika menggunakan cairan yang bertekanan untuk melakukan kerja.
Untuk itu ada beberapa hukum yang harus dipahami dan akan dijelaskan pada pembahasan berikut.
Fluida
adalah zat yang bersifat mengalir . Hal ini disebabkan karena molekul-molekulnya mempunyai
daya tarik-menarik ( kohesi ) antar molekul sangat kecil atau bahkan nol.
Ada banyak alasan mengapa menggunakan sistem hidrolik. Beberapa diantaranya adalah bahwa
sistem hidrolik ini sangat multi-guna, efisien dan sederhana untuk menghantarkan tenaga. Ini merupakan
tugas sistem hidrolik, yang mengubah tenaga dari suatu bentuk menjadi bentuk yang lainnya.
Ilmu hidrolik dapat dibagi menjadi dua bidang besar:
Hidrodinamik
Hidrostatik
Hidrodinamik
Gambar 1a & 1b
Penerapan pemanfaatan hidrodinamik:
Kincir air atau turbin; energi yang dipergunakan adalah yang tercipta dari gerakan air (Gambar 1a).
Torque Converter (Gambar 1b)
Hidrostatik
Hidrostatik adalah ilmu yang mempelajari tentang fluida bertekanan. Penerapan hidrostatik:
Dongkrak hidrolik atau mesin press hidrolik.
Silinder berpenggerak hidrolik.
Pada alat hidrostatik, dorongan akibat cairan yang terjebak (terbatas) menyebabkan perpindahan
tenaga. Jika cairan bergerak atau mengalir di sistem, maka akan terjadi gerakan pada sistem tersebut.
Misalnya, kalau mendongkrak mobil dengan dongkrak hidrolik, cairan ditekan agar dongkrak naik,
mengangkat mobil. Kebanyakan mesin atau perlengkapan hidrolik yang di penggunaan saat ini beroperasi
secara hidrostatik.
Gambar 2
I.3.2 Cairan tidak dapat dimampatkan
Gambar 5
Jika ada sebuah pipa yang menghubungkan dua silinder
yang berukuran sama (Gambar 5), maka perubahan volume pada
satu silinder akan menyalurkan volume yang sama ke bagian lainnya.
Ruang yang ditempati suatu unsur disebut „displacement‟.
Cairan sangat bermanfaat untuk mengalihkan tenaga melalui pipa,
baik untuk jarak dekat maupun jarak jauh, dan bentuk yang
menyudut serta untuk posisi naik dan turun. Gaya yang diberikan
pada satu ujung pipa akan langsung disalurkan dengan besar gaya
yang
I.4. sama ke ujung pipa yang lainnya.
Cairan
Kebanyakan sistem hidrolik menggunakan oli karena tidak akan memampat dan mampu melumasi
sistem yang dipergunakan. Air tidak cocok dipakai karena:
1. Air dapat membeku pada temperatur yang dingin dan mendidih pada temperatur 100ºC.
2. Air menyebabkan korosi dan karat serta hanya memberi sedikit pelumasan.
Ada berbagai jenis fluida yang dipakai dalam sistem hidrolik. Alasan menggunakan suatu jenis fluida
bergantung pada jenis pekerjaan dan lingkungan kerjanya, namun kesemuanya menjalanka 4 fungsi yang
mendasar berikut:
1. Fluida dipergunakan untuk meneruskan gaya dan tenaga melalui saluran (line) ke aktuator supaya
dapat melakukan kerja.
2. Fluida adalah medium pelumas pada sirkuit dan komponen hidrolik.
3. Fluida adalah media pendingin, membawa panas menjauh dari komponen-komponen di dalam
sirkuit hidrolik dan membuangnya ke tempat lain.
4. Fluida menyekat celah antara bagian-bagian yang bergerak untuk meningkatkan efisiensi dan
mengurangi panas yang diciptakan oleh kebocoran yang kelebihan.
Area = r²
Jika jari-jari lingkaran (r) adalah 2 inch, maka:
A = 3,14 2 2
A = 12,5 inch²
Dengan mengetahui luas area, dapat diketahui berapa besar tekanan yang mampu mengangkat beban yang
ada. Jika gaya sebesar 500 Pound bekerja pada area 12,5 inch², tekanan yang terjadi adalah 40 psi.
Tekanan dapat diketahui dengan rumus:
P=F/A
P = 500 lbs/12,5 inch²
P = 40 psi
Dengan demikian besar gaya yang bisa ditopang oleh piston yang besar adalah:
F=PA
P = 40 psi
A = belum diketahui (r = 3 inch) F = 40 28,26
A = r² F = 1130 psi
A = 3,14 3 3
A = 28,26 inch²
Pada saat menghitung pressure di dalam sistem, digunakan dua valve dari cylinder ke dua dari
sebelah kiri. Rumus yang digunakan adalah
Pressure = Force/Area
Pressure = 50 lbs / 1 in² = 50 psi
Salah satu keuntungan penggunaan fluida adalah kemampuan melipat gandakan gaya dan untuk
meneruskan tenaga. Seperti ditunjukkan oleh diagram pada gambar 11, gaya tidak harus diteruskan
melalui saluran lurus (secara linear). Gaya bisa diteruskan melalui belokan atau secara tidak linear dan
dilipat gandakan. Penggunaan tenaga fluida adalah merupakan konsep penyaluran tenaga yang fleksibel.
Sebetulnya, tenaga fluida adalah penyaluran tenaga yang awalnya berbentuk tidak bergerak, melalui
sumber putaran (motor listrik atau engine), energi dipindahkan ke tempat yang terpisah yang dilengkapi
peralatan pelipat-gandaan gaya yang berputar atau linear (garis lurus) yang disebut juga aktuator.
Tenaga fluida juga bisa dilihat sebagai sebagian proses transformasi mengubah bentuk energi
potensial (listrik atau bahan bakar) menjadi energi mekanik yang aktif (gaya dan tenaga linear atau rotary).
Keuntungan lain setiap kali tenaga dasar dirubah ke tenaga hidrolik adalah :
1. Gaya dengan mudah bisa diubah arahnya seperti dari maju ke mundur.
2. Alat pelindung bisa ditambahkan sehingga memungkinkan kelebihan beban hanya terjadi pada
peralatan pengangkat tetapi tidak pada penggerak utama (mesin atau engine) dan menghindari
komponen lainnya mengalami tekanan yang berlebihan.
3. Kecepatan komponen mesin yang berbeda, seperti ( boom, winch atau crane), bisa dikendalikan
sendiri-sendiri satu sama lain, seperti mudahnya mengendalikan kecepatan penggerak utama.
I.9. Tekanan :
Fluida pada sistem hidrolik didorong dari reservoir melalui saluran inlet pompa (Gambar 13) akibat
sejumlah tekanan yang terjadi pada fluida tersebut antara lain.
Berat fluida itu sendiri
Disebabkan oleh tekanan atmosfir
Bisa pula karena adanya tekanan dari tangki yang dibuat bertekanan
Satu meter kubik air memiliki berat kira-kira 1000kg. Berat ini terdorong kebawah akibat
gaya gravitasi, dan menimbulkan tekanan. .Gambar 14 menunjukkan bagaimana berat ini tersebar di
sepanjang permukaan bejana. Contoh ini menunjukkan, berat keseluruhan yang ditahan oleh bidang yang
berukuran satu meter dikali satu meter atau 1m2.
Tekanan dengan arah ke bawah dari 1 meter kubik air ialah 9810 Pa. Jika ruang
setinggi dua meter air akan menaikkan tekanan sebanyak dua kali lipat pada bidang sama yaitu sebesar
19620 Pa.
Efek tekanan biasanya dapat dirasakan pada gendang telinga ketika berenang dan tekanan akan
semakin besar jika kita berenang semakin dalam. Tekanan tersebut dapat dihitung seperti berikut ini :
Tekanan (Pa) = dalam air (m) x 9810 Pa
Fluida lain memiliki sifat sama dengan air, perbedaan tergantung pada berat jenis fluida tersebut.
Spesific Gravity = Berat fluida ÷ Berat Air
Spesifik gravity oli hidrolik sekitar 0.92, berarti oli hidrolik memiliki berat 92% dari berat air. Hubungan
rumus diatas menjadi:
Tekanan (Pa) = Fluida Depth (m) x 9810 Pa/m air x SG.
Satuan tekanan diidentifikasikan dengan satuan tekanan standar ISO atau SI unit yaitu dengan satuan
Pascal ( Pa ) dan bar.
1 Pa = 1 N / m2
1 kp = 9,81 N ( kp = kilo pound )
1 bar = 105 Pa
1 kPa= 1000 Pa
1 bar = 100 kPa = 14,5 psi = 1,02 kg / cm2
Pada jumlah yang relatif sedikit, berat udara biasanya diabaikan. Gumpalan udara dengan luas satu
meter persegi dan memanjang dari permukaan bumi diukur dari permukaan laut sampai
ketinggian yang sangat ekstrem, sebetulnya akan mempunyai berat yang berarti. Berat ini, pada hari
dengan cuaca normal adalah 10,000 kg, seperti ditunjukkan gambar 16. Oleh karena itu tekanan yang
dirasakan di permukaan laut karena berat udara tersebut, adalah 100,000 Pa. Ini mengacu pada standar
atmosfir atau tekanan atmosfir pada hari-hari bisa dipermukaan laut yang sebesar 1 bar atau
1000 millibar.
Tekanan ini, mempengaruhi fluida dalam reservoir, juga membantu mendorong fluida dari reservoir
menuju inlet port pompa.Setiap orang begitu terbiasa dengan tekanan atmosfir, oleh karena itu kondisi ini
diasumsikan memiliki tekanan „nol‟ dan alat ukur tekanan (pressure gauge) juga membaca “nol”, oleh sebab
itu tekanan atmosfir standar mengacu pada pembacaan skala alat ukur. Tentu saja, mungkin juga
mendapatkan tekanan di bawah tekanan atmosfir dengan menghilangkan sebagian dari tekanan
atmosfir, dan kondisi ini disebut kondisi vakum.
Dengan menghilangkan seluruh tekanan atmosfir, “nilai” nol didapat, dan ini disebut
“absolute zero”. Nol absolut ialah 100 kPa di bawah ukuran gauge pressure nol, dan dianggap
sebagai kevakuman sempurna (Gambar 17). Tidak ada tekanan absolut di bawah nol.
Untuk membedakan antara kedua tekanan, alat ukur yang membaca nilai absolut diberi etiket absolut.
Menyatakan ini bahwa nol untuk tekanan ini adalah nol absolut, dan semua pengukuran tekanan positif
mulai dari nilai ini. Jika pembacaan tekanan atmosfir mulai dari “nol”, maka tekanan tersebut disebut
gauge pressure. Alat ukur yang melakukan pembacaan seperti ini biasanya tidak diberi etiket.
Ketika kita bergerak dari permukaan laut, menuju ke atas gunung, kerapatan udara pada saat
mencapai daerah tinggi menjadi berkurang. Hal ini ditandai dengan semakin susahnya kita bernapas
karena semakin sedikit udara yang masuk ke paru-paru atau dapat juga dikatakan bahwa tekanan atmosfir
semakin berkurang saat ketinggian suatu daerah dari permukaan laut meningkat.
Fenomena seperti ini penting untuk dipertimbangkan, karena pada daerah yang lebih tinggi,
tekanan atmosfir yang akan membantu fluida dari reservoir mengalir menuju sisi inlet port pompa lebih
rendah jika dibandingkan alat tersebut beroperasi pada daerah yang lebih rendah.
Tekanan atmosfir diukur menggunakan barometer, seperti ditunjukkan oleh Gambar 18.
Tabung penuh air raksa dibalikkan pada segenangan air raksa seperti terlihat. Air raksa akan
jatuh dari tabung sampai mencapai tinggi tertentu. Ruang diatas air raksa pada tabung akan
mengalami kevakuman sempurna 0 kPa. Tinggi air raksa pada tabung akan menunjukkan
tekanan atmosfir, karena tekanan atmosfir-lah yang mencegah sisa air raksa jatuh dari tabung.
Pada tekanan atmosfir yang standar 100 kPa, air raksa akan jatuh dari tabung hingga mencapai
tinggi 760mm di atas genangan. Sewaktu tekanan atmosfir berganti (karena iklim atau ketinggian), tinggi
air raksa akan berubah.
Aliran adalah gerakan sejumlah fluida selama waktu tertentu. Fluida pada sistem hidrolik
mengalir melalui hose, tube, reservoir dan komponen-komponen.
Aliran biasanya dilambangkan dengan huruf “Q”, dan biasanya memiliki satuan liter-per
menit (LPM) atau gallon per menit, namun dapat juga dengan satuan centimeter kubik per-
menit (cm3/ min) atau centimeter kubik per-detik (cm3/sec).
Dengan memakai rumus di atas, satuan yang benar harus dipergunakan agar persamaannya
menjadi setara. Misalnya, jika luas dalam cm bujursangkar, lalu kecepatan dalam cm perdetik atau cm per-
menit. Aliran kemudian akan menjadi sentimeter kubik (cc) per detik atau per menit.
Pada dasarnya aliran adalah kecepatan sejumlah fluida yang melalui titik tertentu. Untuk
menggambarkannya, bayangkan luas penampang bagian dalam pipa. Jika penampang ini dialiri fluida
dengan laju satu meter dalam satu detik, maka fluida akan terdorong sejauh satu meter setiap detik.
Volume fluida itu adalah luas penampang dikali panjang pipa. Dari analogi diatas diperoleh rumus dasar
aliran hidrolik :
Aliran = Area x Velocity, atau Q = A x V.
I.10.1 Aliran Laminar
Aliran Laminar merupakan aliran pada sistem hidrolik yang merupakan perpindahan fluida
dengan lancar dari satu titik menuju titik lain, semua partikel fluida akan bergerak parallel ke semua arah
tertentu, atau disebut juga aliran laminar (gambar 19), dan ini adalah kondisi yang paling ideal.
Sebenarnya, aliran pada hidrolik sistem lebih sering mengalami banyak ketidak teraturan dari
pada yang diinginkan. Walaupun fluida secara umum mengalir menuju arah tertentu yang diinginkan, juga
mengalir melalui saluran kecil, hambatan pada sudut yang tajam, melalui orifice, melewati tikungan tajam.
Pada Gambar 20, partikel fluida mengalir dengan tidak beraturan, menyebabkan gesekan dan
gerakan yang tak efisien. Aliran sejenis ini, disebut aliran turbulen, yang merupakan aliran yang tak
diinginkan dan boros. Sayangnya, seekonomis apa pun suatu sistem hidrolik, pada kenyataaanya masih
mengalami turbulensi aliran.
Ketika fluida mengalir melewati orifice, seperti terlihat pada gambar 21, maka fluida tersebut
akan kehilangan sebagian dari energinya. Ini terlihat dimana tekanan akan lebih rendah di daerah
downstream orifice, seperti ditunjukkan oleh kedua pressure gauge. Perbedaan tekanan di antara di daerah
upstream dan di daerah downstream disebut pressure drop, yaitu penurunan tekanan yang disebabkan
oleh hambatan aliran (orifice). Besarnya penurunan tekanan akan bervariasi, tergantung pada :
Laju aliran melewati orifice
Ukuran orifice
Kemudahan fluida untuk mengalir (viskositas).
Aliran pada downstream harus sama dengan aliran pada downstream seperti Gambar 21, karena
tidak ada keborocan aliran fluida. Namun, karena tekanan fluida di daerah downstream lebih rendah,
maka tenaga dari fluida akan kurang. Hukum ilmu fisika menyebutkan bahwa tenaga tidak bisa
dihilangkan, oleh karena itu pengurangan tenaga pada aliran karena terbentuknya panas akibat orifice.
Gambar 22 – Jika tidak ada aliran melewati orifice, maka tidak terjadi penurunan pressure
Gambar 23
Hukum Bernoulli menyatakan bahwa jumlah tekanan dan energi kinetic pada beberapa titik
pada sistem harus konstan jika aliran konstan. Jika fluida mengalir melalui diameter yang berbeda
seperti ditunjukkan pada Gambar 23, maka kecepatan alir (velocity) juga akan berbeda. Pada sisi kiri,
areanya luas sehingga kecepatan alir (velocity) akan rendah. Pada bagian tengah, kecepatan alir ( velocity)
akan meningkat disebabkan luas area kecil. Juga pada sisi kanan, luas area meningkat kembali sama
dengan yang kiri, sehingga kecepatan aliran akan turun.
Bernoulli membuktikan bahwa tekanan pada daerah C akan lebih rendah daripada tekanan di area
A dan B karena peningkatan kecepatan aliran ( velocity). Peningkatan kecepatan alir pada titik C berarti
peningkatan energi kinetik. Energi kinetic akan meningkat hanya jika tekanan turun. Pada titik B, energi
kinetic yang berlebih telah dirubah kembali menjadi tekanan dan aliran akan turun. Jika tidak ada hilang
tenaga karena gesekan (friction loss), tekanan pada titik B akan sebanding dengan tekanan pada titik A.
Gambar 24
Gambar 24 menunjukkan efek kombinasi dan perubahan kecepatan aliran. Penurunan tekanan
(pressure drop) dari maksimum di C menuju nol di B. Pada D, kecepatan meningkat, sehingga tekanan
akan turun. Pada E, ketinggian fluida akan meningkat dan banyak energi kinetik dirubah menjadi tekanan
karena kecepatan aliran ( velocity) turun. Juga pada F, ketinggian fluida turun karena kecepatan aliran
(velocity). Sederhananya, hukum Bernauli menyatakan bahwa :
Jika aliran meningkat, tekanan turun
Jika aliran turun, tekanan meningkat
Gambar 25
Kebanyakan mesin membutuhkan berbagai komponen yang dapat dihubungkan baik melalui sirkuit seri
ataupun parallel (Gambar 25). Ketika komponen dihubungkan secara seri (1), fluida mengalir dari satu
komponen menuju komponen berikutnya, sebelum kembali ke tangki. Ketika komponen terhubung secara
parallel (2), aliran fluida akan menuju komponen secara bersamaan.
Gambar 26
Dalam Gambar 26, dibutuhkan pressure sebesar 620 kPa (90 psi) untuk mengalirkan 4 liter fluida
per menit (lpm) melalui sirkuit. Orifice atau relief valves pada rangkaian hidrolik seri menghasilkan tahanan
yang mirip dengan resistor pada rangkaian listrik seri, oli akan mengalir pada tiap-tiap tahanan. Total
tahanan merupakan penjumlahan dari masing-masing tahanan.
I.12.2. Hambatan dalam rangkaian Parallel
Gambar 27
Pada sistem sirkuit parallel, oli yang dipompakan mengikuti tahanan terakhir. Pada Gambar 27,
pompa menyuplai oli menuju tiga sirkuit parallel. Sirkuit ketiga memiliki hambatan tertinggi dan merupakan
prioritas terakhir oli untuk mengalir. Sirkuit pertama memiliki tahanan terendah dan merupakan prioritas
pertama fluida mengalir.
Ketika oli yang dipompakan mengalir mengisi saluran dari pompa menuju valve, tekanan oli akan
meningkat menjadi 207 kPa (30 psi). Tekanan yang dihasilkan oleh hambatan aliran oli, membuka valve
pada sirkuit pertama dan oli mengalir menuju sirkuit. Tekanan sirkuit tidak akan meningkat hingga sirkuit
pertama terisi penuh. Ketika sirkuit pertama terisi, tekanan fluida akan meningkat menjadi 414 kPa (60 psi)
dan membuka valve pada sirkuit kedua. Kemudian, tekanan sirkuit tidak akan meningkat hingga sirkuit dua
terisi penuh. Tekanan oli yang dipompakan akan meningkat ke nilai 620 kPa (90 psi) untuk membuka valve
pada sirkuit ketiga. Sebuah sirkuit hidrolik atau pada pompa harus dilengkapi sistem relief valve untuk
membatasi tekanan maksimum sistem.
Gambar 28
Untuk melakukan pekerjaan yang berguna, sebuah sistem hidrolik harus dapat mengubah tenaga dan mengontrol
aliran dari suatu komponen ke komponen yang lainnya. Gambar 28 di atas menunjukkan prinsip mengubahan
dan titik pengontrolan suatu sistem.
Sistem hidrolik menerima input energi dari sumber, biasanya dari engine atau rangkaian gigi-gigi
(gear train) yang berputar. Pompa hidrolik mengubah energi gerak menjadi energi hidrolik dalam bentuk
aliran dan tekanan. Valve mengontrol perubahan energi hidrolik menuju sistem dengan mengotrol aliran
fluida dan arah aliran. Aktuator (yang dapat berupa silinder atau motor) mengubah energi hidrolik menjadi
energi mekanis yang menghasilkan gaya putar yang berguna melakukan pekerjaan.
Untuk melakukan pekerjaan hidrolik, diperlukan aliran dan tekanan. Tekanan Hidrolik
menghasilkan tenaga dorongan dan aliran menghasilkan gerakan.
Length / panjang
0,03937 inci (ins) = 1 milimeter (mm) 1 inci (in atau “) = 25,4 milimeter (mm)
0,3937 inci (ins) = 1 sentimeter (cm) 1 kaki (ft atau „) = 0,3048 meter (m).
39,37 inci (ins) = 1 meter (m)
Volume/isi
0,061 in3 = 1 cm3 1 inci kubik (in3) = 16,39 sentimeter kubik (cm3
61,02 in3 = 1 liter (L) atau cc)
0,22 galon imperial = 1 liter (L) 1 galon imperial (imp gal) = 4,546 liter (lt)
0,2642 galon AS = 1 liter (L) 1 galon AS (US Gal) = 3,785 liter (lt).
Massa
2,205 pound (lb) = 1 kilogram (kg) 1 pound (lb) = 0,4536 kilogram (kg).
0,9844 ton (t) = 1 tonne (t)
Kecepatan / velocity
196,8 kaki per menit (ft/min) = 1 meter per detik (m/det).
Gaya / force
0,2248 pound force (lb.force) = 1 Newton (N)
0,1004 ton force (t.force) = 1 KiloNewton (kN).
Pressure
0,145 pound per inci persegi (psi) 1 Kilopascal (kPa)
Catatan: 101.325 kPa = 1 Atmosfir (atm).
Torque
O,7376 pound kaki (lb.ft) = I Newton Meter (Nm)
7,23 (lb.ft) = 1 kg/m.
Temperature / suhu
Derajat Fahrenheit (0F) = 0C x 1,8 +32 (derajar Selsius 0C).
Kekuatan
1 kilowatt (kW) = 1,341 power / tenaga kuda (hp).
Catatan: 1 watt (w) = 1 Nm/det.
TOPIK 2
Identification Major Component
Gambar 29 Gambar 30
Mesin-mesin alat berat saat ini menggunakan sistem hidrolik dengan berbagai komponen hidrolik
untuk mencapai tingkat pengoperasian yang efisien. Silinder hidrolik memiliki bermacam tipe yang
digunakan untuk mengoperasikan implement, seperti bucket, blade, ripper, backhoe dan bak truck.
Motor Hidrolik menggerakkan track, roda, car bodi dan conveyor. Brake, steering, transmisi,
suspensi dan sistem kendaraan lainnya juga menggunakan system hidrolik sebagai tenaga dan control.
Gambar 29 menjelaskan sistem dasar hidrolik, yang terdiri dari komponen-komponen berikut :
Fluida (A)
Reservoir (B)
Filter (C)
Pompa (D)
Directional control valve (E)
Aktuator atau hidrolik silinder (F)
Saluran (Line) (G)
Pressure control valve (H)
Oil Cooler (I).
Line Hidrolik digunakan untuk menghubungkan berbagai komponen supaya fluida dapat mengalir pada
sirkuit. Line hidrolik tersebut dapat berupa pipa (tube) atau selang (hose).
Gambar 35
Tube (Gambar 35) merupakan line hidrolik yang kaku, biasanya terbuat dari baja. Tube dipergunakan
pada beberapa komponen yang tidak bergerak satu sama lain. Tube secara umum juga memerlukan
ruang lebih sedikit dibanding selang (hose) dan dapat terpasang dengan kokoh ke mesin, menghasilkan
perlindungan yang lebih baik pada line hidrolik dan secara umum memperbaiki penampilan mesin.
Gambar 36
Hose hidrolik (Gambar 36) digunakan jika dibutuhkan fleksibilitas, seperti jika komponen saling bergerak
satu sama lain. Hose dapat menyerap getaran dan mampu menahan berbagai pressure.
Hidrolik hose terdiri dari :
Inner tube.
Adalah lapisan (Layers) syntetic rubber yang tahan terhadap oli. Mempunyai permukaan yang halus,
flexible dan tahan terhadap panas dan karat.
Reinforcement layers.
Lapisan ini adalah ply yang konstruksinya syntetic fibers atau natural fiber atau braided wire ataupun
kombinasinya. Kekuatan layers ini dibuat tergantung dengan tekanan oli dari sisitem tersebut.
Outer cover.
Outer cover ini berfungsi melindungi reinforcement layers. Special rubber yang dipakai dibuat tahan
gesekan, tahan terhadap, tahan terhadap oli dan debu.
untuk delivery posisi hose berada pada setelah Pompa sampai ke alat kerja seperti Cylinder
Hydraulic, Motor Hydraulic dan lainnya. Pada Fungsi ini termasuk dalam kategori bertekanan tinggi.
3. Return atau Balik
untuk fungsi balik posisi hose berada setelah Alat kerja seperti Cylinder Hydraulic, Pressure Relief
Valve atau lainnya yang alirannya berakhir masuk ke tanki. Pada fungsi ini termasuk dalm kategori
bertekanan Rendah.
II.1.3. Working Pressure
adalah tekanan kerja yang diijinkan pada suatu hose yang dibedakan menurut jumlah lapisan
kawat ( Wire Braid) antara lain :
1. Jenis Wire Braid atau lapisan 1 kawat
1SN, 1ST, R 1AT(atau SAE 100R1A/DIN EN 853 1ST)
2. Jenis Wire Braid lapisan 2 kawat
2SN, 2ST, R2AT, Europlse (SAE 100 R2A/DIN EN 853 2ST)
3. Jenis lapisan 4 atau multy spiral
4SP, 4SN, 4SH, R12T, R9R (atau SAE 100 R10 - EN 856 4SP, EN 856 4SH, SAE 100R12 –
EN 856 R12)
4. Jenis lapisan 6 kawat atau multi spiral
R13, R15, EH920 (atau SAE 100 R13 – EN 856 R13)
5. Jenis Textile Braid Hose
R3, R4, R6.
6. Jenis Minning Hose
K13 174/Black Diamond.
7. Abrasion Resistan Hose
Europulse/Black Diamond.
8. High Temperature Hose
Euro Hi-Temp.
Pemasangan hose yang salah akan menyebabkan dampak yang kurang baik terhadap sistim
hidrolik. Oli hidrolik bisa cepat panas dan distribusi oli ke tempat tujuan terhambat. Dibawah ini
beberapa petunjuk pemasangan hose yang salah dan yang benar.
Gambar 37
Fungsi utama tangki oli hidrolik adalah untuk menyimpan oli dan menjamin oli tersedia dengan
sebagai syarat sistem dapat bekerja dengan baik.Tangki harus mempunyai cukup kekuatan, kapasitas
yang memadai dan menjaga masuknya kotoran.Tangki diletakkan di lokasi yang mudah dijangkau,
kadang-kadang langsung terdapat pada rumahan komponen utama ( major component housing).
Gambar 38
Sight Glass
Kaca penakar (sight glass) (Gambar 39) digunakan untuk memeriksa ketinggian oli dengan
mengacu pada manual operation and maintenance. Ketinggian oli umumnya berada pada posisi yang
sesuai ketika terlihat berada ditengah-tengah sight glass. Oli level harus diperiksa ketika oli dingin.
Mengaculah pada spesifikasi pabrik untuk memperoleh informasi tentang prosedur pembacaan
ketinggian oli yang benar.
Gambar 39
Lubang udara (Gambar 40) ini dipasang pada tangki tidak bertekanan dan memungkinkan
pressure atmosfir dapat keluar masuk tangki .
Gambar 40
Drain Lines
Letaknya pada bagian bawah tangki, lubang drain ini berfungsi untuk mengeluarkan oli lama dari
dalam tangki. Lubang drain ini juga berfungsi untuk menyingkirkan air dan endapan kotoran dari dasar
tangki. Kadang plug drain mengandung magnet yang kuat untuk menangkap partikel pada dasar tangki.
A. Pressurized Tank
Pressurized tank itu tertutup sama sekali. Atmospheric pressure (tekanan udara luar) tidak akan
mempengaruhi pressure yang ada di dalam tangki. Sebagaimana oli mengalir melalui sebuah system, oli
akan menyerap panas dan mengembang. Oli yang mengembang ini akan menekan udara yang ada di
dalam tangki. Udara yang tertekan ini akan mendorong oli keluar dari tangki dan menuju ke sistem.
Gambar 41
Pressurised tank mencegah masuknya kotoran dan uap air disamping membantu mendorong oli
mengalir menuju pompa hidrolik. Terdapat juga sistem dimana tekanan udara di tangki diperoleh dari
sistem udara bertekanan mesin, namun sistem seperti ini jarang dipergunakan.
Jangan langsung membuka tutup tangki ketika sedang bertekanan. Tangki bertekanan mengalami
pengembangan volume oli yang disebabkan oleh panas dan oleh karena itu terjadi tekanan pada permukaan
oli.Pressure relief valve mengontrol tekanan didalam tangki dan vacum valve mencegah terjadinya
tekanan negatif dalam tangki ketika sistem dingin.
Vacuum/Relief Valve
Vacuum/relief valve mempunyai dua kegunaan yaitu :
1. Mencegah kevakuman
2. Membatasi tekanan maksimum didalam tangki.
Vacuum relief valve mencegah kevakuman saat membuka dan memungkinkan udara masuk menuju
tangki ketika tekanan didalam tangki turun menjadi 3.45 kPa (0.5 psi). Ketika pessure di dalam tangki
mencapai tekanan settingan vacuum relief valve, valve membuka dan membuang udara bertekanan ke
atmosfir. Settingan tekanan vacuum relief valve berkisar dari 70 kPa (10 psi) sampai 207 kPa (30 psi).
Saringan Pengisian ( Filler Screen )
Mencegah kotoran dengan ukuran besar masuk kedalam tangki.
Tabung Pengisian ( Filler Tube )
Memungkinkan tangki terisi hingga ketinggian yang tepat dan tidak kelebihan.
Baffle
Mencegah return oli mengalir langsung ke bagian tank outlet, memberikan kesempatan kepada
bubble (gelembung-gelembung udara) yang ada di return oii untuk naik ke atas. Juga mencegah oli
teraduk yang juga membantu mencegah oli dari pembentukan buih.
Ecology Drain
Digunakan untuk mencegah oli tercecer pada saat membuang air dan endapan-endapan dari
tangki.
Line kembali (Return Line)
Mengalirkan oli dari sirkuit hidrolik kembali ke tangki.
B. Vented Tank
Vented tank merupakan tipe tangki
yang umum. Memiliki breather yang
memungkinkan udara masuk dan keluar dengan
bebas sehingga tekanan didalam system hanya
tekanan atmosfir. Elemen penyaring udara atau
screen biasanya terpasang pada tangki untuk
mengurangi masuknya debu dari udara luar.
Simbol vented reservoir (Gambar 43) ditunjukkan disebelah kiri dan dilambangkan dengan
kotak yang terbuka bagian atasnya. Pressurised reservoir digambarkan dengan kotak yang tertutup
penuh. Return line dapat digambarkan di atas atau di bawah ketinggian fluida. Simbol reservoir
merupakan sebuah simbol yang dapat digambarkan sebanyak mungkin sesuai kebutuhan pada
skematic sirkuit untuk mengurangi jumlah garis yang harus digambarkan. Meskipun simbol digambarkan
berulang-ulang, namun hanya menunjukkan tangki yang sama kecuali ada keterangan spesifik.
Gambar 43
mengambil energy dari satu sumber (engine, electric motor, dll) dan mentransfer energy tersebut
menjadi bentuk hydraulic. Pompa mengisap oil dari tangki dan mendorongnya ke dalam sebuah hydraulic
system yang disebut sebagai „Flow‟. Semua pompa menghasilkan oil flow dengan cara yang sama.
Proses vacuum akan terjadi pada pump inlet. Atmospheric pressure yang lebih tinggi akan mendorong oil
melalui inlet passage dan masuk ke dalam pump inlet chamber. Gear-gear yang ada di dalam pompa
akan membawa oil ke pump outlet chamber. Volume dari chamber akan mengecil saat chamber tersebut
mendekati outlet. Hal ini akan memperkecil ukuran chamber dan mendorong oil keluar melalui outlet
passage. Pompa hanya menghasilkan flow (gallon per menit, liter per menit, cubic centimeter per
revolution, dll) yang akan digunakan di hydraulic system. Pompa tidak menghasilkan atau menyebabkan
“pressure”. Pressure disebabkan oleh hambatan terhadap aliran. Hambatan dapat disebabkan oleh flow
melalui hose, orifice, fitting, cylinder, motor atau apapun yang ada di dalam system yang menghalangi
flow menuju ke tangki.
Klasifikasi Pompa.
Pada dasarnya pompa hirolik diklasifikasikan menjadi:
a. Non positive displacement
Yang dimaksud dengan pompa NON POSITIVE DISPLACEMENT ialah bila pompa mempunyai
karakteristik:
Internal leakage besar.
Perubahan tekanan mempunyai pengaruh yang besar terhadap kapasitasnya.
Contoh : Pompa jenis ini adalah Pompa Sentrifugal dan Pompa Propeller
b. Positive displacement.
Yang dimaksud dengan pompa POSITIVE DISPLACEMENT ialah bila pompa mempunyai karakteristik :
Internal leakage kecil ( untuk mendapatkan ini dibuat SEAL atau presisi ).
Perubahan tekanan berpengaruh kecil terhadap kapasitasnya ( dengan dibuatnya presisi /
Seal, akan melawan kebocoran pada saat tekanan naik ).
Contoh :Pompa jenis ini adalah Pompa Piston ( Plunger ), Pompa Vane dan Pompa Gear.
Oil memasuki bagian tengah dari housing (5) di dekat input shaft dan mengalir ke impeller.
Sudu-sudu impeller yang melengkung akan mendorong oil keluar terhadap housing. Housing-nya sendiri
dibentuk sedemikian rupa untuk mengarahkan oil menuju ke outlet port.
1 2 3 4 8
5
6
11
9 10
Pada saat pompa berputar, gigi dari pinion dan ring gear tidak bertemu saat berada pada sisi
inlet port. Maka ruang yang kosong di antara gigi akan menjadi lebih besar, ruangan ini kemudian diisi
oleh inlet oil. Oil dibawa di antara roda gigi pinion gear dan crescent, roda gigi ring gear dan crescent
menuju ke outlet port. Pada saat roda gigi melewati outlet port, ruang kosong di antara gigi akan
mengecil dan roda gigi akan kembali bersentuhan. Kejadian ini akan menekan oil keluar dari antara roda
gigi dan menuju keluar. Internal gear pump biasa digunakan sebagai charging pump pada piston pump
yang besar.
Conjugate curve pump (Gambar di atas), yang juga biasa disebut dengan GEROTOR pump.
Inner dan outer komponen berputar bersama-sama dengan housing. Pemompaan dihasilkan dengan
cara lobe dari komponen inner dan outer masing-masing melakukan kontak/bersentuhan selama
berputar. Pada saat komponen inner dan outer berputar, komponen inner akan berputar berkeliling di
dalam komponen bagian luar. Inlet dan outlet port terletak di ujung cover dari housing. Oil masuk
melalui inlet dan dibawa menuju outlet dan dikeluarkan saat lobe-nya bertautan.
Modified dari gerotor pump dipakai di banyak steering system hand metering unit (HMU). Saat
digunakan di HMU, outer gear-nya akan tetap diam sementara inner gear-nya berputar.
Q act.
Volumetric efficiency ( vp ) = --------- x 100%
Q th.
2. Vane Pumps
Vane pumps termasuk Positive displacement pumps. Pump output-nya bisa fixed dan juga bisa
variable. Keduanya menggunakan komponen yang umum. Masing-masing pump mempunyai housing
(1), Cartridge (2), mounting plate (3), mounting plate seal (4), cartridge seal (5), cartridge back-up rings
(6), snap ring (7), serta input shaft dan bearing (8). Cartridge terdiri dari support plate (9), ring (10),
flex plate (11), slotted rotor (12), dan vane (13).
10
9
2 8 3 11
1 13
5 6
4 7 12
Flex Plates
Oli yang sama juga diarahkan di antara flex plate dan support plate untuk menutup/menge-seal
sisi dari rotor dan ujung dari vane. Ukuran dari seal area di antara flex plate dan support plate adalah
apa yang mengontrol force yang menekan flex plate terhadap sisi dari rotor dan ujung dari vane. Seal
dengan bentuk yang lonjong harus dipasang di support plate dengan salah satu sisi bundar ke dalam
pocket dan sisi plastik yang rata terhadap flex plate.
Balanced vane pump mempunyai cam ring berbentuk elips. Bentuk seperti ini memungkinkan
jarak antara rotor dan cam ring membesar dan mengecil pada setiap satu kali putaran. Dua inlet dan
dua outlet masing-masing berhadap-hadapan sehingga bisa menyeimbangkan gaya yang timbul
terhadap rotor. Design seperti ini tidak memerlukan bearing-bearing dan housing yang besar untuk
men-support komponen-komponen yang berputar. Operating pressure maksimum untuk vane pump
berkisar antara 4000 psi. Vane pump yang dipakai pada hydraulic system mempunyai operating
pressure sekitar 3300-psi atau kurang.
3 Piston Pumps
Terlihat pada gambar di bawah, adalah piston pumps dimana mempunyai komponen-komponen
seperti: head (1), housing (2), shaft (3), piston (4), port plate (5), barrel (6) dan swashplate (7).
2 3
1
6
5
masuk pada barrel chamber. Semakin besar sudut dari swashplate semakin besar pula jarak pergerakan
piston dengan demikian pump output per revolution juga akan lebih besar.
Pada bent axis piston pump (Gb. 2.20 kanan), piston tersambung ke input shaft dengan linkage
atau ujung spherical piston yang pas masuk ke dalam socket-nya pada plate. Plate-nya sendiri
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari shaft. Sudut housing terhadap poros pusatnya akan
menentukan jarak piston bergerak keluar masuk pada barrel chamber. Semakin besar sudut daripada
housing, akan semakin besar pula pump output yang dikeluarkan per revolution. Output flow dari fixed
displacement piston pump tergantung kecepatan engine. Output flow hanya bisa dirubah dengan
merubah speed dari input shaft-nya.
Pada housing lurus fixed displacement piston motor, swashplate angle akan menentukan speed
dari output shaft-nya. Pada bent axis fixed displacement piston motor, sudut daripada housing terhadap
pusat poros menentukan speed dari output shaft motor. Piston pump yang lebih kecil bekerja pada
pressure 10.000 psi. Piston pumps yang digunakan pada hydraulic system bekerja pada pressure di
bawah 7000 psi.
Hidrolik pump menghisap oli dari tanki kemudian mensupply sistem. Aliran yang dihasilkan oleh
positif displacement pump tersebut dinaikkan tekanannya, diatur jumlah alirannya dan diatur arah
alirannya untuk mengoperasikan perlengkapan kerja unit. Pengaturan ini semua yang melaksanakan
adalah control valve
( katup pengontrol ). Berdasarkan fungsinya control valve diklasifikasikan, menjadi tiga kelompok :
1. Pressure control valve ( katup pengontrol tekanan ).
2. Flow control valve ( katup pengontrol aliran ).
3. Directional control valve ( katup pengontrol arah aliran ).
Pressure control valve digunakan untuk mengontrol pressure di dalam sebuah circuit atau
system. Fungsi valve akan tetap sama meskipun design-nya dirubah. Contoh dari pressure control valve
termasuk di dalamnya adalah: relief valve, sequence valve, pressure reducing valve, pressure differential
valve, dan unloading valve.
Pada gambar (a), katup dalam posisi tertutup pada saat tekanan rendah, karena tekanan
tersebut tidak cukup untuk melawan gaya dari spring. Saat tekanan naik, akan mampu melawan gaya
spring dan katup terbuka, sehingga oli dalam sirkuit dapat keluar, naiknya tekanan akan membuka katup
sedemikian rupa sehingga oli dapat keluar lebih banyak sampai kenaikan tekanan berhenti. Tipe Poppet
ini biasanya digunakan untuk safety valve.
2. Tipe Piston.
Konstruksinya dapat dilihat pada gambar dibawah ini :
Cara kerjanya :
Pada gambar diatas, tekanan dalam sirkuit bekerja pada ujung piston dan mendorong katup
piston. Apabila tekanannya rendah, katup tidak terbuka karena tekanan tidak cukup melawan gaya
spring.
Bila tekanannya naik sehingga mampu melawan gaya spring piston akan mendorong katup
piston yang selanjutnya akan membuka lubang dan membuang oli ke tanki sampai kenaikan tekanan
berhenti.
3. Tipe Pilot.
Konstruksi dan prinsip kerja dari tipe pilot ini dapat dilihat pada gambar dibawah ini :
Naiknya tekanan akan menyebabkan pilot valve terbuka sehingga tekanan pada balance
chamber turun dan main valve bergerak ke kanan yang selanjutnya membuka saluran yang lebih
besar.Ketiga tipe katup pengontrol tekanan di atas ( pressure control valve ) umumnya dipakai untuk
relief dan safety valve.
A. Relief Valve
Hydraulic system di design untuk bisa beroperasi pada tingkat pressure tertentu. Melebihi level
yang sudah ditentukan dapat merusak system komponen disamping juga sangat berbahaya bagi
personnel. Relief valve menjaga pressure pada batasan yang sudah ditentukan dengan membuka dan
mengalirkan kelebihan oil ke circuit yang lain atau dialirkan kembali ke tangki.
Simple Relief Valve
Gambar di atas memperlihatkan simple relief valve pada „cracking pressure‟ position.
Simple relief valve (juga disebut direct acting relief valve) akan tetap dalam kondisi tertutup
karena adanya kekuatan spring. Spring tension di-set pada „relief pressure‟ setting. Akan tetapi bukan
berarti valve akan membuka pertama sekali pada relief pressure setting.
Apabila kondisinya berkembang, yang menyebabkan hambatan terhadap oil untuk mengalir,
maka kelebihan oil flow akan menyebabkan pressure naik. Kenaikkan pressure ini akan dirasakan oleh
relief valve. Pada saat gaya dari pressure bisa mengatasi relief valve spring, valve tersebut akan
melawan spring dan mulai membuka. Pressure yang diperlukan untuk memulai membuka valve disebut
dengan “cracking pressure”. Valve akan membuka secukupnya saja untuk membiarkan oil mengalir
melalui valve.
Relief Pressure Setting
Seiring dengan naiknya hambatan pada oil untuk mengalir, naik pula volume dari oil karena
terlalu banyak. Hal ini akan menaikkan pula circuit pressure. Dengan naiknya pressure yang ada dalam
circuit, akan mengatasi tension spring dan relief valve akan membuka lebih jauh lagi.Proses ini akan
terjadi berulang-ulang sampai full pump flow dialirkan melalui relief valve. Inilah yang disebut dengan
„relief pressure setting‟.
Simple relief valve biasa digunakan pada circuit yang mempunyai volume full pump flow-nya
rendah, atau digunakan pada circuit yang memerlukan respon yang cepat. Ini membuat simple relief
valve ideal dipakai untuk membebaskan pressure yang tiba-tiba atau berfungsi sebagai safety valve.
Pada pilot operated relief valve, pilot valve (simple relief valve) dipakai untuk mengontrol
unloading valve (main valve).
Pilot valve mempunyai ukuran yang lebih kecil dan tidak bisa mengatasi volume oil flow yang
besar. Oleh sebab itu menjadi lebih presisi. Perbedaan antara pilot valve cracking pressure dan
maksimum pressure dijaga pada tingkat yang minimum. Spring pada pilot valve berukuran lebih kecil
dan memungkinkan pengontrolan pressure.
Pada saat system oil pressure mencapai relief valve spring setting (gb. 2.29), maka pilot valve
membuka. Dengan membukanya pilot valve, oil yang berada pada ruangan unloading valve spring akan
di-drain ke tangki. Bukaan dari pilot valve lebih besar dari orifice yang ada pada unloading valve. Dengan
demikian oil yang keluar ke tangki lewat pilot valve akan lebih cepat dibanding yang masuk dari orifice
unloading valve. Hal ini membuat oil pressure pada unloading valve spring drop dan memungkinkan oil
pressure yang besar di bagian bawah unloading valve berusaha mendorong valve ke atas. Oli yang
berlebihan di drain ke tangki melalui throttling hole yang ada pada unloading valve. Lubang “throttling
hole” memungkinkan unloading valve membuang oil sesuai keperluan untuk menjaga relief pressure
yang diperlukan.
Relief valve symbol terlihat pada gambar 2.31, memperlihatkan satu kotak dengan valve tunggal
pada posisi OPEN. Saat gaya dari system pressure mengatasi gaya spring, symbol panah akan bergerak
ke bawah (valve membuka) dan menghubungkan saluran oli dari pompa ke tangki. Oli kemudian
mengalir menuju ke tangki.
Gambar 2.32 menunjukkan symbol dari ISO schematic untuk variable relief valve. Variable relief
valve merupakan single envelope valve dengan tanda panah pada spring. Tanda panah tersebut
menunjukkan bahwa spring tension-nya bisa di-adjust.
B. Sequence Valve
Sequence valve, basic-nya adalah series pilot relief valve dengan circuit tambahan. Sequence valve
dipakai saat dua circuit disuplai oleh satu pompa dan ada circuit yang diprioritaskan.
Close position, sequence valve mem-block pump oil flow ke circuit 2 sampai circuit 1 penuh.
Pada saat pump oil mengisi circuit 1 dan sequence valve, maka oil pressure akan mulai naik.
Peningkatan pressure ini dirasakan lewat circuit pada bagian bawah unloading valve dan juga pada
ruangan unloading valve spring.
Gambar 2.33 merupakan gambar Sequence Valve, OPEN Position. Pada saat pressure pada
ruangan unloading valve spring melebihi setting dari pilot valve spring, maka pilot valve-nya akan
membuka. Dengan terbukanya pilot valve, maka oil dalam ruangan unloading valve spring akan dibuang
ke tangki. Hal ini membuat oil pressure dalam ruangan unloading valve spring drop. Gaya dari system
pressure yang lebih tinggi akan mendorong unloading valve terhadap spring yang memungkinkan oli
dialirkan ke circuit 2. Sequence valve akan tetap terbuka sampai pompa dimatikan, atau pressure di
circuit 1 drop lebih rendah dari setting spring pada sequence valve.
Pressure reducing valve menghasilkan system pressure yang berlainan yang di-supply oleh pompa
yang sama. Maksimum pressure yang ada di system dijaga oleh sebuah relief valve. Pressure reducing
valve sendiri mengontrol oil pressure yang ada pada controlled oil circuit (lihat gambar). Pressure
reducing valve adalah Normally Open Valve.
Sistem Operasi
Pump Start-up
Gambar 2.35 memperlihatkan Pressure Reducing Valve pada posisi Normally Open. Pada kondisi
pump start-up, kekuatan spring akan menahan valve spool dan piston ke kanan. Supply oil mengalir
lewat pressure reducing valve spool menuju ke controlled oil circuit (sisi downstream dari valve). Supply
oil yang menuju ke controlled oil circuit juga mengalir melalui passage ke piston chamber di sisi sebelah
kanan dari valve spool. Semua perubahan pressure yang ada pada controlled oil circuit akan dirasakan
juga di piston chamber. Pada kondisi pump start-up, supply oil dan controlled oil mempunyai pressure
yang sama.
Pada saat oil pressure di controlled oil pressure meningkat, maka oil pressure di piston chamber juga
naik. Kenaikkan pressure pada piston chamber akan membuat piston bergerak ke kiri menekan valve dan
spring force. Pada saat valve spool bergerak ke kiri, maka valve spool akan menghambat supply oil yang
lewat valve dan akan menurunkan controlled oil pressure.
Pergerakkan dari valve spool menghasilkan variable orifice antara supply oil dan controlled oil circuit.
Variable orifice memungkinkan oil flow banyak dan sedikit sesuai dengan yang diperlukan guna
mengontrol pressure pada controlled oil circuit.
Oil dalam spring chamber harus di drain ke tank. Peningkatan pressure dalam spring chamber akan
meningkatkan pula setting dari valve.
Pressure Reducing Valve ISO Symbol
Gambar 2.37 menunjukkan ISO symbol dari pressure reducing valve. ISO symbol menggunakan
single envelope untuk mewakili posisi dasar dari pressure reducing valve.
Pump oil flow mengalir melalui NORMALLY OPEN valve melalui controled oil circuit. Controlled oil circuit
pressure dirasakan lewat pilot line dan menggerakkan valve (panah) terhadap spring. Pada saat
controlled pressure bisa mengatasi spring force, valve (panah) akan bergerak ke bawah dan
menghambat oil flow mengalir menuju ke controlled oil circuit. Upstream pressure bisa jadi terus
meningkat. Akan tetapi downstream pressure tidak akan naik melebihi pressure reducing valve setting.
Pada saat pressure controlled oil circuit turun, spring force akan menggerakkan panah ke atas ke posisi
membuka. Valve akan selalu mengatur oil flow untuk menjaga controlled oil circuit.
Pada gambar 2.38 dan 2.39, spring menggunakan gaya 50 Psi. Supply oil pressure harus melebihi 50
psi untuk mengatasi spring force dan menggerakkan valve spool.
Sistem Operasi
Pump Start-up
Pressure differential valve berfungsi menjaga perbedaan pressure yang tetap antara dua circuit.
Pada saat pump start-up dan bilamana pressure di primary circuit kurang dari 50 psi, spring force akan
menjaga valve spool ke kanan. Oil flow yang ke secondary circuit akan di-blocked. Perubahan pressure
pada primary circuit akan dirasakan oleh valve spool.
menggerakkan differential valve ke kiri. Supply oil kemudian mengalir ke secondary circuit. Supply oil
juga mengalir melalui passage ke differential valve spring chamber.
Saat secondary circuit sudah terisi, maka pressure mulai naik. Pressure ini juga akan dirasakan di
dalam differential valve spring chamber. Kombinasi antara pressure oil dan spring force akan berusaha
menggerakkan spool ke kanan dan berusaha untuk menutup aliran oli ke secondary circuit. Akan tetapi
kenaikan pressure pada primary circuit berusaha memuat valve tetap terbuka. Pressure akan naik di
kedua sisi primary dan secondary circuit sampai relief valve open dan membuang oli ke tangki.
Pressure differential valve akan menentukan posisi yang menjaga perbedaan pressure sebesar 50 psi
antara primary dan secondary circuit pada pressure di atas 50 psi.
Pressure differential valve ISO symbol (Gb. 2.40) adalah kombinasi antara symbol pressure relief
valve dengan pressure reducing valve.
Pressure dari inlet dirasakan oleh valve dan melawan spring force sebagaimana terjadi pada pressure
relief valve. Outlet pressure dirasakan oleh valve dan bekerja bersama spring force. Perbedaan inlet dan
outlet pressure selalu sama dengan gaya spring pada valve spool tanpa memperdulikan perbedaan
pressure pada inlet port. Sebagai contoh, gaya sebesar 50 psi akan menghasilkan pressure differential
antara inlet dan outlet pressure sebesar 50 psi juga. Spring bisa diubah-ubah sesuai kebutuhan untuk
mendapatkan pressure differential.
A. Check Valve
Gambar 96
Kegunaan check valve adalah untuk memungkinkan oli mengalir ke salah satu arah , tapi tidak
dapat mengalir ke arah sebaliknya.
Check valve sering kali disebut juga ‟one way‟ check valve terdiri dari spring dan dudukan tirus
seperti ditunjukkan gambar diatas. Namun selain dudukan tirus, sering juga dipergunakan bola bulat. .
Check valve dapat juga mengambang bebas atau tidak dilengkapi spring.
Pada valve sebelah kiri (Gambar 96), ketika tekanan oli yang dipompakan melawan check valve
ditambah gaya pegas ringan pada check valve, check valve membuka dan memungkinkan oli mengalir
menuju implement.
Pada valve sebelah kanan, ketika tekanan oli yang dipompakan lebih rendah dari tekanan oli di
implement, Check valve menutup dan mencegah implement oli mengalir balik.
B. Orifice
Ukuran orifice akan mengontrol aliran oli yang melalui orifice. Contoh yang paling umum adalah
lubang pada selang air di kebun. Lubang kecil akan menyebabkan kebocoran dan menyebabkan
semprotan kecil.Lubang yang lebih besar akan menyebabkan kebocoran seperti pancoran. Lubang,
apakah besar atau kecil akan mengatur aliran air keluar selang. Jumlah air yang keluar tergantung pada
seberapa besar ukuran lubang kebocoran. Ukuran orifice dapat tetap atau variable.
Gambar 104
Gambar 104 menunjukkan contoh check valve dengan orifice tetap yang umum digunakan pada
peralatan konstruksi.
Orifice tetap berupa lubang pada bagian tengah check valve. Ketika oli mengalir kea rah yang
normal, valve terbuka dan memungkinkan oli mengalir disekitar valvejuga mengalir melewati orifice.
Ketika oli mengalir dengan arah yang berlawanan, valve tertutup. Semua aliran balik harus mengalir
melewati orifice yang mengontrol aliran oli.
b. Variable Orifice
Gambar 105
Gambar 105 menunjukkan variable orifice berbentuk needle valve. Pada needle valve, posisi ujung valve
terhadap dudukan valve mengubah besarnya orifice. Aliran oli melalui needle valve akan berbelok 90° dan
mengalir melewati ujung valve dan dudukan valve. Needle valve merupaka salah satu yang sering
dipergunakan sebagai variable orifice.
Ketika valve stem diputar berlawanan arah jarum jam, orifice bertambah besar dan aliran yang
melalui valve meningkat. Ketika valve stem diputar clockwise, orifice mengecil dan aliran yang
melewati valve berkurang.
Gambar 106
Gambar 106 adalah contoh bagaimana variable orifice dapat dipergunakan mengontrol kecepatan
operasi silinder.
C. Flow Divider
Flow divider berfungsi untuk membagi aliran oli dari satu pompa menjadi dua aliran dimana
salah satu alirannya konstan. Contoh pemakaian flow divider ini ialah pada motor grader. Konstruksinya
terlihat pada gambar :
Gambar 107
Flow divider dapat berupa gear atau spool . Fungsinya adalah untuk membagi aliran menuju
dua cabang yang berbeda dengan kecepatan aliran yang sama. Bagaimana pun, dengan penggunaan
desain spring dan spool, atau penggunaan different gear displacement, masih mungkin untuk diperoleh
perbedaan perbandingan aliran pada kedua cabang.
Flow divider tipe gear (Gambar 107) hampir sama dengan gear motor double, triple, atau lebih).
Jenis ini menggunakan inlet yang sama dan beberapa bagian gear yang dijaga memiliki kecepatan yang
sama oleh sebuah shaft.Dengan kata lain, aliran masuk dibagi ke masing-masing bagian gear. Dapat
juga terpasang lebih dari dua bagian gear untuk menghasilkan lebih dari dua cabang aliran. Volume
aliran pada masing-masing cabang dipengaruhi juga oleh efisiensi volumetrik masing-masing bagian
gear.
Gambar 108
Flow divider tipe spool (Gambar 108) lebih umum dipergunakan dan lebih mudah dipasang
pada sirkuit hidrolik atau dapat digabung dengan outlet cover pompa. Desainnya memungkinkan
tersedianya output yang proporsional pada masing masing cabang atau memprioritaskan pada salah satu
cabang. Ketika dipergunakan sebagai priority valve, aliran diprioritaskan pada salah satu cabang
terlebih dahulu dan kemudian baru ke cabang selanjutnya ketika aliran pada cabang Utama sudah
memadai.
Ketika keakuratan pembagian aliran pada setiap cabang merupakan hal yang lebih kritikal
terhadap aplikasi, tambahan perlengkapan dapat terpasang pada flow divider tipe spool untuk
menghindari terjadinya perbedaan output ketika tekanan tekanan inlet dan outlet berubah.
D. Throttle valve.
Konstruksi throttle valve terlihat pada gambar. Adapun fungsinya adalah mengalirkan oli ke dua
arah dimana arah aliran kembali dipersempit sehingga kapasitas oli yang mengalir menjadi kecil. Throttle
valve ini banyak dipakai pada fork lift untuk lift cylinder.
E. Make Up Valve.
Nama lain untuk make up valve ialah suction valve, intake valve, suction return valve, vacuum
dan antivoid valve. Katup ini berfungsi untuk mencegah kevacuman dalam sirkuit hidrolik. Biasanya
terpasang antara control valve dan actuator. Konstruksi dari make up valve ini terlihat pada gambar.
G. Demand Valve.
Fungsi demand valve ialah untuk menjaga agar aliran oli yang menuju ke sistem steering selalu
konstan. Contoh pemakaian demand valve ini pada A-40. Konstruksi dan simbol demand valve tersebut
terlihat pada gambar.
Cara kerja
1. Blade mulai diturunkan (start of lowering)
Saat lever blade digerakan ke posisi Lower, oli dari control valve masuk ke sisi bottom
silinder melalui port A dan menekan piston. Disisi lain, oil dalam sisi head cylinder terdorong
keluar oleh piston, masuk port B dan mengalir ke tangki dari port C.
2. Saat diturunkan
Pressure oli dad sisi head silinder mengalir ke port C melalul port B. Pada saat yang
bersamaan,aliran oli diperkecil oleh orifice yang dipasang pada jalumya, yang menimbulkan
terjadinya perbedaan pressure antara port sebelum dan sesudah orifice.
Saat pressure port B lebih besar dad kekuatan tension spring (4),akan mampu menekannya
dan menggerakkan spool (2) dan check valve (3) ke kanan. Sehingga, sirkuit antara port B dan A
terbuka, sebagian oli yang mengalir dari sisi head silinder ke port C, akan masuk ke jalur port A
menuju sisi bottom cylinder bergabung dengan oli dari control valve.
Akibatnya,kecepatan turun blade meningkat sesuai dengan jumlah oil yang mengalir ke sisi
bottom silinder dan mencegah terjadinya kevakuman pada sisi bottom cylinder.
Gambar 91
Directional Control Valve (DCV) dipergunakan untuk mengarahkan oli menuju sirkuit yang
berbeda pada sistem hidrolik (Gambar 91). Kapasitas aliran maksimum dan tekanan yang turun saat
melewati valve merupakan pertimbangan Utama.
Directional control valve dapat dikombinasikan dengan h manual, hidrolik, pneumatic dan kontrol
elektronik . Faktor ini umumnya ditentukan selama melakukan desain sistem untuk pertama kali.
Directional control valve mengarahkan aliran oli menuju sistem hidrolik. Dengan kata lain merupakan
komponen dimana operator mengontrol mesin. Directional control valve mengarahkan suplai oli menuju
aktuatorpada sistem hidrolik. Valve body di lubangi, dihaluskan dan kadang lubangnya di keraskan
dengan perlakuan panas.
Saluran Inlet dan outlet dilubangi dan diberi ulir. Valve spool dibuat dengan mesin dengan bahan
high-grade steel. Beberapa valve spool dikeraskan dengan perlakuan panas, digerinda dan dihaluskan
hingga mencapai ukuran tertentu. Valve spool lainnya ada yang di chrome plated, digerinda dan
dipolish hingga ukuran tertentu.Valve body dan valve spool kemudian dirangkai sesuai spesifikasi
rancangan. Ketika dirakit, valve spool adalah satu-satunya komponen yang dapat bergerak.
Gambar 92
Spool yang ditunjukkan Gambar 92, merupakan double acting silinder yang sedang beroperasi ,
dengan mengarahkan aliran pada salah satu ujung silinder. Saluran A dan B merupakan saluran silinder
, saluran P merupakan tekanan oli dari pompa. Saluran T merupakan oli yang dikembalikan ke tangki
Valve Ditengah
Oli menuju silinder ditutup oleh posisi spool.
Valve bergerak kekiri
Oli dapat mengalir dari saluran P ke saluran sillinder A dan oli dapat juga mengalir dari sisi yang
tidak aktif dari double acting silinder melalui B menuju tangki (T).
Valve bergerak kekanan
Oli saat ini dapat mengalir dari saluran P ke saluran silinder B . Oli juga dapat mengalir dari sisi
double acting silinder yang tidak aktif melalui saluran A, selanjutnya menuju tangki (T).
Gambar 94 menunjukkan valve spool ketika dengan tiba-tiba spool digerakkan keposisi naik (RAISE)
Ketika valve spool digerakkan keposisi , Valve spool menutup aliran oli yang dipompakan ke tangki
sehingga aliran oli dari pompa membuka load check valve. Valve spool juga terhubung dengan head end
silinder dan oli dibelakang load check valve dan rod end silinder terhubung ke saluran tangki. Load check
valve mencegah oli pada head end silinder mengalir menuju saluran oli dari pompa. Aliran oli pompa
yang tertutup menyebabakan naiknya tekanan oli.Hal ini mencegah terjadinya drift pada implement
hingga tekanan pompa naik.
Gambar 95
Peningkatan tekanan oli yang berasal dari pompa akan sanggup melawan tekanan dibelakang load
check valve dan mendorong valve. Oli dari pompa mengalir melewati load check valve dan disekitar
valve spool menuju head end silinder.
Oli pada rod end silinder mengalir melewati valve spool ke tangki. Kejadian sebaliknya akan terjadi jika
DCV digerakkan ke posisi LOWER.
Aplikasi Katup Pengontrol Arah Aliran ( Directional Control Valve ).
Katup pengontrol arah aliran diklasifikasikan dalam 3 ( tiga ) macam pada sirkuit yaitu :
1. Series Valve Circuit.
2. Tandem Valve Circuit.
3. Parallel Valve Circuit.
1. Series Valve Circuit.
Series valve circuit pada umumnya dipakai untuk bulldozer dan power shovel. Skematik dari
series valve circuit terlihat pada gambar.
c. Orbitrol valve.
Fungsi orbitrol valve adalah sebagai booster, dimana :
a. Bila diberi aliran oli (dari pompa) maka dia bekarja sebagai directional control valve.
b. Bila diberi aliran oli (dari pompa) maka dia bekarja sebagai directional control valve.
c. Bila tidak ada aliran oli, bekerja sebagai pompa tangan (hand pump) dan juga mengarahkan
aliran oli tersebut. contoh pemakaian orbitrol valve ini adalah pada sistem steering motor
grader.
Gbr. II - 38. Prinsip kerja orbit roll valve. Gbr. II - 39. Simbol orbit roll valve.
Gbr.44 Rotary servo valve digerakkan searah Gbr. 45 Rotary servo valve digerakkan
jarum jam. berlawanan arah jarum jam.
Rotary valve seperti terlihat pada gambar 2.50 bawah, terdiri dari round plug dengan passage atau
channel. Channel yang ada di plug terhubung dengan port pada valve body. Daripada shifting ke kanan
atau ke kiri, valve-nya berputar.
Pada diagram yang kiri, valve terhubung dengan pump ke cylinder rod end. Oil di head end mengalir
ke tank. Pada saat valve berputar 90˚, pump terhubung ke head end dan oil di rod end mengalir ke
tank.
2.5 A C T U A T O R.
Fungsi actuator ialah untuk menggerakkan perlengkapan kerja (attachment).Prinsip kerjanya adalah
merubah tenaga hidrolik menjadi tenaga mekanis, baik dalam bentuk reciprocating maupun rotary.
Konstruksi
Gambar 67
Penyekat / Seals
Semua silinder memiliki dua lokasi dimana fluida harus disekat. Yaitu, sepanjang piston, disekitar rod
dan antara body dan kepala silinder.
Terdapat berbagai tipe seal yang berbeda-beda tergantung pada penggunaannya. Kehandalan dan
kualitas seal sangat dibutuhkan untuk memperoleh umur komponen yang diinginkan.
Rod seals adalah material yang flexible, menyekat permukaan rod dari tekanan hidrolik akibat
kombinasi penekanan awal (diameter dalam seal sedikit lebih kecil disbanding diameter luar rod). “O”
ring seal yang sederhana dengan back-up ring dapat dipergunakan, lip-type seal merupakan desain
yang umum meskipun “U” cup atau “V” cup packing lebih sering dipergunakan. Desain seal yang umum
ditunjukkan pada Gambar 68.
Lip seal merupakan material yang dicetak pada logam atau rangka plastik yang keras. Sebuah coli
springdipasang pada bagian dalam bibir seal untuk menyediakan kontak awal bibir seal terhadap
permukaan yang berputar. Serupa dengan U-cup atau V-cup, sisi cekung seal menghadap ke fluida
bertekanan, dan bibir seal tertekan terhadap permukaan yang disekat akibat tekanan fluida dan menghasilkan
penyekatan yang kuat.
Material yang dipergunakan sebagai seal biasanya karet sintetis, campuran karet dan campuran
plastik. Kriteria utama pemilihan material adalah kecocokan material seal dengan fluida yang dipergunakan,
ketahanan terhadap keausan dan ketahanan terhadap temperatur sistem.
Keausan seal tergantung pada banyak faktor selain faktor material yang dipergunakan; kualitas
pelumasan dan kebersihan fluida merupakan hal yang sangat penting, juga supaya seal dapat dilumasi
dengan benar maka harus dalam kondisi terbasahi fluida.
Penyekatan yang sempurna adalah hal utama untuk mencegah kebocoran. Namun pada
kenyataanya harus tetap ada sedikit kebocoran oli untuk membentuk oli film supaya seal dengan
mudah dapat meluncur pada permukaan kontak. Pada kebanyakan penggunaan, penyekat dianggap
baik jika tidak terdeteksi tanda-tanda adanya sejumlah fluida yang melaluinya.
Pada Sistem Hidrolik, actuator ada 2 ( dua ) yaitu :
a. Linier Actuator.
b. Rotary Actuator.
1. Linier Actuator.
Hydraulic cylinder dibagi dalam 2 ( dua ) jenis yaitu :
a. Single Acting.
Hydraulic cylinder dengan jenis single acting ini pada prinsipnya terlihat pada gbr.II - 46. Adapun
contoh pemakaian single acting ini ialah pada unit Forklift.
b. Double Acting.
Hydraulic cylinder dengan jenis double acting ini pada prinsipnya terlihat pada gbr.II - 47. Adapun
contoh pemakaian double acting ini ialah pada unit – unit Bulldozer, Dozer Shovel, Motor Grader dan
Wheel Loader. Bentuk-bentuk hydraulic cylinder dapat dilihat pada gambar II - 48, II - 49 dan II - 50.
C. Telescopic Cylinder
Gambar 74
Kebanyakan telescopic silinders (Gambar 74) adalah single-acting. Telescopic cylinder memiliki rod
yang dapat dipasang secara seri atau disebut juga sleeve. Masing-masing sleeve secara individual
memanjang. Dapat berjumlah dua, tiga dan ada juga yang memiliki lima sleeve pada setiap silinder.
Penggunaan silinder ini sangat ideal pada industrial lift truck dan pada dump truck dengan bak yang
berukuran besar. Keunggulan telescopic silinder akibat urutan ukuran diameter sleeve, adalah penurunan
gaya dan meningkatnya kecepatan pada setiap tahapan.
Gambar 75
Telescopic cylinder dapat juga double-acting, Gambar 75, meskipun tidak terlalu umum. Karena area
untuk melakukan proses pemendekan, sangat kecil dan gaya memendek juga rendah. Double-acting telescopic
cylinder umumnya dipergunakan untuk mempercepat gerakan pada gaya yang lebih besar dan pada saat
langkah yang panjang dibutuhkan.
D. Cushion
Gambar 77
Sentakan dan benturan yang berulang-ulang pada saat piston berhenti di ujung silinder dapat
merusak silinder, silinder-silinder yang memanjang dan memendek dengan kecepatan yang tinggi dapat
rusak dengan parah hanya dalam beberapa langkah saja. Silinder cushion merupakan perlengkapan pada
silinder mobile equipment untuk membantu melambatkan gerakan piston saat mencapai ujung langkah
dan mengurangi benturan. Cushion atau sering disebut hidrolik brake dapat dijumpai pada salah satu
atau kedua sisi silinder. Gambar 77 menunjukkan tipe cushion yang digunakan pada langkah
pemendekan.
E. Stroke Limiting
Gambar 78
Stop tube (Gambar 78) adalah perlengkapan tambahan yang dapat digunakan untuk
membatasi panjang langkah silinder.
Pembatasan langkah silinder dapat juga dilakukan dengan memasang stroke control valve similar
seperti ditunjukkan Gambar 79. Langkah disetel dengan menempatkan stop flange pada silinder rod
untuk mengaktifkan stop valve pada berbagai posisi saat silinder memendek. Saat oli dengan arah yang
berlawanan dengan sebelumnya, maka oli akan menekan valve spring dan memungkinkan silinder
memanjang.
Gambar 79
Gambar 81
Simbol dasar dari silinder hidrolik dan pneumatic ditunjukkan oleh Gambar 81. Ukuran rod dan
panjang langkah tidak direfleksikan oleh ukuran simbol.
Pada kedua contoh single acting silinder diatas, silinder hanya dapat diaktifkan dengan tekanan hanya
dari satu arah. Pada contoh yang bawah terlihat double acting silinder dan double rod end silinder yang dipakai
pada steering silinder backhoe loader wheeled tractor scrapers.
ROTARY ACTUATOR
Linear aktuator mengubah tenaga fluida menjadi gerakan linear, rotary aktuator mengubah
tenaga fluida menjadi gerakan berputar. Fluida terdorong ke sisi inlet rotary aktuator dan menyebabkan
output shaft berputar. Tahanan untuk berputar akibat baban external menghasilkan tekanan pada sirkuit
hidrolik dan pada sisi inlet motor.
A. Gear Type
Gambar 84
Gambar potongan external gear motor hidrolik ditunjukkan Gambar 84. Desain ini disebut desain “external
gear” karena gigi-gigi roda gigi dibuat pada diameter luar roda gigi. Salah satu gigi terhubung ke output shaft dan
yang lainnya menjadi idler gear. Pada gambar diatas tidak ditunjukkan side plate yang melakukan
penyekatan wear surface pada sisi gear set (sama dengan yang digunakan pada pompa gear ).
Gear motor beroperasi karena perbedaan tekanan antara inlet dan outlet. Pressure differential
ini terjadi disepanjang gigi-gigi, menghasilkan gaya yang memutar gear.
B. Vane Motor
Gambar 85
Gambar potongan balanced vane rotating group ditunjukkan Gambar 85. Elemen yang
ditunjukkan adalah cam (cam ring atau displacement ring), rotor dan vane. Output shaft motor
dihubungkan dengan bagian tengah rotor. Vane meluncur masuk dan keluar pada celah rotor dan juga
membuat kontak dengan permukaan cam.
Gambar 86
Sebentuk spring, baik itu spring clip atau coli spring kecil, dipasang dibawah vane supaya vane duduk
dengan mantap pada permukaan cam (Gambar 86). Sebagai tambahan, fluida inlet dialirkan juga
dibawah vane untuk menyeimbangkan tekanan antara bagian atas dan bawah untuk mencegah tekanan
mendorong vane mundur kembali di celah rotor.
Fluida memasuki motor akan menekan pada dua sisi yang berseberangan pada rotor assembly
dan fluida kembali akan keluar di dua sisi, tekanan yang sebanding selalu berseberangan satu sama lain,
menyeimbangkan gaya sepanjang rotor. Hal ini akan melepas sejumlah beban dari drive shaft dan
bearing yang disebabkan oleh tekanan dan gaya internal.
Gambar 87
Gambar 87 menunjukkan perbedaan tekanan sepanjang vane akan menghasilkan gaya pada
vane. Jumlah vane yang terkena tekanan akan menentukan jumlah gaya yang dihasilkan (force sama
dengan tekanan dikali luas area) dan jarak dari titik tengah vane yang tertekan ke titik tengah drive
shaft akan menentukan torque yang dihasilkan. Oleh karena itu output torque dari vane motor
tergantung pada tekanan, ukuran vane (bagian vane yang memanjang diatas rotor dan lebarnya) dan
radius rotor (jarak dari titik tengah drive shaft).
Gambar 88
Potongan dari in-line piston motor ditunjukkan Gambar 88. Komponen dari piston motor rotating group
adalah silinder block, piston dan shoe, shoe hold-down plate, swash plate, valve plate dan drive shaft. Drive
shaft dihubungkan oleh spline ke silinder block, dan terlihat tertahan ke swash plate oleh hold-down plate.
Ketika fluida ditekan melalui valve plate ke silinder block, piston memanjang pada silinder
block, menyebabkannya meluncur sepanjang angled swash plate. Hal ini menyebabkan silinder block
berputar sepanjang piston, memutar drive shaft. Saat piston didorong ke silinder block oleh swash
plate, fluida terdorong keluar melalui valve plate dan kembali ke reservoir.
Jumlah torsi yang dihasilkan motor tergantung pada gaya piston (tekanan dikali area), Radius
lingkaran piston (gaya dilaki jarak) dan besar sudut swash plate. Semakin besar sudut swash plate,
semakin besar output torsi pada tekanan tertentu.
Gambar 89
Gambar potongan bent axis piston motor ditunjukkan Gambar 89. Elemen utamanya adalah
silinder block, piston dan shoe, drive shaft dan flange, Universal link dan valve plate. Piston shoe
menyatu dengan drive shaft flange dan universal link menjaga kesegarisan antara silinder block dan
drive shaft sehingga dapat berputar bersama-sama.
Ketika fluida ditekan melalui valve plate ke silinder block, piston mendorong silinder block,
mendorong drive shaft flange sehingga berputar. Hal yang menyebabkan drive shaft berputar
sepanjang silinder block dan piston. Piston terdorong balik ke silinder block oleh drive shaft flange, dan fluida
terdorong keluar melalui valve plate dan kembali ke reservoir. Keseluruhan prinsip operasi pompa ini sama
dengan in-line piston motor, kecuali silinder block dan piston assembly membentuk sudut terhadap swash
plate.
Jumlah torque dari motor akan dihasilkan tergantung pada gaya piston (tekanan dilkali luas
piston area), Radius drive shaft flange (gaya dikali jarak) dan sudut dari silinder block. Semakin besar
sudut silinder block maka semakin besar output torque pada tekanan dan ukuran piston .
Simbol yang digunakan motor hampir sama dengan pompa. Motor melakukan fungsi sebaliknya
dari pompa yaitu mengubah energi fluida menjadi energi mekanis. Hal ini ditunjukkan dengan
menggunakan komponen dasar yang sama sengan pompa, namun lambang segitiga energi kebalikan
pompa, mengarah kedalam. Hal ini mengindikasikan tenaga fluida diambil oleh komponen seperti
ditunjukkan segitiga. Semua komponen tambahan yang dipergunakan pada motor sama dengan yang
dipergunakan pada pompa.
Hal penting yang harus diingat adalah simbol grafis yang menunjukkan pompa dan motor tidak
menunjukkan jenis pump atau motor (gear, vane atau piston type) . Simbols hanya menunjukkan tipe
displacement pompa dan metode operasi.
TOPIK 3
Fluida Hydraulic
Pemilihan dan penanganan fluida hidrolik akan berpengaruh penting terhadap usia sistem.
Seperti halnya komponen sistem hidrolik, fluida hidrolik harus dipilih berdasarkan karakteristik dan
kanduangan yang sesuai dengan dengan jenis penggunaan sistem.
Fluida yang dipergunakan pada sistem hidrolik sama pentingnya dengan komponen lainnya
pada sistem. Supaya sistem dapat beroperasi dengan baik dan memiliki usia pakai seperti yang
diinginkan. Catatan service akan menunjukkan oli yang tidak tepat, atau kotoran yang terdapat pada
oli dan jenis kontaminasi lainnya merupakan 70 persen penyebab kerusakan sistem hidrolik.
Fluida pada sistem hidrolikmerupakan komponen yang digunakan untuk memindahkan energi
yang dihasilkan pompa ke komponen mekanis untuk melakukan kerja. Contoh komponen ini dapat
berupa silinder dan motor hidrolik.
Gambar 120
Fluida dapat dikatakan tidak dapat dikompresikan dan oleh karena itu fluida dapat
memindahkan tenaga secara cepat ke sistem hidrolik.sebagai contoh, petroleum oli hanya terkompresi
kira-kira 1-1.5% pada tekanan 20,685kPa (3000psi). Oleh karena itu , petroleum oli dapat dijaga
volumenya tetap konstan pada tekanan tinggi.
Petroleum oli merupakan fluida utama untuk membuat oli hidrolik dengan fungsi Utama:
Pemindah tenaga
Pelumasan
Penyekatan
Pendinginan
Pemindahan tenaga
Karena fluida hidrolik tidak dapat dikompresikan, saat sistem hidrolik diisi fluida maka dengan
cepat memungkinkan perpindahan tenaga dari satu area ke area yang lainnya. bagaimanapun, tidak
berarti bahwa fluida hidrolikakan sebanding dan memindahkan tenaga dengan efisiensi yang sama.
Pemilihan oli hidrolik yang tepat harus tergantung kepada aplikasi dan kondisi operasi.
Pelumasan
Fluida hidrolik harus melumasi komponen yang bergerak pada sistem hidrolik. Komponen
yang berputar atau meluncur harus dapat berfungsi tanpa terjadinya kontak permukaan. Fluida
hidrolik harus menjaga lapisan tipis oli (oli film) diantara dua permukaan untuk m encegah gesekan,
panas dan keausan.
Penyekatan
Kebanyakan komponen hidrolik didesain menggunakan fluida hidrolik, bukannya mechanical
seals untuk menyekat celah pada komponen.. Kekentalan fluida akan membantu menentukan
kemampuan penyekatan oli.
Pendingin
Sistem hidrolik menimbulkan panas ketika energi mekanis ditransfer menjadi energi hidrolik
atau sebaliknya. Ketika fluida bergerak melalui sistem, panas mengalir dari komponen yang lebih panas
menuju komponen yang lebih dingin. Fluida membuang panas ke reservoir atau melalui cooler yang
didesain untuk menjaga temperature fluida pada nilai tertentu.
Viscosity
Viscosity merupakan hambatan fluida untuk mengalir pada temperature tertentu. Dengan kata
lain ketebalan oli pada temperature tertentu. Fluida yang dapat mengalir dengan mudah memiliki
viscosity yang rendah. Viscosity oli hidrolik merupakan hal yang sangat penting karena jika oli terlalu
encer ( viscosity turun saat temperature meningkat), dapat terjadi kebocoran pada seal ,sambungan,
valve dan kebocoran internal di motor dan pompa. Pada setiap tempat yang mengalami kebocoran,
maka performance sistem akan terpengaruh.
Jika oli hidrolik memiliki viscosity yang tinggi (terlalu kental), Pengoperasian yang berat pada
sistem akan membutuhkan tambahan tenaga untuk mendorong oli disekitar sistem. Viscosity oli juga
mempengaruhi kemampuan pelumasan komponen yang bergerak pada sistem
Viscosity fluida dipengaruhi oleh temperature. Ketika fluida bertambah panas , viscosity becomes
fluida akan turun. Sebaliknya , ketika fluida dingin, viscosity meningkat. Minyak sayur merupakan contoh yang
paling baik untuk menggambarkan bagaimana viscosity berubah seiiring perubahan temperature. . Ketika minyak
sayur sangat dingin minyak sayur akan kental dan sangat sulit diaduk. Ketika minyak sayur dipanaskan, akan
menjadi sangat tipis dan mudah diaduk.
Saybolt viscosimeter
Gambar 121
Peralatan yang paling umum dipergunakan mengukur viscosity adalah Saybolt Viscosimeter,
yang ditemukan oleh George Saybolt. Satuan pengukuran Saybolt Viscosimeter adalah Saybolt Universal
Second (SUS). Pada viscosimeter sebenarnya, sejumlah tertentu fluida dipanaskan hingga mencapai
temperature tertentu. Ketika temperature diperoleh, sebuah stopcock (orifice) dibuka dan fluida
mengalir keluar container menuju gelas takar 60 ml . Stopwatch digunakan mengukur waktu pengisian
gelas takar.
Viscosity dicatat sebagai jumlah waktu (detik) gelas takan penuh pada temperature tertentu.
Ketika fluida dipanaskan pada temperature 24° C, memerlukan waktu 115 detik untuk mengisi gelas
takan maka viscosity-nya adalah 115 SUS @ 24° C. Jika fluida dipanaskan pada temperature 38° C dan
butuh 90 detik untuk mengisi gelas takan, Viscositas-nya 90 SUS @ 38° C.
Viscosity index
Viscosity index (VI) adalah ukuran perubahan kekentalan oli akibat perubahan temperature. Jika
fluida dengan konsisten memiliki kekentalan yang tidak berubah pada temperature yang bervariasi, fluida
dianggap memiliki VI tinggi. Jika fluida mengental pada temperature rendah dan sangat tipis pada
temperature tinggi, fluida tersebut memiliki VI rendah. Pada kebanyakan sistem hidrolik, fluida dengan
VI tinggi lebih diinginkan dibanding fluida dengan VI rendah.
Viscosity improver
Terdapat bahan tambahan (additive) untuk menjaga kekentalan oli tetap stabil pada
temperature yang bervariasi. Ketika oli dingin, sistem akan beroperasi dengan baik, begitu juga ketika
oli panas, sistem dapat beroperasi dengan baik.
Anti Foaming
Buih (Foam) pada oli hidrolik merupakan campuran oli dan gelembung udara. Fluida tidak
dapat dikompresikan sementara udara dapat dikompresikan, Campuran anti foaming membantu oli
menyerap udara sehingga tidak berpengaruh pada operasi sistem. Jika oli dicampur dengan air yang
lebih banyak daripada yang dapat diserap oli, buih akan terbentuk. Ketika oli menjadi buih, sistem akan
beroperasi dengan respon lebih lambat ketika terjadi perubahan arah gerakan dan beban, atau dengan
kata lain operasi yang tidak memuaskan. Udara pada sistem juga mempengaruhi kemapuan oli
melumasi komponen pada sistem yang menyebabkan sistem overheating dan operasi yang tersendat-
sendat (erratic operation).
Gambar 122
Filler screen umumnya berada pada pipa pengisian. Screen ini akan menjaga contaminant
dengan ukuran besar memasuki tangki ketika tutup lubang pengisian dilepas.
Strainer
Inlet strainer selalu ditempatkan didalam reservoir terendam oli. Pada kondisi normal
selanjutnya oli akan mengalir menuju element filter. Aliran oli yang normal akan mengalir menuju
element filter.
Ketika filter tersumbat, tekanan oli sebelum pompa akan turun (pump sucking) dan oli akan
mengalir melewati bypass valve. Strainer yang tidak dilengkapi dengan bypass dapat merusakkan
pompa dengan sangat cepat.
Filter
Gambar 123
Oli filter dapat ditempatkan pada beberapa posisi di sirkuit hidrolik. Inlet filter dipasang pada
reservoir atau pada line menuju pompa. Strainer lebih dipilih untuk dipasang pada tempat ini karena
tidak serapat high-pressure filter.
High-pressure filter melindungi valve yang sensitif pada sistem.Selalu ditempatkan setelah pompa
dan cirri-cirinya adalah memiliki housing yang tahan tekanan tinggi.
Return line filter ditempatkan pada line kembalinya oli ke reservoir. Sistem ini memiliki kelemahan
utama bahwa oli disaring setelah meninggalkan sirkuit. Tipe filter ini dipasang pada low pressure
housing atau memiliki tipe spin-on.
Gambar 124
Sistem aliran penuh menyaring semua aliran yang bersirkulasi pada sistem hidrolik. Karena
alasan ini, sistem aliran penuh merupakan sistem hidrolik yang paling umum dipergunakan.
Aliran normal mengalir dari sisi luar elemen filter menuju bagian tengah filter. Ketika tersumbat,
tekanan oli akan naik disekitar bagian luar filter dan membuka bypass valve.
Konstruksi filter
Permukaan filter / Surface Filter
Gambar 125
Permukaan filter berfungsi sebagai penyaring contaminant. Element umumnya dibuat dari kertas
berpori yang diperlakukan secara khusus dan dilipat untuk meningkatkan luas permukaan. Tipe ini
merupakan tipe yang paling umum dipergunakan.
Partial flow atau sistem bypass menyaring sebagian oli yang mengalir melalui sistem. Sistem ini
mengandalkan aliran oli yang mengalir berulang-ulang untuk membersihkan oli dengan baik. Sistem ini
dipergunakan hanya pada aplikasi khusus saja dan keunggulannya adalah dapat membuang contaminant
dengan ukuran yang sangat halus.
By-pass Valve
Gambar 126
Bypass valve mencegah meningkatnya tekanan. Seluruh filter memiliki sebuah bypass dengan
diberi tanda aliran oli seper IN dan OUT.
Perawatan filter adalah faktor yang sangat penting untuk memperoleh umur hidrolik system yang
panjang. Mengabaikan filter akan berakibat kerusakan yang cepat pada sistem.
Inspeksi Visual tidak akan menunjukkan apakah oli mengalir melalui bypass kecuali saluran
bypass dilengkapi indikator atau sensor, untuk menghindari aliran melalui bypass yang tidak terdeteksi,
filter harus secara berkala diservis. Ikuti spesifikasi pabrik mengenai interval servis yang
direkomendasikan dan pergunakan filter dengan ukuran micron rating yang sama.
Beberapa filter dilengkapi indicator yang akan memberitahukan operator untuk membersihkan
atau mengganti element. Perlengkapan ini merupakan pressure gauge sederhana yang
menginformasikan operator apabila terjadi hambatan atau kenaikan tekanan akibat filter tersumbat.
Beberapa desain sistem tidak memungkinkan pemindahan fluida yang memadai ke reservoir,
umumnya pada line hidrolik yang panjang dari rod end silinder. Hal ini dapat menyebabkan kenaikan
panas dan oksidasi fluida pada segment sirkuit yang terisolasi dan menyebabkan kerusakan fluida dan
komponen. Pada sistem seperti ini, desain yang dibuat adalah dengan mengalirkan oli menuju oli
cooler.
Penurunan efisiensi karena terbentuknya panas dapat terjadi pada semua sistem hidrolik. Meskipun
sistem hidrolik didesain sebaik mungkin, masih tetap terjadi kehilangan input tenaga sebesar 20 %
akibat terbentuknya panas . Reservoir hidrolik terkadang tidak sanggup untuk membuang semua panas
yang timbul dan pada kasus ini dipergunakan cooler.
Gambar 127
Cooler dibagi menjadi dua, air cooler dan water cooler. Bahkan sistem yang dirancang dengan
baikpun masih dapat menghasilkan panas sekitar 20% dari keseluruhan power tenaganya.
Air cooler
Pada subuah cooler udara (air cooler) (Gambar 127, kanan), fluida dipompakan melalui pipa
yang dipasang fin. Untuk membuang panas, udara ditiupkan pada tube dan fin oleh sebuah kipas. Cara
kerjanya sama dengan cara kerja radiator automobile. Cooler udara (Air cooler) umumnya digunakan
dimana air tidak tersedia atau terlalu mahal.
Water cooler
Cooler air (water cooler) pada dasarnya terdiri dari sekelompok pipa didalam selubung logam
(Gambar 127, left). Pada cooler ini, fluida sistem hidrolik, biasanya dipompa melewati selubung hidrolik
sistem dan melewati pipa yang didalamnya dialiri air pendingin.
Cooler disebut juga shell-and-tube type heater exchanger. Alat ini bernama pengganti panas
(heat exchanger) karena selain didinginkan, fluida hidrolik juga dapat di panaskan menggunakan
peralatan ini dengan mengalirkan air panas didalam tube.
Untuk meyakinkan gelombang tekanan dibagian dalam line tidak merusak cooler tipe shell-dan
-tube, maka cooler dipasang pada sistem secara parallel dengan dilengkapi sebuah check valve 65 PSI.
Cooler dapat ditempatkan pada return line sistem, setelah relief valve,atau pada line case drain variable
volume pressure compensated pump.
Gambar 45
Terdapat sebuah garis horizontal yang
melintang pada bagian dasar simbol, seperti
yang terlihat pada Gambar 46 menggambarkan
materi yang telah dipisahkan berada pada dasar
tangki , misalnya air. Gambar 46
Gambar 47
Pembuangan otomatis ditunjukkan oleh
huruf ‘V’ kecil yang ditempatkan dibawah garis
pemisah horizontal seperti ditunjukkan Gambar
48.
Gambar 48
TOPIK 4
Simbol-simbol Grafik Hydraulic
Simbol-simbol grafik untuk diagram hidrolik (Gambar 30) awalnya dibuat oleh American
National Standards Institute (ANSI) dan saat ini dipergunakan juga oleh International Standards
Organisation (ISO). Simbol ini berguna sebagai standard komunikasi di dunia industri dan pendidikan.
Dengan adanya simbol, maka desain, proses fabrikasi, analisis dan perbaikan & perawatan lebih mudah
dilakukan.
Simbol ini menggambarkan fungsi komponen bukan konstruksinya. Disamping itu, simbol ini
memperlihatkan bagaimana komponen yang menggunakan tenaga fluida beroperasi secara pneumatik,
secara hidrolik, secara elektrik, secara manual, dan sejenisnya.
Aturan penggunaan sistem simbol grafis berikut harus dimengerti dan diikuti supaya hasil yang
diperoleh maksimal :
1. Simbol-simbol menunjukkan sambungan, jalur aliran, dan fungsi komponen. Simbol-simbol tersebut
tidak menunjukkan kondisi yang terjadi selama perubahan suatu kondisi aliran ke kondisi aliran
lainnya. Simbol-simbol juga tidak menunjukkan konstruksi atau nilai, seperti tekanan, laju aliran,
dan setelan komponen.
2. Simbol-simbol tidak menunjukkan lokasi port, lokasi spool, posisi elemen pengontrol pada kondisi
sesungguhnya.
3. Posisi atau ukuran simbol bisa diubah menjelaskan komponen dengan tidak mengubah artinya.
4. Masing-masing simbol memperlihatkan komponen pada kondisi biasa atau netral kecuali terdapat
gambar lainnya yang menunjukkan kondisi spesifik masing-masing posisi komponen.
5. Anak panah yang dipakai dalam simbol envelop menunjukkan arah aliran pada komponen dan tanda
panah di kedua sisi menunjukkan aliran yang dapat bolak-balik.
Simbol-simbol grafik menggunakan bentuk geometris dasar untuk menjelaskan komponen dan
sirkuit. Simbol tersebut dapat berbentuk lingkaran, bujur sangkar, segi empat, segitiga, busur, anak
panah, garis, titik dan silang.
Simbol dasar pertama adalah segitiga energi (Gambar 31). Segitiga dipergunakan untuk
melambangkan titik konversi tenaga dan arah aliran. Segitiga dengan warna gelap atau buram seperti
terlihat disebelah kiri menunjukkan media tenaga adalah fluida, seperti hidrolik oli. Segitiga bening di
sebelah kanan menunjukkan media tenaga gas. Arah menghadapnya segitiga akan menunjukkan arah
tenaga mengalir, menuju atau dari komponen. Segitiga gelap yang menunjuk keluar envelop komponen
akan menunjukkan komponen pengubah tenaga (seperti pompa) dan medianya adalah fluida. Contoh
lain dapat berupa segitiga bening yang menunjuk ke dalam komponen, menunjukkan media tenaga
adalah angin dan komponen menyerap atau mempergunakan tenaga ini untuk melakukan kerja (seperti
motor pneumatik).
Shaft berputar diperlihatkan dengan garis padat yang pendek, tersambung dengan garis besar
komponen. Anak panah dipergunakan untuk menunjukkan arah putaran. Anak panah selalu
diasumsikan didekat shaft dan dapat berputar searah atau bolak-balik.
Simbol dasar komponen yang dipergunakan berupa lingkaran, bujur sangkar, ketupat, segi empat dan
beberapa bentuk geometris lainnya (Gambar 32). Lambang komponen atau envelop dasar ini kemudian
ditambahkan lambang komponen atau elemen tambahan untuk menciptakan, atau menggambarkan
jenis komponen secara spesifik seperti valve, pompa, atau motor.
Ukuran komponen secara garis besar mungkin diubah-ubah untuk menekankan bagian tertentu atau
menunjukkan perbedaan di antara bagian utama dan pembantu. Selain itu, variasi ukuran, tidak
menunjukkan ukuran fisik komponen.
Tiga tipe garis yang digunakan pada gambar simbol grafis dipergunakan untuk menunjukkan pipa( tubes,
hoses dan saluran dalam) komponen hidrolik terdiri dari :
1. Working Lines:
Garis lurus / nyata (solid line) digunakan untuk menunjukkan jalur kerja hidrolik. Jalur kerja
membawa sebagian besar aliran menuju sistem hidrolik.
2. Pilot Lines:
Garis putus-putus digunakan untuk menunjukkan pilot line hidrolik. Pilot line membawa sedikit
volume oli yang digunakan sebagai aliran tambahan untuk menggerakkan atau mengontrol
komponen hidrolik. Panjang setiap garis putus sedikitnya sepuluh kali lebarnya .
3. Drain Lines:
Garis putus-putus lainnya digunakan menunjukkan jalur pengembalian ( drain line) yang
mengembalikan oli ke reservoir. Panjang setiap garis putus sedikitnya lima kali lebarnya.
Enclosure line digunakan untuk menggambarkan batas daerah pada mesin, dimana terdapat
komponen hidrolik, sebagai contoh tempat pengoperasian, atau setengah bagian depan artikulasi
mesin.
2. Instrument Lines
PERPOTONGAN LINE
Di sini kita lihat dua teknik untuk menggambarkan baik perpotongan line dan persambungan
(Junction) line (Gambar 33). Sangat penting untuk memperhatikan bahwa graphic simbol mungkin saja
digambarkan dengan berbagai cara yang berbeda namun tetap mewakili hal yang sama.
Pertama, mari kita lihat teknik-teknik ini, dimana A dan B dipakai untuk menggambarkan
perpotongan line. Dalam metode “A”, terlihat line setengah lingkaran kecil yang digunakan untuk
meloncati atau memotong line lain. Metode yang lainnya adalah metode “B” yang hanya menunjukkan
perpotongan line satu sama lain.
Pada sisi kanan, dua metode lain yang ada di sisi kanan ini adalah untuk menyambung line. Cara
yang standar dan paling banyak dipakai untuk menggambarkan persambungan (Junction) line adalah
dengan menggunakan titik padat pada titik persambungan (Junction) seperti yang terlihat pada bagian
“C”.
Metode yang lainnya adalah “D”, dimana terlihat persambungan (Junction) line tanpa ada titik.
Ini mungkin tampak agak membingungkan pada awalnya, karena hal ini juga merupakan cara untuk
menunjukkan perpotongan seperti yang terlihat pada “B”. Cara untuk menentukan jenis sambungan
(Junction) anda akan tergantung pada teknik lain yang digunakan dalam sirkuit untuk menggambarkan
perpotongan dan persambungan (Junction) line.
Kunci untuk menentukan jenis persambungan (Junction) line, seperti yang terlihat pada Gambar
34 pada titik (1) dalam gambar “B” atau “C”, tergantung pada teknik lain yang dipergunakan untuk
keseluruhan sirkuit. Jika sebuah line setengah lingkaran kecil digunakan untuk menggambarkan
perpotongan line, maka persambungan (Junction) line bisa digambarkan dengan atau tanpa titik
persambungan (Junction), seperti yang terlihat pada “A” atau “B”. Kedua metode ini sama benarnya.
Metode manapun yang dipakai, maka hal tersebut harus dipergunakan secara konsisten untuk
keseluruhan sirkuit. Sama juga halnya ketika anda memakai titik persambungan (Junction) untuk
menandai persambungan (Junction) line / saluran dalam sirkuit, maka line perpotongannya dapat
menggunakan setengah lingkaran seperti pada “A” atau tanpa setengah lingkaran tersebut seperti pada
“C”. Hal penting yang harus anda ingat adalah teknik manapun yang anda pergunakan, pergunakanlah
secara konsisten untuk keseluruhan sirkuit.
Tampilan “D” menunjukkan apa yang akan terjadi jika anda menggunakan metode yang sama
untuk menggambarkan perpotongan dan persambungan (Junction) line dalam sebuah sirkuit. Ini tidak
benar karena orang tidak akan dapat membedakan keduanya.
▶ Penjelasan :
(a) Spring actuator
(b) Attached to the box
▶ Penjelasan :
- Pilot pressure operated function
▶ Penjelasan :
- Spring centered, pilot operated assembly
- Three position control valve
▶Penjelasan :
- Solenoid
- Operation by electric signal
▶ Penjelasan :
(h) : Lever
(I) : Pedal or treadle
▶Menyatakan :Accumulator
▶ Penjelasan :
(a) Spring loaded accumulator
(b) Gas loaded accumulator
▶ Series pressure,
parallel tank line.
- Combined operation
is impossible
4.4 CONTROLS
TOPIK 5
Kontaminasi Kontrol
Gambar 129
½ sendok teh butiran debu dalam 55 galon (250 liter) oli hidrolik dianggap telah melebihi batas toleransi
contaminasi yang diperbolehkan untuk mesin-mesin baru. Berhati-hatilah terhadap partikel yang sangat
kecil untuk dilihat. Sumber-sumber Kontaminasi
1. Selama proses pembuatan Machine
2. Selama proses produksi oli
3. Selama pengoperasian yaitu lingkungan yang berdebu
4. Perawatan yang tidak baik
5. Kurang perawatan
5.2 Filtration
Angka strainer merupakan derajat filtration suatu strainer yang diukur berdasarkan besarnya ukuran
lubang saringan. Angka filter merupakan derajat filtration dari sebuah filter yang diukur dalam mikron.
Angka Absolut :Menghentikan semua bahan contaminant yang lebih besar daripada angka filter misalnya
10 mikron absolute filter menangkap semua kontaminant yang lebih besar dari 10 mikron.
Angka Nominal : Menghentikan sampai sekitar 50-95% dari semua bahan contaminant / pencemar
Magnetic plugs :Hanya menghilangkan bahan contaminant / pencemar besi atau magnetis lainnya.
Strainer memberi filtration kasar dan biasanya dibuat dari kawat saring halus.
Filter mampu menyaring dengan halus, biasanya terbuat dari kertas berpori.
Perbedaan antara filter dan strainer adalah kemampuan menyaringnya
Pelanggan:
mendidik operator dan petugas perbaikan
menerapkan ukuran contamination controls.
Gambar 131
Gambar 132
Saring oli baru dari tangki penyimpanan dan dalam drum berkapasitas 44 galon (200 liter)
Simpan drum oli di dalam (jika memungkinkan)
Pasang penutup drum
Gambar 133
Jaga agar semua komponen tetap berada dalam kemasan sampai saatnya akan dipasang.
Kembalikan semua suku cadang dalam wadah penyimpanannya.
Bersihkan semua komponen yang tengah dipergunakan.
Gambar 134
Bersihkan semua hose yang akan dirakit dengan Cat Hose Cleaner
Lindungi semua hose yang telah dirakit dengan cap dan plug
Lindungi hose yang disimpan dengan cap dan plug.
Perbaikan komponen dan perakitannya:
•Gunakan selalu absorbant pad – Bukan kain lap.
•Lakukan proses pembersihan.
•Gunakan rotary brush untuk membersihkan silinder hidrolik setelah di-honing.
•Pisahkan pengelasan dan pembersihan.
Perbaikan di Lapangan
TOPIK 6
Rangkaian Hydraulic & Skematik
Electric Control
Servo/Pilot Valve
Keterangan :
1. Solenoid Valve
Berguna untuk meng-aktifkan / menon-aktifkan fungsi gear percepatan 2 pada track motor, dikontrol
oleh arus listrik dari speed switch
2. Foot Valve
Berguna untuk mengirimkan signal pilot pressure ke travel control valve sebagai perintah untuk
mengaktikan track motor. Dikontrol dengan kaki operator dengan 3 posisi(maju, netral & mundur)
3. Travel control Valve
Berfungsi mengontrol aliran oil utama yang akan menuju / kembali dari track motor
4. Counter balance Valve
Berfungsi untuk mendistribusikan aliran oil yang diterima dari travel control & sebagai penyeimbang
saat exacavator berjalan diturunan
5. Shuttle Valve.
Berguna untuk memungkinkan penyaluran oil untuk fungsi percepatan dari 2 arah tanpa terjadi
interverensi
6. Displacement Change-over Valve.
Berguna untuk menutup / meneruskan flow oil yang menuju control piston yang memungkinkan
terjado upshifting ke gear 2
7. Control Piston.
Berguna untuk mengubah kemiringan swash plate dan menjaga pada sudut tertentu agar
displacement motor tidk berubah pada saat motor berputar
8. Reduction Gear.
Berfungsi untuk merubah torsi yang dihasilkan oleh drive shaft dari motor
9. Shock & Anti Cavitation Valve.
Berfungsi untuk mencegah terjadinya negative pressure yang mengakibatkan terjadinya rongga udara
yang berakir dengan kavitasi