Tugas Filsafat Hukum
Tugas Filsafat Hukum
Untuk lebih mempermudah kita dalam mengkaji materi ini, kita akan
membaginya ke dalam tiga tahapan :
Mengapa orang mentaati hukum ? Dalam segi Politis dapat diartikan bahwa
orang mentaati hukum karena hukum dibuat oleh pemegang kekuasaan (pemerintah
/ Raja) bahwa pemerintah/Raja menurut teori Ketuhanan merupakan kepanjangan
dari tuhan.
Jadi pada dasarnya dari segi politis ini orang akan tunduk pada hukum jika
pemegang kekuasaan (pemerintah/Raja) memiliki pengaruh terhadap masyarakat.
Dalam teori ini dikatakan bahwa orang mentaati hukum dapat dilihat dari
kejiwaan, rasa, insting (kemanusaaan) yang menitikberatkan pada pemikiran
rohaniah (batin) dengan pemikiran-pemikiran yang rasional. Bila dicontohkan
dalam kasus pelanggaran hukum (asusila) misalnya, dia akan merasa malu akan
cemoohan dari masyarakat. Pada kasus pelanggaran lalulintas “pelaku” akan
merasa takut terhadap sanksi hukum yang ada dan cenderung menyelamatkan diri
dari jeratan hukum (apabila pelaku tersebut mengelak dari sanksi hukum yang ada).
Dan apabila pelaku tersebut merasa bersalah atas apa yang diperbuatnya dia akan
menyerahkan diri kepada pihak yang berwajib.
Mengapa orang taat hukum ? Dilihat dari segi ekonomis, bahwa orang taat
pada hukum dari segi ekonomis melihat bahwa apabila dia melanggar hukum, akan
mengeluarkan biaya yang tidak sedikit (sanksi berupa denda) maupun pelanggaran
lainnya yang mengharuskan ia mengeluarkan biaya untuk penyelesaian hukum bila
mana ia melanggar hukum.
Jadi, mengapa orang taat hukum dilihat dari segi ekonomis, alasan utamanya
adalah bahwa ia menghindari pengeluaran (denda) karena sanksi hukum yang
kemungkinan akan terjadi.
DARI SEGI SOSIOLOGIS
Dalam aspek ini dapat diartikan bahwa orang harus mentaati hukum karena
hukum berlaku dan ada dalam kehidupan masyarakat. Dalam kehidupan
bermasyarakat, masyarakat dapat membuat hukum sesuai dengan situasi, kondisi
dan kebutuhan masyarakat itu sendiri.
Contoh hukum yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat diantaranya :
norma (Adat, asusila, agama, kesopanan, hukum).
KESIMPULAN
Jika suatu tatanan hukum kehilangan dasar tersebut bahwa keyakinan rakyat
adalah tatanan hukum, maka lenyaplah segala otoritasnya dan berakhirlah ia
sebagai hukum, walaupun ia dapat hidup terus beberapa waktu sebagai tatanan
otoritas.