Anda di halaman 1dari 28

Kata Pengantar

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah Bioscience 1 ini dengan materi Plebotomi,Makalah ini di susun dalam
rangka memenuhi tugas kelompok mata kuliah Bioscience Program Studi Ilmu
Keperawatan Universitas Brawijaya.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami
harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga
Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.

Malang , 27 Februari 2012

Penyusun
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Sekarang ini, banyak penyakit yang bertambah dan merajalela


dalamkehidupan masyarakat. Akan tetapi, penyakit infeksi tetap menjadi
primadona penyakit yang paling sering menyerang manusia. Penyakit infeksi yang
ditimbul sering diakibatkan mikroorganisme yang bersifat patogen. Dalam
pemeriksaan penyakit infeksi, biasanya dilakukan pemeriksaan fisik dan
anamnese guna menemukan etiologi penyakit. Cara lain dalam menegakkan
diagnosa guna menemukan mikroorganisme apa yang menjadi penyebab suatu
penyakit adalah dengan cara pemeriksaan spesimen. Oleh karena itu, bagi orang
yang berprofesi dalam bidang kesehatan, misalnya perawat, harus mengetahui dan
memahami betul cara pengelolaan spesimen klinik. Sebagai mahasiswa dan
mahasiswi kedokteran, tentunya juga harus memahami betul cara pengelolaan
atau penanganan spesimen.Yang harus diperhatikan dalam hal pengelolaan
spesimen adalah cara pengambilan atau penyimpanan atau pengiriman spesimen.
Adapun tujuan dari pemahaman cara pengelolaan spesimen tersebut adalah agar
spesimen dapat memberikan hasilyang akurat dalam pemeriksaan secara
makroskopis atau mikroskopis dan spesimen tidak rusak dalam rentang waktu
pengiriman ke laboratorium.

1.2 TUJUAN :

1. Mengetahui definisi dan dasar-dasar Phlebotomy.


2. Mengetahui penggunaan metode Spuit dalam Phlebotomy.
3. Mengetahui penggunaan metode Vacutainer dalam Phlebotomy.

1.3 MANFAAT :

1. Memberikan penjelasan tentang definisi dan dasar-dasar Phlebotomy


kepada mahasiswa keperawatan, sebagai dasar teori dalam praktek klinik.
2. Memberikan dasar teori tentang penggunaan metode Spuit dalam
Phlebotomy.
3. Memberikan dasar teori tentang penggunaan metode Vacutainer dalam
Phlebotomy.
BAB II

PEMBAHASAN

Flebotomi (bahasa inggris:phlebotomy) berasal dari kata Yunani phleb dan


tomia. Phleb berarti pembuluh darah vena dan tomia berarti mengiris/memotong
(“cutting”). Dulu dikenal istilah venasectie(Bld), venesection atau
venisection(Ing).

Sedangkan Flebotomist adalah seorang tenaga medic yang telah mendapat latihan
untuk mengeluarkan dan menampung specimen darah dari pembuluh darah vena,
arteri atau kapiler. Akhir-akhir ini dikenal lagi suatu teknik microcollection.

Dalam praktek laboratorium klinik, ada 3 macam cara memperoleh darah,


yaitu :

1. melalui tusukan vena (venipuncture),


2. tusukan kulit (skinpuncture) dan tusukan arteri atau nadi.
3. Venipuncture adalah cara yang paling umum dilakukan, oleh karena itu
istilah phlebotomy sering dikaitkan dengan venipuncture

Pengambilan Darah Vena

Agar dapat diperoleh spesimen darah yang memenuhi syarat uji


laboratorium, maka prosedur pengambilan sampel darah harus dilakukan dengan
benar, mulai dari persiapan peralatan, pemilihan jenis antikoagulan, pemilihan
letak vena, teknik pengambilan sampai dengan pelabelan.

Alat alat yang dipergunakan untuk pengambilan darah vena :

1. Spuit
Adalah alat yang digunakan untuk pengambilan darah atau pemberian
injeksi intravena dengan volume tertentu. Spuit mempunyai skala yang dapat
digunakan untuk mengukur jumlah darah yang akan diambil, volume spuit
bervariasi dari 1ml, 3ml, 5ml bahkan ada yang sampai 50ml yang biasanya
digunakan untuk pemberian cairan sonde atau syring pump.

2. Tourniquet

Merupakan bahan mekanis yang fleksibel, biasanya terbuat dari karet


sintetis yang bisa merenggang. Digunakan untuk pengebat atau pembendung
pembuluh darah pada organ yang akan dilakukan penusukan plebotomy. Adapun
tujuan pembendungan ini adalah untuk fiksasi, pengukuhan vena yang akan
diambil. Dan juga untuk menambah tekanan vena yang akan diambil, sehingga
akan mempermudah proses penyedotan darah kedalam spuit.

3. Kapas alkohol

Merupakan bahan dari wool atau kapas yang mudah menyerap dan
dibasahi dengan antiseptic berupa etil alkohol. Tujuan penggunaan kapas alkohol
adalah untuk menghilangkan kotoran yang dapat mengganggu pengamatan letak
vena sekaligus mensterilkan area penusukan agar resiko infeksi bisa ditekan.

4. Needle, Wing Needle

Ialah ujung spuit atau jarum yang digunakan untuk pengambilan secara
vakum. Needle ini bersifat non fixed atau mobile sehingga mudah dilepas dari
spuit serta container vacuum. Penggantian needle dimaksudkan untuk
menyesuaikan dengan besarnya vena yang akan diambil atau untuk kenyamanan
pasien yang menghendaki pengambilan dengan jaru kecil.

5. Vacuum Tube

Tabung vakum pertama kali dipasarkan dengan nama dagang Vacutainer.


Jenis tabung ini berupa tabung reaksi yang hampa udara, terbuat dari kaca atau
plastik. Ketika tabung dilekatkan pada jarum, darah akan mengalir masuk ke
dalam tabung dan berhenti mengalir ketika sejumlah volume tertentu telah
tercapai.

6. Blood Container

Tabung tempat penampungan darah yang tidak bersifat vakum udara. Ini
biasa digunakan untuk pemeriksaan manual, dan dengan keperluan tertentu
misalnya pembuatan tampungan sendiri untuk efisiensi biaya.

7. Plester

Digunakan untuk fiksasi akhir penutupan luka bekas plebotomi, sehingga


membantu proses penyembuhan luka dan mencegah adanya infeksi akibat
perlukaan atau trauma akibat penusukan.
Pengambilan darah kapiler

Pengambilan darah kapiler dimaksudkan untuk pemeriksaan laboratorium


dengan volume yang lebih sedikit dari pengambilan melalui vena. Pengambilan
ini umumnya digunakan untuk pemeriksaan dengan jumlah dibawah 500
mikroliter.

Alat-alat yang digunakan untuk pengambilan kapiler :

1. Lancet

Merupakan jarum kecil disposable yang digunakan untuk pengambilan


darah kapiler dipermukaan kulit atau ujung jari pasien. Bisa berupa classic lancet
yang terpisah dari pemantiknya. Atau bisa berupa automatic lancet yang langsung
bisa dipergunakan tanpa pemantik lagi.
2. Kapas alkohol.

Merupakan bahan dari wool atau kapas yang mudah menyerap dan
dibasahi dengan antiseptic berupa etil alkohol. Tujuan penggunaan kapas alkohol
adalah untuk menghilangkan kotoran yang dapat mengganggu pengamatan letak
vena sekaligus mensterilkan area penusukan agar resiko infeksi bisa ditekan.

3. Obyek Glass

Merupakan gelas preparat yang akan digunakan untuk pemaparan sediaan


darah atau pemeriksaan lain yang akan diperiksa dengan mikroskop.
4. Deck Glass

Adalah penutup obyek glass, berbentuk persegi lebih kecil dan tipis karena
dimaksudkan agar bisa menutupi preparat tanpa mengganggu pemfokusan
pengamatan dibawah mikroskop.

5. Tensimeter

Alat untuk mengukur tensi darah atau tekanan darah serta detak jantung
manusia. Dalam sampling tensi ini digunakan untuk memeriksa Bleeding time.
6. Kertas Saring

Kertas yang mempunyai kerapatan tertentu sehingga bisa digunakan untuk


menyaring larutan. Bisa digunakan untuk pemeriksaan Bleeding time.

7. Tabung kapiler

Merupakan tabung kecil dengan diameter 1mm sehingga memiliki daya


kapilaritas atau menyerap cairan darah yang akan diambil. Sehingga cukup
dengan menempelkan salah satu ujungnya, maka darah akan mengisi tabung
sesuai kebutuhan. Tabung kapiler dengan antikoagulan bertanda strip merah,
sedangkan tanpa koagulan dengan strip biru.
8. Wax

Merupakan dempul atau penutup yang digunakan sebagai penahan dasar


tabung hematokrit sehingga disaat penyimpanan sampel darah atau pemutaran
nilai hematokrit, darah bisa tertahan didalam tabung.

PENGAMBILAN DARAH VENA

Pada pengambilan darah vena (venipuncture), contoh darah umumnya


diambil dari vena median cubital, pada anterior lengan (sisi dalam lipatan siku).
Vena ini terletak dekat dengan permukaan kulit, cukup besar, dan tidak ada
pasokan saraf besar. Apabila tidak memungkinkan, vena chepalica atau vena
basilica bisa menjadi pilihan berikutnya. Venipuncture pada vena basilica harus
dilakukan dengan hati-hati karena letaknya berdekatan dengan arteri brachialis
dan syaraf median.

Jika vena cephalica dan basilica ternyata tidak bisa digunakan, maka
pengambilan darah dapat dilakukan di vena di daerah pergelangan tangan.
Lakukan pengambilan dengan dengan sangat hati-hati dan menggunakan jarum
yang ukurannya lebih kecil.

Lokasi yang tidak diperbolehkan diambil darah adalah :

 Lengan pada sisi mastectomy


 Daerah edema

 Hematoma

 Daerah dimana darah sedang ditransfusikan

 Daerah bekas luka

 Daerah dengan cannula, fistula atau cangkokan vascular

 Daerah intra-vena lines Pengambilan darah di daerah ini dapat


menyebabkan darah menjadi lebih encer dan dapat meningkatkan atau
menurunkan kadar zat tertentu.

Ada dua cara dalam pengambilan darah vena, yaitu cara manual dan cara vakum.
Cara manual dilakukan dengan menggunakan alat suntik (syring), sedangkan cara
vakum dengan menggunakan tabung vakum (vacutainer).

Beberapa hal penting yang harus diperhatikan dalam pengambilan darah vena
adalah :

 Pemasangan turniket (tali pembendung)


o pemasangan dalam waktu lama dan terlalu keras dapat
menyebabkan hemokonsentrasi (peningkatan nilai hematokrit/PCV
dan elemen sel), peningkatan kadar substrat (protein total, AST,
besi, kolesterol, lipid total)
o melepas turniket sesudah jarum dilepas dapat menyebabkan
hematoma

 Jarum dilepaskan sebelum tabung vakum terisi penuh sehingga


mengakibatkan masukknya udara ke dalam tabung dan merusak sel darah
merah.

 Penusukan

o penusukan yang tidak sekali kena menyebabkan masuknya cairan


jaringan sehingga dapat mengaktifkan pembekuan. Di samping itu,
penusukan yang berkali-kali juga berpotensi menyebabkan
hematoma.

o tutukan jarum yang tidak tepat benar masuk ke dalam vena


menyebabkan darah bocor dengan akibat hematoma

 Kulit yang ditusuk masih basah oleh alkohol menyebabkan hemolisis


sampel akibat kontaminasi oleh alcohol, rasa terbakar dan rasa nyeri yang
berlebihan pada pasien ketika dilakukan penusukan.

Pengambilan Darah Vena dengan Syringe

Pengambilan darah vena secara manual dengan alat suntik (syring) merupakan
cara yang masih lazim dilakukan di berbagai laboratorium klinik dan tempat-
tempat pelayanan kesehatan. Alat suntik ini adalah sebuah pompa piston
sederhana yang terdiri dari sebuah sebuah tabung silinder, pendorong, dan jarum.
Berbagai ukuran jarum yang sering dipergunakan mulai dari ukuran terbesar
sampai dengan terkecil adalah : 21G, 22G, 23G, 24G dan 25G.

Pengambilan darah dengan suntikan ini baik dilakukan pada pasien usia lanjut dan
pasien dengan vena yang tidak dapat diandalkan (rapuh atau kecil).

Prosedur :
No. Prosedur Rasional
1. Lakukan penjelasan kepada penderita Mengurangi rasa cemas dan
(tentang apa yang dilakukan terhadap meningkatkan kerjasama.
penderita, kerjasama penderita, Mencegah hiperventilasi akibat

sensasi yang dirasakan penderita, ansietas, yang menimbulkan

dsb). perubahan sementara pada gas


darah.
2. Cari vena yang akan ditusuk Meningkatkan kemudahan
(superfisisal, cukup besar, lurus, insersi jarum.
tidak ada peradangan, tidak diiinfus). Memungkinkan perawat
menempatkan jarum menjadi
paralel dengan vena. Sehingga
saat vena dipungsi, risiko
menusuk vena sampai tembus
ke luar berkurang.
Vena yang diinfus harus
dihindari karena meningkatkan
risiko bercampurnya cairan
infuse dengan sampel darah
yang akan diambil yang dapat
mengakibatkan hasil test tidak
valid.
3. Letakkan tangan lurus serta Memungkinkan dilatasi vena
ekstensikan dengan bantuan tangan sehingga vena dapat dilihat.

kiri operator atau diganjal dengan


telapak menghadap ke atas sambil
mengepal.
4. Lakukan desinfeksi daerah yang akan Mengurangi risiko bakteri yang
ditusuk dengan kapas steril yang berada di kulit memasuki
telah dibasahi alcohol 70% dan tempat pungsi.
biarkan sampai kering.
5. a. Lakukan pembendungan pada a. Meningkatkan dilatasi vena.
daerah proximal kira-kira 4-5 jari Tourniquet harus menghambat
dari tempat penusukan agar vena aliran vena, bukan aliran arteri.
tampak lebih jelas (bila tourniquet Aliran arteri yang terhenti
berupa ikatan simpul terbuka dan mencegah pengisian vena.
arahnya ke atas) b. Mencegah hemokonsentrasi dan
b. Pembendungan tidak boleh terlalu hematoma.
lama (maks. 2 menit, terbaik 1 menit).
6. Ambil spuit dengan ukuran sesuai Memastikan spuit cukup untuk
jumlah darah yang akan diambil, cek jumlah darah yang diambil.

jarum dan karetnya. Memastikan spuit tidak rusak


dan dalam keadaan baik.
7. Pegang spuit dengan tangan kanan, Mencegah terlepasnya jarum dari
kencangkan jarumnya dan dorong spuit.

penghisap sampai ke ujung depan. Mengeluarkan udara dalam


spuit
8. Fiksasi pembuluh darah yang akan Meningkatkan dilatasi vena.
ditusuk dengan ibu jari tangan kiri. Mencegah bergesernya vena.
9. Tusukkan jarum dengan sisi Memungkinkan perawat
menghadap ke atas membentuk sudut menempatkan jarum menjadi
15-30° sampai ujung jarum masuk ke paralel dengan vena. Sehingga saat
vena dipungsi, risiko menusuk
dalam vena dan terlihat darah dari
vena sampai tembus ke luar
pangkal jarum.
berkurang.
10. Fiksasi spuit dengan tangan kiri Menghindari pergeseran jarum.
dengan membentuk sudut.
11. Penghisap spuit ditarik pelan-pelan Memastikan jumlah darah yang
sampai didapatkan volume darah diambil sesuai dengan yang

yang didinginkan. diinginkan.


12. a. Kepalan tangan dibuka, lepaskan a. Mengurangi aliran balik darah.
bendungan. Mencegah hemokonsentrasi dan

b. Letakkan kapas alcohol 70% di hematoma.

atas jarum, cabut jarum dengan Memperlancar aliran darah

menekan kapas menggunakan tangan kembali.

kanan pada bekas tusukan selama


b. Mencegah perdarahan.
beberapa menit untuk mencegah
perdarahan, plester, tekan dengan
telunjuk dan ibu jari penderita
selama ± 5 menit.
13. Lepaskan jarum, alirkan darah dalam Mencegah terjadinya hemolisa.
wadah melalui dindingnya supaya
tidak terjadi hemolisa.
14. Tuangkan darah ke dalam botol Mengamankan specimen untuk
penampungan yang volumenya diantar ke laboratorium terkait.
sesuai (sesuai dengan jenis
pemeriksaan yang diminta).
15. Jika menggunakan antikoagulan, Mencegah terjadinya
kocok botol beberapa menit agar pembekuan darah.
antikoagulan tercampur dengan
darah dan tidak terjadi pembekuan.
Pengambilan Darah Vena Dengan Tabung Vakum

Tabung vakum pertama kali dipasarkan oleh perusahaan AS BD (Becton-


Dickinson) di bawah nama dagang Vacutainer. Jenis tabung ini berupa tabung
reaksi yang hampa udara, terbuat dari kaca atau plastik. Ketika tabung dilekatkan
pada jarum, darah akan mengalir masuk ke dalam tabung dan berhenti mengalir
ketika sejumlah volume tertentu telah tercapai.

Jarum yang digunakan terdiri dari dua buah jarum yang dihubungkan oleh
sambungan berulir. Jarum pada sisi anterior digunakan untuk menusuk vena dan
jarum pada sisi posterior ditancapkan pada tabung. Jarum posterior diselubungi
oleh bahan dari karet sehingga dapat mencegah darah dari pasien mengalir keluar.
Sambungan berulir berfungsi untuk melekatkan jarum pada sebuah holder dan
memudahkan pada saat mendorong tabung menancap pada jarum posterior.

Keuntungan menggunakan metode pengambilan ini adalah, tak perlu


membagi-bagi sampel darah ke dalam beberapa tabung. Cukup sekali penusukan,
dapat digunakan untuk beberapa tabung secara bergantian sesuai dengan jenis tes
yang diperlukan. Untuk keperluan tes biakan kuman, cara ini juga lebih bagus
karena darah pasien langsung dapat mengalir masuk ke dalam tabung yang berisi
media biakan kuman. Jadi, kemungkinan kontaminasi selama pemindahan sampel
pada pengambilan dengan cara manual dapat dihindari.

Kekurangannya sulitnya pengambilan pada orang tua, anak kecil, bayi,


atau jika vena tidak bisa diandalkan (kecil, rapuh), atau jika pasien gemuk. Untuk
mengatasi hal ini mungkin bisa digunakan jarum bersayap (winged needle).
Jarum bersayap atau sering juga dinamakan jarum “kupu-kupu” hampir sama
dengan jarum vakutainer seperti yang disebutkan di atas. Perbedaannya adalah,
antara jarum anterior dan posterior terdapat dua buah sayap plastik pada pangkal
jarum anterior dan selang yang menghubungkan jarum anterior dan posterior. Jika
penusukan tepat mengenai vena, darah akan kelihatan masuk pada selang (flash).

Prosedur :

 Persiapkan alat-alat yang diperlukan : jarum, kapas alkohol 70%, tali


pembendung (turniket), plester, tabung vakum.
 Pasang jarum pada holder, pastikan terpasang erat.

 Lakukan pendekatan pasien dengan tenang dan ramah; usahakan pasien


senyaman mungkin.

 Identifikasi pasien dengan benar sesuai dengan data di lembar permintaan.

 Verifikasi keadaan pasien, misalnya puasa atau konsumsi obat. Catat bila
pasien minum obat tertentu, tidak puasa dsb.

 Minta pasien meluruskan lengannya, pilih lengan yang banyak melakukan


aktifitas.

 Minta pasien mengepalkan tangan.

 Pasang tali pembendung (turniket) kira-kira 10 cm di atas lipat siku.

 Pilih bagian vena median cubital atau cephalic. Lakukan perabaan


(palpasi) untuk memastikan posisi vena; vena teraba seperti sebuah pipa
kecil, elastis dan memiliki dinding tebal. Jika vena tidak teraba, lakukan
pengurutan dari arah pergelangan ke siku, atau kompres hangat selama 5
menit daerah lengan.

 Bersihkan kulit pada bagian yang akan diambil dengan kapas alcohol 70%
dan biarkan kering. Kulit yang sudah dibersihkan jangan dipegang lagi.
 Tusuk bagian vena dengan posisi lubang jarum menghadap ke atas.
Masukkan tabung ke dalam holder dan dorong sehingga jarum bagian
posterior tertancap pada tabung, maka darah akan mengalir masuk ke
dalam tabung. Tunggu sampai darah berhenti mengalir. Jika memerlukan
beberapa tabung, setelah tabung pertama terisi, cabut dan ganti dengan
tabung kedua, begitu seterusnya.

 Lepas turniket dan minta pasien membuka kepalan tangannya. Volume


darah yang diambil kira-kira 3 kali jumlah serum atau plasma yang
diperlukan untuk pemeriksaan.

 Letakkan kapas di tempat suntikan lalu segera lepaskan/tarik jarum. Tekan


kapas beberapa sat lalu plester selama kira-kira 15 menit. Jangan menarik
jarum sebelum turniket dibuka.

Menampung Darah Dalam Tabung

Beberapa jenis tabung sampel darah yang digunakan dalam praktek


laboratorium klinik adalah sebagai berikut :

 Tabung tutup merah. Tabung ini tanpa penambahan zat additive, darah
akan menjadi beku dan serum dipisahkan dengan pemusingan. Umumnya
digunakan untuk pemeriksaan kimia darah, imunologi, serologi dan bank
darah (crossmatching test)
 Tabung tutup kuning. Tabung ini berisi gel separator (serum separator
tube/SST) yang fungsinya memisahkan serum dan sel darah. Setelah
pemusingan, serum akan berada di bagian atas gel dan sel darah berada di
bawah gel. Umumnya digunakan untuk pemeriksaan kimia darah,
imunologi dan serologi

 Tabung tutup hijau terang. Tabung ini berisi gel separator (plasma
separator tube/PST) dengan antikoagulan lithium heparin. Setelah
pemusingan, plasma akan berada di bagian atas gel dan sel darah berada di
bawah gel. Umumnya digunakan untuk pemeriksaan kimia darah.

 Tabung tutup ungu atau lavender. Tabung ini berisi EDTA. Umumnya
digunakan untuk pemeriksaan darah lengkap dan bank darah (crossmatch)

 Tabung tutup biru. Tabung ini berisi natrium sitrat. Umumnya digunakan
untuk pemeriksaan koagulasi (mis. PPT, APTT)

 Tabung tutup hijau. Tabung ini berisi natrium atau lithium heparin,
umumnya digunakan untuk pemeriksaan fragilitas osmotik eritrosit, kimia
darah.

 Tabung tutup biru gelap. Tabung ini berisi EDTA yang bebas logam,
umumnya digunakan untuk pemeriksaan trace element (zink, copper,
mercury) dan toksikologi.

 Tabung tutup abu-abu terang. Tabung ini berisi natrium fluoride dan
kalium oksalat, digunakan untuk pemeriksaan glukosa.

 Tabung tutup hitam ; berisi bufer sodium sitrat, digunakan untuk


pemeriksaan LED (ESR).

 Tabung tutup pink ; berisi potassium EDTA, digunakan untuk


pemeriksaan imunohematologi.

 Tabung tutup putih ; potassium EDTA, digunakan untuk pemeriksaan


molekuler/PCR dan bDNA.
 Tabung tutup kuning dengan warna hitam di bagian atas ; berisi media
biakan, digunakan untuk pemeriksaan mikrobiologi – aerob, anaerob dan
jamur

Beberapa hal penting dalam menampung sampel darah adalah :

 Darah dari syring atau suntikan harus dimasukkan ke dalam tabung dengan
cara melepas jarum lalu mengalirkan darah perlahan-lahan melalui dinding
tabung. Memasukkan darah dengan cara disemprotkan, apalagi tanpa
melepas jarum, berpotensi menyebabkan hemolisis. Memasukkan darah ke
dalam tabung vakum dengan cara menusukkan jarum pada tutup tabung,
biarkan darah mengalir sampai berhenti sendiri ketika volume telah
terpenuhi.
 Homogenisasi sampel jika menggunakan antikoagulan dengan cara
memutar-mutar tabung 4-5 kali atau membolak-balikkan tabung 5-10 kali
dengan lembut. Mengocok sampel berpotensi menyebabkan hemolisis.

 Urutan memasukkan sampel darah ke dalam tabung vakum adalah :


pertama – botol biakan (culture) darah atau tabung tutup kuning-hitam
kedua – tes koagulasi (tabung tutup biru), ketiga – tabung non additive
(tutup merah), keempat – tabung tutup merah atau kuning dengan gel
separator atau clot activator, tabung tutup ungu/lavendet (EDTA), tabung
tutup hijau (heparin), tabung tutup abu-abu (NaF dan Na oksalat)

PENGAMBILAN DARAH KAPILER


Pengambilan darah kapiler atau dikenal dengan istilah skinpuncture yang
berarti proses pengambilan sampel darah dengan tusukan kulit. Tempat yang
digunakan untuk pengambilan darah kapiler adalah :

 Ujung jari tangan (fingerstick) atau anak daun telinga.


 Untuk anak kecil dan bayi diambil di tumit (heelstick) pada 1/3 bagian tepi
telapak kaki atau ibu jari kaki.

 Lokasi pengambilan tidak boleh menunjukkan adanya gangguan


peredaran, seperti vasokonstriksi (pucat), vasodilatasi (oleh radang,
trauma, dsb), kongesti atau sianosis setempat.

Pengambilan darah kapiler dilakukan untuk tes-tes yang memerlukan sampel


dengan volume kecil, misalnya untuk pemeriksaan kadar glukosa, kadar Hb,
hematokrit (mikrohematokrit) atau analisa gas darah (capillary method).
Prosedur

 Siapkan peralatan sampling : lancet steril, kapas alcohol 70%.


 Pilih lokasi pengambilan lalu desinfeksi dengan kapas alkohol 70%,
biarkan kering.

 Peganglah bagian tersebut supaya tidak bergerak dan tekan sedikit supaya
rasa nyeri berkurang.

 Tusuk dengan lancet steril. Tusukan harus dalam sehingga darah tidak
harus diperas-peras keluar. Jangan menusukkan lancet jika ujung jari
masih basah oleh alkohol. Hal ini bukan saja karena darah akan diencerkan
oleh alkohol, tetapi darah juga melebar di atas kulit sehingga susah
ditampung dalam wadah.

 Setelah darah keluar, buang tetes darah pertama dengan memakai kapas
kering, tetes berikutnya boleh dipakai untuk pemeriksaan.

 Pengambilan darah diusahakan tidak terlalu lama dan jangan diperas-peras


untuk mencegah terbentuknya jendalan.

Pengambilan Darah Arteri

Pengambilan darah arteri umumnya menggunakan arteri radialis di daerah


pergelangan tangan. Jika tidak memungkinkan dapat dipilih arteri brachialis di
daerah lengan atau arteri femoralis di lipat paha. Pengambilan darah harus
dilakukan dengan hati-hati dan oleh tenaga terlatih.
Sampel darah arteri umumnya digunakan untuk pemeriksaan analisa gas darah.

Prosedur

 Siapkan peralatan sampling di tempat/ruangan dimana akan dilakukan


sampling.
 Pilih bagian arteri radialis.

 Pasang tali pembendung (tourniquet) jika diperlukan.

 Lakukan palpasi (perabaan) dengan jari tangan untuk memastikan letak


arteri.

 Desinfeksi kulit yang akan ditusuk dengan kapas alkohol 70%, biarkan
kering. Kulit yang telah dibersihkan jangan dipegang lagi.

 Tekan bagian arteri yang akan ditusuk dengan dua jari tangan lalu
tusukkan jarum di samping bawah jari telunjuk dengan posisi jarum tegak
atau agak miring. Jika tusukan berhasil darah terlihat memasuki spuit dan
mendorong thorak ke atas.

 Setelah tercapai volume darah yang dikehendaki, lepaskan/tarik jarum dan


segera letakkan kapas pada tempat tusukan lalu tekan kapas kuat-kuat
selama ±2 menit. Pasang plester pada bagian ini selama ±15 menit.
BAB III

KESIMPULAN

Flebotomi adalah inisiasi atau membuat sayatan pada pembuluh darah agar darah
dapat mengalir dan dikumpulkan. Flebotomis adalah seorang tenaga medis yang telah
mendapatkan latihan untuk mengeluarkan dan menampung specimen darah dari
pembuluh darah vena, arteri atau kapiler.

Dalam praktek laboratorium klinik, ada 3 macam cara memperoleh darah,


yaitu :

1. melalui tusukan vena (venipuncture),


2. tusukan kulit (skinpuncture) dan tusukan arteri atau nadi.
3. Venipuncture adalah cara yang paling umum dilakukan, oleh
karena itu istilah phlebotomy sering dikaitkan dengan venipuncture

Alat alat yang dipergunakan untuk pengambilan darah vena :

1. Spuit
2. Tourniquet

3. Kapas alcohol

4. Needle, Wing Needle

5. Vacuum Tube

6. Blood container

7. Plester

Alat alat yang dipergunakan untuk pengambilan darah kapiler :

1. Lancet
2. Kapas alcohol

3. Obyek gelas
4. Deck glass

5. Tensimeter

6. Kertas saring

7. Tabung kapiler
Daftar Pustaka

1. Calgary Laboratory Services, Blood Collection Guidelines.


2. Direktorat Laboratorium Kesehatan Departemen Kesehatan RI, Pedoman
Praktek Laboratorium yang Benar (Good Laboratory Practice), Cetakan
ke-3, Jakarta, 2004.

3. Joyce LeFever Kee, Pedoman Pemeriksaan Laboratorium & Diagnostik,


Edisi 6, EGC, 2007.

4. Laboratorium Patologi Klinik FK-UGM, Tuntunan Praktikum Hematologi,


Bagian Patologi Klinik FK-UGM, Yogyakarta, 1995.

5. R. Gandasoebrata, Penuntun Laboratorium Klinik, Dian Rakyat, Bandung,


1992.

6. The Royal College of Pathologists of Australasia, Manual of Use and


Interpretation of Pathology Tests, Griffin Press Ltd., Netley, Australia,
1990.

7. WebPath, Phlebotomy Tutorial, The University of Utah Eccles Health


Sciences Library

8. http://www.scribd.com/doc/40213883/Cara-Pengambilan-Sampel-Darah-
Vena

9. http://teklabkes.blogspot.com/2009/07/pengertian-flebotomi.html

10. http://hendrosmk.wordpress.com/2011/08/07/pengenalan-alat-sampling-
darah/

Anda mungkin juga menyukai