Anggota Kelompok :
1. Arya Dwipa Nugraha (09.2018.1.00631)
2. Muhammad Edo Fardiansyah (09.2018.1.00620)
3. Muhammad Hafizhni Ath-Thoyibi (09.2018.1.00615)
4. Sarah Alfina Ayuningsih (09.2018.1.00613)
5. Mar’atus Sholihah (09.2018.1.00608)
6. Maikel Kareth (09.2014.1.)
1.3 Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sistem Informasi Geografi
Sistem Informasi Geografis (bahasa Inggris: Geographic Information System
disingkat GIS) adalah sistem informasi khusus yang mengelola data yang memiliki
informasi spasial (bereferensi keruangan). Atau dalam arti yang lebih sempit, adalah
sistem komputer yang memiliki kemampuan untuk membangun, menyimpan,
mengelola dan menampilkan informasi berefrensi geografis, misalnya data yang
diidentifikasi menurut lokasinya, dalam sebuah database. Para praktisi juga
memasukkan orang yang membangun dan mengoperasikannya dan data sebagai
bagian dari sistem ini.
Berdasarkan definisi diatas maka dapat ditarik suatu manfaat tentang GIS
(Geographic Information System) antara lain :
Manajemen tata guna lahan.
Inventarisasi sumber daya alam.
Untuk pengawasan daerah bencana alam.
Bagi perencanaan Wilayah dan Kota.
Sebagian besar data yang akan ditangani dalam SIG merupakan data spasialyaitu
sebuah data yang berorientasi geografis, memiliki sistem koordinat tertentu sebagai
dasar referensinya dan mempunyai dua bagian penting yang membuatnya berbeda
dari data lain, yaitu informasi lokasi (spasial) dan informasi deskriptif (attribute) yang
dijelaskan berikut ini :
Informasi lokasi (spasial), berkaitan dengan suatu koordinat baik koordinat
geografi (lintang dan bujur) dan koordinat XYZ, termasuk diantaranya
informasi datum dan proyeksi.
Informasi deskriptif (atribut) atau informasi non spasial, suatu lokasi yang
memiliki beberapa keterangan yang berkaitan dengannya, contohnya: jenis
vegetasi, populasi, luasan, kode pos, dan sebagainya.
Qtim,
Rumah Qvbs,
Negeri Gunung QTvm, 9 6
Kinangkung QTvm
Qvbr
Qvbs,
Cinta Rakyat QTvm 3 Sala Bulan 6
QTvm
Qvbs,
Ketangkuhen 6 Bengkurung QTvm 3
QTvm
Qvbs,
Suka Maju 6 Kuala QTvm 3
QTvm
Qvbs,
Bulu Awar 6 Batu Mbelin QTvm 3
QTvm
Qvbs,
Batu Layang Qvbs 3 Sibolangit 6
QTvm
Qvbs,
Rumah Pipil 6 Sembahe QTvm 3
QTvm
Qvbs,
Suka Makmur 6 Bingkawan QTvm 3
QTvm
Qvbj,
Durin Serungun Qvbs, 9 Sayum Sabah QTvm 3
QTvm
Qvbj,
Lan Qvbs,
Ujung Deleng Qvbs, 9 6
Benteludan QTvm
QTvm
Sumber : Data RTRW Deli Serdang diolah 2017
Jenis Tanah
Jenis Tanah di lokasi penelitian berdasarkan Peta Tanah lokasi
penelitian terdiri dari tanah Podsolik, Andosol, Latosol, Regosol, Aluvial
(Tabel 2.3). Mengacu pada klasifikasi Puslittanak berdasarkan kepekaan
terhadap erosi, maka jenis tanah di lokasi penelitian terbagi menjadi kelas
Sangat Peka Erosi/Permeabilitas sangat Lambat (Regosol), Peka
Erosi/Permeabilitas Lambat (Podsolik, dan Andosol), Agak Peka
Erosi/Permeabilitas Cepat (Latosol), dan Tidak Peka Erosi/Permeabilitas
Sangat Cepat (Aluvial dan Glei). Distribusi spasial jenis tanah di lokasi
penelitian dapat dilihat pada (Gambar 2.3).
Tegalan, sawah 5
Semak belukar 4
Hutan dan perkebunan 20% 3
Kota/permukiman 2
Tambak, waduk, perairan 1
Sumber : Puslittanak Bogor (2004)
Regosol 5
Andosol, podsolik 4
Latosol coklat 10% 3
Asosiasi latosol cokltak kekuningan 2
Aluvial 1
Klasifikasi hasil akhir dengan analisis skor dan dilakukan dengan membuat 4 kelas kerawanan
longsor yaitu : rendah, sedang, tinggi dan sangat tinggi berdasarkan jumlah skor akhir, semakin besar
jumlah skor maka semakin tinggi tingkat kerawanan, dengan penentuan selang skor :
2.4 Hasil