Diketahui oleh :
Akademi Kebidanan Delima
Direktur,
Karya Tulis Ilmiah ini Telah diuji, diperiksa dan dipertimbangkan pada
Tanggal 28 Agustus 2018 dan dinyatakan telah memenuhi syarat
untuk Diterima Sebagai salah satu syarat menyelesaikan
pendidikan Diploma-III Kebidanan di
Akademi Kebidanan Delima
Penguji III
Diketahui
Akademi Kebidanan Delima
Direktur,
I. Identitas
Nama : Arni Dewi Sartika Waruwu
Tempat/Tgl Lahir : Helefanikha, 28 Agustus 1996
Agama : Kristen Protestan
Anak Ke : 4 dari 4 orang bersaudara
Alamat : Desa Hiligodu Kec. Hilisalawa’Ahe Kabupaten Nias
Selatan
Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
yang telah memberikan nikmat kesehatan, kekuatan, keterbukaan hati dan pikiran
sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul
“Hubungan Usia dan Paritas Ibu Dengan Kejadian Plasenta Previa di RSUD
Gunungsitoli ” yang disusun untuk memenuhi syarat menyelesaikan pendidikan
D-III Akademi Kebidanan dalam melengkapi dan memperoleh gelar Ahli Madya
Kebidanan.
Selama proses penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak
mendapat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis
menyampaikan ucapan terimakasih yang tulus dan ikhlas kepada yang terhormat :
1. Ibu Ade Ayu Prawita, SST,M.Kes, selaku Direktris Akademi Kebidanan
Delima dan selaku Dosen Penguji yang telah bersedia meluangkan waktu
dengan sabar dalam menguji dan mengarahkan penulis dalam penyusunan
Karya Tulis Ilmiah ini.
2. Ibu Talenta Zalukhu, S.Tr.Keb. selaku dosen Pembimbing I yang telah
banyak meluangkan waktu dengan sabar membimbing dan mengarahkan
penulis selama penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
3. Ibu Nelly Agus Kristina Lase, S.Tr.Keb. selaku Dosen Pembimbing II yang
telah bersedia meluangkan waktu dengan sabar membimbing dan
mengarahkan penulis dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
4. Terimakasih kepada Bapak dr. Julianus Dawolo, M.Kes selaku Direktur
RSUD Gunungsitoli yang telah mengijinkan kami melakukan penelitian dan
juga kepada ibu Heni Juwita Lase selaku staf rekam medik di RSUD
Gunungsitoli yang telah bekerjasama membantu penulis dalam segala
kebutuhan data.
5. Teristimewa untuk kedua orangtua papa tercinta Tolona Waruwu dan mama
Yakina Lombu yang telah menjadi inspirasi dan motivasi yang tidak pernah
kenal lelah dan letih dalam memberikan kasih sayang, perhatian, doa,
nasehat, semangat dan dukungan berupa moril dan material kepada penulis.
6. Ucapan terimakasih yang tulus untuk seluruh staf pegawai dan Bunda asrama
Ferlyani Jaya Mawarni Ndraha, Amd.Keb. yang telah sabar membimbing dan
mendidik penulis selama berada di Asrama Akademi Kebidanan Delima.
7. Terimakasih kepada sahabat saya yang selalu mendukung dan membantu saya
dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah
8. Kepada semua pihak yang telah membantu yang tidak dapat peneliti sebutkan
satu persatu. Semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu mencurahkan berkat dan
karunia-Nya kepada semua pihak yang telah membantu penulis. Semoga
bantuan dan kebaikan serta dukungan yang diberikan kepada penulis menjadi
amal sholeh dan mendapat ridho dari Tuhan Yang Maha Esa.
Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu penulis mengharap kan kritik dan saran yang
bersifat membangun dari pembaca guna memperbaiki dan memotivasi
penulis.
BAB I PENDAHULUAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.5. Definisi Operasional ................................................................ 31
Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Ibu Hamil Berdasarkan Usia Di RSUD
Gunungsitoli Tahun 2018. .......................................................... 40
Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Ibu Hamil Berdasarkan Paritas
Di RSUD Gunungsitoli Tahun 2018. ........................................ 41
Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Ibu Hamil Berdasarkan Kejadian
Plasenta Previa Di RSUD Gunungsitoli Tahun 2018. ............... 41
Tabel 4.4. Tabulasi Silang Hubungan Usia Ibu Dengan Kejadian
Plasenta Previa Pada Ibu Hamil Di RSUD Gunungsitoli
Tahun 2018. ............................................................................... 42
Tabel 4.5 Tabulasi Silang Hubungan Paritas Ibu Dengan Kejadian
Plasenta Previa Pada Ibu Hamil Di RSUD Gunungsitoli
Tahun 2018. ............................................................................... 43
DAFTAR GAMBAR
Halaman
PENDAHULUAN
mulai sejak konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan, masa kehamilan
mulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Masa kehamilan dimulai dari konsepsi
sampai lahirnya janin, lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9
bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir. Kehamilan dibagi menjadi
3, triwulan pertama dimulai sampai 3 bulan, triwulan kedua dari bulan ke-4
sampai ke-6, triwulan ketiga dari bulan ke-7 sampai 9 bulan (1).
mereka sejak ahun 1990. Di wilayah lain, termasuk Asia dan Afrika Utara, bahkan
kemajuan yang lebih besar telah terjadi antara tahun 1990 dan 2015. Rasio
kematian ibu global (jumlah kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup) menurun
hanya 2,3% per tahun antara tahun 1990 dan 2015 (4).
hidup dari suatu penyebab kematian terkait dengan gangguan kehamilan atau
kehamilan, melahirkan dan dalam masanifas (42 hari setelah melahirkan) tanpa
Ditinjatu berdasarkan laporan profil kesehatan kab/kota (tabel 6), jumlah kematian
ibu pada tahun 2016 dilaporkan tercatat sebanyak 239 kematian. Namun bila
adalah sebesr 85/100.000 kelahiran hidup. Angka tersebut jauh berbeda dan
terutama bila dibandingkan dari hasil Sensus Penduduk 2010. AKI di Sumatera
Utara sebesar 328/100.000 KH, namun, masih cukup tinggi bila dibandingkan
dengan angka nasional hasil SP 2010 yaitu sebesar 259/100.000 KH. Sedangkan
berdasarkan hasil Survey AKI & AKB yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan
Provinsi Sumatera Utara dengan FKM-USU tahun 2010 menyebutkan bahwa AKI
estimasi tersebut, maka angka kematian ibu ini belum mengalami penurunan
berarti hingga tahun 2016. Berikut ini ditampilkan Angka Kematian Ibu di
Sumatera Utara periode 2016 berdasarkan hasil survey FKM USU (5).
tahun 2012 diperoleh bahwa angka kematian balita (AKABA) di Sumatera Utara
sebesar 54/1.000 kelahiran hidup. Sedangkan angka rata-rata nasional pada tahun
2012 sebesar 43 per 1.000 kelahiran hidup. Menurut data profil kesehatan
kab/kota tahun 2016, jumlah kematian balita sebanyak 1.219 bila dikonversi ke
Angka Kematian Balita maka menjadi 4/1.000 KH. Rendahnya angka ini mungkin
(6).
mencapai 158 kasus tahun 2012 yang berasal dari 12 kabupaten dan kota.
kesehatan ibu dan anak adalah menurunkan angka kematian ibu menjadi 306 per
100.000 kelahiran hidup pada tahun 2019 dan angka kematian bayi menjadi 24 per
lipat pada usia diatas 35 tahun karena endometrium akan menjadi kurang subur.
Pada penelitian oleh Tabassum etal (2010) di Pakistan mendapatkan bahwa usia
adalah salah satu faktor resiko dari plasenta previa, yaitu usia ≥ 35 tahun memiliki
resiko hampir 2 kali lebih besar dibandingkan usia< 35 tahun, serta ibu dengan
riwayat seksiosesaria 4,5 kali mengalami plasenta. Hasil penelitian oleh abdat di
Rumah Sakit dr. Moewardi Surakarta tahun 2010 mendapatkan resiko terjadinya
Hubungan Usia dan Paritas dengan Kejadian Plasenta Previa yg bertujuan untuk
mengetahui hubungan usia dan paritas dengan kejadian plasenta previa di Rumah
318 sampel. Pengumpulan data skunder rekam medic ibu bersalin dari bulan
januari sampai dengan bulan juni 2012. Hasil penelitian menunjukkan ada
hubungan yang bermakna antara usia dengan plasenta previa apada ibu bersalin (p
value = 0,000,c = 0,266 dan odd rasio 5,75). Peluang terjadinya plasenta previa
pada usia kurang 20 tahun atau lebih dari 35 tahun 5,75 kali dibandingkan dengan
dengan plasenta previa pada ibu bersalin (p value = 0,003, c = 0,366) (7).
Berdasarkan hasil penelitian Elvira Junita dengan judul Hubungan Umur
dan Paritas dengan Kejadian Plasenta Previa yang bertujuan untuk mengetahui
hubungan umur dan paritas ibu dengan kejadian Plasenta Previa di RSUD Rokan
RSUD Rokan Hulu. Analisa data dalam penelitian ini diolah secara Chi square.
Dari analisis statistik uji Chi square diperoleh distribusi frekuensi prevalensi
kejadian plasenta previa di RSUD Rokan Hulu tahun 2012 sebanyak 43 orang.
Distribusi frekuensi umur ibu dengan kejadian plasenta previa adalah kelompok
umur >35 tahun yaitu sebanyak 48.4 %. Distribusi frekuensi paritas ibu dengan
antara umur ibu dengan kejadian plasenta previa dengan nilai p value 0.0001 < α
(0.05), terdapat hubuungan antara paritas ibu dengan kejadian plasenta previa
dengan nilai p value 0.0001 < α (0.05). Kesimpulan bahwa terdapat hubungan
yang signifikan antara umur dan paritas ibu dengan kejadian plasenta previa di
Usia Ibu dan Paritas dengan Kejadian Plasenta Previa yang bertujuan untuk
mengetahui hubungan antara usia ibu dan paritas dengan kejadian plasenta
previadi Rumah Sakit Umum Cut Meutia Kabupaten Aceh Utara tahun 2012-
2013. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang berasal dari status rekam
medic ibu yang melahirkan di Rumah Sakit Umum Cut Meutia Kabupaten Aceh
Utara tahun 2012-2013. Metode penelitian yang digunakan bersifat studi analitik
dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian sebanyak 100 subjek yang
subjek mengalami plasenta previa, 52% subjek berusia ≥ 30 tahun, dan 48%
terdapat hubungan antara usia ibu plasenta previa dengan nilai p = 0,001 (p <
thubungan antara paritas dan plasenta previa dengan nilai p = 0,001 (p < 0,05),
OR =7,000(OR>1).
Kesimpulan penelitian ini adalah usia ibu dan paritas berhubungan dengan
tanggal 21 februari 2018 di RSUD Gunungsitoli didapatkan dari tahun januari s/d
Oktober 2017 terdapat ibu hamil dengan plsentapreviat sebayak 61 orang ibu
hamil.
penelitian tentang Hubungan Usia dan Paritas ibu dengan Kejadian Plasenta
diatas, maka masalah yang akan diteliti adalah apakah ada hubungan antara
Untuk mengetahui hubungan usia dan paritas ibu dengan kejadian plasenta
a. Untuk mengetahui salah satu faktor resiko ibu hamil yang mengalami
hubungan usia dan paritas ibu dengan kejadian plasenta previa di RSUD
Gunungsitoli.
masukan bagi bidan dan tenaga kesehatan lainnya di RSUD Gunungsitoli untuk
ANC untuk meningkatkan pelayanan kesehatan ibu dan bayi dalam melakukan
asuhan kehamilan.
Delima Nias.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
antara usia dan paritas dengan plasenta previa di rumah sakit sangla Denpasar.
data skunder dari rekam medic dari bulan januari dengan juni tahun 2012. Hasil
plasenta previa pada ibu bersalin (p value = 0,000,C= 0,266 dan odd rasio 5,75).
Pelung terjadinya plasenta previa pada usia kurang 20 tahun atau lebih dari 35
tahun 5,75 kali dibandingkan dengan usia antara 20 sampai 35 tahun. Terdapat
hubungan yang bermakna antara paritas dengan plasenta previa pada ibu bersalin
sectio cesarea dengan kejadian plasenta previa yang bertujuan untuk mengetahui
hubungan paritas dan riwayat sectio cesarean denga kejadian plasenta previa pada
ibu bersalin di ruang kamar I RSUD Arifin Achmad Pekan baru. Desain penelitian
adalah analitik kuantiitatif dengan pendekatan cross sectional. Sampel adalah ibu
bersalin yang mengalami plasenta previa 2013 yang berjumlah 135 kasus. Teknik
pengambilan sampel ini total sampling, dengan uji chi square. Hasi penelitian ini
menunjukkan responden yang mempunyai paritas 1 > dari 3 berjumlah 76 orang
dan ada riwayat SC berjumlah 51 orang (37,8%). Penelitian ini mendapatkan hasil
dan >3 terhadap kejadian plasenta previa (p value = 0,034) dan tidak terdapat
antara lain keguguran (abortus), kehamilan ektopik dan mola hidatidosa (3).
1. Plasenta previa
2. Solusio plasenta
Plasenta normalnya terlepas setelah anak lahir. Solusio plasenta
lahir (3).
Plasenta previa adalah plasenta yang ada di depan jalan lahir (prae = di
depan; vias = jalan). Jadi yang dimaksud adalah plasenta yang implantasinya
tidak normal, rendah sekali hingga menutupi seluruh atau sebagian ostium
letaknya abnormal, yaitu pada segmen bawah rahim sehingga menutupi sebagian
atau seluruh pembukaan jalan lahir untuk bayi (ostium uteri internum). Plasenta
previa artinya berada lebih “ (previa = depan), artinya plasenta terdapat lebih
“depan” dari pada janin yang hendaj keluar. Angka kejadian sekitar 3-6 dari 1000
kehamilan (1).
melalui pembukaan jalan lahir pada waktu tertentu, karena klasifikasi tidak
pada keadaan fisiologis yang dapat berubah-ubah, maka klasifikasi ini dapat
berubah setiap waktu misalnya pada pembukaan yang masih kecil, seluruh
pembukaan yang lebih besar, keadaan ini akan menjadi plasenta previa lateralis.
bawah rahim, tetapi tepi dari plasenta tidak mencapai ostium uteri
2.2.3. Etiologi
Penyebab plasenta previa secara pasti sulit ditentukan, tetapi ada beberapa
faktor yang meningkatkan risiko terjadinya plasenta previa misalnya bekas operasi
rahim (bekas sesar atau operasi mioma), sering mengalami infeksi (radang
panggul), kehamilan ganda, pernah plasenta previa, atau kelainan bawaan rahim.
2. Mioma uteri.
3. Koretasi yang berulang .
4. Umur lanjut.
dikompensasi dengan hipertrofi plasenta. Hal ini terjadi terutama pada perokok
tumbuh menjadi luas untuk mencukupi kebutuhan janin. Plasenta yang tumbuh
meluas akan mendekati atau menutupi ostium uteri internum. Endometrium yang
kurang baik juga dapat menyebabkan zigot mencari tempat implantasi yang lebih
baik, yaitu di tempat yang rendah dekat ostium uteri internum. Plasenta previa
juga dapat terjadi pada plasenta yang besar dan yang luas, seperti pada
2. Perdarahan berulang.
5. Timbulnya perlahan-lahan.
Menurut FKUI (2000) tanda dan gejala plasenta previa diantaranya adalah
janin.
3. Kehamilan kembar
10. Plasenta besar pada hamil ganda dan eritoblastosis atau hidrops fetalis
2.2.7. Patofisiologi
minggu saat segmen bawah uteri telah terbentuk dan mulai melebar serta menipis.
Umumnya terjadi pada trimester ketiga karena segmen bawah lebih banyak
mengalami perubahan. Pelebaran segmen bawah uterus dan pembukaan serviks
menyebabkan sinus robek karena robekan lepasnya plasenta dari dinding uterus
atau karena robekan sinus marginalis dari plsenta. Perdarahan tidak dapat
dihindari karena ketidak mampuan serabut otot segmen bawah uterus untuk
2.2.8. Diagnosa
perdarahan yang banyak. Oleh karena itu cara hanya dilakukan diatas
meja operasi.
2.2.9. Komplikasi
Pada ibu hingga terjadi perdarahan hingga syok akibat perdarahan anemia
terjadi persalinan komplikasi ibu yang sering terjadi adalah perdarahan post
partum dan syok karena kurang kuatnya kontraksi segmen bawah rahim, infeksi
dan trauma dan uterus/serviks komplikasi bayi yang sering terdapat ialah
3. Terjadinya infeksi
4. Laserasi serviks
5. Plasenta akreta
8. Prolaps plasenta
dicurigai akibat plasenta previa atau solusio plasenta. Bila ada, dokter atau bidan
harus segera mengirim pasien tersebut selekas mungkin ke rumah sakit besar
tanpa terlebih dahulu memeriksa dalam atau memasang tampon. Kedua tindakan
pecah varises dan kelainan seviks (polip, erosi, karsinoma), di rumah sakit
eksternium. Sebelum tersediah darah dan kamar operasi siap, pemeriksaan dalam
membahayakan (3).
kepala mudah teraba, kemungkinan plasenta previa kecil. Sebaliknya, jika tulang
jari-jari kita dan kepala teraba bantalan lunak (yakin jaringan plasenta), dilakukan
pada presentasi kepala karena pada letak sungsang bagia terendahnya lunak
Pemeriksaan in spekulo
2.2.12. Terapi
hidup di dunia luar kecil sekali. Sikap espektif tentu hanya dapat
dibenarkan bila keadaan ibu baik dan perdarahan sudah berhenti atau
Dulu ada anggapan bahwa kehamilan dengan plasenta previa harus segera
Cara terapi espekatif ialah bahwa keadaan ibu dan anak masi baik
(hemoglobin normal) dan perdarahan tidak banyak. Pada terapi espekatif pasien
minggu. Selama terapi espekatif, lokasi plasenta coba ditentukan dengan USG dan
keadaan umum ibu di perbaiki. Bila kehamilan 37 minggu telah tercapi kehamilan
intrauterine. Jenis pesalinan yang dipilih untuk menganani plasenta pravia dan
3. Besar pembukaan.
5. Paritas.
plasenta previa yang berat mendorong kita melakukan seksio sesarea ; sebaliknya
tingkat plasenta previa yang ringan serta anak yang sudah mati cenderung
lakuakan tindakan apapun pada penderia plasenta previa, darah harus selalu
tersedia cukup.
1. Pemecahan ketuban
3. Cunam willet-gaus.
2.2.13. Penatalaksanaan
waktu 1 menit)
Perawatan konservatif berupa :
Istirahat
Persalinan pervagina
d. sudah matang, kepala sudah masuk pintu atas panggul dan tidak
diikuti dengan drips oksitosin pada partus per vaginam, bila gagal
drips (sesuai dengan protap terminasi kehamilan). Bila terjadi
c. Presentase abnormal
d. Panggul sempit
f. Gawat janin
premature.
ekspektatif tertentu hanya dapat dibenarkan jika keadaan ibu baik dan
c. Besarnya pembukaan
e. Paritas
beasar, multiparitas dan tingkat plasenta previa yang ringan, dan anak
kurang dari 20 tahun dan lebih dari 35 tahun memiliki resiko tinggi yang
kemungkinan akan memberikan ancaman kesehatan dan jiwa ibu maupun janin
yang dikandungnya selama kehamilan, persalinan, dan nifas (Mochtar, 1996).
Menurut hasnah (2003) yang mengutip dari WHO (1996) menyebutkan bahwa
dalam kurun reproduksi sehat atau dikenal dengan usia aman untuk kehamilan dan
Ibu yang berumur kurang dari 20 tahun belum siap secara fisik dan mental
dalam menghadapi kehamilan dan persalinan. Dari segi fisik rahim dan panggul
mendapat kesulitan dalam persalinan, sedangkan dari segi mental ibu belum siap
diragukan keterampilan perawatan diri dan bayinya. Adapun untuk ibu yang hamil
pada umur lebih dari 35 tahun akan mengalami banyak kesulitan karena pada usia
tersebut mudah terjadi penyakit pada ibu dan karena organ kandungan menua
jalan lahir juga tambah kaku sehingga terjadi persalinan macet dan perdarahan. Di
samping hal tersebut kemungkinan mendapatkan anak cacat juga menjadi lebih
besar.
Wanita hamil dan melahirakan pada usia di bawah 20 taahun ternyata dua
sampai lima kali lebih tingggi tingkat kematiannya dari pada kematian maternal
yang terjadi pada usia 20 sampai 29 tahun. Kematian maternal meningkat kembali
usia 30 sampai 35 tahun. Menurut musliah, (2001) terdapat hubungan antara umur
ibu dengan komplikasi persalinan dengan besar risiko empat kali untuk umur
Paritas atau para adalah wanita yang pernah melahirkan secara aterm.
bayi viabele.
4. Grandemul tipara adalah wanita yang pernah bayi 6 kali atau lebih
terjadinya komplikasi pada saat persalinan, yaitu dengan jumlah melahirkan 1-3
dan besar risiko paritas ibu dengan kejadian komplikasi persalinan (p:0, 008 dan
OR : 10, 15); dan menurut penelian musliah, (2001) paritas lebih dari 4 memiliki
Bahan yang dapat terjadi pada ibu yang pernah melahirkan empat kali atau
3. Persalina lama.
4. Perdarahan pasca-persalinan.
2.3 Hipotesis Penelitian
penelitian ini adalah ada hubungan usia dan paritas ibu dengan kejadian plasenta
METODE PENELITIAN
dalam waktu yang sama, yang tujuannya untuk mempelajari hubungan antara
Waktu yang diperlukan untuk penelitian ini mulai dari bulan Februari –
Juli 2018.
3.3.1. Populasi
penelitian ini adalah seluruh ibu hamil di RSUD Gunungsitoli periode bulan
Sampel adalah bagian dari populasi yang akan diteliti dan di anggap
mewakili seluruh populasi. Sampel merupakan objek yang diteliti dan dianggap
N = Jumlah populasi
𝑁 265
𝑛= = 1+(265.0,12 )
1+(𝑁.𝑒 2 )
265
𝑛= = 72.60= 73 orang
3.65
Kerangka konseptual adalah hubungan antara usia dan paritas ibu dengan
Data sekunder adalah data yang didapat tidak secara langsung dari objek
Data tersiar adalah data yang diperoleh dari naskah yang sudah
dipublikasikan. Dalam penelitian ini data tersiar yang digunakan adalah data
analisis data hanyalah sebagai alat untuk mengolah data yang diproses dalam
1. Collecting
2. Cheching
3. Coding
4. Entering
Yakni jawaban-jawaban dari masing-masing responden yang masih
5. Data Processing
Semua data yang di input kedalam aplikasi computer akan diolah sesuai
dependent.
pada tiap variabel dari hasil penelitian sebanyak 61 orang. Data disajikan dalam
tabel distribusi frekuensi. Bentuk analisis univariat tergantung dari jenis datanya,
pada umumnya dalam analis isi ini hanya menghasilkan distribusi frekuensi dan
variabel).
bebas dengan variable terikat digunakan analisi Chi-square, pada batas bermakna
perhitungan statistic ρ value(0,05). Apabila hasil menunjukkan nilai ρ value (0,05)
maka dikatakan (Ho) ditolak, artinya kedua variable secara statistic mempunyai
tabulasi.
BAB IV
Sakit Umum Daerah Gunungsitoli telah menjadi Badan Pelayanan Umum Daerah
Kesehatan. Sesuai dengan amanat pemendagri No.61 Tahun 2017 dan keputusan
Status Pola Pengelolahan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PPK BLUD)
C, dimana Rumah Sakit Umum Daerah Gunungsitoli ini telah lulus dengan
s/d 29 juni 2015, dengan status akreditasi Lulus Tingkat Dasar. RSUD
Pelayanan rawat jalan dilayani oleh 9 poliklinik yang ada, lengkap dengan dokter
spesialisnya, kecuali poliklinik neurologi dan poliklinik gigi & mulut (15).
4.1.2. Visi Dan Misi RSUD Gunungsitoli
2. Misi
Kelas B.
Nias Utara.
yang dimiliki Kabupaten Nias. Menurut data yang diperoleh dari rekam medis
jumlah pasien pada Tahun 2015 sebanyak 12.045 jiwa, dan pada Tahun 2016
Jumlah pasien meningkat sebanyak 13.364 jiwa dan dari bulan Januari-Juni 2017
pelayanan antara lain :Rawat jalan terbagi menjadi 2 ruangan, Rawat Inap dengan
jumlah 8 Ruangan, IGD, Bedah Sentral terbagi atas 2 ruangan, Patologi Klinik
terbagi atas 2 ruangan, Rekam Medis terbagi atas 3 ruangan, Kamar Jenazah, Gizi,
Menurut data yang diperoleh dari bagian umum dan kepegawaian RSUD
Gunungsitoli terdapat jumlah Sumber Daya Manusia sebanyak 742 Jiwa, terbagi
atas : Tenaga Teknis/ manajemen sebanyak 167 jiwa, Dokter sebanyak 36 Jiwa,
Perawat sebanyak 298 Jiwa, Bidan sebanyak 142 Jiwa, Farmasi sebanyak 30 Jiwa,
dengan kejadian plasenta previa dengan sampel 73 ibu hamil yang mengalami
plasenta previa, maka dapat disajikan dalam tabel distribusi frekuensi sebagai
berikut.
Jumlah
No Usia F %
1 <20 tahun dan >35 tahun 56 76,7
2 20-35 tahun 17 23,3
Total 73 100
Berdasarkan tabel 4.1 diatas dapat diketahui bahwa dari 73 orang distribusi
frekuensi ibu hamil berdasarkan usia di RSUD Gunungsitoli, mayoritas yang usia
<20 tahun dan >35 tahun sebanyak 56 orang (76,7%), dan minoritas usia yang
No Paritas Jumlah
F %
1 Multipara (2-5) 41 56,2
2 Primipara (1) 24 32,9
3 Grandemultipara (>6) 8 11,0
Total 73 100
Berdasarkan tabel 4.2 diatas dapat diketahui bahwa distribusi frekuensi ibu
Berdasarkan tabel 4.3 diatas dapat diketahui bahwa distribusi frekuensi ibu
yaitu dari 73 orang, mayoritas yang mengalami plasenta previa sebanyak 61 orang
(83,6%), dan minoritas yang tidak mengalami plasenta previa sebanyak 12 orang
(16,4%),
yang diteliti. Dalam hal ini akan diperoleh data dari tabulasi silang tentang
Hubungan usia dan paritas ibu dengan kejadian plasenta previa pada ibu hamil Di
1. Tabulasi Silang Antara usia Ibu Bersalin Dengan Kejadian plasenta previa.
Tabel 4.4. Tabulasi Silang Hubungan usia ibu Dengan Kejadian Plasenta
Plasenta previa
No Usia Ibu Ya Tidak Total Asymp -
f % f % f % Sig
hubungan usia ibu dengan kejadian plasenta previa di RSUD Gunungsitoli Tahun
2018 dapat diketahui bahwa dari 56 ibu hamil yang memiliki usia <20 tahun dan
>35 tahun yang mengalami plasenta previa sebanyak 51 orang (69,9%), dari 17
ibu hamil yang memiliki usia 20-35 tahun yang mengalami plasenta previa adalah
p value = 0,02( p< 0,05), sehingga memperlihatkan bahwa ada hubungan yang
Plasenta previa
No Paritas Ya Tidak Total Asymp-
f % f % f % Sig
Tahun 2018 dapat diketahui bahwa dari 41 ibu hamil yang memiliki paritas
multipara yang mengalami plasenta previa sebanyak 39 orang (53.4%), dari 24 ibu
hamil yang memiliki paritas primipara yang mengalami plasenta previa adalah
sebanyak 15 orang (20.5%), dan dari 8 ibu hamil yang paritas grandemultipara
Hasil analisa data bivariat antara usia ibu dengan Kejadian plasenta previa
di RSUD Gunungsitoli Tahun 2018 dapat dilihat dari 73 ibu hamil, dengan
usia<20 tahun dan >35 tahun sebanyak 51 orang (69,9 %), dan usia 20-35 tahun
sebanyak 10 orang (13,7%), Yang mengalami plasenta previa p value = 0,02( p<
0,05).
bivariat didapatkan bahwa nilai OddsRatio(OR) sebesar 7,000, artinya ibu yang
melahirkan di Rumah Sakit Umum Cut Meutia Kabupaten Aceh Utara tahun
2012-2013 dengan paritas ≥ 3 memiliki risiko 7 kali lebih besar untuk mengalami
plasenta previa dibandingkan ibu dengan paritas < 3. Hubungan antara paritas
plasenta previa di Rumah Sakit Umum Cut Meutia Kabupaten Aceh Utara (7).
Dari hasil penelitian Elvira Junita Berdasarkan tabel 4.4 diatas diketahui
bahwa dari 16 ibu bersalin yang mempunyai umur <20 tahun, 7 orang (43.75%)
mengalami plasenta previa. Dari 377 ibu bersalin yang mempunyai umur 20-35
tahun, 11 orang (2.91%) diantaranya mengalami plasenta previa dan 366 tidak
mengalami plasenta previa dan dari 40 ibu bersalin yang mempunyai umur >35
tahun, 25 orang (62.5%) mengalami plasenta previa dan 15 orang (37.5%) (8).
Usia mempunyai pengaruh terhadap kehamilan dan persalinan. Umur ibu
kurang dari 20 tahun dan lebih dari 35 tahun memiliki resiko tinggi yang
kemungkinan akan memberikan ancaman kesehatan dan jiwa ibu maupun janin
yang mengutip dari WHO menyebutkan bahwa dalam kurun reproduksi sehat atau
dikenal dengan usia aman untuk kehamilan dan persalinan adalah umur 20 sampai
30 tahun (12).
kejadian plasenta previa lebih banyak terjadi pada usia Ibu yang berumur kurang
dari 20 tahun karena belum siap secara fisik dan mental dalam menghadapi
kehamilan dan persalinan. Dari segi fisik rahim dan panggul ibu belum tumbuh
persalinan, sedangkan dari segi mental ibu belum siap untuk menerima tugas dan
diri dan bayinya. Adapun untuk ibu yang hamil pada umur lebih dari 35 tahun
akan mengalami banyak kesulitan karena pada usia tersebut mudah terjadi
penyakit pada ibu dan karena organ kandungan menua jalan lahir juga tambah
kaku sehingga terjadi persalinan macet dan perdarahan. Di samping hal tersebut
Hasil analisa data bivariat antara paritas ibu dengan Kejadian plasenta
previa di RSUD Gunungsitoli Tahun 2018 dapat dilihat dari 73 ibu hamil r
menunjukan bahwa dari 56.2% ibu dengan Paritas multipara terdapat 53.4% yang
terdapat 20.5% yang mengalami plasenta previa, dan dari 11.0% dengan Paritas
𝜌<0,05 )
Dari hasil penelitian Elvira Junita dapat diketahui bahwa dari 154 ibu
mengalami plasenta previa sebanyak 144 orang (93.5%) yang tidak mengalami
plasenta previa 228 orang ibu bersalin yang mempunyai kelompok paritas 2-4, 15
orang (6.4%) diantaranya yang mengalami plasenta previa sebanyak 213 orang
(93.4%) yang tidak mengalami plasenta previa 51 orang ibu bersalin, yang
komputerisasi didapatkan nilai p value 0.0001 < α (0.05). Ini berarti bahwa ada
hubungan antara paritas ibu bersalin dengan kejadian plasenta previa (8).
melahirkan di Rumah Sakit Umum Cut Meutia Kabupaten Aceh Utara tahun
2012-2013 dengan paritas ≥ 3 memiliki risiko 7 kali lebih besar untuk mengalami
plasenta previa dibandingkan ibu dengan paritas < 3. Hubungan antara paritas
dengan kejadian plasenta previa secara statistik bermakn (p = 0,001), sehingga
dilahirkan. Pada ibu dengan paritas satu atau ibu primipara memiliki resiko lebih
besar terjadi plasenta previa . Hal ini dikarenakan jalan lahir yang belum pernah
dilalui kepala bayi sehingga otot-otot perineum belum meregang. Kesiapan ibu
dalam proses persalinan pada paritas primipara juga belum begitu matang, hal ini
proses persalinan pun sedikit sehingga besar kemungkinan faktor psikologis ibu
kejadian plasenta previa lebih banyak terjadi pada paritas yang primipara
takut dan salah dalam mengedan. Solusi dari masalah tersebut adalah dimana
ANC pada setiap ibu hamil dengan memberikan konseling dan dukungan
psikologis pada ibu sehingga pada saat ibu hamil tidak merasa cemas akan
keadaannya, dan melakukan senam kegel pada ibu hamil untuk membantu
mengelastiskan otot perineum dan mengajarkan pada ibu pola nafas dan
Berdasarkan tabel 4.1 diatas dapat diketahui bahwa dari 73 orang distribusi
frekuensi ibu hamil berdasarkan usia di RSUD Gunungsitoli, mayoritas yang usia
<20 tahun dan >35 tahun sebanyak 56 orang (76,7%), dan minoritas usia yang
Berdasarkan tabel 4.2 diatas dapat diketahui bahwa distribusi frekuensi ibu
1. Tabulasi Silang Antara usia Ibu Bersalin Dengan Kejadian plasenta previa
hubungan usia ibu dengan kejadian plasenta previa di RSUD Gunungsitoli Tahun
2018 dapat diketahui bahwa dari 56 ibu hamil yang memiliki usia <20 tahun dan
>35 tahun yang mengalami plasenta previa sebanyak 51 orang (69,9%), dari 17
ibu hamil yang memiliki usia 20-35 tahun yang mengalami plasenta previa adalah
=0,05 didapatkan nilai p value = 0,02( p< 0,05), sehingga memperlihatkan bahwa
ada hubungan yang signifikan antara usia ibu dengan kejadian plasenta previa.
2. Tabulasi Silang Antara Paritas Ibu Bersalin Dengan Kejadian plasenta previa
Tahun 2018 dapat diketahui bahwa dari 41 ibu hamil yang memiliki paritas
multipara yang mengalami plasenta previa sebanyak 39 orang (53.4%), dari 24 ibu
hamil yang memiliki paritas primipara yang mengalami plasenta previa adalah
sebanyak 15 orang (20.5%), dan dari 8 ibu hamil yang paritas grandemultipara
kejadian plasenta previa lebih banyak terjadi pada usia <20 tahun dan >35 tahun
dan paritas yang multipara, disebabkan belum siap secara fisik dan mental dalam
menghadapi kehamilan dan persalinan. Dari segi fisik rahim dan panggul ibu
kesulitan dalam persalinan, sedangkan dari segi mental ibu belum siap untuk
keterampilan perawatan diri dan bayinya. Adapun untuk ibu yang hamil pada
umur lebih dari 35 tahun akan mengalami banyak kesulitan karena pada usia
tersebut mudah terjadi penyakit pada ibu dan karena organ kandungan menua
jalan lahir juga tambah kaku sehingga terjadi persalinan macet dan perdarahan. Di
samping hal tersebut kemungkinan mendapatkan anak cacat juga menjadi lebih
besar karena ketidaksiapan ibu dalam menjalani proses persalinannya. kemudian
takut dan salah dalam mengedan. Solusi dari masalah tersebut adalah dimana
ANC pada setiap ibu hamil dengan memberikan konseling dan dukungan
psikologis pada ibu sehingga pada saat ibu hamil tidak merasa cemas akan
keadaannya, dan melakukan senam kegel pada ibu hamil untuk membantu
mengelastiskan otot perineum dan mengajarkan pada ibu pola nafas dan
5.1. Kesimpulan
pembahasan yang telah dilakukan mengenai Hubungan Usia dan Paritas Ibu
Tahun 2018 dari 73 orang, mayoritas yang usia <20 tahun dan >35 tahun
(23,3%).
4. Ada Hubungan yang signifikan antara usia ibu dengan kejadian plasenta
previa di RSUD Gunungsitoli bahwa dari 65 ibu hamil yang memiliki usia
<20 tahun dan >35 tahun sebanyak 51 orang (69,9%) mengalami plasenta
previa, dari 17 ibu hamil yang memiliki usia 20-35 tahun sebanyak 10
orang (13,7%) yang mengalami plasenta previa, dengan nilai ρ = 0,02<
0,05.
orang (53,4%) dari 24 ibu hamil yang paritas primipara sebanyak 15 yang
mengalami plasenta previa, dari 8 orang ibu hamil yang memilki paritas
5.2. Saran
plasenta previa.
persalinan yang aman dan tepat sesuai dengan Asuhan Persalinan Normal.
3. Bagi Peneliti
Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan agar dapat
1. Ratna dewi pudiastuti. Asuhan kebidanan pada hamil normal dan patologi.
Yogyakarta: nuha medika; 2017.
5. Profil Kesehatan Sumatra Utara. [Online].; 2016 [cited 2018 07 29. Available
from: www.profil kesehatan sumatra utara
8. Elvira Junita. Hubungan Umur Dan Paritas Ibu Dengan Kejadian Plasenta
Previa. Elvira Junita. 2013 Juni
10. Wan Anita. Hubungan paritas dan riwayat sectio cesarea dengan kejadian
placenta previa. Wan Anita. 2017.
.
Frequencies
Notes
Comments
Filter <none>
Weight <none>
Statistics
N Valid 73 73 73
Missing 0 0 0
Minimum 1 1 1
Maximum 2 3 2
[DataSet1] H:\mmmmmmmmmmmmmmm.sav
Frequency Table
Usia
Cumula
tive
Frequency Percent Valid Percent Percent
Paritas
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Plasentaprevia
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Cases
Valid Missing Total
Perce
N Percent N Percent N nt
usia * plasentaprevia 73 100.0% 0 .0% 73 100.0
%
paritas * plasentaprevia 73 100.0% 0 .0% 73 100.0
%
usia * plasentaprevia
Crosstab
plasentaprevia
Ya tidak Total
Usia <20tahundan Count 51 5 56
>35tahun
% within usia 91.1% 8.9% 100.0%
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2- Exact Sig. Exact Sig.
Value df sided) (2-sided) (1-sided)
N of Valid 73
Cases
Symmetric Measures
N of Valid Cases 73
paritas * plasentapreviA
Crosstab
plasentaprevia
Ya tidak Total
grandemultipara Count 7 1 8
Total Count 61 12 73
Chi-Square Tests
N of Valid Cases 73
Symmetric Measures
N of Valid Cases 73
SURAT PERNYATAAN KESEDIAAN PEMBIMBING
Nim : 1509200002
Demikian surat pernyataan ini Saya perbuat untuk dapat digunakan seperlunya.
Pembimbing I
Nim : 1509200002
Demikian surat pernyataan ini Saya perbuat untuk dapat digunakan seperlunya.
Pembimbing II
LEMBAR BIMBINGAN
TUGAS AKHIR
(Siti Ewi Pasaribu, SST., M.K.M) (Nelly Agus Kristina Lase, S.Tr.Keb)
AKADEMI KEBIDANAN DELIMA
Jl. Pelud Binaka Desa Ononamolo, Gunungsitoli, Kode Pos:
22815, Nias TELP:, NIAS
LEMBAR BIMBINGAN
TUGAS AKHIR