Anda di halaman 1dari 90

HUBUNGAN USIA DAN PARITAS IBU DENGAN KEJADIAN

PLASENTA PREVIA DI RSUD GUNUNGSITOLI


TAHUN 2018

KARYA TULIS ILMIAH

ARNI DEWI SARTIKA WARUWU


1509200002

AKADEMI KEBIDANAN DELIMA


GUNUNGSITOLI
TAHUN 2018
HUBUNGAN USIA DAN PARITAS IBU DENGAN KEJADIAN
PLASENTA PREVIA DI RSUD GUNUNGSITOLI
TAHUN 2018

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan


Pendidikan Diploma III Kebidanan dan Memperoleh
Gelar Menjadi Ahli Madya Kebidanan (A.Md.Keb)

ARNI DEWI SARTIKA WARUWU


1509200002

AKADEMI KEBIDANAN DELIMA


GUNUNGSITOLI
TAHUN 2018
LEMBAR PERSETUJUAN

HUBUNGAN USIA DAN PARITAS IBU DENGAN KEJADIAN


PLASENTA PREVIA DI RSUD GUNUNGSITOLI
TAHUN 2018

Karya Tulis Ilmiah Ini Telah Disetujui Untuk


Dipertahankan Dalam Sidang Karya Ilmiah
Pada Tanggal : 28 Agustus 2018

Pembimbing I, Pembimbing II,

(Talenta Zalukhu, S.Tr.Keb) ( (Nelly Agus Kristina Lase, S.Tr.Keb)

Diketahui oleh :
Akademi Kebidanan Delima
Direktur,

(Ade Ayu Prawita, SST, M.Kes)


NIDN : 0103089002
HALAMAN PENGESAHAN

HUBUNGAN USIA DAN PARITAS IBU DENGAN KEJADIAN


PLASENTA PREVIA DI RSUD GUNUNGSITOLI 2018

Karya Tulis Ilmiah ini Telah diuji, diperiksa dan dipertimbangkan pada
Tanggal 28 Agustus 2018 dan dinyatakan telah memenuhi syarat
untuk Diterima Sebagai salah satu syarat menyelesaikan
pendidikan Diploma-III Kebidanan di
Akademi Kebidanan Delima

Pembimbing I, Pembimbing II,

(Talenta Zalukhu, S.Tr.Keb) ( (Nelly Agus Kristina Lase, S.Tr.Keb)

Penguji III

(Ade Ayu Prawita, SST., M.Kes)


NIND : 0103089002

Diketahui
Akademi Kebidanan Delima
Direktur,

(Ade Ayu Prawita, SST., M.Kes)


NIDN : 0103089002
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. Identitas
Nama : Arni Dewi Sartika Waruwu
Tempat/Tgl Lahir : Helefanikha, 28 Agustus 1996
Agama : Kristen Protestan
Anak Ke : 4 dari 4 orang bersaudara
Alamat : Desa Hiligodu Kec. Hilisalawa’Ahe Kabupaten Nias
Selatan

I. Identitas Orang Tua


Nama Ayah : Tolona Waruwu
Pekerjaan : Petani
Nama Ibu : Yakina Lombu
Pekerjaan : Petani

II. Riwayat Pendidikan


Tahun 2002 - 2008 : SD Negeri 1 Helefanikha
Tahun 2008 - 2011 : SMP Negeri 1 Ulumoro’o
Tahun 2011 - 2014 : SMANegeri 1 Ulumoro’o.
Tahun 2015 - 2018 : Akademi Kebidanan DelimaNias
ABSTRAK

HUBUNGAN USIA DAN PARITAS IBU DENGAN KEJADIAN


PLASENTA PREVIA DI RSUD GUNUNGSITOLI
TAHUN 2018

ARNI DEWI SARTIKA WARUWU


1509200002

Perdarahan merupakan komplikasi kehamilan yang menjadi penyebab


tertinggi kematian ibu antepartum. Salah satu penyebab perdarahan antepartum
adalah plasenta previa. Plasenta previa merupakan penyebab perdarahan
antepartum yang ke dua setelah solusi plasenta. Menurut WHO menunjukan
bahwa 99 % dari kematian maternal disebabkan oleh perdarahan antepartum dan
diperkirakan 830 kematian maternal tiap hari. Tujuan penelitian ini untuk
mengetahui Hubungan Usia dan Paritas ibu dengan Kejadian Plasenta Previa di
RSUD Gunungsitoli.
Penelitian ini bersifat survei analitik dengan menggunakan data sekunder
yang diambil dari rekam medik khusus data ibu hamil, dimana jumlah
sampel73orang dari seluruh populasi penelitian. Teknik data yang digunakan yaitu
uji Chi-square (α =0,05).
Dari hasil penelitian didapatkan bahwa kejadian plasenta previa di RSUD
Gunungsitoli sebanyak 61 orang (83,6%). Usia <20 tahun dan >35 tahun sebanyak
56 orang (76,7%) dan paritas multipara sebanyak 41 orang (56,2%). Berdasarkan
hasil bivariat dengan menggunakan uji Chi-square dengan tingkat kemaknaan
95% (α=0,05) menyatakan nilai usia (ρ=0,02), paritas (ρ=0,03), maka menujukan
ada hubungan usia dan paritas dengan kejadian plasenta previa.
Kesimpulan, frekuensi ibu hamil berdasarkan kejadian plasenta previa di
RSUD Gunungsitoli tahun 2018 dari 73 orang mayoritas mengalami plasenta
previa sebanyak 61 orang dan minoritas yang tidak mengalami sebanyak 12
orang. Diharapkan kepada petugas kesehatan untuk lebih meningkatkan pelayanan
kesehatan agar menjadi lebih baik lagi untuk dapat meminimalisir terjadinya
plasenta previa dengan melakukan pertolongan persalinan yang aman dan tepat
sesuai dengan asuhan persalinan normal.

Kata Kunci : Usia, Paritas, dan Plasenta Previa


Daftar Pustaka : 8 Buku, 7 jurnal (2013-2017)
ABSTRACT

RELATIONSHIP BETWEEN AGE AND PARITY OF MOTHER WITH THE


PREVIA PLASENTA EVENT IN GUNUNGSITOLI HOSPITAL
YEAR 2018

ARNIDEWI SARTIKA WARUWU


1509200002

Bleeding is a complication of pregnancy that causes antepartum


maternal death. One of the causes of antepartum bleeding is placenta previa.
Placenta previa is the cause of antepartum bleeding which is two after the
placenta solution. According to WHO shows that 99% of maternal deaths are
caused by antepartum bleeding and an estimated 830 maternal deaths every day.
The purpose of this study was to study the relationship between age and mother
with placenta previa in Gunungsitoli General Hospital.
This study used an analytical survey using secondary data taken from
medical records specifically for pregnant women data, in which the number of
samples was 73 people from the entire study population. The data technique used
is the Chi-square test (α = 0.05).
From the results of the study obtained from the incidence of placenta
previa in Gunungsitoli General Hospital as many as 61 people (83.6%). Age <20
years and> 35 years as many as 56 people (76.7%) and multiparous parity as
many as 41 people (56.2%). Based on the bivariate results using Chi-square test
with a significance level of 95% (α = 0.05) according to the age value (ρ = 0.02),
parity (ρ = 0.03), then there is a relationship between age and parity with the
incidence of placenta previa.
Conclusion, the number of pregnant women was based on the incidence
of placenta previa in Gunungsitoli General Hospital in 2018 out of 73 people who
added placenta previa to 61 people and the total number that did not increase was
12 people. It is expected that health workers will improve health services so that
they are better able to minimize the expenditure of placenta previa by performing
safe and appropriate delivery assistance in accordance with normal delivery care.

Keywords: Age, Parity, and Placenta Previa


Bibliography: 8 Books, 7 journals (2013-2017)
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
yang telah memberikan nikmat kesehatan, kekuatan, keterbukaan hati dan pikiran
sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul
“Hubungan Usia dan Paritas Ibu Dengan Kejadian Plasenta Previa di RSUD
Gunungsitoli ” yang disusun untuk memenuhi syarat menyelesaikan pendidikan
D-III Akademi Kebidanan dalam melengkapi dan memperoleh gelar Ahli Madya
Kebidanan.
Selama proses penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak
mendapat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis
menyampaikan ucapan terimakasih yang tulus dan ikhlas kepada yang terhormat :
1. Ibu Ade Ayu Prawita, SST,M.Kes, selaku Direktris Akademi Kebidanan
Delima dan selaku Dosen Penguji yang telah bersedia meluangkan waktu
dengan sabar dalam menguji dan mengarahkan penulis dalam penyusunan
Karya Tulis Ilmiah ini.
2. Ibu Talenta Zalukhu, S.Tr.Keb. selaku dosen Pembimbing I yang telah
banyak meluangkan waktu dengan sabar membimbing dan mengarahkan
penulis selama penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
3. Ibu Nelly Agus Kristina Lase, S.Tr.Keb. selaku Dosen Pembimbing II yang
telah bersedia meluangkan waktu dengan sabar membimbing dan
mengarahkan penulis dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
4. Terimakasih kepada Bapak dr. Julianus Dawolo, M.Kes selaku Direktur
RSUD Gunungsitoli yang telah mengijinkan kami melakukan penelitian dan
juga kepada ibu Heni Juwita Lase selaku staf rekam medik di RSUD
Gunungsitoli yang telah bekerjasama membantu penulis dalam segala
kebutuhan data.
5. Teristimewa untuk kedua orangtua papa tercinta Tolona Waruwu dan mama
Yakina Lombu yang telah menjadi inspirasi dan motivasi yang tidak pernah
kenal lelah dan letih dalam memberikan kasih sayang, perhatian, doa,
nasehat, semangat dan dukungan berupa moril dan material kepada penulis.
6. Ucapan terimakasih yang tulus untuk seluruh staf pegawai dan Bunda asrama
Ferlyani Jaya Mawarni Ndraha, Amd.Keb. yang telah sabar membimbing dan
mendidik penulis selama berada di Asrama Akademi Kebidanan Delima.
7. Terimakasih kepada sahabat saya yang selalu mendukung dan membantu saya
dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah
8. Kepada semua pihak yang telah membantu yang tidak dapat peneliti sebutkan
satu persatu. Semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu mencurahkan berkat dan
karunia-Nya kepada semua pihak yang telah membantu penulis. Semoga
bantuan dan kebaikan serta dukungan yang diberikan kepada penulis menjadi
amal sholeh dan mendapat ridho dari Tuhan Yang Maha Esa.
Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu penulis mengharap kan kritik dan saran yang
bersifat membangun dari pembaca guna memperbaiki dan memotivasi
penulis.

Gunungsitoli, 28 Agustus 2018

Arni Dewi Sartika Waruwu


DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN
LEMBAR PENGESAHAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
ABSTRAK ................................................................................................ i
ABSTRAC .................................................................................................. ii
KATA PENGANTAR .............................................................................. iii
DAFTAR ISI ............................................................................................ v
DAFTAR TABEL .................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................ viii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ ix

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang..................................................................... . 1


1.2. Perumusan Masalah ............................................................. . 6
1.3. Tujuan Penelitian ................................................................. . 6
1.3.1. Tujuan Umum ......................................................... . 6
1.3.2. Tujuan Khusus ........................................................ . 6
1.4. Manfaat Penelitian ............................................................... . 7
1.4.1. Manfaat Bagi Peneliti .............................................. . 7
1.4.2. Manfaat Bagi Meneliti ............................................ . 7
1.4.3. Manfaat Bagi Pendidik ............................................ . 7
1.4.4. Bagi Peneliti Selanjutnya ........................................ . 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Peneliti Terdahulu ................................................ . 9


2.2. Telaah Teori Pengertian Perdarahan Anterpartum .............. . 10
2.2.1. Perdarahan Anterpartum ............................................ . 10
2.2.2. Teori Plasenta Previa ................................................. . 11
2.2.3. Etiologi ....................................................................... . 12
2.2.4. Angka Kejadian.......................................................... . 13
2.2.5. Tanda Dan Gejala....................................................... . 13
2.2.6. Faktor Risiko .............................................................. . 14
2.2.7. Patofisiolog ................................................................ . 15

2.2.8. Diagnose .................................................................... . 15


2.2.9. Komplikasi ................................................................. 16
2.2.10. Bahaya-Bahaya Pemeriksaan .................................. 17
2.2.11. Pemeriksaan Penunjang ........................................... 8
2.2.12. Terapi ....................................................................... 18
2.2.13. Penatalaksanaan ....................................................... 20
2.2.14. Hubungan Umur/Usia Ibu Dengan
Plasenta Previa ......................................................... 24
2.2.15. Hubungan Paritas Ibu Dengan Plasenta Previa ....... 25
2.3. Hipotesis Penelitian............................................................... 26

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Desain Penelitian ................................................................. 28


3.2. Lokasi Dan Waktu Penelitian .............................................. 28
3.2.1. Lokasi Penelitian ........................................................ 28
3.2.2. Waktu Penelitian ........................................................ 28
3.3. Populasi Dan Sampel ........................................................... 30
3.3.1. Populasi ...................................................................... 30
3.3.2. Sampel ........................................................................ 30
3.4. Kerangka Konsep ................................................................ 30
3.5. Defenisi Operasional ........................................................... 31
3.6. Teknik Pengumpulan Data ................................................ 33
3.6.1. Data Sekunder ........................................................... 33
3.6.2. Data Tersier ............................................................... 33
3.7. Teknik Pengolahan Data .................................................... 33
3.8. Teknik Analisa Data ........................................................... 34
3.8.1. Analisa Univariat ....................................................... 34
3.8.2. Analisa Bivariat.......................................................... 35

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


4.1. Deskripsi Hasil Penelitian ................................................... 36
4.4.1. Latar Belakang RSUD Gunungsitoli ....................... 36
4.4.2. Visi Dan Misi RSUD Gunungsitoli ......................... 37
4.4.3. Letak Geografis RSUD Gunungsitoli ...................... 37
4.4.4. Data Demografi RSUD Gunungsitoli ...................... 38
4.4.5. Jumlah Sumber Daya Manusia (SDM) RSUD
Gunungsitoli ............................................................ 38
4.4.6. Struktur Organisasi RSUD Gunungsitoli ................ 39
4.2. Hasil Penelitian .................................................................... 40
4.3. Analisa Univariat ................................................................. 40
4.4. Analisa Bivariat ................................................................... 42
4.5. Pembahasan ......................................................................... 44
4.5.1. Hubungan Usia Dengan Kejadian Plasenta Previa .... 44
4.5.2. Hubungan Paritas Ibu Dengan Kejadian
Plasenta Previa ........................................................... 45

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


5.1. Kesimpulan .......................................................................... 47
5.2. Saran ................................................................................... 48

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 3.5. Definisi Operasional ................................................................ 31
Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Ibu Hamil Berdasarkan Usia Di RSUD
Gunungsitoli Tahun 2018. .......................................................... 40
Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Ibu Hamil Berdasarkan Paritas
Di RSUD Gunungsitoli Tahun 2018. ........................................ 41
Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Ibu Hamil Berdasarkan Kejadian
Plasenta Previa Di RSUD Gunungsitoli Tahun 2018. ............... 41
Tabel 4.4. Tabulasi Silang Hubungan Usia Ibu Dengan Kejadian
Plasenta Previa Pada Ibu Hamil Di RSUD Gunungsitoli
Tahun 2018. ............................................................................... 42
Tabel 4.5 Tabulasi Silang Hubungan Paritas Ibu Dengan Kejadian
Plasenta Previa Pada Ibu Hamil Di RSUD Gunungsitoli
Tahun 2018. ............................................................................... 43
DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 3.4. Kerangka Konsep ................................................................ 31


DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Surat Pernyataan Kesediaan Membimbing Karya Tulis Ilmiah


Pembimbing I
Lampiran 2 : Surat Pernyataan Kesediaan Membimbing Karya Tulis Ilmiah
Pembimbing II
Lampiran 3 : Surat Permohanan Pengajuan Judul Karya Tulis Ilmiah
Lampiran 4 : Surat Survei Awal Dari Akademi Kebidanan Delima Nias Tahun
2018
Lampiran 5 : Balasan Surat Survey Awal Dari RSUD Gunungsitoli 2018
Lampiran 6 : Surat Hasil Survei Awal dari RSUD Gunungsitoli Tahun 2018
Lampiran 7 : Surat Izin Melakukan Penelitian Dari Akademi Kebidanan Delima
Nias Tahun 2018
Lampiran 8 : Balasan Surat Penelitian Dari RSUD Gunungsitoli 2018
Lampiran 9 : Surat Hasil Penelitian Dari RSUD Gunungsitoli Tahun 2018
Lampiran 10 : Master Tabel
Lampiran 11 : Hasil Pengolahan Data Dengan SPSS
Lampiran 12 : Lembar Konsultasi Pembimbing I
Lampiran 13 : Lembar Konsultasi Pembimbing II
Lampiran 14 : Lembar Out SPSS
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin intrauterine

mulai sejak konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan, masa kehamilan

mulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Masa kehamilan dimulai dari konsepsi

sampai lahirnya janin, lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9

bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir. Kehamilan dibagi menjadi

3, triwulan pertama dimulai sampai 3 bulan, triwulan kedua dari bulan ke-4

sampai ke-6, triwulan ketiga dari bulan ke-7 sampai 9 bulan (1).

Komplikasi dalam kehamilan antara lain : Komplikasi dan penyakit dalam

kehamialan trimester I dan II yaitu : Anemia kehamilan, Hiperemesis gravidarum ,

Abortus, Kehamilan ektopikt erganggu (KET)., Komplikasi dan penyakit

kehamilan trimester III yaitu : Kehamilan dengan hipertensi, Hipertensi dengan

esensial, Pre eklampsia, Eklampsia., Perdarahan antepartum yaitu : Solusio

antepartum, Plasentaprevia, Insertioval ementosa, Rupture sinus marginalis,

Plasenta sirkumvalata (2).

Plasenta previa ialah plasenta yang berimplantasi rendah sehingga

menutupi sebagai/seluruh ostiuminternum. (L,prae=di depan; vias=jalan).

Implantasi plasenta normalnya terjadi di dinding depan, dinding belakang rahim

atau di fundus uteri (3).


Menurut World Health Organication (WHO) stiap hari, sekitar 830 wanita

meninggal karena terjadinya komplikasi yang terkait dengan kehamilan dan

persalinan.99% dari semua kematian ibu terjadi di Negara berkembang. Di sub-

Sahara Afrika, sejumlah Negara mengurangi separuh tingkat kematian ibu

mereka sejak ahun 1990. Di wilayah lain, termasuk Asia dan Afrika Utara, bahkan

kemajuan yang lebih besar telah terjadi antara tahun 1990 dan 2015. Rasio

kematian ibu global (jumlah kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup) menurun

hanya 2,3% per tahun antara tahun 1990 dan 2015 (4).

AKI menggambarkan angka wanita yang meninggal per 100.000 kelahiran

hidup dari suatu penyebab kematian terkait dengan gangguan kehamilan atau

penanganannya (tidak termasuk kecelakaan atau kasus insidentil) selama

kehamilan, melahirkan dan dalam masanifas (42 hari setelah melahirkan) tanpa

memperhitungkan lama kehamilan. AKI juga dapat digunakan sebagai media

pemantauan kematian terkait dengan kehamilan. Indikator ini dipengaruhi status

kesehatan secara umum, pendidikan dan pelayanan kesehatan selama kehamilan

dan melahirkan. Sensitivitas AKI terhadap perbaikan pelayanan kesehatan

menjadikan AKI sebagai indicator keberhasilan pembangunan sector kesehatan.

Ditinjatu berdasarkan laporan profil kesehatan kab/kota (tabel 6), jumlah kematian

ibu pada tahun 2016 dilaporkan tercatat sebanyak 239 kematian. Namun bila

dikonversi, maka 21 berdasarkan profil Kabupten/Kota maka AKI Sumatera Utara

adalah sebesr 85/100.000 kelahiran hidup. Angka tersebut jauh berbeda dan

diperkirakan belum menggambarkan AKI yang sebenarnya pada populasi,

terutama bila dibandingkan dari hasil Sensus Penduduk 2010. AKI di Sumatera
Utara sebesar 328/100.000 KH, namun, masih cukup tinggi bila dibandingkan

dengan angka nasional hasil SP 2010 yaitu sebesar 259/100.000 KH. Sedangkan

berdasarkan hasil Survey AKI & AKB yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan

Provinsi Sumatera Utara dengan FKM-USU tahun 2010 menyebutkan bahwa AKI

di Sumatera Utara adalah sebesar 268 per100.000 kelahiran hidup. Berdasarkan

estimasi tersebut, maka angka kematian ibu ini belum mengalami penurunan

berarti hingga tahun 2016. Berikut ini ditampilkan Angka Kematian Ibu di

Sumatera Utara periode 2016 berdasarkan hasil survey FKM USU (5).

Berdasarkan hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI)

tahun 2012 diperoleh bahwa angka kematian balita (AKABA) di Sumatera Utara

sebesar 54/1.000 kelahiran hidup. Sedangkan angka rata-rata nasional pada tahun

2012 sebesar 43 per 1.000 kelahiran hidup. Menurut data profil kesehatan

kab/kota tahun 2016, jumlah kematian balita sebanyak 1.219 bila dikonversi ke

Angka Kematian Balita maka menjadi 4/1.000 KH. Rendahnya angka ini mungkin

disebabkan karena kasus-kasus kematian yang terlapor adalah kasus kematian

yang terjadi di sarana pelayanan kesehatan, sedangkan kasus-kasus kematian yang

terjadi diluar pelayanan atau di masyarakat belum seluruhnya dapat terlaporkan

(6).

Sementara AKI di Provinsi Sumatera Utara mencatat masih tinggi

mencapai 158 kasus tahun 2012 yang berasal dari 12 kabupaten dan kota.

Sedangkan data dari rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN

2015-2019, Perpres NO.2/2015), salah satu upaya untuk meningkatkan status

kesehatan ibu dan anak adalah menurunkan angka kematian ibu menjadi 306 per
100.000 kelahiran hidup pada tahun 2019 dan angka kematian bayi menjadi 24 per

1.000 kelahiran hidup.

Menurut Manuaba prevalensi plasenta previa akan meningkat tiga kali

lipat pada usia diatas 35 tahun karena endometrium akan menjadi kurang subur.

Pada penelitian oleh Tabassum etal (2010) di Pakistan mendapatkan bahwa usia

adalah salah satu faktor resiko dari plasenta previa, yaitu usia ≥ 35 tahun memiliki

resiko hampir 2 kali lebih besar dibandingkan usia< 35 tahun, serta ibu dengan

riwayat seksiosesaria 4,5 kali mengalami plasenta. Hasil penelitian oleh abdat di

Rumah Sakit dr. Moewardi Surakarta tahun 2010 mendapatkan resiko terjadinya

plasenta previa pada ibu multiparitas meningkat 2,53 kali.

Berdasarkan hasil penelitian Ni Wayan Nurkesumasri dengan judul

Hubungan Usia dan Paritas dengan Kejadian Plasenta Previa yg bertujuan untuk

mengetahui hubungan usia dan paritas dengan kejadian plasenta previa di Rumah

Sakit Sanglah Denpasar. Desain peneliti menggunakan korelasional dengan

pendekatan restro spektif. Tehnik sampling dengan purposive sampling sebanyak

318 sampel. Pengumpulan data skunder rekam medic ibu bersalin dari bulan

januari sampai dengan bulan juni 2012. Hasil penelitian menunjukkan ada

hubungan yang bermakna antara usia dengan plasenta previa apada ibu bersalin (p

value = 0,000,c = 0,266 dan odd rasio 5,75). Peluang terjadinya plasenta previa

pada usia kurang 20 tahun atau lebih dari 35 tahun 5,75 kali dibandingkan dengan

usiaantara 20 sampai 35 tahun. Terdapat hubungan yang bermakna antara paritas

dengan plasenta previa pada ibu bersalin (p value = 0,003, c = 0,366) (7).
Berdasarkan hasil penelitian Elvira Junita dengan judul Hubungan Umur

dan Paritas dengan Kejadian Plasenta Previa yang bertujuan untuk mengetahui

hubungan umur dan paritas ibu dengan kejadian Plasenta Previa di RSUD Rokan

Hulu. Metode penelitian ini bersifatstudy colerasi dengan desain penelitian

menggunakan cross sectional. Cara pengambilan sampel dengan sampling jenuh,

pengumpulan data menggunakan data sekunder diperoleh dari rekam medik

RSUD Rokan Hulu. Analisa data dalam penelitian ini diolah secara Chi square.

Dari analisis statistik uji Chi square diperoleh distribusi frekuensi prevalensi

kejadian plasenta previa di RSUD Rokan Hulu tahun 2012 sebanyak 43 orang.

Distribusi frekuensi umur ibu dengan kejadian plasenta previa adalah kelompok

umur >35 tahun yaitu sebanyak 48.4 %. Distribusi frekuensi paritas ibu dengan

kejadian plasenta previa adalah >4yaitu sebanyak 35.3%. Terdapat hubungan

antara umur ibu dengan kejadian plasenta previa dengan nilai p value 0.0001 < α

(0.05), terdapat hubuungan antara paritas ibu dengan kejadian plasenta previa

dengan nilai p value 0.0001 < α (0.05). Kesimpulan bahwa terdapat hubungan

yang signifikan antara umur dan paritas ibu dengan kejadian plasenta previa di

RSUD Rokan Hulu 2012 (8).

Berdasarkan hasil penelitian Kurniawan dengan judul Hubungan antara

Usia Ibu dan Paritas dengan Kejadian Plasenta Previa yang bertujuan untuk

mengetahui hubungan antara usia ibu dan paritas dengan kejadian plasenta

previadi Rumah Sakit Umum Cut Meutia Kabupaten Aceh Utara tahun 2012-

2013. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang berasal dari status rekam

medic ibu yang melahirkan di Rumah Sakit Umum Cut Meutia Kabupaten Aceh
Utara tahun 2012-2013. Metode penelitian yang digunakan bersifat studi analitik

dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian sebanyak 100 subjek yang

ditentukandenganteknik purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan 40%

subjek mengalami plasenta previa, 52% subjek berusia ≥ 30 tahun, dan 48%

subjek memiliki paritas ≥ 3. Analisis statistic denganuji chi-square menunjukkan

terdapat hubungan antara usia ibu plasenta previa dengan nilai p = 0,001 (p <

0,05), OR =5,182(OR>1). Hasil uji chi-square juga menunjukkan terdapa

thubungan antara paritas dan plasenta previa dengan nilai p = 0,001 (p < 0,05),

OR =7,000(OR>1).

Kesimpulan penelitian ini adalah usia ibu dan paritas berhubungan dengan

kejadian plasenta previa (9).

Berdasarkan hasil dari studi pendahuluan yang peneliti lakukan pada

tanggal 21 februari 2018 di RSUD Gunungsitoli didapatkan dari tahun januari s/d

Oktober 2017 terdapat ibu hamil dengan plsentapreviat sebayak 61 orang ibu

hamil.

Berdasarkan uraian tersebut diatas, peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian tentang Hubungan Usia dan Paritas ibu dengan Kejadian Plasenta

Previa di RSUD Gunungsitoli Tahun 2018.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan dalam penulisan

diatas, maka masalah yang akan diteliti adalah apakah ada hubungan antara

paritas ibu dengan kejadian plasenta previa di RSUD Gunungsitoli.


1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan usia dan paritas ibu dengan kejadian plasenta

previa di RSUD Gunungsitoli

1.3.2 Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui salah satu faktor resiko ibu hamil yang mengalami

plasenta previas di RSUD Gunungsitoli

b. Untuk mengetahui hubungan antara paritas dengan kejadian plasenta

previa di RSUD Gunungsitoli

c. Untuk mengetahui apakah multi paritas merupakan salah satu faktor

yang mengikatkan terjadinya plasenta previa di RSUD Gunungsitoli

d. Untuk mengetahui angka kejadian plasenta previa pada multi paritas

dan primiparitas di RSUD Gunungsitoli

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1. Bagi Peneliti

Untuk menambah wawasan, pengetahuan, dan pengalaman penulis tentang

hubungan usia dan paritas ibu dengan kejadian plasenta previa di RSUD

Gunungsitoli.

1.4.2. Bagi Tempat Peneliti

Dapat dijadikan dasar dalam meningkatkan pelayanan kesehatan dalam

melakukan asuhan kehamilan bagi ibu. Diharapkan dapat dijadikan bahan

masukan bagi bidan dan tenaga kesehatan lainnya di RSUD Gunungsitoli untuk

selalu memberikan penyuluhan atau informasi pada masyarakat terutama kepada


ibu hamil tentang pentingnya nutrisi pada masa kehamilan dalam pemeriksaan

ANC untuk meningkatkan pelayanan kesehatan ibu dan bayi dalam melakukan

asuhan kehamilan.

1.4.3. Bagi Istitusi Pendidikan

Sebagai bahan masukan bagi mahasiswa yang akan melakukan penelitian

selanjutnya serta sebagai referensi tambahan di perpustakaan Akademi Kebidanan

Delima Nias.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Peneliti Terdahulu

Berdasarkan hasil penelitian Runiari dengan judul hubungan paritas

dengan kejadian plasenta previa yang bertujuan untuk mengetahui hubungan

antara usia dan paritas dengan plasenta previa di rumah sakit sangla Denpasar.

Desain penelitian menggunakan kolerasional dengan pendekatan restrospektif.

Teknik sampling dengan purposive sampling sebanyak 318 sampel. Pengumpulan

data skunder dari rekam medic dari bulan januari dengan juni tahun 2012. Hasil

penelitian menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara usia dengan

plasenta previa pada ibu bersalin (p value = 0,000,C= 0,266 dan odd rasio 5,75).

Pelung terjadinya plasenta previa pada usia kurang 20 tahun atau lebih dari 35

tahun 5,75 kali dibandingkan dengan usia antara 20 sampai 35 tahun. Terdapat

hubungan yang bermakna antara paritas dengan plasenta previa pada ibu bersalin

(p value = 0,003, C = 0,366) (6).

Berdasarkan hasil penelitian Anita dengan judul Hubungan paritas riwayat

sectio cesarea dengan kejadian plasenta previa yang bertujuan untuk mengetahui

hubungan paritas dan riwayat sectio cesarean denga kejadian plasenta previa pada

ibu bersalin di ruang kamar I RSUD Arifin Achmad Pekan baru. Desain penelitian

adalah analitik kuantiitatif dengan pendekatan cross sectional. Sampel adalah ibu

bersalin yang mengalami plasenta previa 2013 yang berjumlah 135 kasus. Teknik

pengambilan sampel ini total sampling, dengan uji chi square. Hasi penelitian ini
menunjukkan responden yang mempunyai paritas 1 > dari 3 berjumlah 76 orang

56 (56,3%) dan paritas 2-3 berjumlah 59 orang (43,7%). Riwayat SC pada

penelitian ini mayoritas tidak mempunyai riwayat SC berjumlah 84 orang (62,2%)

dan ada riwayat SC berjumlah 51 orang (37,8%). Penelitian ini mendapatkan hasil

bahwa responden dengan placenta previa berjumlah 91 orang (61,4%), dan

plasenta letak rendah berjumlah 44 orang (32,6%). Terdapat hubungan paritas 1

dan >3 terhadap kejadian plasenta previa (p value = 0,034) dan tidak terdapat

hubungan ada riwayat SC dengan kejadian plasenta previa (p = 0,052). Kepada

petugas kesehatan untuk memberikan informasi tentang pentingnya merencanakan

kehanilan dan selalu memeriksakan kehamilannya (9).

Berdasarkan kedua penelitian diatas menyimpulkan bahwa adanya

Hubungan Usia dan Paritas dengan Kejadian Plasenta Previa.

2.2. Telaah Teori

2.2.1 Perdarahan antepartum

Perdarahan pada kehamilan secara umum dapat disebabkan oleh faktor

obstetric maupun non-obstetric. Penyebab utama perdarah pada kehamilan muda

antara lain keguguran (abortus), kehamilan ektopik dan mola hidatidosa (3).

Perdarahan antepartum ialah perdarahan pada trimester terakhir kehamilan.

Penyebab utama perdarahan antepartum ialah :

1. Plasenta previa

Plasenta previa ialah plasenta yang berimplantasi rendah sehingga

menutupi sebagian/seluruh ostium uteri internum.

2. Solusio plasenta
Plasenta normalnya terlepas setelah anak lahir. Solusio plasenta

berarti lepasnya plasenta sebelum waktunya, artinya sebelum anak

lahir (3).

2.2.2. Teori plasenta previa

Plasenta previa ialah plasenta yang berimplantasi rendah sehingga

menutupi sebagai/seluruh ostium internum. (L,prae=di depan; vias=jalan).

implantasi plasenta normalnya terjadi di dinding depan, dinding belakang rahim

atau di fundus uteri (3).

Plasenta previa adalah plasenta yang ada di depan jalan lahir (prae = di

depan; vias = jalan). Jadi yang dimaksud adalah plasenta yang implantasinya

tidak normal, rendah sekali hingga menutupi seluruh atau sebagian ostium

internum. Plasenta previa merupakan suatu keadaan dimana plasenta yang

letaknya abnormal, yaitu pada segmen bawah rahim sehingga menutupi sebagian

atau seluruh pembukaan jalan lahir untuk bayi (ostium uteri internum). Plasenta

previa artinya berada lebih “ (previa = depan), artinya plasenta terdapat lebih

“depan” dari pada janin yang hendaj keluar. Angka kejadian sekitar 3-6 dari 1000

kehamilan (1).

Klasifikasi plasenta previa didasarkan atas terabanya jaringan plasenta

melalui pembukaan jalan lahir pada waktu tertentu, karena klasifikasi tidak

didasarkan pada keadaan anatomi melainkan pada keadaan anatomi melainkan

pada keadaan fisiologis yang dapat berubah-ubah, maka klasifikasi ini dapat

berubah setiap waktu misalnya pada pembukaan yang masih kecil, seluruh
pembukaan yang lebih besar, keadaan ini akan menjadi plasenta previa lateralis.

Secara umum dibagi menjadi empat bagian yaitu:

 Plasenta previa totalis: dimana ostium uteri internum tertutup

seluruhnya oleh plasenta

 Plasenta previa parsialis: dimana ostium uteri internum sebagian

ditutupi oleh plasenta

 Plasenta previa marginalis: dimana bagian tepi dari plasenta berada di

pinggir dari ostium uteri internum

 Plasenta letak rendah: dimana plasenta berimplantasi pada segmen

bawah rahim, tetapi tepi dari plasenta tidak mencapai ostium uteri

internum, namun berada didekatnya (11).

2.2.3. Etiologi

Penyebab plasenta previa secara pasti sulit ditentukan, tetapi ada beberapa

faktor yang meningkatkan risiko terjadinya plasenta previa misalnya bekas operasi

rahim (bekas sesar atau operasi mioma), sering mengalami infeksi (radang

panggul), kehamilan ganda, pernah plasenta previa, atau kelainan bawaan rahim.

Plasenta previa meningkat kejadiannya pada keadaan-keadaan yang

endometriumnya kurang baik, misalnya karena atrofi endometrium atau kurng

baiknya vaskularisasi desidua (10).

Keadaan ini bisa ditemukan pada:

1. Multipara, terutama jika jarak antara kehamilannya pendek.

2. Mioma uteri.
3. Koretasi yang berulang .

4. Umur lanjut.

5. Bekas seksio sesarea.

6. Perubahan inflamasi atau atrofi, misalnya pada wanita perokok atau

pemakai kokain. Hiposekmi yang terjadi akibat karbon monoksida akan

dikompensasi dengan hipertrofi plasenta. Hal ini terjadi terutama pada perokok

berat lebih dari 20 batang perhari.

Keadaan endometrium yang kurang baik menyebabkan plasenta harus

tumbuh menjadi luas untuk mencukupi kebutuhan janin. Plasenta yang tumbuh

meluas akan mendekati atau menutupi ostium uteri internum. Endometrium yang

kurang baik juga dapat menyebabkan zigot mencari tempat implantasi yang lebih

baik, yaitu di tempat yang rendah dekat ostium uteri internum. Plasenta previa

juga dapat terjadi pada plasenta yang besar dan yang luas, seperti pada

eritroblastosis, diabetes mellitus, atau kehamilan multiple (10).

2.2.4. Angka kejadian

Kejadian plasenta previa bervariasi antar 0,3-0,5% dari seluruh kelahiran.

Dari seluruh perdarahan antepartum, plasenta previa merupakan penyebab

terbanyak. Oleh sebab itu, pada kejadian perdarahan antepartum, kemungkinan

plasenta previa harus dipikirkan lebih dahulu.


2.2.5. Tanda dan Gejala

1. Perdarahan pada vagina dengan nyeri.

2. Perdarahan berulang.

3. Warna perdarahan merah segar.

4. Adanya anemia dan renjatan yang sesuai dengan keluarnya darah.

5. Timbulnya perlahan-lahan.

6. Waktunya terjadi saat hamil.

7. His biasanya tidak ada.

8. Rasa tidak tegang (biasa) saat palpasi.

9. Denyut jantung janin ada.

10. Teraba jaringa plasentanya pada periksa dqalam vagina.

11. Penurunan kepala tidak masuk pintu atas panggul.

12. Presentasi mungkin abnormal (10).

Menurut FKUI (2000) tanda dan gejala plasenta previa diantaranya adalah

1. Pendarahan tanpa sebab tanpa rasa nyeri biasanya dan berulang.

2. Darah biasanya berwarna merah segar.

3. Terjadi saat tidur atau saat melakukan aktivitas.

4. Bagian terdepan janin tinggi (floating), sering dijumpai kelainan letak

janin.

Perdarahan pertama (firsbleeding) biasanya tidak banyak dan tidak fatal,

kecuali bila dilakukan periksa dalam sebelumnya. Tetapi perdarahan berikutnya

(recurrent bleeding) biasanya lebih banyak


2.2.6. Faktor risiko

1. Wanita berumur lebih dari 35 tahun, sering berisiko tinggi

2. Multiparitas apalagi, bila jaraknya singkat. Secara teori plasenta yang

baru berusaha mencari tempat selain bekas plasenta sebelumnya

3. Kehamilan kembar

4. Adanya gangguan anatomis atau tumor pada rahim sehingga

mempersempit permukaan penempelan plasenta

5. Adanya jaringan perut pada rahim oleh operasi sebelumnya.

Dilaporkan tanpa jaringan perut berisiko 0,26% setelah bedah sesar,

bertambh berturut-turut menjadi 0,65% setelah 1 kali, 1,8% setelah 2

kali, 3% setelah 3 kali dan 10% setelah 4 kali atau lebih

6. Adanya endometriosis (adanya jaringan pada tempat yang bukan

seharusnya, misalnya di indung telur) setelah kehamilan sebelumnya

7. Riwayat plasenta previa sebelumnya, beresiko 12 kali lebih besar

8. Adanya trauma pada saat kehamilan

9. Kebiasaan tidak sehat seperti merokok dan minum alcohol

10. Plasenta besar pada hamil ganda dan eritoblastosis atau hidrops fetalis

11. Korpus luteum bereaksi lambat, dimana endometrium belum siap

menerima hasil konsepsi (10).

2.2.7. Patofisiologi

Perdarahan antepartum akibat plasenta previa terjadi sejak kehamilan 20

minggu saat segmen bawah uteri telah terbentuk dan mulai melebar serta menipis.

Umumnya terjadi pada trimester ketiga karena segmen bawah lebih banyak
mengalami perubahan. Pelebaran segmen bawah uterus dan pembukaan serviks

menyebabkan sinus robek karena robekan lepasnya plasenta dari dinding uterus

atau karena robekan sinus marginalis dari plsenta. Perdarahan tidak dapat

dihindari karena ketidak mampuan serabut otot segmen bawah uterus untuk

berkontraksi seperti plasenta letak normal (10).

2.2.8. Diagnosa

a. Anammesa : adanya perdarahan per vagina berwarna merah segar tanpa

rasa nyeri, pada kehamilan lebih 20 minggu dan berlangsung tanpa

sebab. Terutama pada multigravida.

b. Pemeriksaan luar : sering ditemukan kelainan letak. Bila letak kepala

diatas maka kepala belum masuk pintu atas panggul

c. Inspekulo : adanya darah dari uteri eksternum

d. USG untuk menentukan letak plasenta : penentuan letak plasenta secara

langsung dengan perabaan langsung melalui kanalis servikalis, tetapi

pemeriksaan ini sangat berbahaya karena dapat menyebabkan

perdarahan yang banyak. Oleh karena itu cara hanya dilakukan diatas

meja operasi.

2.2.9. Komplikasi

Pada ibu hingga terjadi perdarahan hingga syok akibat perdarahan anemia

karena perdarahan plasenta, dan endometris pascapersalinan pada janin biasanya

terjadi persalinan komplikasi ibu yang sering terjadi adalah perdarahan post

partum dan syok karena kurang kuatnya kontraksi segmen bawah rahim, infeksi
dan trauma dan uterus/serviks komplikasi bayi yang sering terdapat ialah

prematuritas dengan angka kematian (12).

1. Pada ibu dapat terjadi perdarahan hingga syok akibat perdarahan,

anemia karena perdarahan, plasentitis dan endometris pasca

persalinan. Pada janin biasanya terjadi persalinan premature dan

komplikasinya seperti asfiksia berat

2. Perdarahan post partum dan syok, karena kurang kuatnya kontraksi

segmen bawah rahim, infeksi dan trauma dan uterus serviks

3. Terjadinya infeksi

4. Laserasi serviks

5. Plasenta akreta

6. Prematuritas atau lahir mati pada bayi

7. Prolaps tali pusat

8. Prolaps plasenta

2.2.10. Bahaya-Bahaya Pemeriksaan

Perdarahan pada seorang wanita hamil di trimester ke tiga harus selalu

dicurigai akibat plasenta previa atau solusio plasenta. Bila ada, dokter atau bidan

harus segera mengirim pasien tersebut selekas mungkin ke rumah sakit besar

tanpa terlebih dahulu memeriksa dalam atau memasang tampon. Kedua tindakan

ini hanya akan menambahkan perdarahan dan kemungkinan infeksi (3).

Oleh sebab perdarahan pada wanita hamil terkadang disebabkan oleh

pecah varises dan kelainan seviks (polip, erosi, karsinoma), di rumah sakit

dilakukan pemeriksaan in speculo terlebih dulu untuk menyingkirkan


kemungkinan ini. Pada plasenta previa, darah akan terlihat keluar dari ostium uteri

eksternium. Sebelum tersediah darah dan kamar operasi siap, pemeriksaan dalam

tidak boleh dilakukan karena dapat menimbulkan perdarahan yang

membahayakan (3).

Pemeriksaan fornises dapat juga dilakukan dengan hati-hati. Jika tulang

kepala mudah teraba, kemungkinan plasenta previa kecil. Sebaliknya, jika tulang

jari-jari kita dan kepala teraba bantalan lunak (yakin jaringan plasenta), dilakukan

pada presentasi kepala karena pada letak sungsang bagia terendahnya lunak

(bokong), sehingga sukar dibedakan denga jaringan lunak plasenta (3).

2.2.11. Pemeriksaan Penunjang

 USG untuk diagnosa pasti, yaitu menetukan letak plasenta

 Pemeriksaan darah: hemoglobin, hematrokit

 Pemeriksaan dalam pada saat akan dilakukan operasi

 Pemeriksaan in spekulo

 Penentuan letak plasenta secara tidak langsung dapat melalui :

radiografi, radio sotop, Ultrasonografi (1).

2.2.12. Terapi

Pengobatan plasenta previa dapat dibagi ke dalam 2 golongan :

1. Terminasi-kehamilan segera diakhiri sebelum terjadi perdarahan yang

membawa maut. Misalnya, ketika kehamilan sudah cukup bulan tetapi

perdarahan banyak, panturen dan anak mati (tidak selalu) :

a. Cara vaginal-untuk menekan plasenta sehingga denga demikian

menutup pembuluh darah yang terbuka (tamponade plasenta)


b. Sekiso sesarea-untuk mengosongkan rahim sehingga rahim dapat

berkontraksi dan menghentikan perdarahan. Sekiso sesarea juga

mencegah robekan serviks yang cukup sering terjadi pada

persalinan pervaginam. espekatif

2. Espikatif-dilakukan bila janin masih kecil sehingga kemungkinannya

hidup di dunia luar kecil sekali. Sikap espektif tentu hanya dapat

dibenarkan bila keadaan ibu baik dan perdarahan sudah berhenti atau

sedikit sekali (3).

Dulu ada anggapan bahwa kehamilan dengan plasenta previa harus segera

di akhiri untuk menghindari perdarahan yang fatal. Namun, sekarang tetapi

menunggu dapat dibenarkan dengan alasan :

a. Perdarahan pertama pada plasenta previa jarang mematikan.

b. Untuk menurunkan kematian bayi karena prematuritas.

Cara terapi espekatif ialah bahwa keadaan ibu dan anak masi baik

(hemoglobin normal) dan perdarahan tidak banyak. Pada terapi espekatif pasien

dirawat di RS sehingga berat anak ± 2500 gr atau kehamilan telah mencapai 37

minggu. Selama terapi espekatif, lokasi plasenta coba ditentukan dengan USG dan

keadaan umum ibu di perbaiki. Bila kehamilan 37 minggu telah tercapi kehamilan

diakhiri menurut salah satu cara yang telah diuraikan (3).

Penderita plasenta pervia juga harus diberi antibiotik, meningkat

kemungkinan infeksi yang besar akibat perdarahan dan tindakan-tindakan

intrauterine. Jenis pesalinan yang dipilih untuk menganani plasenta pravia dan

waktu pelaksanaannya bergantung pada faktor-faktor tersebut di bawa :


1. Perdarahan banyak atau sedikit.

2. Keadan ibu dan anak.

3. Besar pembukaan.

4. Tingkat plasenta prvia.

5. Paritas.

Perdarahan yang banyak, pembukaan yang kecil, nulipara, dan tingkat

plasenta previa yang berat mendorong kita melakukan seksio sesarea ; sebaliknya

pendarahan yang sedang/sedikit, permukaan yang sudah besar, multiparitas dan

tingkat plasenta previa yang ringan serta anak yang sudah mati cenderung

membuat kita memilih pelahiran per vaginam (3).

Bila pendarahan sedikit dan anak masih kecil (belum matur),

dipertimbangkan terapi ekspekatif. Perlu di perhatikan bawah sebelum di

lakuakan tindakan apapun pada penderia plasenta previa, darah harus selalu

tersedia cukup.

Cara-cara vaginal terdiri dari

1. Pemecahan ketuban

2. Versi Braxton hicks

3. Cunam willet-gaus.

2.2.13. Penatalaksanaan

1. Konservatif : kehamilan kurang 37 minggu, perdarahan tidak banyak

atau tidak banyak 9 Hb masih dalam batas normal,tempat tinggal

pasien dekat dengan R.S (atau dapat menempuh perjalanan dalam

waktu 1 menit)
Perawatan konservatif berupa :

 Istirahat

 Memberikan hematinik dan spamolitik untuk mengatasi anemia

 Memberikan antibiotic bila ada indikasi

 Pemeriksaan USG, Hb, dan hematrokit

Bila selama 3 hari tidak terjadi perdarahan setelah melakukan

perawatan konservatif maka lakukan mobilisasi bertahap. Pasien

dipulangkan bila tetap tidak ada perdarahan. Bila timbul perdarahan

segera bawa ke RS dan tidak boleh melakukan senggaman.

2. Penanganan aktif bila : perdarahan banyak tanpa memandang usia

kehamilan, umur kehamilan 37 minggu atau lebih, anak mati

Penanganan aktif berupa :

 Persalinan pervagina

 Persalinan per abdominal

Penderita dipersiapkan untuk untuk memeriksakan dalam diatas meja

operasi (double set up) yakni dalam keadaan siap operasi.

Bila pada pemeriksaan dalam didapatkan :

a. Plasenta previa marginalis

b. Plasenta previa letak rendah

c. Plasenta lateralis atau marginalis dimana janin mati dan serviks

d. sudah matang, kepala sudah masuk pintu atas panggul dan tidak

e. ada perdarahan atau hanya sedikit maka lakukan amniotomi

diikuti dengan drips oksitosin pada partus per vaginam, bila gagal
drips (sesuai dengan protap terminasi kehamilan). Bila terjadi

perdarahan banyak lakukan seksio sesar.

Indikasi untuk melakukan seksio sesar adalah :

a. Plasenta previa totalis

b. Perdarahan banyak tanpa henti

c. Presentase abnormal

d. Panggul sempit

e. Keadaan serviks tidak menguntungkan (belum matang)

f. Gawat janin

Pada keadaan dimana tidak memungkinkan dilakukan seksio sesar

maka lakukan pemasangan cunam willet atau versi Braxton Hicks.

Indikasi seksio sesarea :

a. Plasenta previa tootalis

b. Plasenta previa pada primigaravida

c. Plasenta previa letak lintang atau letak langsung

d. Anak berharga dan fetal distress

e. Plasenta previa lateralis jika :

 Pembukaan masih kecil dan perdarahan banyak

 Sebagian besar OUI ditutup plasenta

 Plasenta terletak disebelah belakang (posterior)

Pefause bleeding, perdarahan sangat banyak dan mengalir dengan

cepat. Partus pervaginam. Dilakukan pada plasenta previa marginalis


atau lateralis pada multipara dan anak sudah meningggal atau

premature.

Pengobata plasenta previa dibagi dalam 2 golonga yaitu :

Terminasi : kehamilan segera diakhiri sebelum terjadi perdarahan

yang membawa maut, misalnya : kehamilan cukup bulan, perdarahan

banyak , parturien, dan anak mati (tidak selalu).

a. Cara vaginal yang bermaksud untuk mengadakan tekanan pada

plasenta ,yang demikian menutupi pembuluh-pembuluh darah

yang terbuka (tamponade pada plasenta)

b. Dengan seksio sesarea, dimaksudkan untuk mengosongkan rahim

hingga rahim dapat berkontraksi dan menghentikan perdarahan,

seksio sesarea juga mencegah terjadinya robekan serviks yang

sering terjadi pada persalinan pervaginam.

3. Ekspektatif : dilakukan apabila janin masih kecil sehingga

kemungkinan hidup di dunia luar baginya kecil sekali. Sikap

ekspektatif tertentu hanya dapat dibenarkan jika keadaan ibu baik dan

perdarahan sudah berhenti atau sedikit sekali. Dahulu ada anggapan

bahwa kehamilan dengan plasenta previa harus segera diakhiri untuk

menghindari perdarahan yang fatal. Namun, sekarang ternyata terapi

menunggu dapat dibenarkan dengan alasan sebagai berikut :

a. Perdarahan pertama pada plasenta previa jarang fatal

b. Untuk menurunkan kematian bayi karena prematuritas


Syarat bagi terapi ekspektatif ialah bahwa keadaan ibu dan anak masih

baik (Hb-nya normal) dan perdarahan tidak banyak.

Penderita plasenta previa juga harus diberikan antibiotic mengingat

kemungkinan terjadinya infeksi yang disebabkan oleh perdarahan dan

tindakan-tindakan intrauterine. Jenis persalinan apa yang kita pilih

untuk pengobatan plasenta previa dan kapan melaksanakannya

bergantung pada faktor-faktor sebagai berikut :

a. Perdarahan yang banyak

b. Keadaan ibu dan anak

c. Besarnya pembukaan

d. Tingkat plasenta previa

e. Paritas

Perdarahan yang banyak, pembukaan kecil, nulipara, dan tingkat

plasenta previa yang berat mendorong kita melakukan seksio sesarea,

sebaliknya perdarahan yang sedang atau sedikit, pembukaan yang

beasar, multiparitas dan tingkat plasenta previa yang ringan, dan anak

yang mati cenderung untuk dilahirkan pervaginam. Perlu diperhatikan

bahwa sebelumnya melalukan tindakan apapun pada penderita

plasenta previa, harus selalu sedia darah yang cukup (1).

2.2.14. Hubungan Umur/usia Ibu Dengan Plasenta Previa

Usia mempunyai pengaruh terhadap kehamilan dan persalinan. Umur ibu

kurang dari 20 tahun dan lebih dari 35 tahun memiliki resiko tinggi yang

kemungkinan akan memberikan ancaman kesehatan dan jiwa ibu maupun janin
yang dikandungnya selama kehamilan, persalinan, dan nifas (Mochtar, 1996).

Menurut hasnah (2003) yang mengutip dari WHO (1996) menyebutkan bahwa

dalam kurun reproduksi sehat atau dikenal dengan usia aman untuk kehamilan dan

persalinan adalah umur 20 sampai 30 tahun (12).

Ibu yang berumur kurang dari 20 tahun belum siap secara fisik dan mental

dalam menghadapi kehamilan dan persalinan. Dari segi fisik rahim dan panggul

ibu belum tumbuh mencapai ukuran dewasa, sehingga kemungkinan akan

mendapat kesulitan dalam persalinan, sedangkan dari segi mental ibu belum siap

untuk menerima tugas dan tanggungjawab sebagai seorang tua sehinggga

diragukan keterampilan perawatan diri dan bayinya. Adapun untuk ibu yang hamil

pada umur lebih dari 35 tahun akan mengalami banyak kesulitan karena pada usia

tersebut mudah terjadi penyakit pada ibu dan karena organ kandungan menua

jalan lahir juga tambah kaku sehingga terjadi persalinan macet dan perdarahan. Di

samping hal tersebut kemungkinan mendapatkan anak cacat juga menjadi lebih

besar.

Wanita hamil dan melahirakan pada usia di bawah 20 taahun ternyata dua

sampai lima kali lebih tingggi tingkat kematiannya dari pada kematian maternal

yang terjadi pada usia 20 sampai 29 tahun. Kematian maternal meningkat kembali

usia 30 sampai 35 tahun. Menurut musliah, (2001) terdapat hubungan antara umur

ibu dengan komplikasi persalinan dengan besar risiko empat kali untuk umur

risiko tinggi (12).


2.2.15. Hubungan Paritas Ibu Dengan Plasenta Previa

Paritas atau para adalah wanita yang pernah melahirkan secara aterm.

(Manuaba, 1998). Beberapa istilah yang berkaitan dengan paritas, yaitu :

1. Nullipara merupaka seseorang wanita yang belum pernah melahirkan

bayi viabele.

2. Primipara adalah seorang wanita yang pernah melahirkan bayi hidup

untuk pertama kali.

3. Multipara adalah wanita yang pernah melahirkan bayi viabele berapa

kali (sampai 5 kali).

4. Grandemul tipara adalah wanita yang pernah bayi 6 kali atau lebih

hidup atau mati (mochtar, 1998).

Menurut Forney A dan E. W. Whitehore, Paritas yang aman untuk tidak

terjadinya komplikasi pada saat persalinan, yaitu dengan jumlah melahirkan 1-3

kali (manuba,1998). Berdasarkan penelitian hidayah, N (2002) terdapat hubungan

dan besar risiko paritas ibu dengan kejadian komplikasi persalinan (p:0, 008 dan

OR : 10, 15); dan menurut penelian musliah, (2001) paritas lebih dari 4 memiliki

besar risisko 3 kali untuk mengalami komplikasi persalinan (13).

Bahan yang dapat terjadi pada ibu yang pernah melahirkan empat kali atau

lebih yakin antara lain :

1. Kelaianan letak, persalianan letak lintang.

2. Robekan rahim pada kelaian letak lintang,

3. Persalina lama.

4. Perdarahan pasca-persalinan.
2.3 Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban yang bersifat sementara terhadap

permasalahan yang diajukan dalam penelitian (14). Maka hipotesis pada

penelitian ini adalah ada hubungan usia dan paritas ibu dengan kejadian plasenta

previa di Rumah Sakit Daerah Gunungsitoli tahun 2018.


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Desain penelitian memakai survey analitik yaitu penelitian yang mencoba

menggali bagaimana dan mengapa fenomena itu terjadi, yang menggunakan

metode pendekatan Cross Sectional yaitu penelitian dilakukan secara bersamaan

dalam waktu yang sama, yang tujuannya untuk mempelajari hubungan antara

variable bebas (independent)dan variable terikat (dependen (13).

3.2. Lokasi dan waktu penelitian

3.2.1. Lokasi Penelitian

Lokasi yang menjadi tempat penelitian adalah di Rumah Sakit Daerah

Gunungsitoli tahun 2018 Rumah Sakit Umum Daerah Gunungsitoli,

JL.Dr.Ciptomangunkusumo No.15 Gunungsitoli-Nias.

3.2.2. Waktu Penelitian

Waktu yang diperlukan untuk penelitian ini mulai dari bulan Februari –

Juli 2018.

3.3. Populasi dan Sampel

3.3.1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek atau objek yang diteliti.Populasi dalam

penelitian ini adalah seluruh ibu hamil di RSUD Gunungsitoli periode bulan

Januari s/d Oktober 2017 sebanyak 265 orang.


3.3.2. Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang akan diteliti dan di anggap

mewakili seluruh populasi. Sampel merupakan objek yang diteliti dan dianggap

mewakili seluruh Populasi. Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan

random sampling dengan menggunakan rumus slovin:

Keterangan: n =Jumlah sampel

N = Jumlah populasi

E = Standar error (10%)

𝑁 265
𝑛= = 1+(265.0,12 )
1+(𝑁.𝑒 2 )

265
𝑛= = 72.60= 73 orang
3.65

3.4. Kerangka Konsep

Kerangka konseptual adalah hubungan antara usia dan paritas ibu dengan

kejadian plasenta previa sebagaimana di gambarkan pada skema berikut.

Variabel Independen Variabel Dependen

- Usia Kejadian Plasenta


- Paritas Previa

Gambar 3.1Kerangka konsep Penelitian

3.5. Defenisi Operasional

Berdasarkan kerangka konsep, maka defenisi operasional dan skalaukur

data independent dan dependent sebagaiberikut


Tabel 3.1Definisi Operasional dana spek pengukuran

Variabel Definisi Cara Ukur Hasil Ukur Katego Skal


Indepen operasional ri aUk
dent ur
Usia Usia klien Mengunakan 1. < 20 1 Ordi
yang <20 data sekunder tahun nal
tahun atau> 35 dengan melihat dan
tahun, data di Rumah >35
mempunyai Sakit Umum tahun
resiko tinggi Gunungsitoli
kehamilan 2. 20-35 2
salah satunya tahun
plasenta previa

Paritas Riwayat Mengunakan 1. Multipa 1 Ordi


persalinan data sekunder ra (2-6) nal
terakhir ibu dengan melihat anak
lebih dari data di Rumah 2. Primi
enam kali. Sakit Umum para (1) 2
Gunungsitoli anak
3. Grande
multipa
ra (>6) 3
anak
Variabel Definisi Cara Ukur Hasil Ukur Katego Skal
Depende Operasional ri aUk
nt ur
Plasenta Kejadian Mengunakan 1. Ya 1 Nom
Previa plasenta previa data sekunder 2. Tidak 2 inal
yang dialami dengan melihat
oleh ibu hamil data di Rumah
Sakit Umum
Gunungsitoli

3.6. Teknik Pengumpulan Data

3.6.1. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang didapat tidak secara langsung dari objek

penelitian(1). Pengambilan data dari data-data yang di kumpulkan oleh tempat


penelitian yang berupa data kunjungan pasien, dokumentasi maupun rekam medic

dari seluruh ibu hamil di Rumah Sakit Umum Gunungsitoli.

3.6.2. Data tersier

Data tersiar adalah data yang diperoleh dari naskah yang sudah

dipublikasikan. Dalam penelitian ini data tersiar yang digunakan adalah data

WHO ,SDKI (Survei Demokrasi Kesehatan Indonesia), dan KEMENKES.

3.7. Teknik Pengolahan Data

Menurut Muhammad (14) pengolahan data pada penelitian ini

menggunakan pengolahan data secara komputerisasi, dalam pengolahan dan

analisis data hanyalah sebagai alat untuk mengolah data yang diproses dalam

bantuan computer dengan langkah –langkah sebagai berikut :

1. Collecting

Mengumpulkan data yang berasal dari rekam medik, maupun observasi.

2. Cheching

Memeriksa semua data yang telah dimasukan (input) untuk melihat

kemungkinan adanya kesalahan-kesalahan kode, ketidak lengkapan dan

selanjutnya di lakukan pembentukan atau analitik.

3. Coding

Pada langkah ini penelitian melakukan pemberian kode pada variable-

variabel yang di teliti.

4. Entering
Yakni jawaban-jawaban dari masing-masing responden yang masih

dalam bentuk “Kode” (angka) dimasukan kedalam program computer

yang digunakan peneliti yaitu SPSS.

5. Data Processing

Semua data yang di input kedalam aplikasi computer akan diolah sesuai

dengan kebutuhan dari penelitian (13).

3.8. Teknik Analisa Data

Analisis data dilakukan dengan menggunakan computer, perangkat lunak

paket statistic SPSS untuk mengetahui Hubungan variable independent dengan

dependent.

3.8.1 Analisa Univariat

Analisa Univariat digunakan untuk mendeskripsikan data yang dilakukan

pada tiap variabel dari hasil penelitian sebanyak 61 orang. Data disajikan dalam

tabel distribusi frekuensi. Bentuk analisis univariat tergantung dari jenis datanya,

pada umumnya dalam analis isi ini hanya menghasilkan distribusi frekuensi dan

persentase dari tiap variabel..

3.8.2 Analisa Bivariat

Setelah diketahui masing-masing variabel pada penelitian ini maka

analisis dilanjutkan pada tingkat bivariat. Untuk mengetahui hubungan (kolerasi)

antara variable bebas (independen variable) dengan variable terikat (dependen

variabel).

Untuk mengetahui adanya hubungan yang signifikan antara variabel

bebas dengan variable terikat digunakan analisi Chi-square, pada batas bermakna
perhitungan statistic ρ value(0,05). Apabila hasil menunjukkan nilai ρ value (0,05)

maka dikatakan (Ho) ditolak, artinya kedua variable secara statistic mempunyai

hubungan yang signifikan. Kemudian untuk menjelaskan adanya nasosiasi

(hubungan) antara variabel terikat dengan variable bebas digunakan analisi

tabulasi.
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

4.4.1. Latar Belakang RSUD Gunungsitoli

Rumah Sakit Umum Daerah Gunungsitoli merupakan Rumah Sakit milik

Pemerintah Kabupaten Nias yang bergerak di bidang pelayanan kesehatan. Rumah

Sakit Umum Daerah Gunungsitoli telah menjadi Badan Pelayanan Umum Daerah

(BLUD) pada tanggal 02 Oktober 2014 yang diresmikan bersama Menteri

Kesehatan. Sesuai dengan amanat pemendagri No.61 Tahun 2017 dan keputusan

Bupati Nias Nomor 445/33/K/2014 tanggal 10 September 2014 tentang penetapan

Status Pola Pengelolahan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PPK BLUD)

pada rumah Sakit Umum Daerah Gunungsitoli Kabupaten Nias (15).

Rumah Sakit Umum Daerah Gunungsitoli termasuk dalam kategori Type

C, dimana Rumah Sakit Umum Daerah Gunungsitoli ini telah lulus dengan

akreditasi 5 (lima) pelayanan dasar meliputi : Administrasi dan Manajemen,

Pelayanan Medis, Pelayanan Gawat Darurat, Pelayanan Keperawatan dan

Pelayanan Rekam Medis. Sertifikat yang dikeluarkan oleh komisi Akreditasi

Rumah sakit (KARS) Nomor :KARS-SERT/8333/VI/2012 berlaku 29 juni 2012

s/d 29 juni 2015, dengan status akreditasi Lulus Tingkat Dasar. RSUD

Gunungsitoli memberikan pelayanan rawat jalan dan pelayanan rawat inap.

Pelayanan rawat jalan dilayani oleh 9 poliklinik yang ada, lengkap dengan dokter

spesialisnya, kecuali poliklinik neurologi dan poliklinik gigi & mulut (15).
4.1.2. Visi Dan Misi RSUD Gunungsitoli

1. Visi Rumah Sakit Umum Daerah Gunungsitoli :

”Rumah sakit kelas B dengan Pelayanan Profesional, Berkualitas,

Mandiri, dan Terpercaya di Kepulauan Nias.

2. Misi

Untuk mewujudkan Visi tersebut diatas, Rumah Sakit Umum Daerah

Gunungsitoli menetapakan Misi, sebagai berikut :

a. Meningkatkan Pelayanan Medik Sesuai Standar Rumah Sakit

Kelas B.

b. Meningkatkan Pemenuhan Ketersediaan Fasilitas Sarana dan

Prasarana Pelayanan Rumah Sakit.

c. Meningkatkan Kemandirian Manajemen, Tata Kelola BLUD dan

Akreditasi Rumah Sakit.

d. Meningkatkan Kuantitas dan Kualitas Sumber Daya Manusia

Rumah Sakit Yang Kompeten Dari Profesional Di Bidangnya.

Prosedur Sederhana Terjangkau (15).

4.1.3. Letak Geografis

RSUD Gunungsitoli terletak di jln. Dr. Cipto Mangunkusumo No.15

Gunungsitoli. Batasan wilayah :

1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamaatan Sitoli Ori Kabupaten

Nias Utara.

2. Sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Gido dan Kecamatan

Hiliserangkai Kabupaten Nias.


3. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Hiliduho Kecamatan

Alasa Talumuzoi, dan Kecamatan Namohalu Esiwa.

4. Sebelah timur berbatasan dengan Samudera Hindia (15).

4.1.4. Data Demografi

RSUD Gunungsitoli merupakan salah satu fasilitas kesehatan terbesar

yang dimiliki Kabupaten Nias. Menurut data yang diperoleh dari rekam medis

jumlah pasien pada Tahun 2015 sebanyak 12.045 jiwa, dan pada Tahun 2016

Jumlah pasien meningkat sebanyak 13.364 jiwa dan dari bulan Januari-Juni 2017

sebanyak 7.177 Jiwa (15).

Adapun beberapa bagian ruangan yang digunakan sebagai sarana

pelayanan antara lain :Rawat jalan terbagi menjadi 2 ruangan, Rawat Inap dengan

jumlah 8 Ruangan, IGD, Bedah Sentral terbagi atas 2 ruangan, Patologi Klinik

terbagi atas 2 ruangan, Rekam Medis terbagi atas 3 ruangan, Kamar Jenazah, Gizi,

Farmasi dan gudang Farmasi, Laundry, Anestesi, Hemodialisis, CSSD, IPRS,

Fisioterapy, Ruang Satpam, sedangkan untuk bagian manajemen Rumah Sakit

terbagi menjadi 8 ruangan (15).

4.1.5. Jumlah Sumber Daya Manusia (SDM)

Menurut data yang diperoleh dari bagian umum dan kepegawaian RSUD

Gunungsitoli terdapat jumlah Sumber Daya Manusia sebanyak 742 Jiwa, terbagi

atas : Tenaga Teknis/ manajemen sebanyak 167 jiwa, Dokter sebanyak 36 Jiwa,

Perawat sebanyak 298 Jiwa, Bidan sebanyak 142 Jiwa, Farmasi sebanyak 30 Jiwa,

Gizi sebanyak 8 jiwa, Analisis Kesehatan sebanyak 24 Jiwa, Keterapian Fisik


sebanyak 10 Jiwa, Rekam Medis sebanyak 10 jiwa. Elektro medik sebanyak 4

jiwa,dan Radiografer sebanyak 9 jiwa (15).


4.2. Hasil penelitian

Setelah dilakukan penelitian mengenai hubungan usia dan paritas ibu

dengan kejadian plasenta previa dengan sampel 73 ibu hamil yang mengalami

plasenta previa, maka dapat disajikan dalam tabel distribusi frekuensi sebagai

berikut.

4.2.1. Analisa Univariat

1. Distribusi Frekuensi Ibu Hamil Berdasarkan Usia

Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Ibu hamil Berdasarkan Usia Di RSUD

Gunungsitoli Tahun 2018.

Jumlah
No Usia F %
1 <20 tahun dan >35 tahun 56 76,7
2 20-35 tahun 17 23,3
Total 73 100

Berdasarkan tabel 4.1 diatas dapat diketahui bahwa dari 73 orang distribusi

frekuensi ibu hamil berdasarkan usia di RSUD Gunungsitoli, mayoritas yang usia

<20 tahun dan >35 tahun sebanyak 56 orang (76,7%), dan minoritas usia yang

20-35 tahun sebanyak 17 orang (23,3%).


2. Distribusi frekuensi Ibu Hamil Berdasarkan Paritas

Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Ibu Hamil Berdasarkan Paritas Di RSUD

Gunungsitoli Tahun 2018.

No Paritas Jumlah
F %
1 Multipara (2-5) 41 56,2
2 Primipara (1) 24 32,9
3 Grandemultipara (>6) 8 11,0
Total 73 100

Berdasarkan tabel 4.2 diatas dapat diketahui bahwa distribusi frekuensi ibu

hamil berdasarkan paritas di RSUD Gunungsitoli Tahun 2018 dari 73 orang,

mayoritas paritas yang multipara sebanyak 41orang (56,2%), dan minoritas

paritas yang grandemultipara sebanyak 8 orang (11,0%).

1. Distribusi Frekuensi Ibu Hamil Berdasarkan Kejadian Plasenta Previa

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Ibu Hamil Berdasarkan Kejadian Plasenta

Previa Di RSUD Gunungsitoli Tahun 2018.

No Plasenta previa Jumlah


F %
1 Ya 61 83,6
2 Tidak 12 16,4
Total 73 1000

Berdasarkan tabel 4.3 diatas dapat diketahui bahwa distribusi frekuensi ibu

hamil berdasarkan kejadian plasenta previa di RSUD Gunungsitoli Tahun 2018

yaitu dari 73 orang, mayoritas yang mengalami plasenta previa sebanyak 61 orang
(83,6%), dan minoritas yang tidak mengalami plasenta previa sebanyak 12 orang

(16,4%),

4.2.2. Analisis Bivariat

Analisis Bivariat berguna untuk melihat hubungan antara kedua variabel

yang diteliti. Dalam hal ini akan diperoleh data dari tabulasi silang tentang

Hubungan usia dan paritas ibu dengan kejadian plasenta previa pada ibu hamil Di

RSUD Gunungsitoli Tahun 2018

1. Tabulasi Silang Antara usia Ibu Bersalin Dengan Kejadian plasenta previa.

Tabel 4.4. Tabulasi Silang Hubungan usia ibu Dengan Kejadian Plasenta

Previa Pada Ibu Hamil Di RSUD Gunungsitoli Tahun 2018.

Plasenta previa
No Usia Ibu Ya Tidak Total Asymp -
f % f % f % Sig

1 <20 tahun dan 51 69,9 5 6,8 56 76,7


>35 tahun 0,02
3 20-35 tahun 10 13,7 7 9,6 17 23,3
Total 61 83.6 12 16.4 73 100

Berdasarkan tabel 4.4 diatas menunjukan hasil tabulasi silang antara

hubungan usia ibu dengan kejadian plasenta previa di RSUD Gunungsitoli Tahun

2018 dapat diketahui bahwa dari 56 ibu hamil yang memiliki usia <20 tahun dan

>35 tahun yang mengalami plasenta previa sebanyak 51 orang (69,9%), dari 17

ibu hamil yang memiliki usia 20-35 tahun yang mengalami plasenta previa adalah

sebanyak 10 orang (13,7%).

Berdasarkan uji statistik dengan Chi-square pada α =0,05 didapatkan nilai

p value = 0,02( p< 0,05), sehingga memperlihatkan bahwa ada hubungan yang

signifikan antara usia ibu dengan kejadian plasenta previa.


2. Tabulasi Silang Antara Paritas Dengan Kejadian plasenta previa

Tabel 4.5 Tabulasi Silang paritas Dengan Kejadian plasenta previa

Pada ibu hamil Di RSUD Gunungsitoli Tahun 2018.

Plasenta previa
No Paritas Ya Tidak Total Asymp-
f % f % f % Sig

1 Multipara 39 53.4 2 2.7 41 56.2

2 Primipara 15 20.5 9 12.3 24 32.9 0.03

3 Grandemultipara 7 9.6 1 1.4 8 11.0

Total 61 83.6 12 16.4 73 100

Berdasarkan tabel 4.5 diatas menunjukan hasil tabulasi silang antara

hubungan paritas ibu dengan kejadian plasenta previa di RSUD Gunungsitoli

Tahun 2018 dapat diketahui bahwa dari 41 ibu hamil yang memiliki paritas

multipara yang mengalami plasenta previa sebanyak 39 orang (53.4%), dari 24 ibu

hamil yang memiliki paritas primipara yang mengalami plasenta previa adalah

sebanyak 15 orang (20.5%), dan dari 8 ibu hamil yang paritas grandemultipara

yang mengalami plasenta previa sebanyak 7 orang (9.6%).

Berdasarkan uji statistik dengan Chi-square pada α = 0,05 didapatkan nilai

𝜌 value = 0,03( 𝜌<0,05 ), sehingga memperlihatkan bahwa ada hubungan yang

signifikan antara paritas ibu dengan kejadian plasenta previa.


4.3. Pembahasan

4.3.1. Hubungan Usia Dengan Kejadian Plasenta Previa

Hasil analisa data bivariat antara usia ibu dengan Kejadian plasenta previa

di RSUD Gunungsitoli Tahun 2018 dapat dilihat dari 73 ibu hamil, dengan

usia<20 tahun dan >35 tahun sebanyak 51 orang (69,9 %), dan usia 20-35 tahun

sebanyak 10 orang (13,7%), Yang mengalami plasenta previa p value = 0,02( p<

0,05).

Dari hasil penelitian penelitian Nengah Runiari Berdasarkan analisis

bivariat didapatkan bahwa nilai OddsRatio(OR) sebesar 7,000, artinya ibu yang

melahirkan di Rumah Sakit Umum Cut Meutia Kabupaten Aceh Utara tahun

2012-2013 dengan paritas ≥ 3 memiliki risiko 7 kali lebih besar untuk mengalami

plasenta previa dibandingkan ibu dengan paritas < 3. Hubungan antara paritas

dengan kejadian plasenta previa secara statistik bermakn (p = 0,001), sehingga

dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara paritas dengan kejadian

plasenta previa di Rumah Sakit Umum Cut Meutia Kabupaten Aceh Utara (7).

Dari hasil penelitian Elvira Junita Berdasarkan tabel 4.4 diatas diketahui

bahwa dari 16 ibu bersalin yang mempunyai umur <20 tahun, 7 orang (43.75%)

diantaranya mengalami plasenta previa dan 9 orang (56.25%) diantaranya tidak

mengalami plasenta previa. Dari 377 ibu bersalin yang mempunyai umur 20-35

tahun, 11 orang (2.91%) diantaranya mengalami plasenta previa dan 366 tidak

mengalami plasenta previa dan dari 40 ibu bersalin yang mempunyai umur >35

tahun, 25 orang (62.5%) mengalami plasenta previa dan 15 orang (37.5%) (8).
Usia mempunyai pengaruh terhadap kehamilan dan persalinan. Umur ibu

kurang dari 20 tahun dan lebih dari 35 tahun memiliki resiko tinggi yang

kemungkinan akan memberikan ancaman kesehatan dan jiwa ibu maupun janin

yang dikandungnya selama kehamilan, persalinan, dan nifas. Menurut hasnah

yang mengutip dari WHO menyebutkan bahwa dalam kurun reproduksi sehat atau

dikenal dengan usia aman untuk kehamilan dan persalinan adalah umur 20 sampai

30 tahun (12).

Asumsi peneliti berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan,

kejadian plasenta previa lebih banyak terjadi pada usia Ibu yang berumur kurang

dari 20 tahun karena belum siap secara fisik dan mental dalam menghadapi

kehamilan dan persalinan. Dari segi fisik rahim dan panggul ibu belum tumbuh

mencapai ukuran dewasa, sehingga kemungkinan akan mendapat kesulitan dalam

persalinan, sedangkan dari segi mental ibu belum siap untuk menerima tugas dan

tanggungjawab sebagai seorang tua sehinggga diragukan keterampilan perawatan

diri dan bayinya. Adapun untuk ibu yang hamil pada umur lebih dari 35 tahun

akan mengalami banyak kesulitan karena pada usia tersebut mudah terjadi

penyakit pada ibu dan karena organ kandungan menua jalan lahir juga tambah

kaku sehingga terjadi persalinan macet dan perdarahan. Di samping hal tersebut

kemungkinan mendapatkan anak cacat juga menjadi lebih besar.


4.3.2. Hubungan paritas ibu dengan kejadian plasenta previa

Hasil analisa data bivariat antara paritas ibu dengan Kejadian plasenta

previa di RSUD Gunungsitoli Tahun 2018 dapat dilihat dari 73 ibu hamil r

menunjukan bahwa dari 56.2% ibu dengan Paritas multipara terdapat 53.4% yang

mengalami plasenta previa, kemudian dari 32.9% dengan paritas primipara

terdapat 20.5% yang mengalami plasenta previa, dan dari 11.0% dengan Paritas

Grandemultipara terdapat 9.6% yang mengalami plasenta previa, 𝜌 value = 0,03(

𝜌<0,05 )

Dari hasil penelitian Elvira Junita dapat diketahui bahwa dari 154 ibu

bersalin yang mempunyai kelompok paritas 1, 10 orang (6.5%) diantaranya

mengalami plasenta previa sebanyak 144 orang (93.5%) yang tidak mengalami

plasenta previa 228 orang ibu bersalin yang mempunyai kelompok paritas 2-4, 15

orang (6.4%) diantaranya yang mengalami plasenta previa sebanyak 213 orang

(93.4%) yang tidak mengalami plasenta previa 51 orang ibu bersalin, yang

mempunyai kelompok paritas >4, 18 orang (35.3%) diantaranya mengalami

plasenta previa 33 orang (64.7%). Dari uji chi-square dengan menggunakan

komputerisasi didapatkan nilai p value 0.0001 < α (0.05). Ini berarti bahwa ada

hubungan antara paritas ibu bersalin dengan kejadian plasenta previa (8).

Dari hasil penelitian Endrick Kurniawan Berdasarkan analisis bivariat

didapatkan bahwa nilai OddsRatio(OR) sebesar 7,000, artinya ibu yang

melahirkan di Rumah Sakit Umum Cut Meutia Kabupaten Aceh Utara tahun

2012-2013 dengan paritas ≥ 3 memiliki risiko 7 kali lebih besar untuk mengalami

plasenta previa dibandingkan ibu dengan paritas < 3. Hubungan antara paritas
dengan kejadian plasenta previa secara statistik bermakn (p = 0,001), sehingga

dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara paritas dengan kejadian

plasenta previa (9).

Paritas adalah keadaan wanita berkaitan dengan jumlah anak yang

dilahirkan. Pada ibu dengan paritas satu atau ibu primipara memiliki resiko lebih

besar terjadi plasenta previa . Hal ini dikarenakan jalan lahir yang belum pernah

dilalui kepala bayi sehingga otot-otot perineum belum meregang. Kesiapan ibu

dalam proses persalinan pada paritas primipara juga belum begitu matang, hal ini

dikarenakan ibu belum pernah mengalami persalinan dan pengalaman dalam

proses persalinan pun sedikit sehingga besar kemungkinan faktor psikologis ibu

juga terjadinya plasenta previa (13).

Asumsi peneliti berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan,

kejadian plasenta previa lebih banyak terjadi pada paritas yang primipara

disebabkan karena ketidaksiapan ibu dalam menjalani proses persalinannya.

Keadaan tersebut akan menyebabkan psikologis ibu menjadi cemas, karena

kecemasan tersebut sehingga menyebabkan dalam proses persalinan ibu menjadi

takut dan salah dalam mengedan. Solusi dari masalah tersebut adalah dimana

khususnya bidan ataupun tenaga kesehatan untuk lebih meningkatkan pelayanan

ANC pada setiap ibu hamil dengan memberikan konseling dan dukungan

psikologis pada ibu sehingga pada saat ibu hamil tidak merasa cemas akan

keadaannya, dan melakukan senam kegel pada ibu hamil untuk membantu

mengelastiskan otot perineum dan mengajarkan pada ibu pola nafas dan

mengedan yang baik pada saat kala I persalinan.


4.3.3. Kejadian Plasenta Previa Di RSUD Gunungsitoli

4.3.3.1. Data Univariat

1. Distribusi Frekuensi Ibu Hamil Berdasarkan Usia

Berdasarkan tabel 4.1 diatas dapat diketahui bahwa dari 73 orang distribusi

frekuensi ibu hamil berdasarkan usia di RSUD Gunungsitoli, mayoritas yang usia

<20 tahun dan >35 tahun sebanyak 56 orang (76,7%), dan minoritas usia yang

20-35 tahun sebanyak 17 orang (23,3%).

2. Distribusi Frekuensi Ibu Hamil Berdasarkan Paritas

Berdasarkan tabel 4.2 diatas dapat diketahui bahwa distribusi frekuensi ibu

hamil berdasarkan paritas di RSUD Gunungsitoli Tahun 2018 dari 73 orang,

mayoritas paritas yang multipara sebanyak 41orang (56,2%), dan minoritas

paritas yang grandemultipara sebanyak 8 orang (11,0%).

4.3.3.2. Data Bivariat

1. Tabulasi Silang Antara usia Ibu Bersalin Dengan Kejadian plasenta previa

Berdasarkan tabel 4.4 diatas menunjukan hasil tabulasi silang antara

hubungan usia ibu dengan kejadian plasenta previa di RSUD Gunungsitoli Tahun

2018 dapat diketahui bahwa dari 56 ibu hamil yang memiliki usia <20 tahun dan

>35 tahun yang mengalami plasenta previa sebanyak 51 orang (69,9%), dari 17

ibu hamil yang memiliki usia 20-35 tahun yang mengalami plasenta previa adalah

sebanyak 10 orang (13,7%). Berdasarkan uji statistik dengan Chi-square pada α

=0,05 didapatkan nilai p value = 0,02( p< 0,05), sehingga memperlihatkan bahwa

ada hubungan yang signifikan antara usia ibu dengan kejadian plasenta previa.
2. Tabulasi Silang Antara Paritas Ibu Bersalin Dengan Kejadian plasenta previa

Berdasarkan tabel 4.5 diatas menunjukan hasil tabulasi silang antara

hubungan paritas ibu dengan kejadian plasenta previa di RSUD Gunungsitoli

Tahun 2018 dapat diketahui bahwa dari 41 ibu hamil yang memiliki paritas

multipara yang mengalami plasenta previa sebanyak 39 orang (53.4%), dari 24 ibu

hamil yang memiliki paritas primipara yang mengalami plasenta previa adalah

sebanyak 15 orang (20.5%), dan dari 8 ibu hamil yang paritas grandemultipara

yang mengalami plasenta previa sebanyak 7 orang (9.6%). Berdasarkan uji

statistik dengan Chi-square pada α = 0,05 didapatkan nilai 𝜌 value = 0,03(

𝜌<0,05 ), sehingga memperlihatkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara

paritaskarena ibu dengan kejadian plasenta previa.

Asumsi peneliti berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan,

kejadian plasenta previa lebih banyak terjadi pada usia <20 tahun dan >35 tahun

dan paritas yang multipara, disebabkan belum siap secara fisik dan mental dalam

menghadapi kehamilan dan persalinan. Dari segi fisik rahim dan panggul ibu

belum tumbuh mencapai ukuran dewasa, sehingga kemungkinan akan mendapat

kesulitan dalam persalinan, sedangkan dari segi mental ibu belum siap untuk

menerima tugas dan tanggungjawab sebagai seorang tua sehinggga diragukan

keterampilan perawatan diri dan bayinya. Adapun untuk ibu yang hamil pada

umur lebih dari 35 tahun akan mengalami banyak kesulitan karena pada usia

tersebut mudah terjadi penyakit pada ibu dan karena organ kandungan menua

jalan lahir juga tambah kaku sehingga terjadi persalinan macet dan perdarahan. Di

samping hal tersebut kemungkinan mendapatkan anak cacat juga menjadi lebih
besar karena ketidaksiapan ibu dalam menjalani proses persalinannya. kemudian

Keadaan tersebut akan menyebabkan psikologis ibu menjadi cemas, karena

kecemasan tersebut sehingga menyebabkan dalam proses persalinan ibu menjadi

takut dan salah dalam mengedan. Solusi dari masalah tersebut adalah dimana

khususnya bidan ataupun tenaga kesehatan untuk lebih meningkatkan pelayanan

ANC pada setiap ibu hamil dengan memberikan konseling dan dukungan

psikologis pada ibu sehingga pada saat ibu hamil tidak merasa cemas akan

keadaannya, dan melakukan senam kegel pada ibu hamil untuk membantu

mengelastiskan otot perineum dan mengajarkan pada ibu pola nafas dan

mengedan yang baik pada saat kala I persalinan.


BAB V

KESIMPILAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data menggunakan uji Chi-square dan

pembahasan yang telah dilakukan mengenai Hubungan Usia dan Paritas Ibu

dengan Kejadian Plasenta Previa, dapat disimpulkan bahwa :

1. Distribusi frekuensi ibu hamil berdasarkan usia di RSUD Gunungsitoli

Tahun 2018 dari 73 orang, mayoritas yang usia <20 tahun dan >35 tahun

sebanyak 56 orang (76,7%), dan minoritas dari usia 20-35 sebanyak 17

(23,3%).

2. Distribusi frekuensi ibu hamil berdasarkan paritas di RSUD Gunungsitoli

Tahun 2018 dari 73 orang, mayoritas yang paritas multipara sebanyak 41

orang (56,2%), dan minoritas paritas yang grandemultipara sebanyak 8

orang (11,0%), dan primipara 24 orang (32,9%).

3. Distribusi frekuensi ibu yang hamil berdasarkan kejadian plasenta previa

di RSUD Gunungsitoli Tahun 2018 yaitu dari 73 orang, mayoritas yang

mengalami plasenta previa sebanyak 61 orang (83,6%), dan minoritas

yang tidak mengalami plasenta previa sebanyak 12 orang (16,4%).

4. Ada Hubungan yang signifikan antara usia ibu dengan kejadian plasenta

previa di RSUD Gunungsitoli bahwa dari 65 ibu hamil yang memiliki usia

<20 tahun dan >35 tahun sebanyak 51 orang (69,9%) mengalami plasenta

previa, dari 17 ibu hamil yang memiliki usia 20-35 tahun sebanyak 10
orang (13,7%) yang mengalami plasenta previa, dengan nilai ρ = 0,02<

0,05.

5. Ada Hubungan yang signifikan antara paritas dengan Kejadian plasenta

previa Pada kehamilan normal di RSUD Gunungsitoli bahwa dari 41 ibu

hamil paritas multipara yang mengalami plasenta previa sebanyak 39

orang (53,4%) dari 24 ibu hamil yang paritas primipara sebanyak 15 yang

mengalami plasenta previa, dari 8 orang ibu hamil yang memilki paritas

grandemultipara yang mengalami plasenta previa sebanyak 7 orang

(9,6%), dengan nilai 𝜌 = 0,03< 0,05.

5.2. Saran

1. Bagi Institusi Pendidikan (Akademi Kebidanan Delima)

Diharapkan hasil penelitian ini dapat meningkatkan pengetahuan

mahasiswi dengan menggunakan penelitian ini sebagai bahan ajar dan

lebih banyak menyediakan referensi tentang penanganan atau pencegahan

plasenta previa.

2. Bagi Tempat Penelitian (RSUD Gunungsitoli)

Diharapkan kepada petugas-petugas kesehatan untuk lebih meningkatkan

pelayanan kesehatan agar menjadi lebih baik lagi agar dapat

meminimalisir terjadinya plasenta previa dengan melakukan pertolongan

persalinan yang aman dan tepat sesuai dengan Asuhan Persalinan Normal.
3. Bagi Peneliti

Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan agar dapat

mengembangkan dan memperbanyak variabel yang akan diteliti serta

menggunakan metode penelitian dan tempat penelitian yang berbeda.


DAFTAR PUSTAKA

1. Ratna dewi pudiastuti. Asuhan kebidanan pada hamil normal dan patologi.
Yogyakarta: nuha medika; 2017.

2. Ai yeyeh rukiyah, S.SitT, MKM. Asuhan kebidanan IV atau patologi


kebidanan jakarta: cv.trans info medika; 2017.

3. Prof.Dr.Djamhoer Martaadisioebrata,dr.,SpOG(K),MSPH. obstetri patologi.


3rd ed. nugroho dAw, editor. jakarta: EGC; 2017.

4. WHO. WHO. [Online].; 2018 [cited 2018 08 18. Available from:


www.who.int.

5. Profil Kesehatan Sumatra Utara. [Online].; 2016 [cited 2018 07 29. Available
from: www.profil kesehatan sumatra utara

6. SDKI. [Online].; 2015 [cited 2018 07 17. Available from: http://www.SDKI.

7. Nengah Runiari. Usia dan Paritas Dengan Kejadian Plasenta Previa. Ni


Wayan Nurkesumasari. 2013 Juni.

8. Elvira Junita. Hubungan Umur Dan Paritas Ibu Dengan Kejadian Plasenta
Previa. Elvira Junita. 2013 Juni

9. Endrick Kurniawan. Hubungan antara usia ibu dengan paritas dengan


kejadian plasenta previa. Hendrick Kurniawan. 2013 Augustus.

10. Wan Anita. Hubungan paritas dan riwayat sectio cesarea dengan kejadian
placenta previa. Wan Anita. 2017.

11. Icesmi Sukarni. Patologi Kehamilan,persalinan,nifas dan neonatus resiko


tinggi Yogyakarta: Nuha Medika; 2017.

12. Yuliah Fauziyah,S.Kep.,M.Sc. Obstetri Patologi Yogyakarta: Nuha Medika;


2012.

13. Namora Lumongga Lubis,M.Sc.,Ph.D. Psikologi Kespro Jakarta: Kencana


Prenada Media Grop; 2013.

14. Iman Muhammad,SE,S.Kom,M.M.,M.Kes. Panduan Penyususnan Karya


Tulis Ilmiah Bidang Kesehatan Menggunakan Metode Ilmiah dr.Hj.Razia
Begum Suroyo MS,K, editor. Bandung: Cita Pustaka Media Perintis; 2016.

15. Profil Rumah Sakit Umum Gunungsitoli [Online].; 2016


DATA DARI TEMPAT PENELITIAN
MASTER TABEL

HUBUNGAN USIA DAN PARITAS IBU DENGAN KEJADIAN


PLASENTA PREVIA DI RSUD GUNUNGSITOLI TAHUN 2018
N Nama Usia Kateg Paritas Kateg Plase Kategori Ket
o ori ori nta Plasenta
usia Parit previa previa
as

1 Anita 30 2 Multipara 1 Tidak 2


Sari Zai tahun
2 Sari 20 2 Primipara 2 Ya 1
Kartika tahun
Laia
3 Rasridah 40 3 Multipara 1 Ya 1
Polem tahun
4 Santriana 30 2 Multipara 1 Ya 1
Gulo tahun
5 Yenriasi 19 1 Multipara 1 Ya 1
Sinar tahun
Gea
6 Jessika 25 1 Multipara 1 Ya 1
Wati tahun
Manao
7 Fentisa 36 2 Multipara 1 Ya 1
Nazara tahun
8 Senja 19 1 Multipara 1 Ya 1
Liana tahun
Harefa
9 Erensya 43 3 Multipara 1 Ya 1
Tel tahun
10 Kasiria 23 2 Multipara 1 Ya 1
Sihura tahun
11 Martina 40 2 Multipara 1 Ya 1
Sihura tahun
12 Ferniat 19 1 Multipara 1 Ya 1
Zalukhu tahun
13 Mili Sari 35 2 Multipara 1 Ya 1
Telaumb tahun
anua
14 Sitimani 19 1 Multipara 1 Ya 1
Zebua tahun
15 Marida 28 1 Multipara 1 Ya 1
Lase tahun
16 Nuziami 25 2 Multipara 1 Ya 1
Harefa tahun
17 Adelani 19 1 Multipara 1 Ya 1
Waruwu tahun
18 Lilis 19tahun 1 Multipara 1 Ya 1
tizar Zai
19 Geni 45 3 Multipara 1 Ya 1
wahyu tahun
Manao
20 Nodis 18 1 Multipara 1 Ya 1
mawaty tahun
Ziliwu
21 Rasidah 50 3 Multipara 1 Ya 1
Dakhi tahun
22 Anania 19 1 Multipara 1 Ya 1
Zai tahun
23 Khaziah 19 1 Multipara 1 Ya 1
Polem tahun
24 Risyah 18 1 Multipara 1 Ya 1
Polem tahun
25 Meliria 35 2 Primipara 2 Ya 1
Lase tahun
26 Futuniati 19 1 Multipara 1 Ya 1
Zendrato tahun
27 Utimani 20 2 Multipara 1 Tidak 2
Dohona tahun
28 Warnia 19 1 Multipara 1 Ya 1
Ziraluo tahun
29 Kasinia 39 3 Multipara 1 Tidak 1
Harefa tahun
30 Nuriba 18 1 Multipara 1 Ya 1
Hia tahun
31 Lismawa 49 3 Multipara 1 Tidak 1
ty Zai tahun
32 Deriani 19 1 Multipara 1 Ya 1
Lase tahun
33 Nuruami 20 2 Primipara 1 Ya 1
Lase tahun
34 Libertin 19 1 Multipara 1 Ya 1
Harefa tahun
35 Intan 20 2 Multipara 1 Tidak 2
Sari tahun
Zebua
36 Yuni 19 1 Multipara 1 Ya 1
lestari tahun
Gea
37 Andriani 35 2 Multipara 1 Ya 1
Hia tahun
38 Linda 18 1 Multipara 1 Ya 1
wati tahun
Ziliwu
39 Arimani 50 3 Primipara 2 Ya 1
Ziliwu tahun
40 Soteria 19 1 Multipara 1 Ya 1
Bu’ulolo tahun
41 Kurnia 35 2 Grendemul 3 Tidak 2
Zagoto tahun tipara
42 Utimani 37 3 Multipara 1 Ya 1
Dohona tahun
43 Rosalian 35 2 Grandemul 3 Ya 1
a Zebua tahun tipara
44 Suci Sari 33 2 Multipara 1 Tidak 2
Gea tahun
45 Herlina 18 1 Primipara 2 Ya 1
waruwu tahun
46 Meslina 35 2 Primipara 2 Ya 1
Zebua tahun
47 Yeriami 17 1 Primipara 2 Tidak 2
Hia tahun
48 Marifati 38 3 Multipara 1 Ya 1
laoli tahun
49 Senimae 19 1 Primipara 2 Tidak 2
Baene tahun
50 Lila wati 34 2 Primipara 2 Ya 1
Mendrof tahun
a
51 Susiliaw 27 2 Primipara 2 Tidak 2
ati tahun
Manao
52 Ingat 39 3 Primipara 2 Ya 1
Mawati tahun
Lase
53 Adilina 40 3 Grandemul 3 Tidak 2
Waruwu tahun tipara
54 Yudinani 47 3 Primipara 2 Ya 1
Hia tahun
55 Rozina 50 3 Grandemul 3 Ya 1
Zebu tahun tipara
56 Yeriami 46 3 Primipara 2 Tidak 2
Hia tahun
57 Elisabeth 55 3 Primipara 2 Ya 1
Zendrato tahun
58 Sari 35 2 Primipara 2 Ya 1
mawaty tahun
Manao
59 Gusli H 41 3 Primipara 2 Ya 1
Zega tahun
60 Iren 35 2 Grandemul 3 Ya 1
Magdale tahun tipara
na Zend
61 Kasiria 35 2 Primipara 2 Ya 1
Sihura tahun
62 Sariana 40 3 Grandemul 3 Ya 1
Ganumb tahun tipara
a
63 Ramisa 49 3 Primipara 2 Ya 1
Zendrato tahun
64 Fatiba 55 3 Primipara 2 Ya 1
Giawa tahun
65 Desi 19 1 Primipara 2 Ya 1
arisan tahun
Harefa
66 Arini 39 3 Grandemul 3 Ya 1
Masenda tahun tipara
ng
67 Krisanty 37 3 Primipara 2 Ya 1
Mendrof tahun
a
68 Ratna 19 1 Primipara 2 Ya 1
Hartati tahun
Ziliwu
69 Handaya 35 2 Primipara 2 Ya 1
ni Hulu tahun
70 Febritina 41 3 Grandemul 3 Ya 1
Hondro tahun tipara
71 Siska 30 2 Primipara 2 Ya 1
Adila tahun
waruwu
72 Anggrain 20 2 Multipara 1 Ya 1
i Dawolo tahun
73 Meniarw 40 3 Primipara 2 Ya 1
ati tahun

.
Frequencies

Notes

Output Created 31-Aug-2018 09:15:22

Comments

Input Data H:\mmmmmmmmmmmmmmm.sav

Active Dataset DataSet1

Filter <none>

Weight <none>

Split File <none>

N of Rows in Working Data 73


File

Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are


treated as missing.

Cases Used Statistics are based on all cases


with valid data.

Syntax FREQUENCIES VARIABLES=usia


paritas plasentaprevia
/NTILES=4
/STATISTICS=STDDEV MINIMUM
MAXIMUM MEAN MEDIAN
/ORDER=ANALYSIS.

Resources Processor Time 0:00:00.000

Elapsed Time 0:00:00.015

Statistics

Usia Paritas plasentaprevia

N Valid 73 73 73

Missing 0 0 0

Mean 1.23 1.55 1.16

Median 1.00 1.00 1.00


Std. Deviation .426 .688 .373

Minimum 1 1 1

Maximum 2 3 2

Percentil 25 1.00 1.00 1.00


es 50 1.00 1.00 1.00

75 1.00 2.00 1.00

[DataSet1] H:\mmmmmmmmmmmmmmm.sav

Frequency Table

Usia

Cumula
tive
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid <20tahundan>35tahun 56 76.7 76.7 76.7

20-35tahun 17 23.3 23.3 100.0

Total 73 100.0 100.0

Paritas

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid multipara 41 56.2 56.2 56.2

primipara 24 32.9 32.9 89.0

grandemultipara 8 11.0 11.0 100.0

Total 73 100.0 100.0

Plasentaprevia
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid ya 61 83.6 83.6 83.6

tidak 12 16.4 16.4 100.0

Total 73 100.0 100.0


Crosstabs

Case Processing Summary

Cases
Valid Missing Total
Perce
N Percent N Percent N nt
usia * plasentaprevia 73 100.0% 0 .0% 73 100.0
%
paritas * plasentaprevia 73 100.0% 0 .0% 73 100.0
%

usia * plasentaprevia

Crosstab

plasentaprevia

Ya tidak Total
Usia <20tahundan Count 51 5 56
>35tahun
% within usia 91.1% 8.9% 100.0%

% within 83.6% 41.7% 76.7%


plasentaprevia
% of Total 69.9% 6.8% 76.7%
20-35tahun Count 10 7 17
% within usia 58.8% 41.2% 100.0%
% within 16.4% 58.3% 23.3%
plasentaprevia
% of Total 13.7% 9.6% 23.3%
Total Count 61 12 73
% within usia 83.6% 16.4% 100.0%
% within 100.0% 100.0% 100.0%
plasentaprevia
% of Total 83.6% 16.4% 100.0%

Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2- Exact Sig. Exact Sig.
Value df sided) (2-sided) (1-sided)

Pearson Chi- 9.873a 1 .002


Square

Continuity 7.665 1 .006


Correctionb

Likelihood 8.509 1 .004


Ratio

Fisher's Exact .005 .005


Test

Linear-by- 9.738 1 .002


Linear
Association

N of Valid 73
Cases

Symmetric Measures

Value Approx. Sig.

Nominal by Nominal Phi .368 .002

Cramer's V .368 .002

Contingency Coefficient .345 .002

N of Valid Cases 73

paritas * plasentapreviA

Crosstab

plasentaprevia

Ya tidak Total

paritas multipara Count 39 2 41

% within paritas 95.1% 4.9% 100.0%

% within plasentaprevia 63.9% 16.7% 56.2%

% of Total 53.4% 2.7% 56.2%


primipara Count 15 9 24

% within paritas 62.5% 37.5% 100.0%

% within plasentaprevia 24.6% 75.0% 32.9%

% of Total 20.5% 12.3% 32.9%

grandemultipara Count 7 1 8

% within paritas 87.5% 12.5% 100.0%

% within plasentaprevia 11.5% 8.3% 11.0%

% of Total 9.6% 1.4% 11.0%

Total Count 61 12 73

% within paritas 83.6% 16.4% 100.0%

% within plasentaprevia 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 83.6% 16.4% 100.0%

Chi-Square Tests

Asymp. Sig. (2-


Value df sided)

Pearson Chi-Square 11.830a 2 .003

Likelihood Ratio 11.477 2 .003

Linear-by-Linear Association 4.125 1 .042

N of Valid Cases 73

Symmetric Measures

Value Approx. Sig.

Nominal by Nominal Phi .403 .003

Cramer's V .403 .003

Contingency Coefficient .373 .003

N of Valid Cases 73
SURAT PERNYATAAN KESEDIAAN PEMBIMBING

KARYA TULIS ILMIAH

Saya yang betanda tangan dibawah ini :

Nama : Talenta Zalukhu, S.Tr.Keb

Dengan ini menyatakan kesediaan saya untuk memberikan bimbingan Penulisan

Karya Tulis Ilmiah dari Mahasiswa Akademi Keidanan Delima :

Nama : Arni dewi sartika waruwu

Nim : 1509200002

Demikian surat pernyataan ini Saya perbuat untuk dapat digunakan seperlunya.

Gunungsitoli, Januari 2018

Pembimbing I

(Talenta Zalukhu, S.Tr.Keb)


SURAT PERNYATAAN KESEDIAAN PEMBIMING PEMBIMBING

KARYA TULIS ILMIAH

Saya yang betanda tangan dibawah ini :

Nama : Nelly Agus Kristina Lase, S.Tr.Keb

Dengan ini menyatakan kesediaan saya untuk memberikan bimbingan Penulisan

Karya Tulis Ilmiah dari Mahasiswa Akademi Keidanan Delima :

Nama : Arni dewi sartika waruwu

Nim : 1509200002

Demikian surat pernyataan ini Saya perbuat untuk dapat digunakan seperlunya.

Gunungsitoli, Januari 2018

Pembimbing II

(Nelly Agus Kristina Lase, S.Tr.Keb)


AKADEMI KEBIDANAN DELIMA
Jl. Pelud Binaka Desa Ononamolo, Gunungsitoli, Kode Pos:
22815, Nias TELP:, NIAS

LEMBAR BIMBINGAN
TUGAS AKHIR

Nama Mahasiswa/I : ARNI DEWI SARTIKA WARUWU


NPM : 1509200002
Program Studi : KEBIDANAN/ D-3
Judul : HUBUNGAN USIA DAN PARITAS IBU DENGAN
KEJADIAN PLASENTA PREVIA
Nama Pembimbing 2 :

No Hari / Materi Saran Paraf


Tanggal bimbingan
1
2
3
4

Diketahui, NIAS, 30/08/2018


Wakil direktur-I Pembimbing 2 (Dua)

(Siti Ewi Pasaribu, SST., M.K.M) (Nelly Agus Kristina Lase, S.Tr.Keb)
AKADEMI KEBIDANAN DELIMA
Jl. Pelud Binaka Desa Ononamolo, Gunungsitoli, Kode Pos:
22815, Nias TELP:, NIAS

LEMBAR BIMBINGAN

TUGAS AKHIR

Nama Mahasiswa/I : ARNI DEWI SARTIKA WARUWU


NPM : 1509200002
Program Studi : KEBIDANAN/ D-3
Judul : HUBUNGAN USIA DAN PARITAS IBU DENGAN
KEJADIAN PLASENTA PREVIA
Nama Pembimbing 1 :

No Hari / Materi Saran Paraf


Tanggal bimbingan
1
2
3
4

Diketahui, NIAS, 30/08/2018


Wakil direktur-I Pembimbing 1 (Satu)

(Siti Ewi Pasaribu, SST., M.K.M) (Talenta Zalukhu, S.Tr.Keb)

Anda mungkin juga menyukai