ABSTRAK
Peta laut merupakan peta yang dirancang secara spesifik untuk memenuhi kebutuhan navigasi
laut. Di Indonesia, lembaga yang berhak untuk menerbitkan peta laut yaitu Pusat Hidro dan
Oseanografi TNI Angkatan Laut (Pushidrosal) dan mengacu pada ketentuan Peta No. 1. Namun
dengan tingginya tingkat pelayaran di Indonesia dan tidak menutup kemungkinan untuk pelaut asing
berlayar di Indonesia, maka dibutuhkan peta laut Indonesia yang telah berstandar Internasional. Untuk
mendapatkan peta laut dengan standar Internasional, dibutuhkan ketentuan atau spesifikasi yang
dipublikasikan oleh International Hydrographic Organization (IHO) yaitu S-4 Regulations Of The
IHO for International (INT) Charts And Chart Specifications of The IHO dan S-57 IHO Transfer
Standard for Digital Hydrographic Data. Penelitian dalam penulisan Tugas Akhir ini dilakukan
dengan menggunakan perangkat lunak ArcGIS 10.4.1 sebagai alat untuk menghasilkan langkah-
langkah kerja dalam proses simbolisasi serta pembuatan basis data pada peta laut tersebut. Kemudian
langkah-langkah hasil proses pekerjaan tersebut dilakukan pengecekan dan penyesuaian dengan
ketentuan S-4 dan S-57 IHO. S-4 IHO digunakan untuk pembuatan simbol dan tampilan peta.
Sedangkan, S-57 IHO digunakan untuk pembuatan basis data dari peta tersebut.
Kata Kunci: Peta Laut Indonesia, International Hydrographic Organization (IHO), S-4, S-57, ArcGIS
10.4.1.
Keterangan:
Gambar 4. Kedudukan Datum Vertikal 1. Nomor urut peta secara nasional
(IHO, 2006) 2. Catatan publikasi/terbitan
3. Catatan hak cipta
2.8 Registrasi 4. Catatan Edisi Bulan Februari 2008
Kontur Kedalaman
Rute Pelayaran
4.3.1 Titik (Point) Titik SBNP yang terdapat pada peta dasar
berjumlah 38 titik yang terbagi menjadi 6
Proses digitasi objek titik meliputi nilai kategori yaitu 13 titik Buoy Lateral, 2 titik
kedalaman (sounding) dan sarana bantu Buoy Special Purpose, 1 titik Buoy Safe
navigasi pelayaran (SBNP). Water, 1 titik Buoy Isolated Danger, 9 titik
Beacon Lateral, 12 titik Beacon Special
4.3.1.1 Nilai Kedalaman (Sounding) Purpose.
Hasil digitasi yang dilakukan terhadap
nilai kedalaman pada peta dasar, terdapat
2.484 titik dengan nilai kedalaman berkisar
antara 0 sampai dengan 50 meter.
Type layer untuk SBNP terdiri dari dua Type layer dari kedua bentuk garis pantai
tipe yaitu Buoy dan Beacon. Untuk nama layer tersebut yaitu Flat Coast dan Steep Coast
dari masing-masing titik adalah sebagai dengan nama layer dari keduanya adalah
berikut: COALNE.
1. Buoy Lateral (BOYLAT) Keterangan:
2. Buoy Special Purpose (BOYSPP) 1. Garis pantai Flat Coast
3. Buoy Safe Water (BOYSAW) 2. Garis Pantai Steep Coast
4. Buoy Isolated Danger (BOYISD)
5. Beacon Lateral (BCNLAT) Gambar 29. Flat Coast dan Steep Coast
6. Beacon Special Purpose (BCNSPP)
4.3.2.2 Kontur Kedalaman (Depth Contour)
Kodefikasi layer Sarana Bantu Navigasi
Pelayaran (SBNP) dilakukan dengan Kontur kedalaman laut terbagi kedalam
menggabungkan Buoy/Beacon, Lights dan kontur 2m, 5m, 10m, 20m dan 30m. Proses
Topmark. Ketiga komponen tersebut digabung digitasi layer kontur kedalaman dilakukan
dan disesuaikan posisinya hingga sesuai sesuai dengan menghubungkan titik
dengan standar IHO. Berikut merupakan hasil kedalaman yang memiliki nilai kedalaman
kodefikasi label layer Sarana Bantu Navigasi yang sama.
Pelayaran (SBNP).
Proses digitasi objek garis diantaranya Gambar 30. Kontur Kedalaman (Depth
yaitu garis pantai (coast line) dan kontur Contour)
kedalaman (depth contour).
Type layer yang digunakan pada layer ini
4.3.2.1 Garis Pantai (Coast Line) adalah Depth Contour dengan nama layer
DEPCNT.
Pada wilayah Perairan Selat Riau, terdapat
2 bentuk garis pantai yaitu Flat coast (garis 4.3.3 Area (Polygon)
pantai datar) yang digambarkan dengan garis
solid berwarna hitam dan Steep coast (garis Proses digitasi objek area diantaranya
pantai yang berupa tebing curam) yang yaitu area lepas jangkar (anchorage area) dan
digambarkan dengan garis putus-putus area kedalaman (depth area).
berbentuk lancip seperti segitiga berwarna
hitam. 4.3.3.1 Area Lepas Jangkar (Anchorage
Area)
DAFTAR PUSTAKA