Anda di halaman 1dari 16

PEMBELAJARAN KLINIK KEBIDANAN

oleh :

Nama : Retno Dwi Utami

NPM : 1502081p

PROGRAM DIPLOMA IV KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI KESEHATAN (STIkes)
AISYAH PRINGSEWU LAMPUNG
TAHUN 2015/2016
NOVEMBER 2015
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah Swt., karena
berkat rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini dalam
bentuk sederhana.

Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan, oleh karena
itu, kami memohon maaf jika ada kata-kata yang tidak berkenaan dihati
pembaca. Serta masukan berupa kritik dan saran yang bersifat membangun
sangat diharapkan.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan


pembaca pada umumnya.

Gunung sugih, November 2015

Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar

Daftar Isi

Bab I Pendahuluan

a. Latar Belakang

Bab II Tinjauan Pustaka

a. Konsep Dasar Pembimbing Klinik


b. Kriteria Seleksi Metode Pengajaran
c. Strategi Implementasi Pengajaran Klinik
d. Jenis Metode Pengajaran Klinik

Bab III Penutup

a. Kesimpulan
b. Saran

Daftar Pustaka
METODE PEMBELAJARAN KLINIK

A. Pendahuluan

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Dasar Pembimbing Klinik
Peranan adalah pola tingkah laku yang diharapkan dari seseorang yang
menduduki suatu jabatan atau pola tingkah laku yang diharapkan pantas dari
seseorang. Kriteria yang harus dipenuhi seorang pembimbing antara lain: (1) memiliki
pengetahuan keilmuan yang dalam dan luas serta minimal setara dengan jenjang
pendidikan peserta didik, (2) kompeten dalam kemampuan klinik, (3) terampil dalam
pengajaran klinik, dan (4) mempunyai komitmen dalam pembelajaran klinik. Salah
satu cara meningkatkan kualitas pembimbing adalah dengan mengadakan pelatihan
clinical educator (Nursalam, 2007).
Metode pembelajaran yang perlu diterapkan dalam pembelajaran klinik antara
lain (1) metode pengalaman dengan penugasan klinik, penugasan tertulis, (2) metode
pemecahan masalah, (3) konferensi, (4) observasi, (5) media, (6) metode pengarahan
individu, dan (7) metode bimbingan individu. Individu dapat diterapkan dengan empat
mode yang ada: observasi, response, tertulis, dan OSCE. Khusus untuk model terakhir
tersebut (OSCE), perlu lebih banyak diterapkan dalam menunjang evaluasi klinik bagi
mahasiswa.
a. Konsep dasar peran pembimbing klinik meliputi :
1. Role Model Profesional
Seorang pengajar klinik yang mempunyai pengetahuan yang
kokoh, mempunyai kemampuan kllinik, trampil sebagai pengajar dan
mempunyai komitmen sebagai pembimbing klinik,
mendemonstrasikan analisisnya dengan menggunakan sebuah strategi
dan mengembangkan tanggung jawab pada mahasiswa serta
mempunyai latar belakang pendidikan keperawatan yang lebih tinggi
dari pendidikan mahasiswa yang diajarnya.
2. Asessor/penilai
Pembimbing yang memiliki kualifikasi, pengetahuan,
kompetensi, dan pengalaman melakukan kegiatan penilaian, sesuai
dengan keahlian dan profesionalisme yang dimiliki dengan mengacu
kepada standar penilaian yang berlaku. Mempersiapkan mahasiswa
menerapkan teori ke dalam praktek dan menemukan cara
memperolehteori dari praktek, membangun hubungan yang kooperatif
dan kolaboratif dengan mahasiswa, merangsang untuk melakukan
penyelidikan atau penelitian, mendukung penemuan.
Pembimbing melakukan observasi pelaksanaan secara langsung
di laboratorium dan membuat keputusan menurut ekspektasi (dugaan)
ekspilisit, standar dan ktiteria, mengenal dengan baik pada kemajuan
pengkajian dan penerapan dengan sama pada setiap mahasiswa,
menimbulkan kepercayaan, dan keadilan reabilitas
peneliti.
Mempersiapkan mahasiswa menerapkan teori ke dalam praktek
dan menemukan cara memperoleh teori dari praktek, membangun
hubungan yang kooperatif dan kolaboratif dengan mahasiswa,
merangsang untuk melakukan penyelidikan/ penelitian, mendukung
penemuan.
3. Coach/Pelatih
Pengajar klinik melakukan pengajaran kepada mahasiswa untuk
mencapai kemampuan atau kompetensi dari suatu proses pelatihan dan
pengajaran di klinik dengan melakukan hal sebagai berikut:
1. Membuka tujuan dan ekspektasi mahasiswa
2. Mendorong inisiatif mahasiswa
3. Member penghargaan pelaksanaan
4. Membantu usaha
5. Mensimulasi kreativitas
4. Kolega/teman
Pembimbing melibatkan, menarik, memberikan feedback yang
jujur tapi tidak menjadi over protektif, menerima setiap mahasiswa dan
memberikan dorongan untuk mengetahui bahwa keputusan hasil yang
akan datang bukan dari suatu penampilan yang jelek tetapi dari seluruh
tingkat kemampuan, sikap dan pelaksanaan bagi suatu keutuhan.
1. Mendemonstrasikan sebuah hubungan kerja yang
terbuka dan percaya sehingga pembimbing dan
mahasiswa adalah partner
2. Belajar dari dan dengan setiap orang,
mempersiapkan untuk kolaborasi dan kooperasi
3.
5. Fasilitator
Pengajar klinik sebagai fasilitator dalam pembelajaran klinik
adalah kemampuan seseorang yang dibutuhkan untuk memfasilitasi
pengembangan pada bab yang telah lalu dan tergantung pada
kesuksesan implemantasi lab kampus dan sesi pra klinik atau
pengarahan singkat yang masing-masing membutuhkan kemampuan
tambahan yang berbeda. Tanya jawab atau sesi post conferens
melengkapi siklus pembelajatran klinik yang tergantung pada
kemampuan mengajar klinik yang spesifik:
Peran fasilitator mencakup :
a. Mempersiapkan mahasiswa untuk menguji secara
kritis asumsi mereka, pengetahuan dasar dan sikap
pada setting klinik
b. Mempersiapkan tantangan bagi mahasiswa untuk
mengetahui apakah mereka akan melihat,
melakukan dan mengalami di klinik
6. Reflektif
Pembimbing yang mampu menyeleksi pengetahuan yang telah
diperolehnya dengan memberikan kontribusi dalam perkembangan
pribadi dan sosial seseorang melalui pengalaman dan pemecahan
masalah dengan menggunakan suatu proses berpikir aktif, hati-hati,
yang dilandasi proses berpikir ke arah kesimpulan-kesimpulan yang
definitif melalui lima langkah yaitu :
1. Mengenali masalah, masalah itu datang dari luar diri
sendiri.
2. Menyelidiki dan menganalisa kesulitannya dan menentukan
masalah yang dihadapinya.
3. Menghubungkan uraian-uraian hasil analisisnya itu atau
satu sama lain, dan mengumpulkan berbagai kemungkinan
guna memecahkan masalah tersebut. Dalam bertindak ia
dipimpin oleh pengalamannya sendiri.
4. Menimbang kemungkinan jawaban atau hipotesis dengan
akibatnya masing-masing.
5. Mencoba mempraktekkan salah satu kemungkinan
pemecahan yang dipandangnya terbaik. Hasilnya akan
membuktikan betul-tidaknya pemecahan masalah itu.
Bilamana pemecahan masalah itu salah atau kurang tepat,
maka akan di cobanya kemungkinan yang lain sampai
ditemukan pemecahan masalah yang tepat
7. Feedback
Secara profesional pembimbing bertanggung jawab atas
keberhasilan para siswanya menuju tujuan yang diharapkan. Seorang
pembimbing klinik yang membantu mahasiswa dalam pengajaran
dengan membantu mahasiswa mengidentifikasi perhatian mahasiswa,
menyediakan cara untuk mengurangi stress, mendorong mahasiswa
mengidentifikasi kebutuhan belajar serta mengembangkan kemampuan
memecahkan masalah secara mandiri.
Membimbing dalam pembelajaran praktikum merupakan hal
penting demi terlaksananya pengalaman belajar praktikum bagi peserta
didik. Nursalam (2007) menjabarkan proses pembelajaran melalui
tahapan berikut ini:
1. Persiapan rancangan pembelajaran dalam rangka membantu
peserta didik melaksanakan tugas belajar. Tahap ini
menekankan pada perencanaan pembelajaran yang dapat
memenuhi kebutuhan belajar peserta didik, termasuk
sumber yang sesuai dengan jumlah peserta didik dan
pengajar, mencoba peralatan yang akan digunakan untuk
demonstrasi/ redemonstrasi, merancang layout,
merencanakan ruang praktikum, pemasangan berbagai
diagram/ poster/ grafik, membuat makalah, serta pengaturan
tempat duduk. Pada tahap persiapan diperlukan kemampuan
mengorganisir fasilitas sesuai tujuan dan tahapan peserta
didik.
2. Penerapan berbagai metode pembelajaran yang
memungkinkan peserta didik dapat menyelesaikan tugas
pembelajaran sesuai dengan tujuan yang di inginkan.
Pendidikan keperawatan sebagai pendidikan profesional, diharapkan dapat
menghasilkan lulusan yang menguasai pengetahuan dan ketrampilan profesional dibidang
keperawatan serta memiliki dan menampilkan sikap profesional. Untuk mencapai
kemampuan tersebut harus dirancang strategi belajar mengajar dalam bentuk pengalaman
belajar praktek laboratorium dan pengalaman belajar praktek klinik keperawatan. Salah satu
bentuk pengalaman yang perlu mendapat perhatian dalam pengembangan dan pembinaan
pendidikan keperawatan yang merupakan bentuk pengalaman belajar utama dalam
melaksanakan adaptasi profesional yaitu pengalaman belajar klinik.
Reilly dan Obermann dalam Nursalam (2003) menyatakan bahwa pengalaman belajar
klinik (Rumah sakit dan Puskesmas) merupakan bagian penting dalam proses pendidikan
mahasiswa keperawatan, karena memberikan pengalaman yang kaya kepada mahasiswa
begaimana cara belajar yang sesungguhnya. Kemudian Reilly menambahkan bahwa masalah
nyata yang dihadapi di lahan praktek membuat mahasiswa harus berespon terhadap tantangan
dengan mencari pengetahuan dan ketrampilan sebagai alternatif untuk menyelesaikannya.
Mahasiswa mendapat kesempatan untuk mengembangkan kemampuan dalam mengambil
keputusan klinik yang merupakan manifestasi dari keterpaduan menalar secara alamiah dan
etik yang bertolak dari masalah nyata dalam keperawatan. Pengalaman belajar ini juga pada
saat yang bersamaan merupakan kesempatan untuk professional adjustment bagi mahasiswa
keperawatan atau yang dikenal sebagai sosialisasi profesional.
Metode pengajaran klinik keperawatan merupakan metode mendidik peserta didik
yang memungkinkan pendidik memilih dan menerapkan cara mendidik yang sesuai dengan
obyektif dan karakteristik individual peserta didik berdasarkan kerangka konsep
pembelajaran.

B. Kriteria Seleksi Metode Pengajaran


1) Diarahkan untuk mencapai tujuan meliputi Entry behavior dan karakteristik
peserta didik ( dapat dilihat/ dinilai dari tes potensi akademik dengan niali
batas lulus), Kualitas dan ketrampilan pengajar, Rasio pengajar dan peserta
didik ( 4 -6 peserta didik dengan 1 pembimbing), Karakteristik dan
kekhususan lahan praktek dan keterbatasan dari metode pengajaran.
2) Mempertimbangkan beberapa aspek meliputi kesesuaian tujuan pengalaman
belajar klinik yang terkait dengan metode pengajaran, kesesuaian peserta didik
yang terkait dengan kemampuan, pengalaman dan karakteristik lainnya,
kesesuaian ketrampilan pengajar dan kerangka konsep proses pembelajaran,
ketepatan yang terkait dengan tersedianya sumber-sumber dan kendala di
lahan klinik, Sejalan dengan falsafah program pendidikan keperawatan yang
terkait dengan keyakinan pengajar tentang proses pembelajaran, dan
menyediakan berbagai metode yang terkait dengan berbagai kompetensi yang
harus dicapai.

C. Strategi Implementasi Pengajaran Klinik


1) Waktu yang diperlukan untuk menyiapkan dan mengajar pengajaran klinik
2) Ruangan, peralatan yang tersedia yang akan digunakan untuk mengajar
3) Biaya yang dikeluarkan yaitu biaya administrasi / pelaksanaan
4) Jumlah peserta didik yang diijinkan agar pengajaran menjadi efektif.

a. Metode Observasi
Metode yang bertujuan untuk mendapatkan pengalaman yang nyata dengan
mengembangkan perilaku baru untuk pembelajaran masa mendatang.
Metode ini meliputi :
1) Observasi lapangan
2) Field trip
3) Ronde keperawatan
4) Metode demonstrasi
b. Metode bedside teaching
Merupakan metode bimbingan yang dilakukan disamping tempat tidur klien dengan
mempelajari klien terhadap asuhan keperawatan yang dibutuhkan oleh klien.
c. Metode nursing clinic
Metode nursing clinic adalah metode penyajian pasien dengan menggunakan kehadiran
seorang pasien yang dipilih sebagai focus diskusi kelompok dengan tujuan dapat memberikan
pengalaman langsung dalam pembahasan prinsip - prinsip dan prosedur perawatan dari
pasien.
d. Metode penugasan membuat catatan dan laporan tertulis (eksperensial)
Metode yang digunakan dengan memberikan penugasan untuk membuat catatan dan
laporan secara tertulis di lahan praktik.
e. Metode Studi Asuhan Keperawatan (Nursing care study)
Studi asuhan keperawatan merupakan suatu kegiatan pemecahan masalah dimana peserta
didik melakukan pengkajian secara mendalam dan menyeluruh mengenai masalah klinik
yang mendasari pada perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi terhadap tindakan yang
dilakukan.

D. Jenis Metode Pengajaran Klinik


1) Ekperensial
Memberikan pengalaman langsung tentang suatu kejadian, melalui praktek klinik yang
melibatkan interaksi klien aktual / fiktif. Jenisnya meliputi :
a. Penugasan klinik
- Membantu peserta didik menggunakan konsep dan teori dalam praktek.
- Membantu mempelajari hal – hal yang terjadi di lahan klinik
- Mengembangkan ketrampilan mengatasi pemikiran yang bercabang dan
bersosialisasi dengan profesi.
- Mengembangkan ketrampilan psikomotor, terkait dengan pemberian asuhan
keperawatan.
b. Penugasan tertulis
- Meningkatkan cara belajar menyelesaikan masalah yang terkait dengan
klien.
- Meningkatkan pemahaman terhadap aspek tertentu dari praktek klinik.
- Mengembangkan kemampuan berkomunikasi tertulis.
Contoh : studi kasus, pembuatan laporan kunjungan, menulis rencana
keperawatan, pembuatan makalah.
c. Simulasi dan permainan
- Mempersiapkan peserta didik memperoleh kesempatan mengembangkan
dan mengkaji ketrampilan kognitif lingkungan.
- Dilakukan sebelum peserta didik menghadapi situasi nyata. Menghindari
kesalahan yang fatal jika diterapkan pada klien.
- Dengan menggunakan manikin,boneka untuk tindakan tertentu ( pemberian
injeksi, pemasangan kateter, infus dll)
2) Penyelesaian masalah
a. Membantu mengidentifikasi masalah.
b. Merencanakan tindakan yang akan dilakukan.
c. Mengimplementasikan pengetahuan ke dalam masalah klinik.
d. Menekankan hubungan antara pengalaman belajar lalu terhadap masalah baru.
Jenisnya meliputi :
a) Situasi penyelesaian masalah
- Menggambarkan secara tertulis peristiwa klinik
- Menanggulangi masalah yang terdapat di klinik
- Mengidentifikasi data relevan yang menunjang masalah.
- Mengajukan hipotesa yang relevan.
- Merencanakan tindakan keperawatan yang tepat.
- Menerapkan teori kedalam praktek.
b) Situasi pengambilan keputusan
· Situasi penyelesaian masalah yang memerlukan pengambilan keputusan.
· Peserta didik melakukan pengujian data yang ada, mengidentifikasi alternatif tindakan,
menentukan prioritas tindakan, pembuatan keputusan.
· Berdiskusi dan menggali proses berpikir dalam menanggapi situasi.
c) Proses insiden
· Membantu peserta didik mengembangkan ketrampilan berdasarkan kejadian klinik.
· Insiden berasal dari pengalaman praktek aktual.
3) Konferensi
a. Dirancang melalui diskusi kelompok.
b. Memberikan kesempatan mengemukakan pendapat dalam menyelesaikan masalah.
c. Menerima umpan balik dari kelompok.
d. Berinteraksi dan menggunakan orang lain sebagai narasumber.
e. Meningkatkan percaya diri dalam berinteraksi dengan kelompok.
f. Mengembangkan ketrampilan kepemimpinan.
Jenisnya meliputi :
a) Pre conference
· Mendiskusikan tujuan praktik
· Mendiskusikan rencana belajar mengacu pada kontrak belajar yang telah dibuat peserta
didik.
· Mengkaji kesiapan diri peserta didik untuk melaksanakan praktik seperti pemahaman
konsep, sikap dan kondisi psikologis.
· Mengidentifikasi kasus sesuai kebutuhan belajar dalam kontrak belajar.
b) Post conference
· Pembimbing bersama peserta didik mendiskusikan kegiatan belajar yang telah dilakukan.
Pembimbing meminta agar setiap mahasiswa menceritakan kegiatan yang telah dilakukan.
· Memberikan penguat terhadap keberhasilan yang telah diperoleh. Peserta diminta untuk
mengevaluasi sendiri proses belajar yang telah dilakukan.
· Secara bersama sama menilai pencapaian tujuan belajar / kompetensi. Peserta didik
diminta menilai sendiri pencapaian tujuan belajar / kompetensinya dan merumuskan tindak
lanjut untuk merumuskan kegiatan belajar berikutnya.
· Instruktur menandatangani pencapaian kompetensi dalam buku pencapaian ketrampilan
yang telah menunjukkan kemampuannya dalam pencapaian kompetensi tertentu.
4) Observasi
a. Mendapatkan pengalaman nyata.
b. Mengembangkan perilaku baru untuk pembelajaran masa mendatang. Jenisnya adalah :
a) Observasi lapangan: Mengamati perilaku orang lain dan menerapkan pada dirinya.
Observasi situasi klinik yang jarang ditemui.
b) Karya wisata: Melakukan observasi di luar tatanan praktek. Mengkaji pengalamn yang
tidak terdapat di lahan utama.
c) Ronde keperawatan
· Observasi langsung, mengkaji askep dan informasi dari klien.
· Demonstrasi intervensi keperawatan yang spesifik dan saling berinteraksi.
· Pengajar memperkenalkan klien, berdiskusi dengan klien.
· Diskusi hasil observasi terhadap klien dilakukan di luar lingkungan klien.
d) Demonstrasi
Memperlihatkan cara melakukan, menggunakan alat, berinteraksi dengan klien.
5) Media
a. Mempersiapkan pembelajaran multi media
b. Berkomunikasi melalui berbagai alat ( slide, film, model)
c. Dapat dilakukan dengan jarak jauh : teleconference
6) Belajar mandiri
a. Memerlukan peran serta aktif peserta didik
b. Menyusun kontrak belajar tentang apa yang akan dicapai dalam belajar mandiri.
c. Sudah disusun dalam silabus meliputi tujuan, materi, metode.
7) Preseptorsif
a. Staf keperawatan / perawat dilahan praktek.
b. Berperan sebagai role model dan membimbing peserta didik yang memungkinkan peserta
didik mengikuti perawat role model nya dari mulai yang sederhana sampai dengan advance.
Rasio harus seimbang 1 : 1
8) Praktek terkonsentrasi
a. Menfasilitasi masa transisi peserta didik dalam menuju perawat profesional.
b. Meningkatkan ketrampilan klinik dan kepemimpinan agar rasa percaya diri meningkat.
Jenisnya meliput :
a) Externship Berperan sebagai pendidik dan pegawai sehingga mendapat kredit akademik
dan kepegawaian. Berdasarkan perencanaan, pemantauan dan evaluasi dari pendidikan.
b) Workstudy
· Memberikan fleksibilitas dimana peserta didik cuti dari akademik untuk melaksWorkstudy
· Memberikan fleksibilitas dimana peserta didik cuti dari akademik untuk melaksanakan
praktek klinik.
· Peserta didik dianggap sebagai pegawai purna waktu. Pengajar dari pendidikan dianggap
sebagai konselor.
c. Internship
Dirancang oleh institusi pelayanan sebagai program orientasi.Waktu berkisar 2-6
bulan.Merupakn masa adaptasi profesi.
9) Bed Side Teaching
Mengajar peserta didik disamping tempat tidur tentang kondisi klien dan
keperawatan.Memberikan ketrampilan klinik secara langsung seperti pemeriksaan fisik,
tindakan keperawatan kepada klien. Prinsip-prinsip:
· Kesiapan pembimbing klinik, peserta didik, klien
· Jumlah peserta didik terbatas (kelompok kecil)
· Diskusi pada awal dan post demonstrasi di hadapan klien dilakukan seminimal mungkin.
· Diskusikan hal yang bersifat positif pada pasien.
· Lanjutkan dengan redemonstrasi. Hal yang didemonstrasikan adalah hal yang belum
pernah didapatkan peserta didik sebelumnya/ bila menghadapi kesulitan. Langkah – langkah :
· Pembimbing klinik datang sebelum pengajaran dimulai. Anjurkan peserta didik datang
lebih awal
· Buat satuan pembelajaran
· Melibatkan klien dalam prosesnya
· Komunikasikan dengan penanggung jawab ruangan
· Melibatkan semua peserta didik.
· Mennunakan format yang telah disepakati
· Menngunakan pendekatan penyelesaian masalah
· Melakukan diskusi yang terkait diagnosa dan terapi pasien diruang diskusI

LATIHAN SOAL
1. Apa yang dimaksud dengan pembelajaran klinik ? (Marwidawati)
2. Apakah sebagai pembimbing klinik kta harus mempunyai 7 konsep dasar pembimbing
klinik ?
3. Sebutkan jenis metode pembelajaran klinik yang merupakan tugas klinik !
BAB III

PENUTUP

a. Kesimpulan

Metode pembelajaran yang perlu diterapkan dalam pembelajaran klinik antara


lain (1) metode pengalaman dengan penugasan klinik, penugasan tertulis, (2) metode
pemecahan masalah, (3) konferensi, (4) observasi, (5) media, (6) metode pengarahan
individu, dan (7) metode bimbingan individu. Individu dapat diterapkan dengan empat
mode yang ada: observasi, response, tertulis, dan OSCE. Khusus untuk model terakhir
tersebut (OSCE), perlu lebih banyak diterapkan dalam menunjang evaluasi klinik bagi
mahasiswa.
DAFTAR PUSTAKA

Bastable, S.B (2002).Perawat sebagai pendidik: prinsip – prinsip pengajaran dan


pembelajaran, alih bahasa Gerda W. Jakarta: EGC
Nurachmah, E( 2005). Metode Pengajaran Klinik Keperawatan. Makalah pelatihan
bimbingan klinik FIK – UI.Tidak dipublikasikan.
Relly, D.E & Obermann,M.H (2002). Pengajaran Klinis dalam pendidikan keperawatan, alih
bahasa Eni Noviestari. Jakarta: EGC

Waluyo, A.(2005). Metode Pengajaran Klinik Keperawatan. Makalah pelatihan bimbingan


klinik FIK – UI.Tidak dipublikasikan.

Anda mungkin juga menyukai