Akmal Sutja
FKIP Universitas Jambi
A. PENDAHULUAN
Untuk mengatasi tantangan tersebut, guru sekarang ini dituntut untuk bisa
mengemas KBM lebih apik dan menarik, sehingga dapat menghasilkan
kebermaknaan (meaning) yang menandingi media tersebut. Bila pengajaran
yang dikelola guru kalah menarik dari media, maka dalam otak siswa tidak
terbentuk melienasi, sebuah mekanisme syaraf otak dalam menyimpan
pengalaman atau informasi.
Bagaimana konsep dan aplikasi metode ini di kelas, maka berikut ini akan
dicoba menjelaskannya !
B. PENGERTIAN STRATEGI BEDAH NILAI
Apa maksudnya dan mengapa dinamai strategi Bedah Nilai? Adalah
pertanyaan yang harus dijelaskan terlebih dahulu. Pengajaran di sekolah tidak
terlepas dari pengembangan nilai, baik yang bersifat normatif maupun praksis
(kompetensi). Dinamai Bedah Nilai, karena dengan strategi ini menempatkan
guru beserta peserta didik bagaikan seorang dokter dalam suatu tim yang
tengah melaksanakan operasi (bedah); menyayat, membuka, menemukan, dan
kemudian membenahi dan memasang sesuatu alat atau mengangkat bagian
tertentu penyakit pasien dan akhirnya menjahit kembali bekas luka itu.
1. Kegiatan belajar akan berlangsung secara natural, karena dimulai dari kondisi
yang dekat dengan kehidupan peserta didik
2. Mendorong peserta didik untuk terlibat dalam KBM secara total dalam
proses belajar mengajar, baik menyangkut perhatian, pikiran, perasaan,
pengalaman dan kebiasaannya.
12
Dalam implementasi strategi bedah nilai ada 5 (lima) tahap yang dilalui;
yaitu 1) menyajikan prolem, 2) menggiring reaksi peserta didik, 3) analisis dan
pembahasan, 4) kerja kelompok atau Individual, serta 5) evaluasi
1. Menyajikan Problem
Analisis dan pembahasan adalah inti dari kegiatan belajar yang sebenarnya.
Dengan strategi Bedah Nilai ini pada awalnya peserta didik bagaikan orang
luar dari problem yang dipersoalkan. Namun dengan adanya reaksi atau
tanggapannya terhadap problem, maka secara tidak kentara telah menyeret
problem itu menjadi bahagian dari perilakunya.
Agar analisis serta pendalaman bisa diterima peserta didik, ada beberapa kiat
yang perlu diperhatikan
Segera setelah melakukan analisis peserta didik digiring untuk melakukan kerja
kelompok atau kerja mandiri sesuai dengan masalah atau LKS yang dirancang.
Kerja kelompok atau individual ini juga perlu diikuti dengan kegiatan penyajian di
depan kelas.
prestasinya, dan jumlahnya tidak terlalu besar, idealnya berada antara 5-9
orang.
Agar kerja kelompok berjalan lancar, guru dapat melakukan kiat-kiat dibawah ini.
Setelah kerja kelompok atau individual selesai dilaksanakan peserta didik, maka
upayakan ada waktu membahasnya secara klasikal. Kalau waktu tidak
memungkinkan, paling kurang dipilih secara acak untuk ditampilkan.
5. Evaluasi Kemajuan Belajar Individual
Untuk menentukan apakah model ini sebagai adalah trategi yang tepat digunakan
kepada siswa agar guru mendapat kepastian akan keunggulan trategi ini maka stategi
ini dapat diterapkan untuk berbagai mata pelajaran. Misalkan untuk pengembangakn
kompetensi di bidang tenggang rasa dalam PPKn misalnya, maka guru dapat
menerapkan strategi ini dengan memperhatikan langkah pelaksanaan PTK yang telah
dibicarakan sebelumnya, antara lain:
1. Merencanakan pembelajaran (Membuat skenasio pembelajaran sesuai dengan
langkah strategi pembelajaran ini serta menyiapkan lembaran pengamatan yang
diperlukan)
2. Melaksanakan pembelajaran ( mengamati siswa peserta didik; perhatian,
antausias, predisposisi, respons, aktivitas dan perubahan yang terjadi.
3. Mengevaluasi ( membandingkan perubahan yang disebabkan pembelajaran ini.
Seperti membandingkan predisposisi awal dengan akhir)
4. Melaksanakan refleksi seperti mengkaji faktor yang mendukung atau
menghambat baik dari sudut peserta didik, guru, maupun kondisi/suasana.
Sehingga ditemukan cara mengatasi untuk selanjutnya menjadi masukan pada
rencana siklus berikutnya.
SENARAI PUSTAKA
Namun setelah dua minggu tinggal di sana, ia merasakan bahwa Tantenya serta anak-
anaknya sering memperlakukannya dengan tidak menyenangkan. Ia sering diminta bantuan
memasak, menyapu, mencuci, menggosok serta mengerjakan pekerjaan lainnya, layaknya seorang
pembantu. Ia dilarang keluar rumah, tidak dibolehkan berbicara dengan tetangga, dan tidak
diperkenan mengikuti atau mengadakan belajar kelompok di rumah itu.
Segala pekerjaan yang dilakukannya, sering kali dinilai salah. Kalau ia menyapu rumah
atau mencuci piring, misalnya, dibilang tidak bersih, dan bahkan disuruh cuci ulang kembali. Kalau
telat mematikan lampu, Tante itu langsung memarahinya.
Di rumah Pak De dulu, ia juga mengerjakan hal yang sama, mencuci, menyapu,
menggosok dan membantu apa saja pekerjaan untuk meringankan keluarga itu. Hanya, apapun yang
ia lakukan, tidak pernah dianggap salah. Kalau ia melakukan kesalahan serupa, telat atau lupa
mematikan lampu, Pak De ggitu lebih bijaksana seolah paham akan kesibukan atau kelelahannya.
Namun kalau ia tinggal di rumah Pak De ini, ia harus belajar di atas tempat tidurnya, karena tidak ada
meja belajar. Iapun harus berangkat satu jam lebih awal dari jam sekolah, dan satu jam pula terlambat
sampai di rumah.
Bila teman itu minta saranmu, Apakah yang akan kamu sarankan kepadanya?
Apakah sebaiknya ia kembali ke rumah Pak De atau tetap di rumah Tantenya ?
Sebab, orang tuanya hanya mengizinkan dua tempat kost itu.
======================================================
NORMA-NORMA YANG BERLAKU DALAM KEHIDUPAN, BERMASYARAKAT,
BERBANGSA, DAN BERNEGARA A. Hakikat Norma, Kebiasaan, Adat-istiadat dan
Peraturandalam Masyarakat B. Peranan Hukum dalam Kehidupan
Bermasyarakat,Berbangsa dan Bernegara Menetapkan Norma-norma,
Kebiasaan, Adat Istiadat, dan Peraturan yang Berlaku dalam Kehidupan
Bermasyarakat, Berbangsa dan Bernegara
Asnawi Risma, guru bk 1. Semua masalah diserahkan ke bk, sehingga
kesulitan.surkani kompleks, prilaku takbisa dinilai.Indikator tertentu