Anda di halaman 1dari 38

UNIT PERANCANGAN SISTEM TERPADU 2

9 [IND 3252]

JURNAL
Perancangan Fungsi Logistik dan Organisasi Sistem
Perusahaan

NAMA GROUP : CV. BRI Cuan Sejahtera


KODE GROUP : B8

TIM PENYUSUN
1. Irfan Kumala Putra 170609178
2. Bagas Wahyu Dewangga 170609440
3. Ririn Sanjayanti Simamora 170609545

LABORATORIUM SISTEM PRODUKSI


LABORATORIUM SISTEM KERJA DAN ERGONOMI
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA
Semester Gasal 2019-2020
UNIT 9
Perancangan Fungsi Logistik dan Organisasi Sistem Perusahaan

9.1. Lokasi Perusahaan


Dalam mendirikan sebuah perusahaan tentu harus memiliki pertimbangan lokasi yang
strategis. Pemilihan lokasi yang strategis tentu akan menguntungku pihak perusahaan
pula. Untuk itu Perusahaan CV. BRI Cuan Sejahtera memilih lokasi yang sangat strategis
yaitu di Jln. Johar, Area Sawah, Banyuraden, Kec. Gamping, Kab. Sleman, DIY. Tanah ini
hanya 25 meter dari Ring Road Barat Yogyakarta dimana tanah ini memiliki Lt : 10.857 m 2
dan Ld : 183 meter. Berdasarkan hasil survei di internet, diperoleh hasil bahwa tanah ini
dijual dengan harga Rp. 2.750.000/meter (2,75 jt/meter Nego). Tanah ini sangat cocok
untuk dijadikan gudang, pabrik, hotel maupun restoran. Berikut ini adalah denah lokasi
perusahaan yang akan praktikan dirikan nantinya.

Gambar 9.1. Lokasi Perusahaan (1)

Gambar 9.2. Lokasi Perusahaan (2)


9.2. Rancangan Struktur Organisasi
Struktur organisasi dari CV. BRI Cuan Sejahtera adalah dengan menggunakan struktur
organisasi hybrid. Struktur organisasi hybrid merupakan struktur organisasi yang mudah
untuk untuk di pahami dan dibaca strukturnya, dimana para pekerja disusun berdasarkan
tingkatan pembagian kerjanya. Struktur organisasi di CV. BRI Cuan Sejahtera di posisi
tertinggi ada Direktur yang bertugas untuk melakukan pengawasan secara umum
dan/atau khusus sesuai dengan anggaran dasar serta memberi nasihat kepada
Supervisor. CV. BRI Cuan Sejahtera memiliki 10 Departemen yaitu: Human Resources
Development (HRD), Marketing, Finance & Accounting, Research & Development, Quality
Control, Production Planning & Inventory Control (PPIC), Logistic, Purchasing, Production
dan Storage & Receiving. Departemen HRD memiliki 1 Supervisor dimana Supervisor
membawahi beberapa staff dari Departemen HRD. Departemen Marketing memiliki 1
Supervisor dimana Supervisor membawahi staff Sales dan Staff Marketing. Departemen
Finance & Accounting memiliki 1 Supervisor dimana Supervisor membawahi Staff
Finance dan Staff Accounting. Departemen Research & Development memiliki 1
Supervisor dimana Supervisor membawahi Staff Research & Development. Departemen
Quality Control memiliki 1 Supervisor dimana Supervisor membawahi Staff Quality
Control. Departemen PPIC memiliki 1 Supervisor dimana Supervisor membawahi Staff
PPIC. Departemen Logistic memiliki 1 Supervisor dimana Supervisor membawahi
Operator Logistic dan Operator Logistic membawahi Driver. Departemen Purchasing
memiliki 1 Supervisor dimana Supervisor membawahi Staff Purchasing dan Staff Vendor.
Departemen Production memiliki 1 Supervisor dimana Supervisor membawahi Operator
Pemotongan Pre-Fabrikasi, Operator Pemotongan Fabrikasi, Operator Drilling Fabrikasi,
Operator Penghalusan Fabrikasi, Operator Assembly Fabrikasi, dan Operator Packaging
Fabrikasi. Departemen Storage, Receiving, & Warehouse memiliki 1 Supervisor dimana
Supervisor membawahi Operator Storage, Operator Receiving, dan Operator
Warehouse. Berikut ini adalah struktur organisasi CV. BRI Cuan Sejahtera :

(Terlampir)

9.3. Analisis Jabatan : Job Description dan Job Specification


Berdasarkan hasil analisis yang sudah dilakukan maka diperoleh data bahwa CV. BRI
Cuan Sejahtera memiliki 34 Pekerjaan mulai dari yang tertinggi sampai yang terendah
dengan tingkat pekerjaan yang berbeda-beda pula. Berikut ini adalah Job description dan
juga Job specification pada CV. BRI Cuan Sejatera:

(Terlampir)
9.4. Perencanaan SDM : Jumlah Personalia
9.4.1. SDM Non-Produksi
Sumber daya manusia yang bergerak dalam bidang non produksi merupakan suatu
tenaga kerja yang tidak terlibat langsung dalam sistem produksi. Departemen yang
memiliki sumber daya manusia non-produksi yaitu Human Resource Development, Sales
& Distribution, Finance & Accounting, Research and Development, Quality Control, PPIC,
dan Driver. Perhitungan sumber daya manusia non-produksi ini mempertimbangkan
aktivitas yang dilakukan untuk masing-masing departemen. Pada masing-masing aktivitas
akan diperhitungkan beban kerja (orang-menit) dengan mengalikan jumlah frekuensi yang
dilakukan seorang pekerja pada aktivitas tesebut, berapa lama durasi pekerja untuk satu
aktivitas dan standar jumlah SDM yang diperkirakan untuk masing-masing aktivitas.
Perhitungan akhir akan dipengaruhi oleh jumlah utilitas, efisiensi, waktu kerja total per
hari, waktu kerja efektif per hari, serta total jumlah beban kerja untuk satu departemen.
Waktu kerja perhari diperoleh dari jumlah waktu kerja sehari (7 jam kerja) dikalikan 60
(untuk satuan menit). Berikut adalah Departemen-departemen yang ada dalam bidang
non-produksi. Pada Lampiran 9.3. merupakan tabel yang menunjukkan beban kerja serta
kebutuhan jumlah Sumber Daya Manusia masing-masing departemen non-produksi.
Masing-masing departemen memiliki tugas dan kewajibannya masing-masing sehingga
tiap departemen membutuhkan jumlah tenaga kerja yang berbeda-beda. Berikut ini
adalah tabel SDM Non-Produksi pada CV. BRI Cuan Sejahtera:

(Terlampir)

9.4.2. SDM Produksi


Sumber Daya Manusia produksi merupakan tenaga kerja yang berkebalikan dengan SDM
non-prouduksi yaitu tenaga kerja yang bergerak dalam proses produksi. Perhitungan
sumber daya manusia produksi awalnya diperhitungkan menggunakan kemampuan
output per pekerja, akan tetapi hasil akhir perhitungan tidak memungkinkan atau tidak
logis maka perhitungan SDM dilakukan dengan pendekatan aktivitas yaitu metode yang
sama dengan SDM-Non produksi. Departemen yang terlibat dalam proses produksi ini
adalah Receiving-Storage, Prefabrikasi, Fabrikasi, dan Assembly. Receiving-storage
merupakan departemen yang mengatur persediaan bahan baku di gudang. Receiving
memproses barang-barang bahan baku yang akan dimasukkan ke gudang contohnya
mengecek spesifikasi barang yang datang, mengecek bahan baku, serta hingga
memindahkan bahan baku ke gudang penyimpanan, pihak gudang akan mendata
spesifikasi bahan baku yang masuk gudang, lalu mengelompokkan bahan baku sesuai
spesifikasi masing-masing barang, hingga memindahkannya kelantai produksi.
Departemen pre-fabrikasi merupakan lantai produksi yang mengelolah bahan baku awal
yaitu pengukuran, pemotongan serta penghalusan material. Departemen fabrikasi
melakukan proses produksi produk berdasarkan part-part yang terdapat pada produk BRI
Nail Cutter. Departemen assembly melakukan proses penggabungan masing-masing part
yang telah diproses pada departemen fabrikasi. Setelah dilakukan penggabungan,
selanjutnya packaging produk Nail Cutter. Frekuensi per hari untuk masing-masing
aktivitas pada departemen pre-fabriaksi, fabrikasi dan assembly diperoleh dari jumlah unit
yang diproduksi per jam dikalikan tujuh jam kerja dan jumlah part yang diproses pada
aktivitas tersebut lalu dibagi dengan estimasi jumlah pekerja yang dibutuhkan untuk
jumlah unit yang diprduksi perharinya. Nilai utilitas dan efisiensi di peroleh dari nilai
random dengan range efisiensi 80-90% dan utilitas 70-80%. Berikut adalah perhitungan
untuk sumber daya manusia dalam bidang produksi:

(Terlampir)

9.4.3. Jumlah Personalia


Pada Tabel 9.1. Jumlah Personalia dapat deketahui bahwa hasil total dari Jumlah
Personalia adalah 83 orang karyawan, dimana untuk bagian karyawan Non-Produksi
berjumlah 24 orang yang didapatkan dengan mempertimbangkan aktivitas yang dilakukan
untuk masing-masing departemen. Serta dari bagian karyawan Produksi berjumlah total
59 orang yang didapatkan dengan pendekatan aktivitas yaitu metode yang sama dengan
SDM-Non produksi.

Tabel 9.1. Jumlah Personalia


9.5. Sistem Kompensasi
Data kompensasi didapat dari sumber yang terpercaya yakni buku “Kelly Salary Guide
2019” gaji UMR yang digunakan adalah UMR daerah Sleman Yogyakarta tahun 2019
sebesar Rp. 1.700.000. Pada asuransi kesehatan diberikan tunjangan sebesar 6% yang
kemudian dikalikan dengan gaji pokok, data asuransi kesehatan ini bersumber dari BPJS,
kemudian pekerja juga mendapatkan asuransi jiwa sebesar Rp.250.000 tiap pekerjanya
dan asuransi jiwa ini sama di tiap levelnya karena tinggi rendahnya resiko yang diterima
sama di setiap jabatannya. Diberikan tunjangan anak dan suami/istri pada setiap pekerja
yang sudah menikah dan memiliki anak, untuk tunjangan suami/istri diberikan sebesar
10% dari gaji pokok dan untuk tunjangan anak diberikan 5% dari gaji pokok. Tiap
bulannya pekerja mendapatkan tunjangan transport sebesar Rp.300.000 yang di
dapatkan dari pengalian tunjangan transport harian. dengan hari kerja dalam 1 bulan.
Pada perusahaan ini dikenakan biaya iuran sebesar 1% yang dikenakan tiap bulannya
sehingga gaji perbulan akan terkena potongan iuran. Untuk THR didapatkan sebesar gaji
pokok yang pekerja dapatkan pada hari raya. Apabila total gaji pertahun yang sudah
ditambahkan dengan THR lebih dari Rp.63.000.000 maka ada perhitungan penghasilan
tidak kena pajak, sehingga pada perhitungan penghasilan kena pajak yaitu jumlah
penghasilan pertahunnya ditambahkan dengan THR dan kemudian dikurangi dengab
penghasilan tidak kena pajak. Adanya pajak penghasilan untuk tiap pekerjanya jika di
atas 500 juta maka akan dikenakan pajak penghasilan sebesar 30% dan untuk
penghasilan pertahun yang melebihan 250 juta maka akan dikenakan pajak penghasilan
sebesar 25% kemudian untuk penghasilan pertahun sebesar 50-250 juta akan dikenakan
pajak penghasilan sebesar 15% dan untuk penghasilan pertahun sebesar kurang dari 50
juta maka akan dikenakan pajak penghasilan sebesar 5%.

(Terlampir)

9.6. Proses Bisnis Perusahaan

9.6.1. Rantai Pasok dari Vendor (Vendor Management)


Raw material yang dibutuhkan untuk memproduksi produk BRI Nail Cutter yaitu plat
stainless dan plat alluminium, vendor yang menyediakan plat alluminium dan plat
stainless yaitu PT.CITRA ANGUN LESTARI, PT . SINAR DJAJA LKS, PT SOLUSI BAJA
INDONESIA, PT> SURYA LOGAM UNIVERSAL, dan PT SUMBER SARJANA MAKMUR
ABADI SENTOSA, vendor vendor tersebut terletak di bekasi sehingga saat kita akan
mengambil raw material dibutuhkan pemesanan yang cukup banyak agar tidak mahal di
biaya pengiriman karena dimensi raw material yang cukup besar dan juga jarak yang
ditempuh cukup jauh. Vendor yang terpilih yaitu PT. CITRA ANGGUN LESTARI karena
memiliki bobot yang paling tinggi setelah melalu proses penilaian kriteria kualitas produk,
harga,konsistensi, lokasi, pelayanan. Raw material alluminium dan stainless dikirimkan
oleh vendor dengan biaya yang cukup mahal karena dimensi raw material yang cukup
besar tidak dapat dikirimkan lewat paket. Pada barang seperti baut,mur,pegas kami
dapatkan dari vendor jogja sehingga transportasi menggunakan supir dari perusahaan
sehingga biaya pengiriman tidak terlalu mahal.

Tabel 9.2. Matriks untuk Vendor Stainless Steel

Tabel 9.3. Normalisasi untuk Vendor Stainless Steel

Tabel 9.4. Vektor Bobot untuk Vendor Stainless Steel


Tabel 9.5. Seleksi Kualitas Produk untuk Vendor Stainless Steel

Tabel 9.6. Seleksi Harga untuk Vendor Stainless Steel

Tabel 9.7. Seleksi Konsistensi untuk Vendor Stainless Steel


Tabel 9.8. Seleksi Lokasi untuk Vendor Stainless Steel

Tabel 9.9. Seleksi Konsistensi untuk Vendor Stainless Steel

Tabel 9.10. Vektor Bobot Kualitas Produk untuk Vendor Stainless Steel
Tabel 9.11. Vektor Bobot Harga untuk Vendor Stainless Steel

Tabel 9.12. Vektor Bobot Konsistensi untuk Vendor Stainless Steel

Tabel 9.13. Vektor Bobot Lokasi untuk Vendor Stainless Steel


Tabel 9.14. Vektor Bobot Konsistensi untuk Vendor Stainless Steel

Tabel 9.15. Seleksi Vendor dengan AHP untuk Vendor Stainless Steel

Berdasarkan hasil tabel seleksi dari segi kriteria kualitas, harga, konsistensi, lokasi,
pelayanan maka vendor yang memiliki bobot atau nilai tertinggi adalah PT. CITRA
ANGGUN LESTARI
Tabel 9.16. Matriks untuk Vendor Aluminium

Tabel 9.17. Normalisasi untuk Vendor Aluminium

Tabel 9.18. Vektor Bobot untuk Vendor Aluminium


Tabel 9.19. Seleksi Kualitas Produk untuk Vendor Aluminium

Tabel 9.20. Seleksi Harga untuk Vendor Aluminium

Tabel 9.21. Seleksi Konsistensi untuk Vendor Aluminium


Tabel 9.22. Seleksi Lokasi untuk Vendor Aluminium

Tabel 9.23. Seleksi Konsistensi untuk Vendor Aluminium

Tabel 9.24. Vektor Bobot Kualitas Produk untuk Vendor Aluminium


Tabel 9.25. Vektor Bobot Harga untuk Vendor Aluminium

Tabel 9.26. Vektor Bobot Konsistensi untuk Vendor Aluminium

Tabel 9.27. Vektor Bobot Lokasi untuk Vendor Aluminium


Tabel 9.28. Vektor Bobot Konsistensi untuk Vendor Aluminium

Tabel 9.29. Seleksi Vendor dengan AHP untuk Vendor Aluminium


Berdasarkan hasil dari tabel diatas dari segi kriteria kualitas, harga, konsistensi,
lokasi,pelayanan maka vendor yang memiliki bobot atau nilai tertinggi adalah PT. CITRA
ANGGUN LESTARI

9.6.2. Saluran Distribusi/Marketing (Distribution Management)


Berdasarkan data yang sudah ditentukan untuk bagian distribusi, terdiri dari 10 tempat
untuk didistribusikan produk tersebut dengan dibagikannya secara merata berdasarkan
tempat terdekat dengan lokasi perusahaan. Tiap-tiap tempat mendapatkan 17 unit
Gunting kuku anjing. Moda transportasi yang terpilih adalah Jalan (Jl) atau Jalur Darat
karena volume barang per tahun <300.000 ton. Sehingga CV. BRI Cuan Sejahtera
memilih Mobil Box sebagai moda transportasi agar barang tetap terjaga dan tidak rusak.
Perusahaan memiliki Driver khusus untuk mengirim barang ke tempat distribusi yang
sudah ditentukan. Berikut ini adalah tabel saluran distribusi dari CV. BRI Cuan Sejahtera:
(Terlampir)

9.6.3. Diagram dan Penjelasan Proses Bisnis Sistem Perusahaan


a. Proses Bisnis Manajemen Material
Subjek utama pada Proses Bisnis Manajemen Material adalah material produksi yang
dimana didalamnya terdapat bahan mentah, bahan baku, dan komponen yang diperlukan
dalam proses produksi. Proses Bisnis Manajemen Material juga menggambarkan aliran
bahan produksi yang masuk dalam fasilitas manufaktur. Adapun sistem dalam proses
bisnis ini adalah vendor bahan baku yang berfungsi sebagai sumber pembelian bahan
baku produksi. Sedangkan departemen yang berperan dalam Proses Bisnis ini adalah
Departement Sales & Marketing, Warehouse, PPIC, Storage, Produksi, Purchasing dan
General Manager secara langsung berperan sebagai pemegang keputusan. Adapun
aliran pada Proses Bisnis Manajemen Material yaitu:

(Terlampir)

b. Proses Bisnis Aliran Material


Proses Bisnis Aliran Material merupakan suatu aliran dimana bahan baku mengalami
proses produksi sehingga menghasilkan suatu output yaitu produk jadi. Subjek utama
pada Proses Bisnis Aliran Material adalah material produksi, komponen produksi, dan
bahan baku habis pakai. Dimana departemen yang berperan langsung pada Proses
Bisnis ini adalah PPIC, Storage, Warehouse dan Produksi yang mencakup Pre-Fabrikasi,
Fabrikasi dan Assembly. Adapun aliran pada Proses Bisnis Aliran Material yaitu:
(Terlampir)

c. Proses Bisnis Aliran Distribusi


Proses Bisnis Aliran Distribusi merupakan aliran proses dimana produk jadi akan
didistribusikan kepada konsumen sesuai yang sudah terdata pada rantai pasok aliran
distribusi, proses bisnis ini berisikan aliran produk dari pabrik hingga akhirnya dapat
didistribusikan keluar menggunakan transportasi hingga sampai ke konsumen. Adapun
subjek pada proses bisnis ini adalah produk jadi yang akan dikirimkan kepada konsumen.
Aliran pada Proses Bisnis Aliran Distribusi yaitu:

(Terlampir)
9.7. Rekapitulasi Data Unit 9
Berikut ini adalah rekapitulasi data pada Unit 9 :
Tabel 9.30. Rekapitulasi Data Unit 9
Lampiran

Lampiran 9.1. Struktur Organisasi pada CV. BRI Cuan Sejahtera


Lampiran 9.2. Job Descriptions dan Job Specifications pada CV. BRI Cuan Sejahtera
Lampiran 9.2. Lanjutan
Lampiran 9.2. Lanjutan
Lampiran 9.2. Lanjutan
Lampiran 9.3. Perhitungan Beban Kerja Non-Produksi
Lampiran 9.4. Perhitungan Beban Kerja SDM Produksi-Output
Lampiran 9.5. Perhitungan Beban Kerja SDM Produksi-Aktivitas
Lampiran 9.5. Lanjutan
Lampiran 9.5. Lanjutan
Lampiran 9.6. Perhitungan Kompensasi
Lampiran 9.6. Lanjutan
Lampiran 9.7. Kalkulasi Upah Pekerja
Lampiran 9.8. Vendor
Lampiran 9.9. Pemilihan Moda Transportasi
Lampiran 9.10. Distribusi
Lampiran 9.11. Proses Bisnis Manajemen Material
Lampiran 9.12. Proses Bisnis Aliran Material
Lampiran 9.13. Proses Bisnis Aliran Distribusi

Anda mungkin juga menyukai