Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PATIENT BASED EDUCATION (PBE)

BLOK ISLAM DISIPLIN ILMU

KEDOKTERAN (IDIK)

Disusun oleh kelompok 14 :


FEBRIYANTI 11020170144
AINUN JARIAH FAHAY 11020170145
ANNISA PUTRI SHAFIRA 11020170147
NURUL AZIZAH AN’NAJIYYAH 11020170148
HERNITA 11020160152
ROSMELIDIAN SAFARI ODE ARLI. 11020170153
NUR AZIZAH 11020170154
MUHAMMAD FARHAN HADYTIAZ 11020170155
DYAH ELISA 11020170159
NURUL AZIZA ANDI MATTOREANG 11020170161

Dosen pembimbing : dr. Nurfadhillah Khalid

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
2019
Patient Based Education (PBE) adalah salah satu mata kuliah dari Blok

Islam Disiplin Ilmu Kedokteran (IDIK). Pada mata kuliah Patient Based Education

mahasiswa diharapkan untuk memahami dan mengerti tentang kaidah – kaidah

maupun ajaran agama Islam sehingga mahasiswa dapat mengimplikasikan

pengetahuan tersebut kepada pasien, menjadikan mahasiswa sebagai dokter yang

berakhlatul karimah. Setelah menjalani kuliah dan praktikum PBE kami dibagi

menjadi beberapa kelompok kecil. Kelompok kami adalah kelompok 14 yang

beranggotakan 10 orang.

Isi dari Patient Based Education (PBE) meliputi mengajarkan kepada pasien

bagaimana caranya bersuci menggunakan air maupun tayamum, mengajarkan

bagaimana tata cara sholat jika pasien tidak bisa berdiri, yaitu dengan cara sholat

dengan posisi duduk ataupun berbaring. Mengajarkan pula mengenai kesembuhan

pasien tidaklah kehendak dokter melainkan kehendak Allah SWT karena kesehatan

adalah milikNya. Di PBE kami juga diajarkan untuk senantiasa mendoakan pasien

yang sedang sakit maupun menuntun pasien yang sedang mengalami sakaratul

maut.

Patient Based Education dilaksanakan pada hari Selasa, 24 Desember 2019

di Rumah Sakit Ibnu Sina lantai 4 Bukhari-Muslim. Disana kami dipandu oleh

ketua unit yaitu suster Sitra Handayani, S.Kep, NS. Dari satu kelompok yang

beranggotakan 10 mahasiswa, dibuatlah kelompok kecil yang berisi 2 mahasiswa,

dengan tujuan agar satu pasien hanya untuk 2 orang.


Masing – masing mahasiswa diberikan pilihan untuk mengangkat satu topik

yang akan dijelaskan kepada pasien yaitu, tata cara sholat dan bersuci diri

(tayamum). Masing-masing kelompok kecil yang terdiri dari 2 orang diantar oleh

suster Sitra Handayani, S.Kep, NS menuju kamar – kamar pasien.

Sebelum kami masuk ke kamar pasien tak lupa terlebih dahulu kami

mengetuk pintu kamar pasien dan mengucapkan salam yang merupakan salah satu

adab kita sebagai umat islam. Setelah berhadapan langsung dengan pasien kami

berjabat tangan dan memperkenalkan diri kepada pasien dan keluarga pasien yang

meliputi nama, Fakultas dan asal Universitas.

Setelah itu kami melakukan sambung rasa seperti bertanya nama pasien dan

pekerjaannya, lalu kami menjelaskan kepada pasien maksud dan tujuan kami

mengunjungi pasien, lalu kami juga menjelaskan kepada pasien mengenai tujuan

program Patient Based Education dan memberitahukan kepada pasien dan keluarga

pasien bahwa selama proses dari awal hingga akhir kami mempraktekkan tata cara

tayamum dan shalat akan di dokumentasikan dalam bentuk video yang nantinya

akan dikumpulkan ke dosen sebagai bahan penilaian untuk kami, kemudian yang

terakhir menanyakan kesediaan pasien dan keluarga pasien untuk berpartisipasi

dalam PBE ini.

Setelah kami mendapat persetujuan dari pasien dan keluarga pasien, kami

pun melanjutkan ke tahap berikutnya yaitu mengajarkan ibadah sehari – hari seperti

shalat dan bersuci, jika pasien tidak dapat terkena air, diperbolehkan untuk

melakukan tayamum dengan meletakkan kedua telapak tangan ke tempat berdebu


yang suci dari najis, misalnya seperti di tembok, namun pada saat proses PBE agar

lebih memudahkan kami memakai bedak bubuk yang di taruh diatas wadah sebagai

alat peraga, dimana alat dan bahan tersebut telah disiapkan oleh fakultas. Adapun

tata cara tayamum yang kami ajarkan kepada pasien yaitu pertama, dalam keadaan

menghadap kiblat, mengucapkan basmalah lalu meletakkan kedua telapak tangan

pada debu yang suci dari najis dengan posisi jari-jari tangan dirapatkan dan tiup

kedua telapak tangan untuk menghilangkan debu kasarnya, kemudian mengusapkan

kedua telapak tangan pada seluruh wajah disertai dengan membaca niat tayamum,

setelah itu, meletakkan kembali telapak tangan pada debu dan melakukan langkah

sebelumnya untuk menghilangkan debu kasar,dengan posisi jari-jari tangan agak

direnggangkan tempelkan telapak tangan kiri pada punggung tangan kanan, hingga

ujung-ujung jari salah satu tangan tidak melebihi ujung jari telunjuk dari tangan

yang lain.

Kemudian, mengusap telapak tangan kiri ke punggung lengan kanan sampai

ke bagian siku. Lalu, balikkan telapak tangan kiri tersebut ke bagian dalam lengan

kanan, kemudian mengusap hingga ke bagian pergelangan, setelah itu, mengusap

bagian dalam jempol kiri ke bagian punggung jempol kanan. Selanjutnya,

melakukan hal yang sama pada tangan kiri. Langkah terakhir kami juga

mengingatkan kepada pasien untuk membaca doa setelah selesai bersuci.

Kami juga mengajarkan tata cara shalat kepada pasien,terlebih dahulu kami

menjelaskan yaitu sebelum shalat pasien harus bersuci (berwudhu/tayamum),

kemudian menutup aurat sesuai yang telah diajarkan dalam agama islam baik untuk

laik-laki maupun perempuan dan terakhir menghadap ke kiblat.ada beberapa cara


sholat tergantung dengan kondisi pasien sendiri. Jika pasien dapat berdiri tetapi

tidak dimungkinkan untuk melakukan rukuk maupun sujud, pasien dapat

melakukan sholat sambil berdiri dengan rukuk dan sujud dilakukan dengan gerakan

menunduk. Dan jika pasien hanya dapat duduk dan tidak dapat berdiri, kami

mengajarkan pasien sholat sambil duduk dengan gerakan rukuk dan sujud

dilakukan dengan cara membungkukkan badan semampu pasien, tetapi pada saat

gerakan sujud posisi badan pasien lebih membungkuk dibandingkan saat rukuk.

Kami juga menemukan pasien yang hanya dapat berbaring, tidak dapat duduk

maupun berdiri sehingga yang kami ajarkan kepada pasien adalah untuk sholat

dengan berbaring. Takbiratul ihram seperti layaknya sholat berdiri dan I’tidal dan

berdiri dari tasyhadul awal diisyaratkan dengan mengangkat tangan, untuk rukuk

dan sujud dapat diisyaratkan dengan menundukkan kepala ataupun memejamkan

mata jika pasien tidak dapat bergerak sama sekali.

Setelah selesai menyampaikan hal yang kami ingin sampaikan, kami

mengucapkan terimakasih kepada pasien dan keluarga pasien atas kesediaannya

membantu kami melaksanakan program PBE ini serta kami juga meminta maaf

kepada pasien maupun keluarga pasien jika kami memiliki kesalahan baik itu lisan

maupun perbuatan kami yang secara tidak disengaja dapat menyinggung perasaan

pasien maupun keluarganya. Dan tidak lupa pula kami mendoakan kesembuhan

pasien lalu pamit untuk keluar dari kamar inap pasien.


DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai