Anda di halaman 1dari 5

1. Spektrofotometri adalah ilmu yang mempelajari tentang penggunaan spektrofotometer.

Spektofotometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur energi secara relatif jika energi
tersebut ditransmisikan, direfleksikan, atau diemisikan sebagai fungsi dari panjang
gelombang. Spektrofotometer menghasilkan sinar dari spektrum dengan panjang gelombang
tertentu, dan fotometer adalah alat pengukur intensitas cahaya yang ditransmisikan atau yang
diabsorpsi (Neldawati et al 2013).
2. Analisis spektofotometer IR digunakan untuk mengetahui gugus-gugus yang terbentuk dari
sampel yang dihasilkan dan juga memprediksikan reaksi polimerisasi yang terjadi. Analisis
ini didasarkan pada analisis dari panjang gelombang puncak-puncak karakteristik dari suatu
sampel. Panjang gelombang puncak-puncak tersebut menunjukkan adanya gugus fungsi
tertentu yang ada pada sampel, karena masing-masing gugus fungsi memiliki puncak
karakteristik yang spesifik untuk gugus fungsi tertentu (Gunawan dan Azhari 2010).
3. Perbedaan UV-vis dan FTIR
Spektrofotometer UV-vis Spektrofotometer FTIR
1. Sampel dalam wujud fasa cair. 1. Sampel dapat berwujud fasa cair,
2. Panjang gelombang yang padat, dan gas.
dihasilkan terdapat pada 2. Panjang gelombang yang
gelombang cahaya tampak dan dihasilkan terdapat pada
ultraviolet. gelombang infra red.
3. Sampel diletakkan pada kuvet. 3. Sampel diletakkan pada
4. Berfungsi untuk mengamati kompartemen.
kepekatan atau konsentrasi suatu 4. Berfungsi untuk mengamati
larutan. ikatan dan gugus fungsi yang
(Yanlinastuti dan Fatimah 2016) terdapat pada suatu senyawa.
(Sjahfirdi et al 2015).
4. Prinsip kerja FTIR adalah mengenali gugus fungsi suatu senyawa dari absorbansi inframerah
yang dilakukan terhadap senyawa tersebut. Pola absorbansi yang diserap oleh tiap-tiap
senyawa berbeda-beda, sehingga senyawa-senyawa dapat dibedakan dan dikuantifikasikan
(Sankari et al 2010).
5. Identifikasi ikatan pada asam galat
O-H
C=O C-O

C-C
C-C
C=C
C=C
C-C
C-O
C-O

O-H
O-H
C=C
C-C

O-H
6. Spektrofotometer IR berdasarkanC-O penyerapan radiasi sinar IR oleh molekul-molekul suatu senyawa
uji, dimana dalam hasil analisis diperoleh nilai %T (pada sumbu y) dan bilangan gelombang (pada
sumbu x).

a) Definisi dari nilai berikut (Ramadheni et al. 2018) :


i. %T=100% = Cahaya yang diteruskan melewati sampel adalah 100 % menandakan konsentrasi
sampel yang terlalu rendah maka harus dipekatkan
ii. %T =75% = Cahaya yang diteruskan sebanyak 75% menandakan konsentrasi rendah, namun masih
dapat dibaca karena masih dalam rentang transmitan (80-20)%
iii. %T=25% = Cahaya yang diteruskan sebanyak 25% menandakan konsentrasi pekat, namun
masih dapat dibaca karena masih dalam rentang transmitan (80-20)%

b) Manakah diantara tiga nilai %T di atas yang menunjukkan hasil analisis yang kurang baik (error) ?
Berikan alasannya !

Jawab : Nilai transmitan yang rendah akan menyebabkan sampel tidak terbaca maka harus dilakukan
penambahan sampel/pemekatan sementara jika sampel terlalu pekat maka nilai transmitan akan
sangat kecil sehingga harus dilakukan penambahan pelarut atau pengenceran.

Daftar Bilangan Gelombang dari Berbagai Jenis Ikatan (untuk soal 7-10)

1050 - 1225 C-O

7. Di bawah ini adalah spectrum IR senyawa etanol, identifikasi daerah gugus fungsi
penyusunnya berdasarkan bilangan gelombang !

Y Z

Jawab: X= O-H
Y = -CH3, -CH2-, -CH
Z = C-O

8. Di bawah ini adalah spectrum IR senyawa Etil asetat, identifikasi daerah gugus fungsi penyusunnya
berdasarkan bilangan gelombang !

Jawab :
X= -CH3-, -CH2-, C-H, C-H aldehida
Y= C=O (ester)
Z= C-H
Jawab :
a. CH3,CH2, CH : 3000 – 2700 (cm-1)
C=O : 1900 – 1650 (cm-1)
b. CH3,CH2, CH : 3000 – 2700 (cm-1)
C=C : 1675 – 1500 (cm-1)
C=O : 1900 – 1650 (cm-1)
C≡C : 2400 – 2100 (cm-1)

Jawab:
Preparasi sampel padat dilakukan dengan menhomogenkan serbuk sampel dengan garam spektro grade
dalam oven atau ruangan yang tidak lembab kemudian dimampatkan menggunakan Noshok Tons on Ram
menjadi padatan pelet. Kemudian pelet diletakan kedalam sample holder (Sulistyani dan Huda 2018).
Preparasi sampel cair dilakukan dengan mengoleskan sampel pada NaCl window sehingga tidak ada
gelombang udara diantara keduanya. Kemudian sample diletakan pada Demountable Sample (Nugraha dan
Rohimah 2016).

DAFTAR PUSTAKA

Gunawan B, Azhari CD. 2010. Karakterisasi spektrofotometri IR dan scanning electron microscope (SEM)
sensor gas dari bahan polimer poly-ethylene glycol (PEG). Sains. 3(2): 1-17.
Neldawati, Ratnawulan, Gusnedi. 2013. Analisis nilai absorbansi dalam penentuan kadar flavonoid untuk
berbagai jenis daun tanaman obat. Pil. Phys. 2(10): 76-83.
Nugraha I, Rohimah N. 2016. Kinerja organoclay bentonid terinterkalasi poli-dadmac sebagai flokulan limbah
cair tahu. Jurnal Kimia Valensi : Jurnal Penelitian dan Pengembangan Ilmu Kimia. 2(2) : 130-135.
Ramadheni P, Mukhtar H, Prahmono D. 2018. Uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol daun katuk terhadap
bakteri S. Aureus dan E.coli dengan metode difusi agar.Indonesia Natural Research Pharmaceutical
Journal. 2(2) : 34-45.
Sankari G, Krishnamoorthy E, Jayakumaran S, Gunacakaran S, Priya SS, Subramaniam S, Subramaniam S,
Mohan SK. 2010. Analysis of serum immunoglobulins using Fourier transform infrared spectral
measurements. Biol. Med. 2(3): 42-48.
Sjahfirdi L, Aldi N, Maheshwari H, Astuti P. 2015. Aplikasi Fourier transform infrared (FTIR) dan
pengamatan pembengkakan genital pada spesies primata, lutung jawa (Trachypithecus auratus) untuk
mendeteksi masa subur. J. Ked. Hewan. 9(2): 156-160.
Sulistiyani M, Huda N. 2018. Perbandingan metode transmisi dan reflektansi pada pengukuran polistirena
menggunakan instrumentasi spektroskopi fourier transform infrared. Indonesian Journal of Chemical
Science. 7(2): 195-198.
Yanlinastuti, Fatimah S. 2016. Pengaruh konsentrasi pelarut untuk menetukan kadar zirkonium dalam paduan
U-Zr dengan menggunakan spektrofotometri UV-vis. ACES Journal. 17(9): 22-33.

Anda mungkin juga menyukai