Anda di halaman 1dari 35

BAB II

PROFIL WILAYAH KABUPATEN BATU BARA

2.1. Profil Wilayah Kabupaten Batu Bara


2.1.1. Sejarah Singkat Kabupaten Batu Bara
Pada tahun 1865 Kesultanan Asahan dikuasai oleh Belanda yang dipimpin oleh
seorang kontroler dan membagi wilayah pemerintahan menjadi 3, yaitu:
1. Onder Afdiling Batu Bara
2. Onder Afdiling Asahan
3. Onder Afdiling Labuhan Batu
Pada saat itu Kerajaan Sultan Asahan dan pemerintahan datuk-datuk di wilayah Batu Bara
tetap diakui oleh pemerintahan Belanda namun tidak berkuasa penuh. Wilayah kesultanan
dibagi atas distrik dan onder distrik, sedangkan wilayah datuk-datuk di Batu Bara dibagi
menjadi self bestuur Batu Bara, yaitu:
1. Self Bestuur Indrapura
2. Self Bestuur Lima Puluh
3. Self Bestuur Ipesisir
4. Self Bestuur Suku Dua (Bogak dan Lima Laras)
Kemudian di masa pendudukan Jepang pada tahun 1942 struktur pemerintahan dibagi
menjadi wilayah Asahan bunsyu Batu Bara. Pada tanggal 15 maret 1946 Asahan dibagi atas
5 (lima) kewedanaan yaitu :
1. Kewedanaan Batu Bara Utara
2. Kewedanaan Batu Bara Selatan
3. Kewedanaan Tanjung Balai
4. Kewedanaan Kisaran
5. Kewedanaan Bandar Pulau
Adapun Kewedanan di Batu Bara di bagi menjadi :
1. Kewedanaan Batu Bara Utara, dibagi atas :
 Kecamatan Medang Deras, ibukotanya Pagurawan
 Kecamatan Air Putih, ibukotanya Indrapura
2. Kewedanaan Batu Bara Selatan, dibagi atas :
 Kecamatan Talawi, ibukotanya Labuhan Ruku
 Kecamatan Tanjung Tiram, ibukotanya Tanjung Tiram
 Kecamatan Lima Puluh, ibukotanya Simpang Dolok
Melalui Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 821.26-432 tanggal 27 Januari
1986 dibentuklah wilayah kerja pembantu Bupati Asahan menjadi 3 wilayah, pembantu
Bupati wilayah I berkedudukan di Lima Puluh meliputi Kecamatan Medang Deras,
Kecamatan Air Putih, Kecamatan Lima Puluh, Kecamatan Talawi dan Kecamatan Tanjung
Tiram. Berdasarkan keputusan Gubernur Sumatera Utara Nomor 138/814.K/1993 tanggal 5
Maret 1993 dibentuk perwakilan kecamatan sebagai berikut :
1. Perwakilan Kecamatan Sei Suka pemekaran dari Kecamatan Air Putih.
2. Perwakilan Kecamatan Sei Balai pemekaran dari Kecamatan Tanjung Tiram.

2.1.2. Dasar Hukum Kabupaten Batu Bara


Akhirnya pada tanggal 8 Desember 2006 dengan persetujuan DPR RI diterbitkan
rancangan undang-undang pembentukan Kabupaten Batu Bara, yang selanjutnya pada tanggal
02 Januari 2007 berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2007 Batu Bara resmi
menjadi salah satu kabupaten di Provinsi Sumatera Utara yang terdiri dari 7 kecamatan
dengan ibukota di Kecamatan Lima Puluh, yang kemudian berdasarkan Peraturan Daerah
Kabupaten Batu Bara Nomor 9 tahun 2017 tentang Pembentukan Kecamatan dalam Wilayah
Kabupaten Batu Bara, menjadi 12 (dua belas) Kecamatan. Berdasarkan Peraturan Bupati
Batu Bara Nomor 3 Tahun 2007 di tetapkanlah bahwa hari jadi Kabupaten Batu Bara pada
tanggal 8 Desember 2006 sesuai dengan persetujuan bersama DPR RI dengan Presiden RI
yang memutuskan undang-undang tentang pembentukan Kabupaten Batu Bara di Provinsi
Sumatera Utara.

2.1.3. Administrasi Wilayah Kabupaten Batu Bara


Dasar hukum berdirinya Kabupaten Batu Bara adalah Undang-Undang Nomor 5 tahun
2007 tanggal 2 Januari 2017 tentang Pembentukan Kabupaten Batu Bara di Provinsi
Sumatera Utara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 7, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4681). Disahkan dengan batas-batas wilayah
Kabupaten Batu Bara pada awalnya terdiri dari 7 kecamatan dengan ibukota di Kecamatan
Lima Puluh. Yang kemudian melalui Peraturan Daerah Kabupaten Batu Bara Nomor 9 tahun
2017 tentang Pembentukan Kecamatan dalam Wilayah Kabupaten Batu Bara dilaksanakan
pemekaran kecamatan menjadi 12 (duabelas) kecamatan. Adapun 12 (duabelas) kecamatan
yang ada di Kabupaten Batu Bara, yakni:
1. Kecamatan Lima Puluh
2. Kecamatan Talawi
3. Kecamatan Sei Balai
4. Kecamatan Sei Suka
5. Kecamatan Air Putih
6. Kecamatan Tanjung Tiram
7. Kecamatan Medang Deras
8. Kecamatan Datuk Lima Puluh
9. Kecamatan Nibung Hangus
10. Kecamatan Laut Tador
11. Kecamatan Datuk Tanah Datar
12. Kecamatan Lima Puluh Pesisir

Gambar 2.1. Peta Wilayah Administrasi Kabupaten Batu Bara


(Sumber : Peta Perencanaan Pemekaran Kecamatan Perda Kab. Batu Bara No.9 Tahun 2017)
2.2. Karakteristik Geografi Wilayah Kabupaten Batu Bara
2.2.1. Letak dan Luas Wilayah Kabupaten Batu Bara
Kabupaten Batu Bara berada di bagian Timur dari Provinsi Sumatera Utara, yang
terletak pada garis 30–40 Lintang Utara dan 990-1000 Bujur Timur. Kabupaten Batu Bara
berbatasan dengan daerah perairan dan 3 (tiga) kabupaten lainnya dengan uraian sebagai
berikut :
 Bagian Utara berbatasan dengan Kecamatan Bandar Khalifah, Kabupaten Serdang
Bedagai dan Selat Malaka,
 Bagian Timur berbatasan dengan Selat Malaka dan Kecamatan Air Joman, Kabupaten
Asahan
 Bagian Selatan berbatasan dengan Kecamatan Meranti, Kabupaten Asahan dan
Kecamatan Ujung Padang, Kabupaten Simalungun,
 Bagian Barat berbatasan dengan Kecamatan Bosar Maligas, Kecamatan Bandar,
Kecamatan Bandar Masilam, Kecamatan Batu Nanggar, Kabupaten Simalungun dan
Kecamatan Tebing Tinggi, Kabupaten Serdang Bedagai.

Gambar 2.2. Peta Orientasi Titik Koordinat Kabupaten Batu Bara

(Sumber : Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Batu Bara Tahun 2013-2033)
Luas daratan Kabupaten Batu Bara adalah 904,96 km2, sebagian besar berada di
daratan Pulau Sumatera dan sebagian kecil di Pulau Pandan dan Pulau Salah Nama.
Berdasarkan luas daerah menurut kecamatan di Batu Bara, luas daerah terbesar adalah
Kecamatan Lima Puluh dengan luas 239,55 km2 atau sekitar 26,47 persen dari total luas
Batu Bara, diikuti Kecamatan Tanjung Tiram dengan luas 173,79 km2 atau sekitar 19,20
persen, kemudian Kecamatan Sei Suka dengan luas 171,47 km2 atau 18,95 persen. Sedangkan
luas daerah terkecil adalah Kecamatan Medang Deras dengan luas 65,47 km2 atau sekitar 7,24
persen dari total luas wilayah Batu Bara.
Tabel 2.1. Perbandingan Luas Ibukota Kabupaten dan Kecamatan

Luas Perbandingan Luas


No. Kecamatan Kecamatan Daerah Kabupaten
(Km2) (%)
1 Lima Puluh 99,01 10,94
2 Sei Balai 45,87 5,07
3 Tanjung Tiram 43,92 4,85
4 Talawi 89,80 9,92
5 Air Putih 72,24 7,98
6 Sei Suka 78,25 8,65
7 Medang Deras 65,47 7,23
8 Datuk Lima Puluh 66,66 7,37
9 Nibung Hangus 129,87 14,35
10 Laut Tador 93,22 10,30
11 Datuk Tanah Datar 46,77 5,17
12 Lima Puluh Pesisir 73,88 8,16
Sumber : Batu Bara Dalam Angka, Tahun 2018
Tabel 2.2. Jarak Ibukota Kabupaten dan Kecamatan
Titik Awal Titik Jarak
No. (Ibukota Kabupaten) Kecamatan (Km)
1 Lima Puluh Lima Puluh 0
2 Lima Puluh Sei Balai 31
3 Lima Puluh Tanjung Tiram 18
4 Lima Puluh Talawi 15
5 Lima Puluh Air Putih 15
6 Lima Puluh Sei Suka 20
7 Lima Puluh Medang Deras 46
8 Lima Puluh Datuk Lima Puluh 7,3
9 Lima Puluh Nibung Hangus 29
10 Lima Puluh Laut Tador 31
11 Lima Puluh Datuk Tanah Datar 12
12 Lima Puluh Lima Puluh Pesisir 21
Sumber : Batu Bara Dalam Angka, Tahun 2018
2.2.2. Topografi Wilayah Kabupaten Batu Bara
2.2.2.1.Kelerengan dan Ketinggian Lahan
Wilayah Kabupaten Batu Bara mempunyai topografi yang bervariasi, pada sebagian
wilayah utara (arah pesisir) memiliki kondisi kemiringan relatif tidak bervariasi yaitu landai
dan datar. Untuk ketinggian lahan, wilayah Kabupaten Batu Bara berada pada ketinggian 0
sampai dengan 50 meter di atas permukaan laut. Wilayah Kabupaten Batu Bara didominasi
dengan ketinggian 7-25 meter diatas permukaan laut dan untuk ketinggian lahan yang terkecil
yakni 0-7 meter di atas permukaan laut.

Tabel 2.3. Rata-Rata Ketinggian Daerah Kecamatan Dari Permukaan Air Laut (DPL)
Tinggi Wilayah
No. Kecamatan Ibukota Kecamatan
(Meter)
1 Lima Puluh Lima Puluh 28
2 Sei Balai Sei Balai 14
3 Tanjung Tiram Tanjung Tiram 1
4 Talawi Labuhan Ruku 3
5 Air Putih Indrapura 10
6 Sei Suka Sei Suka Deras 13
7 Medang Deras Pangkalan Dodek 2
8 Datuk Lima Puluh Simpang Dolok 20
9 Nibung Hangus Ujung Kubu 1
10 Laut Tador Laut Tador 45
11 Datuk Tanah Datar Petatal 25
12 Lima Puluh Pesisir Perupuk 3
Sumber : Batu Bara Dalam Angka, Tahun 2018

2.2.2.2.Jenis dan Struktur Tanah


Jenis tanah di Kabupaten Batu Bara didominasi oleh ordo inceptisol yaitu jenis tanah
mineral yang telah menunjukkan tanda awal dari suatu tanah yang matang (tanah setengah
matang) dan dicirikan oleh profil dengan lapisan-lapisan berupa horizon A, B (Bw), dan C.
Horizon B terbentuk pada tingkat awal dan disebut horizon Kambik (Bw), yaitu horizon yang
hanya warna dan strukturnya saja yang berbeda dari horizon A. Tanah ini lebih berkembang
dibandingkan dengan tanah ordo entisol.
Tanah Inseptisol umumnya merupakan tanah-tanah belum terlalu matang (immature
soil) yang mencakup (i) tanah-tanah berkembang dari bahan induk yang sangat resisten
terhadap hancuran iklim, (ii) bahan induk abu volkan, (iii) tanah-tanah pada posisi landscape
yang ekstrim, di wilayah curam sampai sangat curam atau cekungan/depresi, dan (iv)
permukaan geomorfik muda, seperti lereng volkan dan daerah endapan sungai yang
membatasi perkembangan tanah. Dalam klasifikasi tanah sebelumnya inseptisol setara dengan
(dikenal dengan nama) tanah aluvial, regosol, andosol, latosol, brown forest soil, glei humus,
glei humus rendah, dan solonchak.
Tanah inceptisol di Kabupaten Batu Bara merupakan tanah-tanah berkembang dari
bahan induk yang sangat resisten terhadap hancuran iklim yaitu bahan induk berupa endapan
marin dan endapan sungai dan tanah-tanah pada posisi landscape yang agak curam
(bergelombang). Tanah inceptisol di Kabupaten Batu Bara dengan great group dystropepts
dan tropaquept merupakan tanah-tanah berkembang dari bahan induk yang sangat resisten
terhadap hancuran iklim, umunya berada pada dataran alluvial, sedangkan great group
dystrandept dan eutrandepts merupakan tanah-tanah pada posisi landscape yang agak curam
(bergelombang) yang umumnya berada pada daerah bagian barat yang berbatasan dengan
Kabupaten Simalungun.
Selain ordo inceptisol, tanah yang juga mendominasi wilayah Kabupaten Batu Bara
adalah ordo entisol. Entisol adalah kelompok tanah-tanah muda (belum berkembang) dan
umumnya dangkal, dicirikan oleh profil dengan lapisan (horizon) A dan C atau A dan R saja.
Tanah ini masih belum sempurna dan memiliki profil yang horizon B-nya belum
berkembang. Secara umum tanah entisol tidak memiliki banyak horizon hanya berupa
lapisan-lapisan tanah, karena beberapa alasan seperti waktu pembentukannya masih baru,
berada pada lereng atau pada slope yang tererosi, menerima deposit (endapan) banjir, dan
sebagainya. Sebagai contoh tanah-tanah endapan sepanjang sungai, tanah berpasir lepas di
lereng atas dan bawah, daerah volkan atau tanah pasir pantai laut yang lepas dan belum
membentuk struktur tanah.
Tanah entisol di Kabupaten Batu Bara umumnya merupakan tanah yang menerima
deposit (endapan) banjir yaitu tanah-tanah endapan sepanjang sungai dan cekungan/ deposit
dengan great group hydraquents, tropaquents dan fluvaquents; tanah berpasir lepas di pantai
laut yang belum membentuk struktur tanah dengan great group tropopsamment, dan tanah
endapan liat di rawa pasang surut dan rawa marine (mangrove) dengan great group
sulfaquents.
Dalam luasan yang sedikit di Kabupaten Batu Bara terdapat pula tanah gambut
(histosol) dari great group tropohemists yang terdapat pada cekungan atau rawa-rawa.
Keberadaan great group tanah tropohemists dalam asosiasi dengan jenis tanah lainnya,
terutama dengan great group tropaquepts dan fluvaquents. Distribusi jenis tanah di
Kabupaten Batu Bara berdasarkan luas wilayah kabupaten tertera pada Tabel 2.4. sedangkan
distribusi berdasarkan luas wilayah masing-masing kecamatan tertera pada Tabel 2.5.
Tabel 2.4. Distribusi Jenis Great Group Tanah di Kabupaten Batu Bara

No Jenis Great Group Tanah Luas (Ha) %

1 Dystrandepts; Eutrandepts; Hydrandepts 6.868 7,59


2 Dystropepts; Dystrandepts 32.261 35.65
3 Hydraquents; Sulfaquents 4.895 5.31
4 Tropaquepts; Fluvaquents; Tropohemists 41.691 46.07
5 Tropopsamments; Tropaquents 4.868 5.38

Jumlah 90.496 100.00


Sumber : Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Batu Bara Tahun 2013-2033

Tabel 2.5. Distribusi Jenis Great Group Tanah per Kecamatan di Kabupaten Batu Bara
No Kecamatan Jenis Tanah Luas (Ha) %

Dystropepts; Dystrandepts 81 1.24


1 Medang Deras Hydraquents; Sulfaquents 1.721 26.29
Tropaquepts; Fluvaquents; 2.703 41.29
Tropohemists
Tropopsamments; Tropaquents 2.041 31.18
Jumlah 6.547 100.00
Dystropepts; Dystrandepts 9.197 53.64
Hydraquents; Sulfaquents 1.001 5.84
Tropaquepts; Fluvaquents;
2 Sei Suka
Tropohemists 5.890 34.35
Tropopsamments; Tropaquents 1.058 6.17
Jumlah 17.147 100.00
Dystropepts; Dystrandepts 1.062 45.12
Tropaquepts; Fluvaquents;
3 Air Putih Tropohemists 3.448 47.73
Tropopsamments; Tropaquents 516 7.15
Jumlah 7.224 100.00
Dystrandepts; Eutrandepts;
Hydrandepts 19 0,08
Dystropepts; Dystrandepts 15.906 66.29
Hydraquents; Sulfaquents 537 2.42
4 Lima Puluh
Tropaquepts; Fluvaquents;
Tropohemists 6.824 28.44
Tropopsamments; Tropaquents 665 2.77
Jumlah 23.955 100.00
Dystropepts; Dystrandepts 2.525 28.12
Hydraquents; Sulfaquents 326 3.63
5 Talawi Tropaquepts; Fluvaquents;
Tropohemists 6.129 68.25
Jumlah 8.980 100.00
Dystrandepts; Eutrandepts;
Hydrandepts 785 4.52
Tanjung Hydraquents; Sulfaquents 1.173 6.75
6
Tiram Tropaquepts; Fluvaquents;
Tropohemists 14.938 85.93
Tropopsamments; Tropaquents 487 2.80
Jumlah 17.379 100.00
Dystrandepts; Eutrandepts;
Hydrandepts 3.275 61.77
Dystropepts; Dystrandepts 702 7.58
7 Sei Balai
Tropaquepts; Fluvaquents;
Tropohemists 2.839 30.65
Jumlah 9.264 100.00
Sumber: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Batu Bara Tahun 2013-2033

Tabel 2.6. Sifat Umum Tanah dari Masing - Masing Great Group yang terdapat di
Kabupaten Batu Bara

Ordo Great Group Deskripsi/Sifat Umum

Inceptisols 1. Dystropepts Tanah inceptisol dengan Kejenuhan Basa


yang kurang dari 50% pada kedalaman
antara 25-100 cm dan kadar C - Organik
kurang dari 12 kg/m3.
2. Dystrandepts Tanah Inceptisol dengan Kejenuhan Basa
yang kurang dari 50% pada kedalaman
antara 25-100 cm tetapi memiliki sifat
tanah andik dengan kadar bahan organik
yang lebih dari 25%
3. Eutrandepts Tanah inceptisol yang memiliki
Kejenuhan Basa lebih dari 50% pada
kedalaman 25-100 cm dan memiliki sifat
tanah andik dengan kadar bahan organik
yang lebih dari 25%
4. Hydrandepts Tanah inceptisol yang memiliki sifat
andik dan selalu basah atau lembab atau
terdapat pada daerah yang selalu
tergenang.
5. Tropaquepts Tanah inceptisol yang memiliki horizon
sulforik yang batas atasnya berada
didalam kedalaman 50 cm diatas tanah
mineral dan memiliki perbedaan
temperatur antara temperatur rata-rata
musim panas dan dingin kurang dari 50C
pada kedalaman 50 cm

Entisols 1. Sulfaquents Merupakan tanah entisol yang


mengandung bahan sulfidik pada
kedalaman kurang dari 50 cm.
2. Hydraquent Merupakan Tanah entisol yang sangat
lembek sehingga daya penyangganya
rendah atau nilai kematangannya lebih
besar dari 0,7.
3. Tropaquents Tanah entisol yang selalu basah atau basah
pada musim tertentu dan jika dilakukan
perbaikan draenase berwarna kelabu
kebiruan atau gley
4. Merupakan tanah entisol yang memiliki
Tropopsamments sekurang-kurangnya 35% bahan kasar
(fragmen batuan atau bertekstur kasar)
pada ketebalan sekurang-kurangnya 25 cm
dengan perbedaan suhu tidak kurang dari
rata-rata 5oC pada musim kemarau dengan
musim hujan
5. Fluvaquents Tanah entisol yang selalu jenuh air atau
dalam keadaan tergenang berwarna abu-
abu karena dominasi ferro aktif dan
mengandung bahan organic sebanyak
0,2% C-organik atau lebih dan menurun
dengan peningkatan kedalaman dari mulai
kedalaman 25 cm hingga 125 cm
Histosols Tropohemist Tanah histosol (gambut) setengah matang
yang berada di daerah tropis dengan
perbedaan suhu pada tanah lapisan atasnya
(setebal 30 cm) rata-rata tidak kurang dari
5oC pada musim hujan dengan pada
musim kemarau.

Sumber: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Batu Bara Tahun 2013-2033

Tabel 2.5. dan Tabel 2.6. menggambarkan bahwa tanah-tanah di Kabupaten Batu Bara
memiliki tingkat kesuburan yang sedang hingga rendah. Tanah-tanah pada great group
Dystrandeps, Hydrandept, Eutrandepts, Fluvaquents memiliki tingkat kesuburan tanah yang
sedang, sedangkan tanah-tanah pada great group lainnya seperti Dystropepts,
Tropopsamments, Tpopaquents, dan Sulfaquents umumnya memiliki tingkat kesuburan
rendah dan bahkan pada tanah Sulfaquents dapat menjadi sangat kritis bila lapisan piritnya
terungkap akibat pembuatan parit drainase atau pengolahan tanah yang kedalamannya
mencapai lapisan pirit tersebut. Lapisan pirit yang terungkap (teroksidasi) dapat membentuk
tanah sulfat masam yang menyebabkan pH tanah mencapai kurang dari 3 dan kelarutan ion
sulfat, aluminium serta besi yang berlebihan dapat meracun (bersifat toksik) bagi tanaman.

2.2.3. Hidrologi Wilayah Kabupaten Batu Bara


Wilayah sungai terbesar yang terdapat di wilayah Kabupaten Batu Bara adalah
Wilayah Sungai Bah Bolon dan sungai-sungai kecil lainnya yang mengalir ke pantai timur.
Kabupaten Batu Bara memiliki sungai–sungai besar, seperti Sungai Batu Bara Kanan, Sungai
Batu Bara Kiri, Sungai Titi Merah, Sungai Balai, Sungai Muka, Sungai Kuba, Sungai
Magung dan Sungai Bahapal. Sungai-sungai di kabupaten ini merupakan sumber untuk
pengairan ke persawahan dan perkebunan baik yang dimanfaatkan oleh masyarakat maupun
swasta. Aliran air dari sungai yang ada kemudian mengaliri irigasi semi teknis maupun irigasi
sederhana di Kabupaten Batu Bara sehinga sebagian besar sawah di kabupaten ini dapat
ditanami 3 (tiga) kali setahun.
Sedangkan sungai Batu Bara Kiri sebagai sarana transportasi para nelayan menuju
kelaut Selat Malaka untuk mencari ikan. Sungai-sungai di Kabupaten Batu Bara sebagian
besar berhulu di pegunungan Bukit Barisan yang terdapat di Kabupaten Simalungun. Kondisi
ini mengakibatkan fluktuasi air sungai sangat dipengaruhi oleh kondisi penggunaan lahan
pada Daerah Aliran Sungai (DAS) bagian hulu. Dengan meluapnya air di sungai–sungai
Kabupaten Batu Bara akibat kiriman hujan dari daerah kabupaten tetangga yang lebih tinggi
sering mengakibatkan banjir terutama di daerah dataran rendah sedangkan daerah pesisir akan
mengalami daerah banjir akibat terjadinya pasang besar di laut. Morfologi wilayahnya terdiri
atas wilayah datar/landai, dan perbukitan dengan kemiringan lereng antara 0–8 %.

Gambar 1.3. Peta Kondisi Geografi Wilayah Kabupaten Batu Bara

(Sumber : Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Batu Bara Tahun 2013-2033)
2.2.4. Klimatologi/Iklim Wilayah Kabupaten Batu Bara
Karena terletak dekat di garis khatulistiwa, Kabupaten Batu Bara tergolong ke dalam
daerah beriklim tropis. Kabupaten Batu Bara mempunyai musim kemarau dan musim
penghujan. Musim kemarau biasanya terjadi pada bulan Januari sampai dengan Juli dan
musim penghujan biasanya terjadi pada bulan Agustus sampai dengan bulan Desember,
diantara kedua musim itu terdapat musim pancaroba.
Seperti umumnya daerah-daerah lainnya yang berada di kawasan Sumatera Utara,
Kabupaten Batu Bara termasuk daerah yang beriklim tropis dan memiliki dua musim yaitu
musim kemarau dan musim hujan. Menurut catatan Pos Pengukuran Perkebunan Sei
Bejangkar, pada Tahun 2011 terdapat 97 hari hujan dengan volume curah hujan sebanyak
1.796 mm. Curah hujan terbesar terjadi pada bulan Agustus yaitu 317 mm dengan hari hujan
sebanyak 13 hari, sedangkan curah hujan paling kecil terjadi pada bulan Desember sebesar
56 mm dengan hari hujan 8 hari. Rata-rata curah hujan tahun 2011 mencapai 149,67
mm/bulan.

RATA-RATA CURAH HUJAN TAHUN 2017 (/mm3)


300 262
250
200 163
149
150 109 112 122
101 90 103
100 59
39 28
50
0
JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGTS SEPT OKT NOV DES

Gambar 2.4. Rata-rata Curah Hujan Tahun 2017


(Sumber : Batu Bara Dalam Angka, Tahun 2018)

2.2.5. Kawasan Strategis


Dikaitkan dengan fungsi strategis, struktur dan pola ruang, kawasan prioritas yang
akan dikembangkan adalah:
1. Kawasan Strategis Indrapura, mencakup, Kawasan Perkotaan Indrapura, Sei Suka
Deras dan pusat-pusat permukiman perkotaan di sekitarnya yang dikembangkan
secara terintegrasi dengan kawasan industri Kuala Tanjung-Sei Mangkei dalam satu
koridor pengembangan ekonomi. Kawasan ini memiliki nilai strategis, sebagai pusat
perdagangan dan jasa dengan skala pelayanan regional yang terletak pada Koridor
Ekonomi Sumatera.
2. Kawasan Strategis Kuala Tanjung, memiliki nilai strategis ekonomi berbasis kegiatan
industri, jasa pelabuhan dan pergudangan. Kawasan strategis ini mencakup kawasan
industri dan pelabuhan pengumpan nasional dan regional Kuala Tanjung serta
kawasan permukiman disekitarnya. Pengembangan Kawasan Strategis Kuala Tanjung
diorientasikan ke Kota Medan, Pusat-pusat pertumbuhan di Pulau Sumatera, Jawa dan
Kalimantan serta ke pusat-pusat pertumbuhan di pesisir Barat Malaysia (Port Klang)
dan ke pusat-pusat pertumbuhan Kawasan Asean lainnya. Pengembangan Kawasan
Strategis Kuala Tanjung direncanakan secara terintegrasi dengan kawasan Perkotaan
Indrapura dan Sei Mangkei dalam satu koridor ekonomi serta terintegrasi dengan
pengembangan Kawasan Perupuk dan Tanjung Tiram. Keberadaan kawasan strategis
tersebut diharapkan dapat menjadi trigger pengembangan fisik, sosial dan ekonomi
wilayah Kabupaten Batu Bara bagian utara/kawasan pesisir.
3. Kawasan Strategis Tanjung Tiram memiliki nilai strategis ekonomi berbasis kegiatan
perdagangan dan jasa, industri pengolahan perikanan, jasa pelabuhan dan
pergudangan serta Kawasan Tajung Tiram menjadi sentra kegiatan ekonomi wilayah
Kabupaten Batu bara bagian utara dan barat yang berbasis perikanan. Kawasan
strategis ini mencakup Kawasan Perkotaan Tanjung Tiram dan sekitarnya, Pulau
Salah Nama dan Pulau Pandang. Pengembangan Kawasan Strategis Kuala Tanjung
direncanakan secara terintegrasi dengan kawasan Perupuk, Lima Puluh dan Kuala
Tanjung dalam satu koridor ekonomi serta terintegrasi dengan pengembangan
kawasan perkotaan Kisaran (Kabupaten Asahan) dan Tanjung Balai.
4. Kawasan Strategis Pangkalan Dodek dan sekitarnya, kawasan ini memiliki nilai
strategis fungsi ekonomi dan daya dukung lingkungan hidup, yang terkait kawasan
yang menuntut prioritas tinggi peningkatan kualitas lingkungan hidup dan kawasan
rawan bencana alam gelombang tinggi yang menyebabkan abrasi dan banjir/genangan
pada kawasan pesisir Pangkalan Dodek dan sekitarnya. Pengelolaan kawasan strategis
Pangkalan Dodek ditujukan untuk meminimalisasi terjadinya genangan/ banjir dan
abrasi pantai sekaligus melakukan percepatan pengembangan kegiatan ekonomi
kawasan perkotaan Pangkalan Dodek yang berbasis pada sektor perikanan.
2.3. Profil Demografi/Kependudukan
2.3.1 Jumlah Penduduk
Penduduk Kabupaten Batu Bara berdasarkan proyeksi penduduk tahun 2017 sebanyak
409.091 jiwa yang terdiri atas 205.818 jiwa penduduk laki-laki dan 203.273 jiwa penduduk
perempuan. Dibandingkan dengan proyeksi jumlah penduduk tahun 2010, penduduk Batu
Bara mengalami pertumbuhan sebesar 1,19 persen. Sementara itu besarnya angka rasio jenis
kelamin tahun 2017 penduduk laki-laki terhadap penduduk perempuan sebesar 101.

> 65 TAHUN 10360


8323
60-64 TAHUN 6098
5995 PEREMPUAN
55-59 TAHUN 8617
8525
50-54 TAHUN 10387 LAKI-LAKI
10485
45-49 TAHUN 11967
11480
40-44 TAHUN 12702
12361
35-39 TAHUN 13572
13395
30-34 TAHUN 14280
14285
25-29 TAHUN 15207
15558
20-24 TAHUN 16198
17431
15-19 TAHUN 18796
20274
10-14 TAHUN 20841
21281
5-9 TAHUN 22272
23209
0-4 TAHUN 21976
23216

0 5000 10000 15000 20000 25000

Gambar 2.5. Jumlah Penduduk Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin Tahun 2017 di
Kabupaten Batu Bara (Sumber: Batu Bara Dalam Angka, 2018)

2.3.2 Kepadatan Penduduk


Kepadatan penduduk di Kabupaten Batu Bara tahun 2017 mencapai 452 jiwa/km2
dengan rata-rata jumlah penduduk per rumah tangga 4 orang. Kepadatan Penduduk di 7
kecamatan cukup beragam dengan kepadatan penduduk tertinggi terletak di Kecamatan
Medang Deras dengan kepadatan sebesar 811 jiwa/km2 dan terendah di Kecamatan Sei Balai
sebesar 303 jiwa/km2.
Tabel 2.7. Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan di Wilayah Kabupaten Batu Bara
Jumlah Penduduk
Kecamatan Keterangan
2014 2015 2016 2017 2018
Lima Puluh 89033 89864 90763 91661 36483
Sei Balai 27609 27827 28019 28211 28403
Tanjung Tiram 66749 67492 68356 69220 38204
Talawi 57128 57860 58687 59515 32918
Airputih 49217 49776 50363 50951 51538
Sei Suka 55045 55570 56137 56704 35195
Medang Deras 51698 52414 53274 544133 54993
Datuk Lima Puluh 0 0 0 0 23313 pemekaran
Nibung Hangus 0 0 0 0 31880 pemekaran
Laut Tador 0 0 0 0 22075 pemekaran
Datuk Tanah Datar 0 0 0 0 27424 pemekaran
Lima Puluh Pesisir 0 0 0 0 32764 pemekaran
Sumber : Batu Bara Dalam Angka, Tahun 2018

2.3.3 Ketenagakerjaan
Pada tahun 2017 angkatan kerja di Kabupaten Batu Bara sebagian besar berpendidikan
SD, tidak/belum tamat SD dan tidak/belum pernah sekolah. Persentase golongan ini mencapai
47,52 persen. Selanjutnya, angkatan kerja yang berpendidikan SMP, SMA/SMK, dan di
atas SMA masing-masing sekitar 22,05 persen, 24,75 persen, dan 5,65 persen. Jika dilihat
dari status pekerjaannya, lebih dari sepertiga (31,19 persen) penduduk yang bekerja adalah
buruh/karyawan.
Tabel 2.8. Jumlah Angkatan Kerja Menurut Tingkat Pendidikan di Kabupaten Batu
Bara
Angkatan Kerja (Jiwa) Bukan
Tingkat Pendidikan Yang Pengangguran Angkatan
Bekerja Jumlah
Ditamatkan Terbuka Kerja (Jiwa)
Tidak/Belum Pernah SD,
85097 2032 87129 2032
Tidak/Belum Tamat SD
Sekolah Menengah Pertama 38360 1961 40321 1961
Sekolah Menengah Atas 27688 3073 30761 3073
Sekolah Menengah Kejuruan 12473 2089 14562 2089
Diploma I, II, III 2687 0 2687 0
Diploma IV/Universitas 7657 0 7657 0
JUMLAH 173962 9155 183117 9155
Sumber : Batu Bara Dalam Angka, Tahun 2018
Penduduk yang berusaha sendiri sebesar 26,26 persen sedangkan penduduk yang
berusaha dibantu buruh tidak tetap/tidak dibayar mencapai 11,90 persen. Penduduk sebagai
pekerja bebas dan pekerja keluarga/tidak dibayar masing-masing sebesar 15 persen dan 11,63
persen, sedangkan sisanya (4,02 persen) adalah pengusaha yang mempekerjakan buruh
tetap/dibayar.
Tabel 2.9. Status Pekerjaan di Kabupaten Batu Bara
Jenis Kelamin
No. Status Pekerjaan Jumlah
Laki-laki Perempuan
1 Berusaha Sendiri 24762 20929 45691
Berusaha, Dibantu Oleh Buruh Tidak
2 12407 8287 20694
Tetap/Buruh Tidak Dibayar
Berusaha, Dibantu Buruh
3 5561 1424 6985
Tetap/Dibayar
4 Buruh/Karyawan/Pegawai 36785 17470 54255
5 Pekerja Bebas 23518 2588 26106
6 Pekerja Keluarga/Tidak Dibayar 5615 14616 20231
JUMLAH 108648 65314 173962
Sumber : Batu Bara Dalam Angka, Tahun 2018
Jumlah Pencari Kerja Terdaftar di Kabupaten Batu Bara pada Dinas Ketenagakerjaan
Kabupaten Batu Bara pada Tahun 2017 sebesar 1.086 pekerja dengan peningkatan 52,31
persen. Dari 1.086 pekerja yang terdaftar sebesar 609 telah ditempatkan bekerja.
Perbandingan pencari kerja laki-laki lebih sedikit dibandingkan perempuan, pada tahun 2017
terdaftar 319 laki-laki dan 767 perempuan pencari kerja terdaftar pada Dinas
Ketenagakerjaan. Proporsi terbesar pencari kerja yang mendaftar pada Dinas
Ketenagakerjaan berpendidikan terakhir SMA/SMK yaitu sebesar 55,99 persen (608 pekerja).
Sementara itu menurut lokasinya, Kecamatan Sei Suka merupakan kecamatan yang memiliki
jumlah perusahaan terbanyak di tahun 2017 yaitu sebesar 107 usaha dengan jumlah tenaga
kerja terdaftar sebesar 7.119 pekerja.
4.95
BEKERJA

20.74 PENGANGGURAN

SEKOLAH

8.23 62.77 MENGURUS RUMAH TANGGA

3.3 LAINNYA

Gambar 2.6. Perbandingan Angkatan Kerja Penduduk di Kabupaten Batu Bara

(Sumber : Batu Bara Dalam Angka, Tahun 2018)

Jumlah Keluarga Pra Sejahtera di Kabupaten Batu Bara pada tahun 2017 sebesar
14.295 keluarga. Keluarga Pra Sejahtera yang paling banyak berasal dari Kecamatan Lima
Puluh sebanyak 6.466 keluarga. Jumlah penduduk miskin di Batu Bara mengalami perubahan
dari tahun 2012 sampai 2017. Setiap tahun terjadi fluktuasi penduduk miskin baik secara
absolut maupun secara persentase. Tahun 2017 penduduk miskin naik menjadi 50,91 ribu
jiwa (12,48 persen).
Tabel 2.10. Klasifikasi/Tingkat Kesejahteraan Tahunan di Kabupaten Batu Bara
Klasifikasi / Tingkatan Kesejahteraan
Tahun
Keluarga Keluarga Keluarga Keluarga
Data Pra-Sejahtera
Sejahtera-I Sejahtera-II Sejahtera-III Sejahtera-III Plus
2008 15737 11927 22371 26428 7782
2009 14445 13447 26534 24958 7096
2010 13485 14109 31046 24963 6656
2011 11344 13521 34796 27028 6459
2012 11484 13709 35284 27406 6549
2013 11394 17572 28991 30157 11479
2014 10317 17311 33235 30216 11618
2015 10 17 17314 33235 30165 102693
2016 2103 19337 34280 28614 9670
2017 14295 21364 32879 20324 8629
Sumber : Batu Bara Dalam Angka, Tahun 2018

2.4. Perekonomian
2.4.1. Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
PDRB Kabupaten Batu Bara 2012 berdasarkan harga berlaku mencapai Rp 18,995
triliun dan PDRB berdasarkan harga konstan mencapai Rp 7,772 triliun. Kondisi PDRB
berdasarkan harga konstan mengalami pertumbuhan yang lambat dibandingkan tahun
sebelumnya. Hal ini disinyalir karena menurunnya tingkat produksi industri pengolahan.
Industri pengolahan mempunyai kontribusi cukup besar terhadap perekonomian di Kabupaten
Batu Bara, sehingga bergolaknya sektor ini cukup memberi pengaruh signifikan terhadap
kinerja perekonomian di Kabupaten Batu Bara. Dari ke-9 sektor lapangan usaha, sektor
industri pengolahan berperan paling besar bagi PDRB Kabupaten Batu Bara (52,23%). Sektor
lainnya yang mempunyai peranan cukup besar adalah sektor perdagangan, hotel, restoran; dan
sektor pertanian yaitu masing-masing berperan 23,65% dan 15,84%.
Pada tahun 2017 PDRB Batu Bara atas dasar harga berlaku (adhb) mencapai 29,962
triliun rupiah. Sektor usaha yang memberikan peranan terbesar terhadap total PDRB adalah
sektor industri pengolahan (47,27 persen). Selanjutnya diikuti oleh sektor pertanian,
kehutanan, dan perikanan (19,25 persen) dan sektor perdagangan besar dan eceran; reparasi
mobil dan sepeda motor (16,45 persen). Sedangkan sektor-sektor lainnya total kontribusinya
hanya sebesar 17,03 persen. Sedangkan berdasarkan harga konstan (adhk) tahun 2010, PDRB
Kabupaten Batu Bara pada tahun 2017 mencapai 22,039 triliun rupiah. Pada tahun yang sama
pertumbuhan ekonomi Kabupaten Batu Bara mencapai 4,11 persen dengan pertumbuhan
terbesar terjadi pada sektor konstruksi (17,83 persen). PDRB per kapita Kabupaten Batu Bara
mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2016. Berdasarkan harga berlaku naik dari Rp
68.086,63 ribu menjadi Rp 73.241,43 ribu sedangkan adhk 2010 juga mengalami peningkatan
dari Rp 52.272,75 ribu tahun 2016 menjadi Rp 53.873,80 ribu pada tahun 2017.
17.03 19.25
PERTANIAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN

INDUSTRI PENGOLAHAN
16.45
PERDAGANGAN BESAR/ECERAN DAN REPARASI
KENDARAAN

47.27 SEKTOR LAINNYA

Gambar 2.7. Presentase PDRB Menurut Jenis Lapangan Usaha di Kabupaten Batu Bara
(Sumber : Batu Bara Dalam Angka, Tahun 2018)

80,000.00
PDRB ATAS DASAR HARGA
70,000.00 BERLAKU (milyar)

60,000.00
PDRB ATAS DASAR HARGA
50,000.00 KONSTAN 2010 (milyar)

40,000.00
PENDAPATAN REGIONAL
30,000.00
PERKAPITA ATAS DASAR
HARGA BERLAKU (ribuan)
20,000.00

10,000.00 PENDAPATAN REGIONAL


PERKAPITA ATAS DASAR
0.00 HARGA KONSTAN 2010
2013 2014 2015 2016 2017 (ribuan)

Gambar 2.8. Presentase PDRB dan Pendapatan Regional Perkapita Atas Dasar Harga Berlaku
dan harga Konstan di Kabupaten Batu Bara (Sumber : Batu Bara Dalam Angka, Tahun 2018)
2.4.2. Pertumbuhan Pengeluaran Perkapita
Pengeluaran rata-rata perkapita sebulan menurut hasil Survei Sosial Ekonomi
Nasional (Susenas) 2017 bahwa pengeluaran rata-rata sebulan penduduk Kabupaten Batu
Bara pada tahun 2017 untuk makanan Rp 454.771 (60,99 persen) dan untuk bukan makanan
Rp 290.863 (39,01 persen). Persentase pengeluaran makanan dan bukan makanan di
Kabupaten Batu Bara tahun 2017 terbesar digunakan pada golongan Rp 500.000 sampai
dengan Rp 749.999 yaitu sebesar 32,88 persen.

4.57 0.33
5.4 Rp. 200rb-Rp. 299rb
16.41
Rp. 300rb-Rp. 499rb

15.53 Rp. 500rb-Rp. 699rb


Rp. 700rb-Rp. 999rb
Rp. 1jt-1,249jt

34.61 Rp. 1,249jt-Rp. 1,499jt


23.33
> Rp. 1,5jt

Gambar 2.9. Pengeluaran rata-rata perkapita sebulan


(Sumber : Batu Bara Dalam Angka, Tahun 2018)

Indikator Kemampuan Ekonomi Daerah digunakan sebagai acuan untuk mengukur


kemajuan pembangunan Ekonomi di Kabupaten Batu Bara adalah konsumsi/pengeluaran riil
perkapita sebulan berdasarkan daya beli dalam rupiah. Persentase Pengeluaran riil per kapita
di Kabupaten Batu Bara untuk makanan sebesar 63,21 %, sedangkan Persentase Pengeluaran
riil per kapita di Kabupaten Batu Bara sebesar 36,79 %.

Tabel 2.11. Rata- Rata dan Persentase Pengeluran Per Kapita Sebulan untuk Makanan
dan Bukan makanan Tahun 2013 di Kabupaten Batu Bara
Jenis Penegeluaran Pengeluaran Per kapita Persentase Pengeluaran Per
sebulan Kapita Sebulan (%)
Makanan 321.439 63,21
Bukan Makanan 187.054 36,79
Jumlah 508.493 100.00
Sumber : Batu Bara Dalam Angka, Tahun 2018

2.2.6. Jenis dan Tempat Usaha Unggulan di Wilayah Kabupaten Batu Bara
Menurut tanda daftar perusahaan yang diterbitkan oleh Dinas Pelayanan Modal dan
Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Batu Bara, pada tahun 2017 terdapat 109
tanda daftar perusahaan yang diterbitkan yang sebagian besar (48,62 persen) berbadan
hukum “lainnya” dan yang bergerak dihampir semua sektor sebesar 53 perusahaan. Pasar
atau pekan di Kabupaten Batu Bara pada tahun 2017 berjumlah 17 buah, luas totalnya
mencapai ±63.300 m2 dengan jumlah pedagang sebanyak ±3.700 pedagang. Pada tahun
2017, Perum Bulog Sub Drive II Kisaran telah menyalurkan sekitar 4.496,18 ton beras untuk
Kabupaten Batu Bara. Sebanyak 4.473,18 ton untuk raskin nasional, 13,78 ton untuk CBP
dan 9,22 ton untuk catu karyawan. Pada tahun 2017, transaksi perdagangan luar negeri yang
tercatat di Pelabuhan Kwala Tanjung mengalami peningkatan untuk nilainya bila
dibandingkan tahun 2016. Jumlah ekspor pada tahun 2017 mencapai 2.923.124 ton dengan
nilai FOB mencapai 1.990,119 juta US$. Pada saat yang sama jumlah impor mencapai
974.394 ton dengan nilai CIF sebesar 318,456 juta US$.

Jumlah Badan Usaha


60 53
50
40 31
30 25
20
10
0 0
0
PT. CV. FA PO LAINNYA

Gambar 2.10. Jumlah Badan Usaha di Wilayah Kabupaten Batu Bara


(Sumber : Batu Bara Dalam Angka, Tahun 2018)

2.4.3. Nilai Pertumbuhan Lapangan Usaha


Pada tahun 2017, terdapat 4 lapangan usaha yang kenaikan pertumbuhan ekonominya
diatas 8%, yakni:
 Konstruksi (pertumbuhan ekonomi = 17,83%)
 Pertambangan dan Galian Sumber Daya Alam (pertumbuhan ekonomi = 13,94%)
 Informasi Dan Komunikasi (pertumbuhan ekonomi = 8,73%)
 Jasa Lainnya (pertumbuhan ekonomi = 8,37%)
2.4.4 Jumlah Investor dan Nilai Investasi
Tabel 2.12. Data Investor
Tahun Jumlah Perusahaan PMDN PMA Total
(1) (2) (3) (4) (5=3+4)
2011 15 11.810.000.000 - 11.810.000.000
2012 61 58.050.000.000 - 58.050.000.000
2013 120 111.372.610.720 - 111.372.610.720
2014 22 9.100.000.000 - 9.100.000.000
Sumber : Batu Bara Dalam Angka, Tahun 2018
Tabel 2.13. Nilai investasi
Persetujuan Realisasi
Tahun
Jumlah Proyek Nilai Investasi Jumlah Proyek Nilai Investasi
2011 15 11.810.000.000 15 11.810.000.000
2012 61 58.050.000.000 61 58.050.000.000
2013 120 111.372.610.720 120 111.372.610.720
2014 22 9.100.000.000 22 9.100.000.000
Sumber : Batu Bara Dalam Angka, Tahun 2018

Pada tahun 2017 terdapat 7 hotel di Kabupaten Batu Bara. Persentase tingkat
penghunian kamar hotel dan akomodasi lainnya pada hotel non-bintang tahun 2017
berdasarkan survei perusahaan/usaha jasa akomodasi mencapai 32,56. Jumlah kunjungan
wisata di Kabupaten Batu Bara tahun 2017 mencapai 13.000 orang wisatawan domestik dan
tidak ada wisatawan mancanegara dan wisatawan lokal lebih banyak mendominasi daerah-
daerah wisata lokal yang ada di Kabupaten Batu Bara.

Tabel 2.14. Jumlah Kunjungan Wisatawan Tahunan

Wisatawan (Jiwa) Jumlah


Tahun
Domestik Mancanegara (Jiwa)

2013 325681 28 325709


2014 358250 31 358281
2015 393 682 50 393732
2016 10232 0 10232
2017 10600 0 10600
Sumber : Batu Bara Dalam Angka, Tahun 2018
2.5 Sosial dan Budaya
2.5.1 Kawasan yang Memberikan Perlindungan Terhadap Kawasan Bawahannya
Pengembangan kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan
bawahannya meliputi :
a. Kawasan lahan gambut yang tersebar di seluruh wilayah; dan
b. Kawasan resapan air terletak menyebar di seluruh wilayah.

2.5.1.1 Kawasan Perlindungan Setempat


(1) Kawasan perlindungan setempat yang meliputi kawasan sempadan pantai, kawasan
sempadan sungai besar dan kecil, kawasan mata air, dan ruang terbuka hijau wilayah
perkotaan.
(2) Pengembangan pola ruang kawasan perlindungan setempat meliputi:
a. kawasan sempadan pantai yang menyebar di wilayah pesisir pantai timur;
b. kawasan sempadan sungai besar dan kecil yang menyebar di seluruh wilayah;
c. kawasan sekitar mata air yang menyebar seluruh wilayah;
d. kawasan ruang terbuka hijau kota sebesar 30 % (tiga puluh persen) dari luas wilayah
perkotaan yang menyebar di seluruh wilayah.

2.5.1.2 Kawasan Suaka Alam, Pelestarian Alam Dan Cagar Budaya


(1) Rencana pengembangan kawasan suaka alam, pelestarian alam, dan cagar
budidaya dan hutan mangrove meliputi :
a. kawasan suaka alam;
b. kawasan pelestarian alam;
c. kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan.
(2) Pengembangan kawasan suaka alam meliputi :
a. kawasan Pulau Pandang; dan
b. kawasan Pulau Salah Nama.
(3) Pengembangan kawasan pelestarian alam meliputi :
a. kawasan berhutan bakau yang tersebar di kawasan pesisir dan muara
sungai yang ada;
b. pengembangan pengelolaan kawasan hutan bakau meliputi:
1. melakukan deliniasi kawasan bakau, agar masyarakat jelas dan paham
terhadap kawasan yang dilindungi;
2. melakukan pengendalian ketat dan pelangaran masyarakat yang masih
melakukan produksi arang bakau;
3. membatasi pengembangan kegiatan budidaya di sekitar kawasan
hutan bakau yang dapat menimbulkan kerusakan terhadap kawasan
bakau tersebut;
4. mempersiapkan kelembagaan pengelola dan pengamanan kawasan
mangrove/bakau dengan melibatkan masyarakat lokal dan unsur
pemerintah daerah;
5. mempertahankan kawasan hutan bakau pada areal 130 (seratus tiga
puluh) kali selisih pasang tertinggi dan terendah kearah daratan di
sepanjang pantai maupun pada muara sungai bervegetasi bakau
sebagai kawasan lindung bakau;
6. melakukan penanaman kembali (reboisasi) tanaman bakau di pesisir
wilayah dengan melibatkan partisipasi masyatakat pesisir;
7. menghindari terjadinya pencemaran pantai yang menggangu
kelangsungan fungsi kawasan lindung bakau sesuai dengan fungsi
perlindungannya.
c. kawasan hutan bakau (mangrove) meliputi kawasan pesisir dan muara
sungai yang ada.
(4) Kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan ditujukan untuk melindungi
kekayaan budaya bangsa, baik berupa peninggalan sejarah, bangunan arkeologi,
monumen dan/atau kekayaan budaya masyarakat tradisional setempat yang
berguna bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
(5) Kawasan cagar budaya meliputi :
a. kawasan Istana Lima Laras di Kecamatan Tanjung Tiram;
b. kawasan Istana Mariam di Kecamatan Lima Puluh;
c. kawasan permukinan nelayan dan pusat pemerintahan berciri arsitektur
Melayu, dialokasikan di Tanjung Tiram dan Perupuk;
d. kawasan pantai berhutan bakau meliputi wilayah pantai.
(6) Kawasan ilmu pengetahuan meliputi :
a. budaya masyarakat yang memiliki ciri khas Melayu, merupakan salah satu
kekayaan budaya bangsa serta bermanfaat bagi pengembangan ilmu
pengetahuan;
b. bangunan berciri arsitektur tradisional Melayu;
c. kriteria lain adalah kawasan yang dialokasikan bagi pengembangan pusat
penelitian budaya;
d. pengembangan kawasan cagar budaya meliputi Istana Lima Laras dan
Mariam serta perkampungan nelayan yang memiliki bangunan yang berciri
arsitektur tradisional Melayu.
(7) Pengembangan pengelolaan kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan
meliputi :
a. pelestarian bangunan Istana Lima Laras, Mariam dan perkampungan
nelayan yang memiliki bangunan yang berciri arsitektur tradisional Melayu;
b. melakukan pengelolaan yang dapat memadukan kepentingan antara
pelestarian budaya setempat dengan upaya pengembangan ilmu
pengetahuan dan rekreasi dengan wisata budaya;
c. melakukan kajian terhadap kearifan lokal bagi budaya lokal, seperti bidang
artsitektur bangunan.

2.5.2. Benda, Situs dan Kawasan Cagar Budaya yang dilestarikan


Kabupaten Batu Bara memiliki beberapa situs cagar budaya yang terdapat di beberapa
kecamatan, salah satu situs yang paling menonjol di Kabupaten Batu Bara adalah Istana Lima
Laras dan Kubah Datuk Batu Bara. Untuk lebih lengkapnya dapat dilihat pada tabel di bawah
ini.
Tabel 2.15. Benda, Situs dan Kawasan Cagar Budaya yang dilestarikan di Kabupaten
Batu Bara

No Jenis Bentuk Objek Lokasi


1 Istana Lima Laras Bangunan Istana Lima Laras, Kecamatan Tanjung
Tiram
2 Kubah Datuk Batu Bara Kubah Datuk Kuala Gunung, Kecamatan Lima
Puluh
3 Meriam Simpang Dolok Meriam Simpang Dolok, Kecamatan Lima
Puluh
4 Sumur Bor Sumur Simpang Dolok, Kecamatan Lima
Puluh
5 Situs Pekuburan Mesjid Mesjid Mesjid Lama, Kecamatan Talawi
6 Meriam Nanas Siam Meriam Nanassiam, Kecamatan Medang
Lama
Deras
7 Meriam Bogak Meriam Tanjung Tiram
8 Kompleks Mesjid Mesjid Padang Genting, Kecamatan
Padang Genting Talawi
9 Benteng Jepang Benteng Perupuk, Lima Puluh
10 Kompleks Makam Wan Makam Simpang Dolok Lima Puluh
11 Mesjid
Alang Indrapura Mesjid Tanah Merah, Kecamatan Air
Putih
Sumber : Batu Bara Dalam Angka, Tahun 2018

2.5.3. Olahraga dan Kesenian


Jumlah grup kesenian di Kabupaten Batu Bara dari tahun 2009-2013 selalu ada dan
tetap dilestarikan dengan membuat kegiatan festival seni dan budaya pada HUT Kabupaten
Batu Bara setiap tahunnya. Namun untuk gedung kesenian di Kabupaten Batu Bara dari tahun
2008 sampai sekarang belum ada hingga saat ini. Untuk kegiatan olahraga di Kabupaten Batu
Bara tahun 2009-2013 selalu dilaksanakan walaupun gedung olah raga di Kabupaten Batu
Bara belum ada sampai sekarang ini.

2.5.4. Tempat Ibadah


Pada tahun 2017 jumlah Masjid di Kabupaten Batu Bara ada 279 buah, Musholla ada
270 buah, Gereja Protestan ada 127 buah, Gereja Katolik ada 18 buah, Pura ada 1 buah, dan
Vihara ada 8 buah.
Tabel 2.16. Jumlah Tempat Peribadatan Menurut Kecamatan di Kabupaten Batu Bara
Tahun 2017
Gereja
No Kecamatan Masjid Mushola Pura Vihara
Protestan Katolik
1 Sei Balai 37 31 20 - - -
2 Tanjung Tiram 30 35 16 4 - 1
3 Talawi 47 41 18 3 -
4 Lima Puluh 61 37 10 1 - 1
5 Air Putih 30 57 21 9 1 2
6 Sei Suka 54 16 16 1 - -
7 Medang Deras 20 53 26 - - 4
Jumlah 279 270 127 18 1 8
Sumber : Batu Bara Dalam Angka, Tahun 2018

2.5.6. Kesehatan
Kesehatan merupakan salah satu hal terpenting dalam kehidupan manusia. Dengan
tersedianya sarana dan prasarana kesehatan yang memadai sangat membantu dalam upaya
meningkatkan kesehatan masyarakat sekaligus meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
Di Kabupaten Batu Bara terdapat tiga buah rumah sakit yaitu RSUD Batu Bara di Kecamatan
Lima Puluh, RSU Lasmi Kartika di Kecamatan Air Putih dan RSU UPT PTC Indrapura di
Kecamatan Air Putih.
Sedangkan puskesmas yang ada berjumlah 15 buah, puskesmas pembantu sebanyak
59 buah, posyandu sebanyak 512 buah, dan klinik sebanyak 34 buah. Tenaga medis yang
tersedia di Kabupaten Batu Bara baik negeri maupun swasta ada 38 orang dokter umum, 18
orang dokter gigi, dan 24 orang dokter spesialis. Sementara itu tenaga medis pemerintah
lainnya seperti bidan sebanyak 126 orang, perawat dan pembantu perawat sebanyak 93
orang.

6.73 7.9
DIABETES MELITUS
9.81 7.09 PENYAKIT KULIT INFEKSI
TUKAK LAMBUNG & USUS 12 JARI
6.73
CARRIES GIGI
12.28 ISPA
6.14
HIPERTENSI
ASMA
12.51 REMATIK
17.86 PENYAKIT KULIT ALERGI
DIARE/GE AKUT
12.95

Gambar 2.11. Persentase 10 Penyakit yang Sering Diderita di Wilayah Kabupaten Batu Bara
(Sumber : Batu Bara Dalam Angka, Tahun 2018)

2.5.7. Keamanan dan Ketertiban


Jumlah perkara yang diterima Pengadilan Negeri Kisaran untuk Kabupaten Batu Bara
selama tahun 2017 sebanyak 513 kasus yang terdiri dari 471 perkara pidana dan 42 perkara
perdata. Sedangkan jumlah perkara yang telah berhasil diselesaikan sebanyak 482 kasus
perkara pidana dan perkara perdata. Jumlah peristiwa kejahatan/pelanggaran yang dilaporkan
selama tahun 2017 sebanyak 1.112 kasus dengan kasus terbanyak yaitu kejahatan
konvensional sebanyak 918 kasus dan jumlah narapidana yang dihukum di LP Labuhan
Ruku sampai saat ini mencapai 1.495 orang.

Tabel 2.17. Angka Kriminalitas di Kabupaten Batu Bara Tahun 2017

No Jenis Kriminal Dilaporkan Diselesaikan

Sengaja menimbulkan kebakaran/banjir


1. 3 2
(pembakaran)
2. Karena alpa menimbulkan kebakaran 9 9
3. Pemalsuan surat 5 5
4. Perzinahan 3 1
5. Perkosaan 2 -
6. Permainan judi 96 87
7. Penghinaan 24 14
8. Perbuatan yang tidak menyenangkan 16 9
9. Penganiayaan berat 136 84
10. Kelalaian mengakibatkan orang mati 2 2
11. Kelalaian mengakibatkan orang luka 2 1
12. Pencurian biasa 21 16
13 Pencurian dengan pemberatan 128 71
14 Pencurian ringan 123 94
15 Pencurian dengan kekerasan 16 10
16 Pemerasan dan pengancaman 4 3
17 Penggelapan 62 37
18 Penipuan/perbuatan curang 64 38
19 Menghancurkan atau merusak barang 24 13
20 Penganiayaan anak dibawah umur 16 15
21 Kekerasan dalam rumah tangga 29 25
Penyalahgunaan senjata api/bahan peledak/Sajam
22 37 30
Aniring
Pernikahan dibawah umur /larikan anak dibawah
23 2 1
umur
24 Kasus Tanah 6 6
25 Curanmor R2 48 21
26 Curanmor R4 4 -
27 Uang palsu 1 -
28 Aborsi 1 -
29 Terhadap asal usul dan perkawinan 3 3
Merusak, Gar kesopanan/kesusilaan dimuka
30 1 -
umum/porno
31 Pencurian dalam lingkungan keluarga 2 2
32 Cabul 38 35
33 Narkotika dan Psikotropika 192 192
34 Perdagangan manusia/Traficking In Person 1 -
35 Kejahatan Dunia Maya/Cyber Crime 1 -
Kejahatan Ekonomi Lintas Negara/Trans Economy
36 1 -
Crime
37 Korupsi 1 1
Jumlah 1112 840

Sumber : Batu Bara Dalam Angka, Tahun 2018


2.6 Sarana dan Prasarana
2.6.1. Transportasi
Transportasi jalan merupakan sarana yang sangat penting untuk memperlancar dan
mendorong roda perekonomian. Sarana jalan yang baik dapat meningkatkan mobilitas
penduduk dan memperlancar lalu lintas barang dari satu daerah ke daerah lain. Panjang jalan
di seluruh Kabupaten Batu Bara pada tahun 2017 mencapai 639,079 km yang terbagi atas
jalan negara (89,02 km), jalan provinsi (12,1 km) dan jalan kabupaten (639,079 km). Untuk
jalan kabupaten sebagian besar permukaannya adalah aspal yaitu sebesar 51,37 persen, 29,02
persen kerikil. Kondisi jalan di Kabupaten Batu Bara pada tahun 2017 sebagian besar sudah
dalam tingkat baik (314,2 km). Hal ini disebabkan karena adanya perbaikan di beberapa ruas
jalan terutama jalan kabupaten.
Tabel 2.18. Kondisi Jalan di Wilayah Kabupaten Batu Bara
Kondisi Jalan
Kecamatan Rusak Rusak Jumlah
Baik Sedang Rusak
Sedang Berat
Sei Balai 23161 11593 4000 - 11791 50545
Tanjung Tiram 19780 41538 14555 - 2311 78184
Talawi 11904 14112 28256 - 4951 59223
Lima Puluh 55661 38184 12795 - 45100 151740
Air Putih 21645 11051 50359 - 2144 85199
Sei Suka 39358 62106 775 - 13823 116062
Medang Deras 41532 18675 23289 - 14630 98126
Total 213041 197259 134029 - 94750 639079
Sumber : Batu Bara Dalam Angka, Tahun 2018
2.6.2. Sarana Kesehatan
2.6.2.1. Rumah Sakit
Tabel 2.19. Jumlah Rumah Sakit di Kabupaten Batu Bara Tahun 2017
No Kecamatan Pemerintah Swasta
1 Medang Deras - -
2 Sei Suka - -
3 Air Putih 1 1
4 Lima Puluh 1 -
5 Tanjung Tiram - -
6 Talawi - -
7 Sei Balai - -
Jumlah 2 1
Sumber : Batu Bara Dalam Angka, Tahun 2018

2.6.2.2. Pusat Kesehatan Masyarakat dan Sejenisnya


Tabel 2.20. Jumlah Pusat Kesehatan Masyarakat dan Sejenisnya Tahun 2017
Apotek Toko
No Kecamatan Puskesmas Pustu Posyandu Klinik Poskedes
Umum Obat
1 Sei Balai 2 4 49 - 14 - 1
2 Tanjung
Tiram 2 10 77 4 22 3 3
3 Talawi 2 8 80 6 20 - 12
4 Lima Puluh 3 15 118 4 35 5 8
5 Air Putih 2 8 63 7 19 5 5
6 Sei Suka 2 8 66 10 18 6 6
7 Medang
Deras 2 6 59 3 21 6 5
Jumlah 15 59 512 34 149 25 40
Sumber : Batu Bara Dalam Angka, Tahun 2018
Contents
2.1. Profil Wilayah Kabupaten Batu Bara.......................................................................................... 1
2.1.1. Sejarah Singkat Kabupaten Batu Bara ................................................................................ 1
2.1.2. Dasar Hukum Kabupaten Batu Bara ......................................................................................... 2
2.1.3. Administrasi Wilayah Kabupaten Batu Bara ............................................................................ 2
2.2. Karakteristik Geografi Wilayah Kabupaten Batu Bara .................................................................... 4
2.2.1. Letak dan Luas Wilayah Kabupaten Batu Bara .................................................................. 4
2.2.2. Topografi Wilayah Kabupaten Batu Bara ........................................................................... 6
2.2.2.1.Kelerengan dan Ketinggian Lahan ...................................................................................... 6
2.2.2.2.Jenis dan Struktur Tanah ..................................................................................................... 7
2.2.3. Hidrologi Wilayah Kabupaten Batu Bara ......................................................................... 12
2.2.4. Klimatologi/Iklim Wilayah Kabupaten Batu Bara ............................................................ 14
2.2.5. Kawasan Strategis ............................................................................................................. 14
2.3. Profil Demografi/Kependudukan ................................................................................................... 16
2.3.1 Jumlah Penduduk .............................................................................................................. 16
2.3.2 Kepadatan Penduduk......................................................................................................... 16
2.3.3 Ketenagakerjaan ................................................................................................................ 17
2.4. Perekonomian ................................................................................................................................ 20
2.4.1. Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) ................................................. 20
2.4.2. Pertumbuhan Pengeluaran Perkapita ...................................................................................... 21
2.4.3. Nilai Pertumbuhan Lapangan Usaha....................................................................................... 23
2.4.4 Jumlah Investor dan Nilai Investasi .................................................................................. 23
2.5 Sosial dan Budaya ..................................................................................................................... 25
2.5.1 Kawasan yang Memberikan Perlindungan Terhadap Kawasan Bawahannya .................. 25
2.5.1.1 Kawasan Perlindungan Setempat ...................................................................................... 25
2.5.1.2 Kawasan Suaka Alam, Pelestarian Alam Dan Cagar Budaya ....................................... 25
2.5.2. Benda, Situs dan Kawasan Cagar Budaya yang dilestarikan ................................................. 27
2.5.3. Olahraga dan Kesenian ..................................................................................................... 28
2.5.4. Tempat Ibadah................................................................................................................... 28
2.5.6. Kesehatan ................................................................................................................................ 29
2.5.7. Keamanan dan Ketertiban ....................................................................................................... 29
2.6 Sarana dan Prasarana ................................................................................................................ 32
2.6.1. Transportasi............................................................................................................................. 32
2.6.2. Sarana Kesehatan .................................................................................................................... 33
2.6.2.1. Rumah Sakit ..................................................................................................................... 33
2.6.2.2. Pusat Kesehatan Masyarakat dan Sejenisnya ................................................................... 33

Anda mungkin juga menyukai