Kabupaten Tolitoli
KATA PENGANTAR
Laporan Pendahuluan Penyusunan Dokumen DED Kawasan Strategis
Baolan (RTH) Kabupaten Tolitoli ini merupakan laporan tahap pertama
pekerjaan. Materi laporan yang disajikan meliputi latar belakang, maksud,
tujuan
dan
sasaran,
lingkup
pekerjaan,
keluaran,
tinjauan
teoritis,
Penyusunan Desain & DED Kawasan Strategis Baolan
Kabupaten Tolitoli
DAFTAR ISI
ii
Penyusunan Desain & DED Kawasan Strategis Baolan
Kabupaten Tolitoli
iii
Penyusunan Desain & DED Kawasan Strategis Baolan
Kabupaten Tolitoli
DAFTAR TABEL
Tabel 2-1. Kepemilikan Ruang Terbuka Hijau (RTH) ................................ 2-23
Tabel 2-2. Fungsi dan Penerapan RTH Pada Beberapa Tipologi
Kawasan Perkotaan ................................................................. 2-24
Tabel 2-3. Jenis, Fungsi, dan Tujuan Pembangunan RTH ....................... 2-33
Tabel 2-4. Kriteria Umum Penentuan Klasifikasi RTH (Berdasarkan
Jumlah Penduduk).................................................................. 2-36
Tabel 2-5. Kriteria Umum Penentuan Klasifikasi RTH (berdasarkan
Fungsi Tertentu) ..................................................................... 2-37
Tabel 2-6. Kedalaman Rencana Tata Ruang RTH ..................................... 2-53
Tabel 3-1. Sistem Pusat Permukiman Perkotaan di Provinsi Sulawesi
Tengah .................................................................................... 3-10
Tabel 3-2. Potensi Pengembangan Wilayah Belakang Kota Kecamatan ..... 3-16
Tabel 3-3. Rencana Pusat Kegiatan Kabupaten Tolitoli Tahun 20132031 ....................................................................................... 3-17
Tabel 3-4. Pembagian Sub BWP I Kawasan Pusat Perkotaan Tolitoli ........ 3-22
Tabel 3-5. Pembagian Sub BWP 2 Kawasan Pusat Perkotaan Tolitoli ....... 3-23
Tabel 3-6. Pembagian Sub BWP 3 Kawasan Pusat Perkotaan Tolitoli ...... 3-24
Tabel 3-7. Pembagian Sub BWP 4 Kawasan Pusat Perkotaan Tolitoli ...... 3-25
Tabel 3-8. Pembagian Sub BWP 5 Kawasan Pusat Perkotaan Tolitoli ...... 3-26
Tabel 5-1. Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan DED RTH di Kawasan
Strategis Baolan Kabupaten Tolitoli ......................................... 5-28
Tabel 5-2. Komposisi Tim dan Penugasan Tenaga Ahli pada
Pekerjaan DED RTH di Kawasan Strategis Baolan
Kabupaten Tolitoli ................................................................... 5-30
iv
Penyusunan Desain & DED Kawasan Strategis Baolan
Kabupaten Tolitoli
Tabel 5-3. Jadwal Penugasan Tenaga Ahli pada Pekerjaan DED
Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Kawasan Strategis Baolan
Kabupaten Tolitoli ................................................................... 5-31
Penyusunan Desain & DED Kawasan Strategis Baolan
Kabupaten Tolitoli
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1-1. Hierarki Ruang Lingkup Pekerjaan ..................................... 1-8
Gambar 2-1. Skema Tipology RTH ......................................................... 2-21
Gambar 2-2. Tipologi RTH Kawasan Perkotaan ...................................... 2-22
Gambar 2-3. Persyaratan Ideal dan Permasalahan RTH Kawasan
Perkotaan ......................................................................... 2-40
Gambar 2-4. Kedudukan RTH Dalam Rencana Tata Ruang Kawasan
Perkotaan ......................................................................... 2-52
Gambar 4-1. Hubungan Antara Berbagai Pendekatan Perencanaan ........ 4-2
Gambar 4-2. Kerangka Pengorganisasian Sumber Daya dan Keterkaitan
Antar Stakeholders ............................................................. 4-3
Gambar 4-3. Delapan atribut Kota hIjau dan keterkaitannya .................. 4-7
Gambar 4-4. Tahapan Pelaksanaan ....................................................... 4-18
Gambar 5-1. Struktur Organisasi Pekerjaan Penyusunan DED (Detail
Engineering Design) Ruang Terbuka Hijau (RTH) di
Kawasan Strategis Baolan Kabupaten Tolitoli .................... 5-27
vi
Penyusunan Desain & DED Kawasan Strategis Baolan
Kabupaten Tolitoli
BAB 1
PENDAHULUAN
pembangunan
lingkungan
perkotaan
menghasilkan
yang
tidak
berbagai
memperhatikan
permasalahan
yang
cukup rumit untuk diatasi. Tingkat pencemaran udara, air, dan tanah yang
tinggi; kemacetan; terjadinya banjir; kemiskinan; maupun menurunnya
produktivitas masyarakat akibat terbatasnya ruang yang tersedia untuk
interaksi sosial; menghasilkan penurunan kualitas lingkungan hidup
perkotaan. Selain itu, isu climate change atau perubahan iklim, seperti
kenaikan muka air laut, kenaikan temperatur, maupun peningkatan
frekuensi dan volume banjir yang juga diakibatkan oleh aktivitas manusia,
merupakan
ancaman
global
terhadap
keberlangsungan
kehidupan
untuk
mengkoordinasikan
pembangunan
perkotaan
secara
kegiatan
Penataan
Bangunan
dan
Lingkungan
yang
1-1
Penyusunan Desain & DED Kawasan Strategis Baolan
Kabupaten Tolitoli
Tingginya tingkat pertambahan penduduk terutama akibat urbanisasi
diperlukan
penataan
ruang
kota
sedapat
mungkin
memperhatikan
peningkatan
bidang
ekonomi.
Dalam
rangka
kewajiban
yang
harus
dipenuhi
oleh
Pemerintah
Penyusunan Desain & DED Kawasan Strategis Baolan
Kabupaten Tolitoli
capaian sinergitas lingkungan alami dan binaan, keselarasan dan kesehatan
lingkungan berdasarkan perencanaan dan perancangan kota dengan
prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan. Pencapaian program kota
hijau dapat dicapai melalui 8 (delapan) atribut yang harus dipenuhi yakni;
atribut
yang
penting,
karena
keterlibatan
dan
rasa
memiliki
pengembangan
Kota
Hijau
yang
telah
dirintis
oleh
satu
langkah
nyata
Pemerintah
Pusat
bersama-sama
dengan
1-3
Penyusunan Desain & DED Kawasan Strategis Baolan
Kabupaten Tolitoli
Pemerintah Daerah Provinsi dan Kabupaten/ Kota dalam memenuhi
ketetapan UUPR, terutama terkait pemenuhan luasan RTH perkotaan,
sekaligus menjawab tantangan perubahan iklim di Indonesia. Untuk
mengimplementasikan program tersebut Bidang Penataan Ruang Dinas
Cipta Karya Perumahan dan Tata Ruang Provinsi Sulawesi Tengah
melakukan kegiatan Penyusunan dan Analisis Data Pengelolaan RTH pada
pusat perkotaan yang ada di Kabupaten Tolitoli sehingga tersusun suatu
rencana induk masterplan RTH berdasarkan hasil inventarisasi dan analisis
dengan memberdayakan komunitas hijau setempat. Pada dasarnya seluruh
kabupaten yang baru terbentuk selain rencana tata ruang juga belum
memikirkan rencana induk RTH, mereka masih memfokuskan pada
birokrasi, pengembangan ekonomi lokal, fasiltas umum yang hanya
digunakan dalam jangka pendek. Kebutuhan RTH perlu direncanakan yang
sama dengan tingkat kebutuhan RTRW yaitu selama 20 tahun kedepan.
Master Plan RTH adalah suatu rancangan rencana induk program dan
kegiatan yang sangat riil dan operasional. RTH tidak dibiarkan terbangun
secara alamiah atau asal menempatkan tetapi harus ditata sesuai dengan
jenis dan fungsi kawasan. Master Plan RTH adalah bagian integral dari
RTRW yang harus direncakan sebelum kondisi perkotaan penuh sesak dan
lahan semakin sulit didapat.
1.2.2 Tujuan
Tujuan
bangunan
kegiatan
dan
adalah
lingkungan
di
terarahnya
kawasan
penyelenggaraan
perencanaan
sesuai
penataan
dengan
1-4
Penyusunan Desain & DED Kawasan Strategis Baolan
Kabupaten Tolitoli
Peraturan Bupati tentang Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan
khususnya Ruang Terbuka Hijau Kawasan pada Pusat Pemerintahan dan
Pelayanan
Kabupaten
Tolitoli
tahun
2016.
Dengan
demikian
1.2.3 Sasaran
Sasaran pekerjaan Penyusunan Desain & DED (RTH) Kawasan
Strategis Baolan Kabupaten Tolitoli sebagaimana yang tercantum dalam
KAK adalah sebagai berikut:
1. Tersusunnya
Peraturan
Dokumen
Bupati
Desain
tentang
Kawasan
Rencana
Tata
sesuai
dengan
Bangunan
dan
perencanaan
untuk
pelaksanaan
kegiatan
fisik
Naskah
Dokumen
Surat
Desain
Keputusan
Kawasan
Bupati
pada
tentang
kawasan
2)
1-5
3)
Penyusunan Desain & DED Kawasan Strategis Baolan
Kabupaten Tolitoli
Undang-Undang Republik Indonesia No. 24 Tahun 2007 tentang
Penanggulangan Bencana;
4)
5)
6)
7)
8)
9)
10)
11)
12)
13)
Pedoman
Umum
Rencana
Tata
Bangunan
dan
Lingkungan;
14)
Peraturan
Menteri
PU
Nomor
30/PRT/M/2006
tentang
16)
Surat
Edaran
01/SE/DC/2009
Direktur
tentang
Jenderal
Modul
Cipta
Sosialisasi
Karya
Rencana
Nomor
Tata
1-6
17)
Penyusunan Desain & DED Kawasan Strategis Baolan
Kabupaten Tolitoli
Peraturan Daerah/Rancangan Peraturan Daerah tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) pada Kabupaten/Walikota
tempat lokasi studi; dan
18)
Peraturan
Daerah/Rancangan
Peraturan
Daerah
tentang
b)
c)
Penyusunan Desain & DED Kawasan Strategis Baolan
Kabupaten Tolitoli
Gambar rancangan utilitas (M/E) beserta konsepnya
Penyusunan perhitungan biaya pembangunan lengkap dengan Bill
of Quantity dan harga satuan pekerjaan
Uraian penggunaan landscape item (spesifikasi secara garis besar)
1-8
Penyusunan Desain & DED Kawasan Strategis Baolan
Kabupaten Tolitoli
jasa
melakukan
pengumpulan
data
baik
primer
maupun
teknis;
Melakukan
deliniasi
Kawasan
Ruang
Terbuka
Hijau;
dan
rapat
konsolidasi
di
Kabupaten,
terutama
untuk
menyepakati: Lokasi DED, Rencana Jenis kegiatan, Jenis RTH, Lokasi RTH,
Status Kepemilikan Lahan, Besaran Pendanaan, dan Waktu dan tahapan
pelaksanaan perwujudan RTH (disesuaikan dengan indikasi program utama
dalam RTRW Kabupaten).
1-9
Penyusunan Desain & DED Kawasan Strategis Baolan
Kabupaten Tolitoli
Bab III Tinjauan Kebijakan Wilayah Perencanaan
Menguraikan kondisi umum wilayah perencanaan yang meliputi Kota
Tolitoli di lihat dari Kebijakan-kebijakan perencanaan spasial makro (RTRW
Nasional, RTRW Pulau Sulawesi, RTRW Kabupaten Tolitoli) dan juga
Kebijakan skala lebih detil (RDTR Kota Toli-toli) terkait ketersediaan sarana
dan prasarana serta Ruang Terbuka Hijau di Kota Tolitoli.
Bab IV Metode dan Pendekatan
Pada
bab
ini
akan
pendekatan-pendekatan
diuraikan
dalam
mengenai
melaksanakan
metode-metode
pekerjaan
dan
Penyusunan
bab
ini
akan
diuraikan
mengenai
rencana
kerja
guna
1-10
Penyusunan Desain & DED Kawasan Strategis Baolan
Kabupaten Tolitoli
BAB 2
TINJAUAN TEORI
gedung
dengan
lingkungannya
harus
mempertimbangkan
terciptanya ruang luar bangunan gedung dan ruang terbuka hijau yang
seimbang, serasi, dan selaras dengan lingkungannya.
Selain itu, berdasarkan KTT Bumi di Rio de Jeneiro, Brazil (1992) dan
dipertegas lagi pada KTT Johanesburg, Afrika selatan 10 tahun kemudian
(2002) disepakati bersama bahwa sebuah kota idealnya memiliki luas RTH
30% dari total luas kota, hal ini juga diamanatkan oleh UU No.26 Tahun
2007 tentang Penataan Ruang Pasal 29 bahwa ruang terbuka hijau publik
dan ruang terbuka hijau non privat, proporsi ruang terbuka hijau pada
wilayah kota paling sedikit 30 (tiga puluh) persen dari wilayah kota. Namun
tampak bagi kota-kota di Indonesia pada umumnya hal ini akan sulit
terealisir akibat terus adanya tekanan pertumbuhan dan kebutuhan sarana
dan
prasarana
kota.
seperti
pembangunan
bangunan
gedung,
pengembangan dan dan penambahan jalur jalan yang terus meningkat serta
peningkatan jumlah penduduk.
2-11
Penyusunan Desain & DED Kawasan Strategis Baolan
Kabupaten Tolitoli
tanaman, dan vegetasi (endemik, introduksi) guna mendukung manfaat
langsung dan/atau tidak langsung yang dihasilkan oleh RTH dalam kota
tersebut yaitu keamanan, kenyamanan, kesejahteraan, dan keindahan
wilayah perkotaan tersebut.
Ruang terbuka hijau kota merupakan bagian dari penataan ruang
perkotaan yang berfungsi sebagai kawasan lindung. Kawasan hijau kota
terdiri atas pertamanan kota, kawasan hijau hutan kota, kawasan hijau
rekreasi kota, kawasan hijau kegiatan olahraga, kawasan hijau pekarangan.
Ruang terbuka hijau diklasifikasi berdasarkan status kawasan, bukan
berdasarkan bentuk dan struktur vegetasinya (Riswandi, 2004).
Berdasarkan bobot kealamiannya, bentuk RTH dapat diklasifikasi
menjadi (a) bentuk RTH alami (habitat liar/alami, kawasan lindung) dan (b)
bentuk RTH non alami atau RTH binaan (pertanian kota, pertamanan kota,
lapangan olah raga, pemakaman).
Berdasarkan sifat dan karakter ekologisnya diklasifikasi menjadi (a)
bentuk RTH kawasan (areal, non linear), dan (b) bentuk RTH jalur (koridor
dan/atau linear).
Berdasarkan
penggunaan
lahan
atau
kawasan
fungsionalnya
Penyusunan Desain & DED Kawasan Strategis Baolan
Kabupaten Tolitoli
RTH berfungsi ekologis, yang menjamin keberlanjutan suatu wilayah
kota secara fisik, harus merupakan satu bentuk RTH yang berlokasi,
berukuran, dan berbentuk pasti dalam suatu wilayah kota, seperti RTH
untuk perlindungan sumberdaya penyangga kehidupan manusia dan untuk
membangun jejaring habitat hidupan liar. RTH untuk fungsi-fungsi lainnya
(sosial, ekonomi, arsitektural) merupakan RTH pendukung dan penambah
nilai kualitas lingkungan dan budaya kota tersebut, sehingga dapat
berlokasi dan berbentuk sesuai dengan kebutuhan dan kepentingannya,
seperti untuk keindahan, rekreasi, dan pendukung arsitektur kota.
Manfaat RTH berdasarkan fungsinya dibagi atas manfaat langsung
(dalam pengertian cepat dan bersifat tangible) seperti mendapatkan bahanbahan untuk dijual (kayu, daun, bunga), kenyamanan fisik (teduh, segar),
keinginan dan manfaat tidak langsung (berjangka panjang dan bersifat
intangible) seperti perlindungan tata air dan konservasi hayati atau
keanekaragaman hayati.
Berikut ini istilah dan definisi yang berkaitan dengan RTH yang dikutip
dari berbagai sumber dan peraturan.
Ruang Terbuka, adalah ruang-ruang dalam kota atau wilayah
yang lebih luas baik dalam bentuk area/kawasan maupun dalam
bentuk area memanjang/jalur di mana dalam penggunaannya
lebih bersifat terbuka yang pada dasarnya tanpa bangunan
(Permendagri No 1 tahun 2007 tentang penataan RTH kawasan
Perkotaan).
Ruang Terbuka Hijau Kawasan Perkotaan (RTHKP), adalah
bagian dari ruang terbuka suatu kawasan perkotaan yang diisi
oleh tumbuhan dan tanaman guna mendukung manfaat ekologi,
sosialbudaya, ekonomi dan estetika (Permendagri No. 1 tahun
2007).
Ruang Terbuka Hijau (RTH), Area memanjang/jalur dan atau
mengelompok, yang pengunaannya lebih bersifat terbuka, tempat
tumbuh tanaman, baik yang tumbuh secara alamiah maupun
2-13
Penyusunan Desain & DED Kawasan Strategis Baolan
Kabupaten Tolitoli
yang sengaja ditanam. (UU no 26 tahun 2007 tentang penataan
ruang).
Ruang Terbuka Non Hijau, dapat berupa ruang terbuka yang
diperkeras (paved) maupun ruang terbuka biru (RTB) yang berupa
permukaan
sungai,
danau,
maupun
areal
areal
yang
hal
penyediaan
dan
penyelenggaraannya,
RTH
kawasan
RTH Kota
Adalah bagian dari ruang-ruang terbuka (open spaces) suatu
wilayah perkotaan yang diisi oleh tumbuhan, tanaman dan
vegetasi (baik endemik maupun introduksi), guna mendukung
manfaat langsung dan atau tidak langsung yang dihasilkan oleh
RTH
dalam
kota
tersebut
yaitu
kenyamanan,
keamanan,
adalah
tumbuhan
berbatang
hijau
serta
tidak
berkayu.
e. Tanaman
penutup
permukaan
tanah
tanah
yang
adalah
jenis
berfungsi
tanman
selain
penutup
mencegah
Penataan RTHKP
2-14
Penyusunan Desain & DED Kawasan Strategis Baolan
Kabupaten Tolitoli
Adalah proses perencanaan, permanfaatan dan pengendalian
RTHKP,
termasuk
didalamnya
adalah
pembinaan
dan
RTHKP Publik
Adalah RTHKP yang dimiliki dan dikelola oleh Pemerintah
daerah Kabupaten/ Kota, penyediaan dan pemeliharaannya
menjadi tanggung jawab Pemerintah Kabupaten/Kota, dan
digunakan untuk kepentingan masyarakat umum.
4)
RTHKP Privat
Adalah RTHKP yang penyediaan dan pemeliharaannya menjadi
tanggung jawab pihak/ institusi/ lembaga swasta, perseorangan
dan masyarakat yang dikendalikan melalui izin pemanfaatan
ruang oleh Pemerintah Kabupaten/Kota kecuali Provinsi DKI
Jakarta oleh Pemerintah Provinsi untuk kalangan terbatas.
5)
Hutan Kota
Adalah suatu hamparan lahan yang bertumbuhan pohon-pohon
yang kompak dan rapat didalam wilayah perkotaan, baik pada
tanah negara maupun tanah hak yang ditetapkan sebagai hutan
kota oleh pejabat yang berwenang.
6)
Kawasan
Adalah kesatuan geografis yang batas dan sistemnya ditentukan
berdasarkan aspek fungsional serta mempunyai fungsi utama
tertentu.
7)
Kawasan Perkotaan
Adalah kawasan yang mempunyai kegiatan utama bukan
pertanian dengan susunan fungsi kawsaan sebagia tempat
pemukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan
jasa pemerintahan, pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi.
8)
9)
Taman Kota
2-15
Penyusunan Desain & DED Kawasan Strategis Baolan
Kabupaten Tolitoli
Adalah lahan terbuka yang berfungsi sosial dan estetis sebagai
sarana kegiatan rekeatif, edukasi atau kegiatan lain pada
tingkat kota.
10) Taman Lingkungan
Adalah lahan terbuka yang berfungsi sosial dan estetis sebagai
sarana kegiatan rekeatif, edukasi atau kegiatan lain pada
tingkat lingkungan.
hewan
interaksi/fungsional
dan
antara
organisme
mereka
lainnya)
maupun
serta
dengan
2-16
Penyusunan Desain & DED Kawasan Strategis Baolan
Kabupaten Tolitoli
Adalah keberadaan ekosistem setempat yang mempengaruhi
kelembaban
dan
tingkat
curah
hujan
setempat
sehingga
dari
sistem
kota
secara
keseluruhan.
Tujuan
2-17
Penyusunan Desain & DED Kawasan Strategis Baolan
Kabupaten Tolitoli
alami dapat berlangsung lancar, sebagai peneduh, produsen
oksigen, penyerap air hujan, penyedia habitat satwa, penyerap
(pengolah) polutan media udara, air dan tanah, serta penahan
angin;
2. Fungsi sosial, ekonomi (produktif) dan budaya yang mampu
menggambarkan ekspresi budaya lokal, RTH merupakan media
komunikasi warga kota, tempat rekreasi, tempat pendidikan, dan
penelitian;
3. Ekosistem perkotaan; produsen oksigen, tanaman berbunga,
berbuah dan berdaun indah, serta bisa mejadi bagian dari usaha
pertanian, kehutanan, dan lain-lain;
4. Fungsi
estetis,
lingkungan
kota
meningkatkan
baik
(dari
kenyamanan,
skala
mikro:
memperindah
halaman
rumah,
bangunan
gedung,
infrastruktur
jalan
dengan
Penyusunan Desain & DED Kawasan Strategis Baolan
Kabupaten Tolitoli
Penyedia habitat satwa;
Penyerap polutan media udara, air dan tanah; serta
Penahan angin.
b. Fungsi tambahan (ekstrinsik) yaitu:
Fungsi sosial dan budaya:
- Menggambarkan ekspresi budaya lokal;
- Merupakan media komunikasi warga kota;
- Tempat rekreasi;
- Wadah dan objek pendidikan, penelitian, dan pelatihan
dalam mempelajari alam.
Fungsi ekonomi:
- Sumber produk yang bisa dijual, seperti tanaman bunga,
buah, daun, sayur mayur;
- Bisa menjadi bagian dari usaha pertanian, perkebunan,
kehutanan dan lain-lain.
Fungsi estetika:
- Meningkatkan kenyamanan, memperindah lingkungan
kota baik dari skala mikro: halaman rumah, lingkungan
permukimam, maupun makro: lansekap kota secara
keseluruhan;
- Menstimulasi kreativitas dan produktivitas warga kota;
- Pembentuk faktor keindahan arsitektural;
- Menciptakan suasana serasi dan seimbang antara area
terbangun dan tidak terbangun.
Dalam suatu wilayah perkotaan, empat fungsi utama ini dapat
dikombinasikan
sesuai
dengan
kebutuhan,
kepentingan,
dan
fungsi ekologis
alami dalam
Penyusunan Desain & DED Kawasan Strategis Baolan
Kabupaten Tolitoli
Manfaat RTH berdasarkan fungsinya dibagi atas:
a. Manfaat langsung (dalam pengertian cepat dan bersifat tangible
yaitu membentuk keindahan dan kenyamanan (teduh, segar,
sejuk) dan mendapatkan bahan-bahan untuk dijual (kayu, daun,
bunga, buah);
b. Manfaat
intangible,
tidak
langsung
yaitu
pemeliharaan
(berjangka
pembersih
akan
udara
kelangsungan
panjang
yang
dan
bersifat
sangat
efektif,
persediaan
air
tanah,
(Sumber:
Peraturan
Menteri
Pekerjaan
Umum
No.
05/PRT/M/2008).
Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri No.1 Tahun 2007 tentang
Penataan Ruang Terbuka Hijau Kawasan Perkotaan, manfaat
RTHKP adalah sebagai berikut:
1. Sarana untuk mencerminkan identitas daerah;
2. Sarana penelitian, pendidikan dan penyuluhan;
3. Sarana rekreasi aktif dan pasif serta interkasi sosial;
4. Meningkatkan nilai ekonomi lahan perkotaan;
5. Menumbuhkan rasa bangga dan meningkatkan prestise daerah;
6. Sarana aktivitas sosial bagi anak-anak, remaja, dewasa dan
manula;
7. Sarana ruang evakuasi untuk keadaan darurat;
8. Memperbaiki iklim mikro; dan
9. Meningkatkan cadangan oksigen di perkotaan.
Penyusunan Desain & DED Kawasan Strategis Baolan
Kabupaten Tolitoli
Permukiman Proceding Seminar Nasional Peran Ruang Publik dalam
Pengembangan
Sektor
Properti
dan
Kota,
Undip,
Semarang
2005).
Secara fisik RTH dapat dibedakan menjadi RTH alami berupa habitat
liar alami, kawasan lindung dan taman-taman nasional serta RTH non
alami atau binaan seperti taman, lapangan olahraga, pemakaman atau
jalur-jaur hijau jalan. Dilihat dari fungsi RTH dapat berfungsi ekologis,
sosial budaya, estetika, dan ekonomi.
Secara
struktur
(mengelompok,
ruang,
memanjang,
RTH
tersebar),
dapat
mengikuti
maupun
pola
pola
ekologis
planologis
yang
2-21
Penyusunan Desain & DED Kawasan Strategis Baolan
Kabupaten Tolitoli
Gambar 2-2. Tipologi RTH Kawasan Perkotaan
2-22
Penyusunan Desain & DED Kawasan Strategis Baolan
Kabupaten Tolitoli
Tabel 2-1. Kepemilikan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
No
1.
2.
3.
4.
Jenis
RTH Pekarangan
a. Pekarangan rumah tinggal
b. Halaman perkantoran, pertokoan, dan tempat
usaha
c. Taman atap bangunan
RTH Taman dan Hutan Kota
a. Taman RT
b. Taman RW
c. Taman kelurahan
d. Taman kecamatan
e. Taman kota
f. Hutan kota
g. Sabuk hijau (green belt)
RTH Jalur Hijau Jalan
a. Pulau jalan dan median jalan
b. Jalur pejalan kaki
c. Ruang dibawah jalan layang
RTH Fungsi Tertentu
a. RTH sempadan rel kereta api
b. Jalur hijau jaringan listrik tegangan tinggi
c. RTH sempadan sungai
d. RTH sempadan pantai
e. RTH pengamanan sumber air baku/mata air
f. Pemakaman
RTH
Publik
RTH
Privat
Penyusunan Desain & DED Kawasan Strategis Baolan
Kabupaten Tolitoli
Karakteristik RTH disesuaikan dengan tipologi kawasannya. Berikut ini
Karakteristik RTH
Tipologi Kawasan
Perkotaan
Pantai
Pegunungan
Rawan Bencana
Berpenduduk jarang
s/d sedang
Berpenduduk padat
Fungsi Utama
Pengamanan wilayah
pantai
Sosial budaya
Mitigasi bencana
Konservasi tanah
Konservasi air
Keanekaragaman
hayati
Mitigasi/evakuasi
bencana
Dasar perencanaan
kawasan
Sosial
Ekologis
Sosial
hidrologis
Penerapan Kebutuhan
RTH
Berdasarkan
wilayah
Berdasarkan
tertentu
Berdasarkan
wilayah
Berdasarkan
tertentu
Berdasarkan
tertentu
Berdasarkan
tertentu
Berdasarkan
penduduk
Berdasarkan
tertentu
Berdasarkan
penduduk
luas
fungsi
luas
fungsi
fungsi
fungsi
jumlah
fungsi
jumlah
2.2 KETENTUAN-KETENTUAN
HIJAU
MENGENAI
RUANG
TERBUKA
2-24
digunakan
Penyusunan Desain & DED Kawasan Strategis Baolan
Kabupaten Tolitoli
untuk kepentingan masyarakat secara umum. Termasuk
kedalam ruang terbuka hijau publik, antara lain taman kota, taman
pemakaman umum dan jalur hijau sepanjang jalan, sungai dan pantai.
Adapun ruang terbuka hijau privat, sebagaimana dijelaskan didalam
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 5 Tahun 2008 tentang Pedoman
Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan
yaitu ruang terbuka hijau milik institusi tertentu atau orang perseorangan
yang pemanfaatannya untuk kalangan terbatas antara lain berupa kebun
atau halaman rumah/gedung milik masyarakat/swasta yang ditanami
tumbuhan.
Proporsi 30 (tiga puluh) persen merupakan ukuran minimal untuk
menjamin
keseimbangan
ekosistem
kota,
baik
keseimbangan
sistem
aspek
planologis
perkotaan
melalui
keserasian
lingkungan
perkotaan
sebagai
2-25
Penyusunan Desain & DED Kawasan Strategis Baolan
Kabupaten Tolitoli
4) Merupakan bagian dari penataan ruang kota yang berfungsi
sebagai kawasan hijau pertamanan kota, hutan kota, rekreasi
kota dan kegiatan olah raga kawasan hijau dan kawasan
pekarangan.
5) Meningkatkan
lingkungan
kualitas
berdasarkan
lansekap
kota
dan
integritas
standar-standar
yang
ditetapkan
pemerintah.
6) Kebanggaan dan identitas suatu kota yang menciptakan citra
dan image kota.
7) Meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan dalam
perkotaan demi kesejahteraan manusia dengan menciptakan
lingkungan perkotaan yang lebih baik dan sehat, menarik dan
menyenangkan.
B. Fungsi RTH
1) Pengaman keberadaan Kawasan Lindung Perkotaan.
2) Pengendali pencemaran dan kerusakan tanah, air dan udara.
3) Tempat perlindungan plasma nutfah dan keanekaragaman
hayati.
4) Pengendalian tata air.
5) Sarana estetika dan kultural kota.
C. Manfaat RTH
1) Meningkatkan cadangan oksigen di perkotaan
2) Mereduksi pengaruh urban heat island
3) Membangun jejaring habitat kehidupan liar
4) Perlindungan sumber daya penyangga kehidupan
5) Memperbaiki dan membentuk iklim mikro
6) Sarana mencerminkan identitas dan prestise daerah
7) Sarana penelitian pendidikan dan penyuluhan
8) Sarana rekreasi aktif dan pasif serta interaksi aktifitas sosial
9) Meningkatkan nilai ekonomi lahan perkotaaan
10) Sarana ruang evakuasi untuk keadaan darurat.
2-26
Penyusunan Desain & DED Kawasan Strategis Baolan
Kabupaten Tolitoli
keindahan,
kenyamanan,
keamanan
dan
dan
pemerintah
rekreasi
dengan
alam.
upaya
Kawasan
pengawetan
ini
dikelola
oleh
keanekaragaman
dengan
lingkungan
dan
berorientasi
pada
2-27
Penyusunan Desain & DED Kawasan Strategis Baolan
Kabupaten Tolitoli
seperti piknik, olahraga, bermain dan sebagainya melalui
penyediaan sarana dan prasarana permainan.
4. Taman lingkungan perumahan dan permukiman
Taman lingkungan perumahan dan permukiman merupakan
taman dengan klasifikasi yang lebih kecil dan diperuntukkan
untukk kebutuhan rekreasi terbatas yang meliputi populasi
terbatas/masyarakat sekitar. Taman lingkungan ini terletak
disekitar
daerah
permukiman
dan
perumahan
untuk
terbatas
yang
meliputi
populasi
misalnya
pendidikan
dan
perkantoran.
Institusi
dan
kenyamanan
waktu
bekerja.
6. Taman Hutan Raya
Kawasan taman hutan raya adalah kawasan pelestarian alam
untuk koleksi tumbuhan, dan atau satwa yang alami atau
bukan alami, jenis asli atau bukan asli, yang dimanfaatkan
untukkepentingan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan,
menunjang budidaya, pariwisata dan rekreasi.
7. Hutan Kota
Hutan kota adalah komunitas vegetasi berupa pohon, dan
asosiasinya
yang
tumbuh
dilahan
kota
atau
sekitarnya,
2-28
Penyusunan Desain & DED Kawasan Strategis Baolan
Kabupaten Tolitoli
kompak dan rapat di dalam wilayah perkotaan baik pada tanah
Negara maupun tanah hak yang ditetapkan sebagai hutan kota
oleh pejabat yang berwenang.
Persentase luas hutan kota paling sedikit 10 % dari wilayah
perkotaan dan atau disesuaikan dengan kondisi setempat
dengan luas minimal sebesar 0,25 Ha dalam suatu hamparan
yang kompak (menyatu). Tahan hutan raya, kebun raya, kebun
binatang, hutan lindung, bumi perkemahan yang berada di
wilayah kota dapat diperhitungkan sebagai kawasan yang
berfungsi sebagai hutan kota.
Tujuan penyelenggaraan hutan kota adalah untuk kelestarian,
keserasian
dan
keseimbangan
ekosistem
perkotaan
yang
genangan,
kekeringan,
dan
instrusi
air
laut
serta
kawasan
lindung
perkotaan,
pengendali
yang
perlu
dilindungi
dan
perkembangannya
2-29
Penyusunan Desain & DED Kawasan Strategis Baolan
Kabupaten Tolitoli
dapat dimanfaatkan untuk penelitian, ilmu pengetahuan,
pendidikan, dan kegiatan penunjang budidaya.
11. Kebun Raya
Suatu area kebun yang ditanami berbagai jenis tumbuhan yang
ditujukan terutama untuk keperluan penelitian. Selain itu
kebun
raya
juga
digunakan
sebagai
sarana
wisata
dan
atraksi
kepada
pengunjung
dan
memiliki
pembiakan,,
penelitian,
konservasi,
dan
pendidikan.
13. Pemakaman Umum
Pemakaman umum merupakan salah satu fasilitas sosial yang
berfungsi sebagai tempat pemakaman bagi masyarakat yang
meninggal dunia. Pemakaman umum juga memiliki fungsi lain
seperti cadangan ruang terbuka hijau, daerah resapan air, dan
paru-paru kota.
14. Lapangan Olah Raga
Lapangan olah raga merupakan lapangan yang dibangun untuk
menampung berbagai kegiatan/aktifitas olah raga seperti sepak
bola, volley, atletik, golf dan sarana-sarana penunjangnya.
Fungsi lapangan olah raga adalah sebagai wadah olah raga,
tempat bermain, pertemuan, sarana interaksi, dan sosialisasi
serta untuk meningkatkan kualitas lingkungan sekitarnya.
15. Lapangan Upacara
Lapangan upacara merupakan lapangan yang dibangun untuk
kegiatan
upacara
yang
umumnya
dilakukan
di
halaman
2-30
Penyusunan Desain & DED Kawasan Strategis Baolan
Kabupaten Tolitoli
yang dapat menambah kualitas visual lingkungan. Lahan parkir
terbuka
yang
perbelanjaan
ada
dan
diperkantoran,
lainnya,
hotel,
hendaknya
restoran,
ditanami
pusat
dengan
tinggi
dan
mempermudah
dalam
melakukan
perawatan instalasi.
19. Sempadan sungai, pantai, bangunan, situ dan rawa
Sempadan adalah RTH yang berfungsi sebagai pembatas dari
sungai, danau, waduk, situ, pantai dan mata air atau bahkan
kawasan limitasi terhadap penggunaan lahan disekitarnya.
Fungsi lain dari sempadan adalah untuk menyerap alirn air,
perlindungan habitat, dan perlindungan dari bencana alam.
20. Jalur pengamanan jalan, median jalan, rel kereta api, pipa
gas dan pedestrian
Jalur hijau jalan adalah pepohonan, rerumputan dan taman
perdu yang ditaman pada pinggiran jalur pergerakan disamping
kiri kanan jalan dan median jalan. RTH jalur pengaman jalan
terdiri dari RTH jalur pejalan kaki, taman yang terletak ditengah
persimpangan jalan, dan taman sudut jalan yang berada disisi
persipangan jalan. Median jalan adalah ruang yang disediakan
pada bagaian tengah dari jalan untuk membagi jalan dalam
masing-masing arah yang berfungsi mengamankan ruang bebas
2-31
Penyusunan Desain & DED Kawasan Strategis Baolan
Kabupaten Tolitoli
samping jalur lalu lintas.
Beberapa fungsi jalur hijau jalan yaitu sebagai penyegar udara,,
peredam kebisingan, mengurangi pencemaran polusi kendaraan,
perlindungan bagi pejalan kaki, pembentuk citra kota, dan
mengurangi peningkatan suhu udara, selain itu juga untuk
penyerapan air hujan sebagai cadangan air tanah dan dapat
menetralisir limbah yang dihasilkan dari aktivitas perkotaan.
21. Daerah penyangga (buffer zone) lapangan udara
Daerah
penyangga
adalah
wilayah
yang
berfungsi
untuk
udara.
Daerah
penyangga
ini
berfungsi
untuk
membuat
pemandangan
lebih
asri,
teduh,
sebagai
kebisingan.
Taman
atap
ini
juga
mampu
2-32
Penyusunan Desain & DED Kawasan Strategis Baolan
Kabupaten Tolitoli
Tabel 2-3. Jenis, Fungsi, dan Tujuan Pembangunan RTH
No
Jenis RTH
1.
TAMAN KOTA
(termasuk: Taman
Bermain Anak/
Balita), Taman
Bunga, Lansia
2.
Fungsi
Lahan
Tujuan
Keterangan
Ekologis,
Rekre-atif,
Estetis,
Olahraga
(terba-tas)
Keindahan (tajuk,
tega kan pengarah,
penga-man, pengisi
dan penga-las),
kurangi cemaran,
meredam bising,
perbai-ki iklim
mikro, daerah
resapan, penyangga
sis-tem kehidupan,
kenya-manan.
Mutlak dibutuhkan
bagi kota,
keserasian, rekreasi aktif dan pasif,
nuan-sa rekreatif,
terjadinya
keseimbangan
mental (psikologis)
dan fisik manusia,
habitat, keseimbangan ekosistem
JALUR (tepian)
SEMPADAN
SUNGAI dan
PANTAI
Konservas,
Pen-cegah
Erosi,
Penelitian
Perlindungan,
mence-gah okupansi
penduduk, mudah
menyebabkan erosi,
iklim mikro, penahan badai.
Perlindungan total
tepi kiri kanan
bantaran sungai
(+/- 25 - 50 meter)
rawan erosi.
Taman Laut.
3.
TAMAN - OLAH
RAGA, BERMAIN,
RELAKSASI
Kesehatan,
Rekreasi
Kenikmatan,
pendidikan,
kesenangan,
kesehatan, interaksi,
kenyamanan.
Rekreasi aktif,
sosialisa-si,
mencapai prestasi,
menumbuhkan
keper-cayaan diri.
4.
Pelayanan
Publik
(umum),
Keindahan
Pelindung,
pendukung
ekosistem makro,
venti-lasi dan
pemersatu ruang
kota.
Dibutuhkan
seluruh anggota
masyarakat,
menghilangkan
rasa angker.
5.
PERTANIAN KOTA
Produksi,
Este-tika,
Pelayanan
Public
(umum)
6.
TAMAN (HUTAN)
KOTA/PERHUTANAN
Konservas,
Pendidikan,
Produksi
Pelayanan
masyarakat dan
penyangga lingkungan kota, wisata
alam, rekreasi,
produksi hasil
hutan: iklim mikro,
oksi-gen, ekonomi.
Pelestarian,
perlindu-ngan, dan
pemanfaatan
plasma nutfah,
keane-karagaman
hayati, pendidikan
penelitian.
7.
TAMAN SITU,
DANAU, WADUK,
EMPANG
Konservas,
Keamanan
Keseimbangan
ekosis-tem, rekreasi
(pemanci-ngan).
Pelestarian SD-air,
flora dan fauna
(budidaya ikan air
2-33
Penyusunan Desain & DED Kawasan Strategis Baolan
Kabupaten Tolitoli
No
Fungsi
Lahan
Jenis RTH
Tujuan
Keterangan
tawar).
8.
KEBUN RAYA,
Konservas,
KEBUN BINATANG Pendidikan,
(Nursery)
Penelitian
Keseimbangan
ekosis-tem, rekreasi,
ekonomi.
Pelestarian plasma
nutfah, elemen
khusus Kota
Besar, Kota Madya
9.
TAMAN
PURBAKALA
Konservas,
Preservasi,
Rekreasi
Reservasi,
perlindungan situs,
sejarah national
character building.
Bangunan sebagai
elemen taman.
Keamanan
Penunjang iklim
mikro, thermal,
estetika.
Pengaman: Jalur
lalu-lintas, Rel KA,
jalur listrik
tegangan tinggi,
kawasan industri,
dan lokasi
berbahaya lain.
Keindahan,
Produksi
Penunjang iklim
mikro, pertanian
subsistem: TOGA
(tanaman obat
keluarga)/Apotik
Hidup, Karangkitri
(sayur dan buahbuahan).
Pemenuhan
kebutuhan pribadi
(privacy), penyaluran hobby pada
lahan terbatas,
mampu memenuhi kebutuhan
keluar-ga secara
berkala dan
subsistent.
Permen
PU
No
05/PRT/M/2008
tentang
Pedoman
2-34
Penyusunan Desain & DED Kawasan Strategis Baolan
Kabupaten Tolitoli
Proporsi RTH pada wilayah perkotaan adalah sebesar 30%
yang terdiri dari 20% ruang terbuka hjau publik dan 10%
ruang terbuka hijau privat.
RTHKP Publik tidak dapat dialih fungsikan.
Apabila luas RTH baik publik maupun privat di kota yang
bersangkutan telah memiliki luas total lebih besar dari
peraturan atau perundangan yang berlaku, maka proporsi
tersebut harus tetap dipertahankan keberadaannya.
Proporsi luas 30% dari luas wilayah kota ini dapat dicapai
secara bertahap melalui pengalokasian lahan perkotaan secara
tipikal.
2) Berdasarkan Jumlah Penduduk
Luas RTH diperoleh dengan mengalikan antara jumlah penduduk
yang
dilayani
dengan
standar
luas
RTH
perkapita
sesuai
katagorinya.
3) Berdasarkan Kebutuhan Fungsi Tertentu
Fungsi RTH dalam hal ini adalah sebagai berikut:
1. Perlindungan dan atau pengamanan seperti pengamaman para
pejalan kaki
2. Sebagai sarana dan prasarana
3. Membatasi
penggunaan
lahan
agar
fungsi
utama
tidak
terganggu.
RTH katagori ini meliputi:
Jalur hijau sempadan rel KA.
Jalur hijau jaringan listrik tegangan tinggi.
RTH kawasan perlindungan setempat seperti RTH sempadan
sungai, sempadan pantai dan RTH pengamanan sumber air
baku/mata air.
2-35
Penyusunan Desain & DED Kawasan Strategis Baolan
Kabupaten Tolitoli
Tabel 2-4. Kriteria Umum Penentuan Klasifikasi RTH (Berdasarkan Jumlah
Penduduk)
No
1
Kelompok
RTH
Taman
250
Taman
2500
Taman
30.000
4a
Taman
120.000
Kriteria
a. Lahan publik
b. Luas 250 m2
c. Luas minimal per kapita
(m2) 1,0
d. Memiliki fungsi sosial
masyarakat
e. Melayani penduduk RT
250 jiwa
f. Lokasi ditengah
pemukiman
g. Memiliki ruang hijau
70% / lebih
a. Lahan publik
b. Luas 1.250 m2
c. Luas minimal per kapita
(m2)0,5
d. Memiliki fungsi sosial
masyarakat
e. Melayani penduduk RW
2500 jiwa
f. Lokasi ditengah
pemukiman
g. Memiliki
ruang
hijau
70% / lebih
a. Lahan publik
b. Luas 9.000 m2
c. Luas minimal per kapita
(m2) 0,3
d. Memiliki fungsi sosial
masyarakat
e. Melayani penduduk
Kelurahan 30.000 jiwa
f. Lokasi sekitar
pemukiman
g. Memiliki
ruang
hijau
80% / lebih
a. Lahan publik
b. Luas 2,4 ha
c. Luas minimal per kapita
(m2) 0,2
d. Memiliki fungsi sosial
masyarakat
e. Melayani penduduk
Kecamatan 120.000 jiwa
f. Lokasi ditengah
pemukiman
Tipe RTH
Contoh:
Taman Perumahan
Taman RT
Contoh:
Taman Pusat Kegiatan
RW
Taman RW
Contoh:
Taman Pusat Kelurahan
Dikelompokkan dengan
Sekolah
Contoh:
Taman Pusat Kecamatan
Dikelompokkan dengan
Sekolah
2-36
No
4b
5a
5b
Penyusunan Desain & DED Kawasan Strategis Baolan
Kabupaten Tolitoli
Kelompok
Kriteria
Tipe RTH
RTH
g. Memiliki
ruang
hijau
80% / lebih
Taman
a. Luas minimal per kapita
Pemakaman
120.000
(m2) 0,2
b. Luas minimal unit
disesuaikan
Taman
- a. Lahan publik
Contoh:
480.000
b. Luas 14,4 ha
Taman Pusat Wilayah
c. Luas minimal per kapita
Kota atau Taman Kota
(m2) 0,3
d. Memiliki fungsi sosial
masyarakat
e. Melayani penduduk Se
Kota/Wilayah Kota
480.000 jiwa
f. Lokasi dilingkungan
Kota/ Wilayah Kota
g. Memiliki
ruang
hijau
80% / lebih
Taman
Luas minimal per kapita
Taman Kota
480.000
(m2) 4,0
Luas minimal unit
disesuaikan
5c
Taman
480.000
Pemakaman
No
Kelompok RTH
Hutan Kota
Kriteria
a. Lahan publik dan
semi publik
b. Luas minimal 2500
m2
c. Memiliki minimal 100
pohon
d. Dominasi
pohon
tahunan
berstrata
dua atau banyak
e. Lokasi ditengah atau
sekitar kota
Tipe RTH
Contoh:
Taman Perumahan
Taman RT
2-37
No
Penyusunan Desain & DED Kawasan Strategis Baolan
Kabupaten Tolitoli
Kelompok RTH
Kriteria
Tipe RTH
f. Memiliki ruang hijau
90% / lebih
g. Atau telah ditetapkan
oleh Pemerintah
setempat sebagai
hutan kota
a. Lahan publik atau
Contoh:
privat yang telah
Kebun campuran
ditentukan dan
Perkebunan
dipertahankan
Persawahan
keberadaannya
Semak belukar
sebagai kawasan
hijau
Sabuk hijau
b. Berperan dalam
membatasi
perkembangan,
mencegah intrusi air
laut, penahan angin,
pengaman garis
pantai, TPA, industri
dan sebagainya
a. Merupakan jalur
hijau kanan/kiri
jalan, median dan
pulau jalan,
persimpangan jalan
Jalur hijau
b. Dominasi utama
jalan
berupa ruang hijau
c. Luas RTH diperoleh
dengan mengalikan
lebar jalur hijau
dengan panjang jalan
a. Berupa lahan kosong
yang ditanami dengan
RTH
berbagai
jenis
Bawah
tanaman
tepat
di
Jembatan
bawah
jembatan
Layang
layang
b. Didominasi
oleh
ruang hijau
a. Lahan publik atau
Catatan:
semi publik di kanan
Bangunan kumuh yang
kiri rel KA
mengalami permukaan
b. Dominasi berupa
tanah yang keras tidak
Jalur hijau
lahan kosong yang
dikategorikan sebagai
sepanjang rel
ditanami berbagai
RTH. Sempadan rel KA
KA
jenis tanaman atau
dengan kondisi ini
kebun
hanya dikatagorikan
c. Lebar garis sempadan sebagai area potensial
KA diukur dari as rel
pengembangan RTH
2-38
No
10
11
Penyusunan Desain & DED Kawasan Strategis Baolan
Kabupaten Tolitoli
Kelompok RTH
Kriteria
Tipe RTH
terdekat
a. Lahan publik atau Contoh:
semi publik di kanan Jalur hijau boulevard,
kiri
dan
bawah median, taman, kebun,
jaringan listrik
fasilitas olah raga
b. Berupa lahan kosong
Jalur hijau
yang
didominasi
SUTET/ SUTT
ruang hijau
c. Lebar
sempadan
SUTET/
SUTT
dihitung dari tengah
jaringan listrik
a. Lahan publik atau Contoh:
semi publik di kanan Lahan terbuka dengan
kiri
sungai
baik sedikit perkerasan,
bertanggul atau tidak taman, kebun
Jalur hijau
b. Berupa lahan kosong campuran, tegakan
sempadan
yang
didominasi pohon dan semak
sungai
ruang hijau
belukar
c. Lebar
sempadan
dihitung
dari
tepi
garis sungai
a. Lahan publik atau
Pemakaman yang
privat diwilayah kota
didominasi struktur
yang dijadikan
beton dan tumbuh
pemakaman
pepohonan dengan
umum/keluarga
fungsi peresapan
b. Bentuk pemakaman
kurang hanya
Pemakaman
sedemikian rupa
dikatagorikan sebagai
sehingga masih
area potensial RTH
berperan sebagai
daerah resapan
air,atau tempat
tumbuh berbagai
jenis tanaman
Lahan privat
Halaman yang sebagian
Halaman
a. Lebih dari 70% dari
besar ditutup
perumahan,
luas halaman adalah
perkerasan walaupun
perkantoran,
RTH
dilengkapi pot tidak
perdagangan
b. Terdapat lebih dari 2
termasuk katagori RTH
dan kampus
jenis tanaman
a. Lahan privat
Halaman yang sebagian
b. Lebih dari 70% dari
besar ditutup
luas halaman adalah
perkerasan walaupun
Halaman
RTH yand didominasi dilengkapi pot tidak
bangunan
pohon tahunan
termasuk katagori RTH
industri
Halaman bangunan
industri yang belum
didominasi pohon
tahunan dikatagorikan
2-39
No
Penyusunan Desain & DED Kawasan Strategis Baolan
Kabupaten Tolitoli
Kelompok RTH
Kriteria
Tipe RTH
RTH potensial
RTH Pekarangan
Pekarangan adalah lahan di luar bangunan, yang berfungsi untuk
berbagai aktivitas. Luas pekarangan disesuaikan dengan ketentuan
koefisien dasar bangunan (KDB) di kawasan perkotaan, seperti
tertuang di dalam PERDA mengenai RT/RW di masing-masing kota
Untuk memudahkan di dalam pengklasifikasian pekarangan maka
ditentukan kategori pekarangan sebagai berikut:
1 Pekarangan rumah kecil
2-40
Penyusunan Desain & DED Kawasan Strategis Baolan
Kabupaten Tolitoli
Rumah kecil adalah rumah dengan luas lahan dibawah
200m2
Jumlah pelindung minimal 1 pohon ditambah semak, perdu,
serta penutup tanah atau rumput
RTH
minimum
yang
diharuskan
adalah
luas
lahan
minimum
yang
diharuskan
adalah
luas
lahan
minimum
yang
diharuskan
adalah
luas
lahan
B.
dengan
tingkat
KDB
70%-90%
perlu
menambah
Penyusunan Desain & DED Kawasan Strategis Baolan
Kabupaten Tolitoli
3. Persyaratan penambahan pohon pada perkantoran, pertokoan
dan tempat usaha dengan KDB dibawah 70%, berlaku seperti
persyaratan pada RTH pekarangan rumah dan ditanam pada
area diluar KDB yang telah ditentukan.
C.
D.
dalam
bentuk
taman
bermain
anak
dan
E.
Penyusunan Desain & DED Kawasan Strategis Baolan
Kabupaten Tolitoli
Sisanya dalam bentuk perkerasan untuk melaksanakan
berbagai kegiatan
3. Minimal 10 jenis pelindung, baik jenis kecil maupun sedang
4. Jarak maksimum pencapapaian radius 1000m dari perumahan
penduduk
5. Memiliki scope melayani penduduk dalam satu RW
6. Diprioritaskan RTH sebagai media kegiatan sosial warga seperti
lapangan terbuka untuk melaksanakan kegiatan remaja dan
masyarakat di lingkungan RW serta beberapa jenis permainan
anak yang aman
7. Fasilitas yang umum disediakan lapangan luas, beberapa unit
bangku taman yang dibuat secara berkelompok sebagai sarana
sosialisasi.
F.
dalam
bentuk
perkerasan
untuk
melaksanakan
berbagai kegiatan
4. Untuk jenis taman aktif minimal 25 jenis pohon pelindung
(kecil dan sedang)
5. Untuk jenis taman pasif minimal 50 jenis pohon pelindung
(kecil dan sedang)
6. Memiliki scope melayani penduduk dalam satu Kelurahan
7. RTH sebagai taman aktif berupa fasilitas utama lapangan olah
raga/serbaguna dengan trek lari disekelilingnya
8. RTH sebagai taman pasif berupa area untuk duduk-duduk
atau bersantai yang didominasi ruang hijau atau pohon-pohon
tahunan.
G.
Penyusunan Desain & DED Kawasan Strategis Baolan
Kabupaten Tolitoli
Luas area yang ditanam minimal 70%-80% dari luas taman
Minimal 50 tanaman (pohon pelindung, semak, perdu,
penutup tanah)
Fasilitas yang disediakan dapat berupa lapangan olah raga
terbuka
dengan
jalur
trek
lari
disekelilingnya,
parkir
H.
I.
Hutan Kota
Tujuan
penyelenggaraan
Hutan
Kota
adalah
sebagai
peyangga
2-44
Penyusunan Desain & DED Kawasan Strategis Baolan
Kabupaten Tolitoli
1. Memperbaiki dan menjaga iklim mikro dan nilai estetika
2. Meresapkan air
3. Menciptakan keseimbangan dan keserasian lingkingan fisik
kota dan
4. Mendukung pelestarian dan perlindungan keanekaragaman
hayati.
Bentuk-bentuk Hutan Kota
1. Bergerombol atau menumpuk
Adalah
Hutan
Kota
dengan
komunitas
vegetasi
selain
terdiri
dari
pepohonan
dan
2-45
Penyusunan Desain & DED Kawasan Strategis Baolan
Kabupaten Tolitoli
Tipe Hutan Kota
1. Tipe kawasan pemukiman
2. Tipe kawasan industrI
3. Tipe Perlindungan
4. Tipe Penagamanan
5. Tipe Pelestarian plasma nutfah
6. Tipe rekreasi.
J.
diperhatikan
fungsi
tanaman
dan
persyaratan
penempatannya.
RTH Jalur hijau jalan terdiri dari:
1. RTH / taman pulau jalan
Adalah
RTH
yang
terbentuk
oleh
geometris
jalan
pada
2-46
Penyusunan Desain & DED Kawasan Strategis Baolan
Kabupaten Tolitoli
Penempatan, pemilihan tanaman dan ornament hiasan harus
disesuaikan dan dipertimbangakn dengan ketentuan geometrik
persimpangan jalan, dengan ketentuan sebagai berikut:
Harus bebas pandang dan tidak menghalangi pengguna jalan
Bila terdapat kanal gunakan jenis tanaman yang rendah dan
tidak menghalangi pandangan.
Fungsi RTH Pulau Jalan:
a. Pada jalur tanaman tepi jalan
Peneduh
Prenyerap polusi udara
Peredam kebisingan dan suara
Pemecah angin
Pembatas pandangan.
b. Pada median jalan
Penahan silau lampu kendaraan.
K.
aktifitas
yang
berbeda
agar
tidak
saling
mengganggu
4. Pengaman dari faktor lingkungan sekitanya
Bentuk-bentuk Sabuk Hijau:
1. Hutan kota
2. RTH sebagai pemisah atau pembatas, yang memanjang dan
mengikuti batas area atau penggunaan lahan tertentu, seperti
dipenuhi pepohonan
3. Kebun campuran, perkebunan dan persawahan yang telah ada
sebelumnya
dan
dipertahankan
berdasarkan
peraturan/ketetapan hukum.
Fungsi Sabuk Hijau:
2-47
Penyusunan Desain & DED Kawasan Strategis Baolan
Kabupaten Tolitoli
1. Mengatasi penggenangan air terutama pada daerah rendah
dengan drainase kurang baik yang data menjadi sarang
nyamuk dan mengganggu aktifitas kota
2. Mengatasi intrusi air laut dimana RTH di dalam kota akan
meningkatkan
resapan
air
sehingga
akan
meningkatkan
matahari.
L.
teknis
468/KPTS/1998
rinci
tentang
terdapat
pada
Persyaratan
Kepmen
Teknis
PU
RI
Aksesibilitas
No.
pada
M.
Penyusunan Desain & DED Kawasan Strategis Baolan
Kabupaten Tolitoli
2. Memberi kesan estetis agar di bawah jembatan tertata dengan
rapi, asri dan indah
3. Menghindari kesan kumuh dan pemukiman liar
4. Menutupi struktur jalan yang tidak dan kurang menarik
5. Melembutkan kesan dominasi struktur bangunan yang masif
6. Pilihan tanaman harus relatif tahan terhadap kekuranagn air
7. Berukuran tidak terlalu besar mengingat keterbatasan area.
N.
fungsi
utama
melindungi
sungai
tersebut
dari
Penyusunan Desain & DED Kawasan Strategis Baolan
Kabupaten Tolitoli
Diluar kawasan perkotaan, penetapan garis sempadan
dari tepi sungai:
Minimal
100m
untuk
sungai
besar
dengan
daerah
dengan
daerah
50m
untuk
sungai
besar
mata
air
RTH
terletak
pada
garis
sempadan
2-50
Penyusunan Desain & DED Kawasan Strategis Baolan
Kabupaten Tolitoli
a. Batas antar blok pemakaman berbentuk jalur pedestrian
dengan lebar 150-200cm dengan deretan pohon pelindung
disalah satu sisinya
b. Ruang hijau pemakaman termasuk pemakaman tanpa
perkerasan minimal 70% dari total luas area pemakaman
c. Memiliki tingkat liputan vegetasi 80% dari luas ruang
hijaunya.
dan
vegetasi
penyusun
RTH
harus
menjadi
bahan
7. Bibit/benih
mudah
didapatkan
dengan
harga
yang
2-51
Penyusunan Desain & DED Kawasan Strategis Baolan
Kabupaten Tolitoli
Jenis tanaman endemik atau jenis tanaman lokal yang memiliki
keunggulan tertentu (ekologis, sosial budaya, ekonomi, arsitektural)
dalam wilayah kota tersebut menjadi bahan tanaman utama penciri
RTH kota tersebut, yang selanjutnya akan dikembangkan guna
mempertahankan
keanekaragaman
hayati
wilayahnya
dan
juga
nasional.
Gambar 2-4. Kedudukan RTH Dalam Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan
2-52
Penyusunan Desain & DED Kawasan Strategis Baolan
Kabupaten Tolitoli
Jenis
Rencana Tata Ruang
Kedalaman Muatan
2-53
Penyusunan Desain & DED Kawasan Strategis Baolan
Kabupaten Tolitoli
2-54
Penyusunan Desain & DED Kawasan Strategis Baolan
Kabupaten Tolitoli
menunjukkan
peningkatan
dibanding
tahun
2009,
dengan
terus
mengalami
peningkatan,
namun
perbandingan
antar
3-1
Penyusunan Desain & DED Kawasan Strategis Baolan
Kabupaten Tolitoli
provinsi menunjukkan adanya ketimpangan yang cukup tinggi, yang
tertinggi yaitu provinsi Sulawesi Utara memiliki pendapatan per kapita
sebesar Rp.7,46 juta/jiwa dan terendah berada di provinsi Gorontalo
sebesar Rp.2,75 juta/jiwa.
Wilayah
Sulawesi
menghadapi
kendala
sarana
dan
prasarana
maupun
maupun
kawasan
Indonesia
timur.
Keterkaitan
komoditas
unggulan
Pulau
Sulawesi
yang
memiliki daya saing tinggi melalui kerja sama lintas sektor dan
lintas wilayah provinsi dalam pengelolaan dan pemasarannya;
3. memprioritaskan kawasan tertinggal dan kawasan perbatasan
dalam rangka pencapaian pemerataan tingkat perkembangan antar
wilayah, termasuk pengembangan pulau-pulau kecil dan gugus
kepulauan;
4. memanfaatkan potensi sumber daya di darat dan laut secara
optimal serta mengatasi potensi konflik lintas wilayah provinsi yang
terjadi di beberapa wilayah perairan dan daratan;
5. mempertahankan
keberadaan
sentra-sentra
produksi
pangan
3-2
Penyusunan Desain & DED Kawasan Strategis Baolan
Kabupaten Tolitoli
6. memantapkan keterkaitan antara kawasan andalan dan kawasan
sub-regional
ASEAN,
Asia
Pasifik,
dan
kawasan
dalam
rangka
mengurangi
risiko
dampak
bencana
sistem
pusat
permukiman
di
wilayah
Sulawesi
3-3
Penyusunan Desain & DED Kawasan Strategis Baolan
Kabupaten Tolitoli
1. mendorong optimalisasi pengembangan kawasan perkotaan
Isimu,
Marisa,
Kwandang,
Luwuk,
Pare-pare,
pengembangan
kota-kota
Mamuju,
Poso,
Pengembangan
PKL
di
Pulau
Sulawesi
sebagaimana
Pengembangan
diarahkan
PKSN
pada
ditetapkan
di
kawasan
pengembangan
dalam
RTRWN.
perbatasan
kota
negara
Melonguane
dan
Tahuna.
A.
arahan
pengembangan
Wilayah
Sulawesi,
tujuan
2.
perikanan
dan
pertambangan
di
Wilayah
Sulawesi;
3-4
3.
Penyusunan Desain & DED Kawasan Strategis Baolan
Kabupaten Tolitoli
meningkatkan
ketersediaan,
kualitas,
dan
jangkauan
pelayanan prasarana dan sarana transportasi, baik darat, laut,
maupun udara;
4.
dasar
(jalan,
pelabuhan,
lapangan
udara,
meningkatkan
aksesibilitas
masyarakat
Wilayah
Sulawesi
7.
8.
meningkatkan
peran
Wilayah
Sulawesi
sebagai
lumbung
pangan nasional;
9.
minimal 40 persen
Sulawesi;
B.
dengan
yaitu:
membaiknya
pertumbuhan
berbagai
ekonomi,
indikator
kemiskinan,
3-5
Penyusunan Desain & DED Kawasan Strategis Baolan
Kabupaten Tolitoli
4. Meningkatnya jumlah, mutu dan jangkauan sistem jaringan
prasarana
dasar
(jalan,
pelabuhan,
lapangan
udara,
aksesibilitas
masyarakat
wilayah
Sulawesi
yang
antara
lain
ditandai
dengan
meningkatnya
positif
dan
produktif,
serta
meningkatnya
apresiasi
C.
Dengan
kondisi
ini,
wilayah
Sulawesi
memiliki
akses
bagi
peningkatan
kesejahteraan
rakyat,
maka
arah
3-6
Penyusunan Desain & DED Kawasan Strategis Baolan
Kabupaten Tolitoli
1. Pengembangan wilayah Sulawesi sebagai sentra produksi
pertanian
dan
perikanan
dan
lumbung
pangan
nasional
produksi
dan
produktivitas
tanaman
gugus
industri
unggulan
wilayah,
dengan
strategi:
a. Mengembangkan Manado-Bitung sebagai pusat industri
pengolahan berbasis hasil laut;
b. Mengembangkan Gorontalo, Palu, Kendari, dan Mamuju
sebagai pusat industri pengolahan tanaman pangan dan
hortikultura;
c. Mengembangkan metropolitan Maminasata sebagai pusat
industri pengolahan berbasis pertanian dan perkebunan;
3. Pengembangan jalur wisata alam dan budaya dengan strategi
memperkuat jalur wisata Toraja-Tomohon-Bunaken dengan
Bali.
4. Pengembangan
wilayah
Sulawesi
sebagai
satu
kesatuan
dengan
strategi
meningkatkan
kapasitas
akses
pendidikan
dan
pelatihan
ketrampilan kerja;
b. Memperluas jangkauan pelayanan kesehatan;
3-7
Penyusunan Desain & DED Kawasan Strategis Baolan
Kabupaten Tolitoli
c. Meningkatkan
efektivitas
dan
sinergi
program
penanggulangan kemiskinan dan perlindungan sosial.
7. Peningkatan kapasitas dan integrasi sistem jaringan listrik,
dilaksanakan dengan strategi:
a. meningkatkan kapasitas dan integrasi sistem jaringan
listrik;
b. diversifikasi sumber energi primer.
8. Penguatan
ketahanan
dan
harmonisasi
masyarakat
stabilitas
keamanan
dan
ketertiban
kawasan perbatasan;
b. Meningkatkan kegiatan ekonomi lokal dan keterkaitan
kawasan
perbatasan
dengan
pusat
pertumbuhan
terdekat.
10. Penguatan daerah otonom dan kualitas pelayanan publik
dengan strategi:
a. Meningkatkan kualitas legislasi dan regulasi;
b. Meningkatkan
penegakan
hukum,
HAM,
dan
pemberantasan korupsi;
c. Meningkatkan kualitas pelayanan publik.
11. Peningkatan daya dukung lingkungan dan mitigasi bencana,
dengan strategi:
a. Meningkatkan kualitas penataan ruang wilayah.
b. Meningkatkan penegakan hukum dalam pengendalian
pemanfaatan ruang, sumber daya alam dan lingkungan
hidup.
c. Memperkuat mitigasi bencana.
3-8
Penyusunan Desain & DED Kawasan Strategis Baolan
Kabupaten Tolitoli
Tata
Ruang
Wilayah
Provinsi
pengembangan
sistem
permukiman
yaitu
pengembangan
sistem
transportasi
yaitu
pada
strategi
pengembangan
tata
ruang
melalui
konsep
A.
serta
arahan
kebijakan
yang
tertuang
dalam
RTRW.
Pusat
Pusat
Pusat
Pusat
Pusat
Kegiatan
Kegiatan
Kegiatan
Kegiatan
Kegiatan
Nasional (PKN);
Nasional Promosi (PKNp);
Wilayah (PKW);
Wilayah Promosi (PKWp); dan
Lokal (PKL)
3-9
Penyusunan Desain & DED Kawasan Strategis Baolan
Kabupaten Tolitoli
Tabel 3-1. Sistem Pusat Permukiman Perkotaan di Provinsi Sulawesi Tengah
Klasifikasi Pusat
Kota/Kabupaten
Kegiatan
PKN:
Kota Palu
PKW:
PKL:
Sumber: Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.26 Thn 2008 Tgl.10 Maret
2008, dan RTRW Provinsi Sulawesi Tengah 2013-2033
B.
pertanian
termasuk
pengolahan
sumber
daya
alam,
di
pertanian
tanaman
pangan,
perkebunan,
perikanan,
3-10
Penyusunan Desain & DED Kawasan Strategis Baolan
Kabupaten Tolitoli
kawasan berdasarkan fungsinya dapat diketahui dari
Deliniasi
terbentuknya
sentra-sentra
produksi
pertanian.
Sentra
produksi
perkebunan
(kelapa,
cengkeh,
kakao,
dan
lain-lain),
jumlah
penduduk
dan
ketersediaan
sarana
dan
pusat
pelayanan
fasilitas
ekonomi,
perdagangan,
pusat
pergerakaan kawasan sekitar, pusat koleksi dan distribusi produkproduk kawasan perdesaan. Hal ini terjadi di Kota Palu, Tolitoli,
Luwuk, Kolonodale, Pagimana, Parigi Moutong dan kota-kota lainnya.
Peningkatan
kawasan
ditandai
dengan
semakin
bertambahnya
C.
Arahan Struktur Ruang ,Berdasarkan Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Sulawesi
Tengah, sistem pusat permukiman perkotaan di Provinsi Sulawesi
Tengah didasarkan pada dua aspek ; yaitu potensi dan permasalahan
3-11
Penyusunan Desain & DED Kawasan Strategis Baolan
Kabupaten Tolitoli
yang berkembang di lapangan mencerminkan kondisi riil orientasi
pasar kawasan, serta arahan kebijakan yang tertuang dalam RTRW.
Berdasarkan kajian terhadap kedua aspek tersebut, ditentukan tiga
bentuk kota pusat kegiatan perkotaan, yaitu Pusat Kegiatan Nasional
(PKN), Pusat Kegiatan Wilayah (PKW), Pusat Kegiatan Lokal (PKL).
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional yang tertuang dalam PP No.26
Tahun 2008 mengarahkan sistem pusat perkotaan di Provinsi Sulawesi
Tengah yang mana Kota Palu sebagai PKN ; Kota Poso, Kota Luwuk,
Kota Tolitoli, Kota Kolonodale, Kota Tolitoli, dan Kota Donggala sebagai
PKW ; dan Kota Parigi sebagai PKW Promosi.
3.1.3 Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Tolitoli ,Kebijakan dalam penataan tata ruang Kota Tolitoli dirangkum dari
dokumen Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) yang telah ada sebelumnya.
Skenario pembangunan RTRW Kota Tolitoli didasarkan pada pembangunan
ruang wilayah Kota Tolitoli secara terpadu dengan tetap memperhatikan
keterkaitan wilayah, keserasian pertumbuhan serta perkembangan wilayah
kabupaten dalam lingkup regional. Penataan ruang Kota Tolitoli bertujuan
untuk mewujudkan ruang wilayah Kabupaten Tolitoli sebagai kawasan
agropolitan dan minapolitan yang aman, nyaman, produktif, berkualitas
dan berkelanjutan dalam rangka mengembangkan Kawasan Andalan Tolitoli
dan sekitarnya.
A.
3-12
Penyusunan Desain & DED Kawasan Strategis Baolan
Kabupaten Tolitoli
3. Mewujudkan
seimbang.
struktur
ruang
kabupaten
yang
hirarkis
dan
optimalisasi
B.
Sulawesi
Tengah
dan
kebijakan-kebijakan
Pertimbangan
Pembangunan
Jangka
dalam
Panjang
penyusunan
dan
Jangka
Rencana
Menengah
Kabupaten
4. Dasar Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan
3-13
Penyusunan Desain & DED Kawasan Strategis Baolan
Kabupaten Tolitoli
Kebijakan penataan ruang Kota Tolitoli seperti yang tertuang dalam
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Tolitoli adalah
sebagai berikut:
prasarana
agropolitan
wilayah
dan
untuk
minapolitan
mendukung
dalam
rangka
terlaksananya
peran
kawasan
strategis
produktifitas
lahan
pertanian,
perkebunan,
C.
3-14
Penyusunan Desain & DED Kawasan Strategis Baolan
Kabupaten Tolitoli
regional yang membentuk struktur ruang wilayah Kabupaten Tolitoli
adalah:
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
3-15
Penyusunan Desain & DED Kawasan Strategis Baolan
Kabupaten Tolitoli
2. Pelabuhan Ogotua dan Malala sebagai pelabuhan pengumpan
C.5. Potensi Pengembangan Wilayah Belakang
Rencana
struktur
ruang
wilayah
Kabupaten
Tolitoli
Potensi
wilayah
belakang
ibukota
kecamatan
yang
Ibukota
Kecamatan
Bangkir
Kecamatan
3-16
Penyusunan Desain & DED Kawasan Strategis Baolan
Kabupaten Tolitoli
1. Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) yang berfungsi melayani
desa/kelurahan
di
sekitarnya
adalah
Kombo,
Fungsi Pusat
Kegiatan
PKW
Tolitoli
Galang
PKL
Bangkir
Dampal
Selatan
PKLp
Malala
Dondo
Laulalang
Tolitoli Utara
Kayu Lompa
Basidondo
Ogotua
Dampal
Utara
No.
PPK
Kota
Kecamatan
Wilayah
Pelayanan
Seluruh
wilayah
Kabupaten
Tolitoli
Kecamatan
Dampal
Selatan dan
Kecamatan
di sekitarnya
Kecamatan
Dondo dan
kecamatan di
sekitarnya
Kecamatan
Tolitoli Utara
dan
kecamatan di
sekitarnya
Kecamatan
Basidondo
dan
kecamatan di
sekitarnya
Kecamatan
Dampal
Keterangan
Pembangunan
5 tahun ke I
Pembangunan
5 tahun ke I
Pembangunan
5 tahun Ke II
Pembangunan
5 tahun ke I
Pembangunan
5 tahun ke II
Pembangunan
5 tahun ke II
3-17
Penyusunan Desain & DED Kawasan Strategis Baolan
Kabupaten Tolitoli
No.
Fungsi Pusat
Kegiatan
PPL
Kota
Kecamatan
Tinabogan
Dondo
Lalos
Galang
Bilo
Ogodeide
Sibea
Lampasio
Galumpang
Dakopemean
Kombo
Dampal
Selatan
Padumpu
Dampal
Selatan
Bambapula
Dampal
Utara
Tompo
Dampal
Utara
Malomba
Dondo
Silondou
Basidondo
Labonu
Basidondo
Pulias
Ogodeide
Tinading
Lampasio
Oyom
Lampasio
Tinigi
Galang
Lingadan
Dakopemean
Salumpaga
Tolitoli Utara
Wilayah
Pelayanan
Utara
Kecamatan
Dondo
Kecamatan
Galang
Kecamatan
Ogodeide
Kecamatan
Lampasio
Kecamatan
Desa Kombo
dan desa di
sekitarnya
Desa
Padumpu
dan desa di
seikitarnya
Desa
Bambapula
dan desa di
sekitarnya
Desa Tompo
dan desa di
sekitarnya
Desa
Malomba
dan desa di
sekitarnya
Desa
Silondou dan
desa di
sekitarnya
Desa Labonu
dan desa di
sekitarnya
Desa Pulias
dan desa di
sekitarnya
Desa
Tinading dan
desa di
sekitarnya
Desa Oyom
dan desa di
sekitarnya
Desa Tinigi
dan desa di
sekitarnya
Desa
Lingadan
dan desa di
sekitarnya
Desa
Keterangan
Pembangunan
5 tahun ke III
Pembangunan
5 tahun ke II
Pembangunan
5 tahun ke III
Pembangunan
5 tahun ke II
Pembangunan
5 tahun ke III
Pembangunan
5 tahun ke III
Pembangunan
5 tahun ke IV
Pembangunan
5 tahun ke III
Pembangunan
5 tahun ke IV
Pembangunan
5 tahun ke III
Pembangunan
5 tahun ke III
Pembangunan
5 tahun ke IV
Pembangunan
5 tahun ke III
Pembangunan
5 tahun ke III
Pembangunan
5 tahun ke III
Pembangunan
5 tahun ke IV
Pembangunan
5 tahun ke III
Pembangunan
3-18
Penyusunan Desain & DED Kawasan Strategis Baolan
Kabupaten Tolitoli
No.
Fungsi Pusat
Kegiatan
Kota
Wilayah
Pelayanan
Salumpaga
dan desa di
sekitarnya
Kecamatan
Keterangan
5 tahun ke IV
kawasan
Perkotaan
Tolitoli
sebagai
kawasan
strategis
akan
ditetapkan
dicapai
dalam
sesuai
RTRW
dengan
arahan
Kabupaten
Tolitoli
pencapaian
dan
sebagaimana
merupakan
alasan
yang
ketentuan
diprioritaskan
pemanfaatan
penanganannya,
ruang,
penyusunan
penyusunan
peraturan
zonasi; dan
2. Menjaga konsistensi dan keserasian pengembangan kawasan
perkotaan dengan RTRW.
Perumusan tujuan penataan BWP didasarkan pada;
3-19
Penyusunan Desain & DED Kawasan Strategis Baolan
Kabupaten Tolitoli
Tujuan penataan BWP dirumuskan dengan mempertimbangkan:
Kawasan
Pusat
Perkotaan
Tolitoli
memperlihatkan
adanya
3-20
Penyusunan Desain & DED Kawasan Strategis Baolan
Kabupaten Tolitoli
perkantoran eksisting, perikanan di pesisir, dan perkebunan, yang
yang
paling
kuat
isunya
adalah
keberadaan
rencana
Pusat
Perkotaan
Tolitoli
direncanakan
berdasar
pada
A.
Sub BWP I
Sub BWP I yakni Kelurahan Nalu mempunyai fungsi dan peran utama
sebagai perumahan, perlindungan setempat, kawasan lindung lainnya,
Diluar fungsi utama tersebut, Sub BWP ini juga menjadi kawasan
Ruang Terbuka Hijau (RTH) dan periwisata. Di luar fungsi utama
3-21
Penyusunan Desain & DED Kawasan Strategis Baolan
Kabupaten Tolitoli
tersebut, sub BWP ini juga menjadi sentra pelayanan perdagangan dan
jasa regional, dan skala kota, kesehatan, perkantoran, olah raga dan
permukiman. Adapun Sub BWP-nya terdiri atas 1 keluarahan yakni
Nalu (Tabel 3.4). peta sub BWP 1
Tabel 3-4. Pembagian Sub BWP I Kawasan Pusat Perkotaan Tolitoli
ZON A
Perumahan
ZUB ZON A
LUA S
KODE
12,81307997
8,185394683
Pertanian
PL-1
35,53534848
Pariwisata
PL-3
0,041746086
Reklamasi
PL-4
5,088525026
Perlindung an Setempat
Tang g ul
PS
7,348641786
Lindung L ainnya
Rawa
LL
5,429267008
Suaka A lam
Mang g rove
SA
67,37121662
RTH
0,483660963
RTH
4,412297963
Peruntukan L ainnya
4,895958926
1 5 1 ,6 0 5 1 3 7 5
J um lah
B.
Sub BWP 2
Sub BWP 2 yakni kelurahan Baru mempunyai fungsi dan peran utama
sebagai
perumahan,
sarana
pelayanan
umum,
perkantoran,
perdagangan dan jasa Diluar fungsi utama tersebut, Sub BWP ini juga
menjadi kawasan Ruang Terbuka Hijau (RTH) dan kawasan khusus. Di
luar fungsi utama tersebut, sub BWP ini juga menjadi sentra
pelayanan perdagangan dan jasa regional, dan skala kota, kesehatan,
perkantoran, olah raga dan permukiman. Adapun Sub BWP-nya terdiri
atas 1 keluarahan yakni Baru (Tabell 3.5). dan peta sub BWP 2
3-22
Penyusunan Desain & DED Kawasan Strategis Baolan
Kabupaten Tolitoli
Tabel 3-5. Pembagian Sub BWP 2 Kawasan Pusat Perkotaan Tolitoli
ZONA
ZUB ZONA
KODE
LUAS
R-2
R-3
R-4
86.46139957
11.66093497
10.68093681
Ha
Ha
Ha
SPU-1
SPU-2
SPU-3
SPU-4
SPU-5
SPU-6
0.461618305
3.10918477
4.146936646
1.639395934
1.10068
3.232960958
Ha
Ha
Ha
Ha
Ha
Ha
Tanggul
Sempadan
PS
PS
1.22371856
1.552833668
Ha
Ha
Pemerintah
Swasta
KT-1
KT-2
6.593713651
1.304192783
Ha
Ha
K-1
K-2
K-3
4.334692665
14.20744279
5.93787455
Ha
Ha
Ha
LL
LL
5.321109822
5.558678686
PL-1
PL-3
PL-5
51.5723279
22.44151432
4.183987725
Ha
Ha
Ha
Hankam
Pergudangan
SPBU
KH
KH
KH
0.145793649
8.166227161
0.123291605
Ha
Ha
Ha
Pemakaman
Taman Kota
Hutan Kota
Jalur Hijau
RTH
RTH
RTH
RTH
0.552974851
3.065867029
38.54587262
0.03840162
Ha
Ha
Ha
Ha
SA
15.66665599
Ha
Perumahan
Perkantoran
Suaka Alam
Manggrove
Campuran
Perumahan,Perdagangan dan Jasa C-1
Ruwasja
Total
2.004773312
Ha
17.67142931
Ha
332.7074222 Ha
3-23
C.
Penyusunan Desain & DED Kawasan Strategis Baolan
Kabupaten Tolitoli
Sub BWP 3
Sub BWP 3 yakni kelurahan Panasakan mempunyai fungsi dan peran
utama sebagai perumahan, sarana pelayanan umum, perkantoran,
perdagangan dan jasa Diluar fungsi utama tersebut, Sub BWP ini juga
menjadi kawasan Ruang Terbuka Hijau (RTH) dan kawasan khusus. Di
luar fungsi utama tersebut, sub BWP ini juga menjadi area mitigasi
bencana
skala
peruntukkan
lainnya, dan
SU B Z O N A
KO D E
L U AS
Perumahan
Perumahan
Kepadatan
Ting g i
R-2
64,17034348 Ha
R-3
8,863864278 Ha
R-4
4,11593592 Ha
Pemerintah
KT-1
6,082772509 Ha
RB
3,135857012 Ha
Pendidikan
SPU-1
3,735726279 Ha
Kesehatan
SPU-3
0,05370535 Ha
Peribadatan
SPU-6
0,12106419 Ha
Sempadan Sung ai
PS
3,11295085 Ha
Tang g ul
PS
1,17640085 Ha
PS
6,493139094 Ha
Hankam
KH
0,429192316 Ha
C-1
1,803418278 Ha
Pertanian
PL-1
24,63945869 Ha
Pemakaman
RTH
2,305626521 Ha
Hutan Kota
RTH
158,2324832 Ha
Perkantoran
Rawan
Bencana
Daerah
Retensi
Banjir
Sarana
Pelayanan
U mum
Perlindung an Setempat
Peruntukan
Khusus
Campuran
Peruntukan
L ainnya
Ruang
Terbuka
H ijau
Ruwasja
160,5381098 Ha
J um lah
4 4 9 ,0 1 0 0 4 9 H a
3-24
D.
Penyusunan Desain & DED Kawasan Strategis Baolan
Kabupaten Tolitoli
Sumber: RDTR Tolitoli 2014
Sub BWP 4
Sub BWP 4 yakni kelurahan Tuweley mempunyai fungsi dan peran
utama sebagai perumahan, sarana pelayanan umum, perkantoran,
perdagangan dan jasa Diluar fungsi utama tersebut, Sub BWP ini juga
menjadi kawasan Ruang Terbuka Hijau (RTH) dan kawasan khusus. Di
luar fungsi utama tersebut, sub BWP ini juga menjadi area suaka alam
skala kota, Ruwasja, serta peruntukkan lainnya, dan kawasan
peruntukkan lainnya. Adapun Sub BWP nya terdiri atas 1 keluarahan
yakni Tuweley (Tabel 3.7).peta sub BWP 4
Tabel 3-7. Pembagian Sub BWP 4 Kawasan Pusat Perkotaan Tolitoli
ZO NA
SU B Z O N A
KO D E
L U AS
Perumahan
Perumahan
Kepadatan
Ting g i
R-2
47,53076331 Ha
R-3
18,19722585 Ha
R-4
2,372281652 Ha
Pemerintah
KT-1
0,454170127 Ha
Swasta
KT-2
0,298929358 Ha
Pendidikan
SPU-1
2,009592126 Ha
Kesehatan
SPU-3
0,424161455 Ha
O lahrag a
SPU-4
0,825377999 Ha
Sosial Budaya
SPU-5
0,29695151 Ha
Peribadatan
SPU-6
0,728358847 Ha
Hankam
KH-1
0,055148237 Ha
Pertanian
PL-1
43,72276443 Ha
Reklamasi
PL-4
4,196933206 Ha
Sempadan Sung ai
PS
2,072592942 Ha
PS
14,52782223 Ha
Sung ai
LL
0,296844687 Ha
Mang g rove
SA
7,012677897 Ha
Hutan Kota
RTH
0,087311061 Ha
Taman
RTH
0,094029914 Ha
Perkantoran
Peruntukan
Khusus
Peruntukan
lainnya
Perlindung an Setempat
Lindung
L ainnya
Suaka
A lam
Ruang
Terbuka
H ijau
Ruwasja
0,181340976 Ha
3-25
E.
Penyusunan Desain & DED Kawasan Strategis Baolan
Kabupaten Tolitoli
Sub BWP 5
Sub BWP 5 yakni kelurahan Sidoarjo mempunyai fungsi dan peran
utama sebagai perumahan, sarana pelayanan umum (pendidikan,
transportasi, peribadatan), peruntukkan khusus (hankam, peti kemas)
Diluar fungsi utama tersebut, Sub BWP ini juga menjadi kawasan
Ruang Terbuka Hijau (RTH) dan kawasan khusus. Di luar fungsi
utama tersebut, sub BWP ini juga menjadi area suaka alam skala kota,
Ruwasja, serta peruntukkan lainnya, dan kawasan peruntukkan
lainnya. Adapun Sub BWP nya terdiri atas 1 keluarahan yakni Sidoarjo
(Tabell 3.8). peta sub BWP 5
Tabel 3-8. Pembagian Sub BWP 5 Kawasan Pusat Perkotaan Tolitoli
ZO NA
SU B Z O N A
KO D E
L U AS
Perumahan
Perumahan
Kepadatan
Ting g i
R-2
9,999540246 Ha
R-3
18,25137672 Ha
Pendidikan
SPU-1
0,318803044 Ha
Transportasi
SPU-2
2,741441099 Ha
Peribadatan
SPU-6
0,539735978 Ha
Hankam
KH-1
0,263448374 Ha
Peti Kemas
KH-5
1,663441725 Ha
Pemerintah
KT-1
0,010773395 Ha
Tang g ul
PS
0,219807241 Ha
Pertanian
PL-1
145,1264547 Ha
Pariwisata
PL-3
4,848281069 Ha
Reklamasi
PL-4
2,377922388 Ha
Sung ai
LL
0,010350544 Ha
Rawa
LL
2,371106585 Ha
Mang g rove
SA
11,00947079 Ha
Hutan Kota
RTH
24,79536008 Ha
Taman
RTH
0,035982426 Ha
Pemakaman
RTH
1,766513152 Ha
Peruntukan Khusus
Perkantoran
Perlindung an
Setempat
Peruntukan
L ainnya
Lindung L ainnya
Suaka
A lam
Ruang
Terbuka
H ijau
Ruwasja
J um lah
26,59785566 Ha
2 5 2 ,9 4 7 6 6 5 2 H a
3-26
Penyusunan Desain & DED Kawasan Strategis Baolan
Kabupaten Tolitoli
Terbuka
Hijau
adalah
area
memanjang/jalur
dan/atau
Wilayah
Perencanaan
Kecamatan
Mojosngo
dan
atau
dan
pengamanan
hutan
kota
dengan
upaya
3-27
Penyusunan Desain & DED Kawasan Strategis Baolan
Kabupaten Tolitoli
3) Subzona taman kecamatan/kota terdapat di seluruh Sub BWP;
4) Subzona pemakaman dengan terdapat di seluruh Sub BWP 1
Keluarahan Nalu dengan luas 0,483 Ha, Sub BWP Kelurahan
Baru dengan luas 0,552 Ha, Sub BWP Kelurahan Panasakan
dengan luas 2,53 Ha, Sub BWP 5 Kelurahan Sidoarjo seluas
1,766 Ha
1. Mengembangkan,
mengkoordinasikan
melestarikan,
melindungi,
keterpaduan
pembangunan,
memperbaiki,
dan/
atau
b.
c.
d.
e.
f.
3-28
Penyusunan Desain & DED Kawasan Strategis Baolan
Kabupaten Tolitoli
Penetapan bagian dari wilayah perencanaan yang diprioritaskan
ruang,
rencana
jaringan
prasarana,
dan
pelaksanaan
penting
lainnya
yang
sesuai
dengan
kepentingan
A.
Lokasi
Bagian wilayah dari BWP Kawasan Pusat Perkotaan Tolitoli yang
diprioritaskan penanganannya adalah:
B.
Tema Penanganan
Tema penanganan adalah program utama untuk setiap lokasi. Tema
penanganan
penanganannya
adalah:
1. Sub BWP I di Kelurahan Nalu
Penanganan: konservasi zona resapan air
2. Sub BWP V di Kelurahan Sidoarjo
Penanganan: pengembangan zona Ekonomi (perdagangan dan
jasa) dilengkapi sarana prasarana pendukung yang terletak di
koridor jalan Kolektor Primer, pengembangan zona sekitar
3-29
Penyusunan Desain & DED Kawasan Strategis Baolan
Kabupaten Tolitoli
pelabuhan dilengkapi sarana prasarana pendukung aktivitas
wisata, konservasi zona sekitar mata air
3-30
Penyusunan Desain & DED Kawasan Strategis Baolan
Kabupaten Tolitoli
BAB 4
Penyusunan
Dokumen
DED
RTH
Kota
Tolitoli
secara
sasaran
yang
diharapkan
dapat
dicapai
semaksimal
mungkin.
mendatang
untuk
memenuhi
kebutuhannya.
Tantangan
4-1
Penyusunan Desain & DED Kawasan Strategis Baolan
Kabupaten Tolitoli
Gambar 4-1. Hubungan Antara Berbagai Pendekatan Perencanaan
A
a
Technical Approach
-
PERENCANAAN
PENDEKATAN BERDASARKAN TEKNIK-TEKNIK
SUDAH ADA
MAUPUN STANDAR YANG
PENDEKATAN
Spatial Approach
PENDEKATAN
RUANG/LAHAN
YANG MENJADIKAN RUANG (DARATAN, PERAIRAN DAN UDARA
B
C
PENDEKATAN TEKNIS
PENDEKATAN LEGAL
Legal Approach
-
PENDEKATAN YANG MEMPERHATIKAN ASPEK-ASPEK HUKUM
DALAM PROSES PERENCANAAN TATA RUANG, PEMANFAATAN
RUANG DAN PENGENDALIAN
PEMANFAATAN RUANG
PENDEKATAN AKTIFITAS &
Services & Activities
Approach
PENDEKATAN
PELAYANAN
YANG MEMPERHATIKAN AKTIVITAS SOSIAL BUDAYA DAN
EKONOMI, SEBAGAI PENENTU PERKEMBANGAN KOTA, SERTA
PRASARANA PELAYANAN YANG MENJADI
PENYEDIAAN SARANA DAN
.
KEBUTUHAN PALING POKOK DALAM
MENUNJANG AKTIVITAS TERSEBUT
Environmental Approach
PENDEKATAN
PENDEKATAN
LINGKUNGAN
YANG MEMPERHATIKAN ASPEK KELESTARIAN
LINGKUNGAN DALAM PENYUSUNAN
RENCANA PENGEMBANGAN
(SUSTAINABLE DEVELOPMENT PLAN)
KOTA YANG BERKELANJUTAN
pengorganisasian
ini
dalam
upaya
penataan
ruang
kawasan
yang
pada
akhirnya
akan
mendukung
proses
pembangunan
4-2
Penyusunan Desain & DED Kawasan Strategis Baolan
Kabupaten Tolitoli
yang lain. Kerangka pengorganisasian sumber daya dan keterkaitan antar
stakeholder ini dapat dilihat dilihat dalam gambar di bawah ini.
Produk
Kebijakan
dan
Kebijakan pembangunan untuk memenuhi amanat UndangUndang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang yaitu
perlunya penyedian dan pemanfaatan ruang yang aman,
produktif, dan berkelanjutan;
4-3
Penyusunan Desain & DED Kawasan Strategis Baolan
Kabupaten Tolitoli
dan disinkronkan dengan rekomendasi lokasi lokasi yang
diprioritaskan; dan
upaya
pengembangan
kawasan
perkotaan
yang
Peraturan
Menteri
Pekerjaan
Umum
Ruang
Terbuka
Hijau
di
Kawasan
Perkotaan.
Taman ekologis
RTH yang mampu memelihara keberlanjutannya sendiri dengan
mendayagunakan sumber daya alam melalui aplikasi teknologi yang
berwawasan ekologi
Fungsi:
a. Sosial (to serve), mampu memenuhi kebutuhan manusia untuk
beraktivitas dan berinteraksi; gather, rest, meditate, etc.
b. Ekonomi
(to
preserve),
mampu
memelihara
kondisi
4-4
Penyusunan Desain & DED Kawasan Strategis Baolan
Kabupaten Tolitoli
Implementasi Perancangan:
1)
Teknologi:
a)
dimanfaatkan
untuk
kepentingan
penyiraman.
dan
dikonversi
menjadi
energy
listrik
untuk
c)
2)
Ekologi:
a)
b)
akan
dengan
spesies
dan
habitat
hewan
dan
tumbuhan.
c)
sumber
oksigen
dan
penyerap
air
termasuk
Ekonomi:
a)
4-5
Penyusunan Desain & DED Kawasan Strategis Baolan
Kabupaten Tolitoli
kios maupun ruang terbuka untuk pameran dan
pertunjukan sebagai green building dalam RTH.
b)
4)
Sosial:
a)
Menyediakan
fasilitas
untuk
berbagai
ragam
aktivitas
yang
lebar
B.
b.
c.
C.
Attribut Hijau
Ada 8 (delapan) atribut Kota Hijau yang dikembangkan khusus
untuk Indonesia. Ke-delapan atribut Kota Hijau tersebut adalah
sebagai berikut:
1. Green Planning and design, yaitu perencanaan dan perancangan
yang beradaptasi pada biofisik kawasan.
2. Green Openspace, yaitu peningkatan kuantitas dan kualitas RTH
sesuai karakteristik kota/kab dengan target 30%.
3. Green waste, yaitu usaha untuk zero waste dengan
melaksanakan prinsip 3R yaitu mengurangi sampah/limbah,
4-6
Penyusunan Desain & DED Kawasan Strategis Baolan
Kabupaten Tolitoli
mengembangkan proses daur ulang dan meningkatkan nilai
tambah.
4. Green transportation, yaitu pengembangan sistem transportasi
yang berkelanjutan, misal: transportasi publik, jalur sepeda, dsb.
5. Green water, yaitu efisiensi pemanfaatan sumberdaya air.
6. Green energy, yaitu pemanfaatan sumber energi yang efisien dan
ramah lingkungan.
7. Green building, yaitu bangunan hemat energi.
8. Green community, yaitu kepekaan, kepedulian dan peran serta
aktif masyarakat dalam pengembangan atribut-atribut kota hijau.
Penyusunan Desain & DED Kawasan Strategis Baolan
Kabupaten Tolitoli
bagian dalam kajian Penyusunan Dokumen DED Ruang Terbuka
Hijau (RTH) Kota Tolitoli ini.
2. Pendekatan karakter tematis; pendekatan ini dilakukan bagi
kawasan yang dianggap memiliki kesamaan dan keutuhan
karakter yang tak dapat dipisahkan, seperti lingkungan pusat
wisata, kawasan bersejarah, kawasan permukiman, kawasan
perdagangan dan jasa, kawasan larangan membangun yang
dikarenakan adanya instalasi tertentu dan sebagainya, pendekatan
ini akan menjadi kajian awal untuk menetapkan zonasi peruntukan
lahan di kawasan perencanaan.
3. Pendekatan batasan keragaman (diversity) fungsi kawasan; yaitu
dengan fungsi campuran seperti: fungsi hunian, fungsi usaha,
fungsi sosial budaya, fungsi keagamaan serta kawasan fungsi
khusus.
4. Pendekatan
keragaman
pola
pemanfaatan
ruang;
yaitu
pembentukan pola pemanfaatan ruang kota secara alamiah
maupun buatan. Penerapan ini biasanya diterapkan akibat
pengembangan pembangunan baru (new development), kawasan
yang mengalami perbaikan akibat degradasi lingkungan (urban
revitalization), pengembangan kawasan yang bersifat mengisi (infill
development) atau pembongkaran secara total dan dilakukan
Peremajaan kawasan guna meningkatkan potensi lahan (urban
renewal).
5. Pendekatan
Regulatif;
merupakan
pendekatan
yang
memperhatikan aspek teknis dalam menetapkan ketentuan
dan/atau peraturan. Ketentuan teknis menggunakan ketentuan
yang ditetapkan menurut SNI, Peraturan Menteri (Permen),
Keputusan Menteri (Kepmen), Peraturan Pemerintah (PP) dan/atau
yang ditetapkan dalam perundangan yang sedang berlaku.
Pendekatan teknis juga menerapkan kajian akademis yang dapat
berlaku universal.
pemahaman
masalah
lingkungan
hidup,
guna
optimalisasi
4-8
Penyusunan Desain & DED Kawasan Strategis Baolan
Kabupaten Tolitoli
keputusan ini harus menggunakan pendekatan perencanaan dengan
partisipasi masyarakat (Partisipatory planning).
eksternal
maupun
kawasan
internal,
perencanaan
dan
perancangan kawasan. Oleh sebab itu kajian ini memerlukan ahli yang
multy-disipliner dan berpengalaman di bidangnya, khususnya kegiatan
sejenis.
Pekerjaan ini dilakukan melalui beberapa metoda antara lain:
1. Metoda
Deskriptif
Eksploratif,
metoda
ini
dilakukan
wawancara
kepada
pihak-pihak
yang
dianggap
pewawancara
akan
meminta
pendapat
kepada
Pengukuran
yang
bersifat
survey
pemetaan
4-9
Penyusunan Desain & DED Kawasan Strategis Baolan
Kabupaten Tolitoli
4. Metoda Perancangan menggunakan program-program
A.
1. Persiapan
dilakukan
dan
Mobilisasi,
untuk
merupakan
mempertajam
kegiatan
analisis
dan
yang
metode
dan
Kajian
Awal,
adalah
kegiatan
berupa
dibutuhkan,
pemetaan
masalah,
penyusunan
4-10
Penyusunan Desain & DED Kawasan Strategis Baolan
Kabupaten Tolitoli
3. Persiapan
Desain/Pedoman
Survey
adalah
tahap
Terbuka
Hijau
di
Kawasan
Strategis
Baolan
B.
sebagai
tindak
lanjut
dari
tahapan
sebelumnya.
pengumpulan
data
dan
survey
ini
bertujuan
untuk
1. Data Primer
Data Visual
Kegiatan
ini
berupa
pendokumentasian/foto
yang
menunjukkan
Penyusunan Desain & DED Kawasan Strategis Baolan
Kabupaten Tolitoli
disiapkan untuk digunakan pada saat survei dan pemetaan adalah
peta yang akan dihasilkan skala peta yang sesuai dengan skala peta
yang akan dihasilkan dalam DED. Citra Satelit yang ada akan
digunakan untuk verfikasi dan sumber data primer.
2. Data Sekunder
Pengumpulan data sekunder berupa:
a. Peraturan pemda setempat, yang meliputi:
1)
2)
Peruntukan lahan;
b)
c)
d)
e)
f)
Tipe bangunan.
g)
Peraturan
mengenai
persyaratan
bangunan
berupa
persyaratan:
3)
a)
Disain;
b)
Struktur;
c)
d)
Kebakaran; dan
e)
C.
b.
c.
Studi literatur.
Tahap Analisis
Kegiatan analisis yang dilakukan dimaksudkan untuk mendapatkan
bentuk-bentuk penanganan yang bisa dilakukan berdasarkan potensi
4-12
Penyusunan Desain & DED Kawasan Strategis Baolan
Kabupaten Tolitoli
dan masalah yang telah diidentifikasi sebelumnya, seperti tanah,
slope, vegetasi, klimatologi, dan lainnya.
Adapun elemen analisis perancangan lansekap ini adalah:
1.
2.
3.
Zonasi tapak
Sosial Budaya
4-13
D.
Penyusunan Desain & DED Kawasan Strategis Baolan
Kabupaten Tolitoli
Tahap Perancangan
Setelah dilakukan analisis dan berdasarkan hasil pengamatan di
lapangan, selanjutnya disusun bentuk bentuk penanganan dalam
kegiatan pembangunan atau penataan RTH.
Selanjutnya
masalah
dilakukan
dengan
cara
pengembangan
merumuskan
potensi
konsep
dan
pemecahan
pembangunan
atau
E.
dan
menyusun
dokumen
perancangan
berupa
laporan
b.
c.
Pembuatan gambar-gambar:
1)
2)
3)
Gambar Arsitektur;
4)
Gambar Struktur;
4-14
5)
Penyusunan Desain & DED Kawasan Strategis Baolan
Kabupaten Tolitoli
Gambar M/E;
6)
Gambar
Detail
(skala
1:50,
1:20,
1:10,1:5,
sesuai
kebutuhan); dan
7)
2. Dokumen Pelelangan
Tahap ini adalah tahap persiapan pelelangan untuk pekerjaan
pelaksanaan RTH
a.
2)
3)
4)
Pembuatan
rencana
volume
(BQ)
pekerjaan
lansekap,
Pembuatan
rencana
anggaran
dan
biaya
pekerjaan
b.
6)
7)
Persiapan Pelelangan
Meliputi: membantu pemberi tugas dalam menyusun dokumen
untuk
pelelangan,
membantu
panitia
pelelangan
dalam
2)
3)
4)
4-15
c.
Penyusunan Desain & DED Kawasan Strategis Baolan
Kabupaten Tolitoli
Pendampingan Pelelangan
Meliputi: membantu panitia pelelangan pada waktu penjelasan
pekerjaan
termasuk
menyusun
pekerjaannya,
membantu
melaksanakan
evaluasi
berita
panitia
penawaran,
acara
penjelasan
pelelangan
menyusun
dalam
kembali
terjadi
lelang
ulang,
dan
menyusun
dokumen
pelelangan.
Dalam perhitungan biaya terdapat beberapa komponen biaya yang
harus diperhatikan sebagai kebutuhan utama RTH. Adapun komponen
tersebut antara lain:
1.
2.
3.
Pembersihan lahan;
b.
c.
Pengukuran lahan;
d.
Grading lahan;
e.
f.
Sumur resapan
Pekerjaan Hardscape
a.
b.
Kanstien/pembatas;
c.
Sirkulasi kendaraan;
d.
Parkir;
e.
f.
Bollard
Pekerjaan Softscape
Penanaman:
4.
a.
Pohon;
b.
Perdu;
c.
Rumput; dan
d.
Ground Cover.
Pekerjaan Mekanikal
a.
Pemipaan;
4-16
Penyusunan Desain & DED Kawasan Strategis Baolan
Kabupaten Tolitoli
b.
Sprinkler air Bersih;
5.
c.
d.
Hydrant.
Pekerjaan Elektrikal
a.
Lampu taman;
b.
Lampu jalan;
c.
d.
e.
Gazebo.
4-17
Penyusunan Desain & DED Kawasan Strategis Baolan
Kabupaten Tolitoli
4-18
BAB 5
RENCANA KERJA
program
kerja
ini
akan
diuraikan
mengenai
tahapan
A.
Laporan Pendahuluan
Tahap awal dalam penyusunan Laporan Pendahuluan ini adalah
kegiatan persiapan dan inventarisasi data awal.
Kegiatan persiapan dan inventarisasi data awal ini terbagi 4 bagian
yaitu Persiapan dan Mobilisasi, Identifikasi & Kajian Awal, Penyiapan
Desain/ Pedoman Survey, serta Persiapan Teknis untuk Penyusunan.
1. Persiapan
dilakukan
dan
Mobilisasi,
untuk
merupakan
mempertajam
kegiatan
analisis
dan
yang
metode
dan
Kajian
Awal,
adalah
kegiatan
berupa
5-19
identifikasi
data
yang
dibutuhkan,
pemetaan
masalah,
Desain/Pedoman
Survey
adalah
tahap
dalam
pembuatan
taman
kota
pada
saat
pelaksanaan survey.
B.
Laporan Antara
Pada laporan antara ini akan dibagi menjadi 2 (dua) kegiatan yaitu
kegiatan survey dan kegiatan analisis materi.
1.
sebagai
tindak
lanjut
dari
tahapan
sebelumnya.
pengumpulan
data
dan
survey
ini
bertujuan
untuk
memperoleh
gambaran
nyata
kondisi
eksisting
di
5-20
dilakukan
pada
lokasi
perencanaan
untuk
Peruntukan lahan;
Tipe bangunan.
b) Peraturan
mengenai
persyaratan
bangunan
berupa
persyaratan:
Disain;
Struktur;
Kebakaran; dan
ataupun
tidak
langsung
terkait
dengan
2.
2)
3)
Studi literatur.
Tahap Analisis
5-21
C.
Laporan Akhir
Tahap laporan akhir ini dibagi menjadi 2 (dua) kegiatan yaitu kegiatan
perencanaan dan penyusunan dokumen konstruksi dan pelelangan.
1.
Kegiatan Perencanaan
5-22
dilakukan
pengembangan
potensi
dan
pemecahan
Dokumen Konstruksi
Tahap ini meliputi pembuatan gambar-gambar detail, BQ, RKS
dan RAB dan menyusun dokumen perancangan berupa laporan
perancanan
Arsitektur
Lansekap,
lengkap
dengan
perhitungannya.
Adapun rincian kegiatan pada tahap ini adalah sebagai berikut:
1)
2)
3)
Pembuatan gambar-gambar:
a)
b)
c)
Gambar Arsitektur;
d)
Gambar Struktur;
e)
Gambar M/E;
f)
Gambar
Detail (skala
kebutuhan); dan
5-23
b.
Dokumen Pelelangan
Tahap ini adalah tahap persiapan pelelangan untuk pekerjaan
pelaksanaan RTH
1)
Pembuatan
spesifikasi
teknis
pekerjaan
lansekap,
khusus
pekerjaan
lansekap,
Pembuatan
spesifikasi
d)
e)
2)
f)
g)
Persiapan Pelelangan
Meliputi:
membantu
pemberi
tugas
dalam
menyusun
3)
a)
b)
c)
d)
Pendampingan Pelelangan
Meliputi:
membantu
panitia
pelelangan
pada
waktu
5-24
melaksanakan
evaluasi
penawaran,
menyusun
kembali dokumen pelelangan dan melaksanakan tugastugas yang sama apabila terjadi lelang ulang, dan menyusun
dokumen pelelangan.
b.
c.
Pembersihan lahan;
Pengukuran lahan;
Grading lahan;
Sumur resapan
Pekerjaan Hardscape
Kanstien/pembatas;
Sirkulasi kendaraan;
Parkir;
Bollard
Pekerjaan Softscape
Penanaman:
d.
Pohon;
Perdu;
Rumput; dan
Ground Cover.
Pekerjaan Mekanikal
Pemipaan;
5-25
e.
Hydrant.
Pekerjaan Elektrikal
Lampu taman;
Lampu jalan;
Gazebo.
definisi
tersebut,
dalam
pelaksanaan
pekerjaan,
pihak
proyek
beserta
kualitas
teknis
aplikasinya,
pekerjaan
pengembangan
serta
kelembagaan,
melakukan
monitoring,
mendukung
kelancaran
pelaksanaan
pekerjaan
yang
5-27
tahapan
yang
akan
dilakukan,
diuraikan
secara
detail
5-28
pengkajian
masing-masing
sesuai
mulai
tahap
dengan
bidang
persiapani
atau
sampai
aspek
tahap
rancangan.
4. Bertanggung jawab terhadap pekerjaan sesuai dengan bidang
masing-masing.
5. Bertanggungjawab terhadap kualitas materi pekerjaan.
6. Melakukan kerjasama tim.
Untuk jelasnya mengenai komposisi tim dalam pekerjaan ini secara
lengkap dapat dilihat pada table berikut;
5-29
5-30
surveyor,
dan
sekretaris/administrasi dengan
tujuan
untuk
semuanya
dilibatkan
dalam
pekerjaan
hingga
akhir
waktu
5-31