Puji syukur kami panjatkan Ke-Hadirat Allah Subhana wa ta’ala atas Rahmat dan
Hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Pendahuluan
Perencanaan Pembanguan Lapas Perempuan Kelas III Gorontalo.
Kami menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang ikut berperan dalam
memberikan bantuan data, masukan, saran dan arahan, serta informasi sehingga
tersusunnya laporan ini. Kami sangat mengharapkan atensi dari berbagai pihak
untuk memberikan masukan terhadap segala kekurangan dan
ketidaksempurnaan didalam laporan ini, sehingga kami dapat memperbaiki
kekurangan tersebut dengan memperhatikan pertimbangan dan persyaratan
teknis.
ELWIN PAKAYA, SE
Direktur
BAB I ................................................................................................................... 1
BAB II .................................................................................................................. 7
BAB IV ............................................................................................................... 33
BAB V ................................................................................................................ 42
Tabel 3.2. Jumlah dan Pertumbuhan Penduduk Menurut Kabupaten/ Kota ……20
Di hadapan hukum pelaku kriminal dianggap bersalah dan harus dipidana sesuai
dengan tingkat kejahatan dan pelanggaran yang dilakukan, sehingga harus
menjalani proses hukum di suatu tempat khusus dengan harapan suatu saat
dapat kembali ke masyarakat setelah menyadari kesalahannya dan meperbaiki
dirinya. Untuk mewadahi para pelaku kriminal tersebut diperlukan wadah sebagai
tempat pembinaan sekaligus sebagai tempat pelaksanaan hukuman pidana yang
saat ini di kenal dengan Lembaga Permasyarakatan.
1.2.2. Tujuan
1.2.3. Sasaran
Melakukan analisis data baik dari aspek kuantitatif dan aspek kualitatif
yang dapat dipakai sebagai bahan untuk merumuskan masalah sebagai
dasar penyusunan konsep rencana tindak pembangunan yang
diprioritaskan.
Bab I Pendahuluan
Bab ini memuat latar belakang dari kegiatan perencanaan Pembangunan LPP
Kelas III Gorontalo, maksud, tujuan dan sasaran kegiatan, ruang lingkup
pelaksanaan kegiatan, keluaran, dasar hukum, serta sistematika pembahasan.
5) Sistem Paviliun
Sistem ini mengelompokkan narapidana dalam blok-blok hunian yang
terdiri dari 12-36 orang. Dalam blok hunian masih terbagi menjadi
kamar-kamar hunian yang terdiri dari 1-3 orang narapidana. Pada siang
hari para narapidana diberi kebebasan untuk bekerja dan berkumpul
bersama pada ruang istirahat atau di ruang makan, dan pada malam
hari narapidana tersebut berada didalam kamar hunian.
1) Maximum Security
a. Pengawasan bersifat ketat, dimana narapidana ditempatkan dalam
sel-sel tunggal.
b. Pengawasan bagi narapidana yang baru masuk LP hingga 1/3 masa
hukmannya belum mengenal dan menyesuaikan diri terhadap
lingkungannya (masa orientasi ± 30 hari), dinilai berbahaya dan
narapidana yang melanggar tata tertib LP, semua kegiatan dilakukan
didalam blok-blok hunian.
c. Tempat narapidana bekerja mendapat pengawasan dan pembinaan
oleh petugas LP dan dilakuakan didalam blok-blok hunian.
2) Medium Security
a. Sistem pengamanan tidak terlalu ketat
b. Pengawasan terhadap narapidana yang telah menjalani 1/3 masa
hukuman dan sudah bekerja pada workshop yang ada didalam LP
dan sudah dapat malakukan penyesuaian diri dengan linglungan LP,
telah mentaati tata tertib dalam lembaga serta bekerja tekun dan
disiplin.
c. Interaksi antara narapidana dan masyarakat lebih banyak namun
tetap dilakukan didalam lembaga.
d. Penempatan narapidana didalam kamar hunian dan bukan lagi pada
sel tunggu.
3) Minimum Security
a. Sistem pengawasan bersifat ringan
b. Pengawasan terhadap narapidana yang telah menjalani ½ dari masa
hukumannya dan dinilai dapat berhubungan dengan masyarakat
serta dianggap belelakuan baik.
c. Hubugan dengan masyarakat lebih bebas (program asimilasi),
diperbolehkan berada diluar LP dan disore hari harus kembali.
Luas daratan Provinsi Gorontalo lebih kurang 6,5% dari luas Pulau Sulawesi.
Serupa dengankondisi topografi wilayah Pulau Sulawesisecara umum,Provinsi
Gorontalo merupakan wilayah yang memiliki banyak perbukitan. Kondisi topografi
Provinsi Gorontalo didominasi oleh pegunungan dan bukit yang berada pada
ketinggian 100 sampai ketinggian lebih dari 2.000 m dari permukaan laut. Hanya
saja wilayah ini tidak memiliki gunung api yang masih aktif. Gunung Tabongo di
Kabupaten Boalemo merupakan gunung yang tertinggi, sedangkan Gunung Litu
Litu di Kabupaten Gorontalo merupakan gunung terendah.
Di samping mempunyai banyak gunung, provinsi ini juga dilintasi banyak sungai.
Sungai terpanjang adalah Sungai Paguyaman yang terletak di Kabupaten
Boalemo dengan panjang aliran 99,3 km. Sedangkan sungai yang terpendek
Jika ditinjau dari luas wilayahnya, yaitu dari total 12.215,44 Km2,
Kabupaten Pohuwato merupakan daerah terluas, yaitu 4.244,31 Km2 atau
sekitar 34,75 persen, kemudian Kabupaten Boalemo mempunyai luas
2.567,36 Km2 atau sekitar 21,02 persen, dan Kota Gorontalo mempunyai
luas hanya 64,79 Km2 atau hanya sekitar 1,00 persen.
3.1.2. Penduduk
Pada tahun 2016, jumlah penduduk usia 15 tahun ke atas yang termasuk
angkatan kerja sebanyak 562.196 jiwa dengan tingkat partisipasi angkatan
kerja sebesar 67,89 persen. Berdasarkan pendidikan tertinggi yang
ditamatkan, jumlah angkatan kerja terbanyak merupakan lulusan SD
sebesar 165.423 jiwa. Dari jumlah angkatan kerja tersebut, jumlah
penduduk yang bekerja sebanyak 546.668 jiwa sedangkan penduduk yang
menganggur sebanyak 15.528 jiwa dengan tingkat pengangguran terbuka
sebesar 2,76 persen.
3.1.4. Topografi
3.1.5. Iklim
Suhu udara di suatu tempat antara lain ditentukan oleh tinggi rendahnya
tempat tersebut dari permukaan laut dan jaraknya dari pantai. Dengan
kondisi wilayah Provinsi Gorontalo yang letaknya di dekat garis
khatulistiwa, menjadikan daerah ini mempunyai suhu udara yang cukup
panas. Suhu minimum terjadi di bulan Agustus yaitu 23,3 oC. Sedangkan
suhu maksimum terjadi di bulan April 34,7 oC. Jadi selama setahun suhu
udara rata-rata Provinsi Gorontalo berkisar antara 26,0 – 28,6 oC.
3.1.6. Kesehatan
3.1.7. Pendidikan
3.1.8. Kriminalitas
3.2.2. Penduduk
Sebaliknya pada bulan Desember sampai dengan Maret arus angin banyak
berasal dari Asia dan Samudra Pasifik sehingga terjadi musim hujan.
Keadaan seperti itu berganti setiap setengah tahun setelah melewati masa
peralihan pada bulan April - Mei dan Oktober - November. Secara umum,
gambaran iklim di wilayah kabupaten Gorontalo adalah:
a. Curah hujan dan hari hujan beragam menurut bulan dan letak stasiun
pengamatan. Rata – rata cura hujan tertinggi di tahun 2016 berkisar 323
mm dan jumlah hari hujan 174.
b. Suhu udara di suatu tempat antara lain di tentukan oleh tinggi
rendahnya tempat tersebut terhadap permukaan laut dan jaraknya dari
pantai. Pada tahun 2016 suhu udara rata – rata berkisar antara 23,3o C
sampai 33,5o C.
Sementara untuk Pusat Kegiatan Lokal (PKL) minimal berfungsi sebagai (i)
pusat pengolahan/pengumpulan barang yang melayani kabupaten dan
beberapa kecamatan kabupaten tetangga, (ii) simpul transportasi yang
melayani kabupaten dan beberapa kecamatan kabupaten tetangga; (iii)
jasa pemerintahan kabupaten, serta (iv) pusat pelayanan publik lainnya
untuk kabupaten dan/atau beberapa kecamatan.
3) Jaringan Listrik
Pelayanan jaringan listrik pada kawasan perencanaan dilayani oleh PLN
Kab. Gorontalo.Sistem penerangan dan distribusi listrik sudah menyebar
merata di seluruh kawasan perencanaan. Sistem penerangan ini
didistribusikan PLN dengan pola penyebaran melalui jaringan tiang listrik
yang umumnya terdapat di sekitar jalan utama, lokal dan lingkungan
dengan tegangan tinggi SUTT, menengah dan rendah. Untuk SUTM
hampir semua kelurahan dilalui jaringan ini. Secara keseluruhan saluran
tersebut melewati jalan utama kawasan perencanaan. Sedangkan
SUTR melewati jalan lingkungan yang nantinya akan disalurkan ke
rumah-rumah penduduk.
4.1.1. Persiapan
Dokumen DED didasarkan pada hasil pengukuran dan analisa teknis yang
sudah dilakukan
a. Gambar detail desain arsitektur, detail struktur, detail utilitas yang sesuai
dengan gambar rencana yang telah disetujui;
b. Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) yang meliputi persyaratan
Umum, Administrasi dan Teknis Bangunan
c. Metode Pelaksanaan sekurang-kurangnya menjelaskan mekanisme
pelaksanaan, organisasi pelaksanaan
d. Spesifikasi Teknis menjelaskan persyaratan/standarisasi teknis
pekerjaan sesuai aturan serta standarisasi yang terkait dan berlaku.
e. Rencana Anggaran dan Biaya, sekurang-kurangnya terdiri atas: Daftar
Rekapitulasi Perkiraan Harga Pekerjaan, Daftar Kuantitas dan harga,
Daftar Harga Satuan Bahan, Alat dan Upah, Daftar Harga Satuan
Pekerjaan, Analisa Harga Satuan, Dokumen BOQ dan Jadual rencana
kerja (Time schedule)
f. Buku Gambar Perencanaan yang sekurang-kurangnya terdiri atas :
Gambar Situasi, Gambar Site Plan
4.1.9. Pelaporan
Adapun jadwal pelaksanaan kegiatan dapat dilihat pada tabel berikut ini
2 Tahap Survey
Melakukan Asistensi
Rancangan Detail Arsitektur, struktur, tata hijau, Utilitas, Mekanikal Elektrikal dan
perhitungan konstruksi
Menyusun BQ
6 Tahap akhir
1. Arsitektur Team Leader Tugas dan tanggung jawab Team Leader akan
meliputi (namun tidak terbatas pada) hal-hal
sebagai berikut :
Bertanggung jawab atas keseluruhan materi
Menyusun aspek teknis metodologis
penyusunan DED, tugas dan mobilisasi