Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PENDAHULUAN

PASIEN DENGAN STRUMA

OLEH :
NI PUTU NOVI ANTARI
19J10207

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


INSTITUT TEKNOLOGI DAN KESEHATAN BALI
TAHUN AJARAN 2019/2020
LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN
STRUMA

A. Konsep Medis
1. Pengertian.
Struma adalah reaksi adaptasi terhadap kekurangan yodium yang
ditandai dengan pembesaran kelenjar tyroid.
Struma adalah suatu pembengkakan pada leher oleh karena
pembesaran kelenjar tiroid. Pembesaran kelenjar tiroid dapat disebabkan
oleh kurangnya diet iodium yang dibutuhkan untuk produksi hormon
tiroid. Terjadinya pembesaran kelenjar tiroid dikarenakan sebagai usaha
meningkatkan hormon yang dihasilkan.
Struma Nodosa Non Toksik adalah pembesaran kelenjar tyroid
yang secara teknik teraba suatu nodul tanpa disertai tanda-tanda
hipertiroidisme.

2. Etiologi
Penyebab Struma antara lain :
a. Defisiensi iodium
Pada umumnya, penderita penyakit struma sering terdapat di daerah
yang kondisi air minum dan tanahnya kurang mengandung iodium,
misalnya daerah pegunungan.
b. Kelainan metabolik kongenital yang menghambat sintesa hormon
tyroid.
a) Penghambatan sintesa hormon oleh zat kimia (seperti substansi
dalam kol, lobak,kacang kedelai).
b) Penghambatan sintesa hormon oleh obat-obatan (misalnya :
thiocarbamide, sulfonylurea dan litium).
c. Hiperplasi dan involusi kelenjar tiroid.
Pada umumnya ditemui pada masa pertumbuan, puberitas, menstruasi,
kehamilan, laktasi, menopause, infeksi dan stress lainnya. Dimana
menimbulkan nodularitas kelenjar tiroid serta kelainan arseitektur
yang dapat bekelanjutan dengan berkurangnya aliran darah didaerah
tersebut.
3. Tanda Dan Gejala
Jika struma cukup besar, akan menekan area trakea yang dapat
mengakibatkan gangguan pada respirasi dan juga esofhagus tertekan
sehingga terjadi gangguan menelan. Peningkatan simaptis seperti; jantung
menjadi berdebar-debar, gelisah, berkeringat, tidak tahan cuaca dingin,
diare, gemetar, dan kelelahan.
4. Manifestasi Klinis.
a. Pemebengkakan secara berlebihan pada leher.
b. Batuk kaena pipa udara (tractea) terdesak kesisi lain.
c. Kesulitan menelan (nyeri saat menelan).
d. Kesulitan dalam bernafas dan suara bising pada waktu bernafas.
e. Suara parau karena tekanan pada saraf suara
5. Klasifikasi Struma
1. Berdasarkan fisiologisnya :
a. Eutiroid : aktivitas kelenjar tiroid normal
b. Hipotiroid : aktivitas kelenjar tiroid yang kurang dari normal
c. Hipertiroid : aktivitas kelenjar tiroid yang berlebihan
2. Berdasarkan klinisnya :
a. Non-Toksik (eutiroid dan hipotiroid)
· Difusa : endemik goiter, gravida
· Nodusa : neoplasma
b. Toksik (hipertiroid)
· Difusa : grave, tirotoksikosis primer
· Nodusa : tirotoksikosis skunder
3. Berdasarkan morfologinya :
a. Struma Hyperplastica Diffusa
Suatu stadium hiperplasi akibat kekurangan iodine (baik absolut
ataupun relatif).Defisiensi iodine dengan kebutuhan excessive biasanya
terjadi selama pubertas, pertumbuhan, laktasi dan kehamilan. Karena
kurang iodine kelenjar menjadi hiperplasi untuk menghasilkan tiroksin
dalam jumlah yang cukup banyak untuk memenuhi kebutuhan supply
iodine yang terbatas. Sehingga terdapat vesikel pucat dengan sel epitel
kolumner tinggi dan koloid pucat. Vaskularisasi kelenjar juga akan
bertambah. Jika iodine menjadi adekuat kembali (diberikan iodine atau
kebutuhannya menurun) akan terjadi perubahan di dalam struma koloides
atau kelenjar akan menjadi fase istirahat.
b. Struma Colloides Diffusa
Ini disebabkan karena involusi vesikel tiroid. Bila kebutuhan
excessive akan tiroksin oleh karena kebutuhan yang fisiologis (misal,
pubertas, laktasi, kehamilan, stress, dsb.) atau defisiensi iodine telah
terbantu melalui hiperplasi, kelenjar akan kembali normal dengan
mengalami involusi. Sebagai hasil vesikel distensi dengan koloid dan
ukuran kelenjar membesar.
c. Struma Nodular
Biasanya terjadi pada usia 30 tahun atau lebih yang merupakan
sequelae dari struma colloides. Struma noduler dimungkinkan sebagai
akibat kebutuhan excessive yang lama dari tiroksin. Ada gangguan
berulang dari hiperplasi tiroid dan involusi pada masing-masing periode
kehamilan, laktasi, dan emosional (fase kebutuhan). Sehingga terdapat
daerah hiperinvolusi, daerah hiperplasi dan daerah kelenjar normal. Ada
daerah nodul hiperplasi dan juga pembentukan nodul dari jaringan tiroid
yang hiperinvolusi.
6. Pemeriksaan Diagnostik.
a. Pemeriksaan sidik tiroid.
Berfungsi untuk melihat teraan ukuran, bentuk lokal dan
yang bermasalah. Fungsi bagian-bagian tiroid.
b. Pemeriksaan Ultrasonografi.
Berfungsi untuk melihat beberapa bentuk kelainan dan konsistensinya.
c. Biopsi Aspirasi Jarum halus.
d. Termografi adalah suatu metode pemeriksaan berdasarkan pengukuran
suhu kulit pada suatu tempat.
e. Penanda tumor berfungsi untuk mengukur peninggian tiroglobulin
kadar tg serum normal antara 1,5-30 nymle.
f. X Ray (foto leher).
7. Penatalaksanaan Medik.
a. Konservatif/medikamentosa
1. Indikasi :
· Usia tua
· Pasien sangat awal
· Rekurensi pasca bedah
· Pada persiapan operasi
· Struma residif
· Pada kehamilan, misalnya pada trimester ke-3
2. Struma non toksik : iodium, ekstrak tiroid 20-30 mg/dl
3. Struma toksik :
· Bed rest
· PTU 100-200 mg (propilthiouracil)
Merupakan obat anti-tiroid, dimana bekerjanya dengan
prevensi pada sintesis dan akhir dari tiroksin. Obat ini bekerja
mencegah produksi tiroksin (T4). Diberikan dosis 3x 100 mg/hari
tiap 8 jam sampai tercapai eutiroid. Bila menjadi eutiroid
dilanjutkan dengan dosis maintenance 2 x 5 mg/hari selama 12-18
bulan.
· Lugol 5 – 10 tetes
Obat ini membantu mengubah menjadi tiroksin dan mengurangi
vaskularisasi serta kerapuhan kelenjar tiroid. Digunakan 10-21 hari
sebelum operasi. Namun sekarang tidak digunakan lagi, oleh karena
propanolol lebih baik dalam mengurangi vaskularisasi dan kerapuhan
kelenjar. Dosis 3 x 5-10 mg/hari selama 14 hari.
·
1. Radioterapi
Menggunakan I131, biasanya diberikan pada pasien yang telah
diterapi dengan obat anti-tiroid dan telah menjadi eutiroid. Indikasi
radioterapi adalah pasien pada awal penyakit atau pasien dengan resiko
tinggi untuk operasi dan untuk pasien dengan hipotiroid rekuren.
Radioterapi merupakan kontraindikasi bagi wanita hamil dan anak-anak.
2. Operatif
1. Isthmulobectomy , mengangkat isthmus
2. Lobectomy, mengangkat satu lobus, bila subtotal sisa 3 gram
3. Tiroidectomi total, semua kelenjar tiroid diangkat
4. Tiroidectomy subtotal bilateral, mengangkat sebagian lobus kanan dan
sebagian kiri.
5. Near total tiroidectomi, isthmulobectomy dextra dan lobectomy
subtotal sinistra dan sebaliknya.
3. RND (Radical Neck Dissection), mengangkat seluruh jaringan limfoid pada
leher sisi yang bersangkutan dengan menyertakan n. accessories, v. jugularis
eksterna dan interna, m. sternocleidomastoideus dan m. omohyoideus serta
kelenjar ludah submandibularis.
ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS
PADA PASIEN STRUMA

A. DATA PENGKAJIAN
1. Biodata
a) Identitas klien
Nama : Ny “M”
Usia : 43 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Pedagang
Suku/Kebangsaan : Jawa/ Indonesia
Tanggal MRS : 10 agustus 2010
Jam MRS : 09.00 WIB
Tgl pengkajian : 11 agustus 2010
Jam pengkajian : 07.00 WIB
Alamat : Cokrokusuma Baru Yogyakarta
Dx medis : Struma
b) Identitas Penanggung Jawab
Nama : Tn “A”
Usia : 45 tahun
Pekerjaan : Pedagang
Alamat : Cokrokusuman Baru Yogyakarta
Hubungan dengan px : Suami Klien
2. Riwayat kesehatan
a) Keluhan Utama
Klien mengatakan sulit bernapas dan menelan, dan suaranya serak
b) Riwayat Kesehatan Sekarang
Klien mengatakan sulit bernapas dan menelan, dan suaranya serak ± 3 hari
sebelum masuk rumah sakit, kemudian di bawa ke RS Dr. Sardjito dan setelah
diperiksa ternyata di diagnosa struma
c) Riwayat Penyakit Dahulu
Klien mengatakan sebelumnya belum pernah di rawat di rumah sakit. Klien
mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit maag dan stroke. Klien
mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit jantung, paru, ginjal, DM,
hepatitis dan asma.
d) Riwayat Penyakit Keluarga
Klien mengatakan keluarganya tidak ada yang menderita penyakit serupa
dengan klien. Klien mengatakan keluarganya tidak ada yang sakit asma,
jantung, gagal ginjal, paru, stroke, serta gagal ginjal .
4. Pola Kebiasaan Klien
a). Pola Nutrisi
Sebelum sakit : Klien mengatakan makan 3 kali per hari dengan menu
nasi, sayur, dan lauk pauk dengan porsi sedang setengah piring . Klien
mengatakan tidak ada pantangan untuk makan segala macam buah.
Klien mengatakan tidak ada kesulitan untuk menelan. Minum 1600cc
per hari, air putih kadang susu
Selama sakit : Klien mengatakan selama sakit makan 3 kali sehari
dengan porsi sedikit, dan mengalami kesulitan menelan bila makan
makanan yang keras ,minum 1600cc per hari. Klien mengatakan tiak
ada perubahan pada pola minum klien
b). Pola Eliminasi :
Sebelum sakit : Klien mengatakan BAB 1 kali sehari sebanyak 300cc
dengan konsistensi lembek dan berwarna coklat. Klien mengatakan
BAK 900cc per hari dengan warna kuning dan berbau amoniak.
Klien mengatakan tidak ada kesulitan untuk BAB maupun BAK
Selama sakit : Klien mengatakan selama sakit tidak ada perubahan
pada pola BAB dan BAK. Setiap sehari sekali klien BAB sebanyak
300cc dan BAK sehari 900cc-1050cc. Klien mengatakan tidak ada
kesulitan untuk BAB maupun BAK.
c). Pola Istirahat dan tidur:
Sebelum sakit : Klien mengatakan tidak ada gangguan dengan
tidurnya ± 6 jam/hari
Selama sakit : Klien mengatakan selama sakit tidur malam 4-5 jam.
Karenya nyeri pada tenggorokan
d). Pola Aktivitas dan Latihan :
Sebelum sakit : klien mengatakan dapat melakukan semua aktivitas
sendiri dengan normal tanpa bantuan orang lain
Selama sakit : Klien mengatakan hanya saja klien mengurangi
aktivitas yang dirasa klien memberatkan dan membuat klien lelah,
karena selama sakit klien menjadi mudak kecapean.
e). Pola Kebersihan Diri :
Sebelum sakit : Klien mengatakan mandi 3x sehari. gosok gigi 3x
sehari tanpa bantuan orang lain
Selama sakit : hanya di seka pagi dan sore oleh keluarganya
f). Pengkajian psiko-sosial-spiritual :
Hubungan interpersonal
Klien mengatakan hubungan dengan anak, suaminya dan keluarga
baik dan jika ada masalah, klien bercerita pada suaminya. Klien sangat
kooperatif dengan perawat yang ada di Poliklinik Penyakit Dalam RS
Dr. Sarjito.
5. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum : cukup
Kesadaran : Compos mentis
GCS : 456
Tanda-Tanda Vital :
N : 94 x/ menit
TD : 120/70 mmHg
R : 24 x/ menit
S : 36,8 ºC
2. Kepala
Bentuk kepala : simetris
Kulit kepala : tidak ada luka, tidak ada benjolan.
Mata : konjungtiva anemis, pupil isokor, reflek cahaya mata kanan dan kiri positif
dan terdapat lingkar hitam disekitar mata.
Hidung : tidak terdapat secret, fungsi pembauan baik
Mulut : membran mukosa kering, mulut tampak bersih, gigi lengkap tampak
sedikit kuning
3. Leher
Pada leher ada nyeri tekan dan ada pembesaran kelenjar tiroid. Perbesaran
kelenjar tiroid dengan diameter 2 cm. Struma klien pada kalasifikasi Grade 1
dimana teraba dan terlihat saat kepala ditengadahkan.
4. Kulit
Kulit klien kering, tidak pucat, tidak ada kemerahan. Turgor kulit elastic, dan kulit
klien berwarna sawo matang. Kulit klien teraba teraba hangat.
5. Dada
Inspeksi : Dada simetris kanan dan kiri, tidak ada lesi,tidak ada benjolan
permukaan dada rata, kulit dada berwarna coklat.
Palpasi : Tidak terdapat nyeri tekan pada dada klien dan tidak terdapat benjolan.
Perkusi : Terdengar suara redup di interkosta 5
Auskultasi : Tidak terdengar bunyi ronchi dan terdengar bunyi S1,2
6. Abdomen
Inspeksi : Perut klien terlihat rata, simetris antara bagian dekstra dan sinistra, tidak
ada lesi, tidak terdapat benjolan pada abdomen klien
Auskultasi : Terdengar bising usus 20x/mnt di kanan atas.
Perkusi : Terdengar suara timpani di kuadran kiri atas. Terdengar suara redup
pada kuadran kanan dan kiri bawah
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan dan tidak teraba masa. pada perut klien
7. Ekstremitas
a) Atas :
Simetris, tidak ada edema, turgor kulit elastis, tidak terdapat bekas luka pada
tangan klien dan tidak ada kemerahan pada tangan klien.
b) Bawah :
Simetris, tidak terdapat edema pada kaki klien , tugor kulit elastis, tidak terdapat
bekas luka pada kaki klien. Kulit klien terlihat kering dan berwarna sawo matang.
6. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan tanggal 10 Agustus 2010
No. Pemeriksaan Hasil Nilai Normal
1. T3 1.03 0.15-1.65
2. T4 87.8 45-120
3. h-TSH 0.145 0.47-5.01
4. f T4 12.3 7.1-18.5
7. Penatalaksanaan
1. Sohobion 1x1 gr
2. Propanol 1x10 gr
3. PTU 1x100 gr
B. Analisa Data
No Data penunjang Problem etiologi
1 DS: Ketidak efektifan pola Adanya obstruksi
- Pasien mengeluh sulit bernapas nafas trakkeofaringeal
dan menelan dan suaranya serak

DO:
Kesadaran : composmentis
K/u : cukup
GCS : 456
Pemeriksaan fisik pada leher
bawah kanan ditemukan adanya
pembengkakan (massa) lebih dari
satu.
- TTV:
N : 94 x/ menit
TD : 120/70 mmHg
R : 24 x/ menit
S : 36,8 ºC
- Pasien terlihat
menggunakan alat bantu nafas:
cuping hidung
- Pemeriksaan lab:
1. T3 1.03 0.15-1.65
2. T4 87.8 45-120
3. h-TSH 0.145 0.47-5.01
4. f T4 12.3 7.1-18.5
- Stridor
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Nama Pasien : Ny M
Umur : 43 Th
No.Regristasi : 8081
No Tgl muncul Diagnose keperawatan Tgl teratasi
1 10 -8- 2010 Ketidak efektifan pola nafas b.d adanya
obstruksi trakkeofaringeal
INTERVENSI KEPERAWATAN

No Tujuan dan Intervensi Rasional


Dx Kriteria
Hasil
1 Setelah 1. Melekukan BHSP 1. R/menjalin hubungan saling percaya dan kerjasama
dilakukan 2. Menjelaskan tentang penyebab antara perawat ,pasien dan keluarga pasien
tindakan penyakit pada pasien 2. R/agar pasien mengetahui tentang penyakit yang
keperawatan3. Atur posisi semi fowler diderita
selama 4. Monitor pernafasan dan 3. R/memberikan posisi kenyamanan
2x24jam kedalaman dan kecepatan nafas 4. R/ Mengetahui perkembangan dari gangguan pernafasan
diharapkan 5. Bantu klien dengan teknik 5. R/nafas dalam akan menfasilitasi pengembangan
pola nafas nafas danbatukefektif maksimum paru-paru/saluran udara kecil
pasien 6. Observasi kemungkinan 6. R/Indikasi adanya sumbatan pada trachea atau laring
efektif: adanya stridor, sianosis 7. R/menstimulasi batuk/pemberian saluran nafas secara
RR= 16- 7. Melakukan suction atas mekanis
20x/ menit indikasi 8. R/untuk mempercepat proses penyembuhan px
Kedalaman 8. Kolaborasi dengan tim medis
inspirasi dalam pemberian obat-obatan
dan dan terapi
kedalaman
bernafas
Ekspansi
dada
simetris
Tidak ada
penggunaan
otot bantu
nafas
E. IMPLEMENTASI
No Tgl Jam Implementasi Respon TTd
Dx klien
1 11 – 8 07.30 WIB Melakukan BHSP dengan cara
– 2010 memperkenalkan diri dan menjelaskan
prosedur tindakan yang akan dilakukan
07.45 WIB Menjelaskan tentang penyebab penyakit pada
pasien
08.00 WIB Mengatur posisi px semifowler

08.30 WIB Mengobservasi TTV:


N : 94 x/ menit
TD : 120/70 mmHg
R : 24 x/ menit
S : 36,8 ºC
11.00 WIB Memonitor pernafasan dan kedalaman dan
kecepatan nafas
11.30 WIB Menbantu klien dengan teknik nafas dan batuk
efektif
12.00 WIB Mengobservasi kemungkinan adanya stridor,
sianosis
12.15 WIB Melakukan suction

13.30 WIB Melakukan Kolaborasi dengan tim medis


dalam pemberian obat-obatan dan terapi
1. Sohobion 1x1 gr
2. Propanol 1x10 gr
3. PTU 1x100 gr
F. EVALUASI
No Tanggal Evaluasi
1. 11 – 8 – 2010 S :Klien mengatakan sulit bernapas dan menelan, dan
suaranya serak
O : Kesadaran : composmentis
K/u : cukup
GCS : 456
Pemeriksaan fisik pada leher bawah kanan ditemukan
adanya pembengkakan (massa) lebih dari satu.
TTV:
N : 94 x/ menit
TD : 120/70 mmHg
R : 24 x/ menit
S : 36,8 ºC
- Pasien terlihat menggunakan alat bantu nafas:
cuping hidung
- Pemeriksaan lab:
1. T3 1.03 0.15-1.65
2. T4 87.8 45-120
3. h-TSH 0.145 0.47-5.01
4. f T4 12.3 7.1-18.5
- Stridor
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi 4,5,6,7,8
2 12 – 8 – 2010 S :Klien mengatakan kesulitan bernafas dan menelannya suda
berkurang
O : Kesadaran : composmentis
K/u : baik
GCS : 456
TTV:
N : 92 x/ menit
TD : 120/80 mmHg
R : 24 x/ menit
S : 36,5 ºC
- Pemeriksaan lab:
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi 4,5,6,7,8
DAFTAR PUSTAKA

Carpenito L Y, 2001, Hand Book of Nursing Diagnosis, Edisi 8, EGC : Jakarta


Doengoes, dkk, 2000, Nursing Care Plans : Guideline For Planning And
Dokumentating Care. EGC : Jakarta.
Hidayat, Syamat, dkk, 1997. Edisi Revisi Buku Ilmu Ajar Bedah,EGC : Jakarta.
file:///G:/SEMESTER%20III/browsing%20sblm%20materi/askep%20trum
a/ngan%20Anda%20%20%20Welcom%20To%20Nazwa%20Cyber%20_
%20Terimakasih%20Atas%20Kunju.htm#.VEELDxZJDDc

Anda mungkin juga menyukai