Laporan Akhir Tahun LSDP SD INPERS 2019 PDF
Laporan Akhir Tahun LSDP SD INPERS 2019 PDF
dan tidak dapat dicabut oleh entitas apapun. Pasca pemerintahan desa. Bahkan dalam undang-undang
reformasi, aspek-aspek pemenuhan HAM semakin tersebut, masyarakat desa diharapkan menjadi
terbuka lebar. Diakuinya International Convention subyek pembangunan nasional, sehingga pada
Economic Social and Cultural Rights (ICESCR) yang proses pembangunan nasional sejak disahkannya
diratifikasi dalam undang-undang nomor 11 tahun undang-undang tersebut, dilakukan dengan skema
2005, menjadi sebuah penanda atas kemajuan bottom up; 3.) Daya dukung anggaran desa dari tahun
pemenuhan HAM di Indonesia. Ratifikasi ICESCR ke tahun mengalami peningkatan.
mewajibkan Negara Indonesia untuk melaksanakan
seluruh ketentuan-ketentuan yang terkandung Jumlah dana desa diatas belum termasuk Alokasi
konvensi tersebut, antara lain, hak untuk Dana Desa, Dana Bagi Hasil, Bantuan Keuangan
mendapatkan pekerjaan dan tergabung dalam serikat lainnya yang berasal dari APBD tiap-tiap daerah.
kerja, hak atas jaminan sosial, hak atas kebutuhan-
kebutuhan dasar (hak untuk mendapatkan makanan,
hak untuk pakaian dan tempat tinggal yang layak),
serta hak-hak ekonomi, sosial dan budaya yang lain. PILPRES DAN PILEG
Tahun 2019 adalah tahun politik yang sangat
HAM DALAM PEMBANGUNAN PERDESAAN
melelahkan karena polarisasi politik identitas yang
Ratifikasi dan penerapan konvensi tersebut harus
hampir saja memporak-porandakan bangun
dilakukan dari institusi pemerintahan tertinggi hingga
kebangsaan kita dengan pancasila sebagai simbol
institusi pemerintahan yang paling rendah yang dalam
dan falsafah kehidupan berbangsa dan bernegara.
hal ini direpresentasikan oleh pemerintahan desa.
Bahkan desa harus menjadi institusi yang paling Arus politik identitas islam yang di usung oleh
berperan aktif dalam upaya-upaya pemenuhan HAM. kelompok fundamentalis, paling tidak telah melahirkan
Terdapat beberapa alasan pokok yang menjadi dasar tiga bentuk kekerasan. Pertama adalah kekerasan
peranan desa dalam pemenuhan HAM yakni, 1.) fisik seperti penutupan dan penolakan pembangunan
Sebagai institusi pemerintahan terkecil, pemerintahan rumah ibadah umat lain. Kedua adalah kekerasan
desa menjadi institusi pemerintahan yang intensitas simbolik dalam bentuk tulisan maupun ceramah yang
interaksinya bersentuhan langsung dengan bernada melecehkan bahkan menyerang suatu
masyarakat, bahkan di dalam institusi pemerintahan agama. Yang ketiga adalah kekerasan struktural yang
desa, masyarakat desa lebih mudah untuk
mendapatkan akses atas penyusunan kebijakan-
kebijakan desa; 2.) disahkannya undang-undang
nomor 6 tahun 2014 tentang desa, memberikan
pengakuan dan kewenangan besar kepada
Pada pemilu legislatif 2019 Partai Demokrasi tanpa tedeng aling-aling untuk Jawa sudah di vonis
Indonesia Perjuangan sebagai partai pendukung tidak mungkin terjadi pelepasan kawasan dengan dalil
Jokowi di Pilpres berhasil keluar sebagai pemenang 30 % dari luas daratan harus berupa hutan tanpa
menoleh sedikitpun nasib rakyat yang kian melarat.
Meskipun secara substansi capaian itu masih perlu keberlangsungan program Perhutanan Sosial dengan
mendapatkan banyak kritik karena belum menciptakan kelompok-kelompok mandiri yang
mengakomodir semua skema yang ada dalam mampu berkreatifitas dan ber-inovasi untuk
Perhutanan sosial terutamam skema Izin mengembangkan potensi yang ada.
Pemanfaatan Hutan Perhutanan Sosial atau IPHPS
untuk wilayah kawasan hutan yang tutupan lahannya
dibawah 10% (sepuluh persen) selama 5 tahun
berturut-turut atau boleh dikatakan wilayah hutan
MEWUJUDAN PEMENUHAN HAM DARI DESA
negara yang telah rusak dan tidak produktif dianggap
Selain Dana Desa yang bersumber dari APBN, desa
tidak ada.
juga mendapatkan suplai anggaran Alokasi Dana
Fakta dilapangan masih terdapat wilayah-wilayah Desa yang berasal dari APBD tiap-tiap daerah. Untuk
yang seharusnya bisa dikeluarkan Izin Pemanfaatan Kabupaten Jember, jumlah alokasi dana desa pada
Perhutanan Sosial (IPHPS) justru harus di anulir dan tahun 2019 mencapai Rp 186. 219.993.316. Dengan
dipaksakan untuk Kemtriaan Kehutanan dengan daya dukung anggaran yang demikian besar,
skema Kulin KK. Belum lagi adanya tumpang tindih seharusnya pemerintahan desa mampu melakukan
areal yang seharunya masuk dalam skema Tanah pemenuhan HAM terutama aspek ekonomi, sosial dan
Obyek Reforma Agraria (TORA) karena sudah berupa budaya.
secara fungsi menjadi pemukiman masih dimasukkan
Pada bulan Oktober-November 2019, terdapat dua
kedalam peta areal izin Perhutanan Sosial.
agenda yang menjadi upaya Pemerintah Kabupaten
Tentu capaian Perhutanan Sosial di Kabupaten Jember untuk berperan aktif dalam pemenuhan HAM,
Jember hari ini layak mendapatkan apresiasi yakni Pelatihan Kepala Desa se- Kabupaten Jember
meskipun dengan banyak catatan. Justru tantangan dan Festival HAM. Tentu langkah ini patut diapresiasi,
kedepan pasca diterbitkannya izin Perhutanan Sosial namun terdapat evaluasi besar yang perlu
inilah yang harus menjadi perhatian bersama. diperhatikan dalam langkah-langkah pemenuhan
Setidaknya ada 3 tantangan besar yang harus segera HAM, utamanya dalam mengaplikasikan ICESCR.
di jawab. Pertama adalah tantangan ekologis dengan
menghutankan kembali wilayah-wilayah yang
sebelumnya gundul dan tanpa tegakan. Cukuplah
pengalaman banjir bandang 2006 menjadi pelajaran
kita bersama. Kedua adalah tantangan ekonimis
dengan melakukan kegiatan pemberdayaan,
peningkatan hasil produksi pertanian di dalam
kawasan hutan, dan juga membuka akses pasar yang
selama ini masih dikuasi oleh tengkulak dan rente.
Yang ketiga adalah tantanga untuk menjaga
keberlanjutan program dengan terus melakukan
pendampingan kepada kelompok yang tentunya Evaluasi tersebut berkaitan dengan kegagalan dalam
diperlukan sinergitas dengan para pihak pemangku menterjemahkan konsep HAM yang abstrak, menjadi
kebijakan. sebuah kebijakan yang konkrit dan aplikatif. Hal ini
dapat ditinjau dari persentase kemiskinan di
35 tahun bukanlah waktu yang sebentar untuk tetap Kabupaten Jember, antara tahun 2017-2019.
menjaga semangat perhutanan sosial demi
mewujudkan Hutan Lestari Masyarakat Sejahtera. Data tersebut menunjukan bahwa kebijakan-kebijakan
Maka pendampingan adalah kunci dari yang bertujuan untuk mewujudkan pemerataan
ekonomi masih belum optimal. Meskipun terjadi Undang-Undang Desa lahir dengan semangat desa
penurunan angka kemiskinan yang cukup signifikan, membangun. Pemaknaan ini tentu saja berbeda
namun Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan dengan membangun desa. Meskipun membangun
Indeks Keparahan Kemiskinin (P2) di Kabupaten desa bermakna pembangunan perdesaan (antardesa)
Jember trennya cukup negatif antara tahun 2017-2018 yang berada di luar domain desa, namun praktik
meskipun kembali terjadi penurunan pada tahun 2019. selama ini adalah negara membangun desa, yang
ditempuh dengan cara intervensi dan imposisi negara
Dalam hal pendidikan, angka buta huruf di Jember ke dalam desa, yang justru melemahkan eksistensi
juga masih cukup tinggi. Ini membuktikan bahwa desa. Secara mendasar perbedaan keduanya ada
pemenuhan hak-hak dasar masyarakat terutama pada pada titik bahwa paradigma lama masih bersifat
bidang pendidikan perlu mendapatkan perhatian yang otokratis, top-down, sentralistik, hirarkhis, dan
serius. sektoral. Sementara desa baru mengandung spirit
rekognisi dan subsidiaritas yang bersifat society
centric dengan bangun dasar demokratis, bottom-up,
otonomi, kemandirian, lokalitas, partisipati, dan
emansipatoris.
Pada September 2019 kemarin Jember telah naskah akademik, hingga tidak dilakukannya riset
melaksanakan Pemilihan Kepala Desa yang dilakukan secara serius pada proses penyusunan naskah
secara serentak untuk 161 desa. Tentulah dalam maupun ketentuan dalam RTRW tersebut. Hal ini yang
pelaksanaannya masih banyak kekurangan. Namun menyebabkan RTRW yang telah disahkan menjadi
yang perlu dicatat bahwa 3 bulan setelah pelantikan tidak aplikatif dan menuai banyak penolakan dari
ada kewajiban bagi kepala desa terpilih untuk elemen masyarakat. Selain itu, akibat riset yang tidak
menyusun RPJMDes sesuai dengan mandat UU serius, RTRW tersebut tidak menunjang aspek-aspek
Desa. Ini yang seharusnya perlu kita dorong bersama peningkatan produksi di sektor lapangan kerja utama
untuk memasukkan agenda-agenda pembangunan masyarakat yakni sektor pertanian yang terbagi dalam
yang partisipatif, inklusif, dan responsive gender untuk sub sektor pertanian pangan, sub sektor peternakan,
menjawab tantangan serta problem pokok sub sektor perikanan, sub sektor perkebunan dan sub
dimasyarakat. Mendorong desa untuk melakukan sektor kehutanan. Bahkan, regulasi RTRW tersebut
pemenuhan Hak Asasi Manusia adalah sebuah mengancam keberlangsungan sektor lapangan kerja
langkah strategis untuk menjawab problem-problem utama masyarat tersebut.
ekonomi, sosial dan budaya.
Kabupaten Jember merupakan kabupaten yang
mengandung potensi pertanian dan perikanan. Tesis
tersebut dapat dibuktikan melalui dua aspek, yakni
persentase penduduk yang bekerja di sektor
TATA RUANG JEMBER BERPIHAK PADA SIAPA? pertanian, serta jumlah produksi pada sub sektor
Undang-undang nomor 26 tahun 2007 tentang pertanian dan sub sektor perikanan per tahun. Pada
penataan ruang memberikan tugas kepada pemerntah aspek pertama, menurut data Badan Pusat Statistik
untuk menyelenggarakan penataan ruang. Proses (BPS) tentang keadaan ketenagakerjaan di
perencanaa penataan ruang seharusnya Kabupaten Jember, terjadi penurunan persentase
diterjemahkan sebagai rencana pembangunan di angkatan kerja yang bekerja di sektor pertanian.
sebuah wilayah dalam jangka waktu 25 tahun yang
akan datang. Sehingga, pada proses perencanaan
ruang harus mempertimbangkan aspek produksi
masyarakat, ekonomi, sosial dan budaya masyarakat.
Aspek-aspek tersebut wajib dipertimbangkan agar
proses perencanaan ruang dan pembangunan sebuah
wilayah tidak menghilangkan local wisdom wilayah
setempat dan perencanaan ruang tersebut dapat
meningkatkan kesejahteraan masyarakat
sebagaimana menjadi amanah dalam undang-undang
nomor 26 tahun 2007.
dalam Sustainable Development Goal’s (SDG’s) yang terutama para aktifis dan para pegiat lingkungan.
diratifikasi dalam Peraturan Presiden nomor 59 tahun Puncaknya adalah terbitnya Keputusan Menteri
2017, salah satu tujuan capaian pembangunan Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1802
berkelanjutan adalah ketersediaan pangan. Angkatan K/30/MEM/2018 tentang Wilayah Izin Usaha
kerja merupakan salah satu faktor penentu untuk Pertambangan dan Wilayah Izin Usaha
mencapai tujuan tersebut, apabila jumlah angkatan Pertambangan Khusus Periode 2018 yang
kerja yang bekerja di sektor pertanian semakin mencantumkan kawasan blok silo sebagai wilayah
berkurang setiap tahunnya, maka tujuan tersebut tidak tambang emas berujung pada penolakan dan
akan pernah tercapai. demonstrasi besar-besaran dari seluruh elemen
masyarakat.
Terdapat beberapa hal yang menjadi penyebab sektor
pertanian semakin ditinggalkan, selain karena Meskipun pada Februari 2019 kemarin Menteri Energi
lambatnya inovasi teknologi pertanian di Indonesia, dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Iganasius Jonan
ditinggalkannya sektor pertanian juga disebabkan resmi mencabut izin pertambangan emas di Blok Silo.
karena minimnya akses produksi dan akses pasar. Pencabutan itu tertuang dalam Keputusan Menteri
Akses produksi yang dimaksud di atas berkaitan ESDM No 23 K/MEM/2019 tentang Perubahan atas
dengan akses terhadap penguasaan lahan oleh Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral
petani. Berdasarkan hasil sensus pertanian tahun Nomor 1802 K/30/MEM/2018 tentang Wilayah Izin
2013, jumlah rumah tangga petani mencapai 323.709 Usaha Pertambangan dan Wilayah Izin Usaha
jiwa, sedangkan jumlah rumah tangga petani gurem Pertambangan Khusus Periode 2018.
mencapai 257. 248 jiwa. Dari data tersebut dapat
disimpulkan bahwa terjadi ketimpangan penguasaan Namun dalam Peraturan Daerah Kabupaten Jember
lahan pertanian yang harus menjadi perhatian para No 1 Tahun 2015 tentang Rencana Tata Ruang
pengampu kebijakan di Jember. Wilayah Kabupaten Jember 2015-2035 memasukkan
setidaknya 11 kecamatan sebagai wilayah peruntukan
Pada aspek jumlah produksi, komoditas pertanian pertambangan mineral logam. Artinya, meskipun izin
utama di Jember meliputi komoditas beras dan pertambangan blok silo telah dicabut oleh Kementrian
jagung. Menurut data yang dilansir BPS, jumlah ESDM, izin serupa juga bisa terbit untuk wilayah lain
produksi pertanian beras di Kabupaten Jember selama RTRW-nya masih berbicara pertambangan.
menduduki angka ke 4 dengan jumlah produksi
745.410 ton per tahun 2018. Sedangkan untuk Atas pertimbangan tersebut dan menyambut
produksi pertanian jagung, Jember menduduki posisi momentum evaluasi pelaksanaan RTRW yang akan
pertama dengan jumlah produksi 498. 644 ton per dilakukan pada tahun 2020, kami merekomendasikan
tahun 2018. Dengan jumlah produksi pertanian yang agar pemerintah melakukan Peninjauan Kembali
demikian besar, maka sudah selayaknya RTRW terhadap Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten
Kabupaten Jember menunjang peningkatan produksi Jember.
pertanian, agar Kabupaten Jember menjadi lumbung
pangan di Jawa Timur. Namun, hal tersebut tidak
diakomodir dalam perencanaan ruang di Kabupaten
Jember. Diakui atau tidak polarisasi suhu politik ditingkat
nasional juga berdampak pada memanasnya suhu
Salah satu ketentuan yang kami anggap kontradiktif
politik di daerah. Terutama persaingan antar partai
dengan aspek pembangunan Jember sebagai
pendukung pasangan calon presiden. Dengan system
kabupaten agraris adalah masuknya Wilayah
parliamentary threshold hampir semua partai
Peruntukan Pertambangan dalam RTRW Jember. Hal
memanfaatkan politik “efek ekor jas” untuk lolos
ini yang memicu protes keras dari masyarakat
ambang batas parlemen.
Bahkan di Jember terjadi kejutan yang luar biasa Pemilihan Bupati Jember 2020. Akankah mereka
dengan terlemparnya Partai Golkar dari 5 besar mampu meruntuhkan dominasi partai-partai
perolehan kursi DPRD Kabupaten Jember yang pada tradisional atau hanya numpang lewat begitu saja.
pemilu 2014 lalu mendapatkan 5 kursi kini hanya Menarik untuk kemudian kita nantikan kejutan-kejutan
mendapatkan 2 kursi. Penurunan perolehan suara lain di tahun 2020 ini.
juga terjadi pada Partai Gerindra yang pada pemilu
2014 lalu keluar sebagai partai pemenang pemilu
dengan mendapatkan 9 kursi kini harus puas dengan
hanya mendapatkan 7 kursi.
CATATAN
Ada banyak catatan pada perjalanan tahun 2019
kemarin yang coba kami rangkum sebagai bahan
refleksi dan evalusi kinerja kelembagaan. Diantaranya
adalah :
3. Pemenuhan HAM masih menjadi bahasan sipil sebagai kekuatan penyeimbang sangatlah
yang esklusif dan kurang membumi kedalam diperlukan. Pemerintah tidak bisa lagi selamanya
masyarakat secara umum. menutup diri. Diperlakukan kerja-kerja elaborasi yang
4. Masih ditemukannya kasus pelanggaran HAM melibatkan para pihak untuk menyelesaiakan
dalam bentuk kriminalisasi petani hutan. tantangan kedepan.
1. Cengkarut penataan ruang akibat dari Dari beberapa catatan dan refleksi pada tahun 2019
plagiatisme dalam penyusunannya. kemarin, rekomendasi dari LSDP SD INPERS adalah:
2. Masih maksuknya wilayah peruntukkan
pertambanga dalam dokumen RTRW Jember 1. Dalam bidang Reforma Agraria LSDP SD
3. Jember masih belum memiliki RDTR INPERS mendorong percepatan penyelesaian
dikarenakan RTRW yang masih bermasalah. sengketa dan konflik Agraria dengan
membentuk GTRA.
2. Sinergitas para pihak untuk menjawab
tantangan ekologi, ekonomi, dan keberlanjutan
pasca diterbitkannya 20 SK izin Perhutanan
1. Polarisasi suhu politik nasional yang Sosial di Kabupaten Jember.
diakibatkan oleh politik identitas yang diusung 3. Mendorong Peninjauan Kembali (PK)
oleh kelompok islam puritan fundamentalis Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten
radikal. Jember.
2. Pasangan Jokowi-Ma’ruf Amin keluar sebagai 4. Mendorong pelaksanaan Open Government
pemenang pada Pemilihan Presiden dengan Patnership dengan mewujudkan Jember satu
perolehan suara 55,50 %. data pembangunan sesuai dengan mandat
3. Perubahan peta politik lokal dalam kursi yang tertuang dalam RPJMD Kabupaten
parlemen DPRD Jember dengan masuknya Jember.
partai-partai baru peserta pemilu. 5. Mendorong Penyelesaiain Tata Batas Desa
4. Masih maraknya penggunaan politik uang sesuai dengan mandat Pemendagri No 45
untuk meraih simpati suara pemilih dalam Tahun 2016 tentang Pedoman Penetapan dan
pemilu. Penegasan Batas Desa.
6. Mengajak para pihak secara pro aktif
REFLEKSI melakukan pendidikan politik kepada
Setelah melewati tahun yang sangat sibuk pada 2019, masyarakat untuk melawan politik uang dan
tahun 2020 tentulah akan lebih sibuk. Memasuki penggunaan politik identitas (SARA) dalam
kalender tahun 2020 Jember akan dihadapkan setiap momen electoral (pemilihan kepala
dengan pesta demokrasi untuk memilih siapa yang daerah, pilkades dll)
akan memimpin Jember lima tahun kedepan. Dengan
segudang catatan pada tahun 2019 lalu, mulai dari Rekomendasi ini kami tujukan kepada pemerintah dan
capaian Reforma Agraria, keberlanjutan pasca izin pemerintahan kabupaten Jember, juga bagi para figur
Perhutanan Sosial, implentasi pemenuhan HAM, dan dan tokoh masyarakat yang sedang berebut dan
terakhir adalah cengkarutnya penataan ruang di memenangkan hati rakyat untuk maju pada
Jember. kontestasi PILBUB 2020 mendatang.
Tentulah ini adalah sebuah pekerjaan rumah besar “Dan perjuangan adalah pelaksanaan kata-kata”.
yang harus bisa diselesaikan. Peran serta masyarakat (WS.Rendra)