Kepedulian Lingkungan BAB II PDF
Kepedulian Lingkungan BAB II PDF
c) Pembebasan
1. Kapal yang melayari pelayaran International yang terletak dekat
perbatasan dapat dibebaskan dari aturan ini asalkan hanya
berlayar antara 2 pelabuhan berdekatan dalam daerah pelayaran
yang terlindung asalkan disetujui pemerintah-pemerintah Negara
tsb
2. Kapal — kapal yg bentuknya khusus .Pemerintah Negara
tsb.menyampaikan pada IMO mengenai pembebasan tsb.
3. Kapal yang secara normal tdk melayari pelayaran international
tetapi sekali waktu harus melayari pelayaran internasional.
B. MARPOL
1) The International Convention for the prevention of pollution from
ships (Konvensi Internasional tentang Pencegahan Pencemaran dan
kapal), Merupakan konvensi utama yg mengatur pecegahan
pencemaran thd lingkungan laut oleh kapal yg berasal dari
pengoperasiannya atau kecelakaan kapal. Konvensi ini disahkan pd
tgl 2 Nopember 1973 di IMO, yg pd awalnya berisi ketentuan
pencemaran oleh minyak , bahan kimia, bahan berbahaya dalam
paket, limbah dan sampah. MARPOL protokol 1978 disahkan pd
konferensi TSPP (Tanker Safety and pollution Prevention) Februari
1978, dIm rangka merespon kecelakaan kapal tanker 1976/1977.
Karena MARPOL 1973 tidak kunjung diberlakukan, maka
MARPOLProtokol 1978 menelan induknya MARPOL 1973. Marpol
1973/1978 akhirnya diberlakukan pd tgl 2 Oktober 1983. Konvensi
MARPOL terdiri dan 6 ANNEX (Lampiran
2) Konvensi ini terdiri dari 6 Annexes2O Articles Protocol 1978 dan
Protocol
1997.
a) ANNEX I Peraturan Peraturan Pencegahan Pencemaran oleh
minyak.
b) ANNEX II Peraturan Pengawasan Pencemaran oleh zat cair
beracun yang diangkut dalam bentuk curah.
c) ANNEX III Peraturan Pencegahan Pencemaran oleh Zat
Berbahaya yang diangkut dalam kemasan.
d) ANNEX IV Peraturan Pencegahan Pencemaran oleh kotoran
(Sewage) dan kapal.
e) ANNEX V Peraturan Pencegahan Pencemaran oleh sampah
f) ANNEX VI Peratu ran Pencegahan Pencemaran Udara dan
kapal
PENJELASAN DARI ANNEX I
- Pencegahan pencemaran oleh minyak, diberlakukan pd tgl 2
Oktober 1983.
- Annex I ditetapkan berkaitan dengan tenggelamnya kapal tanker
TORREY CANYON”, ketika memasuki English Channel dan
menumpahkan 120.000 ton minyak mentah kelaut pada tahun
1967. Berbagai pertanyaan timbul tentang langkah2 yang harus
diambil untuk mencegah pencemaran laut dan tidak adanya
suatu sistem yg menyediakan kompensasi setelah terjadinya
kecelakaan dilaut yang mengakibatkan pencemaran.
- Meskipun pencemaran lingkungan laut akibat kecelakaan
mempunyai dampak negatif yg luar biasa, namun konferensi
menganggap bahwa pencemaran karena pengoperasian kapal
masih merupakan ancaman yang lebih membahayakan
- Karenanya Annex I ini Iebih merupakan penjabaran lebih lanjut
dan konvensi OILPOL 1954 yang mencakup pencegahan dan
penanggulangan pencemaran oleh minyak.
- Arah kebijakan yang diambil
a) KONSTRUKSI
1. Segregated ballast tank (SBT).
2. Dedicated ballast tank.
3. Pembatasan ukuran tanki.
4. Subdivision and stability.
5. Protective location of SBT(double hull).
6. Retention on board..
b) PERLENGKAPAN
1. Oily Water Separator.
2. Oil Discharge Monitoring and Control system.
3. Interface Detector
4. In stalasi pembuangan kedarat.
5. Oil record book.
6. SOPEP.
c) PENGAWASAN
1. Kadar buangan.
2. Daerah buangan.
3. Receiption facility.
4. Penegakan hukum.
d) Persyaratan konstruksi
- Tanki tanki untuk oil residu (sludge).
- Setiap kapal ukuran GT 400 atau lebih harus dilengkapi
dengan tanki yang kapasitasnya sesuai dengan tipe
mesin dan lamanya perjalanan.
- untuk menampung oil residu yang berasal dan
purification of fuel, minyak lumas dan kebocoran minyak
di kamar permesinan.
- Pipa ke dan dan sludge tank tidak boleh ada hubungan
langsung keluar kapal selain melalui discharge
connection
- Pemisahan minyak dan air balast dan pengangkutan
minyak di tanki fore peak
- Di kapal kapal yang penyerahannya setelah 31
Desember 1979 ukuran GT 400 atau lebih selain dan
kapal tanker dan kapal tanker yang penyerahannya
sesudah 31 Desember 1979 ukuran GT 150 atau lebih
tidak boleh membawa ballast dalam tanki bahan bakar.
- Bila kebutuhan untuk membawa bahan bakar dalam
jumlah yang besar sehingga perlu membawa air ballast
yang bukan ballast bersih dalam tanki bahan bakar,
ballast tersebut harus dibuang ke receiption facility atau
ke laut sesuai aturan dan harus di catat dalam oil record
book.
- Di kapal GT 400 atau lebih yang kontraknya sesudah 1
Januari 1982 dan dalam hal tidak ada kontrak yang
peletakan lunasnya sesudah 1 Juli 1982 minyak tidak
boleh diangkut
Chapter IV Persyaratan untuk cargo area di kapal tanker.
A. Konstruksi:
Regulasi 18. Segregated Ballast Tank.
Setiap kapal tanker 20 000 ton DWT atau lebih dan product tanker
ukuran 30 000 ton DWT yang penyerahannya sesudah 1 Juni
1982 harus dilengkapi dengan Segregataed ballast tank.
Kapasitas dan SBT harus ditentukan bahwa kapal dapat
beroperasi dengan selamat dalam kondisi ballast tanpa
mengharuskan mengisi ballast dalam tanki muatan. Dalam segala
hal bagaimanapun kapasitas dan SBT sekurang kurangnya bahwa
dalam setiap kondisi ballast dalam bagian pelayaran termasuk
kondisi dalam lightweight tambah SBT draft dan trim kapal
memenuhi persyaratan berikut :
1. Moulded draft tengah tengah (dm) :
dm = 2.0 +0.02 L
2. Trim by the stern tidak lebih dari
3. Dalam setiap keadaan propeller tenggelam
Oil tanker yang penyerahannya pada atau sebelum 1 Juni 1982 yang
mempunyal penataan ballast khusus.
Bila sebuah kapal tanker diserahkan pada atau sebelum 1 Juni 1982
dikonstruksikan dan dioperasikan dengan cara sedemikian bahwa
dalam setiap kondisi memenuhi persyaratan mengenai draft dan trim
tanpa menggunakan ballast water dibebaskan dan persyaratan SBT
asalkan persyaratan berikut dipenuhi :
1. operasional procedure dan pengaturan ballast disyahkan oleh
Pemerintah
2. Perjanjian dicapai antara Administration dan Pemerintah Negara
Pelabuhan
3. IOPP certificates diendorsed bahwa kapal dioperasikan dengan
pengaturan ballast khusus.
Ballast tidak boleh diangkut dalam tanki minyak kecuali dalam
keadaan yang jarang terjadi misalnya karena. kondisi cuaca untuk
keselamatan kapal Nakhoda menginginkan penambahan air ballast.
Pemerintah yang telah mengendorsed IOPP cert denganpengaturan
ballast khusus harus menginformasikan ke IMO.
Oil tanker 70 000 ton DWT atau lebih yang penyerahannya sesudah
31 Desember 1979.
Oil tanker 70.000 ton DWT atau lebih harus dilengkapi dengan SBT
yang memenuhi persyaratan sesuai konvensi ini.
Protective location of SBT’
Pada setiap tanker crude oil 20.000 ton DWT atau lebih dan product
carrier 30.000 ton DWT atau lebih penyerahan sesudah 1 Juni 1982
SBT yang terletak dalam panjang dan tanki muatan harus melindungi
keluarnya minyak apabila terjadi tubrukan atau kandas.
Persyaratan double hull dan double bottom bagi tanker yang
penyerahannya sesudah 6 Juli 1996
Aturan mi berlaku untuk oil tanker 600 ton DWT atau lebih yang
penyerahannya pada atau sesudah 6 JuN 1996:
Setiap oil tanker 5000 ton DWT atau lebih harus memenuhi
persyaratan sbb:
Keseluruhan panjang dan cargo tank dilindungi oleh ballast tank atau
ruang lain selain dan ruang muat minyak
Reg 20 Double hull and double bottom untuk untuk tanker yang
penyerahannya sebelum 6 July 1996
Kecuali dinyatakan lain berlaku untuk:
Kapal tanker 5000 ton DWT yang penyerahannya sebelum 6 Juli 1996
yang didistilasi.
Rg.21 Pencegahan pencemaran dan tanker yang membawa heavy grade oil
sebagai muatan.
Berlaku untuk oil tanker 600 ton DWT.
Yang dimaksud dengan heavy grade oil adalah :
a. crude oil yang densitynya pada 15 derajat celcius Iebih tinggi dan
900 kg/m3
b. Bahan bakar yang densitynya pada 15 derajat celcius lebih dan
900 kg/m3 atau kinematic viscosity pada 50 derajat C lebih dan
180 mm2/s
c. Bitumen,tar dan emlsinya.
Kapal-kapal yang terkena aturan mi harus memenuhi persaratan:
Bila ukuran 5000 ton DWT atau Iebih harus dilengkapi dengan double
hull dan double bottom.
Bila ukuran 600 ton atau lebih tetapi kurang dan 5000 ton harus
dilengkai double bottom atau space dan wing tank dan spa
Berlaku untuk kapal tanker ukuran 5000 ton DWT atau lebih yang
dibangun pada atau sesudah 1 Januari 2007. Pump room harus
dilengkapi dengan double bottom sedemikian sehingga pada setiap
cross section dalam dan setiap double bottom tank atau space tinggi
(h ) antara dasar dan pump room base line kapal diukur tegak lurus ke
base line tidak kurang dari :
h = B/15(m) atau
h = 2m mana yang lebih kecil.
Nilai minimum h = 1 m
centre tank :
bila b1/B sama atau lebih dan 1/5 0,2 L
bila kurang dan 1/5 maka panjang tanki
(0,5 bl/B+0.1) L
L = panjang kapal, bl=lebar wing tank,B lebar kapal.
SLOP TANK
o Berlaku untuk tanker GT 150 atau lebih
o Setiap kapal harus dilengkapi dengan Slop tank untuk
menampung balast kotor dengan kapasitas minimum 3% dan
kapasitas muat kapal,kecuali pemerintah dapat menyetujui :
o 2% untuk tanker yang air pencuci tankinya dapat digunakan
lagi untuk mencuci tanki lain atau yang dilengkapi COW dan
SBT.
o 1% tanker kombinasi.
o Slop tank harus didisain terutama kedudukan dan inlet, outlet,
bafflet atau weirs bila dilengkapi untuk mencegah gejolak
pencampuran minyak dengan air.
o Tanker 70.000 ton DWT atau lebih yang penyerahannya
sesudah 31 Desember 1979 sekurang kurangnya harus
dilengkapi dengan 2 slop tank
o Penataan pompa, pipa dan pembuangan
Di setiap tanker manifold pembuangan untuk dihubungkan
dengan receiption facity guna pembuangan ballast kotor
harus terletak di dek terbuka pada kedua sisi kapal.
Pada tanker GT 150 atau lebih pipa untuk pembuangan air
ballast atau air bercampur minyak dan daerah ruang muat
ke laut harus mengarah ke dek terbuka atau ke lambung
kapal diatas ganis air pada kondisi draft terdalam.
Untuk tanker GT 150 atau lebih yang penyerahanya
sesudah 31 Desember 1979 harus ada cara untuk
menghentikan pembuangan kelaut.
Balast kotor atau air bercampur minyak dan suatu posisi di
upper dek atau diatasnya yang manifold untuk
pembuangan itu kelihatan. Peralatan penyetopan itu boleh
tidak dipasang bila ada sisi tim komunikasi yang efektif
seperti telepon atau peralatan radio antara posisi
pengawasan dan posisi kontrol pembuangan.
Equipment (Peralatan)
o Penjelasan Ukuran
o Diameter luar 215 mm
o Diameter dalam sesuai tbl pipa
o Baut dalam flens 6 lobang diameter 22 mm
o Tebal flens 20 mm
o Baut 6 buah diameter 20 mm
a. Semua kapal
Nationality Certificater or Ship’s Register
1. International Tonnage Certificate.(TMS art.7)
2. International Load Line Certificate.atau
International Load Line Exemption Certificate (LL artl6 and
Protocol art 18)
3. Intact Stability Booklet.(Solas 11-1/22,25-8)
4. Damage Control Booklets.(Solas 11-1/23,23-1,25-8)
5. Minimum safe Manning Document(Solas V/14.2.)
6. Fire Safety training manual(Solas 11-2/15.2.4)
7. Fire Control Plan/booklet(Solas 11-2/15.2.4)
8. On board training and drill record(Solas 11-2/15.2.2.5)
9. Fire safety operational booklet (Solas 11-2/16.2)
10. lnternational Clii Pollution Prevention Certificate.(Marpol Annex
1/26)
11. Oil Record Book (Marpol Annex 1/20)
12. Certificates for Master,Officers and ratings(STCW art VI,Regl/2,A-
l/2)
13. Shipboard Oil Pollution Emergency Plan(Marpol I/26)International
Sewage Pollution Prevention Certificate (Marpol Annex lV/5)
14. Garbage Record Book (Marpol Annex 5/9)
15. Garbage Management PIan(Marpol V/9)
16. Voyage data recorder system-certificate of compliance (Solas
V/18.8)
17. Cargo Securing Manual (Solas Vl/5.6,Vll/5)
18. Document of Compliance (Solas lX/4,ISM 13)
19. Safety Management Certificate(Solas IX/4)
20. lnternational Ship Security Certificate ataulnterimS.S.Certificate
(Solas Xl-219.1.1)
21. Ship Security Plan and Associated records
22. Continous Synopsis Record (Solas Xl-115)
B. Tambahan untuk Passenger ship.
1. Passenger Ship Safety Certificate(SolasI/1 2)
2. Exemption Certificate (when exemp.granted)
3. Special Trade passenger ship safety certicate,special trade
passenger space cert.
4. Search and rescue cooperation plan (solas V/7.3)
5. List of operational limitation (Solas V/30)
6. Decision support system for Masters (Solas 111/29)
Kategori X:
Aceton Cyanohydrin ,Acrolein Diclo ro Benzenes,Carbon
disulphide,Cresols,PhosphOrUS dll
Kategori Y
Allyl Alcohol, Ammonia, Beflziene chloride,Carbon Tetra
chloride,Chloroform,dll
Kategori Z:
Acetic Aceid,lso Amyl Acetate,Amiline,Ethyi Acetate,Silicon
Tetrachloride,dd
Pengawasan
1. Pemerintah tiap Negara harus menunjuk Surveyor
surveyor untuk mengawasi pelaksanaan dan Aturan mi
dan mengawasi sesuai guideline dan IMO.
2. Nakhoda nakhoda kapal yang mengangkut zat cair
beracun harus menjamin bahwa semua ketentuan-
ketentuan teiah dipenuhi dan Cargo Record Book dilsi
sesuai ketentuan.
ANNEX Ill
ANNEX IV
Adalah Peraturan untuk mencegah pencemaran oleh
kotoran (Sewage) dan kapal
1. Peraturan mi berlaku untuk:
a) Kapal baru GT 400 atau lebih.
b) Kapal baru kurang dan GT400 yang membawa Iebih
dan 15 orang.
c) Kapal lama GT 400 atau Iebih lima tahun sesudah
pemberlakuan aturan ini.
d) Kapal lama kurang dan GT 400 yang membawa 15
orang atau Iebih diberlakukan 5 tahun setelah aturan
ini enter inforce.
2. Yang dimaksud sewage adalah:
a) Pembuangan dan toilet.urinoir dan wc.
b) Pembuangan dan tempat pengobatan seperti
hopital,dispensary yang dibuang ke westafel atau
scupper
c) Pembuangan dan ruangan tempat binatang hidup
d) Buangan lain yang bercampur dengan buangan
diatas
ANNEX V
Peraturan Peraturan untuk Pencegahan Pencemaran oleh
Sampah (Garbage)
Berlaku secara Internasional sejak 31 desember
1988.
Berlaku untuk semua kapal.
Yang dimaksud sampah adalah segala macam
makanan,buangan rumah tangga dan operasional
tapi tidak termasuk ikan segar atau bagiannya,yang
secara normal dihasilkan selama pengoperasian
kapal secara normal dan harus dibuang secara
continue atau periodik.
Apabila bercampur dengan zat yang lain maka
aturan sesuai persaratan yang lebih keras
diberlakukan Kapal ukuran GT 400 atau lebih dan
kapal yang membawa 15 org atau lebih harus
membawa Garbage Management Plan. Kapal GT
400 atau lebih dan kapal yang membawa 15 org
ataulebih harus dilengkapi Garbage Record Book
Persyaratan Pembuangan Sampah
Semua jenis plastik termasuk tall plastik
,jaring,kantong plastik dan abu permbakaran plastik
dan incinerator dilarang dibuang ke laut.
Dunnage,pelapis dan pembungkus yang terapung
dapat dibuang pada jarak 25 mil atau lebih dan
pantai.
Sisa makanan dan sampah kertas .gelas,metal,botol
dapat dibuang pada jarak 12 mil dan pantai.
Sampah sisa makanan apabila telah dihancurkan
dan dapat melewati saringan 26 mm dapat dibuang
3 mil dari pantai.
Pembuangan dan platform dilarang .untuk sisa
makanan dapat dibuang pada jarak 500 m dan
platform dan 12 mil dai daratan dengan sarat telah di
hancurkan
Dalam daerah khusus hanya sisa makannan yang
hanya dapat dibuang pada jarak 12 mil pantai
ANNEX VI
Peraturan Peraturan untuk Pencegahan Pencemaran
Udara dan Kapal Kapal Diberlakukan sejak 19 Mei 2005
a) NOx Technical Code adalah Technical Code pada Control pada emisi
dar Nitroge Oxides dan Mesin Diesel kapal yang diterima oleh
Conferencc Resolution 2 yang mungkin kemudian diamandemen oleh
b) Ozone depleting substances (Zat penipis ozone) berarti zat zat yang
dikonto seperti yang ditulis dalam paragraf 4 dan Artikel I dan Montreal
Protocol on Substances that Deplete the ozone layer 1987 yang
tercantum dalani Lampiran A,B.C atau E dan Protocol tersebut
c) SOx emission control area adalah suatu daerah dimana pemberlakuan
tindakan mandatory yang khusus untuk emisi SOx dan kapal kapal
diperlukan untuk mencegah,mengurangi dan mengontrol pencemaran
udara dan SOx
Benlaku untuk semua kapal,Floating drilling rigs dan Platform akan tetapi
yang diharuskan memiliki sertifikat hanya kapal GT 400 atau Iebihdan
anjungan lepas pantai.Enter into force 19 Mei 2005.
Apabila dan hasil survei memenuhi sarat dibeni sertifikat
INTERNATIONAL AIR POLLUTION PREVENTION CERTIFICATE.
Pengawasan emisi dilakukan terhadap:
1. Emisi dan zat penipis lapisan ozone
2 EmisiNitrogen Oxide (Nox) dan motor diesel
3 Emisi bel;erang oxid (Suiphunoxid)
4. Emisi dan bahan campuran organik yg mudah menguap (Volatile
Organic Compound
5. Pembakaran limbah kapal (the Incineration of shipboard wastes
6. Kualitas bahan bakar minyak
SUBSTANSI PENIPISAN LAPISAN OZONE (Ozone Depleting
Substances)
•• Tidak diizinkan emisi substansi penipisan ozone yang dilakukan
dengan sengaja.
+ Hanya kerugia-kerugian operasional minimal yang diizinkan seperti
purging/venting dIl.Jika disyaratkan untuk membuang dan kapal,ODS
harus dibuang ke penampungan didarat.
•• Instalasi baru yang berisi substansi penipis ozone akan dilarang diatas
kapal kecuali instalasi baru tersebut berisi Hydrochiorofluorocarbons
(HCFCs) dapat diizinkan hingga I Januari 2020.
+ Pemadam kebakaran atau perlengkapan Iainnya seperti unit pendingin
yang menggunakan Halons tidak diizinkan
•• Untuk sistem lain yang menggunakan media pendingin seperti sistim
pendingin udara,pengendalian (pengering)udara mesin pembuat es dan
dIl.harus dan tipe yang memenuhi persyaratan.Berikut mi zat-zat yang
digunakan di kapal adalah: