Anda di halaman 1dari 3

CAMPYLOBACTER

Usus manusia mengandung patogen primer, misalnya spesies seperti


Campylobacter jejuni, Salmonella enterica, Vibrio cholera dan Escherichia coli (E.
coli), dan Bacteroides fragilis, tetapi dengan kelimpahan yang rendah yaitu 0,1% dari
seluruh mikrobiota usus.1 Spesies dari Campylobacter merupakan penyebab infeksi
penting di seluruh dunia, terutama pada anak-anak.2 Sampai saat ini, genus dari
Campylobacter terdiri dari 32 spesies dan 9 subspesies. Spesies Campylobacter adalah
bakteri gram negatif yang memiliki bentuk spiral, lengkung (curved), batang (rod-
shape) atau bentuk “S”.3 Pada sel yang sudah tua memiliki bentuk kokoid atau bulat.
Bakteri ini bersifat motil karena mempunyai flagela polar tunggal dan flagela
bipolar sebagai alat geraknya yang terletak di salah satu atau kedua ujung sel. Namun
untuk Campylobacter gracilis dan Campylobacter hominis adalah spesies yang non-
motil. Campylobacter memiliki ukuran sel dengan lebar 0,2-0,8 µm dan panjang 0,5-5
µm serta merupakan bakteri yang tidak membetuk spora. Spesies Campylobacter
termasuk organisme termotoleran yang dapat tumbuh pada suhu antara 37 ºC – 42 ºC
dan dalam kondisi mikroaerofilik (tekanan oksigen 5-10%).4 Pada media selektif agar
yaitu agar Charcoal cefoperazone deoxycholate, koloni berwarna abu-abu atau putih
serta tampak lembab dan koloni pada umumnya tidak berpigmen.
Bakteri ini sangat mudah dinonaktifkan oleh panas dalam waktu kurang dari 1
menit pada suhu lebih dari 57 ºC. Campylobacter mampu bertahan hidup dalam jangka
waktu lebih dari 3 hari pada suhu 15 ºC sebelum inaktivasi terjadi. Salah satu jenis
Campylobacter yang sering menginfeksi manusia adalah Campylobacter jejuni. C.
jejuni termasuk chemoorganotrophic yaitu tidak melakukan fermentasi atau oksidasi
karbohidrat untuk memperoleh energi melainkan asam amino atau siklus asam
tricarboxylic intermediet yang digunakan sebagai gantinya. Spesies Campylobacter
mengurangi fumarat menjadi suksinat adalah oksidase.
Diantara sumber nutrisi utama Campylobacter jejuni, terdapat beberapa asam amino
yang diperoleh pada saat masa pertumbuhan di dalam usus. Asam amino yang tersedia
digunakan secara berurutan dengan serin, aspartat, asparagin, dan glutamat. 5 Prolin juga
akan dimetabolisme, tetapi hanya ketika nutrisi lain mulai habis secara potensial.
Campylobacter jejuni sangat bergantung pada siklus asam sitrat untuk kebutuhan
energinya, yang mana C. jejuni mampu mengangkut beberapa zat dari jalur intermediet
siklus asam sitrat, dan menggunakannya secara langsung sebagai sumber nutrisi.
Contohnya piruvat, fumarat, oksaloasetat, atau 2-oxoglutarate.5
Campylobacteriosis adalah infeksi yang disebabkan oleh bakteri Campylobacter,
terutama yang paling umum yaitu Campylobacter jejuni. Campylobacter jejuni
menginfeksi tubuh secara oral melalui makanan, minuman, atau melakukan kontak
langsung dengan hewan serta produk hewan yang terinfeksi terutama hewan unggas.
Setelah memasuki saluran pencernaan manusia, C. jejuni akan berinteraksi pertama kali
dengan lapisan mukus. Setelah berhasil masuk kedalam tubuh manusia, C. jejuni akan
berkembang biak di usus halus, menyerang jaringan epitel dari usus yang
mengakibatkan adanya sel darah merah dan putih pada feses. C. jejuni bertanggung
jawab terhadap penyakit enteritis karena adanya invasi pada jaringan lokal ditambah
dengan aktivitas toksik.6
1. Jandhyala SM, Talukdar R, Subramanyam C, dkk. 2015. Role of the normal gut
microbiota. World Journal of Gastroenterology. Vol 21(29); 8803-8791. Diakses
melalui https://www.researchgate.net/publication/280997728 pada 20 Desember
2019
2. Same GR, Tamma PD. 2018. Campylobacter Infection in Children. Vol 39 (II).
Diakses melalui http://pedsinreview.aappublication.org/ pada 18 Desember 2019
3. Sanchez LG, Melero B, Rovira J. 2018. Campylobacter in the Food Chain.
Advances in Food and nutrition research. Elsevier. Diakses pada 18 Desember
2019
4. Cheng YW & Fischer M. 2018. Campylobacter. Encyclopedia of
Gastroenterology 2nd edition. Diakses pada 18 Desember 2019
5. Stahl M, Butcher J, and Stintzi A. 2012. Nutrient acquisition and metabolism by
Campylobacter jejuni. Frontiers in Cellular and Infection Microbiology. Vol 2;
2-5. Diakses melalui www.frontiersin.org pada 20 Desember 2019
6. Carrol KC, Butel JS, Morse SA, Mietzner T. 2016. Jawetz Melnick & Adelberg’s
Medical Microbiology 27th Edition. A Lange Medical Book

Catatan : Penulisan daftar pustaka nanti aku revisi lagi yaaaa, mau liat daftar
pustaka temen-temen yang lain biar sama :)

Anda mungkin juga menyukai