Studi Kasus Farmakoterapi Dengan HIV
Studi Kasus Farmakoterapi Dengan HIV
KASUS :
Ny. XY (29) seorang pelayan diskotik dibawa ke rumah sakit oleh teman-
temannya dengan keluhan utama batuk berdahak lebih dari 3 bulan disertai
darah. Dalam seminggu terakhir demam dan berkeringat dingin terutama malam
hari, malaise, dada terasa nyeri saat batuk. Berat badan pasien menurun drastis
dalam setahun terakhir. Sudah pernah dibawa periksa ke dokter terdekat
dengan diagnosa bronkitis kronik dan mendapatkan terapi antibiotika tetap tidak
ada perbaikan kondisi. Pasien juga seorang pengguna narkotika jenis morfin
suntik dan pernah MRS dengan diagnosa hepatitis B. Hasil pemeriksaan fisik
menunjukkan kesadaran compose mentis, GCS E4.M6.V5. Tekanan darah
100/60 mmHg, nadi 110x/menit; suhu tubuh 39.6 RR 25x/ menit. Hasil
pemeriksaan laboratorium menunjukkan imunokromatografi (+); ELISA I (+) dan
ELISA II (+), CD4 250; Hb 9,5 g/dL; leukosit 350,000; trombosit 550,000; GDS
75 mg/dL; SGOT 55g/dL ; SGPT 75 g/dL; BUN 35 mg/dL; kreatinin serum 1,97
mg/dL; uji BTA (+); pemeriksaan foto thorax menunjukkan nodular di segmen
apikal dan posterior lobus atas alveoli dan segmen superior lobus bawah
bayangan bercak millier dan efusi pleura unilateral.
PERTANYAAN :
JAWABAN :
Hasil Pemeriksaan
Nilai Normal Hasil Pemeriksaan Interpretasi
Vital
Normal, pasien tidak
GCS E4. M6. V5 E4. M6. V5
mengalami koma
Nadi 60-100 x/menit 110x/menit Takikardia
Tekanan darah < 120/80 mmHg 100/60 mmHg Normal
Suhu tubuh 36.7 - 37.0°C 39.6 Indikasi demam
Mengindikasi
RR 12-20x/ menit 25x/ menit adanya disfungsi
saluran nafas
*) Sumber : Normal Vital Signs-School of Health Professions (Link:
http://healthprofessions.missouri.edu/pt/pdf/emergency.pdf )
- Catatan tambahan : Kesadaran pasien compose mentis.
2.) Hasil Pemeriksaan Laboratorium
Hasil
Nilai Hasil
Pemeriksaan Nilai Normal Interpretasi
Pemeriksaan
Laboratorium
Resiko infeksi oportunistik meningkat dan
CD4 500 - 1,600 cells/μL 250 cells/μL
ada indikasi menderita HIV
Mengindikasi terkena anemia, mengalami
Hb 12-16 g/dL 9,5 g/dL
kekurangan darah
Leukosit 3200 - 10,000/mm3 350,000/mm3 Terjadi peningkatan, mengalami infeksi
Terjadi peningkatan, indikasi pasien
Trombosit 170,000 - 380,000/mm3 550,000/ mm3
mengalami trobositosis
GDS 70 – 200 mg/dL 75 mg/dL Normal
Terjadi peningkatan enzim pemetabolisme
SGOT 5-35 U/L 55g/dL
yang tinggi
Ada peningkatan, hepar mengalami
SGPT 5-35 U/L 75 g/dL
gangguan serius
BUN 7 - 20 mg/dL 35 mg/dL Indikasi adanya luka/ penyakit pada ginjal
Kreatinin Terjadi peningkatan, derajat kegagalan ginjal
0,6 – 1,3 mg/dL 1,97 mg/dL
serum termasuk ringan ada gangguan
*) Sumber : Pedoman Interpretasi Data Klinik. 2011. Kemenkes RI.
Catatan tambahan:
- Pemeriksaan foto thorax menunjukkan nodular di segmen apikal posterior
lobus atas alveoli dan segmen superior lobus bawah bayangan bercak
millier dan efusi pleura unilateral,
- uji BTA (+) positif; imunokromatografi (+) positif,
- ELISA I (+) positif ; ELISA II (+) positif.
B. MENJAWAB INSTRUKSI
- Pasien harus dirawat inap di rumah sakit karena batuknya berdarah dan
status TB parunya milier dan apabila tidak dirawat di rumah sakit
dikhawatirkan akan mengancam keselamatan jiwa.
- Dilakukan pembedahan apabila semua penderita yang telah mendapat
OAT adekuat tetapi dahak tetap positif, penderita batuk darah yang masif
tidak dapat diatasi dengan cara konservatif dan penderita dengan fistula
bronkopleura dan empiema yang tidak dapat diatasi secara konservatif
(anonim, 2011).
- ARV yang digunakan untuk pasien ko-infeksi HIV/TB yaitu berasal dari
lini pertama yaitu AZT atau TDF + 3TC (FTC) + EFV . Dalam hal ini
direkomendasikan penggunaan TDF + 3TC + EFV. Untuk terapi infeksi
oportunistik (IO) seperti TB, ARV diberikan setidaknya 2 minggu
setelah pasien mendapatkan pengobatan infeksi opportunistik.
- Dosis EFV (Efavirenz) dalam bentuk tablet 600mg 1x/ sehari
Dosis TDF (Tenofovir) dalam bentuk tablet 300 mg 1x/ sehari
Dosis 3TC (Lamivudine) dalam tablet 300 mg setiap 24 jam
- Untuk TB digunakan INH, rifampisin, pirazinamid, dan etambutol
selama 2 bulan (fase intensif) tiap hari lalu selanjutnya (fase lanjutan)
dengan INH dan Rifampisin 3x seminggu (2HRZE/4H3R3) (Isofarter,2008)
- Untuk terapi hepatitis B obatnya sama dengan 3TC. Hepatitis B dan HIV
mempunyai beberapa kemiripan karakter, di antaranya adalah merupakan
blood-borne disease, membutuhkan pengobatan seumur hidup, mudah
terjadi resisten terutama jika digunakan monoterapi dan menggunakan obat
yang sama yaitu Tenofovir, lamivudine dan emtricitabine. (Anonim,2011).
----------------------------------------oOo----------------------------------------oOo------------------------
REFERENSI