Pengempaan Analisis Inti
Pengempaan Analisis Inti
1. TUJUAN
Mengetahui proses pengempaan tablet dengan alat kempa single punch
Mengetahui dan melakukan berbagai macam evaluasi tablet inti
Mengetahui persyaratan talet inti yang baik dan berkualitas
2. Dasar Teori
Beberapa kriteria yang harus dipenuhi suatu tablet berkualitas adalah kekerasan
yang cukup dan tidak rapuh, sehingga kondisinya tetap baik selama fabrikasi pengemasan
dan pengangkutan sampai pada konsumen, dapat melepaskan obatnya sampai pada
ketersediaan hayati, memenuhi persyaratan keseragaman bobot tablet dan kandungan
obatnya, mempunyai penampilan yang menyenangkan baik mengenai bentuk, warna, dan
rasa. Bahan yang akan dikempa harus memenuhi persyaratan sifat diantaranya mudah
mengalir (free flowing), agar jumlah bahan yang mengalir dari hopper kedalam ruang
cetak selalu sama untuk setiap saat. Dengan demikian bobot tablet tidak memiliki variasi
yang besar. Selain itu juga kompresibilitas yang dimaksudkan bahwa bahan tablet akan
menjadi kompak jika dikempa, sehingga dihasilkan tablet yang keras dalam penyimpanan
(Sheth et al, 1980).
Waktu hancur adalah waktu yang diperlukan untuk hancurnya tablet dalam
medium yang sesuai, kecuali dinyatakan lain waktu yang diperlukan untuk
menghancurkan kelima tablet tersebut tidak lebih dari 15 menit untuk tablet tidak bersalut
dan tidak lebih dari 60 menit untuk tablet bersalut gula dan bersalut selaput. Tablet harus
hancur dan melepaskan obatnya dalam cairan tubuh, jika obat yang tersedia diabsorbsi
dalam saluran pencernaan. Faktor-faktor yang mempengaruhi waktu hancur dari tablet
adalah jenis, jumlah obat yang diracik, bahan pembantu yang ditambahkan, gaya
pencetakan yang digunakan, kekerasan tablet, sifat fisika kimia granul (Voigt, 1984).
b) Bahan
Granul lolos ayakan 14 50 gram
Mg stearat 500mg
Talcum 1.000mg
Amilum 2.500mg
Aquadest secukupnya
4. Formula
R/ Betametason 0,5 mg
Laktosa q.s
Pasta amilum 3%
Amilum 10%
Mg Stearat 1%
Talcum 2%
Amilum 5%
HPMC 20%
Na Alginat 17,5%
PEG-400 25%
Aquadest qs
5. Perhitungan
Kadar betetason = 0,5 mg
Bobot tablet = 500 mg
Jumlah tablet =100 tablet
Bobot fase dalam = 92% x 500mg = 460mg
Bobot fase luar = 8% x 500mg = 40mg
Bobot coating film = 50 mg
Fase dalam
a. Betametason = 0,5mg x 100 tablet
= 50 mg
b. Pasta amilum = 3% x 500mg x 100 tablet
= 1.500mg
c. Amilum = 10% x 500mg x 100 tablet
= 5.000 mg
d. Laktosa = 460mg – 65,5mg
= 394,5mg x 100 tablet
= 39.450mg
Fase luar
a. Mg Stearat = 1% x 500mg x 100 tablet
= 500mg
b. Talcum = 2% x 500mg x 100 tablet
= 1.000mg
c. Amilum = 5% x 500mg x 100 tablet
= 2.500mg
Fase coating film
a. HPMC = 20% x 50mg x 100 tablet
= 1.000mg
b. PEG-400 = 25% x 50mg x 100 tablet
= 1.250mg
c. Na-Alginat = 17,5% x 50mg x 100 tablet
= 875mg
d. Aquadest = 50mg – 31.25mg
= 18,75mg x 100 tablet
= 18.750mg
6. Monografi
1) Betametason (FI edisi IV hal 135)
Rumus struktur :
Kegunaan : Polimer
Kelarutan : Larut dalam air dingin, praktis tidak larut dalam air panas,
klorofom, etanol (95%) dan eter
PH : 5.0-8.0
Rumus Struktur :
BM : 380-420 gr/mol
Kegunaan : Plasticizer
Tentukan besar die dan kekerasan atau tekanan punch yang akan
diberikan kepada tablet
Lakukan uji coba dengan cara mengempa zat pengisi (placebo) untuk
melihat apakah alat sudah dapat berfungsi dengan baik atau belum
Timbang bobot total tablet dan dihitung ratarata dari bobot tablet
b. Evaluasi tablet
Waktu hancur tablet
Kekerasan tablet
Ambil 5 buat tablet
syarat 4-8 kg
Kerapuhan tablet
Abrasi
9. Pembahasan
Setelah dilakukan uji analisis granul dilakukan proses penambahan fase luar,
dimana komponen yang ditambahkan berupa Mg stearat sebanyak 0,5 gr, talcum 1 gr,
dan amilum 2,5 gr. Hal yang harus diperhatikan dalam proses pencampuran ini berupa
waktu pencampuran Mg stearat. Dimana proses pencampuran Mg stearat dilakukan pada
tahap terakhir dan dilakukan dengan waktu yang secepat mungkin tidak boleh terlalu
lama. Hal ini disebabkan karena apabila Mg stearat dicampur terlalu lama dengan massa
granul maka akan dihasilkan tablet dengan lapisan yang bersifat hidrofob dan
menyebabkan air akan lebih sulit masuk kedalam tablet jika fase Mg stearat terlalu lama.
Pencampran awal dilakukan dengan menghomogenkan granul dengan talcum dan amilum
selama kurang lebih 5-10 menit dan tahap terakhir baru dicampurkan Mg stearat selama
kurang lebih 2-5 menit hingga tercampur homogen.
Proses yang dilanjutkan setelah analisis granul setelah ditambah fase luar telah
dilakukan maka dilakukan proses pengempaan. Granul yang telah ditambah dengan fase
luar yang memiliki sifat alir yang baik da kompaktibilitas baik serta sifat lain yang telah
memenuhi syarat akan dilakukan proses pengempaan. Dimana persyaratan yang harus
dipenuhi berperan sangat penting dalam proses pengempaan yang nantinya akan
berpengaruh terhadap bobot tablet dan tekanan yang akan digunakan dalam proses
pengempaan. Proses pengempaan dilakukan dengan menggunakan mesin cetak tablet
berupa single punch. Alat kempa single punch mempunyai bagian-bagian tertentu
iantaranya terdapat hopper, die, punch atas, dan punch bawah.
Tablet yang kami hasilkan sebanyak 130 tablet dengan dosis sebesar 500 mg.
Proses pencetakan talet dilakukan dengan mengisi atau memasukkan granul kedalam
hopper yang dimana nantinya granul oleh die akan diteruskan kedalam punch dan akan
dicetak dengan diatur tekanannya oleh punch atas sedangkan volume granul diatur oleh
punch bawah. Untuk hasil tablet yang sudah dikempa akan dikeluarkan oleh die. Setelah
tablet sudah jadi maka akan dilakukan analisis tablet untuk mengetahui kualitas dari
tablet apakah memenuhi kriteria dari sifat tablet yang baik atau tidak. Dimana tablet yang
baik zat aktif dan eksipiennya telah memenuhi persyaratan, mengandung zat aktif yang
homogen dan stabil, sifat fisik tablet harus kuat dan stabil, dan keseragaman bobotnya
memenuhi syarat. Uji analisis tablet dilakukan sebelum dan setelah penyalutan hal ini
digunakan untuk mengetahui pengaruh dari penyalutan. Uji yang dilakukan berupa uji
keseragaman ukuran, uji keseragaman bobot, uji waktu hancur, uji friabilitas (kerapuhan),
uji abrasi dan uji kekerasan tablet.
Uji yang pertama dilanjutkan uji waktu hancur tablet, digunakan untuk
mengetahui berapa lama waktu yang dibutuhkan oleh tablet untuk hancur didalam tubuh
setelah ditelan. Syarat dari waktu hancur tablet tidak bersalut harus < 15 menit dimana
telah ditetapkan. Uji dilakukan dengan menggunakan alat berupa disintegration tester
yang dimana tablet diuji sebanyak 6 tablet yang diambil secara acak. Pada tablet 1 hingga
6 didapatkan waktu hancur secara berturut-turut selama 3 menit; 4 menit; 4 menit 21
detik; 4 menit 50 detik; 5 menit 15 detik; dan 3 menit 30 detik. Dari hasil yang diperoleh
semua tablet memenuhi persyaratan karena waktu hancur nya < 15 menit.
Uji selanjutnya dilakukan uji kekerasan tablet yang tujuan nya untuk mengetahui
tablet yang dihasilkan keras atau tidak. Kekerasan tablet yang baik memiliki persyaratan
dari rentang 4-8 kg untuk tablet oral tidak bersalut. Uji ini dilakukan dengan mengukur 5
tablet yang dipilih secara acak dan diukur menggunakan alat hardness tester. Hasil yang
didapatkan kelompok kami kekerasan tablet berturut-turut 8; 6; 6,5; 5; 6 kgF dengan rata-
rata yang didapatkan sebesar 6,3 kgF. Dapat disimpulkan bahwa tablet yang kami
hasilkan memiliki nilai kekerasan tablet yang baik karena tidak ada satu pun tablet yang
menyimpang dari persyaratan dan rata-rata yang diperoleh juga tidak menyimpang dari
persyaratan.
Uji friabilitas tablet memiliki prinsip kerja yang sama dengan analisi granul,
dalam hal ini tablet yang diuji sebanyak 6 tablet. Syarat uji friabilitas yang baik < 0,8%.
Dari pengujian yang kami dapatkan persen friabilitas yang kami dapat sebesar 0,6%.
Hasil yang kami peroleh menunjukkan bahwa tablet kami memenuhi syarat dimana nilai
persen friabilitas nya 0,6% < 0,8%. Dilanjutkan dengan uji abrasi yang hampir sama
dengan uji friabilitas dan metode yang digunakan juga sama seperti analisis uji abrasi
terhadap granul. Syarat yang harus dipenuhi untuk uji abrasi yaitu < 1%, jika tablet tidak
memenuhi syarat maka tablet tersebut memiliki kekuatan fisik yang buruk dan ketahanan
terhadap serangan dari luar juga buruk. Dari hasil pengujian didapatkan persen abrasi
sebesar 0 % yang menunjukkan bahwa tablet yang kami peroleh memenuhi persyaratan
yang tertera. Hasil menunjukkan bahwa tablet yang kami hasilkan memiliki ketahanan
terhadap gesekan dan bantingan yang baik sehingga tidak mudah rapuh.
Hasil pengujian yang kami lakukan terhadap 20 tablet didapatkan rata-rata bobot
tablet sebesar 499 mg dengan persen penyimpangan bobot rata-rata nilai pada kolom ‘A’
sebesar 474,05 – 523,95 mg dan pada kolom ‘B’ sebesar 449,10 – 548,90 mg. Dari hasil
pengamatan yang kami peroleh tidak ada dua buah tablet yang bobot nya menyimpang
dari kolom A dan tidak ada satu pun tablet yang bobot nya menyimpang dari kolom ‘B’,
sehingga tablet yang kami hasilkan sangat seragam dan memenuhi syarat.
Uji selanjutnya berupa uji keseragaman ukuran tablet yang dihitung menggunakan
jangka sorong dengan diukur diameter dan tebal tablet. Uji ini memiliki syarat dimana
rata-rata diameter tablet yang dihasilkan tidak lebih atau kurang dari 3 kali tebal tablet
dan diameter tablet tidak boleh kurang dari 4 per 3 tebal tablet. Dari hasil pengujian
didapatkan rata-rata diameter tablet sebesar 12,12 mm dan rata-rata tebal tablet sebesar
4,09 mm, dimana 3 kali tebal tablet sama dengan 8,5305 mm dan 4/3 tebal tablet sama
dengan 3,7913 mm. Dapat disimpulkan bahwa tablet yang kami peroleh memiliki nilai
keseragaman ukuran yang kurang baik karena hanya memenuhi salah satu persyaratan
yang telah ditetapkan. Dimana diameter tablet yang dihasilkan lebih dari 3 kali tebal
tablet ( 12,0945 mm > 8,5305 mm) dan diameter tablet lebih dari 4/3 tebal tablet
( 12,0945 mm > 3,7913 mm). hal tersebut dapat dikarenakan karena terdapat sedikit
kerusakan pada alat kempa sehingga pengaturan pada punch tidak sesuai. Keseragaman
ukuran tablet akan berpengaruh terhadap bentuk tablet dan penampilan dari tablet.
Dibandingkan dengan kelompok yang juga membuat tablet salut film, tablet yang
kami hasilkan lebih memenuhi karakteristik dan kriteri tablet yang baik karena semua uji
yang dilakukan memenuhi persyaratan yang tidak menyimpang. Dimana uji yang
dilakukan oleh kelompok yang lain berupa uji kekerasan, kerapuhan, abrasi, keseragaman
bobot, dan keseragaman ukuran tablet. Tablet yang dihasilkan oleh kelompok lain tidak
memenuhi syarat untuk keseragaman bobot nya.
Hasil yang diperoleh untuk uji kekerasan tablet memiliki nilai rata-rata sebesar
6,37 KgF yang memenuhi persyaratan. Selanjutnya uji kerapuhan yang didapatkan
sebesar 1,26% dan uji abrasi sebesar 1,67%, uji keduanya juga memenuhi persyaratan
yang berlaku. Uji keseragaman ukuran didapatkan %CV sebesar 1,99% dan 2,67% yang
juga memenuhi syarat. Terakhir uji keseragaman bobot dengan rentang yang dihasilkan
antara 472- 520 mg untuk kolom A dan 447- 546 mg pada kolom B, dibandingkan
dengan hasil yang diperoleh terdapat 5 buah tablet yang menyimpang terhadap kolom A.
Hal tersebut menunjukkan tablet yang diperoleh dari kelompok tersebut tidak seragam
bobotnya yang dapat disebabkan karena sifat alir granul yang dihasilkan tidak baik dan
alat kempa yang digunakan memiliki masalah pada punch nya.
10. Kesimpulan
1) Proses pengempaan dilakukan dengan memasukkan granul yang telah ditambah fase
luar kedalam hopper dan punch atas serta punch bawah akan mengatur tekanan dan
volume granul yang akan dikempa, tablet yang telah terbentuk dikeluarkan oleh die
2) Analisis tablet inti yang dilakukan berupa uji keseragaman ukuran, uji keseragaman
bobot, uji waktu hancur, uji friabilitas (kerapuhan), uji abrasi dan uji kekerasan tablet.
3) Beberapa kriteria yang harus dipenuhi suatu tablet berkualitas adalah kekerasan yang
cukup dan tidak rapuh, dapat melepaskan, memenuhi persyaratan keseragaman bobot
tablet dan kandungan obatnya, mempunyai penampilan yang menyenangkan baik
mengenai bentuk, warna, dan rasa.
DAFTAR PUSTAKA
Parrott, E. L., 1971, Pharmaceutical Technology Fundamental Pharmaceutics, 3rd Ed., Burgess
Publishing Company, Mineapolis.
Sheth, B.B., Bandelin, F.J., and Shangraw, R.F., 1980, Compressed Tablets, in Lieberman, H.A,
and Lachman L.(Eds), Pharmaceutical Dosage Forms: Tablets, Vol. I,114-116, 138, 147, 159,
Marcell Dekker, Inc, New York.
Voigt, R., 1984, Buku Pelajaran Teknologi Farmasi, Diterjemahkan Oleh Soewandhi, S.N.,
Edisi V, 173, 179, 202-208, 577-578, 607-608, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Syarat, tidak ada lebih dari 2 tablet yang rata-rata bobotnya menyimpang kolom A
dan tidak ada satu tablet pun yang rata-rata bobotnya menyimpang kolom B.
Rata-rata Penyimpangan
bobot tablet A B
≤ 25 mg 15% 30%
26 – 150 mg 10% 20%
151 – 300 mg 7,5% 15%
> 300 mg 5% 10%
A = 5% x 498,3 mg = 24,195 mg
B = 10% x 498,3 mg = 49,83 mg
Rentang a = 498,3 mg ± 24,195 mg
= 522,495 mg
= 474,105 mg
Rentang b = 498,3 mg ± 49,83 mg
= 548,13 mg
= 448,47 mg
Rentang = 474,10 - 522,495 mg
= 448,47 - 548,13 mg
Jadi, tidak ada satu pun tablet yang menyimpang dari rata-rata yang telah ditetapkan
dan memenuhi syarat.
c. Uji kekerasan
R1 = 8 kgF
R2 = 6 kgF
R3 = 6,5 kgF
R4 = 5 kgF
R5 = 6 kgF
Rata-rata 6,3 kgF
Syarat kekerasan tablet 4-8 kgF
Jadi, tablet yang dihasilkan memenuhi persyaratan kekerasan tablet.
d. Uji kerapuhan
W1 = 1,50 gr
W2 = 1,49 gr
𝑊1−𝑊2
%friabilitas = × 100%
𝑊1
1.50 𝑔𝑟−1.49 𝑔𝑟
= 1.50 𝑔𝑟
× 100%
= 0,6%
e. Uji abrasi
W1 = 1,42 gr
W2 = 1,42 gr
𝑊1−𝑊2
%friabilitas = × 100%
𝑊2
1.42 𝑔𝑟−1.42 𝑔𝑟
= × 100%
1.42 𝑔𝑟
= 0%
Syarat kerapuhan tablet < 1%
Jadi, tablet memenuhi syarat abrasi
Rata-rata = 499 mg
Syarat, tidak ada lebih dari 2 tablet yang rata-rata bobotnya menyimpang kolom A
dan tidak ada satu tablet pun yang rata-rata bobotnya menyimpang kolom B.
Rata-rata Penyimpangan
bobot tablet A B
≤ 25 mg 15% 30%
26 – 150 mg 10% 20%
151 – 300 mg 7,5% 15%
> 300 mg 5% 10%
A = 5% x 499 mg = 2,495 mg
B = 10% x 499 mg = 4,99 mg
Rentang a = 499 mg ± 2,495 mg
= 523,95 mg
= 474,05 mg
Rentang b = 499 mg ± 4,99 mg
= 548,90 mg
= 449,10 mg
Rentang = 474,05 –523,90 mg
= 449,10 –548,90 mg
Jadi, tidak ada satu pun tablet yang menyimpang dari rata-rata yang telah ditetapkan
dan memenuhi syarat.
0,024597 𝑚𝑚
= × 100%
12,0945 𝑚𝑚
= 0,203 %
𝑆𝐷
%CV tebal = × 100%
𝑋
0,196744 𝑚𝑚
= × 100%
2,8435 𝑚𝑚
= 6,919 %
𝑆𝐷
%CV total = 𝑋
× 100%
4,6923 𝑚𝑚
= × 100%
7,469 𝑚𝑚
= 62,82%
3x tebal = 8,5305 mm
4/3 tebal = 3,7913 mm
Syarat, diameter < 3x tebal tablet => 12,0945 > 8,5305 mm
diameter > 4/3 tebal tablet => 12,0945 > 3,7913 mm
Jadi, tablet hanya memenuhi salah satu syarat yaitu pada syarat poin ke-2