Anda di halaman 1dari 10

ETNOMATEMATIKA PADA TRANSAKSI JUAL BELI DI PASAR TRADISIONAL

WIYUNG SURABAYA

Salsa Rachma Agustina

Ilmu Ekonomi, Universitas Negeri Islam Sunan Ampel

Jalan Ahmad Yani, Kampus UINSA, Surabaya, Jawa Timur,

Indonesia Email: salsarachma08@gmail.com

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses transaksi jual beli dan mendeskripsikan
cara-cara menghitung aritmetika pada proses jual beli yang dilakukan di pasar tradisional.
Penelitian ini termasuk dalam kajian penelitian etnomatematika karena penelitian ini
mengungkap aktivitas sehari-hari. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif dengan
pendekatan kualitatif. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi dan
wawancara. Subjek penelitian adalah 2 orang penjual ikan laut segar. Dalam penelitian ini
analisis data yang dilakukan menggunakan analisis deskriptif. Data yang dianalisis pada
penelitian ini adalah proses transaksi jual beli dan cara menghitung penjumlahan,
pengurangan, perkalian dan pembagian yang dilakukan oleh penjual. Konsep matematika
tersebut digunakan narasumber dalam menghitung jumlah barang yang harus dibayar
konsumen dan menentukan jumalah uang kembalian kepada konsumen.

Kata kunci : etnomatematika, jual beli

Abstract

This study aims to describe the process of buying and selling transactions and describe ways to
calculate arithmetic in the buying and selling process carried out in traditional markets. This
research is included in the study of ethno-mathematical research because this study reveals
daily activities. This research is a type of descriptive research with a qualitative approach.
Data collection methods used were observation and interviews. Research subjects were 2 fresh
sea fish sellers. In this study data analysis was performed using descriptive analysis. The data
analyzed in this study is the process of buying and selling transactions and how to calculate the

1
addition, subtraction, multiplication and division made by the seller. The mathematical concept
is used by informants in calculating the amount of goods to be paid by consumers and
determining the amount of change to consumers.

Keyword: Ethnomatematics, buying and selling.

2
I. PENDAHULUAN logika, sedangkan menurut Bowner

Matematika sebagai bentuk budaya, (Laurens, 2016), matematika berasal dan

sesungguhnya telah terintregasi pada berkembang di dalam pikiran manusia.

seluruh aspek kehidupan masyarakat Ketepatan dalili-dalil matematika tidak

dimanapun berada. Bioshop yang terletak pada simbol- simbol di atas

dikutip oleh Pinxten (1992) menyatakan kertas, namun terletak dalam pikiran

pada hakekatnya matematika manusia. Sumardyono (2004)

merupahkan teknologi simbolis yang mengatakan, hukum-hukum matematika

tumbuh pada keterampilan atau aktivitas tidak ditemukan melalui pengamatan

lingkungan yang bersifat budaya. pengamatan terhadap alam, namun

Aplikasi matematika sangat banyak ditemukan dalam pikiran manusia.

bermanfaat baik diterapkan dalam Dalam kehidupan sehari-hari, tanpa

bidang ilmu lainnya. Manfaat teersebut disadari masyarakat menggunakan

diantaranya adalah matematika sebagai konsep dasar matematika, yang

media melatih untuk berpikir kritis, merupakan contoh penerapan berhitung.

inovatif, kreatif, mandiri serta mampu Berhitung bisa dilakukan oleh siap saja.

menyelesaikan masalah (Susanto, 2013). Misalnya seorang ibu rumah tangga

Pemahaman yang kurang terhadap akan menghitung pemasukan uang dan

matematika maka akan muncul sikap mengatur pengeluaran uang yang

yang kurang tepat dan lebih parahnya digunakan keluarganya. Bahkan anak

lagi dapat memunculkan sikap negative kecilpun juga dapat menghitung uang

terhadap matematika. Menurut (Bowner, saku yang diberikan. Jadi setiap orang,

2010) matematika yang mereka pelajari secara tidak langsung akan

disekolah adalah matematika yang menggunakan konsep matematika dalam

materinya dipilih sedemikian rupa agar kehidupan sehari-hari.

mudah di alihfungsikan kegunaannya Budaya merupakan satu kesatuan

dalam kehidupan siswa yang yang utuh dan menyeluruh dari beragam

mempelajari. perwujudan yang dihasilkan dan berlaku

Rusel dan Whitehead (Suwarsono, dalam suatu komunitas. Hal tersebut

2015) menyatakan bahwa matematika memungkinkan bahwa terdapat konsep-

dapat diturunkan dari prinsip-prinsip konsep matematika yang tertanam

3
dalam praktek-praktek budaya dan dan lain-lain secara holistik dan dengan
mengakui bahwa semua budaya dan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata
semua orang mengembangkan metode dan bahasa, pada suatu konteks khusus
unik untuk memahami dan mengubah yang alamiah dan dengan memanfaatkan
realitas mereka sendiri, yang kemudian berbagai metode alamiah.
disebut etnomatematika (Rosa dan Orey, Penelitian deskriptif merupakan
2011). penelitian yang dimaksudkan untuk
Etnomatematika adalah matematika mengumpulkan informasi mengenai
yang diterapkan oleh kelompok budaya status suatu gejala yang ada. Penelitian
tertentu, kelompok buruh/tani, anak- ini dilakukan penjual di pasar tradisional
anak dari kelas masyaralat tertentu, kelas Wiyung Surabaya. Pemilihan subjek
profesional, dan lain-lain (D’Amborsio, penelitian diambil secara acak. Subjek
1985). Keterkaitan antara matematika penelitian yang akan diambil sebanyak
dengan budaya dikenal etnomatematika. dua orang dari masing-masing penjual.
Etnomatematika dipandang sebagai Jika data dari ke dua subjek penelitian
suatu ranah kajian untuk meneliti cara tersebut belum memenuhi maka
seseorang dari budaya tertentu dalam dilakukan pengambilan subjek penelitian
memahami, mengekspresikan, dan kembali sampai dengan data yang diin
menggunakan konsep-konsep serta ginkan sudah cukup dan memenuhi
praktik-praktik kebudayaannya yang tujuan dari penelitian. Langkah-langkah
digambarkan sebagai suatu yang penelitian yang dilakukan yaitu sebagai
matematis oleh peneliti (Karnilah, berikut.
2013). 1) Pendahuluan, pada langkah ini yang
dilakukan adalah melakukan
II. METODE PENELITIAN
pengamatan awal mengenai proses
Pada penelitian ini jenis penelitian
jual beli yang dilakukan terutama
yang digunakan adalah penelittian
pada proses menghitung. Tujuan
deskriptif dengan pendekatan kualitatif.
pengamatan awal ini adalah untuk
Penelitian kualitatif bertujuan untuk
mempermudah pembuatan pedoman
memahami teorema tentang apa yang
wawancara sehingga nantinya dapat
dialami oleh subjek penelitian misalnya
menemukan model aritmetika yang
perilaku, persepsi, motivasi, tindakan,

4
digunakan oleh penjual dan pembeli yang hanya berupa garis besarnya saja
dalam menghitung pada operasi dan pengembangannya dilakukan ketika
aritmetika. wawancara berlangsung. Peneliti adalah
2) Membuat instrumen, pada penelitian instrumen yang paling utama dalam
ini instrumen yang dibuat adalah penelitian. Peneliti dapat menentukan
pedoman wawancara. siapa yang tepat digunakan sebagai
3) Memvalidasi instrumen, pada sumber data, dan juga mengumpulkan
langkah ini dilakukan validasi data melalui wawancara. Analisis data
pedoman wawancara. dilakukan dengan mereduksi data
4) Mengumpulkan data, pengumpulan dengan cara merangkum, memilih hal-
data dilakukan dengan wawancara hal pokok, memfokuskan pada hal-hal
dan menuliskan catatan lapangan yang penting. Selanjutnya yaitu
dari setiap subjek penelitian. penyajian data dilakukan dalam bentuk
5) Analisis data, dilakukan dengan cara uraian singkat, bagan, hubungan antar
mengelompokkan data hasil kategori dan sejenisnya namun analisis
penelitian sesuai dengan fokus kajian data yang sering dilakukan dalam
masalah dan tujuan penelitian. penelitian kualitatif menggunakan teks
Selanjutnya menganalisis data, yang bersifat naratif.
membahas dan mendeskripsikan III. HASIL DAN PEMBAHASAN
hasil temuan-temuan penelitian. 1. Aktivitas Membilang
6) Kesimpulan, kesimpulan pada tahap Pada umumnya sebagian
ini dilakukan dengan cara besar masyarakat Surabaya tidak
menyimpulkan hasil penelitian menyebutkan bilangan menggunakan
berdasarkan rumusan masalah. Bahasa Indonesia, malainkan
Pada penelitian ini metode menggunakan Bahasa Jawa.
pengumpulan data yang digunakan Sebagian besar masyarakat
adalah metode observasi dan mengabaikan angka 0 sebagai ribuan,
wawancara. Tipe wawancara yang puluh rubuan, ratus ribuan. Misal,
digunakan adalah wawancara mereka menyebutkan 0, 1, 2, 3, 4,
semistruktur. Wawancara dilakukan 5..., 9 untuk ribuan. 10, 20, 30, 40,
hanya membawa pedoman wawancara 50..., 90 untuk puluhan ribu. 100,

5
1001, 1002..., 999 untuk ratusan ribu yang dimiliki juga semakin kaya,
tentunya dalam Bahasa Jawa. Hal ini sehingga hal ini akan
menarik karena secara tidak mengaktualisasi nilai-nilai budaya
langsung mengetahui tempat suatu membuat nilai angka lebih kecil.
bilangan karena mereka hanya Mereka menggunakan ribuan
menyebutkan puluhan, ribuan, sebagai satuan. Hal ini dilakukan
ratusan saja. Tabel 1 menjelaskan untuk mempermudah pada saat
nilai tempat yang digunakan perhitungan. Dalam hal
masyarakat pada saat jual beli. menyebutkan nilai tempat,
masyarakat Surabaya menggunakan
Tabel 1. Aktivitas Membilang Masyarakat
Surabaya. bahasa Surabaya, yaitu bahasa Jawa.
Nilai Pengucapan Nilai
Tabel 2. Menjelaskan Penyebutan Nilai Tempat
Sebenarnya Masyarakat Tempat
pada Masyarakat Solo
1.000 1 Ribuan Nilai Tempat Dalam Bahasa
Jawa
10.000 10 Puluhan Satuan Ijen
Ribu
Puluhan Puluh
100.000 100 Ratusan
Ribu Ratusan Atus

Ribuan Ewu
Berdasarkan Tabel 1, masyarakat
Surabaya Memahami temuan dalam Puluhan Ribu Puluh Ewu

aktivitas membilang pada Ratusan Ribu Ratus Ewu


masyarakat jawa, khususnya
Jutaan Juta
Surabaya ini, seharusnya dapat
dimunculkan dalam kegiatan
bangsa dan meminimalisir nilai-nilai
pembelajaran khususnya bagi para
bangsa yang mulai perlahan
siswa yang tinggal di Surabaya. Dari
terlupakan seiring dengan gencarnya
sini juga akan membuat wawasan
arus budaya asing yang masuk di
siswa tentang budayanya akan
Indonesia.
menjadi semakin luas dan kosakata

6
2. Aktivitas Menghitung menambahkan nilai puluhannya
Pada aktivitas ini terdapat beberapa 20 + 20 + 30 = 70
konsep matematika yang digunakan selanjutnya menambahkan
di Pasar Wiyung Surabaya pada saat satuannya 7 + 0 + 5 = 12. Jadi
proses transaksi jual beli, yaitu total pembelanjaan 70 + 12 = 82.
penambahan, serta pengurangan, Jadi total pembelanjaan
perkalian, dan pembagian. Dalam konsumen yaitu Rp 82.000,00.
proses menghitung menghilangkan
angka 0 dibelakang yang menjadi
27.000+20.000+35.000
ribuan.
a) Penjumlahan
selama proses jual beli selalu 20 + 20 + 30 = 70
menggunakan penjumlahan ini
70+12 = 82
pada saat menjumlahkan barang-
barang yang dibeli oleh 7+ 0+5 = 12 82.000
konsumen. Hal ini diperkuat dari
hasil pengamatan peneliti yang b) Pengurangan
didapat dari narasumber. Konsep pengurangan digunakan
contoh: seorang konsumen para pedagang di Pasar Wiyung
membeli 1kg ikan mujaer segar, Surabaya pada saat aktivitas
1kg ikan lele segar dan 1kg ikan pengembalikan uang kembalian
bandeng segar. Dimana harga kepada konsumen. konsep
1kg ikan mujaer Rp 27.000,00, pengurangan yang digunakan,
1kg ikan lele segar Rp 20.000,00, yaitu pengurangan secara utuh
dan 1kg ikan bandeng segar Rp dan pengurangan dengan konsep
35.000,00. Sesuai dengan hasil counting up. Hal ini diperkuat
wawancara, penyelesaian dari hasil pengamatan peneliti
pemjumlahannya yaitu dengan yang didapat dari narasumber.
menghitung nilai puluhannya contoh: dimana seorang
dengan mengabaikan angka 0 konsumen membeli barang
dibelakanganya. Seperti, pertama senilai Rp 82.000,00 dengan

7
membayar kepada pedagang ditambahkan pengucapan pas.
senilai Rp 100.000,00. c) Perkalian
Berdasarkan wawancara, untuk Konsep perkalian ini digunakan
menyelesikan pengurangan oleh pedagang di pasar Kedurus
dengan cara manual dengan Surabaya pada saat konsumem
mengabaikan nilai 0 dibelakang. membeli ikan segar lebih dari
Seperti 100 – 82 = 18. Jadi 1kg, dimana yang menjadi
kembalian yang diterima patokan harga per kilogram. Hal
konsumen senilai Rp 18.000,00. ini diperkuat dari hasil
pengamatan peneliti yang didapat
100.000 –82.000 dari narasumber.
contoh: konsumen membeli
ikan lele segar sebanyak 4kg
100 – 82 = 18 18.000 dimana harga per kg, yaitu Rp
20.000,00. Berdasarkan hasil
Cara pedagang pada saat
wawancara, dapat dihitung
mengembalikan kembalian
dengan menghilangkan angka 0
kepada konsumen biasanya
dibelakangnya. Seperti 20 x 4 =
menggunakan konsep counting
80 yang berarti uang yang harus
up. Dimana pengertian dari
dibayar konsumen senilai Rp
counting up sendiri, yaitu
80.000,00.
melengkapkan ke atas sehingga
mencapai uang yang 20.000 x 4

dibelanjakan. Seperti kembalian


Rp 18.000,00 yang digenapkan
20 x 4 = 80 80.000
menjadi Rp 20.000,00.
Kemudian pedagang memberikan
d) Pembagian
uang senilai Rp 2.000,00 dengan
Konsep pembagian ini digunakan
pengucapan Rp 20.000,00 setelah
oleh pedagang di pasar Kedurus
itu memberikan uang senilai Rp
Surabaya pada saat konsumen
20.000,00 dengan menyebutkan
membeli ikan segar yang kurang
Rp 100.000,00 dimana

8
dari 1kg, dimana yang menjadi Yang mayoritas masyarakat Surabaya
patokan harga per kilogram. Hal menggunakan bahasa Jawa. Aktivitas
ini diperkuat dari hasil menghitung terdapat beberapa konsep
pengamatan peneliti yang didapat matematika seperti penambahan,
dari narasumber. pengurangan, perkalian serta pembagian.
contoh : konsumen membeli Pada proses aktivitas menghitung, para
ikan lele segar sebanyak 1/4kg, pedagang menghitung dengan cara
dimana harga per kg nya Rp menghilangkan angka 0 dibelakang yang
20.000,00. Berdasarkan hasil menjadi ribuan agar mudah dalam proses
wawancara, dapat dihitung menghitung. Jadi matematika sangat
dengan menghilangkan angka 0 berguna dalam kehidupan sehari-hari,
dibelakangnya. Seperti 20 : 4 = 5 khususnya para pedagang.
yang berarti uang yang harus
V. DAFTAR PUSTAKA
dibayar konsumen senilai Rp
Pinxten,R. (1992). Ethnomatematics
5.000,00.
and its practice, For the learning of
20.000 : 4
mathematics Journal. Vol. 14, No. 20.
Susanto, A. (2013). Teori Belajar

20 : 4 = 5 5.000 dan Pembelajaran di Sekolah Dasar.


Jakarta: Kencana Prenadamedia Group.
Bowner, E. P. (2010). Promoting
Cultulary Responsive Teaching Throgh
IV. KESIMPULAN
Action Rearching a Matematics and
Kesimpulan berdasarkan dari hasil
Culture. Pp 16.
penelitian yang telah didapatkan dapat
Suwarsono. 2004. a/at Peraga
disimpulkan bahwasannya terdapat
Matematika dalam budaya. Yogyakarta:
ekonometrika dalam transaksi jual beli
PPPG Matematika Yogyakarta.
yang dilakukan pedagang ikan segar di
Laurens , (2016) . Analisis
Pasar Wiyung Surabaya, yaitu aktivitas
Etnomatematika dan Penerapannya
membilang dan menghitung, aktivitas
dalam Meningkatkan Kuantitas
membilang digunakan pada saat
Pembelajaran. Universitas Patimura
pernyataan harga ataupun jumlah barang.
Ambon.

9
Rosa, M., & Orey, D. C. (2011).
Ethnomathematics: the cultural aspects
of mathematics. Revista
Latinoamericana de Etnomatematica.
D’Amborsio, U. (1985).
Ethnomatematics and its Place in the
History and Pedagogy of Mathematics.
For the Learning of Mathematics
Journal. Vol 5(1), 44-48.
Karnilah, N. (2013). Jurnal Study
Ethnomatematic.
Study rethnomathematics:Pengungkapan
Sistem Bilangan Masyarakat Adat
Buduy.
Huberman, A., & Miles, M. (2012).
The Qualitative Resercher’s
Companion. The Qualitative.
https://doi.org/10.4135/9781412986274.

10

Anda mungkin juga menyukai