Bab 1
Pendahuluan
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2. Etiologi konjungtivitis
Konjungtivitis dapat disebabkan oleh berbagai macam hal, seperti :
a) infeksi oleh virus atau bakteri.
b) reaksi alergi terhadap debu, serbuk sari, bulu binatang.
c) iritasi oleh angin, debu, asap dan polusi udara lainnya; sinar ultravioletdari las listrik atau sinar
matahari yang dipantulkan oleh salju.
d) pemakaian lensa kontak, terutama dalam jangka panjang, juga bisa menyebabkan konjungtivitis
(Anonim, 2009).Kadang konjungtivitis bisa berlangsung selama berbulan-bulan atau bertahun-
tahun. Konjungtivitis semacam ini bisa disebabkan oleh:
1. entropion atau ektropion.
2. kelainan saluran air mata.
3. kepekaan terhadap bahan kimia.d. pemaparan oleh iritan.
4. infeksi oleh bakteri tertentu (terutama klamidia) (Medicastore, 2009). Frekuensi kemunculannya
pada anak meningkat bila si kecil mengalami gejala alergi lainnya seperti demam. Pencetus
alergi konjungtivitis meliputi rumput, serbuk bunga, hewan dan debu (Effendi, 2008).Substansi
lain yang dapat mengiritasi mata dan menyebabkan timbulnya konjungtivitis yaitu bahan kimia
(seperti klorin dan sabun) dan polutan udara (seperti asap dan cairan fumigasi) (Effendi,
2008).2.5 PatogenesisMekanisme pasti atau mekanisme bagaimana terbentuknya flikten masih
belum jelas. Secara histologis fliktenulosa mengandung limfosit, histiosit, dan sel plasma.
Leukosit PMN ditemukan pada lesi nekrotik. Bentuk tersebut kelihatannya adalah hasil dari
reaksi hipersensitivitas tipe lambat terhadap protein tuberkulin, Staphylococcuc aureus,
Coccidioides immitis, Chlamydia, acne rosacea, beberapa jenis parasit interstisial dan fungus
Candida albicans. Jarang kasusnya idiopatik (Alamsyah, 2007).
3. Patofisiologi konjungtivitis
Konjungtiva karena lokasinya terpapar pada banyak mikroorganisme dan faktor
lingkungan lain yang menganggu. Beberapa mekanisme melindungi permukaan mata dari
substansi luar. Pada film air mata, unsur berairnya mengencerkan materi infeksi, mukus
menangkap debris dan kerja memompa dari palpebra secara tetap menghanyutkan air mata ke
duktus air mata dan air mata mengandung substansi antimikroba termasuk lisozim. Adanya
agens perusak, menyebabkan cedera pada epitel konjungtiva yang diikuti edema epitel, kematian
sel dan eksfoliasi, hipertrofi epitel atau granuloma. Mungkin pula terdapat edema pada stroma
konjungtiva ( kemosis ) dan hipertrofi lapis limfoid stroma ( pembentukan folikel ). Sel –sel
radang bermigrasi dari stroma konjungtiva melalui epitel ke permukaan. Sel – sel ini kemudian
bergabung dengan fibrin dan mukus dari sel goblet, membentuk eksudat konjungtiva yang
menyebabkan perlengketan tepian palpebra saat bangun tidur.
Adanya peradangan pada konjungtiva ini menyebabkan dilatasi pembuluh – pembuluh
konjungtiva posterior, menyebabkan hiperemi yang tampak paling nyata pada forniks dan
mengurang ke arah limbus. Pada hiperemia konjungtiva ini biasanya didapatkan pembengkakan
dan hipertrofi papila yang sering disertai sensasi benda asing dan sensasi tergores, panas, atau
gatal. Sensasi ini merangsang sekresi air mata. Transudasi ringan juga timbul dari pembuluh
darah yang hiperemia dan menambah jumlah air mata. Jika klien mengeluh sakit pada iris atau
badan silier berarti kornea terken
3. Patofisiologi blefaritis
Blefaritis terjadi dimulai dari invasi jamur pitirusporum (b.seboreik) , stafilokokus
(b.ulseratif) di area kelopak mata dan adanya kelainan metabolic (b.seboreik) pada sekitar
kelopak mata yang merusak system imun dan menginfeksi kelopak mata. Akibatnya pada
blefaritis seboreik terjadi pelepasan lapisan tanduk di kulit dan daerah kelopak mata, gangguan
folikel rambut menyebabkan bulu mata cepat jatuh dan terjadi trikiasis menggesek kornea
menyebabkan gangguan kornea. Sedangkan pada blefaritis ulseratif terjadi hyperemia, pelepasan
krusta berwarna kuning kering terasa gatal, destruksi folikel rambut yang menyebabkan bulu
mata cepat jatuh dan tidak diganti dengan yang baru, dapat pula menyebabkan gangguan pada
kornea, serta terbentuk ulkus kecil-kecil yang mudah berdarah (Istiqomah, 2004).
4. Tes Diasnostik
Dilakukan pemeriksaan mikrobiologi untuk mengetahui penyebabnya.
1. Uji laboratorium
2. Radiolografi
3. Fluorescein angiografi
4. Computed tornografi (CT Scan)
5. Pemeriksaan dengan slit lamp
5. Manifestasi klinis blefaritis
Gambaran Klinik blefaritis
gejala blefaritis berupa rontok bulu mata
gejalanya yaitu :
a. Blefaritis menyebabkan kemerahan dan penebalan, bisa juga terbentuk sisik dan keropeng atau
luka terbuka yang dangkal pada kelopak mata.
b. Blefaritis bisa menyebabkan penderita merasa ada sesuatu di matanya. Mata dan kelopak mata
terasa gatal, panas dan menjadi merah. Bisa terjadi pembengkakan kelopak mata dan beberapa
helai bulu mata rontok.
c. Mata menjadi merah, berair dan peka terhadap cahaya terang.
Bisa terbentuk keropeng yang melekat erat pada tepi kelopak mata; jika keropeng dilepaskan,
bisa terjadi perdarahan. Selama tidur, sekresi mata mengering sehingga ketika bangun kelopak
mata sukar dibuka.
Tanda :
a. Skuama pada tepi kelopak
b. Jumlah bulu mata berkurang
c. Obstruksi dan sumbatan duktus meibom
d. Sekresi Meibom keruh
e. Injeksi pada tepi kelopak
f. Abnormalitas film air mata
6. Gambaran klinis blefaritis
1. BLEFARITIS BAKTERIAL
a.) Blefaritis superfisial
Bila infeksi kelopak superfisial disebabkan oleh staphylococcus maka pengobatan yang
terbaik adalah dengan salep antibiotik seperti sulfasetamid dan sulfisolksazol. Sebelum
pemberian antibiotik krusta diangkat dengan kapas basah. Bila terjadi blefaritis menahun maka
dilakukan penekanan manual kelenjar Meibom untuk mengeluarkan nanah dari kelenjar Meibom
(Meibormianitis), yang biasanya menyerta.
b.) Blefaritis Seboroik1
Blefaritis seboroik Blefaritis sebore biasanya terjadi pada laki-laki usia lanjut (50 Tahun),
dengan keluhan mata kotor, panas dan rasa kelilipan. Gejalanya adalah sekret yang keluar dari
kelenjar Meiborn, air mata berbusa pada kantus lateral, hiperemia dan hipertropi papil pada
konjungtiva. Pada kelopak dapat terbentuk kalazion, hordeolum, madarosis, poliosis dan jaringan
keropeng.
Blefaritis seboroik merupakan peradangan menahun yang sukar penanganannya.
Pengobatannya adalah dengan memperbaiki kebersihan dan membersihkan kelopak dari kotoran.
Dilakukan pembersihan dengan kapas lidi hangat. Kompres hangat selama 5-10 menit. Kelenjar
Meibom ditekan dan dibersihkan dengan shampoo bayi. Penyulit yang dapat timbul berupa
flikten, keratitis marginal, tukak kornea, vaskularisasi, hordeolum dan madarosis.
c.) Blefaritis Skuamosa1
Blefaritis skuamosa adalah blefaritis disertai terdapatnya skuama atau krusta pada pangkal
bulu mata yang bila dikupas tidak mengakibatkan terjadinya luka kulit. Merupakan peradangan
tepi kelopak terutama yang mengenai kulit di daerah akar bulu mata dan sering terdapat pada
orang yang berambut minyak. Blefaritis ini berjalan bersama dermatitik seboroik.
Penyebab blefaritis skuamosa adalah kelainan metabolik ataupun oleh jamur. Pasien
dengan blefaritis skuamosa akan terasa panas dan gatal. Pada blefaritis skuamosa terdapat sisik
berwarna halus-halus dan penebalan margo palpebra disertai madarosis. Sisik ini mudah dikupas
dari dasarnya mengakibatkan perdarahan.
Pengobatan blefaritis skuamosa ialah dengan membersihkan tepi kelopak dengan shampoo
bayi, salep mata, dan steroid setempat disertai dengan memperbaiki metabolisme pasien.
Penyulit yang dapat terjadi pada blefaritis skuamosa adalah keratitis, konjungtivitis.
d.) Blefaritis Ulseratif.
Merupakan peradangan tepi kelopak atau blefaritis dengan tukak akibat infeksi
staphylococcus. Pada blefaritis ulseratif terdapat keropeng berwarna kekunung-kuningan yang
bila diangkat akan terlihat ulkus yang yang kecil dan mengeluarkan dfarah di sekitar bulu mata.
Pada blewfaritis ulseratif skuama yang terbentuk bersifat kering dan keras, yang bila diangkat
akan luka dengan disertai perdarahan. Penyakit bersifat sangat infeksius. Ulserasi berjalan lebih
lanjut dan lebih dalam dan merusak folikel rambut sehingga mengakibatkan rontok (madarosis).
Pengobatan dengan antibiotik dan higiene yang baik. Pengobatan pada blefaritis ulseratif
dapat dengan sulfasetamid, gentamisin atau basitrasin. Biasanya disebabkan stafilokok maka
diberi obat staphylococcus. Apabila ulseratif luas pengobatan harus ditambah antibiotik sistemik
dan diberi roboransia. Penyulit adalah madarosis akibat ulserasi berjalan lanjut yang merusak
folikel rambut, trikiasis, keratitis superfisial, keratitis pungtata, hordeolum dan kalazion. Bila
ulkus kelopak ini sembuh maka akan terjadi tarikan jaringan parut yang juga dapat berakibat
trikiasis.
e. ) Blefaritis angularis.
Blefaritis angularis merupakan infeksi staphylococcus pada tepi kelopak di sudut kelopak
atau kantus. Blefaritis angularis yang mengenai sudut kelopak mata (kantus eksternus dan
internus) sehingga dapat mengakibatkan gangguan pada fungsi puntum lakrimal. Blefariris
angularis disebabkan Staphylococcus aureus. Biasanya kelainan ini bersifat rekuren. Blefaritis
angularis diobati dengan sulfa, tetrasiklin dan Seng sulfat. Penyulit pada pungtum lakrimal
bagian medial sudut mata yang akan menyumbat duktus lakrimal.
2. BLEFARITIS VIRUS
a) Herpes zoster
Virus herpes zoster dapat memberikan infeksi pada ganglion gaseri saraftrigeminus.
Biasanya herpes zoster akan mengenai orang dengan usia lanjut. Bila yang terkena ganglion
cabang oftalmik maka akan terlihat gejala-gejala herpes zoster pada mata dan kelopak mata atas.
Gejala tidak akan melampaui garis median kepala dengan tanda-tanda yang terlihat pad mata
adalah rasa sakit pada daerah yang terkena dan badan berasa demam. Pada kelopak mata terlihat
vesikel dan infiltrat pada kornea bila mata terkena. Lesi vesikel pada cabang oftalmik saraf
trigeminus superfisial merupakan gejala yang khusus pada infeksi herpes zoster mata.
b) Herpes simplek
Vesikel kecil dikelilingi eritema yang dapat didertai dengan keadaan yang sama
pada bibir merupakan tanda herpes simpleks kelopak. Dikenal bentuk blefaritis simpleks yang
merupakan radang tepi kelopak ringan dengan terbentuknya krusta kuning basah pada tepi bulu
mata,yang mengakibatkan kedua kelopak lengket.
3. BLEFARTIS JAMUR
a.) Infeksi superficial
b.) Infeksi jamur dalam
Blefaritis pedikulosis Kadang-kadang pada penderita dengan hygiene yang buruk akan
dapat bersarang tuma atau kutu pada pangkal silia di daerah margo palpebra.
7. Komplikasi blefaritis
komplikasi yang berat karena blefaritis jarang terjadi. Komplikasi yang paling sering
terjadi pada pasien yang menggunakan lensa kontak. Mungkin sebaiknya disarankanuntuk
sementara waktu menggunakan alat bantu lain seperti kaca mata sampai gejala blefaritis benar-
benar sudah hilang.Syndrome mata kering. Adalahkomplikasi yang paling sering terjaddi pada
blefaritis. Syndrome mata kering atau biasa juga ketahui sebagai keratokonjungtivis sica) adalah
kondisi dimana mata pasien tidak bisa memproduksi air mata yang cukup, atau air mata menguap
terlalu cepat. Ini bisa menyebabkan mata kekurangan air dan menjadi meradang. Syndrome mata
kering dapat terjadi karena dipengaruhi gejala blefaritis, dermatitis seboroik, dan dermatitis
rosea, namun dapat jugadisebabkan karena kualitas air mata yang kurang baik. Gejalanya
ditandai dengan nyeri, atau kering, sekitar mata, dan ada yang menganjal di dalam mata dengan
penglihatan yang buram. Semua gejala syndrome mata kerin ini dapat dihilangkan dengan baik
denan menggunakan obat tetes mata yang mengandung cairan yang dibuat untuk bisa
menggantikan air mata.obat tetes mata ini bisa didapatkan di apotek atau took oabat tanpa harus
dengan mengunakan resep dokter.
BAB 3
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
Data obyektif
1. Pasien terlihat gelisah.
2. Nadi pasien meningkat ( > 100x / menit )
3. Peningkatan tekanan darah ( > 120/80 mmHg )
4. Peningkatan respirasi ( > 24x / menit )
5. Peningkatan suhu (>37°c)
6. Pasien terlihat kesulitaan dalam melihat.
7. Pasien meraba-raba jika ingin mengambil benda.
8. Pasien saat beraktivitas harus di jaga.
9. Pasien tampak susah mengenali benda.
10. Terjadi Epifora.
11. Terdapat sekret
12. Produksi air mata berlebihan (epifora).
13. Terdapat secret pada mata.
14. Pasien terlihat menggaruk matanya.
15. Terjadi pembengkakan pada konjungtiva.
16. Pasien mengalami kesulitan tidur.
17. pasien terlihat gelisah
18. Pasien telihat terjaga saat tidur
19. Ada secret pada mata.
20. Kemerahaan pada mata.
21. Terjadi peradangan pada mata.
22. Klien sering bertanya-tanya tentang penyakitnya
23. Klien terlihat bingung
2. Diagnosa keperawatan Konjungtivitis`
a. Diagnosa Konjungtivitis menurut Nanda, 2012-2014 adalah:
1) Gangguan sensori-persepsi; penglihatan berhubungan dengan gangguan penerimaan
sensori/status organ indera.
2) Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan.
3) Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurang familier dengan sumber – sumber
informasi
B. Konsep Asuhan Keperawatan Blefaritis
1. Pengkajian pada blefaritis
a. Riwayat Kesehatan , lingkungan, pekerjaan, gaya hidup, pemakaian obat dan kosmetik
Data Subjektif:
1. Orang dengan radang mata dapat mengeluh gatal-gatal
2. Nyeri (ringan sampai berat) pada kelopak mata
3. Lakrimasi (mata selalu berair)
4. Gelisah akibat gatal-gatal/nyeri
5. Penderita merasa ada sesuatu di matanya
6. Malu dan kurang percaya diri akibat efek dari penyakitnya (bulu matarotok dan tidak terganti)
7. Pandangan mata kabur dan ketajaman penglihatan menurun
Data objektif :
1. Kelopak mata kemerahan
2. Edema kelopak mata
3. Adanya pengeluaran pus
4. Kelopak mata dapat menjadi rapat ketika tidur
Berkurangnya jumlah bulu mata (rontok)
A. Kesimpulan
Infeksi mata merupakan kondisi mata yang merah dan bengkak disebabkan oleh agen
mikrobiologi seperti virus atau bakteri.
Konjungtivis (mata merah muda atau merah) merupakan infeksi mata yang paling sering
terjadi. Ini adalah peradangan konjungtiva dan bagian dalam permukaan kelopak mata, biasanya
akibat infeksi virus atau bakteri. Terkadang konjungtivitis juga dikarenakan kondisi alergi
bawaan.Bintil di tepi kelopak mata juga merupakan bentuk infeksi lainnya yang sering terjadi
akibat infeksi folikel rambut di bulu mata. Umumnya terlihat seperti jerawat atau bisul kecil. Jika
infeksi lebih parah, maka kondisi ini disebut blefaritis, atau infeksi kelopak mata
Blefaritis adalah radang pada kelopak mata. sering mengenai bagian kelopak mata dan
tepi kelopak mata. Pada beberapa kasus disertai tukak atau tidak pada tepi kelopak mata. bisanya
melibatkan folikel dan kelenjar rambut.
B. Saran
Dengan pembuatan makalah ini diharapkan teman -teman mempelajari terapan ilmu
keperawatan medikal bedah khususnya penyakit infeksi mata .
Dengan pembuatan makalah ini, diharapkan para pembaca akan lebih memahami
mengenai penyakit pada mata khususnya penyakit Blefaritis dan konjungtivitis. Sehingga
diharapkan kita dapat lebih menjaga kebersihan diri kita khususnya mata, agar mata kita dapat
terhindar dari penyakit mata
DAFTAR PUSTAKA
istiqomah, 2005. Buku asuhan keperawatan klien dengan gangguan mata. Jakarta EGC
Ahern, Nancy R. 2011. Buku saku diagnosis keperawatan edisi 9, Jakarta: EGC.
Anonim 2009. Asuhan keperawatan konjungtivitis. Di askses pada tanggal 5 november
2012. http://fkunhas.com/infeksi-mata-konjungtivitis-20110206985.html.
Muh muhaimin 30-3-2012.infeksi mata .Diakses tanggal 2 november 2012.
http://www/nlm.nih.gos/medlineplus/ency/article/001606.html
Poskan Komentar
Arsip Blog
▼ 2012 (3)
o ▼ November (2)
Makalah Infeksi Mata
Materi penyuluhan TBC
o ► Oktober (1)
Mengenai Saya
rosa liana
Lihat profil lengkapku
Template Simple. Diberdayakan oleh Blogger.