Bab 11 Tradisi Islam Melayu
Bab 11 Tradisi Islam Melayu
2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong
royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan
alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
3. Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa
ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian
tampak mata.
4. Mengolah, menyaji dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai,
memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar,
dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut
pandang/teori.
Kompetensi Dasar
1.2 Menghayati nilai-nilai yang sesuai dengan Islam dari tradisi Islam: Jawa, Sunda, Melayu, Bugis,
Minang, dan Madura.
1.4 Berkomitmen untuk ikut melestarikan tradisi dan adat budaya yang Islami.
1.2. Menghargai Tradisi dan upacara adat kesukuan Nusantara misalnya: Jawa, Sunda, Melayu,
Bugis, Minang, dan Madura.
1.4. Menunjukkan sikap kemauan ikut melestarikan tradisi Islam misalnya: Jawa, Sunda, Melayu,
Bugis, Minang, dan Madura.
1.2. Memahami bentuk tradisi umat Islam misalnya: Jawa, Sunda, Melayu, Bugis, Minang, dan
Madura.
1.4. Membandingkan nilai-nilai tradisi umat Islam misalnya: Jawa, Sunda, Melayu, Bugis, Minang,
dan Madura.
1.2 Memaparkan bentuk tradisi umat Islam misalnya: Jawa, Sunda, Melayu, Bugis, Minang, dan
Madura Menunjukkan contoh bentuk seni budaya lokal.
1.4 Mensimulasikan contoh seni budaya lokal misalnya: Wayang, Qasidah, Hadrah.
2.
3.
C. Buka Cakrawalamu !
Mari membaca materi berikut!
1. Petang Megang
Tradisi di Pekanbaru ini memiliki arti yang sesuai dengan namanya. Kata Petang di sini berarti
petang hari atau sore hari, sesuai dengan waktu dilaksanakan tradisi ini yang memang dilaksanakan
pada sore hari. Sedangkan Megang di sini berarti memegang sesuatu yang juga dapat diartikan
memulai sesuatu. Hal ini sesuai dengan waktu diadakan tradisi ini yaitu sebelum Ramadhan dan
ingin memulai sesuatu yang baik dan suci yaitu puasa.
Tradisi Petang Megang dilaksanakan di Sungai Siak. Hal ini mengacu pada leluhur suku Melayu
di Pekanbaru yang memang berasal dari Siak. Tradisi ini diawali dengan ziarah ke berbagai
makam pemuka agama dan tokoh-tokoh penting Riau. Ziarah dilakukan setelah sholat Dzuhur.
Lalu, dilanjutkan dengan ziarah utamanya yaitu ziarah ke makam Sultan Muhammad Ali Abdul
Balimau Kasai adalah sebuah upacara tradisional yang istimewa untuk menyambut bulan suci
Ramadan. Acara ini biasanya dilaksanakan sehari menjelang masuknya bulan puasa. Upacara
tradisional ini selain sebagai ungkapan rasa syukur dan kegembiraan memasuki bulan puasa, juga
merupakan simbol penyucian dan pembersihan diri. Balimau sendiri bermakna mandi dengan
menggunakan air yang dicampur jeruk yang oleh masyarakat setempat disebut limau. Jeruk yang
biasa digunakan adalah jeruk purut, jeruk nipis, dan jeruk kapas. Sedangkan kasai adalah wangi-
wangian yang dipakai saat berkeramas. Bagi masyarakat Kampar, pengharum rambut ini (kasai)
dipercayai dapat mengusir segala macam rasa dengki yang ada dalam kepala, sebelum memasuki
bulan puasa.
Di Kabupaten Kuantan Singingi, Riau, masyarakatnya memiliki tradisi yang mirip dengan lomba
dayung. Tradisi “Jalur Pacu” ini digelar di sungai-sungai di Riau dengan menggunakan perahu
tradisional, seluruh masyarakat akan tumpah ruah jadi satu menyambut acara tersebut.
Tradisi yang hanya digelar setahun sekali ini akan ditutup dengan “Balimau Kasai” atau bersuci
menjelang matahari terbenam hingga malam.
Warga Pulau Penyengat, Kota Tanjungpinang, Kepulauan Riau, punya tradisi khas menyambul
datangnya bulan puasa, yaitu menggelar Tahlil Jamak atau Kenduri Ruwah. Tahlil Jamak itu
berupa zikir serta berdoa untuk para arwah orang tua atau sesama muslim. Selain doa, juga
dilaksanakan kenduri dengan sajian menu kenduri yang bersumber dari sumbangan sukarela
warga.
Tradisi tersebut disatukan sejak berdirinya Masjid Penyengat. Bahkan, sampai saat ini, Kenduri
Ruwah masih dilakukan secara berjamaah di masjid tersebut.
5. Tradisi Barzanji
Tradisi Barzanji merupakan tradisi Melayu yang berlangsung hingga kini. Tradisi ini terus
mengalami perkembangan dengan berbagai inovasi yang ada. Misalnya, penggunaan alat musik
modern untuk mengiringi lantunan Barzanji dan shalawat. Barzanji menghubungkan praktik
tradisi Islam masa kini dengan tradisi Islam di masa lalu. Selain itu, melalui Barzanji masyarakat
Melayu Islam dapat mengambil pelajaran dari kehidupan Nabi Muhammad Saw.
D. Kembangkan Wawasanmu!
ü Setelah selesai, kamu dan kelompok mu berkeliling, melihat, memperhatikan, dan mencatat tema
cerita serta keteladanan yang bisa diambil dari isi cerita hasil karya kelompok lain.
ü Lakukan tanya jawab sederhana/diskusi jika ada yang ingin kalian tanya atau sanggah dari hasil
tiap kelompok dengan menghargai pendapat kelompok lain!
F. Rangkuman
Setelah kalian mempelajari tradisi Jawa yang bernuansa Islami, jawablah pertanyaan di
bawah ini?
1. Pernahkah kamu mengikuti upacara atau tradisi di sekitarmu yang bernuansa Islami?
5. Apa usahamu untuk melestarikan budaya upacara atau tradisi Islami tersebut?
I
ndonesia sebagai negara yang terdiri dari berbagai suku bangsa dan kaya akan budaya Nusantara,
masyarakat muslim di Indonesia punya tradisi tersendiri untuk menyambut datangnya bulan suci
tersebut. Meski tata cara tradisi menyambut bulan puasa beragam, namun semangatnya tetap
sama, yakni sebagai bentuk ucap syukur serta kegembiraan umat muslim akan datangnya bulan puasa.
Tradisi Islam Melayu, di antaranya: Petang Megang (Pekanbaru). Kata petang di sini berarti petang
hari atau sore hari, sesuai dengan waktu dilaksanakan tradisi ini yang memang dilaksanakan pada
sore hari. Sedangkan Megang di sini berarti memegang sesuatu yang juga dapat diartikan memulai
sesuatu. Hal ini sesuai dengan waktu diadakan tradisi ini yaitu sebelum Ramadhan dan ingin memulai
sesuatu yang baik dan suci yaitu puasa.
Mandi Balimau Kasai (Kampar) adalah Upacara tradisional ini selain sebagai ungkapan rasa syukur
dan kegembiraan memasuki bulan puasa, juga merupakan simbol penyucian dan pembersihan diri.
Balimau Kasai sendiri bermakna mandi dengan menggunakan air yang dicampur jeruk yang oleh
masyarakat setempat disebut limau. Jeruk yang biasa digunakan adalah jeruk purut, jeruk nipis, dan
jeruk kapas. Sedangkan kasai adalah wangi- wangian yang dipakai saat berkeramas.
Jalur pacu Kuantan Singingi adalah yang mirip dengan lomba dayung. Ini digelar di sungai-sungai
di Riau dengan menggunakan perahu tradisional, seluruh masyarakat akan tumpah ruah jadi satu
menyambut acara tersebut.
Tradisi yang hanya digelar setahun sekali ini akan ditutup dengan “Balimau Kasai” atau bersuci
menjelang matahari terbenam hingga malam.
Tahlil Jamak/Kenduri Ruwah (Kepulauan Riau) itu berupa zikir serta berdoa untuk para arwah
orang tua atau sesama muslim. Selain doa, juga dilaksanakan kenduri dengan sajian menu kenduri
yang bersumber dari sumbangan sukarela warga. Sedangkan Tradisi Barzanji adalah pembacaan
Barzanzi yang diiringi musik tradisional Islami atau musik modern.